Pengaruh Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng - Repositori UIN Alauddin Makassar
PENGARUH ZIARAH MAKAM DATUK PAKKALIMBUNGAN TERHADAP
PEMENUHAN NAZAR PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BONTO
LEBANG KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Jurusan Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin
Filsafat dan Politik
Oleh :
NURSANTI
30500114041
JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur yang tiada hentinya penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Ziarah Makam
Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat di
Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng”. Shalawat
serta salam atas junjugan Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini.
Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana sebagai wahana untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berpikir. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari hambatan-hambatan, namun dengan adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga hambatan yang ada dapat dilalui dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari doa-doa yang selama ini telah dipanjatkan untuk penulis, serta jasa-jasa yang tak terhingga, terutama terima kasih kepada kedua orang tua tercinta penulis, ayahanda: H. Rate dan ibunda: Almarhuma Hj. Banri serta segenap keluarga besar yang telah mengasuh, membimbing dan memotivasi penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau senantiasa memanjatkan doa semoga Allah Swt. mengasihi, mengampuni dosanya serta melimpahkan rezekinya. Amin.
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang di harapkan. Oleh karena itu penulis patut menyampaikan ucapan terimah kasih kepada:
1. Segenap pimpinan UIN Alauddin Makassar, Bapak Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar, Wakil Rektor I bapak Prof. Dr.
Mardan, M.Ag., Wakil Rektor II bapak Prof. Dr. H. Lomba Sultan, MA., Wakil Rektor III ibu Prof. Siti Aisyah, MA.,Ph.D., dan Wakil Rektor IV Prof. Dr. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar yang menjadi tempat bagi penulis untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2. Segenap pimpinan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik. Bapak Prof. Dr.
Muh Natsir, MA. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik, bapak Dr. Tasmin Tangngareng, M.Ag., bapak Dr. H. Mahmuddin, S.Ag, M.Ag, bapak Dr. Abdullah, S.Ag, M.Ag. sebagai Wakil Dekan I,II, dan III.
3. Dra. Hj. A. Nirwana, M.Hi dan Dr. Indo Santalia, MA selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Studi Agama-Agama yang menjadi orang tua Akademik selama kuliah, terima kasih telah menasehati, dan mendukung upaya peningkatan prestasi dan kemajuan dari pribadi penulis
4. Dr. Hj. Darwis Muhdina, M.Ag dan Drs. Santri Sahar, M.Si selaku pembimbing I dan Pembimbing II. Terima kasih atas dukungan, saran, masukan dan motivasi
5. Dr. Hj. Aisyah, M.Ag dan Hj. Suriyani, S.Ag., M.Pd selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan dan penyusunan skripsi ini.
6. Para Dosen, Pegawai, karyawan dan karyawati di lingkungan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar yang telah banyak memberikan kontribusi kepada penulis selama masa studi.
7. Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik yang telah menjadi tempat penulis melengkapi berbagai literatur sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Kepada Masyarakat Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu sebagai tempat penelitian skripsi ini, terima kasih telah membantu penulis mendapatkan data yang dibutuhkan selama penelitian.
9. Saudara-saudari penulis, Hj Mantang,
Hj. Salma dan Nasrun yang senantiasa
memberikan motivasi dan bantuan moril atau materi serta arahan kepada penulis dalam menempuh pendidikan sampai sekarang ini merekalah sandaranku, penuntunku dan penyemangat hidupku dalam menggapai cita-citaku.
10. Kepada Sahabat-sahabat tercinta Ndaru Wahyu Andjani dan Fitriani S. yang selalu membantu dan memotivasi selama penulisan skripsi ini.
11. Kepada Sahabat-sahabat seperjuangan Studi Agama-Agama Nur Rahmi Rahim, Nuratma Dwi Lestari, Yulia Purnama, Eka Purnama Sari, Asprilia Sya’adah Muhammad Amin dan Suhasran yang selalu membantu dan mendukung selama penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Studi Agama-agama yang menjadi tempat berbagi selama kurang lebih 4 tahun.
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ x PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN ...................... xi ABSTRAK ................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1-10 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ............................................... 4 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 D. Kajian Pustaka .................................................................................... 7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 9 BAB II TINJAUAN TEORETIS .................................................................. 11-30 A. Kepercayaan Tentang Barokah ........................................................ 11 B. Kepercayaan Terhadap Animisme dan Dinamisme ......................... 13 C. Ritual, Simbol dan Sakral ................................................................. 15 D. Kepercayaan Terhadap Roh ............................................................. 18 E. Tradisi Nazar .................................................................................... 20 F. Mesjid, Makam dan Sumur sebagai Tempat Sakral ......................... 25 G. Pemujaan Wali dan Orang Suci ....................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 31-38
B. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 31
C. Sumber Data ..................................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 33
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 35
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 35
G. Pengujian Keabsahan Data ............................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 39-65 A. Gambaran Umum Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu.. 39 C. Sejarah Masuknya Islam di Banteang .............................................. 46 D. Profil Makam Datuk Pakkalimbungan ............................................. 49 E. Pengaruh Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat ................................................. 51 F. Proses Pemenuhan Nazar di Makam Datuk Pakkalimbungan .......... 58 G. Persepsi atau Pandangan Masyarakat terhadap Makam Datuk Pakkalimbungan ............................................................................... 60 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 66-67 A. Kesimpulan ...................................................................................... 66 B. Implikasi Penelitian .......................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 72 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Batas-batas wilayah Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 2: Daftar Jumlah RW Setiap Kampung di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 3: Daftar Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 3: Daftar Jumlah RT setiap RW di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 5: Daftar Jumlah penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 6: Daftar Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Kelurahan Bonto Lebang Kabupaten Bantaeng
Tabel 7: Daftar Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
Tabel 8: Daftar Keadaan Sarana dan Prasarana Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ﺍ Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ﺏ Ba b Be ﺕ Ta t Te ﺙ Sa s es (dengan titik di atas) ﺝ Jim j Je ﺡ Ha h ha (dengan titik di bawah) ﺥ Kha kh ka dan ha
ﺩ Dal d De ﺫ Zal z zet (dengan titik di atas)
ﺭ Ra r Er ﺯ Zai z Zet
ﺱ Sin s Es
ﺵ Syin sy es dan ye ﺹ Sad s es (dengan titik di bawah) ﺽ Dad d de (dengan titik di bawah)
ﻁ Ta t te (dengan titik di bawah) ﻅ Za z zet (dengan titik di bawah) ﻉ ‘ain
‘
apostrof terbalik ﻍ Gain g Ge
ﻑ Fa f Ef ﻕ Qaf q Qi ﻙ Kaf k Ka
ﻝ Lam l El ﻡ Mim m Em
ﻥ Nun n En ﻭ Wau w We
ـﻫ Ha h Ha ء Hamzah
‘
Apostrof ﻯ Ya y Ye Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’)
2.Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Latin Nama a a
fathah َا
i i
kasrah ِا
u u
dammah ُا
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Nama
fathah dan ya’ a i a dan i
ْﻰَـ
fathah dan wau au a dan u
ْﻮَـ Contoh:
َﻝ ْﻮـَﻫ : haula َﻒـْﻴـَﻛ : kaifa
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Nama
Harkat dan Huruf Huruf dan Tanda
Contoh:
fathah dan alif a> a dan garis di atas ى َ ... | ا َ ...
atau ya’ Contoh:
kasrah dan ya’ i> i dan garis di atas
ﻰــِ◌ َﺕﺎَـﻣ : mata
dammah dan u> u dan garis di atas
ﻮــُـ ﻰـَﻣَﺭ : rama
wau
َﻞـْﻴـِﻗ : qila ُﺕ ْﻮُـﻤـَﻳ : yamutu
4. Ta’ marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu: ta’ marbutah yang hidup atau mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan
ta’ marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’
marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh: :raudah al-atfal
ِﻝﺎَﻔْﻁﻷﺍُﺔـَﺿ ْﻭ َﺭ : al-madinah al-fadilah
ُﺔَﻠــ ِﺿﺎَـﻔـْﻟَﺍُﺔـَﻨـْﻳِﺪـَﻤـْﻟَﺍ : al-hikmah
ُﺔــَﻤـْﻜـ ِﺤْـﻟَﺍ
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. : subhanahu wa ta ‘ala saw. : sallallahu ‘alaihi wa sallam QS…/…:22 : QS al-Nisa/4:78 H : Hijriah h : Halaman Cet : Cetakan
ABSTRAK
Nama : Nursanti NIM : 30500114041 Jurusan/Fakultas : Studi Agama-Agama Judul Skripsi :Pengaruh Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten BantaengPokok masalah penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ziarah makam Datuk
Pakkalimbungan terhadap pemenuhan nazar pada masyarakat di kelurahan Bonto Lebang
Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng? Pokok masalah tersebut selanjutnya di-
breakdown ke dalam beberapa submasalah atau pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimana
Pengaruh ziarah makam Datuk Pakkalimbungan terhadap pemenuhan nazar di Kelurahan
Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng?, 2) Bagaimana proses pemenuhan
nazar melalui ziarah makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan
Bissappu Kabupaten Bantaeng?, dan 3) Bagaimana persepsi atau pandangan masyarakat
terhadap makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu
Kabupaten Bantaeng?Jenis penelitian ini tergolong kualitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan
adalah: fenomenologis, historis dan sosiologis. Adapun sumber data penelitian ini adalah
pinati (juru kunci) makam, pengunjung, masyarakat sekitar dan kepala Lurah. Selanjutnya,
metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan
penelusuran referensi. Lalu, teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui
tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ziarah makam Datuk
Pakkalimbungan terhadap pemenuhan nazar pada masyarakat di Kelurahan Bonto Lebang
Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng adalah 1) Pengunjung yang datang berziarah
ke makam tersebut percaya bahwa Datuk Pakkalimbungan adalah sosok manusia yang memiliki kharismatik dan mampu mengantarkan doa kita untuk sampai kepada Allah swt. Pengunjung yang datang beziarah untuk melapaskan nazarnya karena takut mendapatkan musibah jika nazarnya sudah terpenuhi. 2) Proses pemenuhan yang
dilakukan untuk memenuhi nazarnya yaitu, pertama-tama membakar lilin dan menyiramkan
minyak bau kedalam batu nizan, lalu membaca doa yang dipimpin oleh pinati (juru kunci)
makam, memegang batu nizan sambil berniat dalam hati nazar yang pernah diucapkan dan
meburkan bunga ke dalam makam. 3) Persepsi atau Pandangan msyarakat mengenai makam
Datuk Pakkalimbungan berbeda-beda ada yang meyakini bahwa beliau sebagai wali Allah
yang dapat dijadikan sebagai perantara doa mereka. Dan ada juga yang menganggap bahwa
perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang menyekutukan Allah swt.Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) Diharapkan kepada masyarakat Kelurahan
Bonto Lebang dan sekitarnya untuk lebih memantapkan aqidah agama Islam yang dianutnya
untuk membendung tejadinya perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari agama. 2)
Diharapkan kepada pembaca agar mampu menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk
menambah khasanah keilmuan. 3.) Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar bisa
menjadikan acuan mengenai pengaruh ziarah makam Datuk Pakkalimbungan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ziarah kubur pada awal Islam, ketika pemeluk Islam masih lemah, masih
berbaur dengan amalan jahiliyah yang dikhawatirkan dapat menyebabkan perbuatan syrik. Rasulullah saw. Melarang keras ziarah kubur, akan tetapi setelah Islam mereka menjadi kuat, dapat membedakan mana perbuatan yang mengarah kepada syrik dan mana yang mengarah kepada ibadah karena Allah, Rasulullah memerintahkan ziarah kubur karena ziarah kubur itu dapat mengingatkan pelakunya untuk selalu teringat mati dan akhirat.
1 Dalam Q.S An- Nisa/4: 78
$yϑoΨ÷ƒr& (#θçΡθä3s? ãΝœ3.Í‘ô‰ãƒ Ýöθyϑø9$#
ُﺕ
öθs9uρ ÷ΛäΖä. ’Îû 8lρãç/ ;οy‰§‹t±•Β
öΝßγö6ÅÁè? 3 βÎ)uρ ×πuΖ|¡ym (#θä9θà)tƒ ÍνÉ‹≈yδ ôÏΒ Ï‰ΖÏã «!$# ( βÎ)uρ öΝßγö6ÅÁè? ×πy∞ÍhŠy™ (#θä9θà)tƒ ÍνÉ‹≈yδ ôÏΒ x8ωΖÏã @≅ä. 4 ö≅è% ôÏiΒ Ï‰ΖÏã«!$# ( ÉΑ$yϑsù ÏIωàσ¯≈yδ ÏΘöθs)ø9$# Ÿω tβρߊ%s3tƒ tβθßγs)ø tƒ $ZVƒÏ‰tn ∩∠∇∪
Terjemahnya:
78. Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “ini dari sisi Allah”, dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, “ini dari engkau (Muhammad)” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikitpun)?’.
2
1 KH. M. Hanif Muslih, Kesahihan Dalil Ziarah Kubur: Menurut Al-Quran dan Al-Hadits (Semarang: Ar-Ridha, 1998), h. 3.
2
2 Ayat di atas menjelaskan bahwa kematian adalah suatu keniscayaan sehingga tidak satupun jiwa yang mampu menghindarinya, tanpa mengenal siapa dan apa semua pasti akan kembali pada asalnya, tidak ada yang dapat mengendalikan apa yang telah di tetapkan Allah swt.
Tradisi ziarah makam masih banyak dilakukan masyarakat muslim. Salah satunya adalah makam yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar. Makam bisa dianggap keramat jika penghuni makam tersebut adalah orang yang memiliki pengaruh di masyarakat. Pengaruh tersebut bisa berbentuk kharisma. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Weber bahwa kharisma adalah suatu kelebihan tertentu yang
3 terdapat dalam karakter dan kepribadian seseorang.
Kharisma akan terdapat pada suatu mutu tertentu yang terdapat pada kepribadian seseorang, yang karenanya dia terpisah dari orang biasa dan diperlakukan sebagai orang yang dianugrahi kekuasaan atau mutu yang bersifat adiduniawi, luar
4
biasa, atau sekurang-kurangnya merupakan kekeculian dalam hal tertentu. Sehingga sesorang yang memiliki kharisma biasanya diperlakukan secara istimewa dalam masyarakat karena dianggap sebagai orang yang dianugerahi kekuasaan sehingga banyak masyarakat yang datang berkunjung ke makamnya.
Makam bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya bukan hanya sekedar tempat mayat, akan tetapi adalah tempat yang keramat karena disitu dikuburkan jasad orang keramat. Jasad orang keramat itu tidak sebagaimana jasad orang kebanyakan karena diyakini bahwa jasadnya tidak akan hancur dimakan oleh binatang tanah seperti cacing tanah, ulat-ulat pemangsa jasad manusia dan sebagainya akan tetapi 3 Doyle Paul Jhonson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.
3 terjaga dari serangan dari berbagai binatang tersebut karena kekuatan magis yang
5
tetap dimilikinya meskipun telah meninggal. Selain jasad wali itu tidak rusak, roh para wali juga memiliki kekuatan untuk tetap mendatangi makamnya jika makam tersebut diziarahi orang. Jadi, roh para wali itu mengetahui siapa saja yang datang ke makamnya dan mendengarkan bagaimana doanya. Sebagai orang yang sangat dekat dengan Allah, para wali bisa menjadi perantara agar doanya cepat sampai kepada Allah swt. Memang, tak semua yang menziarahi makam itu “benar” tujuannya, sebab ada diantara mereka yang justru meminta kepada roh para wali untuk mengabulkan permohonannya. Bahkan ada juga diantara mereka yang mengambil barang tertentu
6 untuk dibawa pulang, bisa air, tanah atau kayu yang ada di makam itu.
Kepercayaan masyarakat pada makam keramat diakui berawal dari ajaran tasawuf yang menggambarkan tentang sosok yang memiliki karomah tersebut. Yang mana ada tiga hal yang menonjol pada diri mereka, yakni karomah, barokah dan syafaat. Ketiga hal itu melekat dan menjadikannya sebagai tokoh keramat, baik ketika hidup maupun setelah meninggal, sehingga untuk mencari ketiga hal itu makamnya
7 banyak di kunjungi peziarah.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, masyarakat Bantaeng dan sekitarnya masih sangat mengkeramatkan tempat-tempat yang dianggap bersejarah seperti makam yang sering digunakan untuk berziarah biasanya berkaitan dengan keperluan spiritual. Makam yang dikunjungi biasanya adalah makam atau tokoh-tokoh sejarah, ulama yang berpengaruh pada zamanya. Khususnya yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Bantaeng. Pada umumnya, 5 6 Nur Syam, Islam Pesisir (Cet. I; Yogyakarta: LKis, 2005), h. 130. 7 Nur Syam, Islam Pesisir, h. 139-140.
4 makam-makam yang di kunjungi atau digunakan oleh para peziarah, yakni seseorang yang memiliki kharismatik tertentu serta mempunyai pengaruh terhadap masa hidupnya, walaupun sebenarnya mitos, legenda atau cerita yang beredar dalam masyarakat tersebut. Cerita yang berkembang dalam masyarakat itulah yang menjadi daya tarik bagi para peziarah untuk datang berkunjung.
Sebagian masyarakat Bantaeng masih kuat dengan perilaku spiritual, dimana keberadaan makam para leluhur masih banyak dimanfaatkan untuk meminta barokah. Dari beberapa makam yang ada di Bantaeng yang tetap ramai dikunjungi oleh masyarakat saat ini adalah Makam Datuk Pakkalimbungan. Tokoh ini diketahui telah memiliki daya tarik tersendiri, memiliki karomah dan kelebihan semasa hidupnya,
mereka datang untuk melepaskan nazarnya di atas kubur dan membersihkan diri
(mensucikan) di sungai Panaikang sehingga selalu ramai dikunjungi orang terutama
pada hari-hari tertentu. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Pengaruh Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memfokuskan pada Pengaruh
Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada Masyarakat
di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.2. Deskripsi Fokus Deskripsi fokus dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami
atau menafsirkan fokus penelitian. Adapun deskripsi fokus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.5
a. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang
8
ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Seperti makam Datuk Pakkalimbungan yang ada di kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng yang di yakini oleh masyarakat mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat atau mengubah nasib seseorang dalam memenuhi nazarnya.
b. Ziarah Makam Secara etimologi, ziarah berasal dari akar kata zara yazuru yang berarti
9
mengunjungi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ziarah adalah
10 kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (makam dan sebagainya).
Yaitu berziarah ke makam Datuk Pakkalimbungan yang ramai di kunjungi oleh masyarakat di berbagai daerah dengan tujuan melepaskan nazarnya dan biasanya ramai di kunjungi pada waktu libur atau menjelang waktu bulan suci ramdhan dan setelah lebaran.
c. Nazar Nazar merupakan janji (pada diri sendiri) hendak berbuat sesuatu jika maksud
11
tercapai. Seperti ketika seseorang bernazar jika diterima dalam suatu Istansi
pekerjaan maka akan datang kembali melepas nazarnya di makam Datuk
Pakkalimbungan Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten
Bantaeng.8
“Pengaruh”, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. http://kbbi.web.id/pengaruh (06
Desember 2017). 9 Syaikh Ja’far, Subhani, Tawassul, Tabarruk, Ziarah Kubur, Karomah Wali Termasuk Ajaran Islam (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989), h. 159. 106
d. Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan
12
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Sedangkan menurut
Hasan Shadily masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari beberapa manusia,
dengan sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu
13
sama lain. Masyarakat yang dimaksud disini adalah sejumlah manusia yang terikat
dalam suatu kebudayaan yang cenderung percaya terhadap hal-hal yang dianggap mistis. Masyarakat yang sering datang di makam Datuk Pakkalimbungan bukan hanya masyarakat lokal dari Kabupaten Bantaeng tetapi juga ramai di kunjungi oleh masyarakat di luar Kabupaten Bantaeng seperti masyarakat yang ada di Kabupaten Jeneponto, Bulukumba dan Kota Makassar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaruh Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng?
2. Bagaimana Proses Pemenuhan Nazar melalui Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng?
12 Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi II (jakarta:
7
3. Bagaimana Persepsi atau pandangan Masyarakat terhadap Makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng?
D. Kajian Pustaka
Kajian dalam skripsi telah banyak ditulis oleh penulis lainnya, namun belum
didapati penulis yang membahas secara khusus tentang penelitian ini. Oleh karena,
penyusunan sedikit banyak menggunakan literatur sebagai sumber utama untuk
mengupas permasalahan dalam penelitian ini. Adapun skripsi yang menjadi rujukan
antara lain: Nurani, dalam skripsi yang berjudul Motivasi Pemujaan Masyarakat terhadapKuburan di Karamae Desa Manuba yang ditulis pada tahun 1996. Penelitian ini
menunjukkan bahwa motivasi pelaksanaan pemujaan terhadap kuburan yang
dianggap keramat bagi masyarakat di desa Manuba secara garis besar dilakukan
dengan motivasi untuk mendapatkan ketentraman batin, sebagai upaya mengikuti
perilaku nenek moyang mereka dan pemenuhan nazar bagi pendukung pemujaan
14 kuburan itu.
Nur Ilmi, dalam skripsi yang berjudul Kepercayaan masyarkat terhadap
Makam Patanna Pa’rasangang di Kota Makassar yang ditulis pada tahun 2015.
Dalam skripsi ini membahas tentang apa yang melatarbelakangi adanya kepercayaan
Makam Patanna Pa’rasangang, bagaimana pandangan masyarakat terhadap Makam
Patanna Pa’rasangang dan bagaimana bentuk-bentuk ritual pada Makam Patanna
Pa’rasangang. Adapun hasil penelitian yang menunjukkan bahwa melihat sejarah
14 Nurani, “Motivasi pemujaan Masyarakat Terhadap Kuburan di Karamae Desa Manuba8
yang dilakukan terhadap riwayat hidup Patanna Pa’rasangang dengan nama asli Petta
Lureng, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat Kelurahan Bunga Eja
Beru ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal, semasa hidupnya. Pandangan masyarakat
yang menganut kepercayaan ini mereka yakin bahwa beliau adalah salah seorang wali
Allah yang ketika mereka memanjatkan doa di makamnya maka doanya diijabah
(diterima). Kepercayaan masyarakat Kelurahan Bunga Eja Beru terhadap Makam
Patanna Pa’rasangang dilakukan dengan beberapa bentuk ritual yaitu: Ritual
15 Permohonan, Ritual Penyaksian, Ritual Penyambutan dan Ritual Syukuran.
Irfan Jasti, dalam skripsi yang berjudul Makam Dato’ Tiro di kelurahan Eka
Tiro kecamatan Bonto Tiro Kabupaten Bulukumba (Tinjauan tentang ritual ziarah)
yang ditulis pada tahun 2015. Dalam skripsi ini membahas tentang pemahaman
masyarakat terhadap makam Dato’ Tiro, bentuk-bentuk ritual yang dilakukan, dan
makna simbol-simbol ritual. Masyarakat yang datang pada Makam Dato’ Tiro dengan
melakukan ritual-ritual yaitu: Akkiring Pa’doangan (mengirim do’a), Allapasa
Piara’ang (melepas binatang ternak), .Angngerang Persembahan (membawa
sesajien), .Appakimboro doi’ (menghamburkan uang), Attahuru Bunga (menabur
Bunga), Assirang Kubur (menyiram kubur) dan Amma’gan batu Nizan (memegan
16 pada batu nisan).
Rismawati, dalam skripsi yang berjudul Eksistensi kuburan Puatta dan
Pengaruhnya terhadap masyarakat di Desa Bentenge Kecematan Mallawa
Kabupaten Maros yang ditulis pada tahun 2008. Fokus utama dalam skripsi adalah
15 Nur Ilmi, “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Makam Patanna Pa’rasangang di KotaMakassar”, Skripsi(Makassar: Fak. Ushuluddin dan Filsafat, 2015), h. viii 16 Irfan jasti, “Makam Dato’ Tiro di Kelurahan Eka Tiro Kecamatan Bonto Tiro Kabupaten
9
untuk mengetahui sejauh mana keberadaan kuburan puatta membentuk kepercayaan
dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, sehingga masyarakat melakukan ritual-
ritual sebagai bentuk penghormatan seperti membawa sesajian berupa makanan,
membakar dupa, menyiram dengan air maupun kembang, membaca doa-doa dengan
17 maksud mengirimkan kepada arwah Puatta’ yang dihormati.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini lebih berfokus pada Pengaruh Ziarah makam Datuk
Pakkalimbungan terhadap Pemenuhan Nazar pada masyarakat. Selain itu, salah satu
keunikan dari penelitian ini adalah adanya ritual mengikat kantong plastik di pohon-
pohon sekitar area makam Datuk Pakkalimbungan dengan tujuan bernazar jika sudah
terpenuhi maka akan datang kembali untuk melapaskan ikatan tersebut.E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
a. Untuk mengetahui Kontinuitas Ziarah Makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.
b. Untuk mengetahui Pemenuhan Nazar melalui Ziarah makam Datuk
Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng?
c. Untuk mengetahui persepsi atau pandangan masyarakat terhadap makam Datuk
Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. 17 Rismawati, “Eksistensi Kuburan Puatta dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat di Desa10
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:
a. Manfaat Teoritis: Memberikan pemahaman teoritis baik pada penulis sendiri
maupun pembaca selain itu, juga diharapkan agar bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
b. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang tepat terhadap
khasanah pemikiran Islam dimasyarakat secara umum dan tokoh agama serta pihak lain dalam upaya memahami ziarah kubur di makam-makam tertentu.BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kepercayaan tentang Barokah Kepercayaan tentang barokah atau karomah yang secara mendalam mengakar
dalam keyakinan penduduk pada umumnya dan para santri atau para pengikut dari
tarekat khususnya. Barokah biasanya terkait dengan karomah. Karomah adalah sifat
yang dilekatkan kepada seorang suci yang mampu memindahkan pertolongan Allah
kepada orang yang membutuhkannya. Karena karomahnya, orang suci dapat
18
melakukan hal-hal yang luar biasa. Karena itu, diyakini bahwa sesaorang dapat
memperoléh pertolongan Allah melalui perantaran wali suci atau mursyid. Beberapa
muslim percaya bahwa “karomah seorang wali besar terus berlangsung bahkan
setelah wafatnya”. Karena kiai dan ulama pada umumnya dekat dengan Allah,
mereka dapat mencapai tahap karomah. Sehingga, permintaan oleh seorang kiai pada
Allah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dapat lebih cepat
dikabulkan. Mereka yang mempunyai karomah dapat memberikan barokah, yakni
19 akibat positif yang timbul dari interaksi dengan orang suci.
Barokah adalah sifat yang muncul dalam diri beberapa orang, seperti kiai,
yang dianugerahi karomah. Para pengikut kiai percaya bahwa ia mampu memberikan
barokah khususnya jika ia sendiri mendoakan mereka. Dalam berbagai ziarah ke kiai
para pengikut tarekat biasanya meminta doanya untuk diberi keselamatan hidup.
Selain itu, mereka juga mencoba untuk tidak mengecewakan kiai, dan tentu saja tidak
18 Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan (Cet. II; Yogyakarta:LKiS, 2004), h.12
berupaya menentangnya, karena kedua hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya
barokah dalam kehidupan mereka. Dalam sebuah kasus ekstrim, seorang pengikut
20
bahkan bisa kualat. Diyakini bahwa adanya barokah disebabkan oleh hubungan
yang baik dengan kiai atau orang suci lainnya yang mempunyai karomah. Namun
demikian, barokah dapat juga berasal dari doa orang biasa yang menunjukkan
perilaku keagamaan yang sangat baik, seperti mereka yang pulang dari haji. Doa
orang seperti itu mudah dikabulkan Allah. Tentu saja, ini adalah tradisi, tetapi ia juga
21 terkait dengan sistem keyakinan yang melandasi aksi mereka.
Masalah barokah dan karomah memang telah mengakar dalam kebudayaan
Islam Jawa. Kebiasaan-kebiasan ini telah melahirkan sikap-sikap yang mungkin
terlalu dilebih-lebihkan dan tidak diperbolehkan, menurut perspektif Islam. Umat
Islam Jawa, misalnya, membedakan benda-benda menurut karomahnya, dengan
22 maksud untuk mendapatkan barokah darinya.
Misalnya tentang seorang kiai yang mempunyai karomah. Namun demikian,
karomah kiai ini sering terkait dengan kejadian-kejadian tertentu yang dialami
seseorang tetapi tidak diketahui oleh kiai itu sendiri. Contoh ini menunjukkan bahwa
akibat karomah seorang kiai, baik barokah maupun kualat, bersifat otomatis.
Karomah merespon sikap-sikap tertentu seorang muslim terkait dengan hubungannya
dengan kiai. Dengan demikian, persepsi baik apapun tentang kiai akan membawa
barokah dalam kehidupan muslim itu, dan sikap kurang ajar apa pun akan
menyebabkan kualat. Oleh karena itu, barokah tidak hanya diperoleh dengan doa kiai,
23 tetapi juga dapat diterima yang mempunyai hubungan baik dengan kiai. 20 21 Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, h. 106. 22 Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, h.106.
13 B. Kepercayaan teradap Animisme dan Dinamisme
1. Animisme Animisme berasal dari kata anima, animus (Latin), atau anepos (Yunani).
Sedangkan dalam bahasa Sanskerta disebut prana, dan ruah dalam bahasa Ibarani.
Adapun arti dari semua kata tersebut adalah “nafas”, “jiwa”, “nyawa” atau “roh”. Jadi
animisme adalah ajaran atau doktrin tentang realitas jiwa atau roh. Kata roh inilah
yang kemudian menjadi kata kunci dalam memahami konsep kepercayaan
24 animisme.
Istilah animisme dipakai oleh orang-orang yang mengembangkan suatu
pandangan bahwa semua fenomena alam dapat diterangkan dari teori roh immaterial
sebagai prinsip kehidupan. Dalam dunia modern sekarang, penggunaan istliah
animisme ditujukan terhadap ajaran-ajaran tentang roh dan makhluk halus lainya
25 secara umum.
E.B. Taylor, dalam bukunya The Primitif Culture, menyatakan bahwa
animisme dalam rangka perkembangannya mencakup kepercayaan akan adanya roh
atau jiwa dan kepercayaan kepada kehidupan pada masa yang akan datang (infuture
state), untuk mengontrol peri, mambang dan roh-roh yang menjadi subordinasinya.
Dalam praktiknya, keyakinan itu dicerminkan dalam bentuk ibadah atau pemujaan
26 yang dilakukan secara aktif.
Kepercayaan animisme dibangun berdasarkan dua anggapan pokok, yaitu 1)
bahwa roh adalah unsur halus yang keluar dari setiap makhluk dan mampu hidup
24 Ali Imron, Sejarah terlengkap Agama-agama di Dunia (Cet. I; Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), h. 20. 2514
terus setelah jasadnya mati; 2) bahwa makhluk halus yang jadi dengan sendirinya
27 seperti peri dan mambang dianggap berkuasa.
2. Dinamisme
Secara etimologis, dinamisme berasal dari kata Yunani dynamis atau dynamos
yang artinya kekuatan atau tenaga. Jadi dinamisme ialah kepercayaan (anggapan)
tentang adanya kekuatan yang terdapat pada berbagai barang, baik yang hidup
28
(manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan) atau yang mati. Selanjutnya harun
nasution menyebutkan, dinamisme adalah suatu paham bahwa ada benda-benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan sehari-
29 hari.
Keberadaan kekuatan gaib tidaklah tetap, ia dapat berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainya. Di samping itu, kekuatan gaib tersebut tidak dapat dilihat yang dapat dilihat hanyalah efek atau bekas dan pengaruhnya.
Penyembah kekuatan alam merupakan kepercayaan bangsa primitif kepada
alam sekitar, biasanya karena takut akan malapetaka, atau karena balas budi terhadap
jasa gejala alam atau suatu anasir alam yang mereka anggap punya kekuatan. Mereka
30 memuja dan memuliakannya dalam aktivitas keagamaan.
27 28 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, h. 38. 29 Abu Ahmadi, Perbandingan Agama (Cet. 17; Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 35.
Harun Nasution, Islam di tinjau dari berbagi Aspeknya,(Cet 1; Jakarta: UI press, 1985) h.
15 C. Ritual, Simbol dan Sakral