APLIKASI METODA GEOMAGNETIK DALAM MENENTUKAN POTENSI SUMBERDAYA BIJIH BESI DI DAERAH BUKIT BAKAR DAN ULU RABAU , KEC. LEMBAH GUMANTI, KAB. SOLOK, SUMATRA BARAT

APLIKASI METODA GEOMAGNETIK DALAM MENENTUKAN POTENSI
SUMBERDAYA BIJIH BESI DI DAERAH BUKIT BAKAR DAN ULU RABAU ,
KEC. LEMBAH GUMANTI, KAB. SOLOK, SUMATRA BARAT
OLEH
ALANDA IDRAL

Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan,
Pusat Sumberdaya Geologi

SARI

Daerah Bukit Bakar dan Ulu Rabau, secara administratif termasuk wilayah

kenagarian Air Dingin Kec. Lembah Gumanti, Kab. Solok, Sumatra Barat. Data
geologi mengindikasikan

zona mineralisasi bijih

besi pada kedua daerah

tersebut diatas terdapat pada batuan meta sedimen dari Formasi Barisan yang

berumur Perm.

Kedua zona mineralisasi tersebut dikontrol oleh sesar yang

berarah baratlaut-tenggara, timurlaut-baratdaya dan utara-selatan. Berdasarkan
data geomagnetik luas kedua daerah prospek tersebut masing-masing 34960
m2, and 6914 m2 dengan
2.496.366 ton.

potensi sumberdaya

bijih besi terduga sebesar

ABSTRACT
Bukit Bakar and Ulu Rabau area lies in Kenagarian Air Dingin, Kecamatan

Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, West Sumatra. Based on geological data,

both area indicates zones of iron ore mineralization lies in meta-sediment of


Barisan Formation of Perm age. The zones are controlled by the NW-SE, NESW and N-S fault structures.

Based on geomagnetic data the area of both

mineralization zones of 34960 m2, and 6914 m2, respectively. The probable

potency of jhe resources of 2.496.366 ton.

Kata kunci: Bukitbakar, Ulurabau, Solok, geomagnetik, anomali, gamma

1

PENDAHULUAN

Daerah Bukit Bakar dan Ulu Rabau
secara

administratif

Lembah


Gumanti,

termasuk

wilayah Kenagarian Air Dingin, Kec.
Kab.

Solok,

Sumatra Barat. (gambar 1).
Penyelidikan
tsb,

geomagnit

didaerah

dilakukan


menggunakan

alat proton unimag

geomagnetometer
buatan

ketelitian

kerentanan
GPS.

tipe

Unimag/USA,

10

dengan


gamma,

magnit

G.856

dengan

alat

batuan.

ukur

dan

Lintasan ukur geomagnit berjumlah
10 lintasan dengan arah timur

Nilai intensitas magnit total untuk

daerah

Solok

dan

sekitarnya

berkisar antara 40.000 gamma

45.000 gamma ( peta International

Geomagnetic Reference Formula ),
sedangkan nilai intensitas magnit

total lokal untuk daerah Air Dingin
sebesar

43.060


selanjutnya,

nilai

ini,

gamma,

digunakan

sebagai nilai base stasion / back

ground untuk daerah tersebut.
Selain

itu

pengukuran

juga


kerentanan

dilakukan

magnit

pada beberapa contoh batuan di
daerah penyelidikan.

barat memotong struktur sesar yang

GEOLOGI DAERAH PROSPEK

ukur

600 m, sedangkan titik amat

Geologi daerah Bukir Bakar dan Ulu


lintasan 50 m dan jarak antara titik

tua) intrusi granit dan granodiorit

ada didaerah tsb. Panjang lintasan

berjumlah 262 titik. Jarak antara
amat bervariasi antara 5

50 m.

Pengukuran lintasan ukur dan titik
ukur dilakukan oleh regu topografi
dengan

theodolit

menggunakan

Pengukuran geomagnit


alat

ukur

dilakukan

secara kisi (gridding) dengan sistim

tertutup (looping) ABAB.

Rabau disusun oleh batuan (mudayang berumur Kapur;

satuan batu

gamping, (gamping terpualamkan
dan gamping meta yang berumur

Perm), dan satuan meta-sedimen
dari Formasi Barisan yang juga

berumur Perm, (terdiri dari
batusabak

dan

gamping

(Iwan Nursahan, 2004).

filit,

meta).

2

Peta Anomali Geomagnit Total
Sisa

HASIL PENYELIDIKAN
GEOMAGNIT
Dari

penyelidikan

didapat

hasil

geomagnit

berupa

data

kerentanan magnit batuan (K), peta

anomali geomagnit total sisa dan
profil anomali geomagnit total sisa

Zona anomali geomagnit total sisa

didaerah Bukit Bakar-Ulu Rabau
dikelompokkan


anomali

yang

selanjutnya hanya anomali positif
besi

memberikan



batuan.

dan

ilmenit

di

dalam

sisa

positif

sedang

0 (nol)

< 1000 gamma, di

dominasi batuan granit.


Kelompok anomali geomagnit

total sisa rendah ( negatif)
dengan besaran/amplitude 0
sampai

Kerentanan Magnit Batuan
Kerentanan

total

sampai

mempunyai nilai kemagnitan positif
magnetit

Kelompok anomali geomagnit
dengan besaran

atau

akibat adanya kandungan mineral

> + 1000 gamma,

sedimen.

tinggi ini yang akan dibahas, karena
bijih

total sisa positif tinggi dengan
berlokasi pada satuan meta

dicari

adalah anomaly positif tinggi, dan

Kelompok anomali geomagnit
besaran

untuk melokalisir zona mineralisasi
besi,

3

kelompok anomali (gambar 2) yaitu:

Penyelidikan geomagnit dilakukan
bijih

menjadi

magnetik

batuan

94.0 x 10-6

cgs. Nilai K terendah terdapat pada

batuan metasedimen, granit dan
gamping, sedangkan yang tertinggi
pada bijih besi.

negatif 1000

gamma terdapat pada batuan

didaerah Bukit Bakar dan Ulu Rabau
berkisar antara 0.03

>

metasedimen
gamping

dan

atau

Secara umum daerah Bukit BakarUlu Rabau didominasi oleh anomali
geomagnit total sisa rendah (negatif)

dan sedang yang masing-masing
menempati bagian selatan dan utara
daerah penyelidikan,

sedangkan

3

anomali geomagnit total sisa positif

tertentu

sekitar lintasan B, dan sebelah barat

Anomali

tinggi

tampak

dibagian

tengah

lintasan J, I dan A sampai E, serta
sedikit diujung timur lintasan K.
Anomali

geomagnetik

total

sisa

positif tinggi, yang mengindikasikan

adanya zona mineralisasi bijih besi,

pada lintasan A, B, C, D,

E, K, J, dan I, ( gambar 3).
geomagnit

positif

tinggi

(>1000 gamma) yang tampak di
ujung

barat

lintasan

B-C-D-E,

ditafsirkan berkaitan dengan zona
mineralisasi bijih besi.

tampak di daerah Bukit Bakar dan

Struktur Sesar

kutub positif dengan pola menutup

Struktur sesar sangat erat kaitannya

sampai

bijih besi di kedua daerah tsb diatas,

Ulu Rabau.

membentuk kutub-

dan dengan nilai
>

+

+ 1000 gamma

5000

gamma.

Sedangkan anomali positif tinggi
yang

kecil

diujung

daerah penyelidikan,
merupakan

mengandung

timur

utara

diperkirakan

boulder

yang

besi kadar rendah,

dengan nilai maksimum anomali <
3000 gamma.

karena zona-zona mineralisasi pada
umumnya terjadi pada zona struktur

sesar/hancuran, karena bidang tsb
merupakan

zona

yang

lemah

sehingga memudahkan terjadinya

akumulasi bijih besi atau dengan
kata lain zona tsb merupakan host

rock untuk terjadinya mineralisasi

Penampang Anomali Geomagnit
Total Sisa
Secara umum penampang anomali
geomagnit total sisa memperlihatkan

anomali positif dengan nilai berkisar

antara 0 sampai > 5000 gamma
hanya tampak pada titik-titik

dalam proses terjadinya mineralisasi

amat

bijih

besi.

Keterkaitan

zona

tampak

hasil

mineralisasi dengan struktur sesar
didaerah

ini

penyelidikan

dari

geomagnit

mengindikasikan adanya

yang

struktur-

struktur sesar didaerah mineralisasi
Bukit Bakar dan Ulu Rabau .yang
berarah

baratlaut

timurlaut-baratdaya

dan

tenggara,
hampir

4

utara-selatan, lihat gambar 2 dan 3.

indikasi permukaan/data pendukung

selain dari data hasil penyelidikan

bijih besi didaerah Bukit Bakar dan

Keberadaan
geomagnit

struktur sesar tsb

juga

didukung

kenampakan dilapangan.

oleh

penyelidikan

lintasan J sekitar titik amat J-300

geomanit

bahwa

positif

zona

nilai anomali geomagnit

tinggi > 1000 gamma yang

disebabkan

oleh

kandungan

mineral magnetit dan ilmenit didalam
batuan. Pada umumnya mineral tsb
mempunyai nilai K : 71

94 x 10-6

cgs, dan % Fe total yang relatif
tinggi ( 59

69 %, Iwan Nursahan

Dengan

demikian

2004).

geomagnit tinggi disekitar
Bakar dan Ulu Rabau

anomali
Bukit

diperkirakan

berkaitan dengan zona mineralisasi
bijih besi. Ditemukannya singkapan

batuan yang insitu dan endapan
besi deluvial pada kedua lokasi tsb
diatas

juga

merupakan

34960 m2, memanjang

dari baratlaut ke tenggara, mulai dari

mineralisasi bijih besi ( Fe ) ditandai
dengan

Dari data geomagnetk diduga luas
Bukit Bakar

Zona Mineralisasi Bijih Besi
dan Struktur Sesar

menunjukkan

Ulu Rabau.

daerah mineralisasi bijih besi di

PEMBAHASAN

Hasil

untuk keberadaan zona mineralisasi

suatu

dan

menerus

kebawah

sampai

lintasan E sekitar titik amat E 500.
Zona

mineralisasi

sesar

yang

tsb

terdapat

antara perpotongan dua struktur
berarah

baratlaut-

tenggara dan hampir utara-selatan,
dengan

demikian

merupakan
sehingga

terjadinya

daerah

zona

tsb

hancuran,

memungkinkan
mineralisasi

untuk

bijih.

Keberadaan zona hancuran tersebut
ditandai dengan adanya
deluvial

mineralisasi.
bahwa

berperan

disekitar

bijih besi

daerah

Hal ini menunjukkan

struktur

sesar

dalam

cukup

proses

pembentukan zona mineralisasi bijih
besi didaerah Bukit Bakar. Zona
mineralisasi
pada zona

Bukit

Bakar

berada

anomali geomagnetik

positif tinggi 1000 gamma sampai >

5

+ 6000 gamma, sedangkan nilai K

zona

anomali

dan Fe total 62-69 %.

dan

Ulu

berkisar antara 71 - 94 x 10
Berdasarkan

data

6

cgs,

geomagnetik

mineralisasi bijih besi di Ulu Rabau,
terdapat

di

timur

Bukit

Bakar,

membentuk seperti lensa, dengan

luas 6914 m2, terkonsentrasi pada
lintasan B sekitar titik amat B 600
B 800, zona tsb

ditandai dengan

pola anomali menutup

> 1000

gamma sampai 2800 gamma, nilai
kerentanan magnit, K = 20 x 10

cgs, dan Fe total

59 %.

6

Relatif

kecilnya luas zona mineralisasi dan
rendahnya

nilai

anomali

geomagnetik di Ulu Rabau bila
dibandingkan dengan Bukit Bakar

diperkirakan erat kaitannya dengan
keberadaan

berkembang
geomanetik
daerah

struktur

didaerah

sesar
ini.

yang
Data

mengindikasikan

mineralisasi

Ulu

Rabau

hanya dilalui oleh struktur sesar
yang

berarah

baratlaut-tenggara,

sedangkan sesar berarah
barat

timur-

(data geologi) tidak ada

indikasi nya dari data geomagnetik.

Sedangkan anomali positif tinggi

disekitar titik amat K-850 dengan

relatif

kecil

(bila

dibandingkan dengan Bukit Bakar
Rabau),

diperkirakan

berkaitan dengan boulder
mengandung
rendah.

yang

mineral besi kadar

Pemodelan Anomali
Geomagnit Total Sisa 2 D
Model anomali geomagnit total sisa
2 D dilakukan melalui penampang

AB, dan CD dengan menggunakan
program grav and mag tipe 3.1

Penampang AB (gambar 4) dibuat
dengan arah hampir utara selatan,

memotong zona mineralisasi bijih
Bukit

Bakar.

memperlihatkan

Penampang

AB

bentuk

tonjolan

hanya

tampak

anomali positif yang dominan dan
anomali

negatif

diujung kanan (timur) penampang.

Kontras yang besar antara anomali

positif dan negatif pada ujung kanan

penampang AB ( > 10000 gamma)
mencirikan adanya struktur sesar
didaerah tersebut.

Model 2D

penampang bawah permukaan AB
memperlihatkan zona mineralisasi

berbentuk lensa dengan panjang +/400 m dan tebal rata-rata 10 m.

6

Kontras K untuk daerah Bukit Bakar
sebesar 0.62 x 10
Penampang

6

C-D

cgs,.

(gambar

5),

memotong zona mineralisasi Ulu



Ulu

Rabau

sumberdaya

terduga sekitar 806.633 ton
bijih.

Rabau dengan arah hampir utara

SIMPULAN

memperlihatka

di Bukit Bakar 34.960 m2, dan Ulu

selatan.

Penampang

ini

tonjolan

anomali

dimensinya

bila

Luas daerah mineralisasi bijih besi,

positif yang relatif kecil baik nilainya

Rabau 6.914 m2.

dibandingkan dengan mineralisasi

penting dalam proses pembentukan

maupun

Bukit Bakar,

Zona mineralisasi

didaerah ini memperlihatkan bentuk

sill yang tak beraturan dan terdapat
sampai kedalaman kurang dari 30 m

dan dengan ketebalan maksimum
10 m dan minimum 4 m.

data

besi dengan densiti

geomagnetik

5.1 kg/cm ,
3

(hasil analisa laboratorium fisika
pada

masing-masing

daerah adalah sebagai berikut:


Bukit

Bakar sumber

daya

terduga sekitar 1.689733 ton
bijih.

yang

berperan

mineralisasi bijih besi di

didaerah

tsb diatas antara lain keberadan
struktur sesar, dan batuan induknya.

Besarnya nilai kerentanan magnetik
batuan,

persentase

Fe

total

merupakan indikasi yang baik dalam
geomagnetik.

besarnya sumber daya terduga bijh

mineral)

faktor

mengaplikasikan

Sumber daya
Berdasarkan

Beberapa

geomagnit

Aplikasi

dalam

metoda
metoda

menentukan

keberadaan sumberdaya bijih besi

didaerah penyelidikan memberikan
hasil yang baik dengan kontras yang
besar antara daerah mineralisasi
dan bukan mineralisasi

Sumberdaya terduga bijih besi pada
kedua daerah tsb diatas sebesar
2.496.366 ton bijih besi.

7

UCAPAN TERIMA KASIH.

Ucapan terima kasih disampaikan
kepada

pada

rekan-rekan

atas

masukan dan sarannya, editor atas
koreksinya

dan

PMG

diterbitkannya makalah ini.

Bacan, Maluku, DSM, Bandung.
Tidak diterbitkan, 34 hal.
Telford, W.M. et al, 1982. Applied
Geophysics. Cambridge University
Press. Cambridge p.105-216.

untuk

DAFTAR PUSTAKA

Alanda
Idral,
dkk.,
1992.
Penyelidikan geofisika terpadu untuk
mineralisasi sulfida di Batuisi, Kab.
Mamuju Sulawesi Selatan; DSM;
Bandung.Tidak diterbitkan, 31 hal.
Alanda
Idral,
dkk.,
1995
.
Penyelidikan geofisika terpadu untuk
mineralisasi sulfida di daerah
Cikoneng-Cibaliung,
kabupaten.
Pandeglang,
Jabar,
D.S.M;
Bandung. Tidak diterbitkan, 28 hal.
Empon Ruswandi, dkk., 1986.
Penyelidikan geofisika di daerah
Bukit Raya, kec. Rawas Ulu, Kkab.
Musi Rawas, Propinsi Sumsel.,
D.S.M. Bandung. Tidak diterbitkan,
27 hal.
Iwan Nursahan, 2004.
Geologi
Daerah Air Abu dan sekitarnya.
Tidak diterbitkan, 17 hal.
Parasnis, D.S., 1979. Principles of
Applied Geophysics,Chapman and
Hall, p.4-56.
Sumantri, M., A.Idral., Pohan, M.P.,
1980.
Penyelidikan
geofisika
terpadu untuk mineralisasi sulfida di
daerah Masurung - Kaputusan P.

8

Lokasi

Gambar 1: Lokasi daerah prospek
A

9
8
7
0
8
0
0

4
0
0

3
0
0

K

U

C
5
0
0

7
0
0

6
0
0

8
0
0

9
0
0

1
0
0
0

K
0

J

2
5

5
0

7
5

1
0
0

D
a
tu
m
h
o
ris
o
n
ta
lW
G
S
8
4
P
ro
y
e
k
s
ip
e
taU
T
M
z
o
n
e4
7S

J

K
E
T
E
R
A
N
G
A
N

9
8
7
0
7
0
0

I

K
5
0
0

M

T
itik
p
e
n
g
a
m
a
ta
n
p
a
d
a
lin
ta
s
a
n
K
n
o
m
o
r5
0
0
K
o
n
tu
ra
n
o
m
a
lim
a
g
n
e
tin
te
r
v
a
l5
0
0
g
a
m
m
a
A
n
o
m
a
lim
a
g
n
e
t<
-1
0
0
0
g
a
m
m
a

A

A

A
n
o
m
a
lim
a
g
n
e
ta
n
ta
r
a
-1
0
0
0
g
a
m
m
a

9
8
7
0
6
0
0

s
a
m
p
a
i0
g
a
m
m
a

B

U
L
U
R
A
B
A
U

B

A
n
o
m
a
lim
a
g
n
e
ta
n
ta
r
a
0
g
a
m
m
a
s
a
m
p
a
i1
0
0
0
g
a
m
m
a

B
U
K
ITB
A
K
A
R

C

A
n
o
m
a
lim
a
g
n
e
t>
1
0
0
0
g
a
m
m
a
S
e
s
a
rd
ip
e
r
k
ir
a
k
a
n
A

C

9
8
7
0
5
0
0

B

M
o
d
e
lp
e
n
a
m
p
a
n
g
A
B
P
E
T
AIN
D
E
K

D

Tabing

E

S
irukam

P
adang
Lubukbergalung

D

Lu
buksulas
ih
G
.JA
N
TA
N

-1º

E

G
.A
IR
H
ILA
N
G

G
.G
A
D
AN
G

9
8
7
0
4
0
0

-1º10'
100º20'

100º30'

100º40'

100º50'

L
O
K
A
S
IP
E
N
Y
E
L
ID
IK
A
N

F

F

9
8
7
0
3
0
0

H

3
0
0

6
9
9
8
0
0

5
0
0

4
0
0
6
9
9
9
0
0

7
0
0
0
0
0

B

8
0
0

7
0
0

6
0
0
7
0
0
1
0
0

7
0
0
2
0
0

D

7
0
0
3
0
0

H

9
0
0
7
0
0
4
0
0

7
0
0
5
0
0

1
0
0
0

7
0
0
6
0
0

Gambar 2: Peta anomali geomagnetik

9

T im u r

B arat
2 000

K

1 000
0

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

J

1 000
5 00
0

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

I

1 000
5 00
0

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

A

1 500
1 000
5 00
0

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

4 00

5 00

6 00

70 0

8 00

9 00

10 00

2 000

B

0

6 000

4 000

2 000

C

0

4 000

2 000

D

0

20 00

E

0

4 00

5 00

6 00

7 00

8 00

9 00

10 00

4 00

5 00

6 00

7 00

8 00

9 00

10 00

4 00

5 00

6 00

7 00

8 00

9 00

10 00

- 20 00

F

- 5 00
- 10 00
- 15 00

H

0
- 5 00

P T . M U L T I M IN E R A L

K e te ra n g a n

M A G N E T IC

PENA M PA NG A NO M A LI M A GN ET
D A E R A H A IR A B U , K A N A G A R IA N A IR D IN G IN
K E C . L E M B A H G U M A N T I, K A B . S O L O K
P R O P IN S I S U M A T E R A B A R A T

S e s a r d ip e rk ira k a n

Gambar 3 : Penampang anomali geomagnetik Bukit Bakar dan UluRabau

10

Gambar 4 : Model 2-D anomali geomagnit Bukit Bakar

11

2000

Gamma

D

C

000
-2 0 0 0

-4 0 0 0

-6 0 0 0
-8 0 0 0

50

150

250

350

450

550

J a r a k ( m e t e r )

J a r a k ( m e t e r )
-5 0

15 0

50

25 0

35 0

45 0

55 0

0
- 2.0

K= 0 .1 2 5

KETER AN GAN

-1 0 . 0
-1 4 . 0

A n o m a li m a g n e t d ia m a t i

-1 8 . 0

A n o m a li m a g n e t d ih it u n g

-2 2 . 0

U LU R A B A U

P e r k ir a a n b ijh b e s i
K

K e da lam a n ( m e te r )

K= 0 .2 3 5

-6 . 0

-2 6 . 0

K e r e n ta n a n M a g n e t

-3 0 . 0

S E K A LA
0 m

25 m

50 m

75 m

1 00 m

Ketinggian ( meter )

1800

1750

1750

1700

U LU RA BA U

K = 0.2 35
1650

1600

1700

K = 0.1 25

0

50

100

150

200

250
J a r a k

300

Ketinggian ( meter )

D

C
1800

1650

350

400

450

500

1600

( m e t e r )

K e te ra ng an
P er kir aa n bijih b es i

K

K er en tana n m a gn et

Gambar 5 : Model 2-D anomali geomagnit Ulurabau

12