Pola pengembangan paragraf berdasarkan letak kalimat utama dan penyimpangan pengembangan paragraf pada tajuk rencana di harian Kompas Juni 2009 - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA

DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

PADA TAJUK RENCANA

DI HARIAN KOMPAS JUNI 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA

DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN PARAGRAF

PADA TAJUK RENCANA

DI HARIAN KOMPAS JUNI 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DA POL BERDA AN PENYIM D LA PENGEM ASARKAN L MPANGAN PADA T DI HARIAN Yustinus A NIM Telah SKRIPSI MBANGAN LETAK KA N PENGEM AJUK REN N KOMPAS Oleh: Anang Kris M: 04122402 h disetujui o N PARAGR ALIMAT UT BANGAN P NCANA JUNI 2009 smiyanto

  29 oleh: RAF TAMA PARAGRA AF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan secara khusus untuk kedua orang tuaku Tc. Poniman dan Fr. Patmiyasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTO

Hal apapun yang kita kerjakan dengan niat baik dan semampu kita yakinlah

hasilnya tidak akan mengecewakan.

  

( Yustinus Anang K.) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan didalam daftar pustaka sebagaimana layaknya penulisan karya ilmiah.

  Yogyakarta, 7 Juni 2011 Penulis

  Yustinus Anang Krismiyanto PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yustinus Anang Krismiyanto Nomor Mahasiswa : 041224029

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA DAN PENYIMPANGAN PENGEMBANGAN

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

  Krismiyanto, Yustinus Anang. 2011. Pola Pengembangan Paragraf Berdasarkan

  Letak Kalimat Utama Dan Penyimpangan Pengembangan Paragraf Pada Tajuk Rencana Di Harian Kompas Juni 2009 . Skripsi.

  Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini memiliki dua masalah, yaitu: (1) pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada wacana tajuk rencana dalam harian Kompas Juni 2009 dan (2) penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat pada wacana tajuk rencana dalam harian Kompas Juni 2009.

  Data dalam penelitian ini berupa paragraf-paragraf dalam tajuk rencana yang ada di dalam surat kabar, yaitu pada kolom tajuk rencana Kompas periode Juni 2009.

  Langkah-langkah pengumpulan data penelitian ini adalah (1) mengumpulkan tajuk rencana dari Kompas Juni 2009, (2) memberi kode (pengkodean) pada setiap paragraf dalam tajuk rencana tersebut berdasarkan urutan tanggal, (3) mengidentifikasi pola pengembagan paragraf dan penyimpangannya. Dalam penelitian ini Analisis data dilakukan dengan langkah- langkah (1) menganalisis pola pengembangan paragraf, (2) menganalisis penyimpangan paragraf, (3) hasil analisis yang berupa data dicek keabsahannya oleh triangulator.

  Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar ada enam jenis, yakni pola pengembangan paragraf umum-khusus, pola pengembangan paragraf klasifikasi, pola pengembangan paragraf contoh, pola pengembangan paragraf pertanyaan, pola pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan, dan pola pengembangan paragraf sebab-akibat. Kedua ,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT Krismiyanto, Yustinus Anang. 2011. The Paragraph Development Patterns Based

  on the Position of the Main Ideas And the Paragraph Development Irrelevancy in “Tajuk Rencana” on Kompas Daily Newspaper June 2009. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University.

  This research is a descriptive qualitative research. This research has two problems, they are: (1) what paragraph development patterns are there in tajuk

  

rencana on Kompas June 2009 and (2) the irrelevancy of paragraph development

in tajuk rencana on Kompas June 2009.

  The data in this research were in the form of paragraphs in tajuk rencana written in the newspaper. They were in tajuk rencana columns June 2009. The steps to collect data used in this research were (1) the researcher collected tajuk rencana from Kompas June 2009, (2) the researcher gave codes to every paragraph in those tajuk rencana based on the dates, (3) the researcher identified the paragraph development patterns and the irrelevancy. In this researh, the data analysis done in 3 steps: (1) analysing the paragraph development patterns, (2) analysing the paragraph irrelevancy, (3) checking the reliability of the data, done by a triangulator.

  The results of this research were as follow. First, there were six kinds of patterns in paragraph development. They were general-specific paragraph development pattern, classification paragraph development pattern, example paragraph development pattern, question paragraph development pattern, comparison and contrast paragraph development pattern, and cause-effect paragraph development pattern. Second, there were three kinds of paragraph development irrelevancy in the newspaper’s tajuk rencana. They were completion irrelevancy, harmony irrelevancy, and unity irrelevancy. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang digunakan di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa jurnalistik kerap disebut bahasa pers dan juga memiliki karakter yang berbeda, sesuai dengan jenis berita yang akan diberitakan (Setiati, 2005:85). Kini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan untuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita dan keterbatasan media massa, baik cetak atau elektronik (Setiati, 2005:87).

  Badudu (Setiati, 2005:87) mengemukakan bahwa bahasa jurnalistik memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik serta tetap berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia baku. Bahasa jurnalistik harus benar-benar informatif dan komunikatif. Bahasa yang demikian juga tidak mudah menimbulkan salah paham, tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan sifatnya tidak ambigu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menuliskan kembali hasil penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik karena berkat penyertaan dan kasih Tuhan Yesus Kristus yang tak pernah putus kepada penulis. Di samping itu ada banyak pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. B Widharyanto, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

  2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah;

  3. Dosen PBSID, yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan;

  4. FX. Sudadi, yang sudah membantu dan melayani penulis dalam mengurusi berbagai hal yang sifatnya administratif;

  5. Universitas Sanata Dharma, yang telah menciptakan kondisi serta menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung penulis dalam studi dan penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  10. Teman-teman kontrakan Brotoseno, Teguh Wiyono, S.T., Harsono, Bowo, Wahyu, Lutfiana dan Ratna Intani Dwi Putri, S.T., yang selalu membantu dan menghibur penulis.

  11. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL……………………………………………………......... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….... ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv MOTO………………………………………………………………………..... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………………………......... vii ABSTRAK………………………………………………………………......... Viii

  

ABSTRACT ……………………………………………………………………. ix

  KATA PENGANTAR………………………………………………………… Xii DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………… 1

  1.2 Rumusan Masalah…………………………………………......................... 3

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  

  2.3 Komponen Dasar Pembentuk Paragraf …………………………………… 9

  2.3.1 Kalimat Topik …………………………………………….…………….. 9

  2.3.2 Kalimat Penjelas …………………………………….………………….. 10

  2.4 Syarat Pengembangan Paragraf …………………………………………… 11

  2.4.1 Kelengkapan Paragraf …………………………………………………... 12

  2.4.2 Kesatuan Paragraf ……………………………………………………..... 13

  2.4.3 Kepaduan Paragraf ……………………………………………………… 14

  2.5 Penyimpangan Pengembangan paragraf ………………………………...... 18

  2.5.1 Penyimpangan Kelengkapan Paragraf …………...…………. …………. 19

  2.5.2 Penyimpangan Kesatuan Paragraf ……………………………………… 19

  2.5.3 Penyimpangan Kepaduan Paragraf ……………………………………... 20

  2.6 Pola Pengembangan Paragraf …………………………………………….. 20

  2.6.1 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan ….….….. 21

  2.6.2 Pola Pengembangan Paragraf Contoh….. ……………………………..... 22 2.6.3 Pola Pengembangan Paragraf sebab-akibat …………..............................

  23

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  

  3.4 Analisis data ……...………………………………………………………. 30 3.5 Triangulasi ………………………………………………………………...

  31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Data ……………………………………………………………. 32

  4.2 Hasil Penelitian …………………………………………………………… 32

  4.2.1 Pola Pengembangan Paragraf……………………………………………. 32

  4.2.2 Penyimpangan Pengembangan Paragraf ………………………………... 33

  4.3 Pembahasan ………………………………………………………………. 33

  4.3.1 Pola Pengembangan Paragraf………………………………………….... 33

  4.3.1.1 Pola Pengembangan Paragraf Umum-Khusus ………………………... 34

  4.3.1.2 Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi ……………………………. 36

  4.3.1.3 Pola Pengembangan Paragraf Contoh ………………………………… 37

  4.3.1.4 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan …………………………….. 38

  4.3.1.5 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan ………. 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  5.2 Implementasi ……………………………………………………..……….. 46

  5.3 Saran ………………………………………………….....………………… 47 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

  49 LAMPIRAN......................................................................................................

  51 BIODATA PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Bahasa jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang digunakan di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa jurnalistik kerap disebut bahasa pers dan juga memiliki karakter yang berbeda, sesuai dengan jenis berita yang akan diberitakan (Badudu, 2005:85). Kini bahasa jurnalistik mulai beragam digunakan untuk menulis berita ekonomi, politik ataupun tajuk rencana, disesuaikan dengan angle tulisan, sumber berita dan keterbatasan media massa, baik cetak atau elektronik (badudu, 2005:87). bahasa jurnalistik memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik serta tetap berpedoman pada kaidah bahasa Indonesia baku. Bahasa jurnalistik harus mudah dipahami oleh setiap orang yang membacanya. Bahasa jurnalistik bahkan harus bisa dipahami oleh tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

 

  upaya menarik perhatian khayalak pada masalah tertentu. Bahasa setidaknya dapat membatasi persepsi dan membantu pembaca memikirkan sesuatu yang diyakininya.

  Bahasa dalam jurnalistik itu harus berciri sederhana, tidak berbelit-belit, tidak boleh berbunga-bunga, dan harus apa adanya, harus sesuai dengan data atau faktanya, dan sajiannya harus langsung menuju sasaran atau pokok permasalahannya (straight to the point). Bahasa jurnalistik harus benar-benar informatif dan komunikatif. Bahasa yang demikian juga tidak mudah menimbulkan salah paham, tidak mudah menimbulkan tafsir ganda, dan sifatnya tidak ambigu.

  Bagaimanapun juga, tugas pokok media massa adalah menyampaikan informasi, menyampaikan pesan – entah sosok informasi atau pesan yang wujudnya berita, fakta, dan lain-lain

  −, yang dikemas dalam kolom atau rubrik media yang ada. Untuk itu, harus benar-benar memperhatikan ciri-ciri bahasa dalam ragam jurnalistik dengan baik. Dengan begitu sangatlah diharapkan, bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

 

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009 berdasarkan letak kalimat utamanya?

  2. Penyimpangan pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009 berdasarkan letak kalimat utamanya?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009?

  2. Mendeskripsikan penyimpangan pengembangan paragraf yang terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam harian Kompas Juni 2009?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

 

  3. Menambah wawasan pembaca mengenai pola pengembangan paragraf dalam tajuk rencana dalam surat kabar.

  4. Menambah pengetahuan pembaca mengenai penyimpangan paragraf yang terdapat pada wacana Tajuk Rencana dalam surat kabar.

1.5 Batasan Istilah

  1. Tajuk rencana Tajuk rencana adalah tulisan kolom yang dibuat oleh redaksi penerbit pers. Ia dimuat di halaman khusus bagi tulisan- tulisan opini tentang suatu masalah atau peristiwa (Romli 2005 : 88).

  2. Paragraf Paragraf adalah seperangkat alat tersusun logis-sistematis relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan1981 : 10).

  3. Wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

 

  5. Pola Pola adalah bentuk (struktur yang tetap) (KBBI 2007 : 885).

  6. Kalimat Kalimat adalah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, perasaan atau pikiran yang relatif lengkap (Mustakim 1999:65).

  1.6 Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sebagai suatu penelitian deskripsi kualitatif, penelitian ini hanya dibatasi pada upaya mendeskripsikan pola pengembangan paragraf tajuk rencana di dalam surat kabar. Adapun surat kabar yang diteliti adalah Kompas Juni 2009.

  1.7 Sistematika Penyajian

  Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pada

  bab I akan diuraikan tentang pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, definisi istilah, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

  Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dengan judul

  

Penyimpangan Pengembangan Paragraf dalam Wacana Tajuk Rencana Harian

Kompas Tahun 1997 . Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis

  penyimpangan paragraf dalam wacana tajuk rencana harian Kompas. Hasil penelitiannya yakni, ditemukan dua jenis penyimpangan pengembangan paragraf pada wacana Tajuk Rencana harian Kompas tahun 1997. Pertama, gagasan pokok pada paragraf satu dilanjutkan pada paragraf berikutnya. Kedua, adanya penggunaan kata penghubung yang tidak tepat dalam pengembangan paragraf.

  

Kedua , penelitian yang dilakukan oleh Febiyanto dengan judul Aspek Gramatikal

Dan Leksikal Pada Wacana ”Tajuk Rencana” Surat Kabar Kompas . Salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  penelitian yang dilakukan Febiyanto adalah sama-sama meneliti tentang tajuk rencana harian Kompas.

2.2 Hakikat Paragraf

  Menurut Akhadiah (1989: 144) paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

  Hal di atas sejalan dengan pendapat Arifin (1987: 131) yang menyatakan bahwa paragraf adalah satuan bahasa yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Satuan bahasa itu terdiri atas seperangkat kalimat. Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau kalimat- kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  paragraf. Menurut Keraf (1980: 62) alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alenia, gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran secara jelas.

  Pakar lain menggunakan istilah untuk merujuk konsep yang sama dengan paragraf adalah The Liang Gie (1992:73). Menurut beliau alinea adalah bagian dari karangan yang biasanya terdiri dari beberapa kalimat, yang merupakan kesatuan pembicaraan. Sebuah alinea menurut isinya memuat satu ide utama atau satu kalimat utama kalau ditinjau dari kalimat yang membangun alinea itu. Ide-ide atau kalimat lain yang menjadi kelanjutnya harus bersumber pada ide utama itu sebagai pembantunya, penegasnya, atau pengembangnya.

  Dari berbagai pendapat mengenai paragraf yang diberikan oleh beberapa pakar di atas, maka dapat dikemukakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

2.3 Komponen Dasar Pembentuk Paragraf

  Pada dasarnya, paragraf terbentuk dari dua komponen dasar, yakni kalimat topik dan kalimat penjelas. Kalimat topik merupakan dasar pengembangan suatu paragraf, sedangkan kalimat penjelas merupakan pernyataan-pernyataan yang mendukung kalimat topik sehingga terbentuk suatu kesatuan gagasan yang menjadikan paragraf menjadi utuh. Di bawah ini akan dipaparan teori-teori yang berkaitan dengan komponen-komponen dasar pembentuk paragraf, yakni kalimat topik dan kalimat penjelas.

2.3.1 Kalimat Topik

  Menurut Mustakim (1994: 116) sebuah paragraf hendaknya hanya mengandung satu pikiran atau gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan penunjang. Oleh karena itu, kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu masalah. Jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan atau lebih, tiap-tiap gagasan utama itu seharusnya dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Sebaliknya, jika dua paragraf hanya mengandung satu gagasan utama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  itu dituangkan dalam salah satu kalimat di antara kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah paragraf. Kalimat yang mengandung pokok pikiran paragraf disebut kalimat utama atau kalimat topik.

  Isi kalimat utama masih bersifat umum karena belum mengungkapkan pokok pikiran penulis secara rinci. Bagi pembaca, kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap. Karena itu, dalam sebuah paragraf, selain terdapat kalimat utama, juga terdapat kalimat-kalimat penjelas.

2.3.2 Kalimat Penjelas

  Seperti halnya kalimat topik, kalimat penjelas pun disebut dengan istilah yang berbeda-beda. Tarigan (1987: 19) menyebutnya sebagai kalimat pengembang sedangkan Akhadiah (1989: 156) menyebutnya dengan kalimat penunjang. Meskipun istilah yang digunakan berbeda, pada dasarnya merujuk pada konsep yang sama dengan kalimat penjelas.

  Menurut Akahdiah (1989: 156) menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasan-gagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok (Tarigan, 1987:19).

  Pada dasarnya, kalimat penjelas berfungsi untuk menjelaskan kalimat topik, sehingga tercapai kelengkapan dan kesatuan gagasan. Dengan adanya kalimat penjelas, menjadikan kalimat topik dalam paragraf semakin jelas dan isi paragraf lebih mudah dipahami oleh pembaca.

2.4 Syarat Pengembangan Paragraf

  Pengembangan paragraf adalah penyusunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Menurut Keraf (1980: 84) pengembangan paragraf mencakup dua hal utama. Yang pertama kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan. Yang

  

kedua kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam urutan yang

teratur.

  Willis (1980: 59) menyatakan bahwa paragraf harus memenuhi tiga syarat dalam pengembangannya: (1) kelengkapan, (2) kesatuan, (3) koherensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  menunjukkan kerja sama yang erat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Koherensi paragraf dapat terjadi lewat penggunaan kata atau frasa transisi, pengulangan kata kunci, dan lewat perujukan kata ganti (ibid, 100-103)

  Menurut Gorys Keraf (1980: 67) alinea yang baik dan efektif harus memenuhi tiga syarat, yakni (1) kesatuan, (2) koherensi, dan (3) perkembangan alinea. Kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu. Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu. Perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina alinea itu.

  Tarigan (1987: 36) menjelaskan ada enam kriteria kualitas paragraf, yakni (1) isi paragraf berpusat pada satu hal saja, (2) isi paragraf relevan dengan isi karangan, (3) paragraf harus koheren dan unity, (4) kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna, (5) struktur paragraf harus bervariasi sesuai dengan: (a) latar belakang pembaca, (b) sifat media tempat paragraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

2.4.2 Kesatuan Paragraf

  Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Jika ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak padu, tidak utuh (Arifin, 1987: 132).

  Sependapat dengan Arifin, Akhadiah (1989: 148) menjelaskan bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  sebuah penyimpangan secara gradual dari tema yang ahrus dibina oleh alinea itu, yakni setiap kalimat berikutnya semakin menyimpang dari tujuan utamanya.

  Kesatuan dalam paragraf tidak tercapai disebabkan juga oleh tiga hal lain yang lazim disebut diferinsiasi berlebihan, kurang diferensiasi , dan degresi.

  Sebuah paragraf disebut dalam keadaan diferensiasi berlebihan, bila rentangan pikiran yang ada dipecah beberapa kali sehingga kelihatan paragrafnya berlabih, dan menimbulkan kesan seolah-olah dasar pembagian paragraf diletakkan dengan sekehendak hati, atau sekurang-kurangnya tidak logis.

  Sebuah tulisan disebut kurang berdiferensiasi, bila tulisan tersebut mempunyai hanya sedikit atau tidak ada paragraf. Tulisan yang kurang berdiferensiasi biasa ditemukan dalam ensiklopedia atau tulisan yang bersifat renungan, seperti filsafat atau tulisan tanpa perencanaan. Kesatuan dalam paragraf dapat juga terganggu oleh apa yang disebut digresi, yakni adanya satu pokok pikiran baru yang diselipkan di tengah-tengah sebuah rentang pikiran, tanpa ada hubungan langsung baik dengan peristiwa yang mendahuluinya maupun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    dititkberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat dalam paragraf.

  Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperlihatkan dua hal, yakni (1) unsur kebahasaan yang digambarkan dengan (a) repetisi atau pengulangan kata kunci, (b) kata ganti, (c) kata transisi atau ungkapan penghubung, dan (d) paralisme, (2) pemerincian dan urutan isi paragraf. Yang dimaksud dengan pemerincian dan urutan isi paragraf adalah cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas. Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab akibat, akibat sebab, khusus umum, umum khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan sebagainya.

  Kepaduan terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina alinea itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Jika sebuah alinea tidak memiliki kepaduan, maka tampaknya pembaca hanya menghadapi sekelompok kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, dengan gagasannya sendiri, bukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  kebahasaan yang turut mempengaruhi kepaduan sebuah alinea adalah repetisi, kata ganti, dan kata-kata transisi. Repitisi adalah pengulangan kata kunci, yakni kata yang dianggap penting dalam sebuah alinea. Kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya.

  Kehadiran kata kunci berulang-ulang berfungsi untuk memelihara koherensi atau kepaduan semua kalimat dalam alinea itu.

  Kepaduan melalui kata ganti adalah kepaduan yang yang diciptakan dengan cara mengganti unsur-unsur tertentu dengan menggunakan kata ganti. Pengunaan kata ganti dimaksudkan untuk menghindari pengulangan kata dalam kalimat- kalimat berikutnya. Dengan demikian, kata ganti berfungsi untuk menjaga kepaduan yang baik dan teratur antarkalimat pembentuk alinea. Dalam hal ini, penulis dapat menunjukkan kepaduan melalui penggunaan kata ganti seperti kata ganti orang.

  Kata-kata transisi juga dapat turut memelihara kepaduan dalam alinea. Kata- kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repitisi. Bila repetisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  macam. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kata atau frasa sesuai dengan jenis hubungannya. Kata atau transisi itu adalah sebagai berikut.

  a. Hubungan yang menyatakan tambahan kepada sesuatu yang telah disebut sebelumnya. Bentuk transisi yang digunakan biasanya: lebih-lebih lagi,

  tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, dan demikian juga .

  b. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebut sebelumnya, digunakan: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian,

  sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun .

  c. Hubungan yang menyatakan perbandingan, menggunakan: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana .

  d. Hubungan yang menyatakan akibat atau hasil, dengan kata transisi: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya .

  e. Hubungan yang menyatakan tujuan, dengan kata penghubung: untuk maksud itu, untuk maksud tersebut, dan supaya .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  alinea. Yang dimaksud dengan perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan bawahan yang menunjang gagasan utama tadi. Penulis dapat menjamin kepaduan dengan mengemukakan perincian isi berdasarkan urutan ruang, dinilai dari sudut tertentu dan berangsur-angsur bergerak ke sudut yang berlawanan. Ia dapat juga mempergunakan urutan waktu atau urutan kronologis atau mempergunakan urutan-urutan logis: sebab-akibat, umum-khusus, klimaks, proses, dan sebagainya.

2.5 Penyimpangan Pengembangan Paragraf.

  Pengembangan paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat yakni, (1) kelengkapan, (2) kesatuan, dan (3) kepaduan (Willis, 1980: 59). Apabila sebuah paragraf tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, maka telah terjadi penyimpangan pengembangan paragraf. Penyimpangan pengembangan paragraf juga dapat terjadi jika salah satu syarat pengembangan paragraf tidak terpenuhi.

2.5.1 Penyimpangan Kelengkapan Paragraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    adalah penyakit yang sangat menular tetapi belum dapat ditangani secara cepat.

  Paragraf tersebut mengalami penyimpangan kelengkapan paragraf karena kalimat penjelasnya tidak menunjuang kejelasan kalimat utama (kalimat pertama).

  Kalimat utamanya berisi tentang sulitnya mendetksi panyakit TBC pada anak. Tetapi, kalimat penjelasnya berisi tentang penyakit maag yang mudah dideteksi. Kalimat terakhir juga tidak mendukung kalimat utama karena berisi tentang TBC yang sangat menular. Jadi, kalimat penjelasnya tidak menunjang kejelasan kalimat utama.

2.5.2 Penyimpangan Kesatuan Paragraf Kesatuan paragraf adalah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran.

  Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf tidak boleh ada satu pun yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu (Arifin, 1987: 132). Jika ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, maka paragraf tersebut mengalami penyimpangan kesatuan paragraf. Penyimpangan kesatuan paragraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    Seharusnya sebuah paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran saja.

2.5.3 Penyimpangan Kepaduan Paragraf

  Kepaduan paragraf adalah paragraf yang kalimat-kalimatnya saling berhubungan. Paragraf bukanlah kumpulan atau kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik (Akhadiah, 1989: 150). Jika dalam sebuah paragraf berisi kalimat-kalimat yang tidak saling berhubungan, maka paragraf tersebut telah mengalami penyimpangan kepaduan paragraf. Penyimpangan kepaduan paragraf terjadi juga karena adanya loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, urutan-urutan waktu dan fakta yang tidak teratur atau pengembangan gagasan yang tidak berorientasi pada pokok pikiran utama (Keraf, 1980: 75). Berikut ini adalah contoh paragraf yang mengalami penyimpangan kepaduan paragraf.

  Tuberculosis (sering dikenal sebagai “TB”) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sangat menular. TB sulit dideteksi. Bakteri tersebut, umumnya menginfeksi paru-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  Untuk mengembangkan suatu paragraf, baik untuk memperinci kalimat topik, maupun untuk mengurutkan kalimat penjelas dengan teratur, dikembangkan bermacam-macam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai tergantung dari sifat paragraf itu.

  Dasar pengembangan paragraf dapat terjadi karena adanya hubungan alamiah, hubungan logis serta ilustrasi-ilustrasi. Hubungan alamiah didasarkan pada keadaan yang nyata di alam, sedangkan hubungan logis didasarkan pada tanggapan penulis atas relasi dari perincian-perincian gagasan utama.

  Di bawah ini akan diuraikan beberapa pola pengembangan paragraf menurut Keraf (1980: 88-98).

2.6.1 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan dan Pertentangan

  Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan berdasarkan pada segi-segi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yakni bagaimana rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka menghadapi lawan-lawan mereka, sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu mereka. Berikut ini adalah contoh paragraf perbandingan dan pertentangan.

  (1) Keuntungan seorang pedagang berkaitan erat dengan modal yang

digunakan. (2) Hal ini dapat disamakan dengan nelayan yang memancing di laut.

(3) Jika pedagang memerlukan modal, nelayan memerlukan umpan. (4) Ikan yang

dapat ditangkap nelayan sangat tergantung pada umpan yang digunakan. (5) Jika

umpannya hanya udang kecil, ikan yang ditangkap juga akan kecil seperti ikan

tongkol. (5) Nah, kalau yang digunakan sebagai umpan ikan tongkol, ada

kemungkinan sang nelayan akan mendapat ikan besar semacam ikan kakap. (6)

Demikian pula seorang pedagang. (7) Jika modalnya sedikit, keuntungan yang

diraih juga sedikit. (8) Sebaliknya, bila mengingingkan keuntungan besar, modal

yang digunakan harus banyak.

  Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1). Kalimat-kalimat penjelasnya adalah kalimat (2) sampai dengan kalimat (8). Kalimat (2) sampai dengan kalimat (8) berisi perbandingan antara seorang pedagang dengan seorang nelayan. Dijelaskan bahwa seorang pedagang membutuhkan modal, hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    (1 )Sejak dulu sudah kita ketahui bahwa penyebaran penduduk Indonesia

tidak merata. (2) Sebagai contoh, Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya

  

6,7% dari luas Indonesia, saat ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. (3)

Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih 900 orang per kilometer persegi. (4)

Kepadatan penduduk itu sangat luar biasa bedanya dengan wilayah Indonesia

lain. (5) Di Papua Barat kepadatannya hanya empat orang per kilometer persegi.

(6) Bahkan di kabupaten Merauke yang luas daerahnya hampi sama dengan

Pulau Jawa dan hanya dihuni 270.000 orang itu, kepadatannya hanya dua orang

per kilo meter persegi.

  Kalimat utama dalam paragraf di atas adalah kalimat (1). Kalimat-kalimat penjelasnya adalah kalimat (2) sampai dengan kalimat (6). Kalimat (2) sampai dengan kalimat (6) berisi contoh-contoh mengenai penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata. Dengan demikian jelaslah bahwa contoh-contoh dalam paragraf di atas digunakan untuk memperjelas kalimat utama.

2.6.3 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat

  Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab- akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai kalimat topik, sedangkan akibat sebagai kalimat penjelasnya. Sebaliknya, akibat sebagai kalimat topik, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

  tersebut. Ia harus memilih di antara sebab-sebab yang paling mungkin: karena mengendarai motor malam-malam, tidak menyelimuti badan dengan baik waktu tidur, terlalu lama brjemur di panas, terlalu kedinginan, atau karena terjangkit oleh orang lain yang jga menderita flu. Beberapa dari sebab-sebab itu mungkin merupakan sebab yang langsung, bila dibandingkan dengan sebab-sebab lainnya. Dengan memisahkan sebab langsung dan sebab tidak langsung, maka dapat diambil tindakan pencegahannya pada waktu mendatang. Berikut ini adalah contoh paragraf sebab-akibat.