IMPLEMENTASI PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA NARKOTIKA ANAK DI BAWAH UMUR (Studi Kasus di Polrestabes Makassar 2013, 2014, 2015)

  

IMPLEMENTASI PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK

PIDANA NARKOTIKA ANAK DI BAWAH UMUR

(Studi Kasus di Polrestabes Makassar 2013, 2014, 2015)

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum Islam

Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Islam

Pada Fakultas Syariah dan Hukum

  

UIN Alauddin Makassar

  Oleh:

  

ANRIAS

NIM:10300111016

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  

2016

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Anrias NIM : 10300111016 Tempat/tgl. Lahir : Panggentungan 04-06-1993 Jurusan : Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Fakultas : Syariah dan Hukum Alamat : Jl. Datuk Ripanggentungan Utara Judul : Implementasi Pemidanaan Terhadap Pelaku Tindak Pidana

  Narkotika Anak Di Bawah Umur Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, Desember, 2015 Penyusun,

  Anrias NIM: 10300111016

  DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ............................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... x

ABSTRAK .......................................................................................................... xviii

  

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Deskripsi Fokus dan Fokus Penelitian ..................................................... 8 C. Rumusan Masalah .................................................................................. 10 D. Kajian Pustaka ........................................................................................ 11 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................................................... 15

A. Tinjauan Umum Anak di Bawah Umur menurut Psikologi Perkembangan ......................................................................................... 15 B. Tujuan Umum Narkotika ........................................................................ 20 C. Pandangan dan Tinjauan Hukum Islam Mengenai Tindak Pidana Narkotika ................................................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 42

A. Jenis dan Lokasi Penenlitian .................................................................... 42 B. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 42 C. Sumber Data ............................................................................................. 42 D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 43 E. Instrumen Penelitian................................................................................. 44 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 45 G. Pengujian Keabsahan Data ....................................................................... 45

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 48

A. Gambaran Kota Makasar.......................................................................... 48 B. Deskripsi Pelaku Tindak Pidanan Narkotika Anak di bawah Umur ........ 58 C. Dampak yang ditimbulkan Penyalahgunaan Narkotika dibawah Umur .. 61 D. Penangana Pelaku Narkotika Anak Di Bawah Umur Menurut Hukum Islam Dan Implementasinya ......................................................... 65

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 70

A. Kesimpulan ................................................................................................ 70 B. Saran ........................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

  Sebuah perjalanan hidup selalu memiliki awal dan akhir. Ibarat dunia ini yang memiliki permulaan dan titik akhir. Perjalanan hidup kurang lebih 4 (tahun) begitu terasa dalam sanubari. Setelah melewati perjalanan panjang dan melelahkan, menyita waktu, tenaga, dan pikiran, dapat dapat merampungkan skripsi ini. Oleh karena itu, sembari berserah diri dalam kerendahan hati dan kenistaan diri sebagai seorang hamba, maka sepantasnyalah puji syukur hanya diperuntukan kepada Sang Maha Sutradara, Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan maghfirah-Nya. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw., suri tauladan seluruh umat manusia, penyusun kirimkan shalawat dan salam kepada beliau serta para sahabat yang telah memperjuangkan Islam sebagai agama samawi sekaligus sebagai aturan hidup.

  Sebagai bagian dari seluruh makhluk Tuhan Allah swt. yang sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. maka tepatlah bila menghaturkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada sederatan hamba Allah swt. yang telah memberikan sumbangsih baik berupa bimbingan, dorongan, dan bantuan yang diberikan, kiranya dicatat oleh Allah swt. sebagai amal saleh. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga selesainya penulisan skripsi ini, terutama kepada:

  1. Kedua orang tua tercinta Syamsuddin dan Ibunda Hj. Santi, semoga Allah swt. melimpahkan Ridho-Nya kepada keduanya. Sebagaimana dia mendidik penyusun semenjak kecil, yang atas asuhan, limpahan kasih sayang serta dorongan dari keduanya, penyusun selalu memperoleh kekuatan materil dan moril dalam mendapati pencarian hakikat diri.

2. Bapak Prof. Dr Musafir Pababbari, M.Si. selaku Rektor UIN Alauddin

  Makassar dan seluruh wakil Rektor 3. Bapak Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M. Ag, selaku Dekan Fakultas

  Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan seluruh wakil dekan.

  4. Ibu Dra. Nila Sastrawati, M. Si. selaku Ketua Jurusan dan Dr. Kurniati, M.HI selaku Sekertaris Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan yang telah memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk, dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat saya selesaikan.

  5. Ibu Dr. Hj. Rahmatiah HL, M.Ag dan Irfan, S.Ag,,M.Ag selaku pembimbing I dan pembimbing II yang dengan penuh dedikasi, keiklasan, dan kesabaran meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan masukan- masukan keilmuan yang sangat berharga hingga saat selesainya penyusun skripsi ini.

  6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang pernah mengajar dan membimbing. Permohonan maaf apabila ada perbuatan, ucapan serta tingkah laku yang tidak sepatutnya pernah penulis lakukan.

  7. Kepala perpustakaan beserta stafnya yang telah melayani dan menyediakan referensi yang dibutuhkan selama dalam penulisan skripsi ini.

  8. Bapak AKP Ilham Fitriyadi SE. SH. MM, kepala KANIT IDIK III Polrestabes Makassar yang telah memberikan kemudahan kepada penulis saat melakukan penelitian di instansi tersebut.

  9. Saudara-saudara seperjuangan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan (HPK) angkatan 2011 terima kasih atas kebersamaanya kurang lebih 4 tahun.

  Upaya maksimal telah dilakukan dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Amin Wassalamu’ Alaikum Wr.Wb

  Makassar, 18 Desember, 2015 Penyusun,

  Anrias NIM: 10300111016

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN A.

   Transliterasi Arab-latin

  Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman beriku:

1. Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan

  ا

  Ba B Be

  ب

  Ta T Te

  ت

  Sa S Es (dengantitikdiatas)

  ث

  Jim J Je

  ج

  H Ha (dengantitik di bawah)

  ح Ha’

  Kh Kadan ha

  خ Kha’

  Dal D De

  د

  Zal Z Zet(dengantitikdiatas)

  ذ

  Ra R Er

  ر

  Za Z Zet

  ز

  Sin S Es

  س

  Syin Sy Esdan ye

  ش

  Sad S Es (dengantitik di bawah)

  ص

  Dad D De (dengantitik di bawah)

  ض

  Ta T Te (dengantitik di bawah)

  ط

  Za Z Zet(dengantitik di bawah)

  ظ

  apostrofterbalik

  ع ‘ain ‘

  Gain G Ge

  غ

  Fa F Ef

  ف

  Qaf Q Qi

  ق

  Kaf K Ka

  ك

  Lam L El

  ل

  Mim M Em

  م

  ن

  Nun N En

  و

  Wawu W We

  ه

  Ha H Ha

  ء

  Hamzah ’

  Apostrop

  ي Ya’

  Y Ye Hamzah (

  ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Contoh:

  َ ا

  kasrah i i

  َ ا

  dammah u u

  َ ا

  Nama Huruf Latin Nama Tanda fathahdanya a

  i

  a

  dan i

  َْىَـ fathahdanwau au a

  dan u

  َْوَـ

  ََفـْيـَك : kaifa Nama Huruf Latin Nama Tanda fathah a a

  ََلَْوـَه : haula

  Maddah 3.

  Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

  transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Nama

  HarkatdanHuruf HurufdanTan da fathahdanalifa a a dan garis di atas ىَََ...َ|َاَََ... tauya kasrahdanya i idangaris di atas

  ىــَ ِِ dammahdanw u udangaris di atas وــُـ au

  Contoh: ََتَاَـم : mata ىـَمَر : rama ََلـْيـِق : qila َُتَْوُـمـَي : yamutu

4. Ta

  ’ marbutah Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu: ta’ marbutah yang hidup atau

  mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan

  ta’ marbutah diikuti oleh kata yang

  menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta

   marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: َِلاَفْطَلأاََُةـَضْوَر : raudah al-atfal

  : al-madinah al-fadilah َ

  َُةَلــِضاَـفـْلَاََُةـَنـْيِدـَمـْلَا

  : al-hikmah ََُةــَمـْكـِحْـلَا

  Syaddah (Tasydid) 5.

  Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

  sebuah tanda tasydid ( َ ِ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: ََانـَـ بَر : rabbana ََانــْيَـ جـَن : najjaina ََُ قـَحـْـلَا : al-haqq َُ جـَحـْـلَا : al-hajj ََمـِـ عُن : nu“ima َ وُدـَع : ‘aduwwun

  Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah

  ( َ ىـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).

  Contoh: َ ىـِلـَع : ‘Ali (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly) َ ىـِـبَرـَع : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. Kata Sandang

  Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf َلا(alif

  lam ma ‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

  biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contoh: : al-syamsu (bukan asy-syamsu) َُسـْمَـ ِ شلَا

  : al-zalzalah (az-zalzalah) ََُةـَـلَزـْـلَّزلَا

  : al-falsafah َُةَفـسْلـَفـْـلَا

  : al-biladu َُدَلاـِــبـْـلَا

  Hamzah 7.

  Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contoh: ََنْوُرـُمأَـت : ta’muru>na َُءْوَـ نـْـلَا : al-nau’ َ ءْيـَش : syai’un َُتَْرـِم َُُِأ : umirtu

  8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

  Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-

  Qur’an (dari al-Qur’an), alhamdulillah, dan

  munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

  Contoh: Fi Zilal al-

  Qur’an Al-Sunnah qabl al-tadwin

  9. Lafz al-Jalalah ( الله)

  Kata “Allah”yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh:

  َِاللَُنْـيِد dinullah َِاللَِاِب billah

  Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-jalalah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

  َُهـ َِاللَِةَمـْــحَرَْيِفَْم hum fi rahmatillah

  HurufKapital 10.

  Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf capital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).

  Contoh: Wa ma Muhammadunillarasul

  Innaawwalabaitinwudi‘alinnasilallazi bi Bakkatamubarakan Syahru Ramadan al-laziunzilafih al- Qur’a>n

  Nasir al-Din al-Tusi Abu Nasr al-Farabi Al-Gazali Al-Munqiz min al-Dalal Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anakdari) dan Abu> (bapakdari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.

  Contohnya: Abu al-Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: IbnuRusyd, Abu al-Walid Muhammad (bukan: Rusyd, Abu al-Walid Muhammad

  Ibnu) Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan:

  Zaid, Nasr Hamid Abu)

B. Daftar Singkatan

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: UIN = Universitas Islam Negeri HPK = Hukum Pidana Ketatanegaraan UU = Undang-Undang RUU = Rancangan Undang-undang POLRESTABES = Kepolisian Resor Kota Besar UUPA = Undang-undang Perlindungan Anak KANIT = Kepala Unit RI = Republik Indonesia HAM = Hak Asasi Manusia swt. = Subhanau wa ta’ala saw. = Sallallahu ‘alaihi wa sallam

  = QS, al-Maidah/5:90-91, QS, al-Nisa/4:43, QS, al- QS…/…:…

  Baqarah/2:219, Untuk karya ilmia berbahasa Arab, terdapat beberapa singkatan berikut:

  = َص ةحفص

  = َمد ناكمَنودب

  = َمعلص ملسَوَهيلعَاللَىلص

  = َط ةعبط

  = َند رشانَنودب

  = َخلا ََهرخاَىلا \ َ اهرخاََىلا َ

  = َج ءزج

  

ABSTRAK

  Nama : Anrias Nim : 10300111016 Jurusan : Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Judul : Implementasi Pemidanaan Terhadap Pelaku Tindak Pidana

  Narkotika Anak di Bawah Umur (studi kasus di Polrestabes Makassar)

  Skripsi ini menjelaskan permasalahan: 1). Bagaimana Deskripsi Pelaku Tindak Pidana Narkotika Anak dibawah Umur ?, 2). Bagaimana Dampak yang ditimbulkan Penyalahgunaan Narkotika Anak dibawah Umur ?, 3). Bagaimana Penanganan Pelaku Narkotika Anak dibawah Umur menurut Hukum Islam ?

  Penyelesaian masalah tersebut, menggunakan metode penelitian kualitatif yang berusaha mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti sesuai realitas yang ada dalam masyarakat. Dalam penelitian skripsi ini penulis langsung meneliti di Polrestabes Makassar untuk data yang diperlukan terkait dengan pembahasan skripsi ini dengan menggunakan metode wawancara, yakni pengumpulan data dengan cara mewawanncarai langsung Kepala kepala KANIT

  IDIK III Polrestabes Makassar.

  Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa, Polrestabes telah menangani kasus tindak pidana narkotika mengalami peningkatan, dapat dilihat pada tahun 2013 berjumlah 255 dengan anak di bawah umur sebanyak 41 orang, tahun 2014 sebanyak 323 dengan anak di bawah umur sebanyak 66 orang dan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 341 orang. Sedangkan dampak yang ditimbulkan yaitu Dampak mengkomsumsi narkoba menimbulkan gejala seperti gejala euphoria, delliriun, halusinasi, weakness, drowsiness, dan coma. adapun dampak fisik penyalahgunaan narkotika gangguan pada sistem syaraf, gangguan pada jantudan pembuluh dara, gangguan paruh-paruh.dampak fiskis dan dampak social. Adapun pandangan hukum Islam tentang pelaku Narkotika anak dibawah umur yaitu dikategorikan termasuk jarimah Hudud Hudud Allah ini terbagi pada dua kategori. Pertama, peraturan yang menjelaskan kepada manusia berhubungan dengan makanan, minuman, perkawinan, perceraian, dan lain-lain yang diperbolehkan dan yang dilarang. Kedua, hukuman-hukuman yang ditetapkan atau diputuskan agar dikenakan kepada seseorang yang melakukan hal yang terlarang untuk dikerjakan. Dalam hukum Islam, kata hudud dibatasi untuk hukuman karena tindak pidana yang disebutkan oleh Al-

  Qur’an atau Sunnah Nabi saw, sedangkan hukuman lain ditetapkan dengan pertimbangan qodhi atau penguasa yang disebut ta’zir.

  Berdasarkan hasil Penelitian diatas dimana pada tiap tahun jumlah pelaku tindak pidana narkotika dibawah umur semakin meningkat. Akibat menigkatnya perilaku tersebut maka ini akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan anak dibawah umur yang ada dikota Makassar. Dan Polrestabes Makassar telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sebagai salah satu sumber daya manusia dan merupakan generasi

  penerus bangsa, sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, dalam rangka pembinaan anak untuk mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh serta berkualitas. Berkaitan dengan pembinaan anak diperlukan sarana dan prasarana hukum yang mengantisipasi segala permasalahan yang timbul. Sarana dan prasarana yang dimaksud menyangkut kepentingan anak maupun yang menyangkut penyimpangan sikap dan perilaku yang menjadikan anak terpaksa dihadapkan ke muka pengadilan. Mental anak yang masih dalam tahap pencarian jati diri, kadang mudah terpengaruh dengan situasi dan kondisi\lingkungan disekitarnya. Sehingga jika lingkungan tempat anak berada tersebut buruk, dapat terpengaruh pada tindakan yang dapat melanggar hukum. Hal itu tentu saja dapat merugikan dirinya sendiri dan masyarakat. Tidak sedikit tindakan tersebut akhirnya menyeret mereka berurusan dengan aparat penegak hukum. Anak merupakan bagian dari masyarakat, mereka mempunyai hak yang sama dengan masyarakat lain yang harus dilindungi dan dihormati. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang mendapat jaminan dan perlindungan hukum internasional maupun hukum nasional.

  Dibuatnya aturan-aturan tersebut sangat jelas terlihat bahwa Negara sangat memperhatikan dan melindungi hak-hak anak. Hak-hak anak tersebut wajib dijunjung tinggi oleh setiap orang. namun sayangnya dalam pengaplikasiannya masalah penegakan hukum (law enforcement) sering mengalami hambatan maupun kendala baik yang disebabkan karena faktor internal maupun faktor

  1 eksternal.

  Tentu bukan hal yang asing di telinga kita. Setiap hari kita mendengar berita tentang bandar narkoba yang ditangkap polisi karena memang narkoba dilarang di Indonesia. Selain itu sudah banyak pakar kesehatan yang mengungkapkan efek berbahaya dari narkoba. Narkoba itu sendiri adalah singkatan dari Narkotika Penyalahgunaan narkotika oleh anak saat ini menjadi perhatian banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan.

  Bahkan, masalah penyalahgunaan narkotika menjadi perhatian berbagai kalangan. Hampir semuanya mengingatkan sekaligus menginginkan agar masyarakat Indonesia, terutama anak-anak untuk tidak sekali kali mencoba dan mengkonsumsi narkotika. Fakta yang disanksikan hampir disetiap hari baik melalui media cetak maupun elektronik, Makassar.Tribunnews.com ternyata peredaran narkotika telah merebak kemana-mana tanpa pandang usia, terutama di antara generasi penerus bangsa dalam pembangunan Negara di masa mendatang.

  Masalah penyalahgunaan telah menjadi masalah nasional maupun masalah internasional yang tak pernah henti-hentinya di bicarakan karna maslah 1 narkotika terjadi dimana-mana. Penyalahgunaan narkotika yang meneimbulakan kerusakan fisik baik mental, emosi maupun sikap dalam masyarakat yang mencengankan narkotika dapat mengancam masa depan anak. Hal ini di sebabkan karna anak berada di masa pubertas yakni masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Anak belum sanggup berperang sebagai orang dewasa dan sulit membangun rasa percaya dirinya. Perasaan kurang di hargai itu muncul bentuk dalam bentuk-bentuk kelainan tingkah laku anak. Dalam kondisi seperti itu, anak sering kali melanggar hukum seperti melakukan penyalahgunaan narkotika.

  Pembentukan identitas diri pada tahap anak tidak akan membuat asing dirinya sendiri. Kendati ia berubah sesuai hasil kompromi antara dirinya dan masyarakat, penilaian remaja terhadap dirinya sendiri dengan penilaian dengan orang lain terhadap anak, itulah yang menghasilkan identitas yang baru dan seimbang. Penilaian tentang maupun atau tidaknya anak dalam membentuk identitias diri yang matang tersebut baru dapat ditarik setelah anak berinteraksi

  2

  dengan masyarakat guna mendapatkan umpan balik (feedback). Dari urain tersebut, dapat di pahami bahwa pergaulan sosial (integritas sosial) merupakan kunci pendukung bagi anak untuk mencapai kematangan sosial dan emosional. Di sebabkan oleh dua faktor: pertama, masa kanak-kanak yang tidak memberikan basis memadai bagi proses identifikasi diri. Kedua, lingkungan sosisal yang tidak mendukung. Kebanyakan anak yang menggunakan narkotika dengan alasan sekedar mencoba, alhasil merebak keyakinan seoalah-olah siapa pun pada dasarnya dapat mengetahui perilakunya untuk menggunakan narkotika 2

  ‘sebatas’ untuk kesenangan sesaat. Pengguna narkotika yang berkepanjangan dapat di pastikan akan mendapatkan resiko negatif masalah-masalah umum yang sering di hadapi oleh pemuda pengguna narkotika adalah kehidupan keluarga yang berantakan, prestasi belajar yang bururk, perilaku seksual yang tidak aman dan illegal, kecelakaan lalu lintas, perilaku kekerasan, problem dengan perilaku

  3 otoritas serta meninggalkan resiko terjadinya semacam HIV/AIDS.

  Kegagalan anak dalam mengembangkan identitas dapat bertambah jumlah tindak pidana kejahatan narkotika untuk pengedar dan pemakai dikalangan anak- anak usia muda. Penerapan sanksi pidana bagi anak yang melakukan tindak pidana narkotika berbeda dengan orang dewasa. Perhitungan pidana yang di jatuhkan kepada anak-anak adalah 1/2 dari maksimum ancaman pidana bagi orang dewasa, karena anak dipandang belum mampu mempertanggung jawabkan perbuatannya secara sepenuhnya. Selain itu, dalam proses penegakan hukum terhadap anak, digunakan beberapa pertimbangan dalam menjatuhkan sanksi pidana tersebut.

  Badan peradilan merupakan salah satu yang memegang peranan penting dalam Negara hukum yang menganut pembagian/pemisahan kekuasaan. Pada kekuasaan inilah yang akan menentukan hukumnya. Hakim adalah pejabat peradilan Negara yang di beri wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.

  Hakim dalam proses persidangan berkududukan sebagai pemimpin. Kedudukan ini memberi hak untuk mengatur jalannya persidangan dan menghambil tindakan ketika terjadi ketidak tertiban di dalam sidang. Guna keperluan keputusan hakim 3 berhak dan harus menghimpung keterangan-keterangan dari semuah pihak

  4

  terutama dari saksi dan terdakwa termasuk penasehat hukumnya. Hakim yang berkedudukan sebagai pimpinan dalam proses persidangan dalam usaha penerapan hukum demi keadilan harus menyadari tanggung jawab sehingga bila ia berbuat dan bertindak tidaklah sekedar menjatuhkan keputusan, melainkan juga kesuluruhan perbuatan senantiasa diarahkan guna mewujudkan keadlilan berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. Inilah yang harus diwujudkan hakim dala sidang pengadilan yang sekaligus sebagai realisasi dari tanggung jawab.

  Hakim dalam melakukan pemidanaan atau penjatuhan keputusan bagi pengguna narkotika di dasarkan atas tujuan dari pemidaan itu yang member efek jera, akan tetapi sampai sekarang banyak pengguna narkotika yang tidak jera untuk melakukan tindak pidana yang sama ataupun beralih menjadi pengedar. Karena pengguna narkotika yang sudah menjadi pecandu kebanyakan dikenakan pidana penjara, seharusnya mereka tidak di penjara melainkan di rehabilitasi. Penyalagunaan narkotika merupaka jenis kejahatan yang mempunyai potensi dampak sosaial yang sangat luas dan kompleks, terutama terhadapa anak-anak. Untuk melihat melihat bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap anak dalam peraturan perundang-undangan, berikut ini di sajikan data tentang putusan pengadilan terhadap anak yang melalukan tindak pidana penyalahguanaan narkotika. Penyajian data tentang putusan pengadilan terhadap anak yang melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di maksud untuk 4 memberi penjelasan tentang penerapan sanksi pidana terhadap anak yang menyalahgunakan narkotika.

  Penerapan hukumana pada kasus penyalahgunaan narkotika terdapat 2 (dua) sanksi pidana yang diputuskan oleh hakim yaitu sanksi pidana penjara dan sanksi tindakan berupua rehabilitasi berupua rehabilitasi bagi penyalagunaan narkotika, dan putusan yang di jatuhkan kepada penyalagunaan narkotika terkesan masih jauh dari yang di harapkan oleh ketentuan perundang-undangan tentang narkotika, seharusnya hakim dalam menjatuhkan putusan harus memperhatikan 3 (tiga) unsur yang penting yaitu: keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan.

  Undang-undang nomor 3 (tiga) tahun 1997 tentang peradilan anak dan undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak telah menagakomidasi perlindungan anak dan memberikan ruang bagi hakim untuk menerapkan undang-undang tersebut dalam menjatuhkan putusan atas pidana yang dilakukan anak, pernanan hakim begitu dominan.

  “Satjipto raharjo dalam sebuah diskusi menegemukakan bahwa, hakim tidak boleh hanya berlindung di belakang undang-undang, ia harus tampil dalam totalitas termasuk dengan nurani. Hukum, undang-undang hanya kertas dengan tulisan umum dan abstrak. Di tangan para hakim, ia

  5

  menjadi keadilan yang hidup.” Dunia internasional telah memiliki konvensi Hak Anak (KHA) yang di sahkan majelis umum perserikatan bangsa-bangsa tanggal 20 november 1989, guna melindungi anak. Indonesia telah merativikasi konvensi Hak Anak melalui keputusan presiden nomor 36 tahun 1990, tanggal 25 novembver 1990. Dengan meratavikasi, Indonesia terikan konvensi Hak Anak berikut konsekuensinya.

  Pasal 3 ayat (1) konvensi Hak Anak menyebutkan “Dalam semua tindakan yang menyangkut anak-anak, baik yang dilakukan lembaga-lembaga kesejahteraan social pemerintah atau swasta, pengadilan para penguasa pemerintah atau badan legislatif, kepentingan terbaik harus

  6

  menjadi pertimbangan utama.” Teori pertanggung jawaban pidana1 menjalaskan bahwa pertanggung jawaban pidana ditentukan berdasarkan pada kesalahan pembuat, dan bukan hanya dengan dipenuhinya seluruh unsur suatu tindakan pidana. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak bahwa batas umur anak-anak yang dijatuhkan ke sidang anak, adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah. Peraturan perundang-undangan yang mendukung upaya pemberantasan tindak pidana narkotika sangat diperlukan, apalagi tindak pidana narkotika merupakan salah satu bentuk kejahatan inkonvensional yang dilakukan secara sistematis, menggunakan modus operadi yang tinggi dan teknologi canggih serta dilakukan secara terorganisir dan sudah bersifat transnasional. Pemerintah telah menaruh perhatian yang sangat besar dan serius untuk menanggulangi penyalagunaan narkotika, dan bahan-bahan

  7 adiktif lainnya, khususnya dikalangan pelajar dan remaja.

  Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

  6

  1) Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

  2) Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

  3) Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

  Pada dasarnya narkoba akan mengantarkan pada hilangnya fungsi kelima hal yang harus dijaga dalam Islam, yakni Agama, Jiwa, Akal, Kehormatan dan Harta. Sehingga jelas sekali bahwa menurut Al-Quran narkoba itu haram. Seperti dinyatakan dalam Q.S, al- Maidah / 5:90

                 

  Terjemahannya:

  Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan .

  8

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Deskripsi fokus

  Narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik alami, semi sintetis atau sintetis murni yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan menimbulkan ketergantungan.

  Dari latar belakang diatas pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan satu persatu definisi dari judul draft skripsi ini. Adapun istilah yang digunakan yaitu:

  9 1. : penerapan atau pelaksanaan.

  Implementasi

  10

  2. : proses, cara, perbuatan memidana Pemidanaan 3.

  Tindak Pidana : perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman

  11 pidana oleh undang-undang.

  4. : Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman Narkotika atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, me ngurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan dalam golongan-golongan sebagaima

  9 10 J. T. Prasetyo, S.h, Kamus Hukum, (Jakarta: Pt Sinargrafika, 2009), h.124

  terlampir dalam Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika.

  12 5.

  Anak di Bawah Umur : segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

  13

2. Fokus penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada polrestabes Makassar. Judul skripsi ini, mengembangkan sejauh mana peranan kepolisan dalam menetapkan penetapan pemidanaan nrarkotika dan tindak pidana yang dilakukan anak di bawah umur. dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan hukum yang di tetapkan anak di bawah umur dalam penanganan kasus pelaku pemidanaan tindak pidana narkotika, serta menjelaskan tanggung jawab orang tua wali anak untuk menberikan arahan atas di penuhinya kebutuhan anak di bawah umur .

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang disebutkan diatas maka pokok permasalahan dari implementasi pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana penyalagunaan narkotika oleh anak di bawah umur. Dari pokok masalah tersebut diperoleh sub permasalahan antara lain sebagai berikut:

  14 12 Pasal 1 Angka (1) Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Tentang Narkotika. 13

  1. Bagaimana deskripsi pelaku tindak pidana narkotika anak di bawah umur ?

  2. Bagaimana dampak yang di timbulkan penyalagunaan narkotika anak di bawah umur?

  3. Bagaimana penanganan pelaku narkotika anak di bawah umur menurut hukum islam ?

D. Kajian Pustaka

  Masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini yaitu korelasi terhadap implementasi pemidanaan terhadap pelakun tindak pidana narkotika oleh anak di bawah umur. banyak litelatur yang membahas tentang hal ini di antaranya: 1.

  Tina Asmarawati,S.H, M.H di dalam bukunya ini berdasarkan hasil studi literature dan lapangan, dalam menanggulangi kejahatan di indobesia. sistem peradilan pidana merupakan sistem untuk menanggulangi kejahatan yang terjadi. Buku ini juga menjelaskan tentang empat lembaga hukum yang berwenang dalam sistem peradilan pidana, lembaga tersebut adalah lembaga Kepolisian, lembaga kejaksaan, lembaga peradilan,dan kelembaga kemasyarakatan.

  2. DR. HJ. Tina Asmarawati,S.H, M.H bukunya mengenai pengaruh pada perkembangan masyarakat mempunyai pengaruh pada perkembangan hukum yang berlaku di Indonesia. dalam hukumnya pidana yang umunya hanya di atur dalam KUHP. Karna adanya perkembangan dalam masyarakat yang semakin maju/berkembang maka peraturan-peraturan yang ada tidak memadai , karena perkembangan hukum ibarat deret hitung sedangkan perkembangan masyarakat ibarat deret hukum.

  3. Hadi Supeno dalam bukunya ini mengawal perlindungan anak di tingkat nasional sebagai upaya untuk menghentikan kriminalisasi anak dengan cara membangun sistem peradilan anak dengan semangat melindungi bukan mengadili hal ini di dasari oleh jumlah statistik anak yang berhadapan dengan hukum di Indonesia sangat memprihatikan. Setiap tahun ada sekitar 7000, 6000 di antaranya masuk penjara, baik penjara anak, penjara dewasa, maupun tempat tahanan-tahanan lainnya. Banyakanya anak masuk penjara bukan karna anak Indonesia itu bersifat jahat atau kriminal tetapi karena terjadinya kriminalisasi anak secara massif.

  4. dr Lydia Harlina Martono SKM dan dr Satya Joewana bukunya ini menjelaskan tentang upaya-upaya pencegahan penyalagunaan narkoba terutama generasi muda terkhususnya pada anak-anak usia SD 6-12 Tahun. Buku ini menjelaskan tentang bahaya narkoba terhadap anak-anak dan remaja, tampa usaha mengubah perilakunya dengan memberi

  

15

  keterampilan yang di perlukan. Dalam buku ini juga menjelaskan bagaimana peran pendidikan merupakan upaya sadar manusia dalam seluruh aspek ke pribadiannya baik pengatahuan, emosi, kemauan, maupun keterampilan. Buku ini juga menawarkan cara bertanggung jawab menangkal narkoba. Dan kekerasan merupakan model pendidikan pencegahan yang disusun dan di kembangkan dengan mengacu pada program DARE (Drag Abuse Resistence Education Program).

F. Tujuan dan Kegunaan

  a. Tujuan

  Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus yang diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. mengetahui deskripsi pelaku tindak pidana narkotika anak di bawah umur ?

  2. Mengetahui dampak yang di timbulkan penyalagunaan narkotika anak di bawah umur?

  3. Mengetahui penanganan pelaku narkotika anak di bawah umur menurut hukum islam ?

  b. Kegunaan

  1. Kegunaan teoritis Secara teoritis penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai impementasi pemidanaan terhdap pelaku tindak pidana narkotika oleh anak di bawah umur. Dalam penelitian ini memberi manfaat agar kiranya kita sebagai anak indonesia bisa menumbuhkan kesadaran generasi mudah akan pentingnya menghindari bahaya narkotika oleh anak di bawah umur. peranan orang tua anak bisa memberi arahan terhadap anak teresebut secara signifikan.

  2. Kegunaan praktis

  1. Memberikan pemahaman kepada anak, akan pentingnya menghindari narkotika di kalangan masyrakat indonesia agar para anak bangsa kita bisa terhindar dari bahaya narkotika yang bisa merrenggut nyawa bagi para pengguna.

  2. Dengan mengetahui fakta impementasi pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika oleh anak di bawah umur maka akan menambah perbendaharaan pengetahuan mengenai penelitian tersebut.

  3. Dengan adanya penelitian ini maka akan menambah referensi bagi pengajar maupun pelajar mengenai impementasi pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika oleh anak di bawah umur.

BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan Umum Anak Dibawah Umur Menurut Psikologi Perkembangan

  1. Defenisi Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Namun, berbicara mengenai anak yang melakukan tindak pidana atau behadapan dengan hukum maka pembatasan umum didasarkan pada undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak yaitu pada pasal 1 angka (1) dimana disebutkan

  1

  bahwa: Anak adalah orang perkara anak telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun da belum pernah kawin.

  Selanjutnya menurut pasal 1 angka (2) undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak dinyatakan bahwa: Anak nakal adalah: a.

  Anak yang melakukan tindak pidana b.

  Anak yang melakukan perbuatan dinyatakan terlarang Selanjutnya menurut pasal 1 angka (2) undang-undang nomor 3 tahun 1997 tentang peradilan anak dinyatan bahwa 1 Anak nakal adalah a.

  Anak yang melakukan tindak pidana.

  b.

  Anak yang melakukan perbuatan dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perbuatan perundang-undangan maupun peraturan hukum hal yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

  Namum seiring dengan perkembangan hukum di indonesia, mahkama konstitusi (MK) melakukan judicial reviuw terhadap pasal 1 angka (1) undang-undang peradilan dimana mahkama konstitusi merubah bunyi pasal tersebut menjadi:

  Anak adalah orang yang berperkara anak nakal telah mencapai umur 12 (dua belas) tahun belum mencapai umur 18 (delapan belas)tahun danbelum pernah kawin.

  2

  2. Kategori Umur a.

  Batas umur anak nakal yang dapat diajukan kepengadilan anak adalah sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai 18 (delapan belas)tahun danbelum pernah kawain.

  b. dalam hal anak yang melakukan tindak pidana pada batas umur sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dan dapat diajukan kesidang pengadilan setelah anak bersangkutan melampaui batas umur tersebut, tetaoi belum pernah mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun, tetapi diajukan kesidang anak.

  Sedangkan menurut hukum pidana islam batasan umur yang termasuk kedalam anak terdiri dari tiga fase, yaitu fase tidak adanya kemanpuan berfikir (indrak) sesuai dengan kesempatan fuqaha, fase ini dimulai sejak manusia dilahirkan dan berakhir sampai usia tujuh tahun. Pada fase ini,

  3 seorang anak di anggap tidak mempunyai kekuatan berfikir.

  3. Pola Penyimpangan Menurut Karton penyimpangan perilaku anak dapat juga disebut dengan kenakala anak adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan dalam usia anak atau transisi masa anak