THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

  PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL PEMBELAJARAN

   (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD DITINJAU DARI PENGUKURAN KETERAMPILAN DAN PENGETAHUAN Sri Sulistiyowati Naniek Sulistya Wardani Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

  ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan scientific dan

model pembelajaran think pair share (PS-MP TPS) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan desain eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung sebanyak 30 siswa dan seluruh siswa kelas V SDN 01 Purbosari Ngadirejo

Temanggung sebanyak 30 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

stratified disproportionate sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung dan siswa kelas V SDN 01 Purbosari Ngadirejo

Temanggung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan instrumen butir soal

dan teknik observasi dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh PS-MP TPS

terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II

tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi (2-tailed) 0,00 < 0,05 dan hasil

perhitungan uji t 7.072 > 2.002. Artinya rata-rata hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti PS-MP TPS yang dilakukan berhasil secara signifikan.

  Kata kunci: Pembelajaran IPS, pendekatan scientific dan model pembelajaran think pair

share (PS-MP TPS), hasil belajar IPS ditinjau dari pengukuran pengetahuan dan pengukuran

ketrampilan.

  PENDAHULUAN

  Menurut undang-undang No 20 tahun 2003 yang mengatur sistem pendidikan di Indonesia dalam pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah upaya dan rencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki sikap spiritual maupun sosial, kognitif dan keterampilan yang berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Dalam pasal 35 undang-undang No 20 tahun 2003 bahwa standar kompetensi lulusan adalah daya kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.peserta didik yang harus terpenuhi dan dicapai pada satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Permendikbud No 20 Tahun 2016).

  Pembelajaran IPS sebagai bidang studi mempunyai garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapan IPS itu sendiri meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan terletak pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. IPS merupakan hasil perpaduan atau kombinasi dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi dan politik yang mempunyai ciri-ciri yang sama (Saidihardjo dalam Hidayati, 2010:8). Pendapat serupa diungkapkan oleh Sapriya (2012:194) menjelaskan bahwa pengorganisasian materi pelajaran IPS untuk jenjang SD/MI menganut pendekatan integrated artinya materi pelajaran yang disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah, melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata yang sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir, kebiasaan bertindak dan sesuai dengan tingkat perkembangan usia siswa. Sapriya lebih menekankan bagaimana materi IPS diberikan kepada siswa SD.

  Dalam realita di lapangan, interaksi pembelajaran IPS sering terjadi satu arah saja yaitu dari guru ke siswa. Dalam pembelajaran IPS, yang nampak siswa duduk manis. Guru menjadi sumber belajar satu-satunya dalam pembelajaran. Pembelajaran IPS yang berlangsung adalah pembelajaran konvensional dan berpusat pada guru, artinya siswa hanya menyimak penjelasan guru, mencatat serta mengerjakan latihan soal yang diminta guru. Materi yang disampaikan gurupun terbatas pada materi IPS yang ada dalam buku paket saja, yakni menekankan pada aspek kognitif, sedangkan aspek sikap dan ketrampilan siswa tidak ada dalam buku paket, sehingga tidak dilakukan. Selain itu, pembelajaran IPS juga menuntut siswa untuk memperbanyak hafalan pada materi pelajaran IPS. Siswa tidak terlibat dalam belajar

  IPS, siswa tidak diberi permasalahan IPS yang dapat dipecahkannya sendiri. Siswa tidak diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk memecahkan permasalahan, siswa tidak diberi kesempatan untuk sharing temuannya kepada teman-temannya. Kondisi seperti ini, perlu dicoba untuk melakukan eksperimen pembelajaran

  IPS yang inovatif. Kondisi serupa terjadi di kelas V semester II SDN 02 Giripurno Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung terdapat permasalahan yang dihadapi yaitu saat pembelajaran IPS berlangsung guru sebagai sumber informasi dalam belajar (konvensional), sehingga informasi yang diterima siswa hanya dari guru saja, bukan siswa mencari atau menemukan sendiri informasi dari berbagai sumber belajar khusunya IPS. Ujang Sakhandi (Kholik, 2011) bahwa pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lazim dan biasa diterapkan sehari-hari, kegiatan pembelajaran hanya mengajarkan mengenai konsep bukan kompetensi, agar siswa mengetahui sesuatu bukan melakukan sesuatu, dan saat proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan. Pendapat mengenai pembelajaran konvensional juga diungkapkan oleh Yeni (2011:66). Yeni menjelaskan bahwa dalam pembelajaran konvensional, guru cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi atau sumber belajar bagi siswa dan siswa cenderung pasif saat mengikuti pembelajaran. Paparan para ahli di atas, dapat dikaji bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran klasikal yang berpusat pada guru dan biasa digunakan untuk mengajarkan konsep dan bukan mengajarkan kompetensi. Dalam kegiatan pembelajaran guru tidak memberikan kesempatan siswa berfikir mengenai materi yang diberikan guru. Guru hanya memberikan materi dan tugas pada siswa, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar siswa hanya pengukuran pengetahuan saja. Dalam aktivitas pembelajaran sebaiknya ada penilaian keterampilan yang dapat diukur. Sebab penilaian keterampialan dapat mengukur siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga penilaian keterampilan dan penilaian pengetahuan sangat berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perlu ada desain pembelajaran inovatif yang diberlakukan di kelas sebagai eksperimen. Dengan demikian, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apakah terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II tahun pelajaran 2016/2017.

  Salah satu usaha yang dilakukan untuk memberikan inovasi pada pembelajaran IPS yang berdampak pada hasil belajar siswa adalah pendekatan scientific dan model pembelajaran Thin

  k Pair Share (PS-MPTPS).

  Daryanto (2014:51) mendefinisikan bahwa pendekatan scientific adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat mengorganisasikan suatu konsep, hukum ataupun prinsip. Pendapat serupa diungkapkan oleh Kurniasih, Imas (2014:29-30) bahwa pembelajaran pendekatan

  scientific

  adalah “pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif dalam membangun suatu konsep, hukum atau prinsip dengan melibatkan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran”. Pembelajaran yang berlangsung seharusnya dapat memfasilitasi siswa agar terdorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber, bukan hanya diberi tahu oleh guru saja. Wardani Naniek Sulistya (2016:81) memaparkan bahwa model pembelajaran

  Think Pair Share

  (TPS) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berpikir, berdiskusi, dengan pasangannya dan hasil diskusi di

  share

  kan pada teman-teman dikelasnya. Pendapat serupa mengenai TPS dikemukakan oleh Ekawati, Hanifah (2016) bahwa model pembelajaran TPS adalah model pembelajaran berkelompok yang menekankan pada proses berfikir siswa secara individual, berpasangan dengan anggota suatu kelompok, lalu memecahkan sebuah masalah yang didapat siswa pada materi yang diajarkan secara keseluruhan anggota kelompok dalam satu kelas tersebut . Lyman, Frank dalam Isjoni (2013:48) menjelaskan bahwa model pembelajaran TPS mempunyai keunggulan, yaitu memberi kesempatan lebih banyak pada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi kepada orang lain. Trianto (2010:128) juga mengungkapkan bahwa keunggulan model pembelajaran TPS antara lain: Siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran, siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran masing-masing, Pendekatan scientific (PS) adalah proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terampil membangun suatu konsep, hukum atau prinsip dengan menggunakan berbagai sumber belajar. Model pembelajaran TPS merupakan model pembelajaran yang menuntun siswa untuk berpikir sendiri, berdiskusi dengan pasangannya dan hasil diskusi dibagikan kepada teman dalam satu kelasnya. Dua definisi ini, satu sama lain melengkapi pembelajaran sehingga dibuat desain menjadi pembelajaran pendekatan scientific dengan model pembelajaran TPS, yang disingkat PS MPTPS. PS MPTPS adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terampil membangun konsep, hukum dan prinsip dengan berpikir sendiri, berdiskusi dengan pasangannya dan hasil diskusi dibagikan kepada teman di kelasnya, dengan langkah-langkah PS-MPTPS adalah sebagai berikut 1.     Menyimak kompetensi yang akan dicapai 2.     Menerima permasalahan 3.     Mengamati atau menyimak penjelasan materi 4.     Menanya tentang permasalahan 5.     Berpikir secara nalar untuk memecahkan permasalahan 6.     Duduk berpasangan dengan teman sebangku (Pairs) untuk mendiskusikan pemecahan permasalahan

  7.     Mengumpulkan informasi yang terkait dengan pemecahan masalah 8.     Mengasosiasikan atau mengolah informasi yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang disampaikan guru 9.     Sharing tentang permasalahan yang dirumuskan 10.  Menyimak penegasan permasalahan dan kesimpulan 11.  Kuis / tes 12.  Mengkomunikasikan 13.  Membentuk jejaring Rancangan percobaan pembelajaran IPS, pernah dilakukan oleh Sukasari (2012) dalam penelitian eksperimen, yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata hasil belajar siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh Suraya, L, I W Subagia, I N. Tika (2014).

  Peneliti lain Ni Made Dwi Pradnyawati, MG. Rini Kristiantari, Ni Nyoman Garing (2015), meneliti tentang pengaruh pendekatan saintifik berbasis pertanyaan terhadap hasil belajar bahasa Indonesia (keterampilan menulis) dan hasilnya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Indonesia yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik dan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan saintifik berbasis pertanyaan tidak langsung pada siswa kelas

  IV SD. Penelitian yang sama dilakukan oleh As’ad Furqon Syadzili, Sukainil Ahsan & Dwi Pangga (2015) tentang terdapatnya pengaruh pendekatan scientific terhadap motivasi dan hasil belajar fisika kelas XI SMA Negeri 1 Kopang.

  PS-MP TPS perlu eksperimenkan dalam pembelajaran IPS, agar dapat menunjukkan terdapatnya perbedaan yang nyata hasil belajar IPS siswa antara hasil belajar dengan PS MPTPS dan hasil belajar dengan pembelajaran konvensional. PS MPTPS merupakan inovasi dalam pembelajar an IPS yang dapat memberikan pengalaman lang sung belajar kepada siswa, siswa tidak hanya menerima informasi saja oleh guru, melainkan siswa dapat mencari atau menemukan informasi sendiri melalui pengalaman belajarnya. Diberlakukannya pembelajaran melalui pendekatan scientific (PS) untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan cara kerja ilmiah, melalui langkah-langkah pembelajaran, mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi bukan hanya diberi tahu siswa dapat menyelesaikan suatu masalah secara sistematis.

  METODE

  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Penelitian ini dilaksanakan di SDN 02 Giirpurno dan SDN 01 Purbosari kecamatan Ngadirejo kabupaten Temanggung pada bulan Februari sampai selesai. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 02 Giripurno Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dan siswa SDN 01 Purbosari. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Purbosari dengan jumlah siswa 30 siswa sebagai kelompok kontrol dan SDN 02 Giripurno dengan jumlah siswa 30 siswa sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

  purposive stratified disproportionate sampling

  . Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan non tes. Teknik pengumpulan data dengan tes menggunakan instrumen butir soal

  .

  Tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif siswa kelas V materi faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya. Teknik pengumpulan data dengan non tes menggunakan teknik observasi dengan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan.

  Pengujian prasyarat untuk teknik analisis data melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji homogenitas dan uji distribusi normal . Hasil dari uji validitas adalah dari 40 butir soal IPS

  pretest

  didapat 30 butir soal IPS

  pretest

  valid dan 10 butir soal IPS tidak valid. Hasil dari uji reliabilitas butir soal IPS

  pretest

  ditunjukkan oleh nilai

  cronbach’s alpha

  sebesar 0.930 . Kriteria reliabilitas butir soal IPS termasuk sangat reliabel, yang ditunjukkan nilai

  cronbach’s alpha

  antara 0,81 – 1,00. Setelah butir soal dinyatakan valid dan reliabel, maka hasil

  pretest

  digunakan untuk mengetahui homogenitas dua kelompok dan untuk mengetahui distribusi normal melalui pengujian . Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen . Uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan oleh angka signifikansi sebesar 0,393 dengan

  levene statistic

  sebesar 0,739. S ignifikansi 0,393>0,05 , maka kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah homogen . Uji normalitas dilakukan agar dapat mengetahui bahwa penyebaran hasil belajar kelompok terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menetukan teknik analisis data yang tepat. Jika data berdistribusi tidak normal, maka dapat menggunakan teknik analisis data non parametrik. Sedangkan jika data berdistribusi normal dan merupakan data berskala data interval atau rasio, maka menggunakan teknik parametrik. Distribusi normalitas kelompok eksperimen ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,180 > 0,05, maka kelompok eksperimen berdistribusi normal. Distribusi normalitas kelompok kontrol ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.187 > 0,05, maka kelompok kontrol berdistribusi normal.

  Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung sebagai kelompok eksperimen dan SDN 01 Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung sebagai kelompok kontrol. Sebelum diberikan suatu perlakuan, kedua kelompok diberikan pret

  est. Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan kedua kelompok homogen dan berdistribusi normal.

  Instrumen

  pretest

  yang digunakan , sebelum diuji cobakan diluar subjek penelitian yaitu kelas V SDN Manggong Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung untuk mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas butir soal. Dalam penelitian ini, terdapat dua kelompok, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran PS-MP TPS dan kelompok kontrol berlangsung dengan pembelajaran konvensional tanpa diberi suatu perlakuan. Sebelum pembelajaran dimulai, dua kelompok diberi butir soal

  pretest

  untuk dikerjakan yang digunakan untuk mengetahui homogenitas di dua kelompok itu dan distribusi normal untuk masing-masing kelompok. Setelah diberi suatu perlakuan siswa diberikan

  posttes t untuk mengetahui hasil belajar siswa.

  Sebelum

  postest

  diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, butir soal

  posttes

  t diujicobakan dulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal

  posttest .

  Hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu skor hasil belajar dari aspek pengetahuan da n skor proses belajar dari aspek keterampilan . Skor hasil belajar dari aspek pengetahuan diperoleh melalui hasil

  posttest,

  sedangkan skor proses belajar dari aspek keteram pilan diperoleh melalui pengukuran keterampilan. Hasil belajar IPS kelompok eksperimen didapat dari 60% skor tes dari aspek pengetahuan dan 40% skor non tes dari aspek keterampilan. Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor keterampilan kelompok eksperimen disajikan melalui tabel 1 berikut ini.

  Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Keterampilan Kelompok Eksperimen

  Kriteria Skor Jml

  %

  3

  4 F %

  F % Ketetapan Materi

  13 43,33

  17 56,76

  30 100 Bahasa

  9

  30

  21

  70

  30 100 Tulisan laporan sesuai EYD

  4 13,33

  26 86,67

  30 100 Berdasarkan tabel 1 di atas, siswa yang mendapatkan skor 4 untuk ketepatan materi sebanyak 56,76% dan skor 3 sebanyak 43,33%. Skor 4 untuk kategori bahasa sebanyak 70% dan skor 3 untuk kategori bahasa sebanyak 30%. Untuk kategori tulisan laporan sesuai dengan EYD yang mendapatkan skor 4 sebanyak 86,67% dan yang mendapat skor 3 sebanyak 13,33%.

  Hasil belajar aspek pengetahuan atau kognitif diukur melalui skor tes (posttest). Skor tes siswa kelompok eksperimen disajikan melalui tabel 2 berikut ini.

  Skor Frekuensi Persentase (%)

  60

  1 3,33

  70

  9

  30

  80

  8 26,67

  85

  3

  10

  90

  8

  26,67

  95

  1 3,33

  Jumlah

  30 100

  Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Tes Kelompok Eksperimen Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor tes siswa kelompok eksperimen adalah skor terendah 60 sebanyak 3,33%, skor yang mendapatkan persentase tertinggi yakni 26,67% adalah skor 8 dan skor 90 .

  Skor tertinggi

  95 dicapai oleh 3,33% dari seluruh siswa saja .

  Distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor tes siswa kelompok kontrol disajikan melalui tabel 3 berikut ini.

  Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Berdasarkan Skor Tes Kelompok Kontrol

  Skor Frekuensi (F) Persentase (%)

  40

  2 6,67

  55

  1 3,33

  60

  6

  20

  65

  3

  10

  70

  5 16,67

  75

  8 26,67

  80

  3

  10

  85

  1 3,33

  90

  1 3,33

  Jumlah

  30 100

  Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui distribusi hasil belajar IPS berdasarkan skor tes kelompok kontrol adalah skor terendah 40 sebanyak 6,67% dari seluruh siswa. Skor yang mendapatkan persentase tertinggi yakni 26,67% adalah skor 75. Skor tertinggi 90 dicapai oleh 3,33% dari seluruh siswa saja.

  Distribusi hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara rinci disajikan melalui tabel 4 berikut ini.

  Tabel 4 Distribusi Hasil Belajar IPS Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Skor Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

  F % F %

  1 40-50

  2 6,67

  2

  51-60

  1 3,33

  7 23,33

  3 61-70

  9

  30

  8 26,67

  4 71-80

  8

  26.27

  11 36,67

  5 81-90

  11 36,67

  2

  6,67

  6 91-100

  1 3,33

  • Jumlah

  30 100

  30

  100% Keterangan: F= Frekuensi; % = Persentase Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar IPS kelompok eksperimen yang mendapatkan skor terendah 40-50 tidak ada, namun kelompok kontrol terdapat 2 siswa atau 6,67 % dari seluruh siswa. Skor 51-60 dari kelompok eksperimen terdapat 1 siswa yang merupakan skor terendah bagi kelompok eklsperimen, sedangkan kelompok kontrol terdapat 7 siswa. Skor yang dicapai oleh persentase tertinggi kelompok eksperimen yakni 36,67 % mendapat skor 81-90, sedangkan kelompok kontrol persentase tertinggi dicapai sebesar 36,67 % dari seluruh siswa mendapat skor 71-80. Skor tertinggi dari kelompok eksperimen sebesar 91-100 sebanyak 3,33 % dari seluruh siswa dan kelompok kontrol sebanyak 6,67 % dari seluruh siswa dengan skor tertinggi 81-90. Distribusi hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan, yang nampak pada perbedaan skor terendah dan skor tertinggi yang dicapai oleh masing-masing kelompok. Di samping itu, juga nampak pada perbedaan persentase capaian pada setiap skor.

  Dalam implementasi pembelajaran IPS di kelompok eksperimen diberi perlakuan PS MPTPS. Aktivitas utama dalam perlakuan PS MPTPS adalah menyimak kompetensi yang akan dicapai, menerima permasalahan, mengamati atau menyimak penjelasan materi, menanya tentang permasalahan, berpikir secara nalar untuk memecahkan permasalahan, duduk berpasangan dengan teman sebangku (pairs) untuk mendiskusikan pemecahan permasalahan, mengumpulkan informasi yang terkait dengan pemecahan masalah, mengasosiasikan atau mengolah informasi yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang disampaikan guru, sharing tentang permasalahan yang dirumuskan, menyimak penegasan permasalahan dan kesimpulan, kuis / tes, mengkomunikasikan, membentuk jejaring. Sedangkan pembelajaran

  IPS kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, dan pembelajaran yang berlangsung adalah pembelajar an konvensional. Aktivitas pembelajaran konvensi onal diawali langkah-langkah menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah, memberikan contoh-contoh, memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab, memberikan latihan soal yang dikerjakan secara individu, membahas latihan soal yang dikerjakan siswa, memberikan tugas, mengkonfirmasi tugas yang dikerjakan siswa, menyimpulkan inti pelajaran, menjawab tes lisan, mengerjakan tes tertulis. Dalam implementasi pembelajaran IPS baik dengan perlakuan maupun tanpa perlakuan, masing-masing dilakukan pengamatan untuk mengamati apakah setiap langkah pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan melalui lembar pengamatan, nampak setiap aktivitas pembelajaran dilaksanakan dengan baik.

  Perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang telah nampak melalui tabel 4, perlu dianalisis melalui teknik analisis data uji t.

  Perhitungan uji t untuk independent samples test dilakukan dengan bantuan SPSS 16. Hasil perhitungan uji t disajikan melalui tabel 5 berikut ini Tabel 5 Distribusi Hasil Uji t Independent Samples Test

  Levene’s Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t Df

  Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Differen-ce 95% Confidence Internal of the Difference Lower Upper Nilai Equal Variances assumed 3860 .054 7.072

  58

  .000 17.123 2.421 12.276 21.969 Nilai Equal variances Not asummed 7.072 48.566 .000 17.123

  2.421 12.276 21.969

  Uji t digunakan untuk mengetahui perbeda an rata-rata dua sampel yang berbeda. Sampel yang berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari perhitungan uji t dengan bantuan SPSS diperoleh signifikansi perbedaan rata-rata dua kelompok. Signifikansi (probabilitas) dari hasil belajar IPS untuk signifikansi (2-tailed) hitung sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 < 0,005, maka Ho ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti PS-MP TPS yang dilakukan berhasil secara signifikan. Perbedaan rata-rata hasil belajar

  IPS materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan sebesar 16,79. Pembuktian hipotesis berdasarkan perbandingan antara t hitung dan t tabel menunjukkan t hitung sebesar 7.072 > 2.002, maka Ho ditolak. Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar belajar

  IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017 tidak terbukti, artinya terdapat pengaruh hasil belajar belajar IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017. Jadi hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017 terbukti. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,000 < 005 dan t hitung sebesar 7.072 > 2.002, maka Ho ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar IPS sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan tidak sama atau berbeda nyata, yang berarti PS-MP TPS yang dilakukan berhasil secara signifikan.

  Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Pradnyawati, MG. Rini Kristiantari, Ni Nyoman Garing (2015) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampiln menulis) tema cita-citaku ditinjau dari cara guru bertanya. Berdasarkan uji–t diperoleh t > t (247 > 165). Dari perbandingan ini, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

  hitung tabel

  Penelitian lain dilakukan oleh Nyoman Ayu Aryani, I Nyoman Jampel, I Kadek Suartama (2014) yang menyatakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap hasil tes prestasi belajar IPS siswa. Hasil analisis uji-t yaitu t

  hitung

  = 8.464 dan t

  tabel

  = 1.671 jadi t

  hitung

  > t tabel. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan model TPS dengan siswa yang menggunakan model

  Discovery Learning (DI).

  Dalam penelitian ini terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017, juga ditunjukkan adanya perbedaan rata-rata hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen sebesar 84,95 dan rata-rata hasil belajar skor tes kelompok kontrol sebesar 68,16, sehingga terdapat perbedaan selisih rata-rata sebesar 16,79. atau 10,9%

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II tahun pelajaran 2016/2017 terbukti. Hal ini ditunjukkan oleh signifikansi (2-tailed) 0,000 < 0,05 dan hasil perhitungan uji t 7.072 > 2.002 yang artinya terdapat pengaruh PS-MP TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II tahun pelajaran 2016/2017. Rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen sebesar 84.95 dan rata-rata hasil belajar IPS kelompok kontrol sebesar 68,16 dengan selisih rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 16,79 yang berarti PS-MP TPS berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Giripurno Ngadirejo Temanggung semester II tahun pelajaran 2016/2017.

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang diberikan adalah:

  1.      Guru hendaknya mendesain pembelajaran PS-MP TPS dalam pembelajaran IPS 2.      Penggunaan PS-MP TPS melatih siswa menggali informasi melalui pengalaman belajarnya, bukan hanya sebatas hafalan saja, sehingga PS-MP TPS dapat dijadikan sebagai model pembelajaran khususnya pembelajaran IPS.

  3.      Perlunya menggunakan PS-MP TPS untuk pembelajaran IPS hendaknya disosialisasikan kepada guru agar penerapan pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  4.      Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih luas sebagai pengembangan dari penelitian ini.

  DAFTAR RUJUKAN Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

  Ekawati, Hanifah. 2016. Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dan Pembelajaran Konvensional Pada Kelas VII SMP Negeri 10 Samarinda.

  Jurnal Pendas Mahakam . No.1. Vol. 1 (hlm. 54-64).

  Furqon, As’ad Syadzili, Sukainil Ahzam & Dwi Pangga. 2015. Pengaruh Pendekatan Scientific Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Lensa”. Vol. 2 No.1.

  Hidayati, dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional

  Kurniasih, Imas, dkk. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.

  Kholik, Muhammad. 2011. Metode Pembelajaran Konvensional. Dikutip dari https://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/metode-pembelajaran-konvensional/, (Diakses pada tanggal 12 Januari 2017).

  Ni Made Dwi Pradnyawati, MG. Rini Kristiantari, Ni Nyoman Garing. 2015. Pengaruh

  Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan Bahasa Indonesia (Keterampiln Menulis) Tema Cita-citaku Ditinjau dari Cara Guru Bertanya.

  E-Journal Progam Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4 Nomor 1.

  Nyoman Ayu Ariani, I Nyoman Jampel, I Kadek Suartama. 2014. Pengaruh model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Di Gugus III Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014.

  Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol: 2 No: 1.

  Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rusdakarya.

  Suharlik. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Integrasi Think Pair Share dan Respicoral Teaching Terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Retensi Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di SMA 1 Batu”. www.mulok.library.um.ac.id/. Diunduh tanggal 03 Maret 2016.

  Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

  Wardani, Naniek Sulisya. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Aktif (Hasil Penelitian). Salatiga: Penerbit Widya Sari Press.

  Wardani, Naniek Sulistya. 2016. Implementasi Teknik Penilaian Autentik Perkuliahan Kajian

  IPS SD Tipe Think Pair Share (TPS). Jurnal Profesi Pendidikan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah. Vol. 3 No. 1 (hlm. 71-78). Mei 2016 Yeni, Ety Mukhlesi. 2011. Pemanfaatan Benda-benda Manipulatif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa kelas V SDN Gugus 1 di Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh Tahun Ajaran 2010/2011)”. Jurn

  al Pendidikan Matematika

  Edisi Khusus No. 1 (hlm. 63-75). Vol 3. No.1