PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

Afrizal Putra Bujuri

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

Afrizal Putra Bujuri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa, (2) Pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa, (3) Pengaruh motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data penelitian dengan teknik dokumentasi dan penyebaran angket. Objek dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil dari populasi kelas XI yaitu siswa kelas XI IPS SMA Swahipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Geografi. Analisis data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi regresi linier ganda dan regresi linier ganda.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015 dengan kontribusi pengaruh sebesar 36,5 %, (2) ada pengaruh yang signifikan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015 dengan kontribusi pengaruh sebesar 33,2 %, (3) ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015, dengan kontribusi pengaruh sebesar 71,8%. Kata Kunci:Kesiapan Belajar, Motivasi belajar, dan Prestasi Belajar Geografi.


(3)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

AFRIZAL PUTRA BUJURI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

Penulis dilahirkan di Wonosobo, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 07 September 1989. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Buhman dan Ibu Maryati.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu: Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Aisyah Bustanul Athfal Wonosobo pada tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Soponyono diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Kota Agung pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Kota Agung pada tahun 2007.

Selanjutnya pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur non Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada kegiatan akademik, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) terpadu di Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Bali pada tanggal 11-18 juni 2010. Kemudian pada tanggal 31 januari sampai 4 april 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Budaya Bandar Lampung.


(8)

Dan DIA telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan karunia Allah itu sangat besar.

(QS. An-Nisâ: 113)

Jika Persoalan telah sangat sulit, tunggulah jalan keluarnya Sebab ia akan segera menemukan jalan keluarnya.

(DR. Aidh Al-Qarni)

Kesempatan itu bukan cuma sekali Kesempatan itu datang berkali-kali

Tetapi manusia melakukan kesalahan Berkali-kali (Hitam Putih)

Jangan kau angkat Langit di Bahu besarmu,

Karena meski engkau kerahkan seluruh kemampuanmu, Engkau takkan pernah mampu, Cukup Tunjuk satu bintang dan berusahalah menggapainya meski harus bermandi peluh dan air mata.

(Penulis)

Bosan adalah sebuah kelalaian Dan kelalaian akan menghanyutkanmu di muara kehancuran.


(9)

✁ ✂✄ ✁☎☎✆✝ ✁✞ ✞✆✝ ✄✆✟✁ ✞✞ ✠✝ ✁✄

✡☎✝ ✆✄☛ ☞☎ ✁☎☎✆✝ ✁✞ ✠✌ ✌✁☎✆☎✆✄ ✁✟✍✎ ☞☞✏✆✑ ✎✆✟✎✆✟ ✞✆ ✂✆ ✂✒ ☞✎ ☞✞✒✆✟✓✔✆✎ ✔✕✞✝ ✁✟✓ ✓✆✎✕✑✆☛✆ ✡☎☎✆✝ ✖WT yang telah melimpahkan karunia dan

rahmat-Nya dan sholawat serta salam kepada Baginda Rosululloh Nabi Muhammad SAW, kupersembahkan karya sederhana ini kepada: Teristimewa untuk Bak dan Makku tersayang yang selalu berdo a disetiap sujud, menyandarkan harapan disetiap tetes keringat demi keberhasilan anak-anakmu. Terima kasih yang tiada tara, sujud baktiku atas segala kasih sayang dan pengorbananmu. Semoga engkau senantiasa

dalam lindungan, kasih sayang dan ridho Allah SWT.

Adik-adikku tersayang, Dian andesta Bujuri, Tri Angga Bujuri dan gadis kecil Dina Putri Bujuri yang selalu menjadi motivasiku, keberhasilan ini

tidak akan tercapai tanpa kalian.

Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan banyak doa dan dukungan untuk keberhasilanku.

Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku.

Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah menggoreskan tinta di lembaran kisah kehidupanku.

Para pendidik atas keikhlasan dan kesabarannya dalam mendidikku.


(10)

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirrabbil’aalamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan Berkat bimbingan, arahan, pemikiran, saran, nasihat dan kesabaran dari Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd. selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Hi. Sudarmi, M.Si. Selaku pembimbing pembantu dan Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. Selaku Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran untuk perbaikan demi terselesaikannya skripsi ini. Tiada yang dapat penulis berikan selain do’a yang

tulus dan ikhlas, semoga ilmu yang diberikan selama proses bimbingan menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal ibadah disisi Allah swt.


(11)

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang akademik di fakultas.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang sarana dan prasarana di fakultas.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang mengurusi bidang kemahasiswaan di fakultas.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas bimbingan dan arahannya dalam kegiatan akademik di program studi pendidikan geografi.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada penulis selama perkuliahan.


(12)

Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan ilmu yang bermanfaat.

8. Kepala Sekolah SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan, Ibu Dra. Hj. Nurpuri S. yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 9. Ibu Frida Magdalena, S.Pd. selaku guru mata pelajaran geografi kelas XI di

SMA Swadhipa Bumisari Natar yang telah membantu dalam penyelesaian pelaksanaan penelitian.

10. Teristimewa untuk Bak dan Makku tersayang. Terimakasih atas kasih sayang yang tidak ternilai mengiringi setiap perjalanan hidupku. Adik-adikku tercinta Dian Andesta Bujuri, Tri Angga Bujuri dan Dina Putri Bujuri yang selalu membawa senyuman dan motivasi dalam hidupku. Serta Keluarga besarku yang telah memberi dorongan dan dukungannya untuk keberhasilanku.

11. Sahabat-sahabat terbaikku, Rio Ristayudi, S.Pd., Rio Randi, Fitra Jaya Agung, Panca Satria, Fegi Irvan Adithia, S.T, Acil, Usi, malis, Irfan Prima Aldi, S.Pd. serta seluruh sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas persahabatan, kebersamaan, nasihat, dan kebersamaannya selama ini.

12. Kepada keluarga besar Asrama Antika, Juanda Ali, Deki Saputra, S.Pd, Ade Cafesa, Roma Aprizon, S.Pd. Sanjaya, Mustakim, terimakasih atas kebersamaan dan bantuannya selama ini.


(13)

kebersamaannya selama ini, terimakasih atas kisahnya sahabatku.

14. Kakak-kakak tingkat Pendidikan Geografi yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas motivasi dan bantuannya.

15. Adik-adik tingkat Pendidikan Geografi, Andi, gita, ipul, nuri, jefri, angga, mulyasari dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas motivasi dan bantuannya.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesikan skripsi ini. Semoga segala ketulusan bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat ridho dari Allah swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, April 2015 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 11

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Kegunaan Penelitian ... 12

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Belajar ... 14

2. Pembelajaran Geografi ... 17

3. Motivasi Belajar ... 21

3.1 Pengertian Motivasi ... 21

3.2 Pengertian Motivasi Belajar ... 23

3.3 Prinsip-prinsip Motivasi ... 26

3.4 Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 26

3.5 Macam-Macam Motivasi ... 27

3.6 Ciri-ciri Motivasi Belajar... 28

4. Kesiapan Belajar ... 29

4.1 Pengertian Kesiapan ... 29


(15)

6. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 38

7. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 39

8. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Sisw Terhadap Prestasi Belajar ... 39

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 41

C. Kerangka Pikir ... 42

D. Hipotesis ... 43

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 45

C. Variabel Penelitian ... 46

a. Variabel Bebas ... 46

b. Variabel Terikat ... 46

D. Definisi Operasional Variabel ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 52

1. Teknik Dokumentasi ... 53

2. Angket ... 53

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 58

1. Uji Prasyarat Analisis Statistik Parametrik ... 58

2. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi ... 59

H. Pengujian Hipotesis ... 60

1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Sendiri-Sendiri) ... 60

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Serentak/ Bersama-sama) ... 63


(16)

1. Lokasi Geografis Daerah Penelitian ... 66

2. Sejarah Berdirinya SMA Swadhipa Bumisari Natar ... 69

3. Visi, Misi dan Tujuan SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan ... 71

4. Keadaan Gedung SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan ... 75

5. Keadaan Guru SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan ... 73

6. Keadaan Siswa SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan ... 76

B. Deskripsi Data ... 77

1. Pengumpulan Data ... 77

2. Motivasi Belajar (X1) ... 78

3. Kesiapan Belajar (X2) ... 79

4. Prestasi Belajar Geografi (Y) ... 79

C. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 81

1. Uji Persyaratan Analisis Parametrik ... 81

2. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi ... 82

D. Pengujian Hipotesis ... 83

1. Pengujian Hipotesis Secara Sendiri Sendiri (Parsial) ... 83

a. Pengujian Hipotesis Pertama ... 83

b. Pengujian Hipotesis Kedua ... 84

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Serentak Bersama-sama)... 86

E. Pembahasan ... 87

1. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa .. 88

2. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa . 96 3. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar ... 100


(17)

B. Saran ... 107 DAFTAR PUSTAKA ... 108 LAMPIRAN ... 111


(18)

1. Nilai Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun

Pelajaran 2014/2015 ... 9 2. Jumlah Populasi Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar

Tahun Pelajaran 2014/2015... 45 3. Variabel, Definisi Variabel, Indikator dan Skala ... 50 4. Rentang Koefisien Reliabilitas ... 56 5. Daftar Jumlah Ruang di SMA Swadhipa Bumisari Natar Lampung

Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 72 6. Daftar Nama Guru SMA Swadhipa Bumisari Natar Menurut Jenjang

Pendidikan dan Bidang Studi yang Diajarkan Tahun Pelajaran

2014/2015 ... 75 7. Keadaan Siswa SMA Swadhipa Bumisari Natar Berdasarkan Kelas

dan Jenis Kelamin Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 77 8. Nilai Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI

SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015... 80 9. Hasil Uji Normalitas Variabel Motivasi Belajar (X ), Kesiapan

Belajar ( ) dan Prestasi Belajar (Y) ... 81 10. Hasil Uji Linieritas Variabel Motivasi Belajar (X ) dengan Prestasi


(19)

1. Paradigma Pengaruh Motivasi Belajar Siswa (X1) dan Kesiapan

Belajar Siswa (X2) Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa (Y) ... 43 2. Peta Lokasi SMA Swadhipa Bumisari Desa Bumisari, Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan... 68 3. Denah Ruang SMA Swadhipa Bumisari Natar ... 74


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada propinsi-propinsi di Indonesia termasuk propinsi Lampung. Pada era globalisasi persaingan antar bangsa tidak lagi mengandalkan kekuatan fisik melainkan otaklah yang menjadi senjata mereka dalam menguasai dunia, dari kemampuan otak, manusia dapat berfikir dan timbul kreativitas serta inovasi sehingga terciptalah ilmu pengetahuan dan teknologi. kehidupan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, pertahanan dan keamanan dapat dikuasai dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara yang tidak siap untuk menghadapi arus globalisasi akan menjadi bangsa terbelakang, terpuruk dan terperangkap dalam lingkaran kemiskinan, ketidakadilan serta ketidakpastian dalam menghadapi masa depan.

fenomena ini mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya bidang pendidikan. Starategi yang dibutuhkan untuk menghadapi fenomena ini dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dalam rangka meningkatkan kecerdasan bangsa, hal ini seperti yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia


(21)

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah proses panjang dan berkelanjutan untuk mentransformasikan peserta didik menjadi manusia yang sesuai dengan tujuan penciptaannya yaitu bermanfaat bagi dirinya, bagi sesama, bagi alam semesta beserta segenap isi dan peradabannya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai kewajiban mendidik anak-anak agar menjadi penerus generasi bangsa dan mewujudkan pendidikan nasional. Siswa wajib mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Slameto (2003: 1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, dengan demikian keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan diperlukan adanya kurikulum dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum adalah konten dan proses formal maupun non formal dimana siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah (Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991: 7).


(22)

Saat ini kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah kurikulum 2013. Menurut dyki (2013) kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa untuk mampu melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh siswa setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan jauh lebih baik. Hal ini dapat membuat siswa akan lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif, sehingga siswa bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, setiap kurikulum pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penyempurnaan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia demi menciptakan peserta didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia dan sesuai dengan pancasila demi memenuhi perkembagan zaman.

Menurut Molle(2013) ada beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013

yang terbagi menjadi tiga aspek diantaranya: 1. Pengetahuan

Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013 masih serupa dengan aspek di kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperoleh juga dari ulangan harian, ujian mid semester, ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas. Pada kurikulum 2013 , pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan sebelumnya.


(23)

2. Keterampilan

Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia. Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skil atau kemampuan, misalnya kemampuan untuk mengemukakan opini atau pendapat, berdiksusi, bermusyawarah, membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi. Aspek keterampilan sendiri merupakan salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.

3. Sikap

Aspek sikap merupakan aspek tersulit dalam penilaian. Sikap meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi dan agama. Kesulitan penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu mengawasi siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.

Sementara untuk buku Laporan Belajar (RAPOR) pada kurikulum 2013 ditulis berdasarkan pada interval serta dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik. Upaya penilaian pada rapor di kurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam tiga kolom yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pendidikan menengah di Indonesia secara umum digolongkan menjadi lima kelompok yaitu: Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan dan Sekolah Menengah Luar Biasa.

SMA Swadhipa Bumisari Natar merupakan salah satu sekolah swasta yang ikut menyelenggarakan pendidikan dengan jumlah siswa 243 siswa yang terdiri dari kelas X sebanyak 77 siswa yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas X 1 sebanyak 40 siswa dan kelas X 2 sebanyak 37 siswa. Kelas XI sebanyak 69 siswa,


(24)

yang terbagi menjadi dua yaitu 34 siswa kelas XI IPA dan 35 siswa kelas XI IPS. Sementara untuk siswa kelas XII berjumlah 96 siswa yang terbagi menjadi tiga kelas yaitu: kelas XII IPA sebanyak 33 siswa, kelas XII IPS 1 sebanyak 31 siswa dan sebanyak 32 siswa kelas XII IPS 2. Seluruh siswa yang sekolah di SMA Swadhipa Bumisari merupakan tanggung jawab semua pihak sekolah untuk mencerdaskan dan menciptakan peserta didik yang lebih kreatif dan terampil. Pelajaran Geografi merupakan mata pelajaran yang masuk dalam kelompok peminatan ilmi-ilmu sosial. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, 2001: 11). Tingkat penguasaan pembelajaran dan tingkat keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam pelajaran geografi biasanya diukur dari tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Dalam proses pembelajaran yang berlangsung tidak semua materi pelajaran dapat tercapai oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih oleh siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka pada suatu mata pelajaran. Tidak semua siswa mendapat prestasi yang sama dalam setiap pelajaran, ada siswa yang telah tuntas KKM dan tidak tuntas KKM, tergantung dari kemampuan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran itu sendiri.

Penetapan KKM merupakan salah satu komponen administrasi yang harus dibuat oleh seorang guru. KKM merupakan pegangan minimal dalam menentukan apakah seorang siswa sudah dapat dikatakan tuntas atau tidak dalam belajar baik


(25)

dari segi Indikator, Kompetensi Dasar (KD) maupun Standar Kompetensi (SK) yang harus diketahui. KKM yang ditetapkan SMA Swadhipa Bumisari Natar untuk mata pelajaran geografi adalah 80.

Penetapan KKM ini ditetapkan awal tahun pelajaran oleh MGMP (Musayawarah Guru Mata Pelajaran) yang diketahui dan disetujui Kepala Sekolah. Penetapan KKM di SMA Swadhipa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria penetapan KKM yaitu:

1. Kompleksitas SK, KD dan Indikator (tingkat kesulitan dan kerumitan materi yang akan dipelajari)

2. Daya dukung (sarana dan prasarana yang ada, kemampuan guru, lingkungan dan biaya yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari)

3. Intake siswa (tingkat kemampuan rata-rata siswa)

Penentuan nilai tingkat kemampuan siswa dilihat dari hasil raport kelas terakhir dari tahun sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya adalah faktor motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan atau dorongan seseorang dalam mencapai sebuah tujuan. Siswa yang memiliki keinginan yang kuat dalam mempelajari dan memahami sesuatu akan terdorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah B. uno (2007: 28) seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan akan memperoleh hasil yang baik.


(26)

Faktor motivasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak diri siswa dalam memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang ingin dikehendaki dapat tercapai.

Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, guru telah memberikan semangat kepada siswa dengan terlebih dahulu menjelaskan kompetensi inti, standar kompetensi dan kompetensi dasar agar siswa terdorong untuk belajar sesuai dengan tujuan tersebut. Pada kenyataannya, motivasi belajar siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar masih ada yang rendah. Hal ini terbukti dengan kurangnya semangat siswa dalam belajar, kurangnya interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran seperti bertanya ataupun diskusi, sikap enggan berkonsultasi kepada guru apabila mengalami kesulitan terhadap pelajaran, tidak menunjukkan minat terhadap bermacam masalah dan kurang tekun menghadapi tugas seperti seringnya siswa terlambat mengumpulkan tugas.

Selain motivasi belajar siswa, faktor lain yang mempengaruhi dalam prestasi belajar adalah kesiapan belajar siswa. Kesiapan belajar mempengaruhi aspek kognitif. Kondisi siswa yang siap melakukan proses pembelajaran, akan berusaha merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk memberikan jawaban yang benar tentunya siswa harus mempunyai pengetahuan dengan cara membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan oleh guru. Dalam mempelajari materi tentunya siswa harus mempunyai buku pelajaran sebagai acuan untuk belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas XI di SMA Swhadhipa Bumisari Natar Lampung Selatan, diketahui beberapa indikasi siswa


(27)

memiliki kurang adanya kesiapan dalam belajar. Hal ini terlihat dari siswa sering keluar ruangan ketika mengikuti pelajaran, siswa juga kurang begitu memperhatikan alat-alat atau perlengkapan belajar, tidak mempunyai alat tulis dan buku-buku pelajaran, padahal kesiapan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting bagi pencapaian prestasi belajar.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa tidak hanya cukup dengan mendengar dan mencatat saja tetapi siswa juga harus melakukan kegiatan belajar lainnya seperti latihan mengerjakan soal-soal, melakukan diskusi, merangkum pelajaran dan lain-lain. Cara tersebut dapat membuat siswa memiliki pengetahuan yang lebih luas. Belajar merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan bertujuan, dalam belajar siswa dituntut untuk melakukan kegiatan seperti mengatur waktu untuk belajar, aktif mengikuti pelajaran, membuat catatan dari hasil penjelasan guru, membuat literatur serta memahami materi pelajaran.

Selain motivasi belajar, kesiapan belajar dan kegiatan belajar siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah sikap siswa terhadap penampilan guru mengajar atau kemampuan harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas rendahnya prestasi belajar siswa diperkirakan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya motivasi belajar siswa, kesiapan


(28)

belajar siswa, kegiatan belajar siswa dan sikap siswa terhadap penampilan guru dalam mengajar.

Salah satu indikator untuk mengetahui mutu pembelajaran di sekolah yaitu dengan mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa dari hasil proses pembelajaran di kelas. Pada kenyataannya tidak setiap siswa memiliki prestasi yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pra riset yang dilakukan di SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan dalam mata pelajaran geografi siswa kelas XI semester ganjil seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Nilai Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015

No Kriteria Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Kelas XI IPA Jumlah Siswa Kelas XI IPS Total Siswa Kelas XI Persent ase (%) 1. 2.

Tuntas≥80 Tidak Tuntas < 80

16 19 23 11 39 30 56,52 47,48

Total 35 34 69 100

Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas XI Semester Ganjil SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan SMA Swadhipa Bumisari Natar untuk mata pelajaran geografi adalah 80. Dari tabel 1 di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar yang diperoleh seluruh siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan masih tergolong rendah karena sebanyak 39 siswa atau sebanyak 56,52% tuntas belajar dan sebanyak 30 siswa atau 47,48% tidak tuntas belajar yaitu berada di bawah nilai 80 atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan SMA


(29)

Swadhipa Bumisari Natar. Untuk nilai tertinggi dari seluruh kelas yaitu 85, nilai terendah yaitu 57,5.

Menurut Djamarah dan Aswan Zein (1996: 128) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka persentasi keberhasilan pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Berdasarkan rata-rata nilai mata pelajaran geografi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan masih tergolong rendah.

Berdasarkan prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji mengenai “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun

Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar Geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar 2. Kesiapan belajar Geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar 3. Kegiatan belajar Geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar 4. Sikap siswa dalam pembelajaran Geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa

Bumisari Natar


(30)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dimaksudkan membahas masalah tentang motivasi belajar (X1), kesiapan belajar (X2) dan prestasi belajar geografi siswa (Y), yaitu apakah ada pengaruh motivasi dan kesiapan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa.

D. Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan batasan masalah di atas maka masalahnya adalah “ rendahnya prestasi belajar siswa kelas XI dalam mata pelajaran Geografi”, dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015? 2. Apakah ada pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Geografi

siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah ada pengaruh motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi

belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015.


(31)

2. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015.

F. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

2. Dapat disumbangkan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar Geografi siswa kelas XI di SMA Swadhipa Bumisari Natar. 3. Dapat dijadikan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih dalam

lagi tentang masalah ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah pengaruh motivasi dan Kesiapan belajar siswa mata pelajaran Geografi SMA Swadhipa Bumisari Natar.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah Siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Swadhipa Bumisari Natar Kabupaten Lampung Selatan.


(32)

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2014/2015 5. Ruang lingkup ilmu adalah pembelajaran geografi.

Pembelajaran geografi adalah pembelajaran yang memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi siswa karena dengan belajar siswa menjadi tahu yang sebelumnya tidak tahu dan menjadi bisa dari tadinya yang tidak bisa. Melalui belajar siswa mendapat ilmu pengetahuan dan keterampilan yang baru.

Menurut B. Uno (2007: 21) Belajar ialah proses perubahan tingkahlaku yang dapat dinyatakan dalam bentuk pengkiasan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi lingkungannya.

Menurut Djamarah (2008: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan


(34)

psikomotor. Menurut Hamalik (1989: 27) belajar menurut pandangan modern adalah proses perubahan tingkahku berkat interaksi dengan lingkungan.

Menurut Nana Sudjana (dalam Siraj, 2011) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti adanya perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuan serta perubahan-perubahan aspek lainnya pada individu belajar.

Dari pengertian berdasarkan pendapat yang disampaikan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dalam perubahan tingkahlaku dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap seseorang dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Melalui belajar, manusia mengalami perubahan tingkahlaku sehingga tingkahlakunya berkembang. Seperti yang dikutip sebelumnya bahwa belajar merupakan sebuah proses bukan hasil sehingga belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai perbuatan untuk mencapai tujuan. Pengalaman belajar oleh seseorang akan diikuti, meresap dalam jiwanya, mengubah tingkahlakunya kearah yang lebih baik dan merupakan realisasi dari pengetahuan yang diperolehnya. Perubahan tingkahlaku meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang didapat dari pengalaman belajarnya.


(35)

Ciri-ciri perubahan tingkahlaku dalam belajar menurut (Slameto, 2003: 3-5) antara lain adalah:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau berarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkahlaku.

Untuk melengkapi pengertian mengenai belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Dalam hal ini Sardiman A.M (2007: 24) membagi beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain:

1. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. 2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri pada

siswa.

3. Belajar akan lebih mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi dari dalam atau kesadaran individu.

4. Belajar merupakan proses pencobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan sesuai dengan keadaan atau pembiasaan.

5. Kemampuan pelajaran siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

6. Belajar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1) Diajar secara langsung.

2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun dan lain-lain).

3) Pengenalan dan peniruan.

7. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.

8. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.

9. Bahan pelajaran yang bermakna atau berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari daripada bahan yang kurang bermakna.

10. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar. 11. Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka raga tugas,

sehingga siswa melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.


(36)

2. Pembelajaran Geografi

Menurut Erastothenes (dalam Waluyo, 2009: 4) Geografi adalah penulisan tentang bumi. Definisi ini sesuai dengan perkembangan geografi pada masa itu yang membicarakan keadaan daerah-daerah lain (geo = bumi; graphein = penulisan atau uraian). Menurut Strabo (dalam Waluyo, 2009: 4) menyebutkan bahwa geografi erat kaitannya dengan karakteristik tertentu mengenai suatu tempat dengan memperhatikan juga hubungan antara berbagai tempat secara keseluruhan. Geografi sejak perkembangannya, dimulai dari menceritakan tentang daerah lain, sudah lebih dikhususkan lagi dan sudah adanya konsep region yaitu daerah yang sudah mempunyai cirri khas tersendiri dan adanya hubungan antardaerah (tempat).

Menurut Seminar Lokakarya (SEMLOK) mengenai kualitas pembelajaran geografi di Semarang tahun 1988: Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmadja 2001: 11).

Berdasarkan pendapat di atas bahwa objek kajian geografi meliputi atmosfer (lapisan udara), biosfer (lapisan kehidupan), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan litosfer (lapisan batuan, kulit bumi) yang ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan yang menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan sebagai akibat adanya relasi keruangan unsur-unsur geografi yang membentuknya.

Pembelajaran geografi adalah pembelajaran yang memberikan pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan


(37)

gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya, yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.

Menurut Fairgrieve (dalam Sumaatmadja, 2001: 16) mengemukakan pembelajaran geografi berfungsi untuk membina dan mengembangkan kemampuan warga negara untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan disekitarnya dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya.

Menurut Seminar dan Lokakarya (SEMLOK) tahun 1998 (dalam Sumaatmadja, 2001) ada 10 konsep esensial geografi yaitu sebagai berikut:

1. Konsep lokasi

Suatu tempat di permukaan bumi memiliki nilai ekonomi apabila dihubungkan dengan harga.

2. Konsep jarak

Jarak dihubungkan dengan keuntungan yang diperoleh, sehingga manusia cenderung akan memperhitungkan jarak.

3. Konsep keterjangkauan

Hubungan atau interaksi antartempat dapat dicapai, baik dengan menggunakan sarana transportasi umum, tradisional, atau jalan kaki.

4. Konsep pola

Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan atau interaksi alam dengan alam, hubungannya dengan pola persebaran, seperti sebagai berikut.

5. Konsep morfologi

Bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses alam dan hubungannya dengan aktivitas manusia.

6. Konsep aglomerasi

Pengelompokan penduduk dan aktivitasnya di suatu daerah. 7. Konsep nilai kegunaan

Manfaat suatu wilayah atau daerah mempuyai nilai tersendiri bagi orang yang menggunakannya.


(38)

8. Konsep interaksi dan interdependensi

Setiap wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan wilayah lain, sehingga memunculkan adanya hubungan timbal balik dalam bentuk arus barang dan jasa, komunikasi, persebaran ide, dan lain-lain.

9. Konsep differensiasi area (struktur keruangan atau distribusi keruangan) Suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain. Wilayah di permukaan bumi memiliki perbedaan nilai yang terdapat di dalamnya.

10. Konsep keterkaitan keruangan (proses keruangan)

Suatu wilayah dapat berkembang karena adanya hubungan dengan wilayah lain, atau adanya saling keterkaitan antarwilayah dalam memenuhi kebutuhan dan sosial penduduknya.

Tujuan pembelajaran geografi meliputi tiga aspek, yaitu: 1. Pengetahuan

Tujuan pembelajaran geografi dalam aspek pengetahuan antara lain:

a. Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.

b. Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.

c. Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan wilayah Negara atau dunia.

2. Keterampilan

Tujuan pembelajaran geografi dalam aspek keterampilan antara lain:

a. Mengembangkan keterampilan, mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan binaan.

b. Mengembangkan keterampilan, mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek-aspek keruangan.


(39)

c. Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

3. Sikap

Tujuan pembelajaran geografi dalam aspek sikap antara lain:

a. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.

b. Mengembangkan sikap melindungi dan tanggungjawab terhadap kualitas lingkungan hidup.

c. Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumberdaya.

d. Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran geografi sangat luas yang mencakup pengetahuan yaitu mengembangkan konsep dasar geografi baik pola keruangan, sumberdaya alam maupun lingkungan sekitar, keterampilan yang mencakup kemampuan mengamati, mengumpulkan menganalisis fenomena-fenomena geografi dan sikap pada diri siswa seperti kesadaran, toleransi serta kepekaan terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi.


(40)

3. Motivasi belajar

3.1 Pengertian Motivasi

Seorang guru dapat berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena walaupun pada hakikatnya motivasi itu tumbuh dalam diri siswa tetapi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar, salah satu yang berperan penting dalam hal ini adalah guru. Seorang guru yang baik harus dapat meningkatkan motivasi siswanya dalam belajar.

Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang yang membatasi/mengatasi tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto 2007: 61). Menurut Djamarah (2008: 152) motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Menurut Donald dalam Sardiman A.M (2007: 74), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang di kemukakan Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena


(41)

menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang /terdorong oleh adanya unsur lain yaitu tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Ketiga elemen di atas menunjukkan motivasi adalah hal yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Suryabrata (2008: 70) juga menyatakan motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Greenberg mengemukakan ”motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.”

Menurut Victor H. Vroom (dalam Sudrajat, 2008) mengemukakan sebuah teori tentang motivasi yang dikenal dengan ”Teori Harapan”. Menurut teori ini, Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya. Hal ini dapat diartikan apabila seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar seseorang tersebut akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya


(42)

apabila harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.

Berdasarkan pendapat di atas, motivasi terjadi sebelum suatu tujuan tercapai atau dengan kata lain motivasi itu timbul pada diri individu pada saat proses untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan ini terutama dalam dunia pendidikan. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar, diharapkan setiap individu dapat memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan belajarnya. Tingkahlaku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, pengetahuan dan pengertian, serta kebutuhan estetik. Kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkahlaku individu. Kebutuhan-kebutuhan ini yang mendorong minat manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3.2 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar adalah dua unsur yang sangat penting untuk merealisasikan suatu hasil belajar yang baik dari perolehan pembelajaran seorang siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi/memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada individu yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkahlaku yang pada


(43)

umumnya terdapat beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peran besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Hakim (2005: 26) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya dalam belajar (Djamarah, 2008: 95).

Donald dalam Soemanto (2006) juga mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah perubahan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan, dimana di dalamnya merupakan bagian dari belajar.

B. Uno (2007: 28) mengatakan seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya apabila seseorang tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama.

Menurut B. Uno (2007), indikator motivasi belajar dapat diklasifiksikan sebagai berikut:

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4. Adanya penghargaan dalam belajar,

5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan individu dapat belajar dengan baik.


(44)

Indikator motivasi belajar terhadap siswa diatas menunjukkan bahwa motivasi yang dimiliki siswa berasal dari motivasi intrinsik (motivasi yang timbul dari dalam diri siswa) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang timbul karena ada rangsangan dari luar). Motivasi intrinsik digambarkan dalam butir indikator yang berbunyi adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan adanya harapan dan cita-cita masa depan. Sementara motivasi ekstrinsik terdapat dalam butir indikator adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan individu dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar itu dan memberikan arah perilaku individu untuk belajar.

Motivasi belajar adalah sebuah dorongan yang muncul sehingga individu tersebut mampu bergerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


(45)

Peran motivasi dalam proses pembelajaran sangatlah penting, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas.

3.3 Prinsip - Prinsip Motivasi

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa motivasi. Djamarah (2008: 152) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yaitu sebagai berikut:

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. 3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.

4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.

6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Perananan motivasi akan lebih optimal bila prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas pembelajaran. Jika prinsip-prinsip ini sudah dilakukan dalam proses pembelajaran maka hasilnya motivasi akan lebih optimal sehinggga prestasi belajar meningkat.

3.4 Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil pula proses belajar tersebut, sehingga motivasi akan senantiasa


(46)

menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivasi mempengaruhi adanya sebuah kegiatan dan motivasi sangat erat hubungannya dengan sebuah tujuan.

Sehubungan dengan hal tersebut, menurut Sardiman A.M (2007: 85) ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

3. Menyeleksi tujuan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya dengan hal lain yang tidak serasi dengan tujuan.

Fungsi lain dari motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3.5 Macam-Macam Motivasi

Macam-macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian motivasi menjadi sangat bervariasi. Menurut Djamarah (2008: 149) membedakan motivasi menjadi dua yaitu:


(47)

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Seorang siswa yang memiliki motivasi intrinsik memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. 2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila anak didik menempatkan tujuan belajarnya untuk mendapat penghargaan dari orang lain. Berdasarkan dua macam motivasi di atas motivasi intrinsik memang lebih baik dari motivasi ekstrinsik, namun bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik atau tidak penting. Dalam kegiatan pembelajaran tetaplah penting sebab keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan apabila ada komponen lain dalam pembelajaran ada yang kurang menarik bagi siswa maka motivasi ekstrinsik atau rangsangan dari luar sangat diperlukan.

3.6 Ciri-ciri Motivasi

Untuk melihat seorang siswa termotivasi atau tidaknya dalam pembelajaran dapat dilihat dari ciri-ciri yang terdapat pada diri siswa itu sendiri. Sardiman A.M (2007: 83) membagi ciri-ciri motivasi yang ada pada diri setiap orang sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet mengahadapi kesulitan (tidak lekas putus asa, tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).


(48)

d. Lebih senang kerja mandiri (tidak bergantung pada yang lain)

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya apabila sudah yakin akan sesuatu. g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Pendapat di atas menyebutkan bahwa ciri-ciri anak yang memiliki motivasi tinggi, biasanya memiliki sifat tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, tidak tergantung pada orang lain, dapat mempertahankan pendapatnya dan senang memecahkan soal.

4. Kesiapan belajar

4.1 Pengertian Kesiapan

Pada dasarnya setiap kegiatan atau pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah dipersiapkan terlebih dahulu. Kesiapan diri akan memicu seseorang untuk memperjuangkan apa yang di cita-citakan. Belajar tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan atau dengan paksaan karena hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang belum siap untuk belajar. Kesiapan untuk belajar merupakan suatu kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.

Kesiapan belajar akan membawa seseorang untuk siap memberikan respon terhadap situasi yang dihadapi melalui caranya sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2010: 39) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan belajar.


(49)

Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecendrungan memberi respon. Sedangkan menurut Hamalik (2003: 41) kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu.

Menurut Dalyono ( 2010: 165) Seseorang baru akan dapat belajar tentang sesuatu apabila di dalam dirinya sudah terdapat radiness yaitu kemampuan untuk mempelajari sesuatu. Sedangkan Soemanto (1998: 191) mengemukakan bahwa

radinesssebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Kesiapan siswa dalam belajar merupakan kondisi diri siswa yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Kesiapan diri siswa akan melahirkan perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena jika siswa telah memiliki kesiapan, maka prestasi belajarnya akan lebih baik.

4.2 Prinsip-prinsip Kesiapan

Menurut Soemanto (1998: 192) prinsip-prinsip bagi perkembangan radiness

meliputi:


(50)

2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan psikologis individu.

3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baik jasmaniah maupun rohaniah.

4. Apabilaradinessuntuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada diri seseorang merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya. Menurut Slameto (2003: 115) mengemukakan prinsip-prinsip kesiapan adalah sebagai berikut:

1. Semua aspek berkembang dan berinteraksi (saling mempengaruhi).

2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

3. Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.

4. Kesiapan merupakan dasar dari kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama pembentukan dalam masa perkembangan.

Berdasarkan prinsip-prinsip di atas menjelaskan bahwa pencapaian di masa lalu berpengaruh terhadap aktivitas-aktivitasnya sekarang dan apa yang terjadi saat ini akan memberikan radiness individu dimasa yang akan datang. Dengan adanya persiapan belajar yang baik maka akan diperoleh prestasi yang baik.

4.3 Faktor-faktor Kesiapan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor kesiapan belajar dari beberapa pendapat yaitu sebagai berikut:

Menurut Slameto (2003: 115) kondisi kesiapan mencakup tiga aspek, yaitu: 1. Kondisi fisik, mental dan emosional.

2. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.


(51)

Aspek-aspek kesiapan menurut Slameto (2003: 115) adalah: 1. Kematangan (maturation)

Kematangan adalah proses yang menimbulkan perubahan tingkahlaku sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan.

2. Kecerdasan

Disini hanya dibahas perkembangan kecerdasan menurut J. Piaget. Menurut J. Piaget dalam Slameto (2003: 115) perkembangan kecerdasan adalah sebagai berikut:

a. Sensori motor periode(0-2 tahun)

Anak banyak bereaksi reflek, reflek tersebut belum terkoordinasikan. Terjadi perkembangan perbuatan sensori motor dari yang sederhana ke yang relative lebih kompleks.

b. Preoperational periode(2-7 tahun)

Anak mulai mempelajari nama-nama dari objek yang sama dengan apa yang dipelajari orang dewasa.

c. Concrete operation (7-11 tahun) yaitu Anak mulai dapat berfikir terlebih dahulu akibat-akibat yang mungkin terjadi dari perbuatan yang akan dilakukannya, anak tidak akan bertindak coba-coba salah ( trial and error). d. Formal operation(lebih dari 11 tahun)

Kecakapan anak tidak lagi terbatas pada objek-objek yang konkrit serta: a) Anak dapat memandang kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui

pemikirannya.

b) Dapat mengorganisasikan situasi atau masalah

c) Dapat berfikir dengan benar (dapat berfikir yang logis, mengerti hubungan Sebab akibat, memecahkan masalah atau berfikir secara ilmiah).

Menurut Djamarah (2010: 13) faktor-faktor kesiapan meliputi: 1. Kesiapan Fisik

Misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari gangguan lesu, mengantuk dan sabagainya).

2. Kesiapan Mental

Kesiapan mental ini meliputi adanya hasrat untuk belajar, dapat berkonsentrasi dan ada motivasi intrinsik.


(52)

Misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dan lain-lain.

Dari beberapa teori tentang kesiapan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan belajar memiliki tiga aspek yang dapat mempengaruhinya yaitu fisik, mental dan sarana.

1. Kesiapan fisik

Kesiapan fisik mencakup kondisi fisik yang temporer seperti sakit, lemah, lesu, kondisi penglihatan, pendengaran serta yang permanen misalnya cacat tubuh. Jika seseorang siswa memiliki kondisi fisik yang kondusif maka akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan dalam belajar. Tetapi jika kondisi fisik seorang siswa kondusif maka akan mencapai tingkat kesiapan yang maksimal dan akan mendukung terlaksananya proses belajar yang lebih optimal jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki kondisi fisik yang kondusif.

2. Kesiapan Mental

Kondisi kesiapan mental menyangkut kecerdasan anak, persiapan anak sebelum mengikuti pembelajaran, kondisi anak yang dapat berkonsentrasi atau tidak pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dan kondisi mental yang tidak tertekan dengan adanya tugas dan termasuk didalamnya motivasi intrinsik. Siswa yang cerdas dan berbakat memungkinkan untuk mempersiapkan dirinya sebelum mengikuti pembelajaran dengan cara mempelajari materi dari buku diktat atau buku yang sejenis sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan demikian siswa lebih berkonsentrasi saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan lebih baik.


(53)

3. Kesiapan Sarana

Kesiapan sarana belajar adalah kebutuhan siswa mencakup peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat belajar seperti buku pelajaran atau catatan pelajaran, sarana lain yang disediakan di sekolah seperti fasilitas perpustakaan, internet yang memungkinkan siswa untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa dalam menguasai pelajaran.

5. Prestasi Belajar

Pada hakekatnya belajar adalah suatu usaha yang dengan sengaja dan terencana dilakukan oleh individu sehingga menghasilkan perubahan tingkahlaku yang berupa sikap, cara berfikir dan keterampilan serta pengetahuan sesuai dengan apa yang dipelajari.

Hamalik (1989: 84), mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah Perubahan tingkahlaku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar. Poerwanto (1986: 106) juga menyatakan bahwa prestasi belajar yang telah diberikan oleh seorang guru kepada siswa-siswanya atau diberikan dosen kepada mahasiswanya setelah melakukan tugas dalam jangka waktu tertentu. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (dalam Siraj, 2011) mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga atau dengan kata lain prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai suatu masalah setelah melalui ujian tertentu”. Sedangkan Sedangkan menurut


(54)

Muhibbin Syah (dalam Siraj, 2011) mengatakan prestasi adalah hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

Berdasarkan pengertian prestasi belajar menurut para ahli di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi–informasi yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap mata pelajaran setelah mengalami proses pembelajaran. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar. Teori kebutuhan berprestasi menurutMcClelland(dalam Sudrajat, 2008) Motivasi yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Ada tiga ciri karaktristik umum orang yang berprestasi tinggi (high achievers) yaitu :

1. sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat.

2. menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain.

3. menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003: 54) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Intern

Yang dimaksud Faktor Intern adalah faktor yang timbul dalam diri individu yang sedang belajar, faktor interen terdiri dari:


(55)

b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan).

c. Faktor kelelahan. 2. Faktor eksteren

Faktor eksteren merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang datang dari luar diri siswa, seperti keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Pengukuran hasil belajar didasarkan pada tiga aspek dari taksonomi Bloom, yaitu: Ranah kognitif, mengevaluasi dalam aspek kognitif ini menyangkut masalah “benar atau salah” yang didasarkan pada dalil, hukum dan prinsip pengetahuan.

Dalam pengukuran ranah kognitif, Benjamin S. Bloom menemukan adanya tingkatan ranah yang tersusun berurutan, yaitu:

1. Mengenal (recognitron) dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban.

2. Pemahaman (comprehension) dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami fakta-fakta atau konsep.

3. Penerapan/aplikasi (application) yaitu siswa dituntut kemampuan untuk mensleksi atau memilih suatu abstraksi secara tepat untuk diterapkan secara ringkas dan benar.

4. Analisis (analysis), siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

5. Sintesis (synthesis), siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat dikembangkan dalam struktur yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation), digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki untuk menilai kasus yang diajukan.

Ranah afektif, mengevaluasi ranah afektif itu menyangkut masalah “baik atau buruk” berdasarkan nilai atau norma yang diakui oleh subjek yang bersangkutan. dalam pengukuran ranah afektif ini meliputi:

1. Pandangan atau pendapat (opini), yaitu mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa, sehingga pernyataan yang tersusun


(56)

menghendaki respon untuk menimbulkan ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi siswa tentang hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.

2. Sikap atau nilai dalam penelitian afektif tentang sikap ini siswa ditanya tentang responnya yang melibatkan sikap atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya dan guru meminta siswa untuk mempertahankan pendapatnya. Ranah Psikomotor ini berhubungan dengan kata motor, sensory-motor, atau

perceptual motor. Jadi ranah psikomotor ini berhubungan dengan kerja otot, sehingga menyebabkan gerakan tubuh serta bagian-bagiannya. Jadi penilaian yang berhubungan dengan ranah psikomotor adalah penilaian pada siswa yang berhubungan dengan keterampilan dari siswa seperti keterampilan siswa dalam menggunakan serta memperagakan alat-alat yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa, setelah siswa tersebut mengikuti sejumlah materi pelajaran yang telah diberikan gurunya dalam bentuk skor atau nilai sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah. Prestasi belajar geografi siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah seseorang siswa mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar yang telah dicapai siswa akan nampak pada bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui suatu penilaian yang telah di standarisasikan baik dalam bentuk huruf maupun angka.


(57)

Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diketahui melalui evaluasi dan ditunjukkan dalam bentuk nilai yang berupa angka atau huruf.

6. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar

Teori berprestasi, menurut Yamin (2010: 226) seseorang memiliki motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk berprestasi.

Motivasi belajar merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkahlaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkahlaku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, sebab motivasi belajar akan mendorong siswa untuk melakukan semua kegiatan belajar dengan penuh semangat.

Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Motivasi belajar dapat berfungsi sebagai pendorong pencapaian prestasi belajar geografi. Setiap siswa memiliki motivasi untuk belajar baik itu motivasi dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan menunjukkan prestasi yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi (2004: 83) yang menyatakan bahwa motivasi


(58)

dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

7. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Menurut Djamarah (2010: 39) kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Slameto (2003: 113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecendrungan untuk memberi respon.

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu proses belajar, karena dengan memiliki kesiapan, apapun yang dikerjakan oleh siswa akan dapat teratasi dan berjalan lancar serta dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar. Persiapan siswa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai prestasi belajar.

8. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar

Belajar adalah serangkaian proses yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang didasarkan pada pengalaman individu melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga menimbulkan adanya suatu perubahan tingkahlaku baru yang tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan tetapi oleh proses belajar selama


(59)

beberapa waktu. Dalam proses belajar yang berlangsung mempunyai ukuran dalam menilai sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa yang telah dicapai. Kualitas siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya.

Hamalik (1989: 84), mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah Perubahan tingkahlaku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh siswa, setelah siswa tersebut mengikuti sejumlah materi pelajaran yang telah diberikan gurunya dalam bentuk skor atau nilai sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran tidak semua siswa memperoleh prestasi yang optimal atau mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini dikarenakan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya motivasi dan kesiapan belajar siswa.

Menurut Ahmadi (2004: 83) motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Motivasi belajar merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkahlaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkahlaku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat penting di dalam proses pembelajaran, sebab motivasi belajar akan mendorong siswa untuk melakukan semua kegiatan belajar dengan penuh semangat.


(60)

Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Kesiapan belajar sangat penting untuk memulai suatu proses belajar, karena dengan memiliki kesiapan, apapun yang dikerjakan oleh siswa akan dapat teratasi dan berjalan lancar serta dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik dan maksimal diperlukan persiapan siswa dalam belajar. Persiapan siswa dalam belajar merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh siswa dalam mencapai prestasi belajar.

Dengan adanya motivasi belajar tinggi dan diikuti kesiapan belajar siswa maka akan diperoleh prestasi belajar yang baik. Motivasi akan membentuk kesadaran dan kesiapan belajar yang baik menyebabkan siswa belajar secara aktif.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Studi atau penelitian yang mengambil pokok permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini dirujuk guna kelengkapan dan kesempurnaan penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Asep Lukman Efendi (2014). Mengkaji hubungan konsep diri dalam belajar dan motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa (studi pada mahasiswa bimbingan dan konseling universitas lampung). Hasil penelitiannya bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dalam belajar dan motivasi belajar dengan prestasi akademik.


(61)

2. Tri Handaryani (2011). Mengkaji pengaruh motivasi dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa semester genap mata pelajaran IPS di SMP Arjuna Bandar Lampung. Hasil penelitiannya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar, hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi motivasi dan semakin baik disiplin belajar siswa maka semakin meningkat pula prestasi belajar.

3. Wenda Norita (2012). Mengkaji hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Bumi Lampung Utara. Hasil penelitiannya bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi dan kesiapan belajar dengan prestasi belajar geografi.

C. Kerangka Pikir

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Motivasi sangat berkaitan dengan kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Motivasi dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif belajar, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam pembelajaran. Motivasi sangat berperan dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar dan dengan adanya motivasi dalam belajar diperkirakan akan memperoleh prestasi yang baik.

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu proses belajar, karena dengan memiliki kesiapan, apapun yang dikerjakan oleh siswa akan dapat teratasi dan berjalan lancar serta dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Oleh


(1)

Jk(res) =∑ jk(reg)

n = Banyaknya responden

k = Banyak kelompok

b. Untuk mengetahui besarnya kontribusi pengaruh motivasi belajar (X1) dan kesiapan belajar (X2) terhadap prestasi belajar geografi (Y), digunakan rumus derajat determinasi ganda dengan hipotesis sebagai berikut.

: = 0 ( tidak ada pengaruh X1 dan X2terhadap Y) : > 0 ( ada pengaruh X1 dan X2terhadap Y)

Pengujian dilakukan dengan uji-F menggunakan nilai dk = (k; n-k-1) dan tarafα = 0,05. Kriteria uji : tolak H0 jika Fhit≥ Ftab,dan selainnya diterima. Menurut Sudjana (2005: 383) persamaan ujinya:

(

1

)

/

(

1

)

/ 2

2

− − −

=

k n R

k R Fhit

= 2 2

y JK


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Besarnya kontribusi pengaruh (r2) motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Swadhipa Bumisari Natar 36,5 persen sedangkan sisanya sebesar 63,5 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitian ini.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa pada mata pelajaran geografi kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Besarnya kontribusi pengaruh (r2) motivasi belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Swadhipa Bumisari Natar 33,2 persen sedangkan sisanya sebesar 66,8 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitian ini.

3. Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa XI SMA Swadhipa Bumisari Natar Tahun Pelajar 2014/2015. Besarnya kontribusi pengaruh (R2) motivasi belajar


(3)

menjadi variabel dalam penelitian ini

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh motivasi belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas XI SMA Swadhipa Bumisari Natar tahun pelajaran 2014/2015, maka saran yang diberikan yaitu:

1. Bagi siswa, dengan mengetahui motivasi dapat memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar khususnya pada mata pelajaran geografi, diharapkan siswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar yang dimiliki agar dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar yang dimiliki. Selain itu, siswa juga harus mempersiapkan diri dalam belajar karena dengan mempersiapkan diri siswa akan lebih terpacu untuk memperjuangkan apa yang dicita-citakan.

2. Bagi Guru, diharapkan agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa agar siswa lebih giat dalam belajar dan menumbuhkan ketertarikan siswa agar dapat mempersiapkan diri sebelum belajar dengan menumbuhkan keaktifan siswa dan memberikan perhatian agar siswa tidak merasa tertekan dengan adanya tugas serta dapat berkonsentrasi saat belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2004.Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Arikunto, Suharismi. 2002.Manajemen Penelitian.Rineka Cipta. Jakarta.

……….. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Reneika Cipta. Jakarta.

Azwar, Saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

B. Uno, Hamzah. 2007.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara. Jakarta. Dalyono, M. 2010.Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwin Zein. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2002.Rahasia Sukses Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

……….….. 2008.Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

………. 2010.Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

PT Rineka Cipta. Jakarta.

Efendi, Asep Lukman. (2014). Hubungan Konsep Diri Dalam Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling Universitas Lampung). (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multi Variat dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.


(5)

Prestasi Belajar Siswa Semester Genap Mata Pelajaran IPS Di SMP Arjuna Bandar Lampung. (Skripsi).FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 1997.Pengantar statistic.Rineka Cipta. Jakarta. Narbuko, cholid dan Achmadi, Abu.2010. Metodologi Penelitian. PT Bumi

Aksara. Jakarta.

Norita, Wenda. 2012. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas x SMA Negeri 1 Kota Bumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012. (Skripsi). Fkip Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pabundu, Tika. 2005.Metode Penelitian Geografi.PT. Bumi Aksara. Jakarta. Poerwanto, M. Ngalim. 1986.Psikologi Pendidikan.Mutiara. Surabaya.

………., 2002.Administrasi dan suvervisi pendidikan. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian SPSS. Gava Media. Yogyakarta.

Purwanto, E. 2007Metodelogi Penelitian Kuantitatif.Gava Media. Yogyakarta. Riduwan. 2006.Metode dan teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Soemanto, Wasty. 1998.Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

………. 2006.Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, 2005.Metode Statistika.Tarsira. Jakarta.

Sugiyono. 2009.Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

……….... 2010.Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta. Bandung.

Sumaatmadja, Nursid. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Cetakan Kedua. PT Bumi Aksara. Jakarta.


(6)

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

………. 2009. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Umiarso dan Imam Gojali. 2010.Manajemen Mutu Sekolah.Ircisod. Yogyakarta. Waluyo, Bagja. 2009. Memahami Geografi 1 SMA/MA. Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta.

Yamin, Martinis. 2010.Paradigma Baru Pembelajaran.Gaung Persada. Jakarta. Diky.2013. Pengertian kurikulum 2013. (Online). (http://jabercaemdanunyuweb.

blogspot.com/2013/10/makalah-kurikulum-2013.html)

Kharisma, Dian. 2013. Populasi dan Sampel dalam penelitian kuantitatif (Online) (http://www.penalaran-unm.org/artikel/penelitian/342-populasi-dan-sampel-dalam-penelitian-kuantitatif.html)

Molle, Erick Julian. 2013. Apa itu kurikulum 2013. (Online).

(http://www.gubuginformasi.com/2014/04/apa-itu-kurikulum-2013.html)

Siraj, Nurudin. 2011. Teori Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar. (Online). (http://nurudinsiraj.blogspot.com/2011/07/beberapa-teori-prestasi-belajar-dan.html).

Sudrajat, Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi Menurut Para Ahli (Online).


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 11 71

HUBUNGAN KONSEP DIRI SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 67

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU, MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 76

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 33 68

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 7 89

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

2 12 83

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 54

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI SMA NUSANTARA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 69

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92