SUMBANGAN MATA KULIAH PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA DALAM RANGKA MENJADI KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL SKRIPSI

SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA
DALAM RANGKA MENJADI KATEKIS
BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Veronika Ernawati
NIM: 041124016

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008


ii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada
para calon katekis yang sedang studi di Prodi IPPAK-USD
dan penyelenggara pendidikan di kampus Prodi IPPAK-USD Yogyakarta

juga...
kepada yang tercinta Bapa, Mama, koko Albert, Titin dan para sahabat
yang telah menyemangati dan menghantar penulis
untuk menjadi manusia baru dan lebih baik seperti saat ini...

iv

MOTTO

“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran”

(Amsal 17:17)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2008
Penulis,

Veronika Ernawati

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Veronika Ernawati

Nomor Mahasiswa

: 041124016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SUMBANGAN MATA KULIAH PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI
MAHASISWA
DALAM
RANGKA
MENJADI
KATEKIS
BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal 18 Januari 2009
Yang menyatakan

(Veronika Ernawati)

vii

ABSTRAK
Judul skripsi SUMBANGAN MATA KULIAH PEMBINAAN
SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA DALAM RANGKA MENJADI
KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL dipilih berdasarkan
kerinduan penulis sebagai calon katekis untuk menjadi katekis yang

berspiritualitas dan profesional. Berkaitan dengan pentingnya pengolahan diri
dalam rangka membangun pribadi yang utuh, sebagai mahasiswa penulis
mendapat kesan bahwa ada beberapa mahasiswa IPPAK yang belum memahami
dan menghayati pembinaan spiritualitas sebagai pondasi dasar atau kekuatan jiwa
untuk menemukan makna hidup dan memotivasi panggilannya sebagai katekis.
Seharusnya, sebagai calon katekis, para mahasiswa menjadi pribadi yang matang,
dewasa dan mandiri sehingga akan memperkembangkan kualitas hidup mereka.
Hidup yang berkualitas ini tentu akan membentuk pribadi yang berspiritualitas
dan profesional dalam pelayanannya.
Persoalan utama yang akan dijawab di dalam skripsi ini bagaimana mata
kuliah pembinaan spiritualitas memberikan kontribusi atau sumbangan bagi para
mahasiswa untuk menjadi katekis yang berspiritualitas dan profesional. Untuk
menjawab persoalan ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu wawancara
dengan mahasiswa dan alumni telah dilaksanakan. Di samping itu studi pustaka
juga dilaksanakan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang dapat membantu
mahasiswa untuk menemukan peran mata kuliah pembinaan spiritualitas.
Keseluruhan isi skripsi ini menunjukkan bahwa mata kuliah pembinaan
spiritualitas telah banyak memberikan sumbangannya bagi para mahasiswa dalam
rangka menjadi katekis yang berspiritualitas dan profesional. Pembinaan
spiritualitas memiliki keunggulan-keunggulan yang menunjang tercapainya profil

katekis yang berspiritualitas dan profesional. Kekuatannya memberikan motivasi
yang menggerakkan kedalaman hidup rohani mahasiswa sebagai calon katekis.
Meskipun sumbangan mata kuliah ini sudah dirasakan, tapi penulis mempunyai
kesan pribadi bahwa mata kuliah pembinaan spiritualitas perlu ditingkatkan lagi.
Oleh karena itu, penulis memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
membantu mahasiswa Prodi IPPAK-USD menjadi pribadi yang terbuka dan
mampu memaknai spiritualitas sebagai dasar atau inti hidup katekis yang
berorientasi pada pengembangan kepribadian dan profesi, maka penulis
menawarkan kegiatan katekese dengan model Shared Cristian Praxis sebagai
usaha meningkatan pelaksanaan mata kuliah pembinaan spiritualitas agar dapat
semakin membantu mahasiswa menjadi katekis yang berspiritualitas dan
profesional.

viii

ABSTRACT
The title of this thesis, THE CONTRIBUTION OF THE COURSE OF
THE FORMATION OF SPIRITUALITY FOR STUDENTS IN ORDER TO BE
A SPIRITUAL AND PROFESSIONAL CATECHIST, is chosen based on the
desire of the author as a candidate of catechist to be a spiritual and professional

catechist. Relating to the importance of self- formation under the framework of
building personality wholly, the author, as a student, finds indication that there are
some students of IPPAK (Institute of the Catechesis) have not fully understood
and lived vividly the formation of the spirituality as the basic or the strength of
the soul to find out the meaning of their life and to motivate their vocation as a
catechist. As candidates of catechist, students should be mature, adult, and
autonomous so that they may increase their lives’ quality. Such life will form a
spiritual and professional personality along their service.
The main problem which is trying to be answered in this thesis is how the
Course of the Formation of the Spirituality gives contribution for students to be a
spiritual and professional catechist. In order to solve the problem, some accurate
data are needed. Some interviews to students and alumni have been done. Beside
this, study on literature has also been done to get some thoughts, which will help
students to discover the role of the Course of the Formation of the Spirituality.
The contents of the thesis show that the Course of the Formation of the
spirituality has given many contributions for students to be a spiritual and
professional catechist. The Course of the Formation of the Spirituality has
superiorities that support students to achieve the profile of a spiritual and
professional catechist. Its strength gives motivation to evoke the depths of the
students’ spiritual lives as a candidate of catechist. Although the contribution of

the course has been felt, the author has personal opinion that is the Course of the
Formation of the Spirituality should be improved. Here, the author gives some
opinions to help students of Prodi IPPAK (The Institute of the Catechesis) of
Sanata Dharma University to be men who are open and able to mean the
spirituality as a basic and as a core of the life of catechist that is oriented to the
personality development and the profession, so the author offers a program of
catechesis in the form of Shared Christian Praxis as an effort to develop the
Course of the Formation of the Spirituality so that it increasingly helps students to
be a spiritual and professional catechist.

ix

KATA PENGANTAR

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan

segala puji,

hormat, juga syukur yang tiada taranya kepada Allah Bapa, Putra, Roh Kudus dan
Bunda Maria karena rahmat dan kasih-Nya telah memampukan penulis untuk

menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA DALAM RANGKA
MENJADI KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL.
Diawali dengan hasil refleksi atas studi kateketik yang penulis jalani
empat tahun ini terutama refleksi atas panggilan penulis sebagai calon katekis,
penulis mencoba menggagas tema skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan
kerinduan penulis untuk membuka cakrawala berpikir, mengasah dimensi hati dan
spiritual sekaligus memberi sumbangan pemikiran bagi seluruh mahasiswa Prodi
IPPAK-USD supaya mengetahui peran mata kuliah pembinaan spiritualitas dan
dapat mengambil maknanya dalam rangka menjadi katekis yang berspritualitas
dan profesional sesuai dengan visi dan misi Prodi IPPAK-USD. Selain itu, skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Empat tahun sudah penulis bergulat dan berproses dalam kampus IPPAK
yang sangat penulis cintai ini. Tak terbilang ilmu yang penulis peroleh, tak
terbilang cinta dan perhatian yang penulis alami baik selama studi maupun saat
penyusunan skripsi ini. Penulis memahami skripsi ini sebagai puncak akhir studi

x


yang penulis jalani selama empat tahun di kampus IPPAK, sekaligus menjadi
awal yang baru bagi penulis untuk meraih mimpi dan masa depan dalam proses
kehidupan selanjutnya. Layaknya matahari yang tenggelam di ufuk barat dan akan
segera kembali terbit di ufuk timur. Pada kesempatan ini, izinkan penulis dengan
setulus hati mengucapkan limpah terima kasih kepada:
1. Romo Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku dosen
pembimbing utama yang senantiasa memberikan perhatian, waktu, semangat,
motivasi, sumbangan pemikiran dengan penuh kesabaran kepada penulis.
Terima kasih untuk masukan dan kritiknya sehingga penulis diteguhkan dari
awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
2. Bapak Yoseph Kristianto, SFK selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan begitu banyak perhatian dan pendampingan bagi penulis
selama skripsi maupun proses studi yang penulis jalani di kampus ini. Terima
kasih untuk segalanya.
3. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto S.J., selaku dosen penguji skripsi yang selalu
memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Namun lebih daripada itu, terima kasih karena telah menjadi sosok yang
demikian dekat dan berarti, layaknya orang tua bagi penulis. Terima kasih
untuk semua kesempatan, bimbingan, perhatian serta kepercayaan yang Romo

berikan sehingga penulis dapat menjadi seperti sekarang ini.
4. Segenap staf dosen, sekretariat, perpustakaan dan karyawan Prodi IPPAKUSD yang telah begitu banyak melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian,

xi

dukungan, bimbingan serta senyuman yang selalu menguatkan penulis
menjalani proses studi di kampus ini.
5. Sahabat-sahabat angkatan 2004/2005, terima kasih atas warna-warni indah
yang kalian berikan dalam hidup penulis. Sampai jumpa di lain kesempatan.
6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa- mahasiswi dan alumni Prodi IPPAK-USD,
khususnya rekan-rekan dan alumni yang telah menyisihkan waktunya untuk
diwawancarai.
7. Eka Gloria Paskalia Rinya dan Maria Daryani dua sahabat terbaik yang pernah
penulis miliki. Terima kasih untuk semua kebersamaan yang telah dilalui
bersama, penulis tidak akan mampu menjalani semuanya tanpa bantuan kalian.
Semoga hidup mempertemukan kita lagi dalam satu kesempatan.
8. Keluarga yang sangat penulis cintai: Bapak, Mama, Koko Albert, dan Titin.
Andai terdapat kata yang mampu melukiskan betapa kalian sungguh berarti
dalam hidup penulis, karena dari kalian semuanya berawal dan kepada
kalianlah penulis akan kembali.
9. Para sahabat terbaik yang pernah mewarnai dan mengisi hidup penulis.
Walaupun kalian berada nan jauh di sana namun terasa dekat di hati penulis.
Terima kasih karena telah menjadi bagian dalam hidup penulis. Empat tahun
studi ini menjadi berarti karena kehadiran kalian. Terima kasih atas cinta,
perhatian, dukungan, serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

xii

10. Teman-teman di kost dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang selama ini telah menjadi bagian berarti dalam hidup penulis
serta memampukan penulis menyelesaikan studi ini.
Penulis sungguh menyadari bahwa penulis memiliki keterbatasan dalam
pengetahuan, pengalaman, serta pemahaman yang menyebabkan penyusunan
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi dapat
memberikan inspirasi kerohanian bagi para mahasiswa Prodi IPPAK-USD dan
semua yang berkepentingan.

Yogyakarta, 17 Desember 2008
Penulis

Veronika Ernawati

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

iv

MOTTO .........................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................

vii

ABSTRAK ....................................................................................................

viii

ABSTRACT..................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR...................................................................................

x

DAFTAR ISI.................................................................................................

xiv

DAFTAR SINGKATAN...............................................................................

xviii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi .....................................................

1

B. Rumusan Permasalahan.....................................................................

6

C. Tujuan Penulisan...............................................................................

7

D. Manfaat Penulisan.............................................................................

8

E. Metode Penulisan..............................................................................

8

F. Sistematika Penulisan........................................................................

8

BAB II. PROSES PEMBINAAN SPIRITUALITAS DI PRODI
IPPAK-USD....................................................................................

11

A. Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK .......................................

11

1. Selayang Pandang Prodi IPPAK .................................................

11

2. Mahasiswa IPPAK dan Lingkungan di Sekitarnya .....................

12

a. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa ...............................

12

b. Umat yang Dihadapi di Sekitar Kotabaru..............................

14

c. Masala h Sosial di dalam Masyarakat.....................................

17

B. Pembinaan Spiritualitas .....................................................................

19

1. Pengertian Spiritualitas ...............................................................

20

xiv

2. Pentingnya Pembinaan Spiritualitas............................................

22

3. Bentuk-Bentuk Pembinaan Spiritualitas .....................................

24

a. Rekoleksi................................................................................

25

b. Retret ......................................................................................

26

c. Refleksi Pribadi......................................................................

27

d. Camping Rohani.....................................................................

28

e. Pendalaman Iman...................................................................

29

4. Mata Kuliah Pembinaan Spiritualitas..........................................

30

a. Tempat Mata Kuliah pada Kurikulum dan Visi Misi IPPAK

30

b. Gambaran Mata Kuliah Pembinaan Spiritualitas...................

33

c. Tujuan Pembinaan Spiritualitas .............................................

35

BAB III.
SUMBANGAN
MATA KULIAH PEMBINAAN
SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM
RANGKA MENJADI KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN
PROFESIONAL.................................................................................... 38
A. Penelitian Tentang Sumbangan Mata Kuliah Pembinaan
Spiritualitas bagi Mahasiswa Menuju Figur Katekis yang
Berspiritualitas dan Profesional ........................................................ 38
1. Latar Belakang ............................................................................

38

2. Metodologi Penelitian.................................................................

41

a. Jenis Penelitian......................................................................

41

b. Pemilihan Setting (Tempat dan Waktu) Penelitian...............

42

c. Responden Penelitian............................................................

42

d. Variabel yang Hendak diteliti ...............................................

43

e. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................

44

f. Teknik Analisis Data .............................................................

44

B. Laporan Data Penelitian....................................................................

45

1. Laporan Data Penelitan Berdasarkan Variabel-Variabel yang
diteliti .......................................................................................... 46
a. Pemahaman Mahasiswa tentang Mata Kuliah Pembinaan
Spiritualitas............................................................................

xv

46

b. Pemahaman Mahasiswa dan Alumni tentang Katekis
Berspiritualitas dan Profesiona l ............................................ 51
c. Sumbangan Mata Kuliah Pembinaan Spirtualitas bagi
Mahasiswa dan Alumni .........................................................

54

C. Pembahasan Data Penelitian .............................................................

57

1. Katekis Berspiritualitas ...............................................................

57

a. Gambaran Katekis Berspiritualitas........................................

59

b. Cara Katekis Memupuk Spiritualitas ....................................

61

2. Katekis Profesional .....................................................................

63

a. Pemahaman Mengenai Profesional.......................................

63

b. Gambaran Katekis Profesional..............................................

66

D. Kesimpulan Penelitian.......................................................................

75

BAB

IV. MENINGKATKAN SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN
SPIRITUALITAS
DI
IPPAK
DENGAN
PENDEKATAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS................................................................................................ 80

A. Shared Cristian Praxis Sebagai Salah Satu Model Katekese ...........

80

1. Pengertian Shared Cristian Praxis ..............................................

82

a. Praxis ....................................................................................

82

b. Cristian..................................................................................

83

c. Shared....................................................................................

84

2. Langkah- langkah Shared Cristian Praxis ...................................

85

a. Langkah 0 (Pendahuluan): Pemusatan aktivitas....................

85

b. Langkah I (Pertama): Pengungkapan Pengalaman Faktual...

85

c. Langkah II (Kedua): Refleksi Kritis atas Sharing
Pengalaman Faktual .............................................................. 86
d. Langkah III (Tiga): Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi
Kristiani Lebih Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman
Kristiani) ................................................................................ 86
e. Langkah IV (Empat): Interpretasi/Tafsir Dialektis antara
Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta
(Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi Peserta konkret)

xvi

87

f. Langkah V (Lima): Keterlibatan Baru demi makin
Terwujudnya Kerajaan Allah di Dunia Ini (Mengusahakan
Suatu Aksi Konkret) .............................................................. 87
B. Tawaran Program Katekese Model SCP bagi Peningkatan
Pelaksanaan Mata Kuliah Pembinaan Spiritualitas di Prodi
IPPAK-USD...................................................................................... 87
1. Matriks Usulan Program bagi Peningkatan Pelaksanaan Mata
Kuliah Pembinaan Spiritualitas di IPPAK ..................................

93

2. Salah Satu Contoh Satuan Pertemuan Katekese Model Shared
Christian Praxis ..........................................................................
a. Identitas Katekese Shared Christian Praxis..........................

93
93

b. Pemikiran Dasar ....................................................................

94

c. Pengembangan langkah- langkah...........................................

96

BAB V. PENUTUP .......................................................................................

106

A. KESIMPULAN .................................................................................

106

B. SARAN .............................................................................................

110

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

116

LAMPIRAN ..................................................................................................

118

Lampiran 1 : Matriks Usulan Program Katekese Model SCP ..............

(1)

Lampiran 2 : Panduan Pertanyaan Wawancara .....................................

(6)

Lampiran 3.a: Deskripsi Hasil Wawancara dengan Mahasiswa .............

(8)

Lampiran 3.b: Deskripsi Hasil Wawancara dengan Alumni...................

(23)

Lampiran 4 : Teks Cerita: “Sial yang Membawa Berkat” ....................

(35)

xvii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen
Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus,
1984/1985, hal 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT:

Catechesi Tradendae, Anjuran Aspotolik Paus Yohanes Paulus
II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

C. Singkatan Lain
AKKI:

Akademi Kateketik Katolik Indonesia

CEP:

Congregation for Evangelization of Peoples (Kongregasi
Evangelisasi Bangsa-bangsa)

FIPA:

Fakultas Ilmu Pendidikan Agama

FKIP:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Hal:

Halaman

HIMKA:

Himpunan Mahasiswa Kateketik (wadah organisasi mahasiswa
Prodi IPPAK-USD yang mulai dibentuk pada tahun 1998).

IPPAK:

Ilmu Pendidikan dengan kekhususan Pendidikan Agama Katolik

xviii

KBP:

Karya Bakti Paroki (Kuliah Kerja Nyata sebagai salah satu mata
kuliah yang diberikan pada mahasiswa IPPAK-USD semester VI)

KWI:

Konferensi Wali Gereja Indonesia

No:

Nomor

PAK:

Pendidikan Agama Katolik

PIA:

Pendalaman Iman Anak

PKKI:

Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia

PPL:

Program Pengalaman Lapangan

Prodi:

Program Studi

PUSKAT: Pusat Kateketik
sbb:

sebagai berikut

SCP:

Shared Cristian Praxsis

Th:

Tahun

TV:

Televisi

USD:

Universitas Sanata Dharma

UU:

Undang-Undang

SKS:

Satuan Kredit Semester

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengikuti
arus perubahan jaman (globalisasi dan demokratisasi). Demikian juga Prodi
IPPAK USD selalu berusaha untuk merumuskan jati dirinya secara baru, menuju
pembangunan hidup manusia yang modern di satu sisi dan perkembangan diri
manusia yang holistik di sisi yang lain. Nilai- nilai hidup manusia yang
menekankan aspek pengetahuan, pembangunan dan pembinaan hidup rohani bagi
mahasiswanya menjadi perhatian utama dan mendasar.
Sebagai seorang yang nantinya akan mewartakan Sabda Allah dan menjadi
pendidik iman bagi orang lain, mahasiswa ditempa dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan pembinaan demi pengembangan kepribadian. Perkembangan
aspek diri yang mendalam baik menyangkut hidup kerohanian maupun
perkembangan afeksi adalah bagian terpenting bagi hidup manusia. Atas dasar
kenyataan itu, selanjutnya hidup rohani merupakan corak pembinaan hidup
kristiani yang bersumber pada kenyataan Ilahi.
Tujuan pembinaan hidup rohani ialah kesempurnaan cinta kasih
(Darminta, 2005). Kesempurnaan itu dapat diaktualisasikan di dalam sikap dan
tindakan hidup sehari- hari yang mencerminkan kepribadian orang yang
bersangkutan. Calon katekis dituntut pembinaan diri secara terus menerus
sehingga membantu kualitas perkembangan hidup rohaninya maupun kualitas

1

2

dalam perkemb angan dirinya secara menyeluruh, yakni menjadi katekis yang
berspiritualitas dan profesional.
Menyadari pentingnya perkembangan diri yang menyeluruh (holistik) ini,
maka pembinaan spiritualitas merupakan salah satu mata kuliah yang tepat
diberikan pada mahasiswa dalam rangka mempersiapkan diri menjadi katekis
berspiritual dan profesional. Persiapan diri yang dimaksud lebih ditekankan pada
kemampuan berefleksi mengenai pergulatan dan perjalanan hidup masing- masing
pribadi. Pergulatan hidup pribadi itu dimaknai sebagai suatu dinamika menuju
perkembangan diri yang utuh.
Pentingnya pengolahan diri dalam rangka membangun pribadi yang utuh,
menjadi ciri khas dalam mata kuliah pembinaan spiritualitas. Pembinaan
spiritualitas merupakan implementasi dari visi dan misi prodi IPPAK, yaitu
membangun manusia yang berilmu dan bijaksana dalam rangka menyiapkan
katekis yang trampil membantu sesama orang beriman dalam mengembangkan
imannya. Adapun mahasiswa IPPAK itu terdiri dari biarawan-biarawati (suster,
frater, bruder) dan kaum awam.
Berkaitan dengan pentingnya pengolahan ini, sebagai mahasiswa penulis
mendapat kesan bahwa belum semua mahasiswa IPPAK dapat mengolahnya
secara baik dan mendalam (khususnya kaum awam). Selama ini pandangan jemaat
beriman mengenai katekis adalah orang yang baik, beriman dan tahu tentang ilmu
agama. Bagaimana para calon katekis menginternalisasikan pandangan tersebut?
Peristiwa demi peristiwa pun terjadi dalam dinamika kehidupan mahasiswa
IPPAK. Ada beberapa mahasiswa yang bahkan jatuh ke dalam dunia pergaulan

3

bebas. Mahasiswa merasa sudah dewasa, jauh dari orangtua bagi mereka yang
berasal dari luar pulau, sehingga hidup di kota Yogyakarta seolah-olah menjadi
suatu kebebasan yang lepas dari pengawasan orangtua. Akibat dari pemikiran
yang sempit ini, mereka lupa akan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan
oleh orangtuanya, sehingga ada yang berpacaran sampai lupa waktu untuk belajar,
akhirnya berpengaruh pada nilai prestasi akademik yang semakin menurun, kuliah
pun menjadi tidak selesai tepat pada waktunya. Tentu saja kejadian ini
menyedihkan perasaan banyak pihak, terutama orangtua. Penyesalan pun datang
terlambat, namun sudah tak berguna. Yang ada kini adalah mempertanggung
jawabkannya secara penuh. Fenomena tersebut menjadi warna tersendiri ya ng
sulit dimengerti oleh semua pihak.
Keprihatinan lainnya adalah kurangnya keterlibatan mahasiswa di
lingkungan. Pihak kampus mengharapkan agar para mahasiswanya aktif terlibat
dalam hidup menggereja, khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. Pada
kenyataannya, mahasiswa hanya mau terjun ke lingkungan apabila ada tugas
wajib dari kampus misalnya pada mata kuliah PPL PAK Paroki, PPL Kader, dan
PIA. Lepas dari tanggung jawab tersebut maka keterlibatan mereka pun menjadi
berkurang. Demikian pula keterlibatan dalam kegiatan paroki, hanya segelintir
mahasiswa saja yang mau terlibat aktif menjadi tim pewarta di paroki.
Problem-problem semacam ini terjadi karena faktor pribadi dari calon
ketekis itu sendiri. Sejauh mana para mahasiswa menghayati motivasi menjadi
katekis sebagai suatu pilihan (anugerah) berdasarkan iman yang mendalam dan
kesadaran dari diri sendiri secara penuh. Sifat malas belajar, manja, tidak

4

memandang hidup ke arah masa depan, mudah terpengaruh untuk menyontek bila
ujian, berteman pilih-pilih (ada gap-gap antar mahasiswa), dan tak mau peduli
dengan berbagai kegiatan dari HIMKA maupun Prodi, dapat menyebabkan
mahasiswa tersebut merasa terasing dan kesepian. Tentu saja hal ini semakin
memperburuk keadaan. Sebagai mahasiswa penulis mendapat kesan bahwa
peristiwa-peristiwa itu mungkin tidak akan terjadi bila mahasiswa mampu
menginternalisasikan peran mata kuliah pembinaan di dalam hati, pikiran, dan
perbuatannya.
Menyiapkan tenaga yang trampil dalam pembangunan hidup jemaat benarbenar dituntut kemampuan yang profesional dalam bidangnya. Prodi IPPAK
melalui mata kuliah Pembinaan Spiritualitas berusaha menjawab kebutuhan
tersebut. Artinya para calon katekis yang belajar di lembaga ini, sebagai kader
internal Gereja akan diarahkan spiritualitasnya sesuai Spiritualitas Ignatian.
Melalui pembinaan spiritualitas mahasiswa diharapkan menjadi pribadi yang
matang, dewasa dan mandiri. Menjadi pribadi yang matang, mandiri dan dewasa
pada gilirannya melahirkan hidup yang berkualitas. Dari hidup yang berkualitas
ini tentu pada gilirannya menjadi pribadi yang berspiritualitas dan profesional
dalam pelayanannya.
Katekis harus mempunyai spiritualitas yang mendalam, yakni mereka
harus hidup dalam Roh, yang akan membantu mereka untuk memperbaharui diri
terus- menerus dalam identitas khusus mereka. Spiritualitas katekis mencakup
suatu motivasi yang baru dan khusus, suatu panggilan kepada kesucian hidup:
”dipanggil kepada kesucian dan kepada tugas perutusan, dengan semangat para

5

santo” (CEP, 1997: 22). Pembinaan spiritualitas katekis juga dikondisikan oleh
panggilan kerasulan setiap pribadi mahasiswa IPPAK, dan karena itu seharusnya
memiliki ciri-ciri: terbuka terhadap sabda Tuhan, terhadap Gereja, dan terhadap
dunia; mempunyai kehidupan yang autentik, semangat misioner, dan devosi
kepada Bunda Maria (CEP, 1997: 22-29).
Dinamika pengembangan diri melalui pembinaan spiritualitas kepada
mahasiswa IPPAK merupakan warna tersendiri di lingkungan USD. Ciri khas
inilah merupakan salah satu keunggulan bagi Prodi IPPAK yang tidak saja
mendidik mahasiswa menjadi berilmu tetapi penekanannya pada mutu hidup yang
berspiritual dan profesional. Menjadi katekis yang berspiritualitas serta
profesional di bidangnya menjadi tujuan dari pembinaan spiritualitas yang ada
dalam kurikulum prodi IPPAK.
Keprofesionalitasan seorang katekis mengandung banyak arti. Pertama,
keprofesionalitasan katekis berarti menaruh perhatian dan sikap terhadap umat
yang dilayani. Kedua, keprofesionalitasan katekis berarti berpengetahuan cukup
tentang latar belakang dan perkembangan umat. Artinya, katekis diharapkan
mengetahui
menyesuaikan

dan

memahami

pelayanan

tahap-tahap

dengan

perkembangan

kebutuhan

dan

minat

umat,

sambil

umat.

Ketiga,

keprofesionalitasan katekis berarti memiliki kecakapan dalam menggunakan caracara yang sesuai pada konteks hidup umat sehingga dengan mudah umat
memahami arah dan tujuan ketekese. Keempat, keprofesionalitasan katekis berarti
memiliki keterampilan yang mampu menggugah minat umat dalam mengikuti
kegiatan katekese.

6

Dari uraian di atas, tampaklah peran fundamental seorang katekis dalam
pelayanannya. Idealnya, katekis tampil sebagai seorang yang berspiritualitas dan
profesional sehingga bisa sungguh menjadi faktor kunci keberhasilan dalam
pelayanannya. Pelbagai masalah dalam pelayanan katekese dewasa ini terkait
dengan

kurangnya

tenaga

ya ng

profesional

dalam

bidangnya.

Kekurangprofesionalan dalam pelayanan menjadikan nilai pelayanan kering dan
tidak bermakna. Hal ini bisa terkait langsung dengan pribadi katekis, mutu hidup,
integritas diri, dan kebijaksanaan hidup. Persoalan-persoalan inilah yang ingin
diolah dalam proses pendidikan di IPPAK melalui mata kuliah Pembinaan
Spiritualitas.
Berdasarkan uraian di atas penulis perlu untuk mengetahui secara lebih
jauh tentang sumbangan mata kuliah pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa
dalam rangka menjadi katekis berspiritualitas dan profesional. Dalam rangka itu
penulis memberi judul karya tulis ini: ”SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA DALAM RANGKA
MENJADI KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL”. Melalui
penulisan ini penulis ingin merefleksikan kembali proses mata kuliah pembinaan
spiritualitas yang berlangsung di prodi IPPAK USD.

B. Rumusan Permasalahan
Dari beberapa keprihatinan yang diuraikan dalam latar belakang, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut:

7

1. Pembinaan spiritualitas macam apa yang diselenggarakan Prodi IPPAK-USD
sehingga dapat membantu mahasiswa menjadi katekis berspiritualitas dan
profesional?
2. Bagaimana gambaran tentang katekis yang berspiritualitas dan profesional itu?
3. Bagaimana

cara

meningkatkan

pelaksanaan mata

kuliah

pembinaan

spiritualitas bagi mahasiswa dalam rangka menjadi katekis berspiritualitas dan
profesional?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Memaparkan bentuk pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa Prodi IPPAKUSD dan peranannya dalam rangka pembentukan diri menjadi katekis
berspiritualitas dan profesional.
2. Memaparkan gambaran katekis yang berspiritualitas dan profesional baik
sebagai mahasiswa maupun alumni yang telah berkarya di lapangan.
3. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
mata kuliah pembinaan spiritualitas agar lebih membantu mahasiswa menjadi
katekis berspiritualitas dan profesional.
4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

8

D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan sumbangan pemikiran pada mahasiswa Prodi IPPAK-USD
mengenai urgensi mata kuliah pembinaan spiritualitas sehingga mereka dapat
mengambil maknanya dalam rangka pembentukan diri menjadi katekis
berspiritualitas dan profesional sesuai dengan visi misi Prodi IPPAK-USD.
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para katekis agar mereka semakin
berspiritualitas dan profesional dalam menjalankan tugas panggilannya.
3. Memberikan inspirasi bagi Prodi IPPAK-USD untuk mengembangkan mata
kuliah pembinaan spiritualitas dalam rangka mempersiapkan mahasiswanya
menjadi katekis profesional dan berspiritualitas.

E. Metode Penulisan
Guna memperoleh data dan kajian yang mendukung penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Yang dimaksudkan dengan
metode ini adalah suatu cara penulisan yang dilakukan dengan landasan
pengalaman dan diperkaya kajian teori yang disertai dengan analisis tentang
permasalahan yang dibahas. Penulisan ini juga disertai dengan data penelitian
sederhana untuk mengetahui sumbangan mata kuliah pembinaan spiritualitas bagi
mahasiswa dalam rangka menjadi katekis berspiritualitas dan profesional.

F. Sistematika Penulisan
Penulis memilih judul skripsi ”SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI MAHASISWA DALAM RANGKA

9

MENJADI KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL” yang akan
diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang
penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

: MATA KULIAH PEMBINAAN SPIRITUALITAS PRODI
IPPAK-USD
Bab ini membahas tentang pembinaan spiritualitas yang dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama menguraikan pengertian
spiritualitas, pentingnya pembinaan spiritualitas, dan bentukbentuk pembinaan spiritualitas. Sedangkan bagian kedua
membahas pembinaan spiritualitas mahasiswa calon katekis di
Prodi IPPAK-USD secara terperinci.

BAB III

: SUMBANGAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS BAGI
MAHASISWA IPPAK DALAM RANGKA MENJADI
KATEKIS BERSPIRITUALITAS DAN PROFESIONAL
Pada bab ini, penulis melaporkan data penelitian mengenai
sumbangan mata kuliah pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa
IPPAK dalam rangka menjadi katekis berspiritualitas dan
profesional dengan diperkaya kajian teori mengenai figur katekis
berspiritualitas dan profesional. Bab III ini ditutup dengan
kesimpulan penelitian.

10

BAB IV

: MENINGKATKAN SUMBANGAN MATA KULIAH
PEMBINAAN SPIRITUALITAS DI IPPAK DENGAN
PENDEKATAN KATEKESE MODEL SHARED CHRISTIAN
PRAXIS
Pada bab IV, penulis menawarkan kegiatan katekese dengan
model Shared Cristian Praxis sebagai usaha meningkatkan
pelaksanaan mata kuliah pembinaan spiritualitas agar dapat
semakin

membantu

mahasiswa

berspiritualitas dan profesional.
BAB V

: PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

menjadi

katekis

yang

BAB II
PROSES PEMBINAAN SPIRITUALITAS DI PRODI IPPAK-USD

Dalam bab ini penulis akan membagi pembahasan menjadi dua bagian.
Pada bagian pertama penulis akan membahas tentang pembinaan spiritualitas yang
meliputi: pengertian spiritualitas; pentingnya pembinaan spiritualitas; dan bentukbentuk pembinaan spiritualitas. Sedangkan bagian kedua membahas tentang
pembinaan spiritualitas mahasiswa calon katekis di IPPAK yang meliputi:
selayang pandang Prodi IPPAK; mahasiswa IPPAK dan lingkungan di sekitarnya;
serta mata kuliah pembinaan spiritualitas.

A. Pendidikan Calon Katekis di Prodi IPPAK
1. Selayang Pandang Prodi IPPAK
Pada awalnya Prodi IPPAK dikenal dengan nama Akademi Kateketik
Katolik Indonesia (AKKI) dan didirikan pada tanggal 1 Agustus 1962. Pada tahun
1969 AKKI dibuka tingkat sarjana sesuai dengan nama lembaga yaitu PUSKAT.
Akhirnya pada tanggal 31 Maret 1971, AKKI berubah nama menjadi Sekolah
Tinggi Kateketik Pradnyawidya (STKAT). Dalam perjalanan beberapa waktu
lamanya, dilakukan penataan kembali nama unit program studi dengan status
diakui di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada
mulanya STKAT hanya terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh
dipadukan menjadi satu yakni program sarjana satu (S1) dengan nama STKAT.
Untuk terakhir kalinya, pada tahun 1999 program studi ini mengadakan penataan

12

kembali. Program studi ini berubah na manya menjadi program studi dengan nama
Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK). Untuk saat ini
prodi IPPAK merupakan bagian dari Universitas Sanata Dharma. Di prodi IPPAK
ini terdapat mahasiswa- mahasiswi baik religius (frater, bruder, suster) maupun
awam (Panduan Akademik Prodi IPPAK, 2004: 1-2).

2. Mahasiswa IPPAK dan Lingkungan di Sekitarnya
Untuk menjadi seorang pewarta kabar gembira seperti katekis di jaman
sekarang ini bukanlah sesuatu yang mudah. Profesi yang menggeluti bidang
kerohanian semacam ini membutuhkan keutamaan-keutamaan seperti sikap
rendah hati, mampu bekerjasama dengan orang lain, mampu menghargai hasil
karya orang lain, dan mengerti orang-orang yang ada di sekitarnya. Keutamaankeutamaan semacam ini dibutuhkan tidak saja agar dapat diterima dan menerima
rekan kerja yang ada, tetapi juga untuk dapat mengerti dan memahami jemaat
yang dilayaninya.

a. Lingkungan Tempat Tinggal Mahasiswa
Tempat tinggal merupakan suatu ruang yang tersedia untuk melakukan
suatu aktivitas pribadi, misalnya belajar, berteduh, bermalam, beristirahat (tidur),
membaca, dan lain sebagainya. Hampir rata-rata dari mahasiswa IPPAK tinggal di
kost, kontrakan dan asrama karena mereka ini berasal dari berbagai pulau,
misalnya pulau Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya, Ambon, Flores, dan Bali.
Sedangkan yang berasal dari D.I Yogyakarta, ada yang bertempat tinggal di

13

rumah masing- masing bersama orang tua mereka, dan ada juga yang tinggal di
kost supaya dekat dengan kampus.
Lingkungan tempat tinggal mahasiswa dapat mempengaruhi pola
pergaulan dalam keseharian mereka dengan sesama. Bagi mahasiswa yang tinggal
bersama orang tuanya, tentu saja dari segi pergaulan, kasih sayang, dan keuangan
mendapat perhatian dan kontrol yang cukup baik dari pihak keluarganya. Bagi
mahasiswa yang berasal dari luar daerah tentu saja kurang mendapat perhatian
secara penuh dari orang tuanya. Perubahan ini awalnya membuat mereka agak
terkejut, karena berpisah dari orang-orang yang dicintai, seperti orang tua dan
saudara-saudarinya, juga berhadapan langsung dengan perbedaan kultur budaya
yang ada. Pada tahap-tahap awal, hal itu merupakan suatu tantangan yang cukup
berat untuk dijalani sehingga diperlukan penyesuaian diri secara terus menerus
terhadap lingkungan barunya. Mereka ini ada ya ng tinggal di kost sederhana
namun aman dan menyenangkan, misalnya dilihat dari segi jarak antara kost dan
kampus bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki saja kurang lebih 5-7 menit;
dekat dengan Gereja; peraturan kostnya cukup ketat; komunikasi lancar antara
pemilik kost dan sesama penghuni kost. Ada pula yang tinggal di kost di mana
pemilik kostnya tidak berada di situ, maka kontrol pergaulan sangat tergantung
pada pribadi para penghuninya.
Bagi mahasiswa yang tinggal di asrama dan kontrakan, segi keamanan,
kekompakan, dan pertanggungjawaban atas tempat tinggal tersebut sangat
tergantung pada kesepakatan para penghuninya. Misalnya bagi mahasiswa yang
tinggal di Asrama Putri milik pemerintah Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat,

14

asrama ini tidak mempunyai ibu atau bapak asramanya, tetapi tetap ada peraturan.
Maka dari itu, harus ada yang menjadi ketua asrama beserta seksi-seksinya, yang
dipilih dari para penghuninya melalui musyawarah. Peraturan asrama akan
diindahkan apabila ada kekompakan dan kesepakatan para penghuninya untuk
menjalaninya. Terkadang juga terjadi bahwa peraturan tersebut diabaikan oleh
pribadi-pribadi yang kurang bertanggung jawab. Demikian pula halnya bagi
mahasiswa yang tinggal di kontrakan, mereka sungguh merasa bebas. Bila
kebebasan tersebut digunakan secara bertanggung jawab, maka segala sesuatu
akan berjalan baik adanya. Namun bila terjadi sebaliknya, maka tak jarang dari
mereka akan terjerumus di dalamnya.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa keamanan, ketentraman dan
keindahan baik itu di rumah orang tua, kost, asrama, maupun kontrakan akan tetap
terasa bila ada kerjasama, komunikasi yang baik, serta tanggung jawab penuh
antara pemilik tempat tinggal, dan sesama penghuni itu sendiri. Sehubungan
dengan itu maka suasana yang kondusif pada tempat tinggal sungguh menjadi
penting dalam memperlancar pelaksanaan proses studi mahasiswa sehingga dapat
terselesaikan tepat pada waktunya, terutama semakin mendekatkan dirinya kepada
Tuhan dan aktif memberikan pelayanan kepada jemaat.

b. Umat yang Dihadapi di Sekitar Kotabaru
Hal lain yang terkait erat dengan mahasiswa IPPAK adalah berhadapan
langsung dengan umat di lapangan. Pembicaraan tentang umat yang dihadapi
mengajak mahasiswa untuk memperhatikan paling sedikit empat lembaga yang

15

secara langs ung dan tidak langsung mempengaruhi perkembangan iman umat.
Keempat lembaga tersebut adalah keluarga, Gereja, masyarakat dan sekolah.
Lingkaran paling kecil tempat awal bertumbuhnya iman dimulai dalam lingkup
keluarga, kemudian diperkembangkan dalam lingkup Gereja yang universal. Tak
lepas dari itu, lingkup sosial masyarakat yang mempengaruhi perkembangan iman
umat dapat bersifat positif tetapi dapat pula negatif. Demikian pula dengan
sekolah tempat penyelenggaraan pendidikan, khususnya dalam hal ini adalah
Pendidikan Agama Katolik. Keempatnya kalau sungguh bekerjasama secara baik
akan membentuk iman umat yang sungguh bersifat holistik. Seperti yang
dikatakan oleh pepatah lama: “iman tanpa perbuatan adalah mati”.
Kecuali itu, perlu dilihat bahwa mass media, seperti TV, internet,
koran/majalah, handphone, dan kelompok informal memiliki pengaruh besar di
dalam membentuk cara berpikir dan berperilaku jemaat beriman. Senada dengan
itu dapat dikemukan salah satu masalah yang cukup menonjol yakni sikap jemaat
yang semakin kurang peduli (acuh tak acuh) dengan perkembangan imannya.
Usaha untuk menjalin hubungan dengan Tuhan semakin berkurang. Dalam hal ini
Catechesi Trandendae mengatakan:
Umat Kristen zaman sekarang harus menjalani pembinaan untuk hidup di
tengah masyarakat, yang kebanyakan tidak mau tahu menahu tentang
Allah, atau yang dalam hal keagamaan tidak menjalin dialog persaudaraan
yang cukup sulit tetapi menggairahkan semua orang, melainkan terlampau
sering ragu-ragu saja dalam sikap tak acuh yang memerosotkan martabat
mereka, atau malahan tetap mempunyai sikap sinis “kecurigaan” demi
kemajuan yang telah mereka capai di bidang penjelasan-penjelasan ilmiah
(CT,57).
Ketidakpedulian umat dalam membina hubungannya dengan Allah atau
mereka yang kurang peduli dengan perkembangan imannya, perlu mendapatkan

16

peneguhan dari katekis sebagai salah satu pendamping umat. Hal itu tentu saja
tidak dapat dilakukan dengan begitu mudah karena terlebih dahulu katekis harus
mengetahui akar penyebab umat menjauhkan diri dari Allah.
Munculnya sikap individualistis mengakibatkan kontrol sosial terhadap
pelaksanaan keagamaan makin berkurang. Orang semakin otonom, dalam arti ini
agama akan menjadi urusan pribadi. Nilai- nilai dan pandangan-pandangan hidup
umat akan ditentukan oleh media massa, radio dan terutama televisi, video,
internet dan sebagainya. Pengaruh media massa akan lebih kuat daripada homilihomili para pastor di gereja.
Menghadapi situasi umat yang seperti itu, bagaimana seorang calon
katekis membekali dirinya untuk menghadapi umat di lapangan? Seperti sudah
disinggung di atas, bahwa hendaknya mereka dibekali dengan berbagai
kemampuan dan keterampilan, terutama pembinaan spiritualitas katekis yang
mendalam sehingga mereka mampu mengenal dan mencintai umatnya dengan
sepenuh hati.
Pentingnya mengetahui dengan baik latar belakang hidup dan kebutuhan
umat dalam berkatekese agar apa yang diberikan dalam katekese itu menjadi
sesuatu yang bermakna dan sungguh mengena pada diri peserta. Katekis juga bisa
menentukan metode- metode katekese yang sesuai dengan hidup dan kebutuhan
umat sehingga mampu membantu umat berefleksi akan situasi hidup mereka. Bila
katekis tidak mengetahui latar belakang kebutuhan umat, ia tidak bisa memimpin
katekese dengan tepat dan efektif. Harus disadari bahwa tugas ini merupakan
tantangan yang berat terutama bagi para calon katekis dan petugas Gereja lainnya.

17

c. Masalah Sosial di dalam Masyarakat
Mahasiswa IPPAK calon katekis tidak hanya diperuntukkan bagi Gereja
saja. Tugas panggilan mereka adalah mewartakan Yesus Kristus yang pertama dan
terutama, baik bagi orang yang belum beriman maupun orang yang sudah
berimana kepada-Nya. Tantangan yang dihadapi mahasiswa calon katekis dalam
jaman sekarang berkaitan dengan masalah sosial dalam masyarakat adalah
semakin meningkatnya penindasan dan ketidakadilan dalam masyarakat. Berbagai
kasus terjadi akhir-akhir ini, misalnya masalah sosial penggusuran pedagang kaki
lima di perkotaan. Tindakan penggusuran tersebut selain menghancurkan mata
pencaharian mereka juga mengakibatkan luka- luka fisik.
Dalam masyarakat sedang marak dibicarakan tentang naiknya harga bahan
bakar minyak (BBM) dan bahan-bahan pokok, seperti minyak goreng, minyak
tanah, tepung terigu, kacang kedelai, dan lain sebagainya yang menyebabkan
harga barang yang lain juga ikut naik. Situasi yang demikian semakin
memprihatinkan keadaan ekonomi masyarakat, di mana yang miskin semakin
miskin, sehingga jumlah anak jalanan, pengemis, pemulung dan pengangguran
bertambah banyak tanpa mendapatkan perlindungan dari pihak pemerintah.
Berbagai macam kekerasan disaksikan sehari- hari baik yang menimpa dirinya
maupun rekan-rekannya.
Masalah sosial lain adalah meningkatnya kaum muda yang terlibat dalam
penggunaan obat-obat terlarang. Tidak sedikit dari mereka bahkan melakukan
tindak kriminal demi memperoleh obat-obatan yang diinginkan. Di samping itu,
pergaulan bebas dan kumpul kebo yang terjadi di kalangan muda- mudi juga

18

semakin meningkat. Dengan mudah gambar atau film seks dapat diperoleh lewat
jaringan internet, handphone, kaset VCD/DVD, majalah, novel, dan lain
sebagainya yang dijual bebas di pasaran. Akibat adanya hubungan seks bebas
tersebut tidak sedikit dari kaum muda- mudi yang terpaksa menggugurkan
kandungannya.
Perceraian antara suami istri merupakan salah satu masalah sosial yang
semakin meningkat. Hal ini sangat jelas terlihat pada kehidupan glamor para
selebriti (artis) yang sering kawin-cerai. Meningkatnya angka perceraian
disebabkan berkurangnya penghayatan terhadap makna pernikahan. Mereka yang
melakukan perceraian tidak memikirkan nasib dan kondisi psikologis anak-anak
akibat perceraian yang terjadi.
Berbagai masalah sosial yang terjadi di atas merupakan salah satu
tantangan berat dalam menjalankan profesi sebagai katekis. Masalah-masalah
semacam ini, khususnya pergaulan bebas banyak terjadi di lingkungan sekitar
tempat tinggal para mahasiswa termasuk yang tidak beragama Kristen. Pertanyaan
yang timbul adalah bagaimana calon katekis dapat menjalankan pewartaan kabar
gembira di tengah-tengah kehidupan sosial yang sangat memprihatinkan tersebut.
Kepada mereka juga harus disampaikan kabar gembira Allah namun harus sesuai
dengan keadaan mereka sendiri sehingga mampu melihat kehadiran dan campur
tangan Tuhan dalam hidupnya. Untuk itu mahasiswa IPPAK harus memiliki
spiritualitas yang mendalam sehingga mampu mewartakan kabar gembira
meskipun dalam situasi yang sangat sulit.

19

B. Pembinaan Spiritualitas
Prodi IPPAK USD dimiliki dan dikelola oleh imam- imam SJ, yang
menganut Spiritualitas Ignasian, maka spiritualitas yang ingin dihidupkan di
IPPAK adalah Spiritualitas Ignasian. Oleh karena itu penjabaran komponenkomponen spiritualitas Ignasian, baik dalam operasi kelembagaan maupun dalam
pendidikan diupayakan sedemikian rupa sehingga terjabarkan dalam program
pembinaan bagi peserta didik/para mahasiswa. Sehubungan dengan ini para calon
katekis yang belajar di lembaga ini, sebagai kader internal Gereja akan diarahkan
spiritualitasnya sesuai Spiritualitas Ignasian (Suhardiyanto, manuskrip, 2007).
Spiritualitas Ignasian merupakan w