PEMBERIAN TIGA JENIS KONSENTRAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL DAN INTERNAL TELUR AYAM RAS PETELUR

PEMBERIAN TIGA JENIS KONSENTRAT PROTEIN DALAM
RANSUM TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL DAN
INTERNAL TELUR AYAM RAS PETELUR

Oleh

DEDI SETIADI
B1D 012 064

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016

0

PEMBERIAN TIGA JENIS KONSENTRAT PROTEIN DALAM
RANSUM TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL DAN
INTERNAL TELUR AYAM RAS PETELUR


Oleh

DEDI SETIADI
B1D 012 064

SKRIPSI
Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan
Untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan
Pada Program Studi Peternakan

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2016

1i

HALAMAN PENGESAHAN
PEMBERIAN TIGA JENIS KONSENTRAT PROTEIN DALAM

RANSUM TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL DAN
INTERNAL TELUR AYAM RAS PETELUR

Oleh
DEDI SETIADI
B1D 012 064

Menyetujui :

Ir. Sumiati. MP
NIP : 19600128 198603 2002
Pembimbing I

Sukirno, S.Pt., M. Food., St
NIP : 1971022 3 200312 1001
Pembimbing II

Tanggal :

Tanggal :


Mengesahkan :
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Ketua,

Dr. Ir. M. Ashari, M.Si.
NIP. :19611231 198703 1017
2ii

DEDIKASI
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha mulia
Yang mengajar manusia dengan pena,
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,

bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang
telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha
Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia
yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini.
Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita
besarku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan sebuah karya
kecil ini untuk Paman dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini
memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang
tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,,
Paman,.. Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua
pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala
perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya..
Maafkan anakmu Ibu,,Paman masih saja ananda menyusahkanmu..

Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku
menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku
diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku,, mendidikku,,
membimbingku dengan baik,, ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk
mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..
Untukmu Ibu (SUHARNI ISMAIL) Paman (RIFAID ISMAIL) Ayah (ABAKAR)...Terimakasih....
we always loving you... ( ttd.Anakmu)
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian
impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan restu
semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti.

iii
3

Kepada sahabatku (Raffi Salman, Naufal penggemar poker, Dedi Cala plampang, Rizal
Aduhaiii, Arik, Melen dan Amir) semoga kalian semua cepet nyusul buat wisuda . aku
yakin dan sangat yakin kalian semua bissa !! jangan cepat menyerah apapun yang terjadi,
tetap melangkah meski itu sulit’. Letakkan bayangan toga didepan alis mata, target 5cm
itu pasti kalian raih !!,
... i love you all” :* ...

"Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan orang lain.
"Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan “KELAS A 2012”
“Tanpamu teman aku tak pernah berarti,,tanpamu teman aku bukan siapa-siapa yang
takkan jadi apa-apa”, buat

semua saudara sekaligus sahabatku selama Berada di

LOMBOK, suka cita empat tahun kita lalui bersama,, kini giliranku untuk terbang tinggi
mengejar kalian dan mimpi-mimpi yang pernah kita rangkai.
spesial doa untuk kalian semua semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat
wisuda.. Amiiin ya robbal’alamin...
Kalian semua bukan hanya menjadi teman dan adik yang baik,
kalian adalah saudara bagiku!!
Spesial buat seseorang !!
Terimakasih Buat seseorang yang berada di relung hati yang masih menjadi rahasia illahi
(Efa Nurmayanti) percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut-sebut
dalam benih-benih doaku, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyallah jodohnya
kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T.


Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk
sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat arus
sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk
menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi.
Never give up!
Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang”
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan..
Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan. -by” Dedi Setiadi.
Mataram, 29 November 2016

4
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunianya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana peternakan (S.pt) pada Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Penulis skripsi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya
Kepada :
1. Dr. Ir. Maskur, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2. Dr. Ir. Ashari, M.Si selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Mataram.
3. Ir. Sumiati, MP selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing,
memberi arahan, memotivasi, dan memberi pelajaran berharga bagi penulis.
4. Sukirno, S.Pt., M. Food., St selaku dosen pembimbing kedua yang telah
membimbing dan memberi pelajaran berharga bagi penulis.
5. Rifaid Ismail dan Suharni Ismail, selaku orang tua yang selalu memberi
dukungan materi, moral dan semangat yang tiada henti-hentinya, serta do’a yang
tulus sehingga ananda diberi kemudahan dalam menyelesaikan studi di Fakultas
Peternakan Universitas Mataram.
6. I Nengah Bagiarta, SE selaku pemilik peternakan ayam ras petelur yang
digunakan dalam penelitian.

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca sekalian.

Mataram, Desember 2016

v
5

PEMBERIAN TIGA JENIS KONSENTRAT PROTEIN DALAM
RANSUM TERHADAP KUALITAS EKSTERNAL DAN
INTERNAL TELUR AYAM RAS PETELUR
ABSTRAK
Oleh
DEDI SETIADI
B1D 012 064
Penelitian tentang pemberian tiga jenis konsentrat protein dalam ransum
terhadap kualitas eksternal dan internal telur ayam ras petelur telah dilakukan di
Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas

Mataram. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tiga jenis
konsentrat protein terhadap kualitas eksternal dan internal telur ayam ras petelur.
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam ras petelur berumur 6 bulan
sebanyak 45 ekor. Penelitian ini disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pola searah dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 5 ekor
ayam ras. Data yang diperoeh dari hasil penelitian di analisis menggunakan analisis
of varian (ANOVA) dengan penggunaan masing-masing ransum perlakuan yaitu :
(P1) Jagung kuning 40 %, Dedak padi 30 %, Konsentrat RK 24 AA+ 30 % dan (P2)
Jagung kuning 40 %, Dedak padi 30 %, Konsentrat KR 55 S 30 % dan (P3) Jagung
kuning 40 %, Dedak padi 30 %, Konsentrat KLKS 36 30 %. Variabel yang diukur
adalah berat telur, volume telur, berat jenis telur, indeks bentuk telur, indeks
albumen, indeks yolk, berat yolk, warna yolk, nilai Haught unit, berat kerabang, tebal
kerabang, diameter rongga udara. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata untuk
berat telur P1 54,41 g, P2 53,88 g, P3 56,02 g, volume telur P1 49,96 ml, P2 48,51
ml,P3 52,07, berat jenis telur P1 1,09 g/ml, P2 1,11 g/ml P3 1,08 g/ml, indeks bentuk
telur P179,27, P2 79,85 P3 79,43, indeks albumen P1 0,09, P2 0,07, P3 0,08, indeks
yolk P1 0,46, P2 0,46, P3 0,45, berat yolk P1 11,98 g, P2 12,09 g, P3 13,54 g, warna
yolk P1 6,89, P2 6,55, P3 6,85, nilai Haught unit P1 99,84, P2 93,17, P3 92,07, berat
kerabang P1 6,34 g, P2 6,32 g, P3 6,50 g, tebal kerabang P1 0,41 mm, P2 0,40 mm,
P3 0,42 mm, diameter rongga udara P1 13,98 mm, P2 12,82 mm, P3 13,72 mm. Hasil

analisis statistik yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa pemberian
tiga jenis konsentrat protein dalam ransum memberikan pengaruh yang tidak berbeda
nyata (P>0.05) terhadap berat telur, volume telur, berat jenis telur, indeks bentuk
telur, indeks albumen, indeks yolk, berat yolk, warna yolk, nilai Haught unit, berat
kerabang, tebal kerabang, diameter rongga udara.
Kata kunci : ayam ras, konsentrat protein, telur, kualitas eksternal dan internal

6vi

THE EFFECT OF FEEDING OF THREE TYPES OF PROTEIN
CONCENTRATES ON EXTENAL AND INTERNAL EGG
QUALITY OF LAYING HEN
ABSTRACT
By
DEDI SETIADI
B1D 012 064

Research regarding the effect of feeding of three types of protein
concentrates on external and internal egg quality hen has been done in the Laboratory
of Animal Products Processing Technology, Faculty of Animal Science, University
of Mataram. The objective of this study was to determine the effects of three types of
protein concentrates on the external and internal quality of egg laying hen. The
material used in this study were 45 heads of laying hen aged 6 months.this research
was designed with one way completely randomized design (CRD) with 3 treatments
and 3 replications, each replication consisted of five laying hen. The type and
percentage quantity of feeding material of the first treatment (P1) consist as follow :
yellow corn (40%), rice bran (30%), commercial protein concentrate with brand “RK
24 AA +”( 30%); the second treatmen (P2) consist of : yellow corn (40 %), rice
bran (30%), commercial protein concentrated with brand “KR 55 S” (30%); and the
third treatment (P3) consist of : yellow corn (40%), rice bran (30%), commercial
protein concentrate with brand “KLKS 36 S” (30%). The data obtained in this
research was the analize using analysis of variance (ANOVA). The variables
measured were egg weight, egg volume, egg density, egg shape index, albumen
index, yolk index, yolk weight, yolk color, Haught unit value, eggshell weight,
eggshell thickness, and diameter of egg air cell. The results showed that the average
of egg weight for P1, P2 and P3 respectively were 54.41 g, 53.88 g, and 56.02 g; egg
volume were 49.96 ml, 48.51 ml , and 52.07 respectively; specific gravity of eggs
were 1.09 g / ml, 1.11 g /ml, 1.08 g / ml respectively; egg shape index were 79,27,
79.85, and 79.43 respectively, albumen index were 0.09, 0.07, and 0.08 respectively,
yolk index were 0.46, 0.46, and 0.45 respectively; yolk weight were 11.98 g, 12.09 g,
and 13.54 g respectively; yolk color were 6.89, 6,55,and 6.85 respectively; the value
of Haught unit were 99.84, 93.17,and 92.07 respectively; eggshell weight were 6.34
g, 6.32 g, and 6.50 g respectivel; eggshell thickness were 0.41 mm, 0.40 mm, and
0.42 mm respectively; the diameter of the egg air cell were 13.98 mm, 12.82 mm,
and 13.72 mm respectively; Results of statistical analysis obtained showed that
feeding of three different types of protein concentrates have no significant effect (P>
0.05) on egg weight, egg volume, density of eggs, index of egg shape, index of
albumen, index of yolk, yolk weight, yolk color, value of Haught unit, eggshell
weight, eggshell thickness, and diameter of egg air cell.
Keywords: laying, protein concentrate, egg, external and internal quality

vii
7

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................... i i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii ii
DEDIKASI ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iiiv
ABSTRAK ............................................................................................... ivvi
ABSTRACT ............................................................................................. vvii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ix
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................. 1 1
Perumusan Masalah ...................................................................... 4 4
Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 4 4
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur.............................................. 5 5
Konsentrat ................................................................................... 7 7
Deskripsi Telur ............................................................................ 1010
Komposisi Kimia Telur................................................................ 1212
Kualitas Telur .............................................................................. 14
14

viii
8

MATERI DAN METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 19
Materi Penelitian......................................................................... 1919
Metode Penelitian ....................................................................... 2222
Rancangan Penelitian.................................................................. 2525
Variabel yang diamati ................................................................. 2525
Analisis Data .............................................................................. 2625
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Eksternal Telur Ayam Ras ........................................... 2726
Kualitas Internal Telur Ayam Ras ............................................. 3435
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................... 5051
Saran ........................................................................................ 5051
RINGKASAN......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 60
LAMPIRAN ........................................................................................... 68
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………

105

PEGESAHAN DEWAN PENGUJI ………………………………….

106

ix
9

DAFTAR TABEL

Tabel :

Halaman
1. Komposisi Kimia Telur Ayam (%)...................................................... 1414
2. Standar Berat Telur Berdasarkan Berat dan Kelompoknya .................. 1515
3. Komposisi Zat Gizi Bahan Pakan Penelitian ...................................... 1919
4. Susunan Ransum Ayam Penelitian .................................................... 2020
5. Rata- rata Kualitas Eksternal Telur Ayam Ras Petelur CV.909........... 2726
6. Perbandingan Hukum Archimedes dengan Metode Prediksi................ 2730
7. Rata- rata Kualitas Internal Telur Ayam Ras Petelur CV.909 ............. 3433

10
x

DAFTAR GAMBAR

Gambar :

Halaman

1. Grafik batang rata-rata berat telur ayam ras strain CV.909 ................ 27
27
2. Grafik batang rata-rata volume telur ayam ras strain CV.909............ 29
29
3. Grafik batang rata-rata berat jenis telur ayam ras strain CV.909 ...... 31
31
4. Grafik batang rata-rata indeks bentuk telur ayam ras strain CV.909... 33
33
5. Grafik batang rata-rata indeks albumen telur ayam ras strain CV.909…..3535
6. Grafik batang rata-rata indeks yolk telur ayam ras strain CV.909 ...... 37
37
7. Grafik batang rata-rata berat yolk telur ayam ras strain CV.909......... 39
39
8. Grafik batang rata-rata warna yolk telur ayam ras strain CV.909....... 41
41
9. Grafik batang rata-rata nilai Haught unit telur ayam ras strain CV.909 .....42
42
10. Grafik batang rata-rata berat kerabang telur ayam ras strain CV.909….4444
11. Grafik batang rata-rata tebal kerabang telur ayam ras strain CV.909.......
46 46
12. Grafik batang rata-rata diameter rongga udara telur ayam ras
strain CV.909..........................................................................................
48 48

xi
11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

Halaman

69
1. Menghitung Sidik Ragam Kualitas Ekternal dan Internal Telur .......... 82
2. Menghitung Nilai Haught Unit Telur....................................................93
. 108
96
3. Produksi Telur Ayam Ras Strain CV.909 (butir/minggu) .................. 111
96
4. Konsumsi Ransum per Minggu Selama Penelitian............................. 111
5. Ransum Yang diberikan, pakan sisa dan pakan yang di konsumsi….. 97
6. Perbandingan Hukum Archimedes dengan Metode Prediksi……….. 98
7. Dokumentasi Penelitian……………………………………………..

xii
i

100

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Unggas merupakan salah satu penyumbang protein hewani terbanyak
di Indonesia, salah satunya adalah telur. Telur merupakan sumber protein
hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia selain memiliki
rasa yang lezat, mudah dicerna, telur juga memiliki nilai gizi tinggi karena
mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
seperti protein dengan asam amino yang lengkap dan seimbang, lemak
vitamin, mineral, dan mempunyai daya cerna yang tinggi, selain itu telur
mudah diperoleh dan harganya murah, ayam ras petelur merupakan salah satu
komoditi ternak yang menghasilkan telur. Untuk menghasilkan telur dalam
jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik salah satunya dipengaruhi oleh
pakan yang diberikan (Sirait, 1986).
Dalam pemeliharaan ternak unggas pakan merupakan biaya yang
cukup tinggi kurang lebih 60-70% dari total biaya produksi. Biaya untuk
ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya.
Fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil
energi, yang selanjutnya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya memelihara jaringan tubuh, serta produksi telur dan reproduksi
(Wahyuningsih, 1998).
Ayam ras petelur memerlukan pakan dengan nutrisi yang tepat untuk
dapat menghasilkan produksi yang tinggi, kebutuhan nutrisinya dikhususkan
untuk pertumbuhan dan produksi telur. Menurut Rasyaf (1991), dalam

1

produksi telur ternak membutuhkan pakan, ketenangan, dan kesehatan. Selain
itu produksi telur tergantung pada kemampuan genetis unggas serta kualitas
pakan yang diberikan. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi dan
kualitas telur yang baik maka perlu dimbangi dengan kualitas pakan secara
lengkap. Pakan lengkap merupakan pakan yang mengandung semua unsur
gizi yang dibutuhkan ternak unsur gizi tersebut di antaranya protein, energi,
vitamin, mineral, dan air. Salah satu pakan yang memiliki kandungan gizi
yang seimbang serta memenuhi kebutuhan ternak yaitu konsentrat protein.
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama
bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan
makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai pakan
pelengkap (Hartadi et al., 1991). Konsentrat atau pakan penguat dapat disusun
dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung
giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi.
Peranan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar
memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara
sehat. Penambahan konsentrat dalam ransum ternak merupakan suatu usaha
untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan, sehingga

akan diperoleh

produksi yang tinggi (Akoso, 1996).
Konsentrat protein adalah campuran bahan pakan yang mengandung
nilai gizi yang tinggi, yang perlu dicampur dengan bahan pakan lain dengan
proporsi tertentu untuk mendapatkan pakan seimbang dengan nilai gizi sesuai
dengan kebutuhan ternak. Jenis konsentrat protein produk industri pakan
ternak untuk ayam ras petelur

yang terdapat di poultry shop di Nusa

2

Tenggara Barat khususnya di Kota Mataram adalah konsentrat protein RK 24
AA+, KLK super 36 dan KR 55 S. Konsentrat protein RK 24 AA+ merupakan
konsentrat protein yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand, konsentrat
protein KLK super 36 merupakan konsentrat yang diproduksi oleh PT. Japfa
Comfeed Indonesia, sedangkan konsentrat protein KR 55 S adalah konsentrat
protein yang diproduksi PT. Wirifa Sakti. Apabila dijadikan sebagai pakan
komplit untuk ayam ras petelur maka perlu ditambahkan dengan konsentrat
energi seperti jagung kuning, dan dedak padi, sehingga kebutuhan protein,
energi, dan mineral sesuai dengan kebutuhan ternak.
Berdasarkan kandungan nutrisi yang tersedia pada pakan konsentrat
protein dan ketersediaannya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan untuk unggas, untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan
mengetahui pengaruh pemberian tiga jenis pakan konsentrat protein KLK 36
S, RK 24 AA+ , KR 55 S dan pengaruhnya terhadap kualitas telur ayam ras
dengan harapan dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui kualitas
pakan yang akan diberikan. Diharapkan penelitian mengenai konsentrat
protein ini dapat meningkatkan produksi dan kualitas telur pada ayam ras.
Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa
standar yang menentukan baik kualitas internal maupun eksternal. Kualitas
eksternal difokuskan pada kebersihan kulit, bentuk, warna kulit, tekstur
permukaan, dan keutuhan telur. Kualitas internal mengacu pada putih telur
(albumin), ukuran rongga udara, dan kondisi kuning telur. Penurunan kualitas
interior dapat diketahui dengan menimbang bobot telur atau meneropong
ruang udara dan dapat juga dengan memecah telur untuk diperiksa kondisi

3

kuning telur, kekentalan putih telur, warna kuning telur, posisi kuning telur,
dan ada tidaknya noda-noda bintik darah (Nort dan Bell disitasi oleh
Tugiyanti, 2012). Kualitas tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti
bangsa ayam, penyakit, pakan yang diberikan dan perlakuan terhadap telur
tersebut.
Komposisi kimia dan kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya bangsa ayam, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang
diberikan serta sistem pemeliharaan (North dan Belldisitasi oleh Tugiyanti,
2012). Kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan sangat menentukan
terhadap produksi dan kualitas telur baik secara fisik/ekternal maupun secara
kimiawi/internal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan pemberian tiga
jenis konsentrat protein dalam pakan terhadap kualitas telur ayam ras petelur.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemberian tiga jenis konsentrat protein terhadap kualitas eksternal dan
interna telur ayam ras petelur.
Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan
informasi mengenai potensi konsentrat protein sebagai bahan pakan
komplit unggas.

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Ayam Ras Petelur
Awal mula ayam petelur berasal dari ayam liar yang ditangkap dan
dipelihara karena mampu menghasilkan telur yang banyak. Di awal tahun
1900 an, ayam liar itu tetap pada tempatnya akrab dengan pola kehidupan
masyarakat dipedesaan. Kemudian pada tahun 1940-an, orang mulai
mengenal ayam yang saat itu dipelihara oleh penduduk Belanda, sehingga
diberi nama ayam Belanda atau ayam negeri. Pada perkembangan selanjutnya,
ayam liar ini disebut ayam lokal atau ayam kampung, sedangkan ayam
Belanda disebut ayam ras (Anonim, 2000).
Ayam domestik termasuk dalam spesies Gallus gallus tetapi terkadang
ditujukan kepada Gallus domesticus. Ayam diklasifikasikan sebagai berikut
(Scanes et al., 2004) :
Filum

: Chordata

Subfilum

: Vertebrata

Kelas

: Aves

Superordo

: Carinatae

Ordo

: Galliformes

Famili

: Phasianidae

Genus

: Gallus

Spesies

: Gallus gallus

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini
adalah ayam ras petelur White Leghorn yang kurus dan umumnya setelah
habis masa produktifnya. Pada akhir periode tahun 1990-an mulai merebak
peternakan ayam pedaging yang memang khusus untuk daging, sementara

5

ayam petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai berkembang. Disinilah
masyarakat mulai sadar bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai
petelur handal dan pedaging yang enak (Anonim, 2000).
Berdasarkan berat badannya, ayam ras petelur dibagi menjadi dua tipe
yakni ayam ras petelur tipe ringan, dan ayam ras petelur tipe medium. Ayam
tipe medium umumnya berwarna coklat dan lebih diminati oleh peternak
ayam petelur. Ayam ras petelur medium tergolong ayam dwiguna, sebab
selain dapat memproduksi telur, juga dapat menghasilkan daging yang banyak
pula. Bobot ayam ini cukup berat, meskipun beratnya masih berada di antara
berat ayam petelur ringan dan ayam pedaging (Anonim, 2000).
Ayam ras petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara
dengan tujuan untuk diambil telurnya. Berbagai seleksi telah dilakukan, salah
satunya diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam
petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan
cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini.
Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik
dipertahankan. Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul
(Anonim, 2000).
Berdasarkan

manajemen

pemeliharaannya,

ayam

ras

petelur

dikelompokkan dalam 3 fase pertumbuhan, yakni; fase starter, fase grower,
danfase layer. Rahmadi (2009) mengungkapkan bahwa ayam ras petelur fase
layer merupakan ayam yang berumur antara 20 hingga 80 minggu (afkir).
Ayam pada akhir masa produksi tergolong dalam fase layer, yakni
padaumur 50 minggu ke atas. Ayam pada akhir masa produksi biasa disebut

6

ayam tua. Boling et al., (2000) mengemukakan bahwa ayam tua adalah ayam
yang berumur 70 sampai 76 minggu.
Ayam ras petelur yang banyak dikembangkan di pulau Lombok adalah
ayam ras brown legion produksi Charoen Pokphand, mempunyai produksi
telur yang tinggi. kurang lebih 300 butir / tahun. Produksi telur yang tinggi
dapat dicapai apabila diberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya. Selanjutnya Scott (1982) menyatakan
bahwa tingkat produktivitas ternak termasuk produksi telur sangat
dipengaruhi oleh kualitas pakan yang diberikan. Jenis bahan pakan yang biasa
digunakan dalam meramu pakan ayam ras petelur adalah jagung kuning,
dedak padi dan konsentrat protein buatan pabrik dengan komposisi sesuai
dengan yang tercantum dalam kemasan dari pabrik.
Konsentrat
Konsentrat adalah suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama
bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan
makanan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai pakan
pelengkap (Hartadi et al., 1991). Konsentrat atau pakan penguat dapat disusun
dari biji-bijian dan limbah hasil proses industri bahan pangan seperti jagung
giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi.
Peranan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrien yang rendah agar
memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara
sehat (Akoso, 1996). Penambahan konsentrat dalam ransum ternak
merupakan suatu usaha untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan,
sehingga akan diperoleh produksi yang tinggi (Holcomb et. al., 1984).

7

Konsentrat dibedakan dua kelompok, yaitu konsentrat sumber energi
(carbonaseous concentrate) dan konsentrat sumber protein (proteinaseous
concentrate).

Carbonaseous

concentrate

merupakan

konsentrat

yang

mengandung energi tinggi, protein rendah dengan protein kasar kurang dari
20 persen dan serat kasar 18 persen, sedangkan proteinaseous concentrate
adalah konsentrat yang mengandung protein tinggi dengan protein kasar lebih
dari 20 persen (Prawirokusumo, 1994).
Konsentrat sumber protein
Semua macam bahan pakan yang mengandung protein kasar >20%.
Penggunaan konsentrat protein terutama ditujukan untuk ternak muda, ternak
tumbuh cepat dan ternak produksi tinggi. Berdasarkan sumbernya, bahan
konsentrat protein berasal dari:
1. Limbah dari ikan laut
2. Hewan darat
3. Tanaman
4. Asam amino sintetik
Konsentrat protein dapat dibuat dengan cara menghilangkan
komponen nonprotein seperti lemak, karbohidrat, mineral, dan air, sehingga
kandungan protein produk menjadi lebih tinggi dibandingkan bahan baku
aslinya (Amoo et al. 2006). Penghilangan komponen nonprotein pada
pembuatan konsentrat protein dapat dilakukan dengan proses ekstraksi.
Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkohol atau larutan
asam. Pelarut alkohol yaitu aseton merupakan pelarut organik yang bersifat

8

polar yang memiliki kemampuan untuk memisahkan fraksi gula larut air dan
lemak tanpa melarutkan proteinnya (Amoo et al. 2006).
Konsentrat sumber energi
Semua macam bahan pakan yang merupakan sumber energi dan
memenuhi syarat tertentu (serat kasar < 18%, dinding sel 60 g ekstra besar, telur besar 56-60 g, telur sedang 51-55 g,
telur kecil 46-50 g dan telur ekstra kecil < 46 g dan telur ayam buras
digolongkan telur ekstra kecil pada telur ayam ras. Berat telur pada unggas
dipengruhi oleh faktor-faktor seperti sifat genetik, tahap dewasa kelamin,
umur, konsumsi pakan beserta zat-zat yang terkandung didalamnya seperti
protein, lemak, karbohidrat dan vitamin (Wahju, 1985). Menurut Anggorodi

14

(1985), bahwa faktor terpenting dalam pakan yang mempengaruhi berat telur
adalah protein terutama kandungan asam-asam amino karena lebih dari 50%
berat kering telur adalah protein. Romanoff dan Romanoff (1963) serta
Buckle et al.,(1985), menyatakan bahwa penyusutan berat telur disebabkan
terjadinya penguapan air selama penyimpanan, terutama pada bagian putih
telur dan sebagian kecil oleh penguapan gas-gas seperti CO2, NH3, dan H2S
akibat degradasi komponen organik telur. Standar berat telur berdasarkan
berat dan kelompoknya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Standar Berat Telur Berdasarkan Berat dan Kelompoknya
No

Kelompok

Berat perbutir (g)

1

Jumbo

Lebih dari 65

2

Extra jumbo

60-65

3

Large

55-60

4

Medium

50-55

4

Small

45-50

5

Peewee

Kurang dari 45

Sumber : Anonim, 2013.

b. Tebal Kerabang
Kerabang telur berfungsi untuk pertukaran gas dalam respirasi, dan
berfungsi sebagai perendam getaran, tebal kerabang telur berkisar antara 0,330,35 mm. Tipisnya kulit telur dipengaruhi beberapa faktor yaitu umur, type
ayam, zat-zat makanan, peristiwa faal dari organ tubuh, stress dan komponen
lapisan kulit telur. Kulit yang tipis relatif berpori lebih banyak dan besar,
sehingga mempercepat turunnya kualitas telur akibat penguapan dan
pembusukan lebih cepat (Sumarni, 2004). Menurut Sudaryani (2008), kualitas

15

telur akan semakin baik jika tekstur kulitnya halus dan keadaan kulit telur utuh
serta tidak retak.
2. Kualitas internal telur
a. Indeks Putih Telur
Indeks putih telur merupakan perbandingan antara tinggi putih telur
dengan diameter rata-rata dari putih telur kental (Wotton, 1978 dalam
Hidayanti 2004). Apabila telur disimpan, makin lama indeks albumen akan
menurun dan semakin kecil, ini disebabkan karena putih telur semakin encer.
Putih telur menurun selama penyimpanan karena pemecahan ovomucin yang
dipercepat naiknya pH (Card and Neishein, 1979). Menurut Romanof dan
Romanof (1963), indeks putih telur ayam yang masih segar sekitar 0,05-0,17
mm pada umumnya sekitar 0,09-0,12 mm.
b. Indeks Kuning Telur
Indeks kuning telur merupakan perbandingan tinggi kuning telur
dengan diameternya yang diukur setelah dipisahkan dari telurnya.Telur segar
mempunyai indeks kuning telur 0,33-0,50 mm dengan rata-rata 0,42 mm.
Semakin tua atau lama umur telur (sejak ditelurkan unggas) indeks kuning
telur akan semakin menurun karena penambahan ukuran kuning telur akibat
perpindahan air (dari putih ke kuning telur).
c. Haugh Unit (HU)
Haugh unit (HU) digunakan untuk menentukan kualitas telur yang
menyatakan hubungan antara berat telur dengan tinggi albumen (Card and
Nieshein, 1975). Penurunan nilai Haugh unit menurut Romanoff dan
Romanoff (1963), disebabkan oleh hilangnya CO2 melalui pori-pori kerabang

16

telur sehinnga menyebabkan turunnya konsentrasi ion bikarbonat dalam putih
telur dan menyebabkan rusaknya sistem buffer sehingga kekentalan putih
telur menurun dan penyusutan berat telur disebabkan terjadinya penguapan air
selama penyimpanan. Nilai haugh unit untuk telur baru ditelurkan nilainya
100, sedangkan telur dengan mutu terbaik nilainya diatas 72 dan telur busuk
nilainya dibawah 50 (Buckle et al., 1985). Penentuan kualitas telur
berdasarkan haugh unit menurut standar United Stated Departement of
Agriculture (USDA) adalah sebagai beikut:
1. Nilai HU kurang dari 31 digolongkan C
2. Nilai HU kurang dari 31-60 digolongkan B
3. Nilai HU kurang dari 60-72 digolongkan A
4. Nilai HU lebih dari 72 digolongkan AA
Rumus Haught Unit:
HU = 100 log ( H + 7,57 –1,7 W 0,37 )
Keterangan :
HU : Haugh Unit
H : Tinggi Putih Telur (mm)
W: Berat Telur (g)
d. Warna Kuning Telur
Penentuan warna kuning telur dapat dilakukan dengan menggunakan
alat pembanding warna yaitu Roche Yolk Colour Fan dimana alat ini
berbentuk seperti kipas yang terdiri dari 15 macam seri warna, biasanya
warna kuning telur sangat bervariasi mulai dari kuning muda sampai kuning
tua. Warna kuning telur juga dipengaruhi oleh bobot, bentuk dan membran

17

vitalin, dan warna kuning telur dipengaruhi oleh zat warna xantofil yang
banyak

terdapat

dalam

golongan

hidroksikarotenoid.

Zat

tersebut

mempengaruhi warna kunig telur, warna kulit, shank, paruh dan pigment ini
akan disimpan di dalam kuning telur (Stadellman dan Cotterill, 1995 disitasi
Hanartani, 2008).

18

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Batu Rujung Kelurahan
Pagutan Barat, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari bulan Mei - Juni dan dilanjutkan
dengan uji kualitas eksternal dan internal telur di Laboratorium Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak (TPHT) Fakultas Peternakan Univeritas Mataram.
Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Ayam ras petelur strain cv.909 sebanyak 45 ekor dengan umur 19 minggu.
2. Pakan tersusun dari dedak padi, jagung kuning dan konsentrat Protein RK
24 AA+ produki PT. Charoen Pokphand, KR 55 produksi PT. Wirifa
Sakti, dan KLKS 36 produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia.
Adapun komposisi zat gizi dan susunan ransum yaitu sebagai berikut :
Tabel 3. Komposisi zat gizi bahan pakan penelitian
PK
(%)
13
8.6
36
35
36

Bahan pakan

1. Dedak padi*
2. Jagung kuning*
3. Konsentrat protein RK 24 AA+**
4. Konsentrat protein KLKS 36***
5. Konsentrat protein KR 55****
Sumber : *
NRC (1994)
** PT. Charoen Pokphand
*** PT. Japfa Comfeed Surabaya
\
**** PT. Wirifa Sakti

19

ME (
kkal/kg)
2100
3329
1985
1826.22
1840

Ca
(%)
0.06
0.02
10
12
12

P
(%)
1.5
0.28
1.1
2
1.5

Tabel 4. Susunan ransum ayam penelitian
P1
40
30
30
100

Perlakuan
P2
40
30
30
100

P3
40
30
30
100

18.14
2557.4
3.026
0.892

18.14
2513.6
3.626
1.012

17.84
2509.5
3.626
1.162

Bahan
1. Jagung kuning (%)
2. Dedak padi (%)
3. Konsentrat protein RK 24AA+ (%)
4. Konsentrat protein KR 55 S (%)
5. Konsentrat protein KLKS 36 (%)
Total
Komposisi kimia ransum
Protein kasar (%)
Energi metabolis (kkal/kg)
Ca (%)
P (%)
Sumber : Data primer diolah (2016)
Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Alat Kandang
a. Menggunakan kandang baterai yang berukuran 40 x 40 cm,
masing-masing kandang baterai diisi 1 ekor ayam dan dilengkapi
dengan tempat minum dan tempat pakan.
b. Sekop untuk mencampur pakan.
c. Ember dan karung untuk menaruh pakan yang sudah dicampur.
d. Ballpoint untuk mencatan hasil penelitian.
e. Timbangan dengan kapasitas 5 kg untuk menimbang bahan pakan,
sisa pakan, dan pakan yang akan diberikan.
f. Buku untuk mencatat produksi telur dan sisa pakan.

20

2. Alat Laboratorium
a. Timbangan analitik untuk menimbang bobot telur.
b. Jangka sorong untuk mengukur lebar telur, panjang telur, rongga
udara.
c. Plat kaca sebagai alas untuk mengukur, indeks kuning telur, warna
kuning telur, dan indeks putih telur yang sudah dipecah.
d. Scalpel atau Pisau untuk memecah telur.
e. Yolk colour fan untuk membandingkan warna kuning telur.
f. Egg separator sebagai tempat memisah kuning telur.
g. Gunting untuk memotong kuning telur.
h. Depth micrometer untuk mengukur tinggi yolk dan albumen telur.
i. Piring alumunium sebagai wadah penyimpanan telur.
j. Gelas ukur untuk mengukur volume telur.
k. Tabung ukur untuk mengukur volume telur.
l. Gelas untuk mengukur volume telur.
m. Kapas untuk membersihkan telur.
n. Pulpen untuk mencatat hasil penelitian.

21

Metode penelitian
Adapun tahap penelitian yang akan dilakukan terdiri dari :
Tahap 1. Persiapan
1. Mempersiapkan kandang.
2. Mempersiapakan ayam ras petelur sebanyak 45 ekor yang dikelompokkan
dalam tiga kelompok perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap
ulangan terdiri dari lima ekor ayam. Semua ayam dari masing-masing
perlakuan dimasukan ke dalam kandang secara acak.
3. Menyiapkan pakan.
Pada tahap ini pakan yang akan digunakan dalam penelitian yaitu terdiri
dari dedak padi, jagung kuning, dan konsentrat protein, disimpan dalam
area kandang . Yang natinya pakan tersebut akan digunakan dalam bahan
penelitian selama satu bulan. Sebelum proses pengambilan data, ayam
yang digunakan dalam penelitian ini dibiasakan mengkonsumsi ketiga
jenis pakan tersebut untuk proses adaptasi.
Tahap II. Pemberian pakan dan air minum
Pemberian pakan pada ayam diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi
hari jam 08.00 wita, dan sore hari jam 15.00 wita, pakan yang diberikan
sesuai dengan perlakuan. Pada tahap ini pakan dan air minum diberikan secra
addlibitum. Sedangkan sisa pakan ditimbang setiap minggu dari tiap
perlakuan selama penelitian. Kemudian menghitung konsumsi pakan tiap
minggu dari tiap perlakuan dihitung dengan rumus : Konsumsi = jumlah
ransum yang diberikan – sisa ransum pada penelitian.

22

Tahap III. Analisis Kualitas Telur
Tahapan yang dilakukan pada analisis telur meliputi :
1. Pengambilan sampel
Pengukuran kualitas telur untuk pengujian eksternal dan internal
dilakukan pada periode produksi awal, tengah dan akhir produksi ,dimana
setiap perlakuan dan ulangan masing-masing 3 butir telur, sehingga jumlah
sampel yang diperoleh adalah 81 butir telur dan setiap telur diberi kode sesuai
perlakuan.
2. Analisis kualitas telur
1. Pengukuran Berat Telur
a. Masing-masing telur diberi kode sesuai perlakuan
b. Telur ditimbang dan dicatat berat telur (g)
2. Pengukur Indeks Putih Telur
a. Telur yang sudah ditimbang kemudian dipecah dan diletakkan di
atas plat kaca
b. Tinggi putih telur diukur menggunakan jangka sorong, bagian putih
telur yang diukur dipilih antara tinggi kuning telur dan putih telur
kental dan diukur rata-rata diameter putih telur
c. Tinggi putih telur dan diameter putih telur diukur kemudian
dihitung dan dicatat hasil perhitungan indeks putih telur yang
diperoleh dari indeks putih telur degan rumus indeks putih

Keterangan:

AI =

A
B

AI = Albumin Indeks
A = Tinggi Putih Telur

23

B = Diameter Putih Telur
3. Pengukuran Indeks Kuning Telur
a. Telur yang sudah ditimbang, kemudian dipecah dan diletakkan di
atas plat kaca
b. Tinggi kuning telur diukur menggunakan jangka sorong, bagian
kuning telur yang diukur dipilih bagian tengah dari bagain kuning
telur dan diukur rata-rata diameter kuning telur
c. Tinggi kuning telur degan diameter kuning telur dibandingkan dan
catat hasil pengukuran dangan perhitungkan indeks kuning telur
yang diperoleh dari indeks kuning telur degan rumus indeks kuning
telur menurut Laily dan Suhendra (1979).
YI =

A
B

Keterangan :

YI= Yolk Indeks
A = Tinggi Kuning Telur
B = Diameter Kuning Telur

4. Pengukuran Haugh unit (HU)
a. Telur yang sudah ditimbang, kemudian dipecah dan diletakkan di
atas pelat kaca datar
b. Tinggi putih telur diukur dengan Depth micrometer, bagian putih
telur yang diukur diplih diantara tinggi putih telur dan kuning telur
c. Hasil pengukuran berat telur dan ketebalan putih telur dimasukkan
dalam rumus Haugh unit menurut Nesheim et al., (1979).
HU = 100 log ( H + 7,57 –1,7 W 0,37 )
Keterangan :

HU : Haugh Unit

24

H : Tinggi Putih Telur (mm)
W: B