RENCANA PROGRAM INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BAB IV – ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam
hallingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negative pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkunganpermukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspeklingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang- undangan,kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen,serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungandan sosial yang dibutuhkan.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
4.1. AnalisisSosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastrukturbidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan,pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada tarafperencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnyamenyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isuyang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan sertapengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunankemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proseskonsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupunpermukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan ataupengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidangCipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidupbagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunyamemperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang
Nasional: Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan social juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besarpada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasukmasyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayahterpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaangender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasukketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012
tentangPengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk KepentinganUmum: Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuanmenyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan gunameningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara,dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang Berhak.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana
PembangunanJangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014: Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melaluisejumlah program pembangunan untuk penanggulangankemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasukpeningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, danpercepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender,peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalampembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang
Percepatanpenanggulangan Kemiskinan Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatanyang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah duniausaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaanmasyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatanekonomi.
5. Instruksi Presiden No.
9 Tahun 2000 tentang PengarusutamaanGender dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakanpengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi ataskebijakan dan program pembangunan nasional yangberperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, danpemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karyaadalah:
1. Pemerintah Pusat:
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umumyangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melaluibantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaanusaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangkameningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender gunaterselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan programpembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untukbidang Cipta Karya.
2. Pemerintah Provinsi:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yangbersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umumyang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melaluibantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaanusaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangkameningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender gunaterselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan programpembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender,khususnya untuk bidang Cipta Karya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum dikabupaten/kota.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum dikabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melaluibantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaanusaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangkapeningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender gunaterselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan programpembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender,khususnya untuk bidang Cipta Karya.
4.1.1. Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karyadiharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral.Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinansesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015,serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
IV - 6 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
Pembangunan talud Pembangunan air limbah Pembangunan sanitasi
Pembangunan saluran drainase Pembangunan sanitasi Pembangunan air bersih
Kawasan padat penduduk Rawan banjir Akses sanitasi layak masih minim Akses air minum layak masih minim
6 Pajak Lama 850
Pembangunan jalan dan drainase lingkungan Pembangunan air limbah Pembangunan PSD persampahan
Pembangunan jaringan air bersih Pembangunan jalan dan drainase
Minim sarana persampahan Minim sarana jalan dan drainase lingkungan
430 Kawasan bantaran sungai Minim sarana air limbah
Ujung Tanjung
5 Jembatan
Kondisi persampahan buruk Pembangunan jalan ligkungan Pembangunan fasilitas persampahan
Kawasan padat sekitar pasar Mata pencaharian umumnya pedagang
Tangko 540
4 Pasar
Pembangunan bronjong semenisasi jalan lingkungan jaringan distribusi PDAM
Tabel 4. 1 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk MiskinKabupatenRokan Hilir
No Lokasi Jumlah penduduk miskin Kondisi umum Permasalahan Bentuk penanganan yang sudah dilakukan Kebutuhan penanganan Permukiman padat Akses air limbah minim
Kawasan bantaran sungai Mata Pencaharian umumnya buruh
Pasir 4900
Sungai Pabrik Jalan
3 Tepian
Pembersihan saluran drainse Pembangunan/ perbaikan saluran drainase
Rawan banjir Saluran drainase buruk
Kawasan padat kota Mata pencaharian pedagang
Usaha 1-2 750
2 Nelayan
Pembangunan MCK++ Pembangunan sanitasi Jaringan distribusi MBR
Mata Pencaharian umumnya buruh Kondisi sanitasi buruk Akses air bersih minim Akses sanitasi buruk Berpotensi rawan kebakaran
1 Pajak Baru 1200
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sumber : Analisa, 2014
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untukmenentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayumurahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitasrendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama denganrumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidakterlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayubakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalamseminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan dipuskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani denganluas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruhperkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatandibawah Rp. 600.000,- per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidaktamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual denganminimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit,emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tanggadikategorikan sebagai rumah tangga miskin.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatanpembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telahkegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi ProgramNasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,Neighborhood
Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP),Pengembangan Infrasruktur
Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW),Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS),Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), RuralInfrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat(SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), danStudi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidangCipta Karya.
Tabel 4. 2 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta
Karyabagi Pengarusutamaan Gender di KabupatenRokan Hilir Control Permasalahan Tingkat Bentuk pengambilan yang perlu Program / partisipasi
No Lokasi Tahun keterlibatan keputusan Manfaat diantisipasi di
Kegiatan perempuan / akses oleh masa (jumlah) perempuan mendatang(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pemberdayaan masyarakat
- PAMSIMAS
- a Musyawarah b PPIP Rokan Hilir 2014 - - - - Desa - - - - c RIS PNPM
- SANIMAS
2 Non Pemberdayaan Masyarakat a SPPIP Rokan Hilir 2012 FGD
4.1.2. Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besarankegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untukmeminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampakmaka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah danbangunan, serta permukiman kembali.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
1. Konsultasi masyarakat Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasikepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkinterkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya diwilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasimereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahanpertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakatperlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya,persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah danbangunan Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasiatas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidangcipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintahatau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satutahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semualangkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, ataumemperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yangterkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement) Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harusmempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembalipenduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahanpenduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembaliharus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yangterpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek.
Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar ataskerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunankembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan,perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yangdimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
Tabel 4. 3 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang
membutuhkanKonsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian
Kompensasi sertaPermukiman Kembali
Tahap 1 Tahap 2 Arahan lokasi Komponen Pemindahan Program No penduduk/ Permukiman Sebelum Setelah dan Konsultasi pemberian kembali pemindahan pemindahan Kegiatan kompensasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
- a Ban
- b PBL
- c AM
- d PLP
4.1.3. Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta KaryaOutput kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnyamemberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkanminimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapatterukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur,waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biayayang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan aksespelayanan tersebut.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Tabel 4. 4 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial
29 Bangkim Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Bagan Sinembah dan Tanah Putih 2016 1000
20 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Sinaboi 2016 4000
21 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Sinaboi 2019 3200
22 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 30Ltr/Dtk Tp. Tj. Melawan 2017 2400
23 Air Minum Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Tp. Tj. Melawan 2018 2400
24 Air Minum Pengadaan dan Pemasangan 1500 SR Tp. Tj. Melawan 2018 12000
25 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Tp. Tj. Melawan 2016 4000
26 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Kap. 40 Baja L/dt Tp. Tj. Melawan 2017 3200
27 Air Minum Pendampingan PAMSIMAS 2019 1000
28 Air Minum Pendampingan PAMSIMAS 2016 1000
30 Bangkim Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Kontruksi Semenisasi Bangko 2016 1000
18 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Rimba Melintang 2016 3200
31 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bangko 2015 1000
32 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bangko 2016 1000
33 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bangko 2017 1000
34 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bangko 2018 1000
35 Bangkim Pembangunan Rusunawa Bangko 2019 400
36 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bagan Sinembah 2017 1000
37 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bagan Sinembah 2015 1000
38 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bagan Sinembah 2017 1000
39 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Bagan Sinembah 2018 1000
40 Bangkim Pembangunan Infrastruktur Eks. Transmigrasi Bagan Batu Bagan Sinembah 2018 1000
19 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Sinaboi 2016 3200
17 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Rimba Melintang 2017 4000
PascaPelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
No Sektor Kegiatan Lokasi Tahun Anggaran Jumlah Penduduk Pemanfaat (jiwa) Ket4 Air Minum Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Tanah Putih 2017 2400
1
2
3
4
5
6
7
1 Air Minum SPAM Regional Durolis (Dumai, Rokan Hilir, Bengkalis) Rokan Hilir 2017 20000
2 Air Minum Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dan SR 800 Unit Tanah Putih 2016 1600
3 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 30Ltr/Dtk Tanah Putih 2016 2400
5 Air Minum Pengadaan dan Pemasangan 1500 SR Tanah Putih 2014 30000
16 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Rimba Melintang 2018 3200
6 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Tanah Putih 2016 4000
7 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Kap. 40 Baja L/dt Tanah Putih 2014 3200
8 Air Minum Pembangunan SPAM IPA beton 100Ltr/Dtk Bangko Pusako 2016 8000
9 Air Minum Pengadaan dan pemasangan pipa distribusi Bangko Pusako 2016 2000
10 Air Minum Pengadaan dan Pemasangan 1500 SR Bangko Pusako 2016 12000
11 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Bangko Pusako 2017 4000
12 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Kap. 40 Baja L/dt Bangko Pusako 2015 3200
13 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Batu Hampar 2018 3200
14 Air Minum Pembangunan SPAM Paket IPA Beton Kap. 50 L/dt Batu Hampar 2016 4000
15 Air Minum Pembangunan SPAM IPA 40tr/Dtk Batu Hampar 2016 3200
41 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Tanah Putih 2019 1000
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir No Sektor Kegiatan Lokasi Tahun Anggaran Jumlah Penduduk Pemanfaat (jiwa) Ket
66 PBL Penyusunan RTBL Kota Bagan Batu Bagan Sinembah 2016 1000
59 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Rimba Melintang Rimba Melintang 2016 1000
60 Bangkim Pembangunan Infrastruktur Permukiman KTP2D Kws.
Sinaboi Sinaboi 2016 1000
61 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Pedamaran Pekaitan 2017 1000
62 PBL punyusunan RISPK Kab Rokan Hilir Rokan Hilir 2016 1000
63 PBL Dukungan PSD Penanggulangan Kebakaran Rokan Hilir 2018 1000
64 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penanggulangan Kebakaran Rokan Hilir 2019 1000
65 PBL Penyusunan RTBL Kawasan Ujung Tanjung Kec.
Tanah Putih Kab. Rokan Hilir Tanah Putih 2016 1000
67 PBL Penyusunan RTBL Kota Sungai Rangau Rantau Kopar 2017 1000
57 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Rimba Melintang Rimba Melintang 2017 1000
68 PBL Penyusunan RTBL Kota Bangko Kanan Bangko Pusako 2018 1000
69 PBL Penyusunan RTBL Kota Teluk Merbau Kubu 2016 1000
70 PBL Penyusunan RTBL Kota Panipahan Pasir Limau Kapas 2016 1000
71 PBL Penyusunan RTBL Kec Pekaitan Pekaitan 2016 1000
72 PBL Penyusunan RTBL Kec. Pujud Pujud 2017 1000
73 PBL Penyusunan RTBL Kecamatan Rimba Melintang Rimba Melintang 2018 1000
74 PBL Penyusunan RTBL Kec. Simpang Kanan Simpang Kanan 2019 1000
75 PBL Penyusunan RTBL Kec. Tanah Putih Tanjung Melawan Tp.Tj. Melawan 2016 1000
76 PBL Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Batu Enam Bangko 2017 1000
77 PBL DED Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Bagansiapiapi Bangko 2016 1000
58 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Rimba Melintang Rimba Melintang 2019 1000
56 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Rimba Melintang Rimba Melintang 2017 1000
1
45 Bangkim Pembangunan PSD Agropolitan Kws. Rantau Bais Tanah Putih 2016 1000
2
3
4
5
6
7
42 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Tanah Putih 2017 1000
43 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Tanah Putih 2018 1000
44 Bangkim Pembangunan/Peningkatan PSD Kawasan Kumuh Tanah Putih 2016 1000
46 Bangkim Peningkatan/Pembangunan Jalan Poros Desa Kws. II Teluk Palas Tanah Putih 2017 1000
55 Bangkim Pembangunan Jalan Akses Kawasan agropolitan kontruksi semenisasi Rimba Melintang 2016 1000
47 Bangkim Pembangunan Infrastruktur Permukiman KTP2D Kws.
Batu Hampar Batu Hampar 2018 1000
48 Bangkim DED PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2016 1000
49 Bangkim Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2016 1000
50 Bangkim Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2017 1000
51 Bangkim Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2018 1000
52 Bangkim Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2019 1000
53 Bangkim Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan Pasir Limau Kapas 2016 1000
54 Bangkim Pembangunan Infrastruktur Permukiman KTP2D Kws.
Pujud Pujud 2017 1000
78 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Bagansipapi Bangko 2017 1000
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir No Sektor Kegiatan Lokasi Tahun Anggaran Jumlah Penduduk Pemanfaat (jiwa) Ket
98 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kota Panipahan Pasir Limau Kapas 2017 1000
91 PBL Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau Bagan Batu Bagan Sinembah 2015 1000
92 PBL Lanjutan Dukungan Prasarana dan Sarana Ruang Terbuka Hijau Bagan Batu Bagan Sinembah 2016 1000
93 PBL Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan Banjar XII Tanah Putih 2017 1000
94 PBL Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Banjar XII Tanah Putih 2018 1000
95 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Banjar XII Tanah Putih 2019 1000
96 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Banjar XII Tanah Putih 2016 1000
97 PBL PSD kawasan Tradisional Kws. Bagansiapiapi Tanah Putih 2018 1000
99 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Danau Laut napangga Pujud 2019 1000
89 PBL Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw Bagan Batu Bagan Sinembah 2018 1000
100 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Teluk Merbau Kubu 2019 1000
101 PLP Penyusunan Buku Putih dan Sanitasi Kota Kabupaten Rokan Hilir Rokan Hilir 2015 10000
102 PLP Bantuan Teknis Kelembagaan Persampahaan TPA Rokan Hilir 2016 5000 103 PLP Review DED TPA Bangko Parit Baru Rokan Hilir 2017 5000 104 PLP Peningkatan/pembangunan TPA Sanitary Landfill TPA
Bangko Parit Baru Bangko 2018 5000 105 PLP Peningkatan/pembangunan TPA Sanitary Landfill TPA
Batu Enam Bangko 2019 5000 106 PLP Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan
Prasarana TPA Bangko 2017 5000 107 PLP Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan
Prasarana TPA Bangko 2019 5000 108 PLP Pembangunan Saluran Drainase Primer Tanah Putih Tanah Putih 2019 5000 109 PLP
90 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kaw Bagan Batu Bagan Sinembah 2015 1000
88 PBL Lanjutan Dukungan PSD Penataan dan Revitalisasi Kawasan Batu Enam Bangko 2016 1000
1
80 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Sungai Ranau Bangko 2017 1000
2
3
4
5
6
7
79 PBL Lanjutan Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Bagansipapi Bangko 2016 1000
81 PBL Lanjutan Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Sungai Ranau Bangko 2018 1000
Bagansiapiapi Bangko 2018 1000
82 PBL Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Ujung Tanjung Bangko 2019 1000
83 PBL Lanjutan Dukungan PSD Ruang Terbuka Hijau Kws Kota Ujung Tanjung Bangko 2016 1000
84 PBL Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kws. Bagansiapiapi Bangko 2019 1000
85 PBL PSD kawasan Tradisional Kws. Bagansiapiapi Bangko 2019 1000
86 PBL Lanjutan PSD kawasan Tradisional Kws.
Bagansiapiapi Bangko 2017 1000
87 PBL Lanjutan PSD kawasan Tradisional Kws.
Peningkatan/pembangunan TPA Sanitary Landfill TPA Bagan Sinembah Bagan Sinembah 2018 5000
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir No Sektor Kegiatan Lokasi Tahun Anggaran Jumlah Penduduk Pemanfaat (jiwa) Ket
Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Bangko 2016 400 113 PLP
119 PLP Bantek Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Tp. Tj. Melawan 2016 400 120 PLP Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST
118 PLP Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Pasir Limau Kapas 2016 400
Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Bangko Pusako 2017 400 117 PLP Bantek Pengelolaan Sampah Terpadu 3R Pasir Limau Kapas 2016 400
Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Tanah Putih 2016 400 116 PLP
Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Bagan Sinembah 2018 400 115 PLP
Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R dan TPST Bangko 2017 400 114 PLP
Peningkatan/pembangunan TPA Sanitary Landfill TPA Bantaian Batu Hampar 2017 5000 112 PLP
1
7 110 PLP Pembangunan Saluran Drainase Primer Rantau Kopar Rantau Kopar 2016 5000 111 PLP
6
5
4
3
2
Tp. Tj. Melawan 2017 400 121 PLP SANIMAS Bangko 2018 400 122 PLP SANIMAS Bangko 2016 400 123 PLP SANIMAS Bagan Sinembah 2016 400 124 PLP SANIMAS Tanah Putih 2017 400
4.2. Analisis Ekonomi
Struktur perekonomian sebagian masyarakat Rokan Hilir telah bergeser dari kategori Pertambangan dan Penggalian ke kategori ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing
‐masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Rokan Hilir. Sumbangan terbesar pada tahun 2015 masih dihasilkan oleh kategori Pertambangan dan Penggalian, kemudian kategori Pertanian; dan kategori Industri Pengolahan. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 5 persen.
Perekonomian Rokan Hilir pada tahun 2015 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun ‐tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan
PDRB Rokan Hilir tahun 2015 hanya sekitar 1,00 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,01 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori Jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,86 persen. Hampir sebagian besar kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan yang positif.
Adapun kategori ‐kategori lainnya berturut‐turut mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya kategori kategori Konstruksi sebesar 9,17 persen , kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 8,56 persen, kategori Transportasi dan pergudangan sebesar 7,05 persen, , kategori Real Estat 6,57 persen , kategori Pengadaan Listik dan Gas sebesar 6,31 persen , kategori Jasa Pendidikan sebesar 5,90 persen, kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 4,40 persen,kategori Jasa lainnya sebesar 4,18 persen, kategori Jasa Perusahaan sebesar 4,15 persen ,kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan minum sebesar 4,07 persen, kategori Industri Pengolahan sebesar 2,93 persen, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 2,73 persen , kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 2,04 persen dan kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 0,44 persen.
Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Rokan Hilir mencapai 119.15 juta Rupiah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,01 persen.
4.3. Analisis Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalampenyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintahkabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan danpengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan HidupStrategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-UpayaPemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat PernyataanKesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup(SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baikperlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutansecara konsisten di segala bidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapaiadalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakanlingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tamping lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasiperubahan iklim”
1. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KajianLingkungan Hidup Strategis: RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHSdigunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan,rencana dan/atau program agar dampak dan/atau risiko lingkunganyang tidak diharapkan dapat diminimalkan
2. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan DokumenLingkungan.
Sebagai persyaratan untuk mengajukan ijin lingkungan maka perludisusun dokumen Amdal, UKL dan UPL, atau Surat PernyataanKesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengandengan SPPL bagi kegiatan yang tidak membutuhkan Amdal atauUKL dan UPL. Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, danpemerintah kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidangCipta
Karya mengacu pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1. Pemerintah Pusat b. Menetapkan kebijakan nasional.
c. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
e. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal danUKL-UPL.
f. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup.
g. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenaipengendalian dampak perubahan iklim dan perlindunganlapisan ozon.
h. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaankebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepaladaerah.
i. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
j. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduanmasyarakat. k. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal danUKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaankebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerahkabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasankepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota h. a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
i. b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota. j. c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal danUKL-UPL. k. d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup. l. e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
4.3.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnyadisingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunanberkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunansuatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalamperencanaan pembangunan infrastruktur.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JMadalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataranKebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkanprinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atauprogram menjadi garda depan dalam menyaring kegiatanpembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negative terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengandibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagaiinstansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung denganperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten.Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapatmendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnyapenerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupuntuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
Gambar 4. 1 Diagram Alir Pentahapan KLHS
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
3 Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
6 Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
Tidak
5 Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan Tidak berdampak
Tidak
4 Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam Tidak berdampak
Tidak berdampak Tidak
Tidak
Tahapan Pelaksanaan KLHS Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulanrencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbangkanisu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan,kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3)peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutudan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsikawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah pendudukmiskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompokmasyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dankeselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakahrencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko ataudampak terhadap isu-isu tersebut.
2 Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati Tidak berdampak
1 Perubahan iklim Tidak berdampak Tidak
(1) (2) (3) (4)
No Kriteria Penapisan Penilaian Uraian Pertimbangan* Kesimpulan (Signifikan/ Tidak)
Tabel 4. 5 Kriteria Penapisan Usulan Program/Kegiatan Bidang Cipta
Karya
Tahap 1 dilakukan dengan penapisan (screening) dengan menyusuntabel 8.1.
Tidak berdampak Tidak
Penilaian Kesimpulan No Kriteria Penapisan Uraian (Signifikan/ Pertimbangan* Tidak)
(1) (2) (3) (4) Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan
Tidak
7 Tidak berdampak keselamatan manusia
- ) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atauprogram yang ditapis menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melaluiproses penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/programdalam RPI2-JM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atasmaka berdasarkan Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentangPedoman Umum KLHS, Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dapatmenyertakan Surat Pernyataan bahwa KLHS tidak perlu dilaksanakan,dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPI2-JM dengan persetujuanBPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPI2-JM.
Namun, jika teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPI2- JMberpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka Satgas RPI2- JMdidukung dinas lingkungan hidup (BPLHD) dapat menyusun KLHSdengan tahapan sebagai berikut:
1. Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup diWilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui 4 (empat) tahapansebagai berikut:
a) Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan LainnyaTujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentinganadalah: a. Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkandalam pelaksanaan KLHS;
b. Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkanUU
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;
c. Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasikebijakan, rencana dan/atau program memperolehlegitimasi atau penerimaan oleh publik;
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir d. Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkanakses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat,dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 4. 6 Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan danMasyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan pemangku Lembaga kepentingan
(1) (2)
a. Bupati/ Walikota Pembuatan keputusan
b. DPRD Penyusunan kebijakan,
Dinas PU-Cipta Karya rencana dan/atau program a. Dinas PU
- – Cipta Karya Instansi
b. BPLHD
a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya
b. Asosiasi profesi
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan Masyaraat yang memiliki hidup informasi dan/atau keahlian
d. LSP/Pemerhati LH (perorangan/ tokoh/ kelompok)
e. Perorangan/tokoh
f. Kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitan dengan SDA
a. Lembaga adat
b. Asosiasi pengusaha Masyarakat terkena dampak
c. Tokoh masyarakat
d. Organisasi masyarakat
e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan, petani, dll)
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan: 1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yangmeliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupatau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan 3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunanberkelanjutan.
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
b. Pembangunan jalan dan drainase lingkungan
a. Bagan Sinembah, Bangko Pusako, Rimba Melitang, Simpang
b. PSD penanggulangan
a. Penyusunan RTBL
b. Sarana dan prasarana
a. NSPK Bidang PBL
2 PBL
e. Pasir Limau Kapas
d. Rimba Melintang, Pekaitan, Tanah Putih, Batu Hampar, Sinaboi, Pujud, Bagan Sinembah
c. Bangko
b. Bangko, Bagan Batu, Tanah Putih
a. Bagan batu, Tanah Putih
e. Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kawasan Perbatasan
d. Pembangunan Infratruktur Kawasn Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
c. Pembangunan Rusunawa
RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Tabel 4. 7 Proses Identifikasi Isu Pembangunan BerkelanjutanBidang Cipta Karya Pengelompokkan isu-isu pembangunan berkelanjutan Bidang Cipta Karya Penjelasan singkat
(1) (2)
Kondisi sanitasi yang buruk berdampak pada berkembangnya wabah penyakit diare
Lingkungan Hidup Permukiman Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum Kapasitas air baku di rokan hilir cukup melimpah dari Sungai Rokan, namun jaraknya cukup jauh dari Kota Bagan Siapi-api Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal BAB di sungai berdampak pada pencemaran badan sungai, hal ini masih terjadi di sebagian masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir, khususnya yang tinggal di bantaran sungai
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap kualitas lingkungan Contoh: kawasan kumuh menyebabkan penurunan kualitas lingkungan
Penurunan kualitas lingkungan pada kawasan kumuh yang minim infrastruktur, masyarakat membuang sampah sembarangan di sekitar rumah serta minimnya akses sanitasi
Ekonomi Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan kerusakan lingkungan Contoh: pencemaran air mengurangi kesejahteraan nelayan di pesisir
Kemiskinan dan rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat berdampak pada keterbatasan akses air minum dan sanitasi layak
Sosial Isu 5: Pencemaran menyebabkan berkembangnya wabah penyakit
Tabel 4. 8 Tabel Identifikasi KRP No Komponen Kebijakan/ Rencana/ Program Kegiatan Lokasi (Kecamatan/ Kelurahan, jika ada)
e. Infrastruktur Kawasan Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar
(1) (2) (3) (4)
1 Bangkim
a. RPKPP
b. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman kumuh
c. Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya
d. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
a. RPKPP c. SPAM Regional