Naskah Publikasi - ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - Elib Repository
Naskah Publikasi
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN
GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI RUANG
TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
KARYA ILMIA AKHIR NERS
Diajukan sebagi salah satu syarat untuk memperoleh gelar ners
Disusun Oleh :
Arif Yudi Pratama
A31500812
PEMINATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Ners adalah hasil karya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Arif Yudi Pratama NIM : A31500812 Tanda Tangan : Tanggal :
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Ilmia Akhir Ners yang Berjudul:
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Arif Yudi Pratama, S.Kep.
A31500812
Telah Disetujui pada: Hari/Tanggal:.................,.....Agustus 2016
Tempat: Stikes Muhammadiyah Gombong Pembimbing
(Eka Riyanti, M. Kep, Sp. Kep.Mat) Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners (Isma Yniar, M. Kep.)
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Arif Yudi Pratama NIM : A31500512
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada : Hari : Tanggal :
Susunan Dewan Penguji
1. Eka Riyanti, M. Kep, Sp. Kep.Mat (Penguji I)…………….....
2. Siti Suwaibah, S.Kep. Ns (Penguji II)……………….
Mengetahui Ketua Program Studi Profesi Ners
(Isma Yuniar, M. Kep.)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridhoNYA sehingga penelitti dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners yang berjudul “Analisa Asuhan Keperawatan Pada Pasien Histerektomi Dengan Gangguan Rasa Aman Nyama Nyeri Akut Di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih pada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada :
1. Makhdan Anis, S.Kep.Ns. M.Kep, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
3. Dadi Santoso M.Kep selaku ketua program profesi Ners
4. Eka Riyanti, M.Kep Sp.Kom selaku pembimbing, atas bimbingan, saran, arahan dan waktu yang disediakan kepada peneliti.
5. Siti Suwaibah, S.Kep Ns selaku penguji, atas bimbingan, saran, arahan dan waktu yang disediakan kepada peneliti
6. Orang tua tercinta serta seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan baik material, moril maupun spiritual.
7. Teman-teman Profesi Ners angkatan tahun 2016 STIKES Muhammadiyah Gombong. Alhamdulillah karya ilmiah akhir ners ini dapat saya selesaikan semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan acuan buat yang membaca.
Gombong, Agustus 2016 Arif Yudi Pratama
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas Akademik STIKES Muhammadiyah Gombong, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Arif Yudi Pratama NIM : A31500812 Program Studi : Profesi Ners Jenis karya : Karya Ilmia Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKES Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Nonseksklusif (Nonexclusive Royalty-free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO ”.Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonseksklusif ini STIKES Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penuls/pencipta dan ebagai pemilk hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gombong, Kebumen Pada tanggaL: Agustus 2016
Yang Menyatakan Arif Yudi Pratama PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MUHHAMMADIYAH GOMBONG Karya Ilmiah Akhir Ners, 2016
1
2 Arif Yudi Pratama S.Kep., Eka Riyanti M.Kep.Sp. Kom
ABSTRAK
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pendahuluan: Mioma uteri adalah salah satu penyakit ginekologi yang
menyerang pada uterus wanita. Histerektomi adalah salah satu jalan pengobatan lewat pembedahan, nyeri post op merupakan hal yang paling sering muncul. Latihan distraksi relaksasi dapat mengurangi skala nyeri. Tujuan: Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis asuhan keperawatan pada pasien histerektomi dengan masalah aman nyaman nyeri akut. Hasil: Berdasarkan hasil analisis ketiga pasien mengatakan nyeri pada post operasi bertambah jika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio abdomen supra pubic, skala nyeri diatas 7, nyeri hilang timbul, sehingga masalah yang paling rioritas adalah nyeri akut behubungan dengan agen cidera fisik (post op histerektomi). Intervensi dan implementasi yang sudah dilakuakan mengkajireaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengkaji nyeri secara komprehensif, mengatur posisi senyaman mungkin, melatih distraksi relaksasi, memberikan therapi analgesik. Evaluasi pada ketiga pasien bahwa ada penurunan skala nyeri setelah diakukan latihan distrksi relaksasi selama 3 hari, masalah aman nyaman belum teratasi,
planing motivasi pasien melakukan distraksi relaksasi secara rutin. Kesimpulan:
latihan distraksi relaksasi secara rutin dapat menurunkan skala nyeri. Hasil inovasi distraksi relaksasi dengan tiup balon lebih efektif menurunkan skala nyeri dari pada distraksi relaksasi tanpa kombinasi komplementer.
Kata kunci: Mioma uteri, histerektomi, latihan distraksi relaksasi.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES MUHHAMMADIYAH GOMBONG Karya Ilmiah Akhir Ners, 2016
1
2 Arif Yudi Pratama S.Kep., Eka Riyanti M.Kep.Sp. Kom
ABSTRAK
ANALISA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HISTEREKTOMI
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN NYAMAN: NYERI AKUT DI
RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Pendahuluan: Mioma uteri adalah salah satu penyakit ginekologi yang
menyerang pada uterus wanita. Histerektomi adalah salah satu jalan pengobatan lewat pembedahan, nyeri post op merupakan hal yang paling sering muncul. Latihan distraksi relaksasi dapat mengurangi skala nyeri. Tujuan: Dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis asuhan keperawatan pada pasien histerektomi dengan masalah aman nyaman nyeri akut. Hasil: Berdasarkan hasil analisis ketiga pasien mengatakan nyeri pada post operasi bertambah jika bergerak, nyeri seperti ditusuk-tusuk, regio abdoment supra pubic, skala nyeri diatas 7, nyeri hilang timbul, sehingga masalah yang paling prioritas adalah nyeri akut b.d agen cidera fisik (post op histerektomi). Intervensi dan implementasi yang sudah dilakuakan mengkaji reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, mengkaji nyeri secara komprehensif, mengatur posisi senyaman mungkin, melatih distraksi relaksasi, memberikan therapi analgesik. Evaluasi pada ketiga pasien bahwa ada penurunan skala nyeri setelah diakukan latihan distrksi relaksasi selama 3 hari, masalah aman nyaman belum teratasi, planing motivasi pasien melakukan distraksi relaksasi secara rutin. Kesimpulan: latihan distraksi
relaksasi secara rutin dapat menurunkan skala nyeri. Hasil inovasi distraksi
relaksasi dengan tiup balon lebih efektif menurunkan skala nyeri dari pada
distraksi relaksasi tanpa kombinasi komplementer.Kata kunci: Mioma uteri, histerektomi, latihan distraksi relaksasi.
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN OROSINIL ...................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Tujuan penulisan .................................................................................. 6 C. Manfaat Penulisan ................................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Nyeri.............................................................................. 8 B. Konsep Dasar Mioma .......................................................................... 18 C. Konsep Dasar Distraksi Relaksasi ........................................................ 20 D. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori ............................................. 23
1. Fokus pengkajian ............................................................................ 24
2. Diangnosa keperawatan .................................................................. 25
3. Intervensi Keperrawatan ................................................................. 26
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN A. Profil Lahan Praktek ............................................................................. 29 B. Ringkasan Asuhan Keperawatan 3 Pasien............................................ 36
1. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny.N .......................................... 35
2. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. T .......................................... 39
3. Ringkasan Asuhan Keperawatan Ny. B ......................................... 43
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik klien ................................................................... 48 B. Analisis Masalah Keperawatan ............................................................ 50 C. Analisis Tindakan ................................................................................. 53 D. Inovasi Tindakan .................................................................................. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 60 B. Saran ..................................................................................................... 61 Daftar Pustaka Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Denah III R. Teratai ......................................................... ......... 32 Gambar 3. 2 Struktur organisasi R. Cendana ........................................ ......... 33
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 10 penyakit teresar di R. Teratai tahun 2015-2016 ............. ......... 34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa di dunia
setiap tahunnya ada 6,25 juta penderita tumor dalam 20 tahun terakhir ini ada 9 juta manusia meninggal karena tumor. Dan perlu dicatat bahwa 2/3 kejadian ini terjadi di Negara yang sedang berkembang (Bustan, 2007). Penelitian di Amerika Serikat yang dilakukan Schwortz, angka kejadian mioma uteri 2-12,8 orang per 1000 wanita setiap tahunnya. Schwortz menujukan angka kejadian mioma uteri 2-3 lebih tinggi pada wanita kulit hitam dibandingkan kulit putih (Victory, 2006). Mioma uteri merupakan tumor paling umum pada traktus genetalis. Mioma terjadi pada kira-kira 5% pada wanita selama masa reproduksi. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan decade ke 4. Pada dekade ke 4 ini insiden mencapai kirakira 20% . Mioma lebih sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang hanya mempunyai satu anak. (Derek, 2002).
Mioma uteri dikenal juga dengan istilah leiomoma uteri, fibromioma uteri fibroid , ditemukan sekurang-kurangnya pada 20-25% wanita diatas
usia 30 tahun. Laporan dari suatu studi melalui pemeriksaan post mortem pada jenazah wanita, menunjukkan angka kejadian mioma uteri yang lebih tinggi yaitu mencapai 50% atau lebih (Djuwantono, 2004). Pengobatan mioma uteri degan gejala klinik pada umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau pada wanita yang ingin mempertahankan kesuburannya dengan miomektomi(pengangkatan mioma ) dapat menjadi pilihan. (We R miomiess, 2005). Di Indonesia mioma uteri ditemukan 3%-12% pada tahun 2004 dari semua penderitan ginekologi yang dirawat (Prawirohardjo, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan Karel Tangkudung (2004) di Surabaya angka kematian mioma uteri adalah sebesar
2
10,30%. Sebelum tahun 2001 di Surabaya penelitian yang dilakukan Susilo Rahardjo angka kejadian mioma uteri sebesar 11,87 % dari 1000 wanita setiap tahunnya. (Yuad H, 2009).
Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche dan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh, sebagian besar ditemukan pada wanita usia reproduksi sebanyak 20-25%.4,5 Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita.6 Studi prevalensi yang dilakukan di delapan negara pada tahun 2009 melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6% Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9% Korea, dan 9,8% di Italia.Prevalensi mioma uteri mengalami peningkatan hingga 14,1% pada kelompok umur 40 tahun ke atas. Rata-rata mioma uteri didiagnosis pada rentang usia 33,5 hingga 36,1 tahun. Mioma uteri merupakan tumor jinak terbanyak pada wanita dan merupakan indikasi
histerektomi tersering di Amerika Serikat. Tercatat sebanyak 39% dari
600.000 histerektomi yang dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya.Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan teknik random
sampling pada wanita usia 35-49 tahun menemukan bahwa 60% kasus
terjadi pada usia 35 tahun dan meningkat sebanyak 80% di usia 50 tahun pada wanita Afro-Amerika. Sedangkan pada wanita Kaukasian insiden mioma uteri mencapai 40% pada usia 35 tahun dan 70% pada usia 50 tahun. Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur. Penelitian di Italia (2004) melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Di India (2006) terdapat 150 kasus mioma uteri, 77 kasus (51%) terjadi pada wanita usia 40-49 tahun dan 45 kasus (30%) terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun.9 Di Nigeria (2014) melaporkan prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41% pada wanita dengan usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada wanita usia 30,5 tahun.
Mioma uteri belum pernah ditemukan sebelum terjadinya menarche
dan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh,
3
sebagian besar ditemukan pada wanita usia reproduksi sebanyak 20-25%.4,5 Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita.6 Studi prevalensi yang dilakukan di delapan negara pada tahun 2009 melaporkan kejadian mioma uteri sebanyak 4,5% pada wanita Inggris, 4,6% Perancis, 5,5% Kanada, 6,9% Amerika Serikat, 7% Brazil, 8% Jerman, 9% Korea, dan 9,8% di Italia.Prevalensi mioma uteri mengalami peningkatan hingga 14,1% pada kelompok umur 40 tahun ke atas. Rata-rata mioma uteri didiagnosis pada rentang usia 33,5 hingga 36,1 tahun. Mioma uteri merupakan tumor jinak terbanyak pada wanita dan merupakan indikasi histerektomi tersering di Amerika Serikat. Tercatat sebanyak 39% dari 600.000 histerektomi yang dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya.
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan teknik random
sampling pada wanita usia 35-49 tahun menemukan bahwa 60% kasus
terjadi pada usia 35 tahun dan meningkat sebanyak 80% di usia 50 tahun pada wanita Afro-Amerika. Sedangkan pada wanita Kaukasian insiden mioma uteri mencapai 40% pada usia 35 tahun dan 70% pada usia 50 tahun.8 Resiko mioma uteri meningkat seiring dengan peningkatan umur. Penelitian di Italia (2004) melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Di India (2006) terdapat 150 kasus mioma uteri, 77 kasus (51%) terjadi pada wanita usia 40-49 tahun dan 45 kasus (30%) terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun.9 Di Nigeria (2014) melaporkan prevalensi mioma uteri sebanyak 44,41% pada wanita dengan usia 31-40 tahun dengan usia rata-rata terjadi pada wanita usia 30,5 tahun.
Jumlah kejadian penyakit ini diIndonesia menempati urutan kedua setelah kanker serviks. Mioma uteri ditemukan pada 2,39%-11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat, sering ditemukan pada wanita nulipara atau kurang subur daripada wanita yang sering melahirkan.6 Prevalensi mioma uteri di Surabaya dan Riau masing-masing sebanyak 10,03% dan 8,03% dari semua pasien ginekologi yang dirawat.11,12. Data di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado menyatakan bahwa mioma uteri
4
menempati urutan pertama penyakit ginekologi tersering. Sebanyak 408 kasus mioma uteri ditemukan pada tahun 2011- 2013, dengan rincian 112 kasus (16%) pada tahun 2011, 168 kasus (25%) pada tahun 2012, dan 128 kasus (25,6%) pada tahun 2013.13,14,15 Sekitar dua per tiga kasus mioma
uteri asimtomatik dan hampir setengah dari kasus ditemukan secara
kebetulan pada pemeriksaan ginekologi.Diperkirakan hanya 20-50% mioma saja yang menimbulkan gejala klinik seperti menoragia, ketidaknyamanan pelvis, serta disfungsi
reproduksi . Sehingga tidak ada korelasi antara besarnya mioma dengan
keluhan yang muncul.6,16,17 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa mioma uteri termasuk dalam neoplasma jinak ginekologi asimtomatik tersering dengan insiden satu dari empat wanita selama masa reproduksi aktif. Oleh karena itu, wanita usia subur diharapkan partisipasinya untuk melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur agar terhindar dari kejadian tumor jinak ini serta penegakkan diagnosis dan penanganan dini dapat dilakukan.
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%.6 Penelitian Boynton (2005) di Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348 wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi 0,9%.7 Penelitian Pradhan (2006) di Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus ginekologi dengan prevalensi 8%.8 Penelitian Okezie O (2006) di Nigeria (Departement of Gynecology, University of Nigeria Teaching
Hospital Enugu) melaporkan mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus
ginekologi dengan prevalensi 9.8%.9 Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di India (Departement of Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical
College and Hospital ) terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi
pada wanita umur 40-49 tahun dengan prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahun dengan prevalensi 30%.10 Seleksi uteri dilakukan dari 100 wanita yang menjalankan histerektomi ditemukan 77% mempunyai mioma uteri termasuk yang berukuran sekecil
5
2mm. Para Wanita Etnik Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko menderita mioma uteri lebih tinggi 2,9 kali bila dibandingkan wanita etnik kaukasia.
Pengobatan mioma uteri dengan gejala klinik di Indonesia pada umumnya adalah tindakan operasi yaitu histerektomi (pengangkatan rahim) atau padawanita yang ingin mempertahankan kesuburannya, miomektomi (pengangkatan mioma) dapat menjadi pilihan. Histerektomi perabdominal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu total abdominal histerektomi dan subtotal abdominal histerektomi. Baik keduanya akan mengakibatkan luka insisi yang akan menimbulkan nyeri. Menurut International Association for
Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang
tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Tamsuri, 2007).
Nyeri pasca operasi mungkin sekali disebabkan oleh luka operasi, tetapi kemungkinan sebab lain harus dipertimbangkan. Sebaiknya pencegahan nyeri sebelum operasi direncanakan agar penderita tidak terganggu oleh nyeri setelah pembedahan. Cara pencegahan tergantung pada penyebab dan letak nyeri dan keadaan penderitanya (Sjamsuhidajat, 2002). Penanganan nyeri dengan teknik non farmakologi merupakan modal utama menuju kenyamanan (Catur, 2005). Dipandang dari segi biaya dan manfaat, penggunaan manajemen non farmakologi lebih ekonomis dan tidak ada efek sampingnya jika dibandingkan dengan penggunaan manajemen farmakologi. Selain juga mengurangi ketergantungan pasien terhadap obat- . obatan (Burroughs, 2001)
Hasil penelitian Nurhayati, 2011 Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi di PKU Muhammadiyah Gombong. Dengan uji statistik Paired t-test nyeri pre test dan post test. Pada analisa sensasi nyeri pre menunjukan mean= 6.84 dan sensasi nyeri post mean= 6.19 sedang beda mean pre test dan post test adalah 0.651 dengan p-value=0,000.
6
Oleh karena p value (0,000<0,05) maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan antara pre dan post perlakuan teknik distraksi relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri post operasi laparatomi di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Dengan distraksi relaksasi dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomy.
Berdasarkan hasil analisa diatas maka penulis ingin mengambil judul analisa asuhan keperawatan pada pasien histerektomy dengan masalah gangguan rasa aman nyaman: nyeri akut di runag teratai RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum Menganalisis asuhan keperawatan pasien histerektomy dengan masalah gangguan rasa aman nyaman nyeri akut.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien histerektomy dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut b. Memaparkan hasil rumuskan diagnosa pada pasien histerektomy dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut c. Memaparkan hasil intervensi pada pasien histerektomy dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut d. Memaparkan hasil implementasi pada histerektomy dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut e. Memaparkan hasil evaluasi pada histerektomy dengan gangguan rasa aman nyaman nyeri akut f. Menganalisis salah satu intervensi latihan distraksi relaksasi dengan inovasi terbaru
7
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Keilmuan
a. Manfaat untuk penulis Megetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada wanita terutama masalah gangguan ginekologi seperti mioma uteri dan histerektomi dan penganan nonfarmakaologi untuk mengatasi masalah nyeri sesuai penelitian terkini.
b. Manfaat untuk institusi pendidikan Sebagai referensi untuk mahasiswa dengan melakukan Asuahan
Keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman pada pasien post oprasi.
2. Manfaat aplikatif
a. Manfaat untuk pasien dan keluarga Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien dan keluarga tentang cara menangani gangguan rasa aman nyaman: nyeri akut post oprasi.
b. Manfaat untuk instansi kesehatan Dapat menambah ilmu pengetahuan cara menangani nyeri tanpa menggunakan obat /nonfarmakologi.
3. Manfaat Metodologis Sebagai acuhan penyusunan metodologi penelitian bagi para peneliti tentang penyusunan karya tulis ilmiah akhir ners.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H. Aziz.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan Buku
1. Salemba Medika : Jakarta Alimul. A. (2005). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Andalas, (2009), memahami oprasi pengangkatan rahim, serambinews.com , diakses pada tanggal 2 agustus 2016
Andarmoyo, Sulistyo.(2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Ar-ruzz Media : Yogakarta. Baziad A. (2008). Endokrinologi Ginekologi. Edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI Benson R. (2008). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta: Penerbit. EGC.
Bruner & Sudart, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC
Dewi dkk. (2009). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid. Skripsi.
Universitas Brawijaya. Malang.Guyton AC. (2007). Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. Jakarta: Penerbit EGC. Kurniasari T .(2010). Karakteristik mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Skripsi. Surakarta:FKU-Unive Mansjoer, Arif.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta Mubarak, WIqbal,dkk.(2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktik. EGC : Jakarta.
Novita, Dian. (2012). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi
Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Nurdin dkk, (2013). Pengaruh tehnik relaksasi terhadap intensisitas nyeri
pada pasien post operasi fraktur di ruang IRNINA A BLU RSUP prof. Dr. R.d
Kandou Manado . Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. ManadoNurhayati, Herniyatun, & Safrudin ANS. (2011). Pengaruh Teknik Distraksi Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomi Di Pku Muhammadiyah Gombong.Jurnal. STIKES Muhammadiyah Gombong http://digilib.stikesmuhgombong.ac .id/. diakses tanggal 3 agustus 2016
Potter & Perry. (2006). Fundamental of Nursing. Volume 2. Jakarta: EGC Prasetyo, N Sigit.(2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Graha
Ilmu : Yogakarta Prasetyo, Sigit Nian. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri, Edisi 1. Yoyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare, (2010), Brunner & Suddarth's Textbook of
Medicalsurgical Nursing, Volume 1 , Philadelpia; Lippincott Williams & Wilkins.
Tamsuri, A. (2007) . Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGC Triyana, Yani Firda. (2012). Teknik prosedural keperawatan. Jogjakarta: D- Medika.
Asuhan Keperawatan
a. Ps Ny. N
1. Ringkasan Proses Pengkajian Pengkaijian dilakukan oleh arif yudi pratama pada tanggal 23 november 2015, pukul 15.00 WIB di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
a. Identitas Klien Nama klien Ny. N umur 28 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat desa sokaraja, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, nomer medis 00-98-40-25. Tanggal masuk rumah sakit tanggal 23 november 2015 dengan diagnosa Mioma Uteri. Penanggung jawab Tn. D, alamat desa sokaraja, hubungan denagan klien yaitu suami.
b. Riwayat Kesehatan Keluhan utama pasien yaitu perdarahan dan nyeri di bekas luka operasi nyeri bertambah saat bergerak dan saat ditekan. Klien masuk IGD RSMS diantar oleh keluarganya tanggal 23 november 2015 pukul 11.00 WIB dengan keluhan perdarahan kurang lebih 2 minggu yang lalu HPHT 13 november 2015, riwayat haid tidak lancar selama 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan vital sign TD 90/80 mmHg, N 80 x/menit, suhu 36 C, kekuatan otot atas 5//5, edema (-), turgor kulit elastis, CRT > 2 detik, kekuatan otot bawah 5//5, udim (-), mendapat terapi injeksi ketorolac 2x1 amp, injeksi ranitidin 3x2 amp, infus NaCl 0,9 % 20 tpm, terpasang Down Cateter nomer 18, pasien pindah ke bangsal teratai pada tanggal 23 november 2015, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36.7 C, kesadaran compos mentis, pasien mendapat tambahan therapi ceftriaxon 2x1 amp.
Riwayat kesehatan dahulu keluarga pasien mengatakan klien mengatakan tidak memiliki riwayat haid tidak lancar, keluarga pasien mengatakan belum pernah masuk kerumah sakit separah ini dan dari riwayat keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti ini c. Pengkajian Fokus
Dalam pengkajian fokus berdasarkan komponen kesehatan menurut Gordon, penulis mencantumkan data-data yang mendukung diagnosa keperawatan. Pola persepsi, pasien mengatakan sejak 6 bulan yang lalu sudah merasakan ada masalah di dalam kandungannya karena mensnya tidak lancar. Pola nutrisi, pasien mengatakan makan 3 kali perhari dengan satu porsi habis, tidak mempunyai pantangan makanan. Pola tidur/istirahat, pasien biasa tidur kurang lebih 7
- – 8 jam per hari, setelah operasi pasien belum bisa tidur. Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik. Pola koping, sebelum dioperasi ibu merasa takut karena hamilnya diangkat dan sakitnya sudah parah. Pola kepercayaan dan nilai, pasien berasal dari suku jawa, tidak ada pantangan makanan setelah operasi
Pemeriksaan penunjang, USG terdapat massa di supra pubik ukuran 8 x 5 cm mioma uteri, pemeriksaan darah lengkap: Hb 8,6 dl (11.2-15.7), leukosit 13.800 /uL (3.980-10.040), hematokrit 28 % (34-45), eritrosit 4.1 10^6/uL (3.9-5.2), trombosit 304.000 /uL (150.000-450.000)
2. Dignosa Keperawatan Dari hasil analisa data pengkajian maka di dapatkan data fokus yaitu DS: klien mengatakan nyeri skala nyeri 8, nyeri bertambah saat bergerak, nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 5, DO: pasien terbaring ditempat tidur, kekuatan otot atas 5/5 dan bawah 5/5, kesadaran compos menthis, TD 110/60 mmHg, N 90 x/menit, R 20 x/menit, S 36 C. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Dari hasil analisa yang lain di dapatkan data fokus yaitu DS klien belum ganti pembalut karena takut, DO klien tampak lemas, leukosit 13.880 /uL. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan reiko infeksi berhubungan dengan port de entry.
3. Intervensi Keperawatan Diagnosa No Tujuan dan Intervensi Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri b.d agen 1.
NOC NIC : cidera fisik (post
Pain control, Pain Management
op. Histerektomy) Lakukan pengkajian nyeri
Kriteria Hasil : secara komprehensif
Mampu
termasuk lokasi, karakteristik,
mengontrol
durasi, frekuensi, kualitas
nyeri (tahu
dan faktor presipitasi
penyebab
Observasi reaksi nonverbal
nyeri,
dari ketidaknyamanan
mampu
Gunakan teknik komunikasi
menggunaka
terapeutik untuk mengetahui
n tehnik
pengalaman nyeri pasien
nonfarmakol
Kaji kultur yang
ogi untuk mempengaruhi respon nyeri
Bantu pasien dan keluarga
mengurangi
untuk mencari dan
nyeri,
menemukan dukungan
mencari
Kontrol lingkungan yang
bantuan)
dapat mempengaruhi nyeri
Melaporkan
seperti suhu ruangan,
bahwa nyeri
pencahayaan dan kebisingan
berkurang
Kurangi faktor presipitasi
dengan
nyeri
menggunaka
Ajarkan tentang teknik non
n
farmakologi
manajemen Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
nyeri
Tingkatkan istirahat
Mampu
Kolaborasikan dengan dokter
mengenali
jika ada keluhan dan
nyeri (skala,
tindakan nyeri tidak berhasil
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Resiko infeksi b/d
2 NOC : NIC :
prodsedur infasif
Risk control Infection Control (Kontrol
(post op infeksi) Kriteria Hasil : histerektomy).
Klien bebas Bersihkan lingkungan dari kotoran/sampah. dari tanda
Batasi pengunjung bila perlu
dan gejala
Instruksikan pada
infeksi
pengunjung untuk mencuci
Menunjukka
tangan saat berkunjung dan
n
setelah berkunjung
kemampuan
meninggalkan pasien
untuk
Gunakan sabun antimikrobia
mencegah
untuk cuci tangan
timbulnya
Cuci tangan setiap sebelum
infeksi
dan sesudah tindakan
Jumlah
kperawtan
leukosit
Gunakan baju, sarung tangan
dalam batas
sebagai alat pelindung
normal
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan
Menunjukka
alat
n perilaku
Berikan terapi antibiotik bila
hidup sehat
perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi.
Implementasi Keperawatan
No Hari/tanggal Implementasi Respon Paraf
1 Senin, - mengunakan teknik -keluarga 23/11/2015 komunikasi terapeutik pasien belum untuk mengetahui mengetahui pengalaman nyeri pasien pengalaman nyeri
- keefektifan kontrol nyeri pasien membatasi aktivitas klien
Mengevaluasi - keluarga
2. Selasa, -keluarga
- Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
24/11/2015 pasien memahami informasi yang telah diberikan
- keluarga
- memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri pasien
- pasien Rabu, -membatasi pengunjung merasa lebih
3. 25/11/2015 bila perlu tenang
- pasien sudah
- meningktkan intake menghabiskan nutrisi 1 porsi mak
- pasien sudah
- mendorong pasien bisa untuk beristirahat beristitahat kurang lebih 2-4 jam
4. Evaluasi Keperawatan
No. Hari/tanggal Dx.Keperawatan SOAP Paraf
1 Rabu, Nyeri akut b.d S: pasien mengatakan 25/11/2015 agen cidera fisik nyeri sudah berkurang skala 5
O: -klien tampak semangat
- klien sedikit menahan nyeri
- klien sudah dapat beraktivitas ringan
A: masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P: -lanjutkan intervensi
- anjurkan untuk tetap istirahat
2 Rabu, Resiko infeksi b.d S: pasien mengatakan 25/11/2015 port de entry sudah bisa beraktivitas ringan
O: klien terlihat masih meringis, skala nyeri 5, keadaan luka baik, tidak ada perdarahan.
A: masalah keperawatan resiko infeksi belum teratasi P: -lanjutkan intervensi
- menganjurkan untuk makanan bernutrisi
1. Ringkasan Proses Pengkajian Pengkaijian dilakukan oleh arif yudi pratama pada tanggal 23 november 2015, pukul 16.00 WIB di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr.
Margono Soekarjo.
d. Identitas Klien Nama klien Ny. T umur 30 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat purwokerto, agama islam, pekerjaan ibu rumah tangga, nomer medis 00-88-04-50. Tanggal masuk rumah sakit tanggal 21 november 2015 dengan diagnosa Mioma Uteri. Penanggung jawab Tn. D, alamat purwokerto, hubungan denagan klien yaitu suami.
e. Riwayat Kesehatan Keluhan utama pasien yaitu perdarahan dan nyeri di bekas luka operasi nyeri bertambah saat bergerak dan saat ditekan. Klien masuk IGD RSMS diantar oleh keluarganya tanggal 21 november 2015 pukul 13.00 WIB dengan keluhan perdarahan kurang lebih 2 minggu yang lalu HPHT 16 november 2015, riwayat haid tidak lancar selama 4 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan vital sign TD 90/80 mmHg, N 80 x/menit, suhu 36,5 C, kekuatan otot atas 5//5, edema (-), turgor kulit elastis, CRT > 2 detik, kekuatan otot bawah 5//5, udim (-), mendapat terapi injeksi ketorolac 2x1 amp, injeksi ranitidin 3x2 amp, infus NaCl 0,9 % 20 tpm, terpasang Down Cateter nomer 18, pasien pindah ke bangsal teratai pada tanggal 21 november 2015, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, S 36.7 C, kesadaran compos mentis, pasien mendapat tambahan therapi ceftriaxon 2x1 amp.
Riwayat kesehatan dahulu keluarga pasien mengatakan klien mengatakan tidak memiliki riwayat haid tidak lancar, keluarga pasien mengatakan belum pernah masuk kerumah sakit separah ini dan dari riwayat keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti ini f. Pengkajian Fokus
Dalam pengkajian fokus berdasarkan komponen kesehatan menurut Gordon, penulis mencantumkan data-data yang mendukung diagnosa keperawatan. Pola persepsi, pasien mengatakan sejak 5 bulan yang lalu sudah merasakan ada masalah di dalam kandungannya karena mensnya tidak lancar. Pola nutrisi, pasien mengatakan makan 3 kali perhari dengan satu porsi habis, tidak mempunyai pantangan makanan. Pola tidur/istirahat, pasien biasa tidur kurang lebih 7
- – 8 jam per hari, setelah operasi pasien belum bisa tidur. Pola hubungan peran, pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik. Pola koping, sebelum dioperasi ibu merasa takut karena hamilnya diangkat dan sakitnya sudah parah. Pola kepercayaan dan nilai, pasien berasal dari suku jawa, tidak ada pantangan makanan setelah operasi
Pemeriksaan penunjang, USG terdapat massa di supra pubik ukuran 8 x 5 cm mioma uteri, pemeriksaan darah lengkap: Hb 10 dl (11.2-15.7), leukosit 14.800 /uL (3.980-10.040), hematokrit 30 % (34-45), eritrosit 4.1 10^6/uL (3.9-5.2), trombosit 300.000 /uL (150.000-450.000)
2. Dignosa Keperawatan Dari hasil analisa data pengkajian maka di dapatkan data fokus yaitu DS: klien mengatakan nyeri skala 8, nyeri bertambah saat bergerak, nyeri berkurang saat tiduran, skala nyeri 6, DO: pasien terbaring ditempat tidur, kekuatan otot atas 5/5 dan bawah 5/5, kesadaran compos menthis, TD 110/60 mmHg, N 90 x/menit, R 20 x/menit, S 36 C. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik.
Dari hasil analisa yang lain di dapatkan data fokus yaitu DS klien belum ganti pembalut karena takut, DO klien tampak lemas, leukosit 14.800 /uL. Dari data tersebut maka penulis menegakkan masalah keperawatan reiko infeksi berhubungan dengan port de entry.
3. Intervensi Keperawatan Diagnosa No Tujuan dan Intervensi Keperawatan Kriteria Hasil
Nyeri b.d agen 1.
NOC NIC : cidera fisik (post
Pain control, Pain Management
op. Histerektomy) Lakukan pengkajian nyeri
Kriteria Hasil : secara komprehensif
Mampu
termasuk lokasi, karakteristik,
mengontrol
durasi, frekuensi, kualitas
nyeri (tahu
dan faktor presipitasi
penyebab
Observasi reaksi nonverbal
nyeri,
dari ketidaknyamanan
mampu
Gunakan teknik komunikasi
menggunaka
terapeutik untuk mengetahui
n tehnik
pengalaman nyeri pasien
nonfarmakol
Kaji kultur yang
ogi untuk mempengaruhi respon nyeri
Bantu pasien dan keluarga
mengurangi
untuk mencari dan
nyeri,
menemukan dukungan
mencari
Kontrol lingkungan yang
bantuan)
dapat mempengaruhi nyeri
Melaporkan
seperti suhu ruangan,