IMPLEMENTASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA PAGEDANGAN KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG - FISIP Untirta Repository

  

IMPLEMENTASI PROGRAM

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI

DESA PAGEDANGAN KECAMATAN

PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh :

YENI FAJARWATI

NIM. 6661122326

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Yeni Fajarwati. 6661122326. Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dosen Pembimbing I : Maulana Yusuf, S.Ip., M.Si. Dosen Pembimbing II : Riny

Handayani, S.Si., M.Si.

  

Pemerintah Desa Pagedangan membentuk BUMDes sebagai motor penggerak

ekonomi di desa namun dalam pembentukkannya masih minim pembinaan dari

Pemerintah Daerah sehingga muncul beberapa permasalahan, diantaranya adalah

ada perbedaan masa bakti dalam Perda dan Perdes, kurangnya sosialisasi kepada

masyarakat, serta kurangnya penggunaan teknologi komputer dalam mengelola

BUMDes. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana implementasi Program

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan

Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori implementasi dari Van

Horn dan Van metter dalam Agustino (2008). Metode yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Analisis data yang

digunakan adalah model Prasetya Irawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implementasi program BUMDes secara umum sudah berjalan dengan baik. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan berjalannya program-program BUMDes secara baik.

Meski dalam segi perencanaan keuangan dan program belum terkelola dengan

baik sehingga program BUMDes belum sepenuhnya berjalan optimal karena ada

beberapa yang harus diperbaiki seperti kurangnya sumberdaya manusia dan

finansial serta lemahnya sosialisasi dan minimnya koordinasi. Saran yang dapat

diberikan yaitu agar tidak terjadi keterlambatan dalam membuat payung hukum,

meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, meningkatkan

sumberdaya finansial, sosialisasi lebih merata dan meningkatkan koordinasi

sehingga pemberdayaan dan peran aktif masyarakat dapat ditingkatkan.

  Kata Kunci : Implementasi, Program, BUMDes. iii

  

ABSTRACT

Yeni Fajarwati. 6661122326. Implementation of the village-owned enterprises

program (BUMDes) at the Pagedangan Village in Pagedangan District of

Tangerang Regency. Departement of Public Administration. Faculty of Social and

st nd

  

Political Science. The 1 advisor : Maulana Yusuf, S.Ip., M.Si 2 advisor : Riny

Handayani, S.Si., M.Si

The Village Government Pagedangan formed BUMDes as an economic

powerhouse in the village but still minimal guidance from the Regional

Government and the problems are coming as difference in the service period and

Perdes regulation, lack of socialization to the community, as well as the lack of

use of computer technology in managing BUMDes. The aim of research to find

out how the implementation of the village-owned enterprises (BUMDes) in the

village Pagedangan Pagedangan District of Tangerang regency. This study uses

the theory of implementation of Van Horn and Van metter in Agustino (2008). The

method used is qualitative descriptive. Data collection techniques used were

interviews, observation, literature study and documentation. Analysis of the data

used is the model Prasetya Irawan. The results showed that BUMDes program

implementation in general has been running well. It can be seen based on the

passage of BUMDes programs as well. Although in terms of budgeting and

programs planning not been managed well so that the program is not yet fully

BUMDes run optimally because there are some that should be corrected as the

lack of human and financial resources and poor socialization and lack of

coordination. Advice can be given is to avoid any delay in making the appropriate

legislation, to improve the quality and quantity of human resources, increasing

financial resources, socialization more evenly and improve coordination so that

the empowerment and active participation of society can be improved.

  Keywords : Implementation, Program, BUMDes.

  Berikanlah usaha yang terbaik, karena hasil yang dicapai berdasarkan dari proses yang ditempuh...

  Jangan dulu mengatakan “tidak mampu” sebelum anda berusaha menjadikan diri Anda mampu.

  Skripsi ini kupersembahkan:

  Untuk Bapak (Jalimuddin, S.Pd.I) dan Mamah (Siti Fathonah) tersayang, Adik- adikku terkasih (Faisal Tanjung, Yelly Fuji Illahi, Yessy Arba Amelia, dan Yola Aulia Jalsifha) serta calon suami tercinta (Agus Budiman)...

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

  Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, karunia serta hidayah-Nya hingga proposal skripsi ini terselesaikan.

  Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Tak lupa peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga bagi kedua orang tua yang telah mengorbankan waktu, tenaga serta doa yang tak pernah terputus.

  Penyusunan proposal skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Skripsi ini berjudul

  ”Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang ”.

  Peneliti menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik v

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Riswanda, Ph.D., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Maulana Yusuf, SIP., M.Si., Dosen Pembimbing I skripsi yang memberikan arahan dan masukan yang bermanfaat selama proses bimbingan.

  9. Riny Handayani, S.Si., M.Si., Dosen Pembimbing II skripsi yang memberikan saran dan semangat bagi peneliti selama proses bimbingan.

  10. Semua Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali peneliti dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

  11. H. Anwar Ardadili, S.Pd., Direktur Utama BUMDes Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang yang telah banyak membantu peneliti dalam observasi awal. vi

  12. H. Munawar, S.Pd., Badan Pengawas BUMDes Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  13. Hj. Kultsum, KA Unit Simpan Pinjam BUMDes Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini.

  14. Assudin, S.Kom., Kepala Urusan Perencanaan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang untuk memberikan informasi dalam penelitian ini.

  15. Mamah dan Bapak tersayang, terimakasih sudah memberikan motivasi yang luar biasa untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

  16. Agus Budiman Shinichiku, terimakasih sudah banyak membantu selama penelitian, tanpa bantuanmu skripsi ini tidak akan segera selesai.

  17. Teman seperjuangan tersayang, seluruh teman-teman Administrasi Negara kelas A, B, dan C angkatan 2012. Terima kasih telah memberikan motivasi dan canda tawa yang hangat layaknya keluarga.

  18. Rekan-rekan organisatoris di DPM FISIP UNTIRTA 2012, HIMANE FISIP 2013 serta senior, junior, dan rekan-rekan lainnya yang telah mengajarkan banyak hal dan berbagi pengalaman selama peneliti mengikuti organisasi di kampus. Serta teman-teman KKM 42 Untirta 2015 yang telah belajar bersama mengenai kehidupan bermasyarakat.

  19. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih vii Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, begitu pun pada proposal skripsi yang masih jauh dari sempurna ini. Oleh karena itu, peneliti menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi almamater beserta para pembaca pada umumnya.

  Wassalamualaikum wr.wb.

  Serang, Mei 2016 Peneliti Yeni Fajarwati

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i ABSTRAK ....................................................................................................... ii

  

ABSTRACT ....................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................

  LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ ..1

  1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. ..1

  1.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 17

  1.3. Batasan Masalah ......................................................................... 17

  1.4. Rumusan Masalah ....................................................................... 18

  1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................ 18

  ix

  2.1.5.1 I.K.M Merilee S. Grindle ...................................... 51

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian ............................................................ 79

  2.3 Kerangka Berfikir ...................................................................... 74

  2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 71

  2.1.7 Pengertian BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) ............. 57

  2.1.6 Pengertian Desa ................................................................ 56

  2.1.5.1 I.K.M L. Weimer dan Aidan R. Vining ................. 55

  2.1.5.1 I.K.M Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn .... 53

  2.1.5.3 I.K.M George C. Edward ...................................... 49

  

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN .............................................................. 20

  2.1.5.2 I.K.M Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier ......... 46

  2.1.5.1 I.K.M Van Metter dan Van Horn .......................... 42

  2.1.5 Model-Model Pendekatan Implementasi ........................... 38

  2.1.4 Implementasi Kebijakan Publik ....................................... 34

  2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik ............................................ 27

  2.1.2 Pengertian Publik .............................................................. 23

  2.1.1 Pengertian Kebijakan ........................................................ 20

  2.1 Landasan Teori ............................................................................ 20

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 81

  x

  3.3 Lokasi Penelitian ......................................................................... 82

  3.4 Definisi Konsep dan Operasional Penelitian .............................. 83

  3.5 Instrumen Penelitian ................................................................... 85

  3.6 Informan Penelitian ..................................................................... 92

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 94

  3.8 Jadual Penelitian ......................................................................... 100

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................... 101

  4.1.1 Gambaran Umum Desa Pagedangan .................................................. 101

  4.1.2 Gambaran Umum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri ..... 112

  4.2 Deskripsi Data ............................................................................................... 117

  4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 117

  4.2.2 Daftar Informan Penelitian ................................................................. 120

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................. 123

  4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ........................................................ 124

  4.3.2 Sumber Daya ................................................................................... 132

  4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana ......................................................... 141

  4.3.4 Sikap/ Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana ...................... 152

  4.3.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana .................... 158

  4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik ....................................... 165

  xi BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 189

  5.2 Saran ............................................................................................................ 191

  

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 193

LAMPIRAN ............................................................................................................. 195

  

DAFTAR TABEL

..........................................................................

  1.1 Program Kerja Utama BUMDes 7 .........................................................................................

  3.1 Pedoman Wawancara 90 ............................................................................................

  3.2 Informan Penelitian 95 .................................................................................................

  3.3 Jadual Penelitian 101 ............................................................

  4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur 110 .................................

  4.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pokok 113 ..........................................................

  4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama 115 .................................................................................................

  4.4 Daftar Informan 125 ..................................................................

  4.5 KSM Unit Usaha Simpan Pinjam 180 ...............................................

  4.6 KSM Campuran Unit Usaha Simpan Pinjam 181 ................................

  4.7 Rekapitulasi Keuangan TPST BKM Desa Pagedangan 183 ..........................................................

  4.8 Rekapitulasi Keuangan Sentra Kuliner 185

  

DAFTAR GAMBAR

  2.1 Kebijakan Publik Ideal Menurut Riant Nugroho ............................................

  35 2.2 Model Pendekatan A Framework fot Implementation Analiysis ............................

  50 2.3 Model pendekatan Direct and Indirect on Implementation oleh Edward III .........

  52 2.4 Model Pendekatan The Policy Implementation Process ........................................

  58

  2.5 Proses Kerangka Berpikir ...................................................................................

  80

  3.1 Proses Analisis Data ...........................................................................................

  98

  4.1 Struktur Organisasi Desa Pagedangan ..........................................................

  108

  

DAFTAR LAMPIRAN

  1 Surat Ijin Penelitian ................................................................................................

  2 Catatan Lapangan ....................................................................................................

  3 Pedoman Wawancara .............................................................................................

  4 Transkip Data dan Koding Data ............................................................................

  5 Kategorisasi Data ....................................................................................................

  6 Member Chek ...........................................................................................................

  7 Foto-Foto ..................................................................................................................

  8 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 Tentang Pembentukkan dan pengelolaan BUMDes ..........................................................

  9 Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang No. 9 Tahun 2014 Tentang Desa ...

  10 Peraturan Bupati Kabupaten Tangerang No. 85 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembentukkan dan pengelolaan BUMDes .................................................

  11 Peraturan Desa No. 7 Tahun 2013 Tentang Pembentukkan BUMDes Pagedangan Mandiri ................................................................................................

  12 AD/ART BUMDes Pagedangan Mandiri ............................................................

  13 Daftar Hadir Bimbingan .........................................................................................

  14 Riwayat Hidup ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kemandirian suatu daerah merupakan tuntutan dari pemerintah pusat saat diberlakukannya otonomi pada masa orde baru yaitu pada tahun 1966 M.

  Era otonomi ini membuat daerah-daerah yang ada di Indonesia berlomba- lomba untuk menjadi daerah yang terbaik diantara daerah-daerah lainnya karena ini menjadi peluang besar bagi daerah untuk memajukan dan mengembangkan daerahnya sendiri untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat dan pegawainya. Demi tercapainya wacana daerah untuk memajukan dan mengembangkan daerahnya, maka daerah harus mengatur strategi dalam menjalankan pemerintahannya untuk dapat dimaksimalkan guna mendukung peningkatan kehidupan yang lebih baik, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik.

  Era otonomi saat ini, bukan hanya daerah yang memiliki otonomi daerah akan tetapi desa juga memiliki otonomi desa yang mana desa memiliki hak dan kewenangan penuh dalam mengelola dan menjalankan pemerintahannya sendiri sehingga mandiri dan kreatif dalam meningkatkan kemajuan dan kesajahteraan masyarakat yang ada di desa yang pertama kali diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang perubahan atas Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Seiring

  2 untuk mengeluarkan undang-undang tentang Desa. Selama ini desa dianggap sebagai tempat yang udik dan rendahan di banding kelurahan,sehingga tidak sedikit desa yang beralih menjadi kelurahan untuk mengangkat derajat sosial di mata masyarakat lainnya. Hal ini tentu tidak bisa membuat pemerintah berdiam diri, karena jika dibiarkan maka desa akan perlahan hilang, sedangkan desa sangat penting untuk kelestarian adat dan budaya. Maka dari itu, pemerintah pusat ingin mendongkrak mindset ini dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang terbaru yang mana desa merupakan daerah otonom dan berhak untuk mengatur dan mengelola desanya sendiri.

  Sebagai daerah yang memiliki otonomi penuh, untuk menjalankan pemerintahannya, maka desa harus mencari dana sendiri untuk mengembangkan desanya. Meski sekarang dalam Undang-undang No. 6 Tahun 2014 menyatakan bahwa desa akan mendapatkan bantuan dari APBN setiap tahunnya sekitar 600 juta hingga 1,2 Milyar yang tercantum dalam UU No. 6 Tahun 2014 pasal 72 ayat (1) dan ayat (4) tentang desa, akan tetapi desa tidak sepenuhnya menggantungkan pendapatannya dari bantuan tersebut.

  Karena sebelum Undang-undang tersebut diberlakukan bantuan alokasi dana desa tidak ada dan desa harus menguras tenaga dan memutar otak untuk mendapatkan Pendapatan Desa yang maksimal.Maka dari itu desa harus menggali potensi desa baik dari segi Sumber Daya Alam (SDA) maupun dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di desa tersebut yang nantinya

  3 akan menjadi sumber pendapatan desa dan akan masuk kedalam kas desa atau keuangan desa.

  Keuangan desa yang didapatkan dari sumber pendapatan desa haruslah dikelola dengan baik demi tercapainya pembangunan desa. Namun, kita ketahui bahwa sumber pendapatan desa sebagian besar berasal dari bantuan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, karena memang desa merupakan daerah otonom yang kecil sehingga jika hanya mengandalkan pendapatan asli desa tidak akan mampu meningkatkan pembangunan desa baik itu meningkatkan dalam segi infrastruktur maupun dalam segi administratif. . Sehingga perlu pengelolaan dan manajemen yang baik dalam pendapatan asli desa dan keuangan desa agar desa memiliki PADes yang memadai untuk menopang kesejahtearaan masyarakat desa.

  Salah satu strategi dalam memudahkan desa untuk mendapatkan sumber pendapatan desa adalah pemerintah membuat kebijakan yang mengatur hal tersebut. Salah satunya adalah undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang meyebutkan bahwa pemerintah desa juga dianjurkan untuk memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berguna untuk mengatur perekonomian desa dan memenuhi kebutuhan serta menggali potensi desa, dan Undang-undang ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat dalam meningkatkan peran desa untuk ikut berkecimpung dan turun tangan langsung dalam meningkatkan perekonomian

  4 peraturan lanjutan dari UU No. 32 Tahun 2004 dimana dalam peraturan ini disebutkan bagaimana cara mendirikan dan mengelola BUMDes itu sendiri.

  BUMDes merupakan salah satu lembaga yang terdapat interaksi ekonomi antara pemerintah desa dengan masyarakat desa, sehingga hal ini juga berdampak pada hubungan antara pemerintah desa dengan masyarakat yang akan tercipta secara alamiah. Dan dengan adanya BUMDes ini akan menarik masyarakat untuk memulai berdagang sehingga secara perlahan angka kemiskinan akan menurun dan mengangkat keluarga yang tidak mampu untuk menjadi keluarga yang sejahtera.

  Marwan sendiri sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam detik.com (Rabu, 28 Januari 2015 pukul 22:57 WIB. Sumber : diakses pada tanggal 20 November 2015 pukul 15.12 WIB) mengungkapkan bahwa BUMDes ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi di desa yang juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Bumdes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial Bumdes bertujuan mencari keuntungan untuk meningkatkan pendapatan desa.

  BUMDes sendiri memiliki literatur yang sama dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yaitu sama- sama mengelola aset dibidangnya hanya saja BUMN merupakan badan usaha

  5 badan usaha milik daerah yang mengelola aset-aset yang ada didaerah, hanya saja BUMDes ini ruang lingkupnya masih sederhana tidak seperti BUMN yang Nasional dan BUMD yang ruang lingkupnya sekitar provinsi, kabupaten/kota. Maka BUMDes yang berada di Desa Pagedangan juga memiliki fungsi yang sama, yaitu mengelola seluruh aset yang dimiliki desa baik itu fisik maupun non fisik yang sifatnya kearah perekonomian desa.

  Desa Pagedangan ini merupakan desa yang tumbuh di tengah-tengah kota yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang. Desa Pagedangan ini menjadi titik perlintasan antara kabupaten/kota. Posisinya yang strategis yang berada dilintasan jalan otonom kecamatanantara Legok dan Tangerang Selatan ini membuat masyarakat umum melewati jalan Desa Pagedangan yang hendak menuju pusat kota kabupaten, kota provinsi, pusat perbelanjaan modern (BSD, Gading Serpong Summarecon dan Paramaounth) dan pusat perbelanjaan tradisional (pasar serpong, pasar curug, pasar parung panjang dan lain sebagainya). Sehingga pemerintah desa memiliki keinginan agar bagaimana caranya Desa Pagedangan ini bukan hanya menjadi daerah lintasan semata akan tetapi menjadi daerah singgahan orang-orang yang melintas di Desa Pagedangan ini. Maka dari itu Pemerintah Desa berinisiatif untuk membangun BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk menjadi motor penggerak ekonomi di Desa Pagedangan dan diharapkan bisa mengeksplor kuliner Desa Pagadengan.

  Sebagai desa terbaik di Provinsi Banten, Desa Pagedangan merupakan

  6 Pengelola BUMDes Desa Pagedangan ini berusaha semaksimal mungkin untuk mengelola dan memanajemen dengan baik. Maka dari itu, karena tatakelola BUMDes yang baik inilah membuat Desa Pagedangan maju ke kancah nasional sebagai perwakilan desa dari Provinsi Banten. Sehingga karena prestasinyalah Desa Pagedangan ini banyak sekali mendapat kunjungan dari desa lain untuk belajar lebih lanjut tentang bagaimana cara mengelola BUMDes dengan baik seperti rombongan lurah se- Kabupaten Jembrana(dalam 2015),bahkan menteri daerah tertinggalpun berkunjung dan menginjakkan kaki didesa ini untuk melihat secara langsung bagaimana desa ini dikelola.

  Tidak bisa dipungkiri, meski baru berdiri pada tahun 2013 silam, BUMDes Desa Pagedangan ini membuat pemerintah desa dan masyarakat desanya bangga memiliki BUMDes yang dikenal banyak orang, bukan hanya dikenal oleh desa tetangga akan tetapi dikenal oleh seluruh indonesia yang berada jauh di seberang pulau sana yang melakukan study banding di Desa Pagedangan ini. Dilihat dari tahun berdirinya, sekilas memang terlihat prematur. Bagaimana tidak, hanya 2 (dua) tahun kurang saja BUMDes Desa Pagedangan ini mampu bersaing di kancah nasional dengan 3 (tiga) program utama BUMDes.

  Program-program BUMDes Pagedangan ini memang tidaklah banyak, meski hanya memiliki 3 (tiga) program utama tapi bisa berjalan lancar meski banyak sekali hambatan dilapangan. Kini para pelaksana BUMDes berencana

  7 menambah 1 (satu) program lagi untuk menambah pendapatan Desa. Keempat program BUMDes ialah sebagai berikut.

Tabel 1.1 Program Kerja Utama BUMDes di Desa Pagedangan 2015

  No. Program Kerja Kepala Unit Tahun Berdiri

  1. Usaha Simpan Pinjam Hj. Kulsum 2009

  2. Usaha Sentra Kuliner Ishak 2013

  3. Usaha Tempat Pembuangan

  H. Abdul Muhit 2013 Sampah Terpadu (TPST)

  4. Perencanaan usaha Pasar Desa Soleh Sardai 2015 Sumber : BUMDes Desa Pagedangan

Tabel 1.1 diatas sekilas menjelaskan beberapa program bumdes,

  Program pertama adalah simpan pinjam, Perguliran ekonomi Simpan Pinjam sudah dimulai sejak tahun 2009 dan saat itu dikelola oleh BKM, pada tahun 2013 dilebur menjadi bagian daripada BUMDesa Pagedangan Mandiri. Dimulai dengan adanya bantuan dari APBN, APBD, PMPK yang total keseluruhannnya sebesar Rp.176.250.000,- (seratus tujuh puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan pemanfaat perguliran ekonomi sebanyak 4 kelompok Usaha (40 Orang pemanfaat).

  Pada Tahun 2014 perguliran ekonomi tersebut telah mencapai Rp. 641.250.000,- dengan anggota pemanfaat atau peminjam mencapai 72

  8 Program kedua adalah Sentra Kuliner, Program Sentra Kuliner menjadikan wilayah Desa Pagedangan sebagai daerah lintasan menuju pusat perkotaan (BSD, Summarecon, Paramount, Alam Sutera dan Lippo) yang sebelumnya merupakan daerah pertanian dengan mata pencaharian masyarakat petani, seiring dengan perkembangan wilayah agraris menjadi wilayah perkotaan yang merubah budaya bertani menjadi pedagang, dengan mengembangkan konsep Desa Wisata Kuliner diharapkan menjadi daerah transit maka dibangun sentra kuliner berupa saung-saung dengan menu masakan lokal dan tradisional sampai modern serta dilengkapi dengan toko- toko sebagai sarana pendukung seperti; Saung Raja Pepes Walakhar, Pondok Lesehan Ayam Kampung kita, Sa ung Agif “ Pecak Bandeng “ dan Saung Sentra Sovenir Desa.

  Program yang berdiri pada tahun 2013 ini pun menyediakan beberapa toko atau lahan berdagang untuk disewakan kepada masyarakat desa pagedangan. Hal ini diharapkan agar masyarakat desa pagedangan semangat berdagang meski hanya berdagang kecil-kecilan. Program ini dibuat disamping melihat kondisi desa yang strategis, para pelaksana BUMDes pun melihat masyarakat yang mau berdagang bisa berdagang, tidak ada alasan tidak memiliki modal, karena masyarakat desa pagedangan bisa meminjam modal dari program simpan pinjam.

  Program ketiga adalah program Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

  9 Pagedangan telah membangun dan mengelola TPST dengan melibatkan kemampuan masyarakat dalam teknis pengelolaan sehingga sampah yang semula menjadi masalah menjadi nilai ekonomis dengan pembuatan pupuk kompos organik.

  Pelaksanaan pembangunan TPST berdasarkan dari sumbangsih pemikiran warga masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mengatasi persoalan sampah masyarakat perumahan di Desa Pagedangan dengan cara ; Menyediakan tempat penampungan disetiap RW., menyediakan armada pengangkut, Membangun tempat pembakaran dan pembuatan kompos yang berteknologi tepat guna yang tidak berdampak polusi, pembangunan gedung pengelolaan sampah dan membuat aturan pelaksanaan dan kontribusi pengelolaan sampah.

  Program keempat adalah program Pasar Desa Tradisional yang baru dibentuk tahun 2015 silam, Pasar Desa saat ini masih tahap pengembangan dalam rangka membantu serta memudahkan masyarakat desa untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini unit Pasar Desa hanya baru memiliki lokasi untuk dijadikan pasar bagi para pedagang kaki lima yang diadakan setiap Hari Minggu, dan direncanakan pendirian Pasar Desa tradisional yang dapat mengantisipasi kebutuhan masyarakat. Dan pasar tersebut yang tepat untuk dibangun jenis pasar desa

  tradisonal fresh market, karena berada di lokasi terpadu sentra kuliner.

  10 berjalan. Ini pula bisa dilihat dari program-program di beberapa lembaga sebelum BUMDes berdiri di Desa Pagedangan telah berjalan selama bertahun-bertahun namun tidak termanajemen dengan baik, sehingga terkadang terjadi tumpang tindih pekerjaan dan program antara lembaga desa yang satu dengan lembaga desa yang lain. Dan adapula program dari pemerintah untuk desa untuk pengembangan desa, sehingga terkadang desa kebingungan tentang siapa pelaksana program tersebut yang ada di desa.

  Kejadian tersebut menjadi salah satu alasan BUMDes Pagedangan ini berdiri. Beberapa orang tokoh desa berinisiatif untuk membentuk suatu lembaga atau badan baru, yang khusus mengelola keuangan desa dan mengatur sistem perekonomian desa seiring berkembangnya daerah disekitar Desa Pagedangan agar tidak menjadi daerah tertinggal ditengah-tengah kota yang sedang maju. Setelah menelaah beberapa undang-undang dan peraturan maka pemerintah desa menemukan titik terang yaitu membentuk BUMDes Desa Pagendangan yang berlandaskan pada Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa dan membentuk peraturan desa baru yang berkaitan dengan BUMDes yaitu Peraturan Desa No. 7 Tahun 2014 tentang Badan Usaha Milik Desa.

  Meski demikian, pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Pagedangan ini bukan tanpa hambatan. Masih terdapat beberapa masalah dalam pelaksanaannya. Setelah peneliti melakukan observasi awal

  11 wawancara awal peneliti dengan beberapa pihak terkait, maka terdapat beberapa masalah, yaitu sebagai berikut.

  Pertama , kurangnya pembinaan dan bimbingan dari pemerintah daerah

  juga dukungan berupa bantuan dana financial maupun non financial. Hal ini disebabkan karena Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang belum mengadakan program khusus untuk pengenalan dan pengembangan BUMDes ke Pemerintah Desa, seperti bimbingan teknis mengenai BUMDes, pembinaan terhadap pengurus BUMDes, dan pelatihan pengelolaan keuangan BUMDes. Dengan pembinaan dan bimbingan tersebut diharapkan agar BUMDes di Desa Pagedangan ini semakin berkembang dan bisa berpotensi untuk menjadi juara dikancah nasional dan ini juga pasti berimbas baik bagi pemerintah daerahnya yang akan mengharumkan nama daerahnya sendiri.

  Selain itu beberapa program BUMDes yang terkendala dengan sumber dana sedangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 tahun 2010 pasal 22 ayat (1) dan (2) menyebutkan bahwa Gubernur dan Bupati harus membantu desa dalam mengembangkan BUMDesnya. Dalam wawancara dengan bu Hj. Kultsum sebagai Kepala Unit program Simpan Pinjam (kamis,

  7 Januari 2016 di kediaman bu Hj. Kultsum pukul 15.20 WIB), beliau menyebutkan bahwa dana yang mereka miliki untuk program ini masih jauh dari harapan untuk menampung kebutuhan masyarakat Desa Pagedangan. Dari sekian banyak masyarakat yang membutuhkan, BUMDes hanya bisa

  12 meski di BUMDes sendiri sudah menyediakan program simpan pinjam untuk masyarakat dikarenakan dana yang kurang memenuhi tadi. Disamping itu, perlu ada perubahan mindset yang buruk serta kebiasaan yang sudah mengakar dari zaman dahulu sehingga sangat susah sekali dihilangkan dan susah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk menyimpan dan meminjam uang di BUMDes Desa Pagedangan. Dan hal ini diungkapkan oleh salah satu staff desa yang diwawancarai oleh peneliti pada tanggal 13 November 2015 di Kantor Desa Pagedangan.

  Kedua , dampak dibangunnya BUMDes tidak terlalu signifikan dalam pemberdayaan masyarakat. Hal ini bisa dilhat berdasarkan data berikut.

Tabel 1.2 Daftar Masyarakat yang Tidak Mampu Menurut Jenis Pekerjaannya Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

  1. Buruh Tani 7 orang 2 orang

  2. Pedagang Keliling 80 orang 4 orang

  3. Pembantu rumah tangga 1 orang 1 orang

  4. Tidak Mempunyai Pekerjaan Tetap 490 orang 11 orang

  5. Purnawirawan/Pensiunan 3 orang 0 orang

  6. Buruh Harian Lepas 490 orang 11 orang Jumlah

  1071

  29 Sumber : Pemerintah Desa Pagedangan, 2015 Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa ada 1100 orang masyarakat Desa Pagedangan dikatagorikan tidak mampu, sehingga ini

  13 ekonomi masyarakat. Berikut adalah data ekonomi bergulir di BUMDes Desa Pagedangan.

  6 Cicayur

  36 BSD Baru

  6 BPA Blok 1

  14 Bersama

  5 Cicayur

  35 Cicayur 10

  5 Cicayur

  13 Harapan

  34 Cakung Damai

  15 Blok 1

  6 Cicayur

  12 Ciko

  5 BPA

  33 Satu Bersama

  7 Cicayur

  11 Cempaka

  7 BPA

  5 BSD

  5 BPA Blok 1

  5 BPA Blok 2

  6 Cicayur

  41 Melati Cicayur

  9 Cicayur

  19 Barokah

  5 Cicayur

  40 Cicayur 4

  5 BPA Blok 3

  18 Bakti Karya

  39 Cicayur 2

  37 BPA 3

  6 BPA Blok 2

  17 Srikandi

  6 Cicayur

  38 Cicayur 1

  8 Cicayur

  16 Mawar

  2 BPA

  32 Satu Makmur

  10 Tulip

Tabel 1.3 Data Kelompok Simpan Pinjam BKM Desa Pagedangan

  2

  7 Cicayur

  4 Daarussalam

  6 Pagar Haur Tegal

  25 Japati

  7 Cicayur

  3 Melati

  7 Cicayur

  24 Karya Bakti

  5 Cicayur

  9 Pagar Haur Tegal

  2 Assalam

  6 Cicayur

  23 Cemara

  9 Pagar Haur Tegal

  1 Albera

  

No. Nama KSM Angg Asal KSM No. Nama KSM Angg Asal KSM

  26 Alfurqon

  5 Kartini

  5 BPA

  6 Pagar Haur Tegal

  31 Blok 5

  6 Cicayur

  9 Karya Bakti

  6 Pagar Haur Tegal

  30 Tegal Mandiri

  6 Pagar Haur Tegal

  8 Melati

  29 Tegal Saluyu

  5 Cicayur

  5 BSD

  7 Anggrek

  5 BPA Blok 3

  28 Merdeka

  5 Cicayur

  6 Sangkuriang

  6 BPA

  27 BPA 2 Baru

  7 Cicayur Pagar Haur

  14

  5 BPA 3

  6 Campuran Jumlah

  8 Tegal City

  5 Campuran

  7 Bahagia

  5 Campuran

  6 Sejahtera

  7 Campuran

  6 Campuran

Tabel 1.4 Daftar Kelompok (KSM) PPMK Unit Usaha Simpan Pinjam BKM Desa Pagedangan No. Nama KSM Anggota Asal KSM

  4 Algofur

  6 Campuran

  3 Cicayur 1

  6 Campuran

  2 Saluyu

  6 Campuran

  1 Ciko

  47 Sumber : BUMDes Desa Pagedangan, 2015 Berdasarkan data diatas, hal ini bisa dilihat dari program simpan pinjam dari 1100 orang yang membutuhkan BUMDes hanya bisa membantu 300 orang dari dana simpan pinjam. Dan ini menunjukkan bahwa dampak pembangunan BUMDes belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Desa

  15 Selain itu, mayoritas masyarakat desa adalah masyarakat tradisional yang masih awam tentang ekonomi dan usaha. Yang mereka tahu hanyalah bagaimana cara mereka makan hari ini. Cara pandang ini tentu saja harus diubah diiringi zaman yang semakin modern dan canggih. Perlu diadakan sosialisasi agar masyarakat bisa berpartisipatif dan berkontribusi dengan baik dalam program-program BUMDes. Kurang partisipatifnya masyarakat bisa juga dikarenakan dalam mendirikan BUMDes sendiri dengan cara top down yang mana BUMDes ini dibentuk dikarenakan adanya inisiatif dari Pemerintah Desa Pagedangan untuk menghimpun suatu wadah untuk menampung program-program pemerintah yang bersifat pemberdayaan masyarakat miskin, bukan karena inisiatif dari masyarakat sendiri. Karena jika BUMDes ini didirikan berdasarkan kemauan masyarakat dan didukung dengan pemerintah desa maka pemerintah desa bisa dengan mudah menjalankan BUMDes ini karena partisipasi dari masyarakat tentulah akan tinggi dan ini berbeda jika BUMDes ini dibentuk atas dasar kemauan sekelompok kecil saja atau pemerintah desa.

  Peran pemerintah daerah sangatlah penting untuk kemajuan BUMDes ini, dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2010 pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) menyebutkan bahwa pemerintah daerah baik itu pemerintah Provinsi Banten maupun Pemerintah Kabupaten/Kota haruslah melakukan sosialisasi, pembinaan, bimbingan teknis, pengembangan manajeman dan

  16 dukungan secara maksimal kepada BUMDes Desa Pagedangan ini, meski terkadang mereka hanya menjadi perantara saja tatkala ada informasi dari pemerintah terkait BUMDes Desa Pagedangan. Hal ini diungkapkan oleh salah satu staf desa yang peneliti wawancarai (13 November 2015 di Kantor Desa Pagedangan pukul 14.14 WIB).

  Meski ruang lingkup BUMDes ini masih minim hanya sekitaran desa saja, namun pihak pengelola BUMDes ini menginginkan Desa Pagedangan ini menjadi daerah singgahan yang disuguhi dengan berbagai macam kuliner bagi masyarakat pendatang jauh diluar dari Desa Pagedangan. Namun harapan mereka hanya sebatas wacana jika tanpa adanya promosi dan iklan karena keterbatasan teknologi yang mereka miliki. Jika berkaca pada pengusaha swasta disekitar mereka yang difasilitasi dengan kecanggihan teknologi mereka jauh tertinggal beberapa tingkat jika dibandingkan. Taufik Madjid sebagai Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam Kawasan Pedesaan dalam metrotvnews.com (2015) sendiri mengungkapkan , terdapat tiga faktor yang menjadi kendala pembentukan BUMDes. Ia menyebut,

  

mindset, skill, dan transfer teknologi yang kurang menjadikan alasan

  pembentukan desa sulit terealisasi di pedesaan (dalam tulisan Miftahudin yang ditulis di Metrotvnews.com yang ditulis pada tanggal 07 Oktober 2015 pukul

  18.49 WIB. Sumber:

Dokumen yang terkait

PERAN BAGIAN TATA PEMERINTAHAN DALAM PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DESA (PADes) (Studi di Sekretariat Daerah Kabupaten Trenggalek)

1 5 1

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) (STUDI KASUS DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER Tahun Periode 2008-2012)

6 81 16

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) WIRAKARYA DI DESA TRIMODADI KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA (ANALYSIS ON IMPLEMENTATION OF MANAGEMENT PRINCIPLES BY WIRAKARYA VILLAGE ENTERPRISES AT TRIMODADI V

24 83 67

INSTRUMEN HUKUM DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) (STUDI DI DESA HANURA KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN)

1 1 17

PROBLEMATIKA YURIDIS PENGATURAN BADAN USAHA MILIK DESA

1 5 12

STRATEGI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM PENGEMBANGAN USAHA KEBUN SINGKONG GAJAH DI DESA TEPIAN MAKMUR KECAMATAN RANTAU PULUNG KABUPATEN KUTAI TIMUR

0 0 15

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) TIRTA MANDIRI: STUDI DI DESA PONGGOK KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN Repository - UNAIR REPOSITORY

0 20 14

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA PANDANKRAJAN KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

0 3 24

BAB II KAJIAN PUSTAKA - PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA PANDANKRAJAN KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

0 3 88

PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DI DESA HANURA KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN

0 3 113