Struktur puisi ``Sajak Ibu`` karya Wiji Thukul dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1 - USD Repository

  

 

STRUKTUR PUISI “SAJAK IBU” KARYA WIJI THUKUL DAN

  

IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

KELAS X SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :

SUKRISTI

  

061224023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011 i

  

STRUKTUR PUISI “SAJAK IBU” KARYA WIJI THUKUL DAN

  

IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

KELAS X SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh :

SUKRISTI

  

061224023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011 ii

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

  iv

  Karya sederhanaku ini aku persembahkan untuk,  

  Kakek dan Nenekku tercinta ( simbah Noto Utomo berdua ) “Aku mempersembahkan karya sederhanaku ini istimewa untuk kakek dan nenekku sebagai ungkapan terima kasihku atas cinta, doa, dan bimbingan kalian kepadaku”.

MOTTO HIDUP

  v

  

Untuk mencapai hal-hal yang hebat, kita tidak

hanya berusaha tetapi juga harus bermimpi

Tidak hanya berencana, tetapi juga percaya.

  (Anatole  France) 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis, Sukristi

    vi

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sukristi,

  Nomor Induk Mahasiswa : 061224023, demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

  

STRUKTUR PUISI “SAJAK IBU” KARYA WIJI THUKUL DAN

  

IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

KELAS X SEMESTER I

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Yang menyatakan Sukristi

  vii

  

ABSTRAK

  Sukristi. 2011. Struktur Puisi “Sajak Ibu” Karya Wiji Thukul dan

  Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I . Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa,

  Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian tentang struktur puisi “Sajak Ibu” karya Wiji Thukul, bertujuan mendeskripsikan struktur fisik dan struktur batin puisi “Sajak Ibu” karya Wiji Thukul. Penelitian ini juga menjelaskan implementasi struktur puisi sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan tersebut untuk menganalisis struktur fisik dan struktur batin yang terdapat dalam puisi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dengan metode ini, peneliti menggambarkan fakta-fakta yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, kemudian mengolah dan menafsirkannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa puisi terdiri dari dua struktur pokok yaitu struktur fisik puisi dan struktur batin puisi.

  Diksi dalam puisi “Sajak Ibu” menggunakan bahasa sehari-hari dan sudah diberi makna khusus oleh penyair sehingga pembaca menjadi lebih mudah memahami isi puisi tersebut.   Pengimajian dalam puisi “Sajak Ibu” lebih menekankan pada gambaran konkret tentang kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Pengimajian dalam puisi tersebut digambarkan atas bayangan konkret tentang apa yang dirasakan penyair. Bahasa figuratif dalam puisi “Sajak Ibu” yang dipergunakan oleh penyair adalah metafora dan repetisi. Dalam puisi “Sajak Ibu” terdapat dua rima yaitu rima tengah dan rima akhir. Tipografi yang tampak dalam puisi “Sajak Ibu” adalah penggunaan huruf kecil pada setiap awal barisnya dan penyusunan kata-kata yang mewujudkan larik-larik panjang dan pendek.

  Puisi “Sajak Ibu” bertemakan kasih sayang seorang ibu kepada anak- anaknya yang dipadu dengan budi pekerti. Puisi ini bernada lugas, penyair hanya ingin bercerita tentang kasih sayang seorang ibu kepada anak- anaknya. Suasana yang muncul dalam puisi tersebut adalah suasana rasa haru dan bangga. Melalui puisi tersebut, penyair juga menyampaikan amanatnya kepada pembaca. Amanat-amanat dalam puisi tersebut adalah (1) menghargai besarnya kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya, (2) menghargai segala harapan baik ibu terhadap anak-anaknya, (3) menghormati orang tua kita, (4) mencintai ibu dengan tulus seperti ketulusan cinta ibu kepada anak-anaknya, dan (5) menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan.

  Hasil analisis struktur puisi “Sajak Ibu” karya Wiji Thukul dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I. Tujuan pembelajarannya adalah memahami, menikmati, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa siswa. viii

  

ABSTRACT

  Sukristi. 2011. The Structure of Wiji Thukul’s Sajak Ibu Poetry and The

  Implementatioin in Literature Study in The First Grade of Senior High School in The First Semester . Thesis. Yogyakarta: Indonesian, Local

  language and Literature Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. The purpose of the research about Wiji Thukul’s Sajak Ibu poetry structure is to describe the physic and inner structure of Sajak Ibu poetry by Wiji

  Thukul’s. The research also explains the implementation of poetry structure as a literature study in senior high school. The approach which is used in the research is structural approach. It’s used to analyze physical and inner structure that contain in the poetry.

  The method that is used for the research is qualitative method. By this method researcher describes the facts that have relationship with the problem researched then to be managed and interpreted. The result of the analysis shows the poetry consist of two main structures, physical and inner.

  The diction in Wiji Thukul’s poetry uses daily language and has been given special meaning by the poet, so the reader can comprehend the content of the poetry easier. The imaging of Sajak Ibu’s poetry is more emphasize on the actual image about maternal affection from the mother to thier children. The imaging from the poetry is defined by the real image is felt by the poet. Sajak

  

Ibu’s poetry figurative language is used by the poet is metaphor and repetition. In

Sajak Ibu’s poetry contain two rhymes, middle and closing rhymes. The visible

  typography from Sajak Ibu’s poetry is the using lower case on every beginning the line and the composition of words that show the long and short rows. The theme of Sajak Ibu’s poetry is about maternal affection form the mother to her children combined with good manner. The tone is simple, the poet just wants to tell about the affection of a mother to their children. The poetry creates the commotion and proud ambiences. By the poetry, the poet wants to give mandates to their readers. The mandates are (1) Appreciate maternal affection from a mother to their children (2) Appreciate maternal hope from a mother to their children (3) Respect our parents (4) Love our mother with honest just like her love to their children (5) Do His command and avoid His prohibition.

  The result of the Wiji Thukul’s Sajak Ibu Poetry structure analysis can be use as a literature study in the first grade of Senior High School in the first semester. The aim for the study is to comprehend, enjoy, and exploit the literature to develop the personality, expand the life point of view, and also to increase the language knowledge and language ability of student. ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karuniaNya yang luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Struktur puisi “Sajak Ibu” Karya Wiji Thukul dan

  

Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester 1 dengan

  baik. Skripsi tersebut ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, semangat, bimbingan, kerjasama, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan melimpahkan berkatNya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Drs. J. Prapta Diharja, S. J., M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat-nasihat kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi ini

  3. Drs. G. Sukadi selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, serta masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini. x

  5. Seluruh dosen PBSID yang dengan penuh kesabaran, kedisiplinan, dan kesetiaan dalam mendidik, membimbing, dan mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan di PBSID.

  6. C. Suparjono, S. Pd., selaku guru bahasa Indonesia SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta yang telah memberikan dukungan serta masukan- masukan bagi penulis dalam proses penyusunan skripsi.

  7. Kakek dan Nenek saya tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada penulis baik melalui doa maupun nasihat-nasihat yang sangat bermanfaat bagi penulis. 

  8. Bapak dan Ibu saya, Valentinus Sumartono dan Valentina Tawanti yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

  9. Adik-adik saya tercinta, Cicilia Christanti dan Laura Krisna Anggraeni yang selalu mewarnai hari-hari penulis dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

  10. FX. Sudadi, karyawan sekretariat PBSID yang selalu sabar dan memberi kelancaran bagi penulis selama berproses dalam kuliah dan menyelesaikan skripsi.

  11. Teman-teman PBSID angkatan 2006, khususnya kelas A, atas kerja sama dan semangatnya.

  12. Seluruh karyawan, staff, dan para satpam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta xi

  13. Filipus Kristanto Ariadi, yang telah dengan sabar dan setia mendampingi dan menemani penulis serta memberikan dukungan, semangat, dan nasihat-nasihat bagi penulis dalam menyelesaikan studi.

  14. Sahabat-sahabatku prodi PBSID, Bernadeta Devi Primasari, Yosephin Dwi Astuti, Laurentia Erika, Ekaristi Margaretha, Norma Kristiani, Fransisca Ninik, Arni Pamungkas, Yohanes Yanris, dll. Terima kasih atas kebersamaan dan semangat kalian selama ini. Tanpa kalian, hidup saya tidak akan berwarna.

  15. Sahabat-sahabat pendamping PIA Sacra Familia Paroki HKTY Ganjuran, Johanes Deddy, Asdika Gaharani, Filipus Kritanto, Alexander Joko Wintolo, Isabella Resita, Anna Easti, Fransisca Mia, Erdha, dll. Terima kasih atas semangat dan canda tawa kalian yang telah sungguh memberi warna indah bagi penulis.

  16. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 25 Agustus 2011 Penulis, Sukristi

  NIM: 061224023 xii

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………............... iv MOTTO ………………………………………………………………….. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………vii ABSTRAK ……………………………………………………………… ..viii ABSTRACT ……………………………………………………………. .. ix KATA PENGANTAR ………………………………………………….. x DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xiii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvi

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

  1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 4

  1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

  1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

  1.5 Batasan Istilah .......................................................................... 6

  1.6 Sistematika Penyajian .............................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................

  9 2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................

  9

  2.2 Analisis Struktural .................................................................. 11 xiii

  2.2.1 Struktur Fisik Puisi ................................................. 12

  2.2.2 Struktur Batin Puisi ................................................. 17

  2.3 Keterkaitan Antar Unsur ....................................................... 21

  2.4 Pembelajaran Sastra di SMA ................................................. 24

  2.5 Pembelajaran Puisi ................................................................. 27

  2.6 Pengembangan Silabus dan RPP Puisi ..................................... 30

  2.6.1 Silabus ........................................................................ 30

  2.6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................... 39

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 42

  3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 42

  3.2 Pendekatan Penelitian .............................................................. 42

  3.3 Metode Penelitian .................................................................... 43

  3.4 Sumber Data ............................................................................ 44

  3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 45

  3.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45

  3.7 Teknik Analisis Data ................................................................ 47

  BAB IV ANALISIS PUISI “SAJAK IBU” KARYA WIJI THUKUL .. 49

  4.1 Analisis Struktural ...................................................................... 49

  4.1.1 Struktur Fisik Puisi “Sajak Ibu” .................................. 49

  4.1.1.1 Diksi ............................................................. 50

  4.1.1.2 Denotasi dan Konotasi............. .................... 53

  4.1.1.3 Pengimajian dan Kata Konkret..................... 58

  4.1.1.4 Bahasa Figuratif ........................................... 59 4.1.1.5 Versifikasi ....................................................

  62 xiv

  xv

  4.1.1.6 Tipografi ....................................................... 64

  4.1.2 Struktur Batin Puisi “Sajak Ibu” ................................ 65

  4.1.2.1 Tema ............................................................. 65

  4.1.2.2 Nada dan Suasana ........................................ 70

  4.1.2.3 Perasaan Puisi ............................................... 72

  4.1.2.4 Amanat Puisi ................................................. 73

  4.2 Keterkaitan Antar Unsur ............................................................. 76

  BAB V IMPLEMENTASI PUISI “SAJAK IBU” KARYA WIJI THUKUL DALAM PEMBELAJARAN

DI SMA KELAS X SEMESTER I ........................................................ 80

BAB VI PENUTUP ................................................................................ 100

  6.1 Kesimpulan .............................................................................. 100

  6.2 Implikasi .................................................................................. 102

  6.3 Saran ........................................................................................ 103

  

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 104

LAMPIRAN ............................................................................................. 107

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman

  1. Puisi “Sajak Ibu” karya Wiji Thukul .............................……........................ 107

  2. Identitas buku kumpulan puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” karya Wiji Thukul ......................................................................................... 108

  3. Biografi Wiji Thukul ..................................................................................... 109

  4. Lembar penilaian Produk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sastra di SMA kelas X, Semester 1……….......................................................................................... 112

  5. Biodata guru penilai ...................................................................................... 115

  6. Biodata penulis .. ………………………………………………………....... 116 xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur batin dan struktur fisiknya (Waluyo, 1987: 25). Puisi sebagai jenis sastra memiliki susunan bahasa yang relatif padat dibanding dengan karya sastra prosa (Sumardi, 1985: 3). Hal tersebut yang menjadi titik dasar perbedaan antara puisi dengan prosa. Dalam menikmati atau membaca sebuah puisi tidak jarang ditemukan analisis yang lebih rumit dibanding analisis pada sebuah prosa.

  Di dalam sebuah puisi salah satu unsur yang sangat penting adalah diksi. Diksi merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan dalam penciptaan puisi. Seorang penyair ketika menulis sebuah puisi tentu akan sangat memperhatikan diksi yang akan dia gunakan karena dari diksi itulah, makna dan maksud puisi akan dibingkai dan pada akhirnya akan dinikmati oleh pembaca.

  Dalam memilih diksi dengan tepat, penyair atau penulis puisi harus mengerti dan menguasai dengan baik sebuah bahasa. Bahasa atau kata-kata dalam puisi yang disusun sedemikian rupa dapat menyalurkan pikiran dan perasaan penulisnya dengan baik dan tepat (Badrun, 1989: 9).

  Di dalam puisi, bahasa disusun sedemikian rupa agar memperindah bentuk sebuah puisi. Bahasa yang diungkapkan dalam puisi dapat diungkapkan menggunakan majas atau bahasa yang figuratif. Bahasa yang banyak digunakan dalam puisi adalah bahasa konotatif. Makna yang dilukiskan dalam sebuah puisi berupa makna kias melalui lambang dan kiasan (Waluyo, 1987: 24). Oleh sebab itu, pembaca puisi mendapat kebebasan dalam menginterpretasikan atau menafsirkan puisi yang ia baca.

  Saat ini, puisi telah merambah pada banyak hal termasuk dalam dunia pendidikan. Sebagai sebuah karya sastra, puisi selalu memberi pesan atau amanat kepada pembaca untuk selalu berbuat baik, karena di dalam karya sastra terdapat butir-butir moral yang dapat dijadikan sebagai kajian dan renungan bagi pembacanya (Alwi, 2002: 240).

  Kegiatan menganalisa sebuah puisi adalah upaya untuk memberikan arti atau makna pada puisi itu sendiri. Mengartikan sebuah puisi memerlukan penghayatan yang sangat dalam dan cermat. Hal itu disebabkan karena puisi berbeda dengan prosa. Menganalisis puisi dapat dikatakan sebagai hal yang cukup sulit karena di dalam sebuah puisi mengandung makna yang tersirat yang menuntut pembaca harus dapat menginterpretasikan bahasa di dalam puisi agar dia dapat menikmati puisi tersebut sebagai sebuah karya sastra. Di dalam membahas sebuah puisi, hal-hal yang dapat kita lakukan adalah dengan menganalisis unsur-unsur yang sangat detail baik dari unsur struktur batin maupun unsur struktur fisiknya. Struktur fisik merupakan medium pengungkap struktur batin puisi yang unsur-unsur pembangunnya terdiri dari diksi, pengimajinasian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi (Waluyo, 1987: 66). Struktur batin dalam puisi merupakan unsur-unsur yang membangun puisi, terdiri dari tema, nada, suasana, perasaan, dan amanat (Waluyo, 1987: 28).

  Dalam penelitian ini, karya sastra yang akan diteliti adalah puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul pada buku kumpulan puisinya yang berjudul Aku Igin

  

Jadi Peluru diterbitkan pada tahun 2004 oleh Indonesia Tera. Aku Ingin Jadi

Peluru berisi 136 puisi yang dibagi atas lima buku atau lima kumpulan puisi.

  Buku 1: Lingkungan Kita Si Mulut Besar berisi 46 puisi.. Buku 2: Ketika Rakyat

  

Pergi berisi 17 puisi. Buku 3: Darman dan Lain-lain berisi 16 puisi. Buku 4: Puisi

Pelo berisi 29 puisi. Dan Buku 5: Baju Loak Sobek Pundaknya berisi 28 puisi.

  Dalam catatan penerbit, Buku 5 merupakan kumpulan sajak-sajak yang ditulis Wiji Thukul ketika ia berada di masa pelarian.

  Dalam proses kreatifnya, Wiji Thukul memiliki prinsip tersendiri. Puisi bagi dia adalah media yang mampu menyampaikan permasalahan dirinya selaku orang kecil, orang-orang tertindas, yang secara kebetulan mewakili suara kaum tertindas pada umumnya. Dia sesungguhnya tidak bermaksud membela rakyat (penyair kerakyatan), melainkan membela dirinya sendiri, lingkungan, komunitas yang menghidupi dirinya: tukang pelitur, istri tukang jahit, bapak tukang becak, mertua pedagang barang rongsokan, dan lingkungan hidupnya yang melarat.

  Hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah analisis struktur puisi, baik struktur fisik maupun struktur batin. Struktur merupakan aspek yang penting dalam sebuah puisi. Struktur puisi digunakan oleh peneliti sebagai topik penelitian karena hal tersebut masih sangat relevan dengan pengajaran sastra di SMA saat ini dan puisi tersebut juga cukup mudah dipahami oleh para pembaca pada umumnya dan bagi para siswa SMA pada khususnya.

  Saat ini kurikulum pembelajaran SMA masih tegas mengungkapkan pentingnya pembelajaran sastra di SMA oleh sebab itu, melalui penelitian ini diharapkan para siswa mampu menikmati, menghayati, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian mereka serta mampu memperluas pemahaman siswa tentang makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Dalam puisi ”Sajak Ibu” ini menurut pandangan peneliti mengandung makna dan pesan moral yang tinggi dan mampu dipetik nilainya oleh siswa ketika mereka membaca puisi ini.

  Puisi “Sajak Ibu” karya Wiji Thukul ini juga mempunyai nilai yang sangat dalam yaitu ketika pembaca membaca puisi tersebut, pembaca diarahkan untuk sadar terhadap betapa besar pengorbanan dan kasih sayang ibu kepada kita. Semua manusia yang ada di muka bumi ini lahir melalui seorang ibu, oleh sebab itu peneliti beranggapan bahwa setiap orang yang ada di muka bumi ini mengerti bagaimana keberadaan seorang ibu dan seperti apa seharusnya kita berperilaku kepada ibu. Dari hal-hal tersebut, peneliti memiliki motivasi dan tertarik untuk meneliti puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti bermaksud meneliti atau menganalisis struktur puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah struktur puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul ?

  2. Bagaimanakah implementasi hasil analisis struktur puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X Semester I?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Melalui penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan permasalahan di atas dalam dua tujuan. Dua tujuan itu adalah sebagai berikut :

  1. Mendeskripsikan struktur puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul.

  2. Mendeskripsikan implementasi hasil analisis struktur puisi ”Sajak Ibu” karya Wiji Thukul dalam pembelajaran di SMA kelas X Semester I.

  1.4 Manfaat Penelitian

  1. Bagi pengembangan sastra (kritik sastra) Bagi pengembangan sastra (kritik sastra), semoga penelitian ini dapat menambah wawasan kajian sastra Indonesia yang berkaitan dengan pemakaian bahasa oleh penyair khususnya dalam karya sastra puisi.

  2. Bagi pembelajaran di SMA Bagi pembelajaran di SMA, semoga penelitian ini dapat memberikan alternatif materi pembelajaran sastra bagi anak didik di SMA.

  Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat membantu para guru dalam hal meningkatkan kualitas dan kreativitas siswa dalam mengungkap makna pada sebuah karya sastra, khususnya puisi.

  3. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya berupa penelitian tentang kemampuan menganalisis struktur puisi pada jenjang pendidikan.

1.5 Batasan Istilah

  Batasan istilah yang diurai untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Puisi Puisi merupakan cabang kesenian yang disebut sastra

  (kesusastraan). Sastra atau kesusastraan berarti bahasa indah, berirama, dan mempunyai bentuk tertentu, (Sabirin, 1989: 3).

  2. Analisis Struktur Analisis struktur adalah yang melihat bahwa unsur-unsur struktur dalam karya sastra saling berhubungan erat dan saling menentukan artinya,

  (Pradopo, 1987: 118).

  3. Struktur Fisik Struktur fisik merupakan medium pengungkap struktur batin puisi.

  Unsur-unsur pembangun puisi yang terdiri dari diksi, pengimajian, bunyi, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika, tipografi, dan faktor ketatabahasaan, (Waluyo, 1987: 66).

  4. Struktur Batin

  Struktur batin dalam puisi adalah unsur-unsur yang membangun puisi, terdiri dari tema, nada, perasaan, suasana, dan amanat, (Waluyo, 1987: 28).

  5. Implementasi Implementasi yaitu suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap, (Susilo, 2008: 174). Menurut Depdikbud (1988: 347), implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan.

  6. Pembelajaran Pembelajaran merupakan pemerolehan suatu mata pelajaran atau keterampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran,

  (Rombepajung, 1988: 39).

1.6 Sistematika penyajian

  Sistematika penyajian adalah penjabaran secara sistematis suatu penelitian berdasarkan teori dan metode yang digunakan dalam penelitian. Skripsi ini terdiri dari enam bab. Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, Bab V,dan Bab VI. Bab I adalah pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Di dalam Bab II adalah landasan teori yang berisi penelitan yang relevan, analisis struktural, keterkaitan antar unsur puisi, pembelajaran sastra di SMA, pembelajaran puisi, dan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran puisi. Pada Bab III yakni metodologi penelitian akan menguraikan metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional. Langkah-langkah tersebut adalah, jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab

  IV adalah analisis puisi ”Sajak Ibu” Karya Wiji Thukul yang akan berisi analisa secara struktural puisi tersebut. Bab V adalah implementasi puisi “Sajak Ibu” dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X Semester I. Pada Bab VI yakni penutup yang meliputi kesimpulan, implikasi, dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI Uraian tentang landasan teori ini meliputi enam hal, yakni: (1) Penelitian

  yang Relevan, (2) Analisis Struktural, (3) Keterkaitan Antar Unsur Puisi, (4) Pembelajaran Sastra di SMA, (5) Pembelajaran Puisi, (6) Pengembangan Silabus dan RPP Puisi.

  2. 1 Penelitian yang Relevan

  Penelitian yang relevan dengan apa yang disajikan peneliti adalah penelitian Moria (2002) dalam bentuk skripsi yang berjudul Analisis Metafora Dalam

  

Kumpulan Sajak “ Sajak-Sajak Sepatu Tua” karya Rendra dan Implementasinya

dalam Pembelajaran Sastra di SMU . Metode penelitian yang digunakan dalam

  penelitian tersebut adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Nawawi (1998: 63) adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

  Hasil penelitian Moria berupa deskripsi mengenai metafora dan implementasinya di SMU. Metafora yang paling banyak muncul dalam kumpulan sajak, ”Sajak-Sajak Sepatu Tua” karya Rendra adalah metafora implisit sebanyak 158 metafora, kemudian metafora eksplisit sebanyak 22 metafora, dan metafora mati tidak ada. Kumpulan sajak,”Sajak-Sajak Sepatu Tua” karya Rendra dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMU Kelas I cawu 3. Butir-butir pembelajarannya adalah menemukan bermacam-macam ungkapan, peribahasa, dan majas yang terdapat dalam bacaan dan menjelaskan maknanya.

  Andreas Sri Hartanto (1999) juga melakukan penelitian yang sejenis dengan apa yang disajikan oleh peneliti dan Moria (2002) dengan judul Analisis Struktur

  

Bahasa Puisi Kumpulan Sajak “Nikah Ilalang” karya Dorothea Rosa Herliany.

  Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitiannya berupa persajakan yang bervariatif. Kosakata yang digunakan merupakan kosakata sehari-hari. Diksi yang digunakan mencerminkan kekosongan, kengerian, dan kekerasan. Bahasa yang digunakan lugas perbandingan, perumpamaan epis, personifikasi, sinekdok, dan metafora. Citraan yang digunakan adalah penglihatan, pendengaran, gerak, pengecapan, penciuman, dan perabaan. Gaya bahasa yang digunakan adalah surialis. Secara retorika menggunakan pertanyaan retoris, antitesis, repetisi, retorik retisende, hiperbola, simetri, ironi, paralelisme, dan elipsis. Bentuk visual yang menonjol adalah keterkaitan unsur satu dengan yang lain.

  Kumpulan sajak “Sajak-Sajak Sepatu Tua” karya Rendra dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMU kelas X. Butir pembelajarannya adalah membaca puisi dan menemukan unsur-unsur yang membangun puisi. Penelitian terdahulu hanya meneliti metafora dalm kumpulan sajak, analisis struktur bahasa, dan struktur novel. Oleh karena itu, peneliti merasa penelitian tentang struktur puisi masih relevan untuk dilakukan.

  2. 2 Analisis Struktural

  Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Oleh sebab itu, untuk memahami karya sastra khususnya puisi, karya satra (puisi) tersebut harus dianalisis. Namun, sebuah analisis yang tidak tepat pada akhirnya akan menghasilkan bagian-bagian analisis yang tidak ada unsur keterkaitannya. Dari hal tersebut, maka dalam analisis karya sastra khususnya puisi, bagian-bagian itu harus dapat dipahami sebagai bagian dari keseluruhan (Pradopo, 1995:120).

  Analisis struktur adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur dalam karya sastra saling berhubungan erat dan saling menentukan, artinya karya sastra merupakan sebuah struktur yang sangat kompleks. Sebuah karya sastra dikatakan sebuah struktur karena terdiri dari susunan unsur-unsur yang antara unsur satu dengan unsur yang lain terdapat hubungan timbal balik dan saling menguntungkan. Dalam tujuan untuk memahami karya sastra khususnya puisi secara tuntas harus memperhatikan jalinan atau pertautan unsur-unsur sebagai bagian dari keseluruhan (Pradopo, 1995:118).

  Puisi terdiri dari dua unsur pokok, yakni struktur fisik dan struktur batin. Unsur-unsur puisi itu tidaklah berdiri sendiri-sendiri, namun merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dari unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Unsur-unsur tersebut juga menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur tersebut berfungsi bersama unsur yang lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya (Waluyo, 1987:28).

  Dalam analisis sebuah puisi, struktur puisi mempunyai peranan yang penting karena melalui struktur itulah keseluruhan makna dan maksud puisi dapat diungkapkan. Struktur fisik dan struktur batin dalam sebuah puisi akan mengungkap keseluruhan unsur yang ada di dalam puisi.

2.2.1 Struktur Fisik Puisi

  Unsur-unsur atau struktur fisik puisi dapat diuraikan dalam metode puisi, yakni unsur estetik yang membangun struktur luar dari puisi. Unsur-unsur itu dapat ditelaah satu persatu, tetapi unsur-unsur itu merupakan kesatuan yang utuh. Menurut Herman Waluyo (1987: 71) unsur-unsur itu adalah sebagai berikut:

  1. Diksi Alat untuk menyampaikan perasaan dan pikiran sastrawan adalah bahasa.

  Baik tidaknya tergantung dari kecakapan sastrawan mempergunakan kata-kata. Seorang penyair harus cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan makananya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lain, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu (Waluyo, 1987: 72).

  Menurut Owen Barfield via Pradopo (1991: 54), mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan atau dimaksudkan untuk menimbulkan imajinasi estetika hasilnya disebut diksi puitis. Jadi, diksi perlu diperhatikan untuk mendapatkan kepuitisan dan mendapatkan nilai estetik.

  2. Denotatif dan Konotatif Denotatif dan konotatif menunjuk pada arti suatu kata. Denotasi sebuah kata adalah definisi kamusnya, yaitu pengertian menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata yang disebutkan (Altenbernd, 1970: 9 via Pradopo, 2005: 58), sedangkan konotasi adalah arti tambahan dari kata denotasi. Arti tambahan tersebut muncul dari tafsiran yang keluar dari denotasinya.

  3. Pengimajian Ada hubungan yang erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret, seperti yang kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan (Waluyo, 1987: 78).

  Baris atau bait puisi mengandung gema suara (imaji auditif), benda nampak (imaji visual), atau sesuatu yang dirasakan, diraba, atau disentuh (imaji taktif).

  Ungkapan perasaan penyair dijelmakan ke dalam gambaran konkret mirip musik atau gambar atau cita rasa tertentu.

  4. Kata Konkret Dalam upaya untuk memperkonkret imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Kata konkret erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambang. Jika penyair mahir dalam memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian, pembaca terlibat penuh secara batin ke dalam puisinya (Waluyo, 1987: 81). Menurut Pradopo (1991: 55) kata konkret adalah penggunaan kiasan atau lambang dalam sebuah puisi untuk menggambarkan secara konkret apa yang dilukis oleh penyair.

  5. Versifikasi Bunyi dalam puisi menghasilkan rima dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. Melalui pengulangan bunyi, puisi menjadi lebih merdu jika dibaca. Dalam upaya menciptakan pengulangan bunyi, penyair juga mempertimbangkan lambang bunyi. Melalui cara itulah pemilihan bunyi-bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi.

  Ritma sangat berhubungan erat dengan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo yang berarti gerakan-gerakan air yang teratur, terus-menerus, dan tidak putus-putus. Slamet Muljana menyatakan bahwa ritma merupakan pertentangan bunyi: tinggi/ rendah, panjang/ pendek, keras/ lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga memnetuk keindahan (Waluyo, 1987: 94).

  6. Tipografi Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Perbedaan itu tampak pada susunan kalimat atau kata-katanya yang biasanya membentuk bait (Waluyo, 1987: 97).

  Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut paragraf, namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan, hal ini tidak berlaku bagi tulisan yang berbentuk prosa.

  Ciri yang demikian menunjukkan eksistensi sebuah puisi.

  7. Bahasa Figuratif Bahasa figuratif (majas) merupakan bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, biasanya kata-katanya bermakna kias atau lambang. Menurut Perrine via Waluyo (1987: 83), bahasa figuratif dipandang lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan penyair, karena : (1) bahasa figuratif mampu menghasilkan kesenangan imajinatif, (2) bahasa figuratif adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi, sehingga yang abstrak menjadi lebih konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca, (3) bahasa figuratif adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikap penyair, (4) bahasa figuratif adalah cara untuk mengkonsentrasikan makna yang hendak disampaikan dan menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat.

  Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. Pengiasan disebut juga simile atau persamaan, karena membandingkan atau menyamakan sesuatu hal dengan hal lain. Bahasa kiasan ada bermacam-macam, namun meskipun bermacam-macam, mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu bahasa-bahasa kiasan tersebut mempertalikan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain (Pradopo, 1991: 62). Bahasa figuratif terdiri dari:

  a. Metafora Metafora adalah kiasan langsung, artinya benda yang dikiaskan itu tidak disebutkan, jadi ungkapan langsung berupa kiasan. Metafora terdiri dari dua term atau dua bagian, yaitu term pokok (principal term) dan term kedua

  (secondary term) . Term pokok disebut juga tenor yang menyebutkan hal yang

  dibandingkan, sedangkan term kedua atau vehicle adalah hal yang membandingkan (Pradopo, 1991: 66).

  b. Perbandingan Perbandingan atau simile atau perumpamaan, ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dan mempergunakan kata-kata pembanding, seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama (Pradopo, 1991: 62).

  c. Personifikasi Keadaan atau peristiwa alam sering dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami oleh manusia. Dalam hal ini benda mati dianggap sebagai manusia atau persona, atau di”personifikasi”kan. Hal itu digunakan untuk memperjelas penggambaran peristiwa atau keadaan (Waluyo, 1987: 77).

  d. Hiperbola Hiperbola adalah kiasan yang berlebih-lebihan. Penyair merasa perlu melebih-lebihkan hal yang dibandingkan itu agar mendapatkan perhatian yang lebih saksama dari pembaca.

  e. Sinekdoki (synecdoche) Sinekdoki adalah upaya dalam menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan (part pro toto) atau menyebutkan seluruh untuk sebagian (totem

  pro parte). Menurut Alternbernd (via Waluyo, 1987: 78) sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri.

2.2.2 Struktur Batin Puisi

  Struktur batin puisi adalah unsur puisi yang dikenal juga dengan istilah hakikat puisi. Struktur batin puisi terdiri dari tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat puisi.

  a. Tema Herman Waluyo (1987: 28) mengungkapkan bahwa tema adalah gagasan pokok subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Tema dalam karya sastra ada yang diungkapkan secara langsung dan ada pula yang secara tidak langsung. Tema banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang melatarbelakangi penyair (Badrun, 1989: 103). Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Oleh karena itu, tema puisi bersifat lugas, objektif, dan khusus. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya dan dengan konsep-konsep yang terimajinasikan (Waluyo, 1987: 107).

Dokumen yang terkait

Analisis intrinsik cerpen ``Ibu Pergi Ke Surga`` karya Sitor Situmorang dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1.

16 259 98

Analisis intrinsik cerpen ``Ibu Pergi Ke Surga`` karya Sitor Situmorang dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X semester 1

0 14 96

Kritik sosial dalam kumpulan puisi potret pembangunan dalam puisi karya W.S Rendra dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X.

0 2 213

Struktur dan tekstur drama `` Sayang ada orang lain`` karya Utuy Tatang Sontani dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 2 154

Struktur puisi ``Miskin desa, miskin kota`` karya Taufiq Ismail dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 7 102

Struktur dan tekstur drama ``majalah dinding`` karya Bakdi Soemanto dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

2 334 147

Struktur drama ``Maling`` karya Puntung C.M. Pudjadi dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA - USD Repository

0 1 84

Analisis puisi karya siswa dalam ``Kaki langit`` majalah Horison edisi 77 Mei 2003 dan implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA kelas X dengan strategi pembelajaran cooperative learning - USD Repository

1 1 107

Analisis unsur intrinsik karya sastra dalam film Denias: Senandung Di Atas Awan dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X - USD Repository

0 0 128

Unsur intrinsik cerpen ``Maling`` karya Kiswondo dan implementasinya dalam pembelajaran di SMA kelas X semester I - USD Repository

0 8 149