PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA

PENGARUH PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN

  

KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP

KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA

Studi Kasus Kelas III SMK Putra Tama

Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

  

ELISA BET TA TIK W ID IYA RTI

011334132

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

SKRIPSI

  

Halaman Motto

Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, Aku berkata, “Engkaulah Allahku”.

  

Cinta adalah suatu keputusan., Keputusan untuk tetap setia ketika jauh, keputusan

untuk tetap setia ketika godaan datang.

  

Butuh semenit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk menyukai

seseorang, butuh sehari untuk mencintai & butuh seumur hidup untuk melupakan

seseorang

Dan yang paling hakiki dari kesabaran adalah kerelaan untuk menerima suatu hal

yang pait dan menyakitkan sekalipun sebagai suatu kenyataan hidup.

  

Tuhan menjadikan sesuatu indah pada waktunya ..............karena untuk segala hal

dan sesuatu ada waktunya.

  

Mencintai seseorang membutuhkan suatu pengorbanan, ketika pengorbanan itu

tidak dihargai maka timbul kekecewaan yang mendalam.

  Halaman Persembahan Kupersembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria disurga.

  2. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibunda tercita Martha Marjilah yang menjaga dan mencitaiku.

  3. Yohanes Ardi Cahyono kakakku, Elizabeth Rita Widiyastuti saudara kembarku dan Lusia Supiah bulekku yang selalu mendukung dan mencintaiku.

  4. Albertus S., Keajaiban terbesar dan terindah kekasihku seorang yang ku miliki.

  5. Temen – temen dan sahabat – sahabat PAK’ 01.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar

pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

ABSTRAK

Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan

Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa

   Oleh:

Elisabet TatikWidiyarti

Universitas Sanata Dharma

  

2007

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek

industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan

kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental

kerja siswa. Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA

Jln.Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006.

Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94

siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner

yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang

dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda.

  Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja

siswa . (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan

p . 004 ( . 05 )

  = < α

antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja

siswa . (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan

p . 089 ( . 05 )

  = > α

antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja

siswa . Hasil penelitian menunjukkan nilai r . 395 dan

2 p = . 141 > α ( . 05 )

  = . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja r , 156

  =

siswa dapat dijelaskan oleh variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi

belajar sebesar . Sedangkan sisanya sebesar dapat dijelaskan oleh

  15 , 6 % 84 , 4 %

variabel-variabel lain selain variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi

belajar.

  

ABSTRACT

The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning

Achievement To ward Student’s Work-Mental

  

Readiness

By :

Elisabet Tatik Widiyarti

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2007

This research was aimed to know whether or not there were an influence of(

  

1) industrial practice toward student’s work-mental readiness, (2) career guidance

toward student’s work -mental readiness, (3) learning achievement toward student’s

work-mental readiness. This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb.

Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94

thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was

propo rtional sampling random. The data collecting techniques used were

questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was

used to analyze the obtained data. The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant

influence of industrial practice toward student’s work-mental

readiness . (2) There was a positive, not significant influence of

p = . 004 < α ( . 05 )

carrer guidance toward student’s work -mental readiness . (3)

p . 089 ( . 05 )

  = > α

There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward

student’s work-mental readiness .The results of this research

p . 141 ( .

05 )

  

= > α

2

showed that the value of r . 395 and . It means that the variable of the

r , 156

  = =

readiness of student’s work -mental could be explained by the variables of industrial

practice, career guidance and learning achievement as much as . Meanwhile,

  15 , 6 % the rest as much as could by explained by other variables. 84 , 4 %

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas

berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

  Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan

dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih dengan tulus kepada :

  

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi sekaligus dosen pembibing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

  

4. Bapak Drs. Bambang P.,SE., M. Si. Selaku dosen pembibing II dan Bapak selaku

tim penguji.

  

5. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan bantuan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah.

  6. Bapak Simon Suharyanto selaku kepala sekolah SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

  7. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibu Martha Marjilah, yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

  8. Albertus S. Yang berarti dalam hidupku, yang telah mendoakan, memberikan harapan, memberi motivasi, dan menyayangi serta mengasihiku.

  9. Teman-teman seperjuangan PAK’01 yang terkasih.

  Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Penulis Elisabet Tatik Widiyarti

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO…………………………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….……………………………………... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT…………………………………………………………………….. viii KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Batasan Masalah ........................................................................... 5

C. Rumusan Masalah......................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Mental Kerja.................................................................. 8

  B. Praktek Industri............................................................................. 13

  C. Bimbingan Karir ........................................................................... 18

  D. Prestasi Belajar Kejuruan.............................................................. 23

  E. Sekolah Menengah Kejuruan........................................................ 29

  F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya................................................. 30

  G. Kerangka Berpikir ......................................................................... 34

  BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian............................................................................. 38 B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 39 C. Subyek dan Obyek Penelitian...................................................... 39 D. Populasi dan Sampel.................................................................... 40 E. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 41 F. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 41 G. Variabel dan Pengukurannya ....................................................... 42 H. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................... 46 I. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................... 50 J. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 55 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Data Kelembagaan Sekolah......................................................... 59 B. Sejarah Singkat Sekolah............................................................... 59 C. Visi, Misi dan Tujuan Program SMK Putra Tama ...................... 60 D. Sistem Pendidikan SMK Putra Tama .......................................... 62

  

E. Kurikulum SMK Putra Tama ....................................................... 64

  

F. Organisasi SMK Putra Tama ....................................................... 68

  

G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama.................................... 68

  

H. Siswa SMK Putra Tama ............................................................... 73

  

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Putra Tama ........................ 75

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan................................................. 76

K. Dewan Sekolah ............................................................................ 77

L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri ............................ 77

M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan............................................... 78

  BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data.............................................................................. 81

B. Pengujian Prasyarat...................................................................... 81

C. Uji Hipotesis ................................................................................ 89

D. Pembahasan.................................................................................. 93

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................. 102

B. Keterbatasan Penelitian................................................................ 103

C. Saran............................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 105

LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 108

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 : Kisi – kisi kuesioner kesiapan mental kerja siswa..........................

  43 Tabel 3.2 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan praktek industri.........................

  44 Tabel 3.3 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan bimbingan karir.........................

  45 Tabel 3.4 : Hasil uji validitas.............................................................................

  47 Tabel 4.1 : Susunan program pendidikan dan pelatihan....................................

  66 Tabel 4.2 : Rincian siswa SMK Putra Tama......................................................

  74 Tabel 5.1 : Data penyebaran kuesioner..............................................................

  81 Tabel 5.2 : Ditribusi frekruensi berdasarkan kesipan mental kerja....................

  82 Tabel 5.3 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan praktek industri.......

  82 Tabel 5.4 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan bimbingan karir.......

  83 Tabel 5.6 : Hasil perhitungan one sample kolmogorov-smirnov.......................

  84 Tabel 5.7 : Hasil uji heteroskedastisitas.............................................................

  86 Tabel 5.8 : Hasil nilai VIF..................................................................................

  87 Tabel 5.9 : Keputusan pengambilan uji Durbin-watson.....................................

  88

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Kuesioner............................................................................. 108

  Lampiran 2 : Tabel r; Tabel t.................................................................... 113 Lampiran 3 : Tabel menentukan sampel................................................... 115 Lampiran 4 : Tabel F................................................................................. 116 Lampiran 5 : Tabel Durbin-watson........................................................... 119 Lamp iran 6 : Diskripsi data frequencies....................................................120 Lampiran 7 : Uji Validitas......................................................................... 123 Lampiran 8 : Uji Reliabilitas..................................................................... 127 Lampiran 9 : Hasil perhitugan regresi linier berganda.............................. 130 Lampiran 10 : Uji Normalitas..................................................................... 132 Lampiran 11 : Uji Heteroskedastisitas........................................................ 133 Lampiran 12 : Surat Ijin Penelitian............................................................ 134

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyiapan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil merupakan

  salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memenuhi dunia kerja. Dalam kaitan ini maka peranan sektor pendidikan kejuruan menengah menjadi sangat penting dalam menyiapkan tenaga kerja sebagai pelaksana langsung proses pembangunan. Sekolah kejuruan sebagai salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah mempunyai tujuan menyediakan tenaga kerja yang me miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan untuk dapat memenuhi permintaan dan persyaratan dunia industri dan usaha.

  Keberadaan SMK saat ini bukan hanya dituntut untuk meningkatkan kuantitasnya, melainkan yang lebih penting adalah kualitasnya. Pemerintah melalui pendidikan menengah kejuruan melakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusannya, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan antara lain: meningkatkan daya tampung sekolah kejuruan, pengembangan kurikulum, peningkatan jumlah dan mutu guru, perbaikan dan penambahan gedung sekolah termasuk pengadaan sarana dan prasarana praktek, serta penambahan jumlah dan jenis buku, baik buku teks, buku pegangan guru maupun buku perpustakaan, termasuk sistem

  Adapun tujuan Pendidikan yang diterapkan di SMK adalah mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan mengembangkan sikap profesional dan teknis, dengan demikian lulusan SMK diharapkan dapat memenuhi standar mutu tenaga kerja di bidang ekonomi pada tingkat menengah.

  Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1993 Pasal 2 tujuan Pendidikan Sistem Ganda di SMK adalah: Ayat (1)

  1. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjanga n pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.

  2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan sosial budaya dan atau sekitar.

  3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian.

  4. Menyiapkan kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.

  Ayat (2) Untuk mencapai tujuan sebagai dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaraan pendidikan di SMK berpedoman pada tujuan pendidikan nasional.

  Keberhasilan lembaga pendidikan kejuruan dapat ditunjkukkan melalui pengakuan dunia industri dan masyarakat terhadap kualitas lulusannya yaitu dengan kemampuan dan keterampilan lulusan dalam menghadapi pekerjaan yang diberikan industri atau dapat dikatakan baik apabila siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut industri.

  Dunia usaha dan industri sebagai salah satu tempat untuk menampung bekerja tanpa harus mengadakan pelatihan, pembekalan atau penataran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, SMK disamping berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan mutu sistem penga jaran, juga menjalin kerjasama mengupayakan peningkatan kualitas lulusan. Kerjasama tersebut dalam bentuk Program Pendidikan Sistem Ganda. Cara ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada siswa SMK tentang dunia kerja, sehingga setelah lulus siswa memiliki gambaran jelas dan terarah mengenai masalah- masalah dalam dunia kerja.

  Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, akan tetapi saling terkait antara satu dengan lainnya.

  Bagi siswa SMK pencapaian cita-cita belajar termasuk juga kesiapan mental untuk bekerja yang sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan sistem ganda, bimbingan karir dan prestasi belajarnya. Hal tersebut berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 106 -108) mengatakan bahwa :

  Sejak ena m tahun siswa memperoleh kesempatan belajar di sekolah. Dengan belajar membaca, menulis dan matematika di kelas rendah SD, siswa memuaskan rasa ingin tahunya dengan membaca, mengamati, dan bernalar.

  Perolehan pengetahuan awal ini menimbulkan rasa percaya diri bertambah kuat kemauan, dan siswa mencoba keinginan atau khayalannya menjadi sejenis cita- cita hidup yang akan menambah kesiapan mentalnya untuk bekerja.

  Dari sisi motivasi perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan programbelajar sepanjang hayat, sebagai perwujudkan dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa untuk mengatasi kondisi lingkungan negatif, dan dinamika siswa dalam belajar.

  Perolehan pengetahuan awal bagi siswa SMK yaitu tentang PSG, baru pertama kali diterima siswa pada saat memasuki SMK. Di jenjang pendidikan sebelumnya (TK, SD, SMP), SPG belum diperoleh siswa. Sedangkan bimbingan karir merupakan program-program belajar yang dilaksanakan untuk mendorong keberanian siswa dalam mencapai cita-cita yang juga kesiapan mental kerja. merupakan bentuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangkan pencapaian kesiapan mental kerja tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil Dimyati dan Mudjiono (1999).

  Terhambatnya pencapaian kesiapan mental kerja siswa dikarenakan masih banyaknya dijumpai para lulusan SMK yang mencapai kesiapan mental kerja yaitu masih banyak pengangguran atau belum bekerja. Masih banyaknya para lulusan SMK yang belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha yang ditandai dengan kemampuan tamatan SMK dewasa ini belum banyak diakui oleh dunia kerja dan sikap kemandiriannya dinilai masih rendah. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan wujud bahwa belum seimbangnya antara banyaknya para lulusan SMK yang belum memnuhi kompetensi dengan dunia usaha yang ada. Siswa dalam praktek industri tidak ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

  Sikap mental siswa secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak, dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sendiri. Gagasan, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, prestasi, keterampilan serta kewaspadaannya.

  Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan akan tertuang dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PRAKTEK

  

INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR DAN PRESTASI BELAJAR

TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA”

  B. Batasan Masalah

  Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, dalam penelitian ini hanya akan dikaji faktor yang mempengaruhi di sekolah, khususnya tentang pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar kejur uan terhadap kesiapan mental kerja.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana pengaruh Praktek Industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?

  2. Bagaimana pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?

  3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?

  4. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama antara Praktek Industri, Bimbingan Karir dan dan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.

  2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama

  3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.

  4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi SMK Putra Tama Penelitian tentang kesiapan mental kerja siswa SMK ini dapat digunakan sebagai eva luasi hasil pendidikan dan pengajaran di SMK Putra

  Tama khususnya evaluasi tentang hasil penelitian mengenai sumbangan variabel- variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola sekolah sebagai pertimbangan untuk meningkatkan keefektifan pendidikan di SMK Putra Tama khususnya di dalam meningkatkan kesiapan mental kerja, sehingga kesiapan memasuki pasar kerja yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan serta cara memasuki dunia kerja juga meningkat

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan memberi manfaat bagi pembaca.

  3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang nyata tentang aplikasi teori- teori yang diberikan di bangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya, menambah wawasan serta belajar sebagai praktisi dengan menganalisis suatu masalah, kemudian mengambil kesimpulan dan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Mental Kerja

1. Pengertian Kesiapan Mental Kerja

  Kesiapan (Readiness) menurut kamus psikologi adalah suatu titik kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu (Daligulo dan Kartini Kartono, 1983).

  Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai gerakan atau gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental (Winkel 1987:153).

  Kondisi mental kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa seperti ketegangan atau kegelisahan batin, stabilitas atau labilitas mental. Siswa yang menikmati ketenangan batin, karena kehidupan keuangannya harmonis dan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya lancar, akan jauh lebih mudah dan berkonsentrasi dalam belajar. Sebaiknya, siswa yang pikirannya kalut dan mudah menjadi bingung, cendrung kerap mempertanyakan diri sendiri dengan; demikian, daya psiskis kurang terpusat pada tugas-tugas belajar. Maka siswa yang diketahui berkondisi mental yang kurang menguntungkan bagi belajar perlu dibantu supaya kondisinya menjadi lebih baik, misalnya melalui wawancara dengan konselor atau konsultasi dengan seorang ahli jiwa. (Winkel 1987:107).

  Mental adalah berkenaan dengan jiwa, batin, rohaniah: dalam pengertian aslinya menyinggung masalah pikiran, akal dan ingatan. Sekarang ini digunakan untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dengan cara khusus menunjukkan penyesuaian yang mencakup fungsi- fungsi simbolis yang disadari oleh individu. Kartini Kartono (1985).

  Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembanguna n. Purwadarminto (1984). Mentalitas adalah keadaan dan aktifitas jiwa (batin), cara berfikir dan berperasaan. Faktor-faktor ini penentu dalam pembangunan.

  Kesiapan kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai dengan profesinya, hal tersebut didukung dengan aspek-aspek biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan SMK dan efektivitas SMK. Jadi siswa yang didukung biaya yang tercukupi dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap maka kesiapan mental dalam diri siswa akan tercapai

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja

  Siswa agar mempunyai kesiapan mental kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu (Zahara Idris dan Lisma Jamal 1992): a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan.

  b. Linkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan, pakaian, rumah, lingkungan belajar, lingkungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan, situasi umum (politik ekonomi, sosial, dan budaya), suasana kekeluargaan, masyarakat, adat istiadat (dimana pendidikan merupakan unsur yang paling penting) diperoleh melalui rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

  c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses interaksi yang berlangsung.

  d. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri peserta didik untuk berperan serta dalam suatu aktivitas.

  Kekuatan dari dalam diri dalam ini akan menimbulkan reaksi yang reponsif, sekaligus akan menerima pendekatan yang persuasif.

  e. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik dalam menunjukan kesiapan/kematangannya. membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman. Sementara menurut Sunaryo (1996) kesiapan kerja dapat dilihat dari konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik.

  Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan penga jaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepat/diperlambat ( Eko S. 1996 ).

  Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengala man- pengalaman yang mereka dapat selama ia mempersiapkan diri untuk mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.

3. Aspek-aspek kesiapan mental

  Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. (1996) antara lain : a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab. d. Mempunyai sikap kritis.

  e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan kerja. Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (Eko S. 1996).

  a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

  b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam praktik.

  c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja. Sedangkan (Dimyanti dan Mudjiono 1999) kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang: a. Ranah kognif

  1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode. 2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip. 4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5) Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program kerja. 6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan.

  b. Ranah afektif 1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan. 2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

  3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

  4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab. 5) Pembekalan pola hidup, ya ng mencakup kemampuan menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin.

  c. Ranah Psikomotor 1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah- milahkan

  (mendekriminasik an) hal- hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna. 2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. 3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. 4) Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5) Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat.

  Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat. 6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kema mpuan bertanding.

  7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak- gerak yang baru atas dasar prakasa sendiri. Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab (Dimyanti dan

  Mudjiono 1999).

  a. Pertumbuhan jasmani telah siap.

  b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa, karena dalam pendidikan tersebut diprogram untuk memperkaya pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan kerja. Dengan demikian diharapkan siswa siap kerja.

B. Praktek Industri

a) Praktek Industri

  Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja (Poerwadarminto, 1984).

  Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu (Moedjiarto, 1997)

  Menurut Samani 1993 (dalam Moedjiarto, 1997), Praktek industri merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha.

  Evan dan Edwin 1978 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan.

  Moss 1984 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), Dalam Praktek industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa.

  Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa tersebut.

  Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 (dalam Isnandar 1997), Praktek industri memiliki karakteristik; (1) Standar profesi; (2) Standar pendidikan dan pelatihan; (3) Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; (4) Pengujian dan sertifikasi; (5) Peraturan pendukung; (6) Nilai tambah; dan (7) Kelembagaan.

  Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro (dalam Isnandar 1997), memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; (2) dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; (3) pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; (4) Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan (5) kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama.

2. Tujuan Praktek Industri

  Menurut Wardiman Djojonegoro 1994 (dalam Moedjiarto, 1997) pelaksanaan praktek industri adalah perwujudan dari konsep Link and Match,.

  Tujuan praktek industri adalah sebagai berikut :

  a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

  b. Memperkokoh Link and Match antara SMK dengan dunia kerja.

  c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.

  d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Suhardjo (2000) bahwa secara konseptual dan empiris perlu adanya uji kopentensi pelaksanaan praktek industri bagi siswa SMK agar :

  a. Meningkatkan kualitas tamatan SMK sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.

  b. Mendukung terwujudnya standar kompetensi daerah yang akan dikembangkan ke tingkat nasional.

  c. Mengupayakan pengakuan dunia kerja terhadap kemampuan tamatan SMK.

  d. Meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK dengan dunia kerja, khususnya dengan motivasi pasangan.

3. Materi Pendidikan dan Pelatihan

  Khusus untuk praktek industri pada SMK, isi atau materi program pendidikan dan pelatihan itu tidak lepas dari pertimbangan isi materi kurikulum yang berlaku secara utuh. Isi pendidikan dan pelatihan menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Depdikbud, 1993:2) meliputi hal- hal sebagai berikut: a. Komponen Pendidikan Umum (Normatif) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah PPKN, Sejarah, dan Bahasa Indonesia.

  b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif) dimaksudkan untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, dan kewirausahaan.

  c. Komponen Teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan tentang teknis dasar keahlian kejuruan. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Pelayanan Prima, Membuka Usaha Kecil, Siklus Akuntansi, Surat Niaga dan Kearsipan, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Perbankan.

  d. Komponen Praktik Dasar Profesi yaitu berupa latihan kerja untuk e. Komponen Praktek Keahlian Profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai keahlian dan sikap kerja professional.

4. Standar Profesi Praktek Industri

  Siswa peserta praktek industri telah bekerja seperti karyawan di industri atau instansi tersebut, maka siswa dituntut menjadi seorang yang professional (Depdikbud:1993) yang ditandai dengan kinerja sebagai berikut:

  a. Disiplin Disiplin yaitu kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan suatu yang ditaati, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas.

  b. Kerjasama Kerja sama yaitu kesanggupan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna.

  c. Inisiatif Inisiatif yaitu kesanggupan untuk mengambil keputusan, langkah- langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari pembimbing.