Analisis struktural novel Jalan Bandungan karya NH. Dini dan implementasinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XI - USD Repository

  

ANALISIS STRUKTURAL

NOVEL JALAN BANDUNGAN KARYA NH. DINI

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA KELAS XI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

Febrilia Kustiansari 061224011

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Moto

  Tak ada manusia Yang terlahir sempurna

  Jangan kau sesali Segala yang telah terjadi

  Kita pasti pernah Dapatkan cobaan yang berat

  Seakan hidup ini Tak ada artinya lagi

  Syukuri apa yang ada Hidup adalah anugerah

  Tetap jalani hidup ini Melakukan yang terbaik

  Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya

  Bagi hambanya yang sabar Dan tak kenal putus asa

  (Lirik lagu D Masiv, Jangan Menyerah)

  

PERSEMBAHAN

  Karya ini ku persembahkan kepada: Allah SWT, karena Dia-lah petunjuk jalan hidupku.

  Kedua orang tuaku yang penuh cinta, Bapak Slamet Kus Widodo dan Ibu Siti Wuryaningsih yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa yang tak putus-putus, yang tidak pernah habis memberikan semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

Kustiansari, Febrilia. 2011. Analisis Struktural Novel Jalan Bandungan Karya

Nh. Dini. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini mengkaji sktuktur novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini.

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan unsur instrinsik dalam novel Jalan

Bandungan dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran.

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

objektif yang menitikberatkan pada unsur instrinsik karya sastra yang terdiri dari

tokoh, alur, latar, dan tema. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode diskriptif. Dengan metode tersebut peneliti membagi dua bagian.

Pertama, menganalisis novel Jalan Bandungan secara struktural yang terdiri dari

tokoh, alur, latar dan tema. Kedua, implementasi hasil analisis novel Jalan

Bandungan secara struktural sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA.

  Berdasarkan analisis intrinsik dapat disimpulkan bahwa tokoh sentral

dalam novel Jalan Bandungan adalah Muryati dan Widodo. Untuk tokoh Muryati

berperan sebagai protagonist atau tokoh utama. Widodo berperan sebagai tokoh

antagonis. Sedangkan Handoko, Sri, Sisiwi, Ganik dan Murniyah berperan

sebagai tokoh tambahan.

  Alur dalam cerita ini adalah alur campuran karena dalam pengaluran

cerita, peristiwa-peristiwa yang terjadi di beberapa bagian terdapat sorot balik.

Cerita diawali dengan paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks,

leraian, dan berakhir dengan selesaian.

  Latar peristiwa dalam novel Jalan Bandungan ini meliputi latar tempat,

latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat secara umum terdapat di Jawa Tengah,

Semarang. Latar waktunya terjadi ketika zaman perang revolusi terhadap Belanda.

Latar sosial yang digunakan pengarang adalah masyarakat yang masih masih

kolot dan berusaha bangkit pasca perang ditambah belum terorganisirnya Negara

pasca perang revolusi dengan Belanda tapi tidak lepas dari adat dan

kebudayaannya.

Dalam novel Jalan Bandungan , ditemukan adanya tema pokok dan tema

tambahan. Tema pokok (tema mayor) yang terkandung yaitu menggambarkan

perjuangan seorang wanita bernama Muryati sebagai tokoh utama yang

menyimbulkan kekuatan seorang yang tidak mudah menyerah terhadap lika-liku

hidup yang dihadapinya.Tema tambahan (tema minor) dalam novel ini adalah

secara umum bertemakan kemanusian. Novel ini bertema kemanusiaan karena

mengungkapkan berbagai persoalan kemanusiaan, seperti keikhlasan, cinta kasih,

kejujuran, persahabatan, kemunafikan, kesewenang-wenangan dan keterpaksaan.

  Berdasarkan analisis unsur-unsur instrinsik dapat disimpulkan adanya

hubungan anatarunsur intrinsik di dalam novel Jalan Bandungan. Kisah novel

Jalan Bandungan dan struktur penceritaan timbul karena masalah dan karakter

tokohnya.

  

Novel Jalan Bandungan ini menggunakan bahasa sederhana dengan ragam

bahasa sehari-hari yang mudah dipahami birapun ada beberapa menggunakan

istilah bahasa Jawa dan bahasa figuratif digunakan dalam cerita tersebut.

  Jika dikaitkan dengan pembelajaran sastra di SMA, skripsi ini

menunjukkan bahwa novel Jalan Bandungan dapat diimplementasikan sebagai

bahan pembelajaran kelas XI semester I. Hal ini dibuktikan dengan kesesuaian

analisis unsur intrinsik novel Jalan Bandungan dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Standar kompetensinya adalah siswa mampu memahami

berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi dasarnya yaitu

siswa mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel

Indonesia/terjemahan.

  

ABSTRACT

  Kustiansari, Febrilla. 2011. Structural Analysis of Nh. Dini’s Novel Jalan

  

Bandungan . Minithesis of Graduate School. Yogyakarta: Education of Indonesian

and Regional Language and Letter, Sanata Dharma University.

  This research studied on the structure of Nh. Dini’s novel Jalan Bandungan. The purpose of this research was to describe intrinsic element in novel Jalan Bandungan and its implementation as learning material.

  The approach used in this research was objective approach of which emphasize on the intrinsic element of letter work comprised of character, plot, setting, and theme. Meanwhile the method used in this research was descriptive method. By this method the author divided it into two parts. First, structurally analyze the novel

  

Jalan Bandungan comprising of the character, plot, setting, and theme. Second,

  structurally implement of the result of analysis of novel Jalan Bandungan as learning material of letter in Senior High School.

  Based on the intrinsic analysis it can be concluded that the central characters in novel Jalan Bandungan are Muryati and Widodo. The character Muryati takes the role as protagonist or main character. Widodo takes the role as antagonist character. Meanwhile Handoko, Sri, Sisiwi, Ganik and Murniyah take the role as figurant.

  The plot in this story is fused plot by reason in plotting the story; the incidents happened in various parts, there are ordinary plot and flashback plot. The story begins by the description, stimulation, conflict, clash, complexity, resolvability, and ends with the conclusion.

  The incident setting in novel Jalan Bandungan included the place, time, and social setting. The place setting was generally in Central Java, Semarang and Nederland. The time setting happened during the revolution war period to against the Nederland and post-war governmental period. The social setting used by the author was the society which still conservative and strived to stand up in the post-war period added by the unorganized condition of the state in post revolution war period with the Nederland related to its custom and culture. In novel Jalan Bandungan , it found the primary theme and additional theme. The primary theme (major theme) contains is describing the struggle of a woman named Muryati as main character who concludes an individual power of which is not easily to surrender towards the complicatedness of life she faces. The additional themes (minor theme/partial theme) in this novel are humanism, social, and politic. It is called as humanism by reason this express various humanism problem, such as the sincerity, affection, honesty, friendship, hypocrisy, despotism, and forcedness. The novel Jalan Bandungan uses simple language by daily language style of which is easily comprehended although it used many language style of Javanese and figurative language used in this story.

  If it is related to the letter learning in Senior High School, this minithesis grade of Semester I. It is proven by the appropriateness of analysis of intrinsic element of novel Jalan Bandungan by Curriculum of Educative Unit Level. The standard of competence is the student able to comprehend various tale, Indonesian/ translation novel. Its basic competence is the student able to analyze the intrinsic and extrinsic element of Indonesian/translation novel.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul Analisis Struktural Novel Jalan Bandungan Karya Nh. Dini.

Penyusunan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Skripsi ini dapat

terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yang Maha Esa, karena Dia-lah penuntun hidupku.

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Setya Tri Nugraha S.Pd. M. Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar selalu membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

  4. Drs. G. Sukadi, selaku dosen II yang dengan sabar selalu membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

  5. Para dosen PBSID yang telah mendidik dan bersedia membagikan ilmunya kepada penulis.

  6. Para karyawan dan karyawati sekertariat FKIP, PBSID, MKDK, dan BAAK yang telah melayani segala urusan administrasi sehingga dapat membantu lancarnya tugas penulis.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii

MOTO…………………………………………………………………………….iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………..v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….vi

ABSTRAK…………………………………………………………………….…vii

ABSTRAK …………………………………………………………………………ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xiii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………...1

  1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………4

  1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….4

  1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………...4

  1.5 Batasan Istilah……………………………………………………..5

  1.6 Sistematika Penyajian……………………………………………..6

  BAB II LANDASAN TEORI

  2.1 Penelitian yang Relevan…………………………………………...7

  2.2 Landasan Teori…………………………………………………...12

  2.2.1 Struktur Sastra……………………………………………12

  2.2.2 Hakikat Novel……………………………………………14

  2.2.3 Unsur Intrinsik Novel……………………………………15

  A. Tokoh dan Penokohan……………………………16

  B. Alur………………………………………………18

  C. Latar……………………………………………...21

  D. Tema……………………………………………...23

  E. Amanat …………………………………………..26

  F. Bahasa…………………………………………....27

  2.2.4 Keterkaitan Antarunsur Pembentuk Novel………………28

  2.2.5 Implementasi Pembelajaran Novel di SMA……………..29

  A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…………...29 B. Silabus……………………………………………34.

  C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………39

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………..41

  3.2 Subjek Penelitian…………………………………………………41

  3.3 Metode Penelitian………………………………………………...42

  3.4 Pendekatan……………………………………………………….42

  3.5 Sumber Data Penelitian…………………………………………..43

  3.6 Teknik Pengumpulan Data……………………………………….43

  3.7 Instrumen Penelitian……………………………………………...43

  3.8 Teknik Analisis Data……………………………………………..43

BAB IV STRUKTUR NOVEL JALAN BANDUNGAN KARYA NH. DINI

4.1 Unsur Instrinsik…………………………………………………..45

4.1.1 Tokoh dan Penokohan……………………………………45

a. Tokoh Sentral dan Penokohan……………………46

  1. Tokoh Protagonis dan Penokohan ……….46

4.1.2 Alur………………………………………………………59

  4.2.3 Tokoh dan Alur………………………………….97

  4.2.6 Latar dan Tema…………………………………104

  4.2.5 Tokoh dan Tema………………………………..103

  4.2.4 Tokoh dan Latar………………………………...101

  4.1.5 Amanat …………………………………………………..95

  2. Tokoh Antagonis dan Penokohan ……….49

  4.1.4 Tema……………………………………………………..86

  4.1.3 Latar……………………………………………………...69

  f. Klimaks…………………………………………..66

  e. Rumitan…………………………………………...65

  d. Tikaian…………………………………………….63

  c. Gawatan………………………………………..….62

  b. Rangsangan ………………………………………61

  a. Paparan……………………………………………59

  b. Tokoh Tambahan dan Penokohan………………...51

4.2 Keterkaitan Antar Unsur…………………………………………97

  4.2.7 Alur dan Tema…………………………………105

  4.2.8 Tokoh, Alur, Latar, dan Tema…………………109

BAB V IMPLEMENTASI HASIL ANALISIS STRUKTURAL NOVEL JALAN BANDUNGAN KARYA NH. DINI DALAM PEMBELAJARAN DI SMA

  5.1 Novel Jalan Bandungan Ditinjau dari Aspek Bahasa…………..111

  5.2 Novel Jalan Bandungan Ditinjau dari Aspek Psikologi………..113

  5.3 Novel Jalan Bandungan Ditinjau dari Aspek Latar Belakang Budaya………………………………………………………….114

  5.4 Novel Jalan Bandungan Ditinjau sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA ………………………………………………….115

  5.5 Silabus…………………………………………………………..117

  5.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……………………121

BAB VI PENUTUP

  6.1 Kesimpulan………………………………………………….….147

  6.2 Implikasi………………………………………………….……..150

  6.3 Saran…………………………………………………………….150 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………152 LAMPIRAN……………………………………………………………………154

BIODATA……………………………………………………………………...166

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Karya sastra merupakan produk dari masyarakat. Sastra berada di tengah masyarakat berdasarkan pada desakan-desakan emosional dan rasional dari masyarakat. Sastra berupa ungkapan pengalaman manusia yang diolah dalam bentuk bahasa yang ekspresif dan mengesankan (Sumardjo, 1984:25). Bila seseorang membaca karya sastra, baik cerpen, novel, maupun roman, si pembaca akan terbawa oleh jalan cerita.

  Karya sastra ada kalanya menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan hal kemanusiaan. Sifat-sifat luhur kemanusiaan itu pada hakikatnya bersifat universal, artinya sifat-sifat itu dimiliki dan dijalani oleh manusia di seluruh dunia (Nurgiantoro,1995: 32).

  Salah satu hasil karya sastra adalah novel. Novel merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya (Sumardjo, 1984:64). Nh. Dini sebagai pengarang berupaya melukiskan ketidak-adilan yang dialami wanita, sedangkan tokoh-tokoh dalam karya sastra digunakan sebagai corong ide untuk menyuarakan hati nurani wanita. Dengan kata lain untuk menguatkan ketimpangan bidang sosial, cinta, rumah tangga, budaya bahkan juga pendidikan. Fenomena tersebut oleh Nh.

  Dini diungkapkan dalam sebuah karyanya yang berjudul Jalan Bandungan.

  Muryati, tokoh utama dalam buku ini melambangkan kekuatan seorang perempuan yang tidak mudah menyerah terhadap lika-liku hidup yang dihadapainya.

  Kondisi keluarga yang harmonis, orang tua yang penuh perhatian, cara didik orang tua yang terbuka dan demokratis, ternyata tidak menjamin kehidupan masa depan Mur menjadi lebih baik. Suami pilihan orang tuanya yang kemudian diterimanya dengan sepenuh hati tanpa paksaan ternyata bukanlah seorang suami yang baik bagi Mur dan ketiga anaknya. Widodo ternyata terjerat oleh idealisme sayap kiri yang membawanya ke penjara selama 14 tahun.

  Inilah saat Mur untuk kembali menata kehidupannya. Ia mulai kembali bekerja sebagai guru bahkan menerima tawaran untuk sekolah lagi di Belanda. NH Dini mengungkapkan betapa persahabatan yang kuat, pertalian kekeluargaan yang erat, kepedulian dan perhatian yang kental merupakan topangan utama bagi Mur dalam mengahdapi permasalahan kehidupannya. Ia menjadi semakin kuat karena dukungan yang diperoleh dari orang-orang yang setia memperhatikannya dengan tulus dan sungguh-sungguh.

  Melalui Muryati, nampaknya NH Dini ingin mengungkap betapa kayanya kehidupan perempuan melalui badai kehidupan yang dihadapinya. Mulai dari tokoh Ibu Mur, wanita yang penuh perhatian dan cinta terhadap suami dan anak-anaknya, yang tetap kuat dan bertahan saat suaminya meninggal dengan tiba-tiba. Kemudian sahabat Mur, Garnis yang akhirnya harus menyerah kalah terhadap penyakit kanker yang dideritanya. Sri, yang merasakan kepahitan saat suaminya mempunya seorang cinta Mur juga tidak kalah menarik, saat kemudian ia memutuskan untuk menikahi adik Widodo, Handoko.

  Ada beberapa alasan peneliti menganalisis novel karya Nh. Dini. Alasan pertama, Novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini merupakan novel yang menarik. Novel ini berlatar belakang sosial dan kemanusiaan karena menampilkan permasalahan sosial yang sampai sekarang masih menjadi permasalahan dan sering terjadi pada masyarakat. Alasan yang kedua, novel ini mengandung amanat yang mendalam bagi pembaca. Amanat yang mendalam bagi pembaca yaitu dalam kehidupan kita tidak menyerah dengan keadaan, harus kuat berjalan dan menapaki liku kehidupan, boleh memutuskan sesuatu secara gegabah, harus berpikir apakah akibat dibalik itu semua. Kekerasan bukanlah suatu jalan keluar yang jitu dan hendaklah menjadi manusia yang bertanggung jawab, tegas dan berjiwa besar.

  Alasan yang ketiga, dalam novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini terdapat hubungan yang kuat anatar norma-norma budaya yang tersirat di dalamnya dengan proses globalisasi. Salah satu norma budaya yang sangat kentara adalah norma budaya Jawa, yaitu prinsip Toto Urip, Toto Kromo dan Toto Urip.

  Alasan yang keempat, unsur-unsur instrinsik terdapat dalam novel diacu pada kurikulum (KTSP). Di dalam kurikulum khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat butir yang lebih menekankan bahwa siswa mampu menjelaskan unsur-unsur instrinsik dari pembacaan penggalan novel yang terdapat pada kompetensi dasar 7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur instrinsik novel Indonesia

  Penulis memilih analisis struktural untuk menganalisis novel yang berjudul Jalan

  

Bandungan karya Nh. Dini Analisis struktural adalah analisis yang melihat unsur-

unsur struktur karya sastra saling berhubungan erat, saling menentukan artinya.

  (Pradopo. 1978:118). Teori dan metode struktural ini diharapkan dapat digunakan untuk mengkaji novel secara mendalam dan mengungkapkan makna novel secara keseluruhan melalui tokoh, alur, latar, dan tema.

  1.2 Rumusan Masalah

  Dengan melihat latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya sebagai berikut:

  1.2.1 Bagaimana unsur intrinsik novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini yang terdiri dari alur, tokoh, tema, latar dan amanat?

  1.2.2 Bagaimana implementasi unsur instrinsik novel dalam novel Jalan

  Bandungan karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra di SMA?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Mendeskripsikan unsur intrinsik Jalan Bandungan karya Nh. Dini yang terdiri dari alur, tokoh, tema, latar dan amanat.

  1.3.2 Mendeskripsikan implementasi unsur instrinsik novel dalam novel Jalan

  Bandungan karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra di SMA

  1.4 Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian terhadap permasalahan di atas diharapkan dapat bermanfaat:

  1.4.1 Bagi pemahaman teori struktural sastra, sehingga dapat memperluas

  1.4.2 Bagi pengembangan studi structural sastra, terutama dalam menerapkan pendekatan struktural.

  1.4.3 Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang masih memiliki kaitan dengan metode maupun objeknya, serta bermanfaat bagi pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

1.5 Batasan Istilah

  Untuk menghindari salah tafsir dan salah pengertian, maka di bawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian sebagai berikut.

  1.5.1 Struktur Struktur disini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan suatu susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan (Pradopo, 2005:118). Jadi kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal- hal atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan hal-hal itu saling terkait. Saling berkaitan dan bergantung.

  1.5.2 Unsur Instrinsik Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

  Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. (Nurgiyantoro, 2007: 23).

  1.5.3 Novel Salah satu hasil karya sastra yang merupakan bangunan yang berstruktur.

  Novel merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya (Sumardjo, 1984:64)

  1.5.4 Pembelajaran Proses menerima suatu bahan atau materi oleh siswa dalam proses belajar mengajar.

  1.5.5 Implementasi Pelaksanaan atau penerapan (Depdiknas, 2005:427)

1.6 Sistematika Penulisan

  Sistematika dalam penelitian ini sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. BAB II Landasan Teori BAB III Metodologi Penelitian BAB IV Diskripsi struktur novel ”Jalan Bandungan” karya Nh. Dini yang meliputi tokoh, alur, latar dan tema. BAB V Diskripsi implementasi hasil analisis struktural novel ”Jalan Bandungan” karya Nh. Dini dalam pembelajaran sastra di SMA BAB VI Penutup yang meliputi kesimpulan, implikasi, dan saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang akan digunakan untuk memecahkan

  masalah dalam penelitian. Landasan teori ini terdiri dari A) Penelitian terdahulu; B) Kerangka teori meliputi: (1), Pendekatan struktural (2), Hakikat novel, (3) Unsur pembentuk novel; C) Pembelajaran sastra Di SMA meliputi (1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (2) Silabus, dan (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2.1 Penelitian yang Relevan

  Ada beberapa penelitian serupa yang dilakukan banyak peneliti. Berikut dipaparkan empat penelitian terdahulu. Pertama, penelitian dilakukan oleh Wiwin Tumariyana (2003). Penelitian ini berjudul Analisis Struktural Novel Perawan Karya Korrie Layun Rampan dan Implementasi Aspek Tokoh dan Penokohannya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU.

  Penelitian ini menganalisis struktur novel Perawan karya Korrie Layun Rampan. Pendekatan yang dipergunakan dalam novel ini adalah pendekatan struktural yang menitikberatkan pada unsur instrinsik karya sastra yang terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, latar dan tema.

  Berdasarkan hasil analisis struktur maka dapat diketahui bahwa tokoh sentral dalam novel ini adalah Dengkeh Bawe. Analisis penokohannya dilukiskan pengarang menggunakan metode analitik dan dramatik. Tokoh Dengkeh Baweh dilukiskan oleh pengarang sebagai gadis yang cantik, cerdas, memiliki semangat belajar yang tinggi, taat pada tradisi, dan berwawasan luas. Tokoh tambahannya adalah Beliur Nempur, Belikar Tana, Datu Jomu, Tiong Goma, Belian, Kakek Kerewaw, dan Dokter. Beliur Nempur dilukiskan dilukiskan sebagai seorang pria yang tampan, cerdas, dan berpendidikan tinggi. Belikar Tana dilukiskan sebagai seorang ayah yang sangat sabar, penyayang, dan selalu menghormati upacara adat. Datu Jomu dilukiskan sebagai seorang ibu yang sabar, selalu melindungi anaknya, penyayang dan senantiasa selalu mendukung suaminya. Tiong Goma dilukiskan sebagai seorang ayah yang berwatak keras, penyayang dan sabar. Belian dilukiskan sebagai seorang yang tampan, masih muda, memiliki kekuatan magis dan mampu mengusir roh-roh jahat. Kakek Kerewaw dilukiskan sebagai seorang yang dituakan di

Lou , paling senior, arief, bijaksana, dihormati, disegani, dan ditakuti oleh warganya.

  Dokter dilukiskan sebagai seorang wanita muda, cantik, menawan, dan sabar.

  Latar dalam novel Perawan ada tiga macam yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat yaitu Desa Mut, Barong Tongkok dan tering di Kalimantan Timur. Latar waktu tahun 1988 meliputi pagi, siang, sore dan malam. Adapun latar sosialnya yaitu keadaan masyarakat, sikap masyarakat, tradisi, budaya Dayak, dan bahasa para tokohnya.

  Alur yang terdapat dalam novel Perawan adalah alur sorot balik. Alur ini menggambarkan ingatan dan kenangan masa lampau Beliur Nempur, Dengkeh Bawe dan tokoh-tokoh lain.

  Tema yang terkandung dalam novel Perawan adalah kekuatan batin seorang istri dalam mempertahankan kesucian, harga diri, dan keutuhan perkawinan.

  Dalam novel ini Dengkeh Bawe sebagai seoarang keturunan kaum dayak yang tinggal di pedalaman daerah Kalimantan berusaha untuk tetap mempertahankan kesucianya, melaksanakan upacara adat yaitu berupa nyenteau dan tutukng sarap demi mencari sebuah kebenaran dan harga diri yang tercampakan ketika bahtera rumah tangganya hampir saja hancur.

  Kedua, penelitian dilakukan oleh Indah Mulasari (2009). Penelitian ini berjudul Analisis Struktural Novel Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy dan Implementasinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA.

  Penelitian ini mengkaji struktur novel Ayat Ayat Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan unsur instrinsik dalam novel Ayat Ayat Cinta dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA.

  Berdasarkan analisis instrinsik dapat disimpulkan bahwa tokoh sentral dalam novel Ayat-ayat Cinta adalah Fahri, Aisha, Maria, Nurul, Noura, dan Bahadur.

  Untuk tokoh Fahri yang lebih cocok berperan sebagai tokoh utama atau protagonis. Tokoh Aisha, Maria, Nurul berperan sebagai tokoh wirawati. Sedangkan tokoh Bahadur dan noura yang berperan sebagai tokoh antagonis. Di samping tokoh sentral di dalam novel Ayat-ayat Cinta terdapat pula beberapa tokoh tambahan.

  Alur dalam cerita ini adalah alur campuran karena dalam pengaluran cerita, diawali dengan paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan berakhir dengan selesaian.

  Latar peristiwa dalam novel Ayat-ayat Cinta ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat terdapat di negara Mesir, tepatnya di kota Cairo.

  Latar waktu terjadi sekitar tahun 2001-2003. Latar sosial yang digunakan pengarang adalah masyarakat modern di negara Mesir terutama di kota Cairo yaitu cara kehidupan masyarakat Mesir yang selalu mengikuti perkembangan zaman tapi tidak terlepas dari adat dan kebudayaannya.

  Dalam novel Ayat-ayat Cinta ditemukan adanya tema yaitu tentang kesetiaan cinta suami istri. Hal ini dapat dilihat dalam sosok Fahri dan Aisah yang memelihara cinta disertai kesabaran, usaha keras dan kekuatan doa yang akan mengantarkan pada kebahagiaan abadi.

  Novel Ayat-ayat Cinta ini menggunakan bahasa sederhana dengan ragam bahasa sehari-hari yang mudah dipahami biarpun ada beberapa menggunakan istilah bahasa asing seperti Arab, Inggris, Jerman, dan Jawa. Pilihan kata, kalimat, maupun bahasa figuratif digunakan dalam cerita tersebut.

  Ketiga, penelitian dilakukan oleh Dwi Prihantoro (2008). Penelitian ini berjudul Analisis Struktural Novel Towards Zero karya Agatha Christie dan Implementasinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMK

  Penelitian ini bertujuan menganalisis secara struktural novel Towards Zero karya Agatha Christie yang terdiri dari penokohan, alur, latar, tema, bahasa dan dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam novel Toward Zero dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMK terutama untuk kelas XII semster II. Hal ini dapat dibuktikan adanya hubungan antara unsur instrinsik novel

  

Toward Zero dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), untuk siswa

  kelas XII semster II, standar kompetensi mampu menyimak untuk memahamisecara kreatif suatu karya sastra antara lain cerpen, novel atau puisi.

  Keempat, penelitian dilakukan oleh Mei Nurrita Sari (2009). Penelitian ini berjudul Analisis Struktural Novel Catatan Buat Emak karya Ahmat Tohari serta Implementasinya Aspek Tokoh dan Aspek Tema sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA.

  Penelitian ini mengkaji struktur novel Catatan Buat Emak karya Ahmad Tohari. Berdasarkan hasil analisis struktur maka dapat diketahui bahwa tokoh sentral dalam novel Catatan Buat Emak adalah Rasus, Srintil, dan semua warga Dukuh Paruk yang bertentangan dengan tokoh utama sedangakan tokoh Srintil berperan sebagai tokoh wirawati. Tokoh antagonisnya adalah warga Dukuh Paruk atau siapa saja yang menganggap Srintil adalah wewenangnya. Tokoh tambahan dalam novel ini adalah Warta, Darsun, Ki Secamenggala, Sakarya, Nyai Sakarya, Kartareja, Nyai Kartareja, Sakum, Santayib, istri Santayib, Nenek Rasus, Sulam, dan Dower.

  Latar peristiwa dalam novel Catatan Buat Emak ini meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempatnya di sebuah desa terpencil bernama Dukuh Paruk. Latar waktu terjadi sekitar tahun 1960-an. Latar sosialnya, ketika itu masyarakatnya miskin, terbelakang, tidak berpendidikan, dan masih memegang teguh adat istiadat yang sudah turun menurun.

  Alur novel ini melalui delapan tahapan. Diawali dengan paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan berakhir dengan selesaian. Novel ini beralur sorot balik. Dapat diketahui bahwa peristiwa-peristiwa dalam novel Catatan Buat Emak menunjukkan adanya gejala sebab akibat, artinya peistiwa-peristiwa yang terjadi merupakan akibat dari adanya peristiwa sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa cerita dalam novel Catatan Buat Emak beralur sorot balik karena dalam pengaluran tersebut, peristiwa-peristiwa yang terjadi tidak begitu saja tersusun secara linear sederhana, tetapi di beberapa bagian terdapat sorot balik.

  Sampai saat ini penelitian tentang novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini dengan pendekatan Objektif belum ditemukan oleh peneliti. Oleh karena itu penulis meneliti novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini ini dengan pendekatan objektif.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Struktural Sastra

  Struktur dalam pembahasan ini berarti bahwa karya sastra itu merupakan suatu susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan (Pradopo, 2005: 118).

  Bicara tentang struktur karya sastra bila dikaitkan dengan novel, Pradopo mengatakan bahwa, novel merupakan sebuah struktur. Struktur disini dalam arti bahwa novel itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang anatara unsur dalam novel bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda- benda yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal itu saling terkait. Saling terkait dan bergantung (Pradopo, 1990: 118).

  Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan dan gambaran semua bahan dan bagian komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah (Abrams via Nurgiyantoro, 2007: 36)

  Dengan pengertian seperti ini, maka analisis struktural novel adalah analisis novel ke dalam unsur-unsurnya dan fungsinya dalam novel dan penguraian bahwa tiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainya, bukan juga berdasarkan tempatnya dalam struktur. Penerapan tinjauan struktural ini difokuskan untuk menganalisis Novel Jalan Bandungan karya Nh. Dini. Unsur-unsur instrinsik seperti tokoh, alur, latar dan tema yang ada dalam novel ini akan diulas secara mendalam dengan dianalisis secara struktural.

  Analisis struktural tidak cukup dilakukan hanya sekedar mendata unsur tertentu sebuah karya fiksi, misalnya peristiwa, plot, tokoh, latar atau yang lain.

  Namun yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur itu (Nurgiyantoro, 2007: 37).

  Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa unsur-unsur instrinsik karya sastra itu terjalin antara satu dengan yang lain. Keterjalinan itu saling kait mengait.

  Pendapat itu telah diperkuat oleh pendapat dari Sudjiman yang mengatakan bahwa antara tokoh, alur, latar, dan tema itu saling kait mengait. Unsur-unsur itu tidak bisa mengatakan dengan pasti yang mana yang dulu ada: tokoh atau alur (Sudjiman, 1988: 40).

  Teeuw (via Zaidan, 2002: 22) menyatakan bahwa analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek suatu karya sastra yang secara bersama-sama menghasilkan makna yang menyeluruh. Dalam penelitian analisis struktural tiap unsur karya sastra diletakkan dan diposisikan dalam keterkaitannya dan keterjalinannya dengan unsur yang lain.

  Dengan demikian dibawah ini akan diuraikan mengenai unsur-unsur instrinsik dari karya sastra dalam hal ini berupa novel. Unsur-unsur itu adalah tokoh, alur, latar, dan tema. Penulis sengaja membatasi keempat unsur instrinsik itu karena dalam penelitian ini hanya keempat itu menjadi kajian penulis.

2.2.2 Hakikat Novel

  Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelakunya (Depdiknas, 1990: 618). Sedangkan Hendy (1988: 57) mengatakan bahwa novel ialah cerita yang panjang yang isinya menceritakan tokoh- tokoh dalam rangkaian peristiwa dengan latar yang tersusun dan teratur.

  Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam pula, dan demikian, mungkin yang luas hanya salah satu unsur fisiknya saja, misalnya temanya, sedangkan karakter, setting dan lain-lainnya hanya satu saja (Sumardjo, 1986: 29)

2.2.3 Unsur Intrinsik Novel

  Nurgiyantoro (2007: 23) mengemukakan bahwa unsur-unsur pembangun sebuah novel secara garis besar berbagai macam unsur tersebut secara tradisional dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, walau pembagian ini tidak benar-benar pilah. Pembagian unsur yang dimaksud adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

  Intrinsik berarti hakiki, benar, yang benar atau yang sesungguhnya. Ekstrinsik ialah sisi luar yang tidak merupakan sifat atau bagian dasar (Hendy, 1988: 212). Intrinsik adalah sesuatu yang terkandung di dalamnya (Depdiknas, 1990: 337).

  Dalam Nurgiyantoro (2007: 23) dikemukakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun serita. Unsur-unsur yang dimaksud misalnya peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang pencerita, bahasa atau gaya bahasa dan lain.

  Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur-usnur yang dimaksud antara lain biografi pengarang, psikologi pembaca, keadaan lingkungan pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial,

  Sumardjo (1984: 54) mengemukakan bahwa unsur-unsur pembentuk novel adalah (1) Plot (alur cerita), (2) karakter (perwatakan), (3) tema (pokok pembicaraan), (4) setting (tempat terjadinya cerita), (5) suasana cerita, (6) gaya cerita, (7) sudut pandang pencerita.

Dokumen yang terkait

Prinsip kesantunan berbahasa menurut Leech pada novel pertemuan dua hati karya NH. Dini dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA

1 17 134

Analisis citra wanita tokoh utama novel Merpati Biru karya Achmad Munif dengan pendekatan feminisme dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester II.

3 22 132

Analisis struktural dan nilai-nilai moral dalam novel Ramayana karya Sunardi D.M. dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra untuk SMA kelas XI - USD Repository

0 2 126

Unsur intrinsik cerpen `monumen` karya NH. Dini dan implementasinya dalam pembelajaran cerpen di SMP kelas IX semester 1 - USD Repository

1 5 117

Analisis unsur intrinsik karya sastra dalam film Denias: Senandung Di Atas Awan dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X - USD Repository

0 0 128

Unsur intrinsik cerpen ``Maling`` karya Kiswondo dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X semester I - USD Repository

0 8 149

Analisis struktural cerpen Pangeran Bahagia karya Oscar Wilde dan implementasinya sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah dasar - USD Repository

0 2 92

Analisis struktural kumpulan cerpen Meutia Sudah Henti Bertanya karya T.I. Thamrin dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 8 415

Novel Jalan Bandungan Karya NH. Dini kajian sosiologi sastra - USD Repository

1 1 81

Struktur puisi ``Sajak Ibu`` karya Wiji Thukul dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1 - USD Repository

0 0 134