Cara mudah memperoleh rezeki menurut al-Qur'an : kajian tematik.

CARA MUDAH MEMPEROLEH REZEKI MENURUT
AL-QUR’AN (KAJIAN TEMATIK)

Skripsi:
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Mendapat Gelar Srata Satu (S-1)
Ilmu Quran dan Tafsir

Oleh:

MOCH. SINGGIH HARIANTO
NIM: E33213106

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA
2017

ABSTRAK
Peneliti dengan nama Moch. Singgih Harianto Prodi Ilmu al-Qur`an dan

Tafsir, dengan judul “Cara Mudah Memperoleh Rezeki dalam al-Qur’an (Kajian
Tematik)”
Berangkat dari latar belakang masalah yang menjadikan banyak
diantara sekian orang yang mengalami kesulitan dalam menarik rezeki yang sudah
Allah jatahkan untuk makhluknya. Sehingga mereka masih mengalami kesulitan
walau sudah dibarengi dengan kerja keras yang luar biasa. Akan tetapi rezeki
tersebut terasa sulit untuk diterimanya, bahkan terasa kurang terus menerus. Itulah
yang menyebabkan rezeki yang mereka terima masih belum seutuhnya didapat
karena dari sebagian mereka tidak menghadirkan Allah sang pemilik rezeki itu
sendiri dalam mencari dan memperoleh rezeki.
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana
menjelaskan makna kemudahan menarik rezeki dalam al-Qur’an dan
kontekstualisasinya terhadap masyarakat. Sehingga bertujuan untuk mengetahui
cara kemudahan itu sendiri yang dijalaskan oleh al-Qur’an. Dengan demikian
masyarakat tahu bahwa cara kemudahan sebelumnya sudah dijelaskan oleh alQur’an.
Dari penelitian ini tidak ditemukan penelitian sebelumnya yang sama
terkait dengan cara mudah memperoleh rezeki yang dijelaskan dalam al-Qur’an.
Bahawa dalam penelitian ini menfokuskan pada titik kemudahan itu sendiri dalam
memperoleh rezeki yang sudah dipaparkan dalam al-Qur’an.
Adapun metode penelitian ini menggunakan metode maudhu’I yaitu

mencari ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah yang diangkat, dengan
jalan menghimpun seluruh ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an yang berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat. Kemudian menganalisisnya dengan
pengetahuan yang relevan, dan melahirkan konsep yang utuh dari al-Qur’an itu
sendiri tentang masalah itu.
Hasil dari penelitian ini memberikan tawaran solusi berupa laku
spiritual untuk mempermudah langkah dalam menarik rezeki berupa konsep
takwa, istighfar dan rasa syukur sehingga menjadi gampang dalam mencari dan
menarik rezeki yang sudah Allah jatahkan terhadap makhluknya. Karena ketiga
konsep tersebut mengandung makna yang sangat besar dan dapat memberikan
solusi jalan keluar untuk kemudahan mereka dalam menarik rezeki.

Kata Kunci: Kemudahan

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI


SAMPUL DALAM ............................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITASI ................................................................................ xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Penegasan Judul ................................................................................. 5
C. Identifikasi & Batasan Masalah ......................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
F. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6
G. Telaah Pustaka.................................................................................... 7
H. Metode Penelitian ............................................................................... 8
1. Jenis Penelitian .............................................................................. 9


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Metode Penelitian .......................................................................... 9
3. Sumber Data Penelitian ................................................................. 10
4. Teknik Analisis data ...................................................................... 11
I.

Sistematika Pembahasan .................................................................... 12

BAB II: TINJAUAN UMUM AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEMUDAHAN
MEMPEROLEH REZEKI
A. Istilah Rezeki dalam al-Qur’an .......................................................... 13
B. Ayat-ayat Kemudahan Memperoleh Rezeki ...................................... 18

BAB III: PENAFSIRAN AYAT KEMUDAHAN MEMPEROLEH REZEKI
A. Penafsiran Ayat 2 – 3 dalam Surat at-Thalaq ..................................... 30
B. Penafsiran Ayat 3 dalam Surat Hud ................................................... 37
C. Penafsiran Ayat 7 dalam Surat Ibrahim ............................................. 40
D. Penafsiran Ayat 261 dalam Surat al-Baqarah .................................... 45

E. Penafsiran Ayat 10 dalam Surat an-Nisa’ .......................................... 46
F. Penafsiran Ayat 72 dalam Surat an-Nahl ........................................... 46
G. Penafsiran Ayat 132 dalam Surat Toha .............................................. 47
H. Penafsiran Ayat 39 dalam Surat Saba’ ............................................... 49

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV: KEMUDAHAN REZEKI MENURUT AL-QUR’AN DAN
KONTEKSTUALISASINYA
A. Macam-macam Rezeki ....................................................................... 50
B. Upaya Mudah dalam Membuka Pintu Rezeki.................................... 58
C. Kontekstualisasi Kemudahan Rezeki ................................................. 72

BAB V: PENUTUP
1.

Simpulan ..................................................................................... 83

2.


Saran ............................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak diantara masyarakat yang mengalami putus asa
akibat tidak adanya pekerjaan yang mereka dapatkan. Sehingga berakibat
banyaknya pengangguran yang terjadi dimana-mana bahkan para sarjana pun yang
selesai menuntaskan kuliahnya kini masih banyak diantara mereka yang masih
bingung dan tidak mendapatkan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan harapan.
Tidak kalah dengan demikian halnya, mereka yang tidak bersekolah
malah memiliki lapangan pekerjaan yang cukup baginya. Sehingga mereka dapat
mengais rezeki dengan sendirinya, bahkan mudah hal itu baginya. Lantas apakah
disini terjadi beragam perbedaan, entah itu dari latar belakang pendidikan, latar

belakang pengalaman, latar belakang orang tua yang mempengaruhi mereka bisa
sukses dan dengan mudahnya mengais rezeki Allah melalui tangan mereka.
Banyak diantara orang mengais rezeki dengan cara yang berbeda-beda,
adakalanya mereka yang tidak memiliki apa–apa yang kemudian merantau
memilih pergi dari desanya dengan niatan untuk mencari pekerjaan di kota,
adakalanya lagi mereka yang hidupnya serba kekurangan dengan mengayuh
becaknya demi mengais rezeki mencari penumpangan dijalanan, adakalanya juga
mereka dengan gaji pas-pasan bekerja keras menjadi buruh atau karyawan di
pabrik. Dan ada juga mereka yang hanya termenung duduk manis di kantor
dengan sedikit kesibukan kemudian menerima gaji yang banyak dan itu sudah

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

lebih dari mencukupi kebutuhan hidupnya. Lantas apakah rezeki yang Allah
turunkan pada mereka berbeda beda. seperti kadar nilai turunnya yang diberikan
pada hambanya, dan apakah itu takdir mutlak (takdir mubram) yang diberikan
padanya, atau disesuaikan dengan usaha yang mereka tempuh.

Lantas bagaimana dengan mereka yang mengais rezeki dengan usaha
yang sangat keras tapi hasilnya pas-pasan dibandingkan dengan mereka dengan
usaha kerja yang tidak terlalu berat dengan gaji yang luar biasa yang itu sudah
lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Apakah hal ini tidak berbanding
lurus dengan demikiaan. Rezeki yang asalnya dari Allah zat yang maha pemberi
dan maha kaya atas apa yang dimiliki Allah yang kemudian diberikan pada
hambanya ini terasa kurang? bahkan banyak yang mengeluh kesahkan bahwa
rezeki yang diterimanya ini tidaklah adil. Sungguh apa yang telah dijanjikan oleh
Allah ini benar adanya.
Manusia sebelum dilahirkan di dunia yang mana masih berada di alam
kandungan memiliki sumpah yang kuat kepada rabbnya. Selain itu juga mereka
telah dijanjikan atau digariskan pada diri mereka ketika mereka mengamban
amanah untuk hidup di dunia menjadi hamba tuhannya. Dan adapun beberapa
perkara yag sudah digariskan, diantaranya, perkara itu adalah rezeki, jodoh, dan
hidup mati mereka. Itulah yang dinamakan dengan rezeki yang dijamin oleh Allah
SWT. pada hambanya yakni “takdir mubram” yang pasti dan tidak bisa dirubah
lagi. Dengan begitu rezeki yang didapatkan oleh manusia itu sudah sangat mudah
adanya1. bagaimana tidak, Allah sudah memberikan jaminan rezeki sebelum ia
dilahirkan di Dunia. Itulah yang dinamakan dengan rezeki yang dijamin oleh
1


Ali Abdullah, Rumus Rezeki, (Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2017) 38

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Allah SWT. entah itu banyak maupun sedikit. Tinggal bagaimana manusia itu
sendiri mau mengemasnya sebagai apa. Kita tahu rezeki yang Allah tebarkan di
muka bumi ini sangatlah banyak dan tak terhingga nilanya, bahkan dengan jalan
apapun bisa kita tempuh asalkan itu sesuai dengan syariat al-Qur‟an dan
Sunnatullah. Bagaimanapun juga rezeki yang sudah Allah tebarkan di Bumi ini
sangatlah banyak, dan bagaimana kita sendiri mengambilnya dan mengarahkan
tubuh kita untuk mengambilnya, seperti contoh katakanlah orang yang hidup di
tepi laut pasti mereka akan mengais rezekinya dengan pergi melayan ke tengah
lautan untuk mencari ikan demi kebutuhan hidupnya. Sedangkan orang yang
hidup dipinggiran mereka memanfaatkan barang rosokan sebagai jalan untuk
mendapatkan rezeki dengan cara inovatif dan kreasi mereka bisa dijadikan sebagai
pengrajianan tangan kemudian dijual pruduk tersebut kepasaran. Sedangkan
tempat – tempat kejadian yang asalnya musibah seperti lumpur lapindo. Sekarang

sudah bisa dijadikan kreatifan tangan masyarakat Sidoarjo seperti membuat kendi
dan patung-patungan dari lupur yang berada disana, kemudian adalagi yang
menjdikan tempat tersebut sebagai area wisata lumpur lapindo, dana ada juga
yang menyempatkan untuk menggunakan jasa ojek demi untuk mengantarkan
wisatawan untuk keliling mengelilingi lumpur lapindo, dan ada juga yang sempat
menyewakan payung agar ketika melihat pemandangan lumpur tidak terlalu
kepananasan katanya seperti itu.
Sebagian juga dari mereka yang tidak mudah bersyukur atau menerima
hasil rezeki yang mereka dapatkan, dan juga banyak diantaranya yang mudah
putus asa menerima keadaan, bukan malah mereka terus berjuang melainkan
pasrah tanpa ada perjuangan untuk mengais rezeki. Maka dari itu dalam paparan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

latar belakang masalah ini menegaskan berangkat dari sebuah permasalah yang
dimana banyak diantara orang yang mengais rezeki tapi bebeda cara menerima
dan mendapatkannya. Ada sebagian dari mereka yang menggunakan ramburambu agama untuk alur mendapatkan rezeki dan malah mudah untuk menarik
rezeki. Bahkan ada sebagian yang lain malah cuek dengan rambu-rambu itu dan

pada akhirnya mereka sekedar mendapatkan rezeki dengan usaha mereka sendiri
tanpa menggunakan rambu-rambu agama yang sudah diatur oleh agama.
Oleh karena itu dalam penelitian ini nantinya peneliti akan mengangkat
pembahasan yang sangat urgen bahwa tidak ada yang kita katakan kalau rezeki itu
susah didapat, bahkan kita bisa memperoleh dan mendapatkannya dengan jalan
manapun yang ingin kita kehendaki asalkan itu jalan sesuai dengan tuntunan
syariat. Sesuai dengan jaminan rezeki yang sudah dijamin adanya oleh Allah
SWT. dan bagaimanapun jaminan Allah itu pasti adanya, sesuai dengan firmannya
dalam surat Hud ayat 6:

ٍ َ‫ض إََِ َعلَى اللَ ِه ِرْزقُها وي ْعلَم مستَ َقَرَ ا ومستَ وَد َعها ُكلٌ ِِ كِت‬
ٍ ِ‫اب ُمب‬
ِ ‫َوَما ِم ْن َدابٍَة ِِ ْاْ َْر‬
)٦( ‫ن‬
َ ْ ْ َُ
ْ ُ ُ ََ َ
Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan
semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allh SWT. dia mengetahui tempat
kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauhul Mahfudz)2

Ayat diatas telah menyiratkan bahwa Allah telah menjamin rezeki, bahkan
kepada binatang-binatang sekalipun. Allah telah menetapkan rezeki kepada setiap
makhluknya dan hal itu merupakan suatu takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.

2

QS. Hud 11 : 6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Sebagaimana ayat diatas, semua itu telah tercatat di Lauhul Mahfudz. Oleh karena
itu, rezeki yang dijamin ini merupakan realisasi dari takdir yang telah ditetapkan
oleh Allah. Sehingga sifatnya tidak akan berubah karena ditakdirkan sebagaimana
mestinya3.

B. Penegasan Judul
Agar dapat diketahui secara mendetail, maka akan ditegaskan bagian kata
dari judul tersebut:
Kemudahan

: Sesuatu yang yang dapat mempermudah memperlancar usaha4

Memperoleh : Mendapatkan sesuatu dengan usaha5
Rezeki

: Segala sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan (yang
diberikan oleh Tuhan)6

C. Identifikasi Masalah & Batasan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas, dapat didentifikasi masalah berupa
sebagai berikut:
1. Apa makna rezeki dalam al-Qur‟an?
2. Bagaimana konsep rezeki dalam al-Qur‟an?
3. Bagaimana cara mudah memperoleh rezeki yang dijelaskan dalam al-Qur‟an?
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat diketahui bahwah berbagai
argumentasi yang didapat dalam penelitian ini terfokus pada cara mudah
menggapai rezeki dalam al-Qur‟an.
3

Ibid,,37
Pustaka Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
5
Ibid.,
6
Ibid,.

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

D. Rumusan Masalah
Dari rangkaian latar belakang diatas ditemukan beberapa rumusan
masalah, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mudah memperoleh rezeki yang dijelaskan dalam al-Qur‟an?
2. Bagaimana kontekstualisasi kemudahan mencari rezeki dalam kehidupan
masyarakat?

E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menemukan pandangan al-Qur‟an tehadap cara mudah menggapai rezeki
Allah.
2. Mengkontekstualisasikan

langkah

mencari

rezeki

dalam

kehidupan

masyarakat.

F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan keilmuan dalam
bidang tafsir. Agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan berkembangan dalam
dunia ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dapat dikemukakan kegunaan penelitian
dibawah ini:
1. Sebagai hasil sumbangsih penulis untuk memberikan wawasan pengetahuan
bagi berkembangnya ilmu agama khususnya dalam bidang tafsir, dan
umumnya dalam lingkungan masyarakat luas.
2. Untuk menjelaskan cara mudah memperoleh rezeki yang telah dijelaskan
dalam al-Qur‟an.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

3. Mengkontekstualisasikan

isi

kandungan

al-Qur‟an

sebagai

amaliah

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

G.

Telaah Pustaka
Telaah pustaka ini dimaksudkan untuk mengetahui keaslian penelitian
yang akan dilakukan. Setelah dilakukan telaah pustaka dari berbagai macam karya
skripsi, tidak ditemukan karya yang serupa dengan penelitian yang berupa Cara
Mudah Memperoleh Rezeki dalam al-Qur’an, seperti halnya dibawah ini:
1. Penafsiran min haisu la tahtasib dalam Qs. Ath Tholaq (65): 3 (Telaah buku
metafisika bisnis bersama Allah karya Muhyidin). Karyaa skripsi Muslim.
2013. Pada skripsi ini memaparkan bahwa rezeki yang allah berikan pada
hambanya yang dapat kita pahami ada dua jalur dalam konteks “Minhaisu la
yahtasib”. Yakni “Minhaisu la yahtasib” yang pertama adalah melalui jalan
fisika/material yang dapat dikejar melalui bekerja, berdagang, berprofesi dan
lain sebagainya. Oleh karena itu yang pertama ini adalah tuntutan dimana kita
bekerja dan disitulah kita mendapat upah. Kemudian “Minhaisu la yahtasib”
yang kedua adalah melewati metafisika yang dibutuhkan jalan ini adalah
supranatural. Seperti menikah, membaca al-Qur‟an, Sholat dhuha, mempererat
tali silaturrahmi, perbanyak istighfar dll.
2. Penafsiran Ayat – Ayat Rizq Menurut M. Quraish Shihab Telaah Kajian Tafsir
al – Misbah. Karya Skripsi Mahmuddin, 2009. Skripsi ini membagi persoalan
rezeki. Pertama, menjabarkan tentang ayat-ayat yang berbicara tentang
sumber rezeki. Kedua, menjabarkan ayat-ayat yang berbicara tentang macam-

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

macam rezeki. Ketiga,menjabarkan ayat-ayat cara memperoleh rezeki.
Keempat, menjabarkan ayat-ayat tentang penggunaan rezeki.
3. Penafsiran Sayyid Qutub terhadap Rezeki dalam al-Qur‟an, karya skripsi
Mir‟atunnisa‟. 2005. Rezeki dalm skripsi ini tidak hanya menitik beratkan
pada materi yang berupa harta, uang dan kekayaan saja. Semua penyebab alRizq yang diletakkan dalam tatanan alam sebagai sunnatullah yang telah
diciptakan Tuhan merupakan al-Rizq. Bukan hanya itu, kekuatan dan
kemampuan manusia sebagai khalifah dimuka bumi dalam mengolah dan
memanfaatkan al-Rizq juga dikaitkan sebagai al-Rizq. Sayyid Qutub melihat
al-Rizq bukan hanya sebagai karunia yang hanya diberikan untuik dirasakan
manusia akan tetapi adalah esensi dari pada al-Rizq itu sendiri.
Oleh karena itu, belum ditemukan sama sekali pembahasan / penelitian
yang lebih spesifik terkait dengan judul cara mudah menarik rezeki dalam alQur‟an.

H. Metode Penelitian
Dalam menyusun sebuah kerangka penelitian yang sempurna diperlukan
adanya sebuah metode guna menyelesaikan penelitian menjadi terarah dan
mencapai titik maksimal7. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

7

Anton Bakker, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kanasius, 1992), 10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

1.

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Data
diambil dari kepustakaan baik berupa buku, dokumen, maupun artikel,
sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan
sumber-sumber primer maupun sekunder. Seperti halnya metode dokumentasi
yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda
dan sebagainya.8

2.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research).
Data diambil dari kepustakaan baik berupa buku, dokumen, maupun artikel9,
sehingga teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui pengumpulan
sumber-sumber

primer

maupun

sekunder.

Seperti

halnya

Metode

dokumentasi yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.10

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993), 47.
9
Hadari Nawawi, Metodologi penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
Universy press, 2001), 95.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993), 47.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

3.

Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi
dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, adapun
rinciannya sebagai berikut:
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang berasal dari buku-buku yang
dijadikan sumber pokok yang digunkan untuk acuan karya penelitian,
seperti halnya al-Qur‟an dan kitab – kitab tafsir lainnya diantaranya
sebagai berikut:
1) Tafsir Ibnu Katsir karya Dr. Abdullah bin Muhammad bin
Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh
2) Tafsir al Azhar karya Prof. Dr. Hamka
3) Tafsir al Misbah karya Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab
4) Tafsir al-Qur‟an karya Kemenag RI
5) Tafsir Shafwatu at-Tafasir karya M. Ali As-Shobuni

b. Sumber data skunder
1) Rumus rezeki
2) 7 akselerasi rezeki
3) Agar rezeki melimpah dan hidup berkah
4) Rezeki dalam al-Qur‟an
5) Ayat – ayat rezeki
6) Agar dimudahkan rezeki
7) Rezeki al-Qur‟an

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

4.

Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode
deskriptif-analisis yang berarti analisis dilakukan dengan cara menyajikan
deskripsi sebagaimana adanya, tanpa campur tangan pihak peneliti.11Usaha
pemberian deskripsi atas fakta tidak sekedar diuraikan, tetapi lebih dari itu,
yakni fakta dipilih-pilih menurut klasifikasinya, diberi intepretasi, dan
refleksi.12 Oleh karena itu metode yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan metode Maudhui yang merupakan metode mencari ayat alQur‟an yang berkaitan dengan masalah yang diangkat, dengan jalan
menghimpun seluruh ayat-ayat yang ada dalam al-Qur‟an yang berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat. Kemudian menganalisisnya dengan
penegetahuan yang relevan, dan melahirkan konsep yang utuh dari al-Qur‟an
itu sendiri tentang masalah itu.13
Dan adapun untuk menerapkan tafsir maudhu’i: menetapkan
permasalahan yang akan dibahas, menghimpun ayat-ayat berkaitan dengan
masalah tersebut.,menyusun runtutan ayat sesuai masa turunnya beserta asbab
nuzulnya, memahami surat yang satu dengan surat yang lain, merekonstruksi
topic yang diangkat kemudian dibagi dalam bagian yang saling berhubungan,
mempelajari ayat serta menghimpun ayat yang memiliki makna yang sama.14

11

Siswantoro, Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologis, (Surakarta: Sebelas Maret
University Press, 2004), 49.
12
Siswantoro, Metode Penelitian..., 50.
13
Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Mawdhuiy, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,
1994), 37.
14
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Bandung: Mirzan, 1995), 114-115.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

I.

Sistematika Pembahasan
Dalam menguraikan penelitian ini, disusun pula sistematika pembahasan
guna memudahkan dalam memahami karya penelitian. Adapun sistematika
pembahasan skripsi ini terbagi menjadi empat bab sebagai berikut:
Sebagaimana lazimnya penelitian, pada bab satu merupakan pendahuluan
yang meliputi latar belakang masalah, penegasan judul, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua memaparkan terkait dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan cara
mudah memperoleh rezeki yang telah dijelaskan dalam al-Qur‟an.
Bab tiga membahas penafsiran oleh para mufassir terkait tentang ayat-ayat
kemudahan memperoleh rezeki dalam al-Qur‟an.
Bab empat penutup membahas tentang Analisis terkait dengan berbagai cara
kemudahan memperoleh rezeki dalam al-Qur‟an dan kontekstualisasinya.
Bab lima penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJUAN UMUM
AYAT – AYAT AL-QUR’AN TENTANG CARA MUDAH
DALAM MEPEROLEH REZEKI

A. Istilah Rezeki dalam Al-Quran
Istilah rezeki (rzq), dengan berbagai kata bentuknya, dalam al-Qur‟an
terdapat pada 123 tempat. Dari 123 itu, 61 kali disampaikan dalam bentuk fi’iI
(kata kerja) seperti pada QS. Al-Maidah (5): 88, dan 62 kali disampaikan dalam
bentuk isim (kata benda) seperti pada QS. al-Baqarah (2): 60. Istilah rezeki dalam
al-Qur‟an memiliki beberapa makna1 diantaranya:

1. Al-‘atha’ (pemberian, anugrah), misalnya dalam ayat ayat berikut:

ِ ِ ِ ِ ‫ال ِذ‬
َ٤ُ ‫يمو َن الص ََ َة َوِِا َرَزقْ َا ُ ْم يُْ ِف ُقو َن‬
ُ ‫ين يُ ْؤمُو َن بالْغَْيب َويُق‬
َ
(yaitu) mereka yang beriman pada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang, kami anugrahkan (razaqna>hum) kepada
mereka.2

ِ ِ
ِ
ِِ
ِ
ٌ‫اعة‬
َ ‫ين َآمُوا أَنْف ُقوا ِا َرَزقْ َا ُك ْم م ْن قَ ْب ِل أَ ْن يَأِْ َ يَ ْوٌم ََ بَْي ٌع في َوََ ُخلةٌ َوََ َش َف‬
َ ‫يَا أَي َها الذ‬
َ۲٥٤ُ ‫َوالْ َكافُِرو َن ُ ُم الظالِ ُمو َن‬
Wahai orang beriman, (belanjakanlah dijalan Allah) sebagian rezeki yang
telah kami berikan kepadamu (razaqna>kum) sebelum datang hari yang di hari
1
2

Badruzaman, ayat-ayat, 15
QS. Al Baqarah 2: 3
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

itu tidak ada lagi jual-beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak
ada lagi syafa‟at. Dan orang kafir itulah orang yang dzalim.3

2. Al-Tha’am (makanan), misalnya dalam firman Allah:

ِ
ِ
ٍ ‫ات أَن َ م ج‬
ِ ِ‫ا‬
ِ
‫ات ََْ ِري ِم ْن ََْتِ َها ْاَْنْ َه ُار ُكل َما ُرِزقُوا ِمْ َها ِم ْن‬
َ ُْ
َ ‫ين َآمُوا َو َعملُوا الص‬
َ ‫َوبَ ِش ِر الذ‬
ِ
ِ
ِ
ِِ
ِ
‫اج ُمبَهَرةٌ َوُ ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن‬
ٌ ‫َََرةٍ ِرْزقًا قَالُوا َ َذا الذي ُرِزقْ َا م ْن قَ ْب ُل َوأُتُوا ب ُمتَ َشاًِا َوَُ ْم ف َيها أ َْزَو‬
َ۲٥ُ
Dan sampaikanlah kabar berita kepada mereka yang beriman dan berbuat baik
bahwa bagi mereka disediakan surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezeki (ruziqu) buah-buahan berupa rezeki (rizqa) dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan, “inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu” mereka diberikan buah-buahan yang serupa dan untuk mereka
didalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.4

3. Al-Mathar (Hujan), misalnya dalam firman Allah SWT:

ِ
َ۲۲ُ ‫وع ُدو َن‬
َ ُ‫َوِِ الس َماء ِرْزقُ ُك ْم َوَما ت‬
Dan di langit ada rezekimu (rizqakum) dan terdapat pula ada yag dijanjian
kepadamu.5

ِ
ِ ََ ِ‫واخت‬
ِ ‫ف اللي ِل وال ها ِر وما أَنْزَل الل ِمن السم ِاء ِمن ِرْزٍق فَأ‬
ِ ‫ص ِر‬
‫يف‬
ْ َ
ْ َ‫ض بَ ْع َد َم ْوَِا َوت‬
َ ‫َحيَا بِ ْاْ َْر‬
ْ
ْ َ َ ُ َ ََ َ َ ْ
ٍ
َ٥ُ ‫ات لَِق ْوم يَ ْع ِقلُو َن‬
ِ َ‫الِري‬
ٌ َ‫اح آي‬
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan oleh Allah
dari langit lalu dihidupkannya air hujan itu (rizq) bumi sesudah matinya, dan ada
perkisaran angin ada pula tanda-tanda (kekuasan Allah) bagi kaum yang berakal.6
3

QS. Al- Baqarah 2: 254
QS. Al- Baqarah 2 : 25
5
QS. Al – Dzariat 51 : 22; kata Ibn Asyur, “Rezeki disini diartikan hujan secara majaz.
Karena hujan merupakan sebab bagi diperolehnya beragam macam rezeki” (Muhammad
al – Thahir ibnu Asyur, al tahrir wa al – Tanwir, Tunis: Dar sahnun li al Nasyr wa al –
Tawzi‟, 1997, jilid 26 354).

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

4. Al-Nafaqah (nafkah), seperti terdapat dalam firman Allah SWT:

ِ ُ‫ن لِمن أَراد أَ ْن يتِم الرضاعةَ وعلَى الْمول‬
ِ ِ َ‫والْوالِ َدات ي ر ِضعن أَوََد ن حول‬
‫ود لَ ُ ِرْزقُ ُهن‬
ْ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُْ ُ َ َ
ُ َ َ ْ َ ِ ْ َ‫ن َكامل‬
َْ َ َ َ َ
ِ ‫وكِسوتُهن بِالْمعر‬
‫وف‬
ُْ َ ُ َ ْ َ
Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian (rizquhunna) kepada para ibu dengan cara yang makruf.7

ًَ‫َوََ تُ ْؤتُوا الس َف َهاءَ أ َْم َوالَ ُك ُم ال ِِ َج َع َل الل ُ لَ ُك ْم قِيَ ًاما َو ْارُزقُوُ ْم فِ َيها َوا ْك ُسوُ ْم َوقُولُوا َُ ْم قَ ْو‬
َ٥ُ ‫َم ْع ُروفًا‬
Dan janganlah kamu serakah kepada orang yang belum sempurna akalnya
harta (mereka yang ada dalam kekuasanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja (urzuqu>hum) dan pakaian (dari hasil harta
itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.8

5. Al-Tsawab (pahala), sebagaimana terdapat dalam ayat:

ِ
ِ ‫وََ ََْسَ ال ِذ‬
َ۰٦٩ُ ‫َحيَاءٌ ِعْ َد َرِِِ ْم يُْرَزقُو َن‬
ْ ‫ين قُتلُوا ِِ َسبِ ِيل الل أ َْم َواتًا بَ ْل أ‬
ََ َ
َ

QS. Al-Jatsiyah 45 : 5, kata al-Thabari “makna yang dimaksud adalah alghais (hujan),
yang kaenanya bumi dapat mengeluarkan rezeki dan kebutuhan pokok bagi hamba”
(Muhammad Ibn jarir al-Thabari, Jami’ al-bayan fi> ta’wil al-Qur’an, Mu’assasah alRisa>lah, cet. I, 2000, jilid 22, 61).
7
QS. al – Baqarah 2 : 233
8
QS. Al – Nisa‟ 4 : 5. Tentang ayat ini at – Thabari berkata, “Nafkahilah dari harta kalian
mereka yang belum sempurna akalnya dari anak – anak kalian dan istri – istri kalian
yang wajib kalian nafkahi berupa makanan dan pakaian. Kalian juga harus menafkahi
mereka juga yang belum sempurna akalanya yang sebenarnya tidak wajib kalian
nafkahi, juga siapapun selain mereka yang perwaliannya ada di tangan kalian. Nafkah
itu bisa kaian ambilkan dari harta mereka guna memenuhi kebutuhan makanan, minum
dan pakaian.” (Muhammad Ibnu Jarir at – Thabari, Jami’ al-Baya>n fi> ta’wil alQur’an Mua’ssasah al-Risa>lah, cet I, 2000, jilid 7, 565)

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Janganlah kau mengira orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan
mereka hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.9

ِ ‫من ع ِمل سيِئةً فَ ََ َُزى إَِ ِمثْ لَها ومن ع ِمل‬
‫ك يَ ْد ُخلُو َن‬
َ ِ‫صاًِا ِم ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنْثَى َوُ َو ُم ْؤِم ٌن فَأُولَئ‬
ََ َ َ َْ
َْ
َ َ َ ْ ََ َ
ٍ ‫اْ ةَ ي رَزقُو َن فِيها بِغَ ِْْ ِحس‬
َ٤۱ُ ‫اب‬
َ
ُْ َْ
َ
Barang siapa yang mengerjakan amal perbuatan jahat maka dia tidak akan
dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barang siapa
mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan baik ia sedang
beriman maka mereka masuk surga, mereka diberi rezeki didalamnya tanpa
hisab.10

6. Al-Jannah (surga), sebagaimana terdapat pada ayat:

7.

ِ
ِ
ِ ْ ‫وََ ََُدن عي َ يك إِ ََ ما مت عَا بِِ أ َْزواجا ِمْ هم ز رَة‬
‫ك َخْي ٌر َوأَبْ َقى‬
َ ِ‫اَِيَاة الدنْيَا لَ ْفتَِ ُه ْم في ِ َوِرْز ُق َرب‬
ْ َ َ َ ْ َْ
َ
َ َْ ْ ُ ً َ
َ۰٤۰ُ
Dan janganlah kamu arahkan kedua matamau kepada apa yang telah kami
berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia,
untuk kami coba mereka dengannya. Dan karunia (rizqu) Tuhanmu adalah lebih
baik dan lebih kekal.11

ِ ِ ‫ومن ي ْق ت ِمْ ُكن لِل ِ ورسولِِ وتَعمل‬
ِ ْ َ‫َجرَ ا َمرت‬
َ٣۰ُ ‫ن َوأ َْعتَ ْدنَا ََا ِرْزقًا َك ِر ًا‬
ْ ُ َ ْ ََ
َ ْ َ ْ َ ُ ََ
َ ْ ‫صاًِا نُ ْؤَِا أ‬
Dan barang siapa diantara kamu tetap taat kepada Allah dan rasulnya , dan
mengerjakan amal yang shaleh, niscaya kami memeberikan padanya pahalanya
dua kali lipat dan kami sediakan baginya rezeki yang banyak.12

9

QS. Surat al-Imran 3 : 169. Maksudnya. Mereka mendapat pahala atas amal dan
pengorbanan yang mereka persembahkan.
10
QS. Ghafir 40 : 40. Maksudnya, Mereka mereka mendapat pahala didalamnya dengan
pahala yang banyak dengan tanpa batas.
11
QS. Thaha 20 : 131. Lihat misalnya al – Husain ibn mas‟ud al – Baghawi, Ma’alim al –
Tanzil, Dar Thayyibah li al – Nasyr wa al – Tawzi‟, cet. IV, 1997, jilid 5. 303.
12
QS. al-Ahzab 33 : 31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

7. Al-Syukr (bersyukur, berterimakasih), sebagaimana terdapat pada ayat:

َ٨۲ُ ‫َوََْ َعلُو َن ِرْزقَ ُك ْم أَن ُك ْم تُ َك ِذبُو َن‬
Dan kamu membalas rezeki yang dikaruniakan Allah dengan mendustakannya.13

8. Al-Fakihah (buah-buahan) seperti terdapat pada firman Allah:

ِ
ٍ ِ
‫اب َو َج َد‬
َ ‫فَتَ َقب لَ َها َرب َها ب َقبُول َح َس ٍن َوأَنْبَتَ َها نَبَاتًا َح َسًا َوَكفلَ َها َزَك ِريا ُكل َما َد َخ َل َعلَْي َها َزَك ِريا الْم ْتَر‬
‫ِعْ َد َ ا ِرْزقًا‬
Maka Tuhannya menerimanya dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan menjadikan Zakariah menjadi
pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia
dapati makanan disisinya.14

Dari ayat – ayat al-Qur‟an diatas, dapat ditarik sekurangnya dua hal:
pertama setiap konteks yang meliputi kemunculan kata rezeki (rzq) memberi
tambahan makna atas makna awal atau makna kamus. Kedua, makna – makna
baru itu ujungnya tidak keluar dari makna awal. Artinya semua makna itu
sesungguhnya berasal dari makna awal, berkaitan dengannya, dan mengacu
kembali padanya. Semua makna kata rzq dengan segala bentuknya itu berkaitan
dengan makna dasar. Yaitu „atha‟ (pemberian karunia).

13
14

QS. Al-Waqiah 56 : 82
QS. al-Imran 3 : 37. Banyak sahabat dan tabiin yang mengartikan kata rezeki disini
dengan al-fakihah (buah - buahan). Kata mereka, zakaria menemukan disisi maryam
buah-buahan musim panas di musim dingin dan buah – buahan musim dingin di musim
panas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

B. Ayat-ayat Kemudahan Rezeki dalam Al-Quran
1. Dalam Surat al-Baqarah 2 : 233

ِ
ِ
ِ
‫س إَِ ُو ْس َع َها‬
ُ ‫َو َعلَى الْ َم ْولُود لَ ُ ِرْزقُ ُهن َوك ْس َوتُ ُهن بِالْ َم ْع ُروف ََ تُ َكل‬
ٌ ‫ف نَ ْف‬
“Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan
cara yang makruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya.”

Pada ayat diatas sudah jelas bahwa makna rezeki tersebut adalah
kewajiban seseorang untuk bekerja, bekerja dan berusaha berikhtiar mencari
rezeki dan nafkah. Hal itu sesuai dengan akal dan ilmu yang telah dikaruniakan
oleh Allah kepada manusia. Oleh karenanya, berusah dan bekerja adalah
sunnatullah atau undang-undang Allah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk
emakmurkan bumi ini, yaitu kemakmuran lahir dan batin.
Dipermukaan bumi Allah ini bertaburan bertaburan segala macam rezeki
malah hingga ke dalam lubang-lubang batu, di guung-gunugng, di dasar-dasar
laut, di angkasa raya dan dimana saja, terserah pada yang bekerja dan yang
mengusahakannya saja.15

2. Dalam Surat Zukhruf 43 : 32 – 35

ِ ْ ِِ ‫ََْن قَسمَا ب ي َ هم معِيشت هم‬
ِ ِ ٍ
ٍ ‫ض ُه ْم فَ ْو َق بَ ْع‬
‫ض ُه ْم‬
ُ ‫ض َد َر َجات ليَتخ َذ بَ ْع‬
َ ‫اَِيَاة الدنْيَا َوَرفَ ْعَا بَ ْع‬
ْ ُ َ َ َ ْ ُ َْ ْ َ ُ
ِ
ِ ‫َ ولَوََ أَ ْن ي ُكو َن ال اس أُمةً و‬٣۲ُ ‫ك خي ر ِا ََمعو َن‬
‫اح َدةً ََْ َع ْلَا لِ َم ْن‬
ً ‫بَ ْع‬
ُ َْْ ‫ضا ُس ْخ ِريا َوَر‬
ُ َ ْ ٌ ْ َ َ ِ‫ت َرب‬
َ
َْ
َ ُ
ِِ ِ
ٍ ِ ِ
ِ
‫َ َولِبُيُوِِِ ْم أَبْ َوابًا َو ُس ُرًرا َعلَْي َها‬٣٣ُ ‫ِج َعلَْي َها يَظْ َه ُرو َن‬
َ ‫يَ ْك ُف ُر بالر َْْ ِن لبُيُوِ ْم ُس ُق ًفا م ْن فضة َوَم َعار‬
ِ
ِ ِ ِ‫اِياةِ الدنْيا و ْاْ ِخرةُ ِعْد رب‬
ِ ‫ي‬
َ٣٥ُ ‫ن‬
َ ‫َ َوُز ْخ ُرفًا َوإِ ْن ُكل ذَل‬٣٤ُ ‫تكئُو َن‬
َ ََ َ َ َ
َ ‫ك ل ْل ُمتق‬
ََْ ُ‫ك لَما َمتَاع‬
َ

15

M. Ali Usman, Rezeki dalam al-Qur’an, (Bandung : PT. Kiblat Buku Utama, 2010), 15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

“Apakah mereka yang membagi-bagikan nikmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan Dunia, dan
kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan
rahmat Tuhan mu lebih baik dari apa yang telah mereka kumpulkan. Dan
sekiranya bukan karena menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam
kekafiran), tentulah kami membuatkan bagi orang-orang kafir kepada Tuhan yang
maha pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan juga tangga-tangga
(perak) yang mereka menaikinya. Dan (kami buatkan pula) rumah rumah mereka
dan begitu pula yang merka bertelekan atasnya. Dan kami buatkan pula
perhiasan-perhiasan dari emas untuk mereka. Dan semuanya itu tidak lain
hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu disisi Tuhanmu
adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

Selain itu pada ayat diatas rezeki dapat dikategorikan sebagai kadar yang
pasti bagi setiap pemiliknya. Tak luput bahwa apabila orang telah mengerti dan
yakin bahwa rezeki itu adalah barang pembagian yang telah ditetapkan kadarnya,
tidak lebih dan tidaklah kurang walaupun sebesar atom sekalipun, niscaya dia
akan tenang dan tidak gelisah sedikitpun tentang rezekinya, seterusnya dia
seyakin-yakinnya bahwa meskipun berusaha sekeras-kerasnya, membanting
tulang siang-malam, namun ia tidak akan mendapat lebih dari apa yang telah
ditetapkan untuknya. Dan jika demikian ia tidak perlu mebebani dirinya secara
berlebihan. Ia akan berlaku tenang dalam mencari rezeki. Sebab dengan
ketenangan itu rezeki bagiannya tetap tidak akan berkurang.16

3. Dalam Surat Nuh 71 : 10 - 12

ِ ‫فَ ُق ْلت‬
ِ
‫َ َوُْ ِد ْد ُك ْم بِأ َْم َو ٍال‬۰۰ُ ‫َ يُْرِس ِل الس َماءَ َعلَْي ُك ْم ِم ْد َر ًارا‬۰۱ُ ‫فارا‬
ْ ُ
ً ‫استَ ْغف ُروا َرب ُك ْم إن ُ َكا َن َغ‬
ٍ ‫وبِن وََعل لَ ُكم ج‬
َ۰۲ُ ‫ات َوََْ َع ْل لَ ُك ْم أَنْ َه ًارا‬
َ ْ ْ َْ َ َ ََ

16

Ibiid,,30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Maka aku katakan kepada mereka, memohonlah ampun kepada Tuhanmu.
Sesungguhnya dia maha pengampun. Niscaya dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu. Dan
mengadakan kepadamu kebun-kebun dan mengadakan di dalamnya sungaisungai.

Apabila manusia mau bertaubat kepada Allah, memohon ampunan dan
beristighfar kepadanya, kemudian menaati segala perintah dan larangannya,
maka Allah akan memperbanyak rezeki. Yakni dengan menurunkan air hujan
serta keberkahan dari langit, mengeluarkan keberkahan dari Bumi. Selanjutnya
karena siraman air hujan itu akan tumbuh berbagai tanaman yang akan berbuah
banyak.17
Seperti itulah Allah memberikan isyarat atau contoh bagi hambanya yang
mau beristighfar atau memohon ampunan padanya, maka senantiasa Allah akan
mendengar dan menerima taubat seseorang tersebut dan akhirnya Allah ridho
terhadap apa yang dia lakukan, sehingga muncullah belas kasih Allah padanya
untuk mewujudkan segala keinginan dan permintaan hambanya. Maka dari itu
disitulah letak kemudahan seorang hamba untuk senantiasa mendapatkan
cucuran kemurahan Allah yakni rahmatnya senantiasa akan menyertainya. Dan
belas kasih Allah akan selalu berada dalam diri hambanya. Apapun yang
diminta oleh seorang hamba maka Allah senantiasa mengabulkannya, apalagi
hanya berupa rezeki. Tak kurang-kurangnya Allah berikan secara cuma-cuma
pada hambanya.

17

Muhammad Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah & Hidup Berkah. (Pustaka Media Press.
Suarabaya: 2014), 98

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

4. Dalam Surat at-Thalaq 65 : 2 - 3

ِ
‫ب َوَم ْن يَتَ َوك ْل َعلَى الل ِ فَ ُه َو‬
ُ ‫َ َويَ ْرُزقْ ُ ِم ْن َحْي‬۲ُ ‫َوَم ْن يَ ِتق الل َ ََْ َع ْل لَ ُ َََْر ًجا‬
ُ ‫ث ََ َْتَس‬
َ٣ُ ‫َح ْسبُ ُ إِن الل َ بَالِ ُغ أ َْم ِرِ قَ ْد َج َع َل الل ُ لِ ُك ِل َش ْي ٍء قَ ْد ًرا‬
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Alla akan
mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang
dikehendaki)-nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu.

Pada suatu hari, seorang yang bernama Malik dari kabilah Asyja‟i
berkunjung kepada Rasulullah SAW mengadu bahawa anaknya yang bernama
„Auf, menurut berita yang diterimanya, tertawan musuh. Ia memohon
pertolongan pada Rasulullah SAW. Nabi menasehatinya agar bersabar, karena
niscaya Allah akan memberikannya jalan keluar. Nabi menyuruhnya mengirim
pesan kepada‟Auf. Bahwa Rasulullah SAW memerintahkan ia memperbanyak
bacaan, “La> h}aula wa la> quwwata illa> billa>h.” „Auf melaksanakan
perintah Nabi itu meskipun ia dalam keadaan dibelenggu oleh musuh. Tak
beberapa lama datanglah pertolongan Allah, belenggu itu lepas dan ia berhasil
lolos, kemudian lari ke Madinah.
Ditengah jalan bertemu dengan segerombolan domba atau unta, lalu
digiringnya sekumpulan ternak itu lalu dibawa ke Madinah dan mengetuk pintu
rumah orang tuanya, Malik al-Asyja‟i. mendengar suara „Auf, orang-orang
yang berada di dalam rumahnya saling berebut untuk membukakan pintu.
Alangkah terkejutnya mereka karena pekarangan mereka penuh dengan
binatang ternak. „Auf menceritakan kepada orang tuanya tentang semua

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

kejadian yang dialaminya. Malik masih ragu-ragu tentang hukum binatang
ternak itu, lalu segera menanyakannya pada Rasulullah. Nabi menerangkan
padanya bahwa boleh bagi Malik melakukan apa saja yang ia mau
sebagaimana layaknya harta sendiri.
Dari keterangan tersebut kita mengetahui bahwa bertakwa kepada Allah
dan berserah diri padanya, dalam segala hal, benar-benar memudahkan dalam
mencari dan menarik rezeki, yakni rezeki itu mudah diperoleh, tak usah dan tak
perlu sampai tak makan dan tak tidur. Walaupun rezeki itu mungkin tidak
banyak, namun mengandung berkah.18

5. Dalam Surat Ibrahim 14 : 7

َ٧ُ ‫يدن ُك ْم َولَئِ ْن َك َف ْرُُْ إِن َع َذ ِاِ لَ َش ِدي ٌد‬
َ ‫َوإِ ْذ تَأَذ َن َرب ُك ْم لَئِ ْن َش َك ْرُُْ ََْ ِز‬
Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmatku) maka pasti adzabku akan sangat berat.

Syukur berarti menampakkan pengaruh kenikmatan yang Allah berikan baik
melalui lisan dengan cara mengakui dan memujinya, melalui hati dengan cara
menyaksikan kebesarannya dan mencintainya, melalui anggota badan dengan
cara menaati dan tunduk pada aturan Allah.bersyukur kepada Allah
menandakan kita sebagai hamba yang bertakwa. Bersyukur berarti memuji
Allah sebagai rasa terimakasih atas rahmat. Nikmat dan karunianya yang telah
kita dapatkan.

18

M. Ali Usman, Rezeki dalam al-Qur’an, (PT Kiblat Buku Utama. Bandung : 2010), 110

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Syukur adalah bentuk pengakuan yang keluar dari dalam hati yang paling
murni bahwa segala sesuatu yang diperoleh adalah dari Allah bukan dari hasil
kerja keras yang dilakukan.19

6. Dalam Surat al-Baqarah 2 : 261

ِ ‫مثل ال ِذ‬
ٍ
ِ
‫ت َسْب َع َسَابِ َل ِِ ُك ِل ُسْبُلَ ٍة ِمائَةُ َحب ٍة‬
ْ َ‫ين يُْف ُقو َن أ َْم َوا َُ ْم ِِ َسبِ ِيل الل َك َمثَ ِل َحبة أَنْبَت‬
َ ُ ََ
ِ ِ
ِ ‫اع‬
ِ ‫والل ي‬
َ۲٦۰ُ ‫يم‬
َُُ َ
ُ ‫ض‬
ٌ ‫ف ل َم ْن يَ َشاءُ َوالل ُ َواس ٌع َعل‬
Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir
biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha
Mengetahui

Dari ayat diatas jelas bahwa infak itu mempunyai kekuatan yang dahsyat.
Menginfakkan harta dijalan Allah itu sebagaimana sebiji benih sawi yang
tumbuh menjadi pohon. Pohon tersebut mempunyai tujuh ranting. Sementara
itu, pada masing-masing ranting mengeluarkan seratus benih. Dengan begitu,
dari satu benih itu memunculkan tujuh ratus benih lagi. Itulah “investasi”
rezeki dengan cara berinfak. Allah menggantikan dengan cara melipatgandakan
dari infak yang dikeluarkan.20
Selain ayat diatas Allah juga memberikan motivasi pada ayat lain bahwa
rezeki yang diinfakkan maka akan kembali dengan jumlah berlipat ganda,
seperti pada Surat Saba‟ ayat 39:

19

Muhammad Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah & Hidup Berkah. (Pustaka Media Press.
Suarabaya: 2014), 128
20
Abdullah, Rumus, 97

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

ٍ
ِ
ِ ِِ ِ ِ
ِ
ِ
ُ ‫قُ ْل إِن َرِِ يَْب ُس‬
ُ ‫ط الِرْز َق ل َم ْن يَ َشاءُ م ْن عبَاد َويَ ْقد ُر لَ ُ َوَما أَنْ َف ْقتُ ْم م ْن َش ْيء فَ ُه َو ُْل ُف‬
ِ
َ٣٩ُ ‫ن‬
َ ‫َوُ َو َخْي ُر الرا ِزق‬
Katakanlah, sungguh Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi
siapa yang dia kehendaki diantara hamba-hambanya. Dan apa saja yang kamu
infakkan, Allah akan menggantinya dan dialah pemberi rezeki yang terbaik.21

Pada ayat tersebut diatas juga merupakan dalil untuk berinfak. Allah telah
menjanjikan dan Allah akan menggantikan atas apa yag telah kita infakkan
(nafkahkan) di jalan Allah. Allah maha pemberi rezeki dan tidak ada Tuhan
selain Allah. Ayat tersebut juga member motivasi pada kita agar kita senantiasa
menjadi pribadi yang suka berbagi pada orang lain sehingga kita bisa sekaligus
melakukan kebaikan social dan kebaikan spiritual.
Perlu diket