LOCUS OF CONTROL DAN MASA KERJA

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI

  Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Oleh: Maria Kurniawati NIM: 031334021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI

  Survei Pada Guru-Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Oleh: Maria Kurniawati NIM: 031334021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  upersembahkan Karya ini untuk: K

  • Yesus Kristus Juru Selamatku

    • Bunda Maria Pelindungku

    • Kedua orang tuaku: Bapak Agustinus Sukardi & Ibu Yohana Elisabeth Srimulyani • Adik-Adikku : Irine Kurniastuti, Yulius Ardi Nugraha, Yashinta Kurnia Brilyanti • Mas Yohanes Didik Dwi Hantoro • Alamamater & Semua pihak yang telah

    membantu terselesainya skripsi ini

  MOTTO

” Kemalasan tidak merampas hari esok tetapi mengambil

kesempatan hari ini

  ” Kemandirian Sejati terbentuk jika kita melakukan sesuatu yang bermasalah/beresiko, tetapi hasilnya dapat

mengurangi masalah/resiko orang lain, bukan menambah

masalah baru bagi orang lain

  

” Hidup ini mengagumkan, khususnya bila Anda berjalan

bersama Tuhan. Ingatlah bahwa Ia dengan setia selalu

bersama Anda, dan mengharapkan Anda menggunakan

waktu dengan bijaksana (Solly Ozrovech)

  

” Tuhan tidak akan memberi pencobaan yang melebihi

kekuatan kita.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus & Bunda Maria atas kasih

karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul : “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL

DAN MASA KERJA”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah

satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan

skripsi ini mendapatkan banyak masukan, kritik, saran dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing, yang

dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan kritik dan saran, masukan, semangat, serta bersedia meluangkan waktu untuk bimbingan. Trima kasih banyak Pak Sapto.

  5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE, M.Si. Selaku dosen tamu 1, yang telah memberikan masukan, saran dan kritikan dalam penulisan skripsi ini

  

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku dosen tamu 2, yang telah

memberikan masukan dan menyumbangkan pemikiran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  7. Para dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Akuntasi dan Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah

8. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Cawas, SMP Negeri 2 Cawas, SMP Negeri

  3 Cawas, SMP Pangudi Luhur Cawas, SMP Muhammadiyah 3 Cawas, dan segenap guru serta karyawan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian ini serta memberikan masukan serta pengalaman yang berharga bagi penulis.

  9. Kedua orang tuaku: Bapak Sukardi Agustinus dan Ibu Yohana Elisabeth Sri Mulyani yang telah memberikan doa restu, kasih sayang, segala dukungan baik moril maupun materiil, serta semangatnya kepada penulis selama ini. Matur Sembah Nuwun Pak, Buk selama kuliah aku tak

kekurangan suatu apapun, aku bisa seperti ini karena kalian berdua.

  10. Adik-adikku : Irine Kurniastuti, Yulius Ardi Nugraha, Yashinta Kurnia Brilyanti yang telah memberikan dukungan doa, kasih sayang dan semangatnya, Maaf bila selama ini aku tidak bisa menjadi kakak yang baik bagi kalian.

  11. Mas Yohanes Didik Dwi Hantoro tercinta dan keluarga, trimakasih banyak untuk segala cinta, doa, bantuan, perhatian, semangat, dan saran-saran

bijaknya. Terimakasih juga mau mendengarkan segala keluh kesahku.

  12. Mbah Kakung, Mbah Putri, Pakde&Budhe, Om&Bulik, Mas&mbakyu, serta semua saudara dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama kuliah dan penulisan skripsi ini, juga kepada Om Dadik, Mas Wiwid & Mas Nug untuk bantuannnya selama di Jogya.

  13. Buat Sobat karibku Titis, Merli, Nungki(trimakasih ya buk untuk kebersamaan & dukungannya, semoga persahabatan kita yang indah ini langgeng selamanya), Romo Hiro (makasih ya Mo, atas bantuan, doa, dan nasehat-nasehatnya selama ini, makasih juga untuk pinjaman2 bukunya, maafin nia sering ngrepotin romo, Ari Prast (kuliah yang rajin ya...), Agus Wiratmoko(ak salut ma jiwa wirausahamu, sukses ya....), Koko, Agus Depok, Yudo (tetap kompak dan semangat)

  14. Buat Wiwid, Indah, Eky, Niken, Nina, Sinta, Rica, Detha, Henny, Benny, Yayik, Amel, Agnes Puri, Agnes Kurnia, Yayik, Lusi, Aci, Venny, Deni, Ari cahya, Ari Ndut, Mira, Krisna terimakasih atas kebersamaan dan pertemanannya selama ini, Yenny, Tiara (makasih atas kerjasamanya), rekan-rekan PAK B senasib dan seperjuangan di PAK, mas Banu untuk semangat dan saran2nya (aku salut dengan dirimu, sukses untuk kuliah dan kerjamu), mas Ari “Teklek” makasih untuk bulpen murahnya...., Mas Edi, Mas Sigit, Mb. Sarinah (makasih dah berbagi pengalamannya selama menempuh skripsi), Wahyu “Simbah” yang dah benerin komputerku, sori sering tak repoti.

  15. Buat teman-teman Kos Kurnia Jaya, Jl. Panuluh 381 Pringwulung (Anna, Butet, Mb. Hendro, Rere, Evelyn, Kristin, Vita, Irin, Endah, eki untuk kebersamaan, kekonyolan, dan kekompakaannya selama aku menjadi penghuni disana, sukses buat kita semua.

  16. Teman2 Mudika dan Teman2 Lektor Gereja St. Maria Assumpta Cawas : Plerik, Gunawan(trimakasih dah ngajari page maker), Pandam, Martinus, Toni, Mbetro, Kristin, Melan, Dewi, Teguh, Evy, Diana, Aditya, Mb. Nita, Tia, Puput, Patria, Agnes, Rina W, Rina S, Manis Manja, Lusi, Arfi, Niken, uuk, Ruri, Wiwid dll (mari kita seia, sekata bekerja di ladang Tuhan)

17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

  Penulis

  ABSTRAK PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL DAN MASA KERJA Survei pada Guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten Maria Kurniawati Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh

kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control ; (2) ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja.

  

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2007,

di SMP Negeri dan Swasta yang ada di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP negeri dan swasta di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten yang berjumlah 171 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.

  

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh negatif dan

signifikan kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control ρ = < α = ; (2) ada pengaruh positif dan signifikan

  ( , 023 , 050 ) kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja ρ = < α = .

  ( , 041 , 050 )

  ABSTRACT THE INFLUENCE OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARD THE PROFESSIONALISM OF TEACHER BASED ON THE LOCUS OF CONTROL AND TEACHER’S WORKING PERIOD

  A Survey on Teachers of State and Private Junior High Schools in Cawas District, Klaten Regency Maria Kurniawati Sanata Dharma University Yogyakarta 2008 This aim of this research is to find out whether emotional intelligence influences the professionalism of the teachers perceived from (1) locus of control and (2) teacher’s working period.

  This research was carried out in State and private Junior High Schools in Cawas District, Klaten Regency. The populations of the research were 171 teachers of State and Private Junior High Schools in Cawas District, Klaten Regency. The technique of gathering the data was questionnaire. The technique of analyzing the data was regression equal model developed by Chow.

  The results of this research shows that emotional intelligence perceived from (1) locus of control influences professionalism of teachers negatively but ρ = < α = significantly ( , 023 , 050 ) ; (2) teacher’s working period influences

  = < = professionalism of teachers positively and significantly ( ρ , 041 α , 050 ) .

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

ABSTRACT..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii

  

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

  1 B. Identifikasi Masalah ...........................................................................

  8 C. Rumusan Masalah ..............................................................................

  8 D. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  8 E. Manfaat Penelitian..............................................................................

  9 BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................

  10 A. Profesionalisme Guru .......................................................................

  10

1. Pengertian profesionalisme guru ..................................................

  10

  

2. Macam-macam kompetensi guru..................................................

  11

3. Syarat-syarat menjadi guru profesional ........................................

  13

4. Faktor-faktor penyebab rendahnya profesionalisme guru ............

  13

5. Upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru .......................

  15 B. Kecerdasan Emosional......................................................................

  16

1. Pengertian kecerdasan emosional .................................................

  16

2. Faktor-faktor terbentuknya kecerdasan emosional .......................

  17

3. Ciri-ciri orang dengan kecerdasan emosional tinggi dan rendah..

  18

4. Dimensi kecerdasan emosional.....................................................

  19 C. Locus of Control ............................................................................... 22

  1. Pengertian locus of control ........................................................... 22

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi locus of control ..................... 26

  3. Aspek-aspek yang dipengaruhi locus of control........................... 29 D. Masa Kerja ........................................................................................

  33 E. Kerangka Teoretik ............................................................................

  34 F. Hipotesis ........................................................................................... 37

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 38

A. Jenis Penelitian .................................................................................

  38 B. Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................

  38 C. Subyek dan Penelitian.......................................................................

  39 D. Populasi............................................................................................. 39 E. Operasionalisasi Variabel .................................................................

  40

1. Profesionalisme Guru ...................................................................

  40

  

2. Kecerdasan Emosional..................................................................

  41

  3. Locus of Control ........................................................................... 43

4. Masa kerja.....................................................................................

  45 F. Teknik Pengumpulan Data................................................................

  45 G. Pengujian Instrumen Penelitian ........................................................

  46

1. Pengujian Validitas .......................................................................

  46

2. Pengujian Reliabilitas ...................................................................

  51 H. Teknik Analisis Data ........................................................................

  53

1. Analisis Deskriptif ........................................................................

  53

2. Pengujian Prasyarat Analisis Data ................................................

  53

a. Uji Normalitas...........................................................................

  53

b. Uji Linieritas .............................................................................

  54

3. Pengujian Hipotesis ......................................................................

  55

a. Pengujian Hipotesis I ................................................................

  55

b. Pengujian Hipotesis II...............................................................

  57 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................... 59 A. Deskripsi Data..................................................................................

  59

1. Deskripsi Responden Penelitian ...................................................

  59

2. Deskripsi Variabel Penelitian .......................................................

  60 B. Analisis Data ....................................................................................

  64

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ..............................................

  64

a. Uji Normalitas..........................................................................

  64 b. Uji Linieritas ...........................................................................

  65

  2. Pengujian Hipotesis.....................................................................

  66 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................

  71

  

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Profesionalisme

Guru Ditinjau dari Locus of Control .......................................... 71

  2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Profesionalisme

Guru Ditinjau dari Masa Kerja ...................................................

  76 BAB V KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN PENELITIAN..... 80 A. Kesimpulan ......................................................................................

  80 B. Keterbatasan Penelitian....................................................................

  80 C. Saran-Saran ......................................................................................

  81 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 87

  DAFTAR TABEL

  

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Profesionalisme Guru ............................ 40

  

3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional........................... 42

  

3.3 Tabel Operasionalisasi Variabel Locus of Control .................................... 44

  

3.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Guru............... 47

  

3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Kecerdasan Emosional............. 48

  

3.6 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control ...................... 49

  

3.7 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ........................... 52

  

4.1 Sebaran Responden Penelitian ................................................................... 59

  

4.2 Jenis Kelamin Responden penelitian ......................................................... 60

  

4.3 Deskripsi Variabel Locus of Control.......................................................... 60

  

4.4 Deskripsi Variabel Masa Kerja .................................................................. 61

  

4.5 Deskripsi Variabel Kecerdasan Emosional................................................ 62

  

4.6 Deskripsi Variabel Profesionalisme Guru.................................................. 63

  

4.7 Rangkuman Hasil Uji Normalitas .............................................................. 65

  

4.8 Rangkuman Hasil Uji Linieritas ................................................................ 66

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 87

  2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas................................................. 92

  3. Data Induk Penelitian.................................................................... 101

  4. Data Induk Regresi........................................................................ 113

  5. Deskripsi Frekuensi dan Variabel Penelitian ................................ 117

  6. Perhitungan PAP tipe II ................................................................ 122

  7. Uji Normalitas dan Linieritas........................................................ 124

  8. Tabel F Cara Interpolasi............................................................... 125

  9. Uji Regresi .................................................................................... 126

  10. Uji Koefisien Determinasi.............................................................. 128

  11. Surat Ijin dan Keterangan Penelitian ............................................ 135

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan umum pembangunan bangsa Indonesia adalah

  

mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan ini, pemerintah

melakukan berbagai perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan adalah serangkaian suatu proses berkelanjutan yang mengarahkan anak dengan metode-metode tertentu sehingga anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai yang kesemuanya menunjang

perkembangan anak (Winkel, 2004:29). Hal tersebut sejalan dengan Undang-

Undang Sisdiknas tahun 2003 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Guru memiliki andil yang besar pada berhasil dan tidaknya suatu

pendidikan. Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan

berada di titik sentral dalam setiap usaha reformasi pendidikan ke arah perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif. Setiap upaya peningkatan melalui pembaruan kurikulum, pengembangan model pembelajaran,

  

penyediaan fasilitas pendidikan, dan hal-hal yang sejenisnya hanya akan

berarti jika melalui pelibatan guru (Haryono dalam Supriyadi, 2001:178).

  Menurut Nasanius (http://www.suarapembaharuan.com/news/1998/08/

230898.), kemerosotan pendidikan yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini

bukan sepenuhnya diakibatkan oleh kurikulum, tetapi oleh kurangnya

profesionalisme para guru dan keengganan belajar para siswa.

  

Profesionalisme guru yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam

menguasai ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi

penerapannya. Maister (1997) dalam http://artikel.us/amhasan.html

mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi

dan manajemen, tetapi juga mencakup aspek sikap. Karenanya,

pengembangan profesionalisme seharusnya tidak hanya pada keterampilan

yang tinggi, tetapi juga pada suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

  Secara kuantitatif jumlah guru di Indonesia sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Dalam Jurnal

Educational Leadership, 1993 (Supriadi, 1998:98) dijelaskan bahwa untuk

menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: (1) guru

mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) guru menguasai

secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara

mengajarnya kepada siswa, (3) guru bertanggung jawab memantau hasil

belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) guru mampu berpikir

sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5)

  

lingkungan profesinya. Apabila syarat-syarat profesionalisme guru ini

dipenuhi, maka akan mengubah guru yang tadinya pasif menjadi guru yang

kreatif dan dinamis.

  Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global.

Hal ini disebabkan guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan

informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga

membentuk sikap dan jiwa peserta didik agar mampu bertahan dalam era

kompetisi. Tugas utama seorang guru adalah membantu peserta didik agar

mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta

desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini

meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial,

emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena guru

bukan saja mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan,

melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu

maupun sebagai profesional. Untuk melaksanakan tugas tersebut secara

bertanggung jawab, seorang guru wajib memiliki berbagai kemampuan dasar

atau kompetensi keguruan. Kompetensi keguruan yang dimaksud meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional.

  Profesionalisme guru dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal

guru. Salah satu faktor internal yang menarik dikaji adalah tingkat kecerdasan

emosional guru. Banyak orang beranggapan bahwa kecerdasan akademis

  

IQ dipercaya menjamin seseorang akan dapat dengan mudah mencapai

impian atau cita-citanya. Tetapi, dalam banyak kasus justru ditemukan bahwa

kecerdasan emosional lebih dominan dalam menentukan kesuksesan

seseorang.

  Goleman (2005:44) memperlihatkan bahwa ada faktor-faktor yang

menyebabkan mengapa orang yang ber-IQ tinggi gagal dan orang yang ber-IQ

sedang-sedang saja justru menjadi sangat sukses. Faktor-faktor yang

dimaksud Goleman tersebut mengacu pada suatu cara lain untuk menjadi

cerdas yang secara populer disebut dengan istilah kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati,

ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Para ahli

psikologi menyepakati bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 20% dalam

menentukan suatu keberhasilan sedangkan sisanya sebanyak 80% berasal dari

faktor lain, termasuk apa yang dinamakan kecerdasan emosional. Hal ini

terbukti dari data penelitian terhadap 95 mahasiswa Harvard University dari

angkatan tahun 1940-an, suatu masa ketika rentang IQ mahasiswa-mahasiswa

Ivy League (perguruan-perguruan tinggi bergengsi di Amerika Serikat)

dilacak sampai mereka berusia setengah baya. Mereka yang perolehan tesnya

paling tinggi di perguruan tinggi tidaklah terlampau sukses dibandingkan

rekan-rekannya yang IQ-nya lebih rendah bila diukur menurut gaji,

produktivitas, atau status di bidang pekerjaan mereka. Mereka juga bukan

yang paling banyak mendapatkan kesuksesan hidup, dan juga bukan yang

  

(Goleman, 2005:46). Hal ini menjelaskan bahwa kecerdasan emosional

memegang peranan penting dalam kesuksesan hidup seseorang.

  Pengamatan peneliti pada guru-guru Sekolah Menengah Pertama di

Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa ditemukan tidak

sedikit guru pada saat mengajar kurang menguasai materi yang ia ajarkan,

menyampaikan materi yang keliru, tidak mengikuti perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak mempunyai keterampilan-

keterampilan, bersifat pasif dan tidak kreatif, tidak menguasai metode-metode

mengajar, tidak bisa mengelola emosinya, seringkali guru membawa masalah

pribadinya saat mengajar sehingga kondisi kelas tidak nyaman dan

merugikan siswa. Ada sebagian guru yang kurang menghargai siswa dalam

menyampaikan pendapat saat kegiatan belajar mengajar, sehingga membuat

hubungan antara guru dan siswa menjadi kurang harmonis. Fakta seperti ini

juga disebabkan oleh rendahnya kerjasama antara guru dengan teman sejawat

antar sekolah dan dengan komunitas lingkungan kerjanya.

  Fenomena di atas menunjukkan bahwa orang yang cerdas secara

akademis belum tentu memperoleh hasil yang maksimal dalam setiap

kegiatannya. Hal demikian disebabkan orang yang cerdas secara akademis

belum tentu cerdas secara emosinya. Menurut Goleman (2005:156-169) orang

yang memiliki kecerdasan emosional tinggi merupakan orang yang matang

dalam hal pengaturan kondisi diri dan emosinya. Tingginya kecerdasan

emosional (EQ) dapat membuat seseorang bersemangat tinggi dalam belajar, memasuki dunia kerja atau di dalam keluarga. Dengan kata lain, meskipun

seseorang luar biasa pintar, kreatif dan terampil, namun kalau dia tidak

memiliki pengetahuan bagaimana cara berhubungan dengan orang lain, tidak bisa mengelola emosinya dengan baik, maka tidak seorang pun yang akan betah untuk bersama dia.

  Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru

tersebut di atas diduga berbeda pada guru dengan locus of control dan

memiliki masa kerja yang berbeda. Locus of control adalah cara pandang

seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat

mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Locus of control

seseorang pada dasarnya memiliki dua dimensi, yakni locus of control

internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal adalah cara pandang individu terhadap suatu peristiwa sebagai hasil dari perilakunya, atau bagian dari karakteristiknya yang bersifat relatif permanen. Locus of control eksternal adalah cara pandang individu terhadap suatu peristiwa sebagai hasil

dari keberuntungan, kebetulan, takdir, suatu yang dikendalikan oleh

kekuasaan atau kekuatan yang berasal dari luar dirinya (Rotter, 1966,

http//www.balllarat.edu.ac.au/ard/bssh/pycoh/rot/htm). Karenanya dalam

penelitian dikembangkan dugaan bahwa pada guru yang memiliki locus of

control internal, derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap

profesionalisme guru diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan pada guru dengan locus of control eksternal.

  Masa kerja adalah lamanya waktu seseorang bekerja, masa kerja pada

umumnya diukur dengan bulan atau tahun. Guru yang sudah lama mengajar

pada umumnya mempunyai pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan-

keterampilan mengajar yang lebih banyak dalam menjalankan profesinya

sebagai pendidik dan pengajar. Hal tersebut tentunya berhubungan dengan

tingkat kecerdasan emosional seorang guru dan juga kemampuan

profesionalnya. Diduga bahwa pada guru dengan masa kerja lebih banyak

maka derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru

akan lebih tinggi dibandingkan pada guru dengan masa kerja yang lebih

sedikit.

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme

guru pada guru dengan locus of control dan masa kerja yang berbeda.

Penelitian ini selanjutnya mengambil judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional

Terhadap Profesionalisme Guru Ditinjau dari Locus of Control dan Masa

Kerja”. Penelitian ini merupakan survei pada guru-guru Sekolah Menengah

Pertama di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

  B. Identifikasi Masalah Ada berbagai faktor yang diduga mempengaruhi tinggi/rendahnya profesionalisme guru. Faktor-faktor tersebut adalah kecerdasan emosional, locus of control, masa kerja. Secara lebih spesifik penelitian ini dimaksudkan untuk menguji apakah tinggi/rendahnya derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru berbeda pada guru yang mempunyai locus of control dan masa kerja yang berbeda.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control?

  2. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari masa kerja? D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control.

  2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

  1. Untuk menyelidiki pengaruh kecerdasan emosional terhadap profesionalisme guru ditinjau dari locus of control dan masa kerja yang berbeda.

2. Bagi guru-guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan bagi para guru bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

  3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya sehingga akan lebih banyak lagi penelitian yang bisa meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

BAB II KAJIAN TEORI A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru Menurut para ahli, profesionalisme menekankan pada aspek

  

penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta

strategi penerapannya. Maister (1997) dalam http://artikel.us/amhasan.html mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, tetapi juga mencakup aspek sikap. Karenanya, pengembangan profesionalisme

seharusnya tidak hanya pada keterampilan yang tinggi, tetapi juga pada

suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Hal tersebut sejalan dengan Syah

(1995:230) yang menyatakan profesionalisme sebagai kualitas dan tindak-

tanduk khusus yang merupakan ciri orang profesional.

  Profesionalisme guru merupakan pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan guru dan menjadi sumber penghasilan kehidupannya yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi

standar mutu atau norma tertentu, merupakan suatu sikap atau tingkah

laku serta memerlukan pendidikan profesi agar memuaskan anak didiknya

(Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005, No 14. BAB I, pasal 1).

  

Profesionalisme guru teraktualisasikan dalam wujud kinerja pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar tentang sesuatu, melakukan

sesuatu, menjadikan dirinya, dan hidup bersama orang lain secara aktif,

kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Hanya guru yang menguasai

kompetensi keguruan (pedagogik, kepribadian, sosial, profesional) yang

mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan potensi siswa secara maksimal.

  2. Macam-macam kompetensi guru Dalam rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang

guru BAB II, pasal 4 tahun 2005, guru wajib memiliki empat kompetensi

dasar keguruan : a.

  Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi : 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan kurikulum atau silabus 4) Perancangan pembelajaran 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6)

  Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b.

  

Kompetensi kepribadian, merupakan kompetensi yang berkaitan

dengan kepribadian seorang guru dalam bersikap atau bertindak, meliputi : 1) Mantap 2) Stabil 3) Dewasa 4) Arif dan bijaksana 5) Berwibawa 6) Berakhlak mulia 7) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 8) Secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri 9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan c.

  

Kompetensi sosial, merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat, meliputi : 1) Berkomunikasi lisan, tulisan, dan isyarat 2)

  Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar d.

  

Kompetensi profesional, merupakan kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam.

3. Syarat-syarat menjadi guru profesional.

  Dalam Jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998:98) dijelaskan bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal yaitu : a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya.

  b.

  Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa.

  c.

  Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi.

  d. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya.

  e. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

  Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional, yaitu : (1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, (2) penguasaan ilmu yang kuat, (3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi, dan (4) pengembangan profesi secara berkesinambungan.

  4. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru : Hasil penelitian yang dilakukan oleh Akadum (1999:1-2) dalam

http://www.suarapembaharuan.com/news/1999/01/2199/OpEd. diungkap- kan bahwa ada beberapa faktor penyebab rendahnya profesionalisme guru antara lain : a. Profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan, karena rendahnya

gaji. Rendahnya gaji ini berimplikasi pada kinerja guru yang rendah

b. Banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada.

  c.

  

Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di

negara-negara maju.

  d.

  

Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta

sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa memperhitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan.

  e.

  

Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena

guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen.

  f. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak yang terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan. g.

  Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya.

  5. Upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru : Pemerintah terus berupaya meningkatkan profesionalisme guru

diantaranya melalui program pendidikan dalam jabatan atau in-service

training, program ini mencakup (Supriadi, 1998:99): a. pendidikan penyetaraan untuk peningkatan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaraan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata 1 untuk guru-guru SLTA.

  b.

  Program sertifikasi, yaitu proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional.

  c.

  

Penataran atau pendidikan dan pelatihan kemampuan/ketrampilan.

d. Penyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru atau peningkatan kesejahteraan guru.

  e.

  Pembinaan/pengembangan kemampuan profesional melalui wadah PKG (Pusat Kegiatan Guru), KKG (kelompok Kerja Guru untuk guru SD), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran untuk guru SLTP dan SLTA), dan K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) yang memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya (Supriadi, 1998:99).

B. Kecerdasan Emosional

  1. Pengertian Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau emotional intelligence, yang lebih

dikenal dengan istilah EQ (Emotional Quetient) adalah kemampuan lebih