(10) PENILAIAN RANAH AFEKTIF

PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Oleh :
Amat Jaedun
Pascasarjana UNY

Hakikat Pembelajaran
Afektif
Hasil belajar menurut Bloom (1976)

mencakup: ranah kognitif, ranah psikomotorik,
dan ranah afektif.
Andersen (1981), berpendapat bahwa

karakteristik manusia meliputi cara yang
tipikal dari: berpikir, berbuat, dan perasaan.
Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah

kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan
ranah psikomotor, dan tipikal perasaan
berkaitan dengan ranah afektif.


Tingkatan Ranah Afektif
1. Tingkat receiving
Pada tingkat receiving atau attending,

peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus
atau stimulus tertentu.
Tugas pendidik adalah mengarahkan

perhatian peserta didik pada fenomena
tertentu yang positif. Misalnya,
mengarahkan agar peserta didik senang
membaca buku, senang bekerjasama, dsb.

2. Tingkat responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik,

yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini
peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena
khusus tetapi ia juga sudah memberikan reaksi.

Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada

pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons,
atau kepuasan dalam memberi respons.
Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat,

yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian
kesenangan thd sesuatu objek atau aktivitas yg
khusus. Misalnya: senang membaca buku, senang
bertanya, senang membantu teman, senang dengan
kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan

atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi
dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari
menerima suatu nilai, sampai pada tingkat
komitmen.
Valuing atau penilaian didasarkan pada


internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik.
Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan

dengan perilaku yang konsisten dan stabil
berkaitan dgn nilai yg dianut. Dalam tujuan
pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan
sebagai sikap dan apresiasi.

4. Tingkat organization
Pada tingkat organization, nilai satu

dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar
nilai diselesaikan, dan mulai membangun
sistem nilai internal yang konsisten.
Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa
konseptualisasi nilai atau organisasi sistem
nilai. Misalnya, pengembangan falsafah
hidup seseorang.


5. Tingkat characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah

karakterisasi (characterization) nilai.
Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem
nilai yg menjadi karakter dirinya, yang akan
mengendalikan semua perilaku sampai pada
waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.
Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan
dengan karakter pribadi, emosi, dan sikap sosial.

Karakteristik Ranah Afektif
Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat,
konsep diri, nilai, dan moral.
1.

Sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau


tidak suka terhadap suatu objek.
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu predisposisi

kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif
terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.
2. Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek
khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau
pencapaian.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Lanjutan Karakteristik Ranah Afektif
3. Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu thd.
kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
4. Nilai

Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang
perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk.
5. Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan
yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain.
Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik
maupun psikis.
Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu
keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral
berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Pengukuran Ranah Afektif
Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang

dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif,
yaitu: (1) metode observasi, dan (2) metode
laporan diri.
Penggunaan metode observasi didasarkan pada
asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari
perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau

reaksi psikologis seseorang.
Metode laporan diri berasumsi bahwa yang
mengetahui keadaan seseorang adalah dirinya
sendiri. Namun, metode ini menuntut kejujuran
dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Pengembangan Penilaian Aspek Afektif

1. membuat kisi-kisi instrumen
2. menulis instrumen
3. menentukan skala pengukuran
4. menentukan pedoman penskoran
5. menelaah (validitas isi) instrumen
6. melakukan ujicoba instrumen
7. menganalisis hasil ujicoba
8. memperbaiki instrumen
9. melaksanakan pengukuran
10. menafsirkan hasil pengukuran

Instrumen Sikap

Definisi konseptual: Sikap merupakan

kecenderungan merespon secara konsisten
baik menyukai atau tidak menyukai suatu
objek.
Definisi operasional: sikap adalah perasaan

positif atau negatif terhadap suatu objek.
Cara yang mudah untuk mengetahui sikap

peserta didik adalah melalui kuesioner.

Pengembangan Instrumen Sikap
Contoh indikator sikap thd. mata pelajaran matematika
Membaca buku matematika
Mempelajari matematika
Melakukan interaksi dengan guru matematika
Mengerjakan tugas matematika
Melakukan diskusi tentang matematika


Contoh pernyataan untuk kuesioner:
Saya senang membaca buku matematika
Tidak semua orang harus belajar matematika
Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematika
Saya tidak senang pada tugas pelajaran matematika
Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaik-

baiknya

Instrumen minat
Definisi konseptual:
Minat adalah keinginan yang tersusun melalui

pengalaman yang mendorong individu
berusaha mencari objek, melakukan aktivitas,
dan keterampilan untuk tujuan memperoleh
kepuasan.
Definisi operasional:
Minat adalah keingin-tahuan seseorang


tentang keadaan suatu objek, dan atau
melakukan aktivitas tertentu.

Pengembangan Instrumen Minat
Contoh indikator minat thd pelajaran matematika:
Memiliki catatan pelajaran matematika.
Berusaha memahami matematika
Memiliki buku matematika
Mengikuti pelajaran matematika

Contoh pernyataan untuk kuesioner:
Catatan pelajaran matematika saya lengkap
Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti

pelajaran matematika
Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika
Saya senang mengerjakan soal matematika.
Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

Instrumen konsep diri

Instrumen konsep diri bertujuan untuk

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri.
Definisi konseptual: konsep diri merupakan

persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri
yang menyangkut keunggulan dan
kelemahannya.
Definisi operasional: konsep diri adalah
pernyataan tentang kemampuan diri sendiri
yang terkait dengan sesuatu hal.

Pengembangan Instrumen Konsep Diri
Contoh indikator konsep diri:
Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami
Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran
Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit

Contoh pernyataan untuk instrumen:
Saya sulit mengikuti pelajaran matematika
Saya mudah memahami bahasa Inggris
Saya mudah menghafal suatu konsep.
Saya mampu membuat karangan yang baik
Saya bisa bermain sepak bola dengan baik
Saya mampu membuat karya seni yang baik
Saya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran

fisika.

Instrumen Nilai
Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui

bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk
berbuat.
Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan
aktivitas atau tindakan seseorang terhadap sesuatu
yg merupakan refleksi dari nilai yang dianutnya.
Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan

terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek.
Definisi operasional: nilai adalah keyakinan
seseorang tentang keadaan suatu objek atau
kegiatan.

Pengembangan
Instrumen Nilai
Contoh indikator nilai adalah:
Menyakini keberhasilan peserta didik
Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru.
Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat

Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik:
Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit

untuk ditingkatkan.
Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.
Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes
cenderung akan diterima di perguruan tinggi.
Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik
adalah atas usahanya sendiri.

Instrumen Moral
Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui

moral peserta didik.
Contoh indikator moral sesuai dengan definisi

tersebut adalah:
Memegang janji
Memiliki kepedulian terhadap orang lain
Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas
Memiliki Kejujuran

Pengembangan Instrumen Moral
Contoh pernyataan untuk instrumen moral:
Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati.
Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta

bantuan orang lain.
Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya
berusaha membantu.
Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau
ia tidak melihat saya.
Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan
teman, walau tidak seluruhnya benar.
Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu
mempercayainya.

Skala Instrumen Penilaian Afektif
Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap
pelajaran sejarah

N
o

PERNYATAAN

1.

Saya senang belajar Sejarah

2.

Pelajaran sejarah bermanfaat

3.

Saya berusaha hadir tiap ada jam
pelajaran sejarah

4.

Saya berusaha memiliki buku
pelajaran Sejarah

5.

Pelajaran sejarah membosankan

dst

7 6 5 4 3 2 1

Sikap thd Mata Pelajaran matematika
NO
1.
2.
3.
4.
5.

PERNYATAAN
Pelajaran matematika
bermanfaat
Pelajaran matematika sulit
Tidak semua harus belajar
matematika
Pelajaran matematika harus
dibuat mudah
Pembelajaran matematika
menyenangkan

SS

S

N

TS ST
S

Contoh Skala Beda Semantik

Pelajaran ekonomi

7 6 5 4 3 2 1
Menyenangkan
Sulit

Membosanka
n
Mudah

Bermanfaat

Sia-sia

Menantang

Menjemukan

Banyak

Sedikit

Dst.