RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN SIKLUS AKUNTANSI

  

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

TUGAS AKHIR

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Disusun oleh:

SUSI SULASTRI

041334039

  Oleh: Agustinus Widayanto

  NIM: 041334068

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Karya tulis ini saya persembahkan sebagai ucapan syukur

dan terima kasih kepada:

Hati Kudus Tuhan Yesus juru selamatku.

Bunda Maria yang selalu menyertai dan menyempurnakan

doa-doaku.

Kedua Orang Tuaku Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia

Budini yang selalu menjaga dan mencintaiku.

  

Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta

Cicilia Istri Winarti yang mengasihiku.

  

Maria Citra Devita yang selalu ada dihatiku.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma - Yogyakarta

HALAMAN MOTTO

  

Berkembanglah dari hari ke hari untuk makin dekat dengan

Allah.

  

Berdoalah sesering mungkin karena doa mengabulkan segala-

galanya.

  

ABSTRAK

RANCANGAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X SMK PADA MATA PELAJARAN

SIKLUS AKUNTANSI

  Agustinus Widayanto Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2011

  Tujuan m akalah ini adalah untuk menguraikan rancangan implementasi

  pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Teams Achievement Divisions

  

(STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada proses

  pembelajaran mata pelajaran Siklus Akuntansi. Rancangan implementasi ini merupakan rancangan penelitian tindakan kelas yang bersifat eksploratif dan deskriptif kualitatif. Rancangan implementasi penelitian tindakan kelas ini disusun dalam empat tahap, yaitu: (1) Penyusunan program pembelajaran; (2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Observasi tindakan program pembelajaran; (4) Refleksi program tindakan pembelajaran. Rancangan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen observasi siswa di kelas, instrumen observasi guru di kelas, instrumen observasi kelas, dan instrumen refleksi.

  

ABSTRACT

THE IMPLEMENT DESIGN OF COOPERATIVE LEARNING

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TYPE TO

  

IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF THE TENTH

CLASS STUDENTS OF VOCATIONAL SCHOOL ON

ACCOUNTING CYCLE SUBJECT

  

Agustinus Widayanto

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

  The purpose of this research is to describe how the implement design of cooperative learning with the Student Teams Achievement Divisions type to increase the achievement of the tenth class students of vocational school in learning process of Accounting Cycle. The design of this implementation is the design of classroom action research that is exploratory, descriptive and qualitative. The design of the implementation of classroom action research is structured in four stages: (1) the preparation of learning programs; (2) the action of learning; (3) observation of action learning programs; (4) reflection of action learning programs. The design of data collection is done by using students’ observation instrument in the classroom, teacher’s observation instrument in the classroom, and the instrument of reflection.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Rancangan Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Sudent Teams Achievement Divisions Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Pada Mata Pelajaran Siklus Akuntansi”.

  Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

  5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

  7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan tugas akhir ini.

  8. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  9. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Antonius Mujiono dan Ibu Lucia Budini yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

  10. Semua saudara kandungku yang tercinta Albertus Winarto, Bernadus Windarto, dan Cicilia Istri Winarti yang tiada hentinya selalu mendoakan, memberi dukungan, dan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

  11. Keluarga di Kalimantan yang telah mendoakan dan memberikan dukungan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

  12. Maria Citra Devita yang selalu memberikan dukungan, cinta kasih dan semangat dengan penuh kesabaran. Serta selalu membantuku, menyayangiku dengan tulus serta selalu mendoakanku sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

  13. Teman-teman PAK angkatan 2004 yang telah memberikan banyak kenangan dan dukungannya selama ini. Serta teman-temanku yang terkasih Koco, Wibi, Josep, Dono, Acong, Daru, dan Lutvi yang sudah memberi banyak dukungan.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii PERSEMBAHAN............................................................................................ ....... iv MOTTO............................................................................................................ ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................ vii ABSTRAK .............................................................................................................. viii ABSTRACT...................................................................................................... ...... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................

  1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................

  5 C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................

  6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................

  7 A. Proses Pembelajaran..................................................................................

  7 B. Prestasi Belajar ..........................................................................................

  9 C. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................... 11

  4. Tipe Pembelajaran Kooperatif ............................................................. 16

  D. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ..................................................................................... 19

  E. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi .............................................................. 22 F. Kerangka Teoritik .....................................................................................

  22 BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 25

  A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ............................................................... 25

  1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran ..................................... 26

  2. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran ................................................... 29

  3. Observasi Tindakan Program Pembelajaran ........................................ 33

  4. Refleksi Program Tindakan Pembelajaran ........................................... 36

  B. Evaluasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ............................................................... 37

  BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 38 A. Kesimpulan ...............................................................................................

  38 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 40 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman LAMPIRAN I ......................................................................................................... 42

  Lamp. 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..................................... 43 Lamp. 2 : Hand Out .......................................................................................... 50 Lamp. 3 : Lembar Kegiatan dalam Kelompok ................................................. 56 Lamp. 4 : Lembar Kerja Kegiatan dalam Kelompok ....................................... 57 Lamp. 5 : Kunci Jawaban Kegiatan dalam Kelompok ..................................... 59 Lamp. 6 : Kuis Individu ................................................................................... 61 Lamp. 7 : Lembar Kerja Kuis Individu ............................................................ 62 Lamp. 8 : Kunci Jawaban Kuis Individu .......................................................... 64

  LAMPIRAN II ........................................................................................................ 66 Lamp. 9 : Dartar Siswa dalam Pembagian Kelompok ..................................... 67 Lamp. 10 : Menentukan Poin Kemajuan Individu ............................................. 68 Lamp. 11 : Kriteria Poin Kemajuan Individu ..................................................... 69 Lamp. 12 : Nilai Rata-rata Kelompok ................................................................ 70 Lamp. 13 : Kriteria Penghargaan Kelompok ..................................................... 71 Lamp. 14 : Penilaian Kemampuan Siswa .......................................................... 72

  LAMPIRAN III ....................................................................................................... 74 Lamp. 15 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas Secara Umum ......... 75 Lamp. 16 : Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas ................................. 77 Lamp. 17 : Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ................................ 80

  LAMPIRAN IV ....................................................................................................... 81 Lamp. 18 : Instrumen Observasi Kegiatan Guru di Kelas ................................. 82 Lamp. 19 : Instrumen Observasi Kelas .............................................................. 84 Lamp. 20 : Instrumen Observasi Siswa di Kelas ............................................... 86

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi

  kelangsungan hidup manusia. Dengan belajar membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup. Secara sederhana belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 1988:84). Selanjutnya Muhibbin Syah (2003:113) juga mengemukakan bahwa belajar pada dasarnya ialah tahapan perubahan perilaku yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar memiliki arti penting yaitu meningkatkan

derajat kehidupan dan mempertahankan atau mengembangkan kehidupan.

  Menurut Sisdiknas tahun 2003, lingkungan belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu: lingkungan informal, lingkungan non formal, dan lingkungan formal (http://www.slideshare.net/suprapto/uu-no-20-tahun-2003). Di dalam suatu lingkungan formal atau sekolah terdapat suatu proses pembelajaran.

  Komponen yang utama dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah adalah guru dan siswa. Sedangkan tujuan yang paling utama dalam proses pembelajaran tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi peran guru sangat besar dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang hebat pastilah mempunyai banyak kemampuan, baik kemampuan keilmuan yang dikuasainya maupun kemampuan dalam ketrampilan dalam menerapkan berbagai macam metode pembelajaran. Menurut Suyatno (2009:23), metode pembelajaran merupakan aspek penting dalam kemajuan pendidikan di sekolah. Metode pembelajaran adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2003:113), pendekatan dan strategi atau kiat melaksanakan metode pembelajaran termasuk faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan belajar siswa. Jadi, selain penguasaan materi pembelajaran secara luas seorang guru juga perlu mempunyai kemampuan dalam penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang memungkinkannya untuk membimbing peserta didik agar bisa meningkatkan prestasi belajr siswa.

  Dalam proses pembelajaran, peran guru sebagai pengajar perlu menjaga serta berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggairahkan bagi semua peserta didik. Menjadi seoarang guru yang baik haruslah memahami karakter atau kemampuaan dari masing-masing siswa.

  Karakter atau kemampuan siswa dibedakan menjadi dua macam, yaitu siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Siswa yang pandai akan mudah sekali menyerap atau memahami materi pelajaran. Tetapi berbeda dengan inovatif dalam mengajar dimungkinkan dapat memotivasi semua siswa untuk belajar dengan baik sehingga prestasi belajar semua siswa akan meningkat.

  Seorang guru yang inovatif akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar siswa akan berada pada puncak yang optimal. Guru adalah penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, karena guru yang secara langsung memberikan kemungkinan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar, kehadiran guru sangat penting dan dalam menjalankan tugasnya, seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bebagai macam metode yang inovatif yang mampu mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru hendaknya juga dapat menerapkan dan mengembangkan metode-metode pengajaran yang sesuai.

  Berdasarkan observasi selama menjadi saya praktikan Progrram Pengalaman Lapangan II ditemukan bahwa banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah. Metode caramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tredisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi antar guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Aswan, 2010:97). Sedangkan menurut Bermawi Munthe (2009:61), ada beberapa kelemahan dalam metode ceramah, diantaranya: (1) membuat siswa menjaga daya tahan untuk berkonsentrasi menggunakan indra telinga yang terbatas; (2) membuat siswa guru sehingga membuta guru cenderung bersifat otoriter. Dengan metode itu, para perserta didik kurang termotivasi, kurang aktif, kurang bersemangat dalam proses pembelajaran karena membosankan bagi para peserta didik dan penyajian informasi dari guru tidak memiliki catatan yang dapat dipakai seandainya mengulang kembali. Oleh sebab itu, menjadi seorang guru membutuhkan sebuah metode yang tepat dan efektif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang guru dituntut dapat berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga memberi peluang untuk mengembangkan pembelajaran yang berkualitas dan mampu meningkatkan prestasi belajar semua peserta didik. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukannya suatu pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dapat menimbulkan interaksi antar peserta didik. Melalui belajar secara kelompok akan memperoleh kesempatan bagi peserta didik untuk saling beriteraksi.

  Menurut Suyatno (2009:51), dengan belajar kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Pembelajaran kooperatif juga sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas dan rasa senasip. Sedangkan menurut Slavin (2009:22), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik sama lain dalam memahami materi dan pembelajaran ini menunjuk pada bebargai macam tipe pengajaran.

  Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu tipe pengajaran dari pembelajaran kooperatif yang sangat mengutamakan kerja sama yang baik di dalam tim. Di dalam tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) siswa diorganisasikan dalam bentuk kelompok kecil yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki- laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Secara singkat tahapan dalam melaksanakan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: (1) Penyajian kelas; (2) Belajar kelompok; (3) Tes atau kuis; (4) Skor peningkatan individu; dan (5) Penghargaan kelompok. Jadi, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu metode pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatifitas, dan menjalin hubungan sosial yang bagus dimana tujuannya adalah saling membantu meningkatkan kualitas masing-masing anggota kelompok belajar siswa.

  Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengkaji tentang bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada pelajaran siklus akuntansi?

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan pengantar yang ada pada bagian latar belakang di atas, sebagai seorang guru memerlukan pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Dan dapat ditarik suatu rumusan masalah dalam makalah ini tentang bagaimana rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMK pada mata pelajaran siklus akuntansi?

  C. Tujuan Penulisan Makalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran siklus akuntansi.

  Harapan dari pendeskripsian rancangan implementasi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran siklus akuntansi adalah agar bisa digunakan guru untuk mengembangkan kreatifitas dalam membuat program kegiatan pembelajaran di kelas dan sebagai masukan bahwa metode ini bisa dipakai sebagai salah satu cara dalam meningkatkan kualitas siswa dalam kegiatan belajar dan juga dapat mengukur peningkatan prestasi belajar siswa yang dalam pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA D. Proses Pembelajaran Menurut W.S Winkel (1987:36), belajar adalah suatu aktivitas (baik

  aktivitas mental maupun aktivitas psikis) yang berlangsung selama interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Hal lain juga diungkapkan oleh Jerome S. Burner dalam bukunya Muhibbin Syah (2003:109-110), bahwa belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perupahan yang bertahap. Perubahan-perubahan itu timbul melalui tahap-tahap yang satu sama lainnya berkaitan secara berurutan dan funsional. Proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan menyangkut materi yang akan diajarkan yang berfungsi memperdalam, memperhalus dan menambah pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki.

  2. Tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis, diubah, dan di transformasikan kedalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas. Bagi siswa tahap ini lebih sulit apabila tidak dibimbing guru yang

  3. Tahap evaluasi, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar. Evaluasi juga berisi penilaian pengetahuan yang diperoleh dan apakah trasformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gajala-gajala lain. Sardiman (1986:22-23), juga memberikan beberapa pengertian belajar adalah sebagai berikut:

  1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan tapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

2. Belajar dalam arti luas merupakan kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.

  3. Belajar dalam arti sempit adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

  4. Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Sedangkan yang dimaksud proses pembelajaran adalah sebuah upaya pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Menurut Muhibbin Syah (2003:50-54), didalam sebuah proses pembelajaran melibatkan beberapa aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek psikomotorik siswa merupakan mnifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mental yang dapat difasilitasi lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewat berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional.

E. Prestasi Belajar

  Dengan prestasi belajar dapat menunjukan bukti keberhasilan siswa dalam suatu proses aktifitas belajar. Sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan berhasil apabila dengan usaha belajar tertentu mampu memberikan prestasi belajar (Muhibbin Syah, 2009:135). Nawawi (1982:100), mengartikan prestasi belajar adalah sebagai tingkat keterbatasan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes sejumlah mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Sutratinah (1984:43), prestasi belajar merupakan hasil penilaian dari usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar pada sejumlah mata pelajaran.

  Menurut Muhibbin Syah (2009:144-155), ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

  1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa).

  Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegang otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh yang mempengaruhi intensitas dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.

  b) Aspek psikologis, pada aspek psilogis ini dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Di antara faktor- faktor psikologis siswa yang pada umumnya dipadang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motifasi siswa.

  2. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa).

  

Faktor eksternal juga terdiri dari dua macam, yaitu: mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. sebagai contoh misalnya para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik khusunya dalam hal belajar (dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar).

  b) Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan rumah tempat tinggal keluarga siswa. Rumah yang sepit dan berantakan serta pekampungan yang terlalu padat yang tidat memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat yang sebenarnya tidak pantas untuk dikunjungi.

3. Faktor pendekatan belajar.

  Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses belajar dalam mempelajari materi. Strategi dalam hal ini bearti seperangkat langkah perasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar.

F. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

  Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2008:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih diarahkan oleh guru. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger, David dalam bukunya Agus Suprijono, 2008:58-61), yaitu: a) Saling ketergantungan yang positif yang bertujuan untuk menumbuhkan perasaan bahwa dirinya teritegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan sukses apbila semua anggota kelompok mencapai tujuan. Kelompok akan mengusahakan semua anggota akan mendapat penghargaan yang sama dan peserta didik ditugasi untuk saling mendukung terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

  b) Tanggung jawab perorangan yang akan diberikan satu tes/evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

  c) Interaksi promotif yaitu dengan ciri-ciri: saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang mengembangkan argumentasi dan meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan brsama.

  d) Ketrampilan sosial dimana siswa berbagi untuk saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

  e) Pemrosesan kelompok yaitu setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dan model ini berfungsi untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan ketrampilan sosial.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

  Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Ibrahim (2000:25-26) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep- konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas

yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

  b) Penerimaan terhadap perbedaan individu yaitu tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang- orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

  c) Pengembangan keterampilan sosial yaitu tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda

3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Roestiyah (2001:17), ada beberapa keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif, antara lain: a) Keuntungan pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah sehingga siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. sehingga dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4) Memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

  5) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka atau mereka akan lebih aktif dalam diskusi sehingga interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

  b) Kelemahan pembelajaran kooperatif, yaitu: 1) Belajar dalam kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan akan mengarahkan mereka yang kurang pandai. 2) Untuk memahami pembelajaran kooperatif memang butuh waktu, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

4. Tipe Pembelajaran Kooperatif

  Metode pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda. Menurut Suyatno (2009:52-56), beberapa tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a) Tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

  Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini termasuk untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggoatan campuaran menurut tingkat pretasi, jenis kelamin, dan suku. Ciri-ciri pembelajaran ini yaitu kelas dibagi dalam kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen dan belajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dan kuis.

  

Langkah-langkah pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

  

3) Mendiskusikan bahan ajar atau modul secara kolaborasi.

4) Mempresentasikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi. 5) Mengadakan kuis individual dan buat perkembangan siswa atau kelompok.

  6) Mengumumkan rekor tim dam individu. 7) Memberikan penghargaan. Secara ringkas prosedur pembelajaran ini adalah pengajaran, belajar dalam tim, tes, dan penghargaan kelompok.

b) Tipe Jigsaw.

  Tipe Jigsaw termasuk pembelajaran kooperatif dimana siswa ditempatkan ke dalam tim beranggotakan enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi bagian- bagian untuk tiap anggota. Pengarahan informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar yang terdiri beberapa bagian sesuai banyak siswa dalam kelompok. Buat kelompok ahli sesuai bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi. Kemudian kembali ke kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Ciri-ciri pembelajaran ini adalah: 1) Setiap anggota tim terdiri dari 5-6 orang yang disebut kelompok asal.

  2) Kelompok ahli dari masing-masing kelompok asal berdiskusi

3) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk saling bertukar informasi.

c) Tipe NHT (Nemberes Head Together).

  Tipe NHT (Nemberes Head Together) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengarahkan. 2) Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomer tertentu.

  3) Memberi persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok yang sama tapi unuk siswa tidak sama sesuai dengan nomer siswa, tiap siswa dengan nomer sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok.

  4) Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomer siswa yang sama sesuai dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas. 5) Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.

  6) Mengumumkan hasil kuis dan memberi reward.

d) Tipe TPS ( Think Pais Share).

  Model pembelajaran ini tergolong tipe kooperatif dengan prosedur pembelajaran yaitu guru menyajikan materi klasikal, berikan individual, buat sekor perkembangan, umumkan hasil kuis dan beri reward.

e) Tipe GI.

  Secara ringkas prosedur pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) yaitu pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis serta presentasi hasil final da evaluasi. Kelompok heterogen dengan orientasi tugas, recanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok mengivestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas dan dalam lingkungan sekolah). Pengolahan data dan penyajian data hasil investigasi, presentasi, kuis individual kemudian umumkan hasil dan berikan reward. Jadi tipe GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa menggunakan iquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok.

G. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

  Dalam pembelajaran koooperatif tipe (STAD) siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawati, 2004:83-84). Sedangkan menurut Salvin (2008:12), tujuan menguasai meteri pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama (Salvin, 2008:143-140), yaitu:

  1. Penyajian kelas, yaitu menyampaiakn materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas. dalam penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

  2. Kegiatan kelompok, di dalam kegiatan kelompok ini siswa diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

  3. Kuis, pada tahap ini siswa diberi tes untuk dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

  4. Skor kemajuan (perkembangan) individu, skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa

jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.

  5. Penghargaan kelompok yaitu pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok.

  Model koooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian model Student Teams Achievement Divisions (STAD) berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada

kemampuan untuk membantu teman dalam memahami materi pelajaran.

  Berikut ini beberapa karakteristik siswa yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), yaitu:

  1. Siswa yang terdiri dari berbagai kelompok mayoritas dan minoritas (perbedaan agama, perbedaan suku dan perbedaan jenis kelamin). Siswa dengan latar belakang dari kelompok mayoritas akan cenderung menguasai kelas. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi mereka kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh sebagai individu yang sama, serta apabila mereka saling bekerja sama dalam pijakan yang setara dan akan menjadikan mereka untuk terus berteman sehingga tidak terus menaruh prasangka antara satu sama lain.

  2. Siswa yang terdiri dari latar belakang kemampuan akademik yang berbeda-beda. Penghapusan perbedaan kemampuan akademik sangat peting dilakukan untuk meningkatkan pretasi belajar semua siswa. Dengan perubahan-perubahan praktik mengajar di sekolah akan menjadi pengaruh dikelompokan secara heterogen untuk menghapus perbedaan kemempuan akademik siswa.

  3. Siswa yang cenderung bersikap individual dan kurang demokratis di dalam kelas. Beberapa siswa yang terbiasa dengan perilaku yang individual akan menyebabkan mereka sulit bersosialisasi dan bergaul dengan siswa lain. Untuk itu pembelajaran kooperatif tipe STAD ini perlu bagi mereka untuk menumbuhkan kesadaran kehidupan sosial adalah sisi yang juga sangat penting dari kehidupan.

  4. Siswa yang kurang termotivasi oleh pembelajaran konvensional yang dilakukan guru. Kebanyakan siswa akan ramai sendiri di kelas jika mereka sudah merasakan bosan terhadap pembelajaran dengan metode ceramah karena mereka hanya sebagai pendengar dan mereka akan menjadi pasif.

  Dengan Pembelajaran kooperatif tipe STAD akan memberi siswa peluang terjadinya proses partisipasi aktif dalam belajar dan akan terjadi dialog interaktif baik dengan sesama siswa maupun dengan guru.

H. Mata Pelajaran Siklus Akuntansi

  Menurut American Institut of Certified Publik Accountants (AICPA), akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengemlompokan dan pengikhtisaran menurut cara yang bearti dan dinyatakan dalam nilai uang dan kejadian yang bersifat keuangan. Sedangkan American Accounting Association (AAA), penilaian serta pengembalian keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak- pihak yang menggunakan informasi tersebut. Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi ekonomi.

  2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.

I. Kerangka Teoritik

  Dengan pendekatan kelompok, dapat ditumbuh-kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Dari belajar kelompok, anak didik dibina untuk mengendalikan rasa egoisme yang ada dalam diri mereka, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas (Djamarah dan Aswan, 2010:55). Dalam pembelajaran kooperatif kekompakan dan komunikasi dalam kelompoklah yang menyebabkan meningkatnya prestasi akademik siswa. Dengan kelompok belajar ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama, jadi setiap anggota akan saling membantu untuk menutupi kekurangan temannya dalam memahami materi pelajaran. Ada proses diskusi, saling bertukar pendapat, menghargai pendapat teman, pembelajaran teman sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembelajaran di kelompoknya Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) antara lain guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 atau 5 siswa untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

  Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibanding pembelajaran konvensional adalah siswa akan bekerjasama dalam satu kelompok untuk memahami materi dan memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Sehingga adanya kerjasama atau belajar bersama siswa ini diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih bisa memahami materi dengan mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru. Jadi, materi yang dipelajari siswa akan melekat untuk periode waktu yang lebih lama.

  Kelas yang tidak menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat siswa hanya tergantung dengan arahan dari guru, mengerjakan tugas asal jadi sehingga mempengaruhi pretasi belajar siswa. Sedangkan yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah siswa akan terlihat antusiasme untuk bekerja sama dalam satu kelompok dalam memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Adanya kerjasama dalam mempelajari materi ini maka diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih dapat memahami pelajaran siklus akuntansi

secara kontruksi dan bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru.

BAB III PEMBAHASAN Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat

  melaksanakan Progran Pengalaman Lapangan II, ternyata masih ada beberapa guru yang melakukan pembelajaran yang kurang inovatif (lembar observasi selama PPL II terdapat pada lampiran III ). Beberapa guru masih cenderung menggunakan metode pembelajaran lama yaitu metode ceramah, dimana metode ini memliki banyak kelemahan, diantaranya: membuat siswa menjadi pasif, membuat siswa cenderung diperlakukan sama rata (yang pintar makin pintar dan yang lemah makin tertinggal) dan membuat siswa sulit menentukan gagasan sehingga siswa di kelas hanya menonton saja. Selain itu, dengan pembelajaran seperti itu tidak mendidik siswa untuk mampu bersosialisasi dan bekerja sama dengan baik. Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini siswa dilatih untuk menumbuhkan kemampuan bekerjasama, kreatif, berpikir kritis, dan membantu teman dalam satu kelompok untuk memahami atau menguasai materi pelajaran. Berdasarakan hal tersebut penulis ingin mendeskriksikan implementasi pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

  Secara garis besar pendeskriksian penerapan pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) ini direcanakan oleh penulis dalam empat tahapan, yaitu: (1) Tahap penyusunan program pembelajaran; (2) Tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran; (3) Tahap observasi tindakan program pembelajaran; (4) Tahap refleksi program tindakan pembelajaran.

1. Penyusunan Program Tindakan Pembelajaran

  Tujuan dalam penyusunan program tindakan pembelajaran ini adalah agar dapat merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan di kelas sehingga dapat meningkatan kualitas pembelajaran siklus. Di dalam penyusunan program pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement divisions (STAD) perlu disediakan beberapa rencana awal, yaitu : a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP terdapat pada lampiran I).

  Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Langkah-langkah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Mengisi kolom identitas.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN

0 4 205

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK MURNI 2 SURAKARTA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

0 6 281

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 1 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATAKAN PRESTASI BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN MERAWAT TERNAK SAKIT.

0 1 97

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2012/2013.

0 0 17

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTU PERMAINAN KOTAK-KATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 PENGASIH TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 221

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DASARDASAR OTOMOTIF SISWA SMK PIRI 1 YOGYAKARTA.

1 9 25

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD).

0 0 16

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AK 3 SMKN 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 192

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8