PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RUKTI HARJO

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RUKTI HARJO

Oleh

DEDI FIRMANTO

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo pada mata pelajaran IPS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen tipe quasi experiment (eksperimen semu) dengan pola the non equivalent control group disign (pretes-posttes yang tidak ekuivalen). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan rancangan ini adalah 1) memilih dua kelompok subjek yang tidak ekuivalen, 2) laksanakan pretes pada kedua kelompok, 3) kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen, 4) berikan posttes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, 5) cari beda mean kelompok eksperimen dan kontrol, antara posttes dan pretes, 6) gunakan statistik yang tepat untuk mencari perbedaan hasil.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : perhitungan uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = 0,0226 lebih besar dari = 0,0368 pada taraf signifikasi 5% dilambangkan , sehingga untuk jawaban dari rumusan masalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo adalah berpengaruh, dilihat dari hasil perhitungan rata-rata yang menunjukan hasil .


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

THINK PAIR SHARE

(TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2

RUKTI HARJO

Oleh

Dedi Firmanto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

THINK PAIR SHARE

(TPS) TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2

RUKTI HARJO

(Skripsi)

Oleh

DEDI FIRMANTO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

v DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

2.1Alur kerangka pikir ... 21 2.2 Prosedur penelitian ... 22 3.1 Diagram rancangan penelitian... 24


(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

PERSEMBAHAN ... i

SANWACANA ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHUUAN A.Latar belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 6

D.Rumusan Masalah ... 6

E. TujuanPenelitian ... 7

F. ManfaatPenelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Model Pembelajaran ... 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 9

C.Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

D.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 10

2. Langkah-Langkah dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 12

E. Belajar 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar ... 13

b. Fungsi Penilaian Hasil Belajar ... 13

2. Pengertian Belajar ... 14

F. IPS a. Definisi IPS ... 15

b. Karakteristik IPS ... 16

c. Tujuan IPS ... 17

G.Kajian Penelitian yang Relevan ... 18

H.Kerangka Berpikir ... 20


(6)

vi BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... 23

B. Jenis Penelitian ... 23

C. Rancangan Penelitian ... 23

D. Tempat dan Waktu 1.Tempat Penelitian ... 25

2.Waktu Penelitian ... 25

E. Definisi Oprasional 1. Definisi Konseptual ... 26

2. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ... 27

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian ... 27

2. Sampel Penelitian ... 28

G. Rencana Pengujian Alat Pengumpulan Data 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 29

2. Uji Validitas Instrumen ... 30

3. Uji Reliabilitas ... 30

4. Taraf Kesukaran ... 32

5. Daya Pembeda ... 33

H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

2. Teknik Pengumpulan Data ... 35

I. Rencana Analisis Data 1. Uji Normalitas Data ... 36

2. Uji Homogenitas ... 38

3. Uji Hipotesis ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Identitas Sekolah ... 40

2. Visi dan Misi ... 41

B.Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian ... 41

2. Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan Pretes ... 43

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44

C.Hasil Penelitian 1. Hasil Pelaksanaan Pretes ... 50

2. Hasil Pelaksanaan Posttes ... 52

D.Analisis Data ... 54


(7)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 58 B. Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA


(8)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan ... 63

2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ... 64

3. Surat Pemberian Izin Penelitian ... 65

4. Surat Keterangan Penelitian ... 66

5. Surat Izin Penelitian ... 67

6. Format Kisi-kisi Instrumen ... 68

7. Soal Uji Instrumen ... 69

8. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 72

9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 74

10. Uji Daya Pembeda ... 76

11. Uji Tingkat Kesukaran ... 77

12. Soal Setelah Uji Instrumen ... 78

13. RPP Metode Ceramah ... 80

14. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ... 86

15. Nilai Pretes Siswa ... 93

16. Nilai Posttes Siswa ... 102


(9)

v DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1.1 Nilai Mid Semester Ganjil ... 3

3.1. Kisi-kisi instrumen penelitian ... 29

3.2. Indeks tingkat kesukaran/mudah ... 33

3.3 Klasifikasi daya pembeda ... 34

3.4 Kerangka tabel distribusi frekuensi ... 37

3.5 Kerangka tabel distribusi dan ... 37

4.1 Hasil pretes kelas eksperimen ... 50

4.2 Hasil pretes kelas kontrol ... 51

4.3 Hasil posttes kelas eksperimen ... 52


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTO

“Diantara (tanda) kebaikan keislaman

seseorang adalah ia meninggalkan perkara yang

tak berguna baginya”


(14)

i

PERSEMBAHAN

Puji syukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan sehingga saya dapat menyelesaikan salah satu karya yang semoga bermanfaat bagi diri saya dan orang lain.Ya Allah ku persembahkan karya ini untuk:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yaitu Bapak Selamet dan Ibu Iswati, terimakasih atas segala kasih dan saying serta pendidikan yang telah engkau berikan kepadaku yang tidak akan pernah anakmu ini dapat membalasnya. Anakmu hanya bias berdo’a agar Allah selalu menyayangi dan mengasihimu sebagaimana engkau telah mengasihi dan menyayangiku dari kecil. Aamiin. 2. Kakak-kakakku tersayang dan tercinta kakanda Agus Wibowo, M. Pd,

Untung Wahyudi dan kakanda Indah Sulis Triani, S. Pd., semoga karya ini menjadi bukti perjalanan awal dari kehidupan adinda kalian menjadi seorang manusia yang berguna bagi agama, bangsa dan negara, Aamiin.

3. Orang-orang luar biasa yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi luar biasa, saya ucapkan terimakasih. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan kalian semua, dan semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik. Aamiin.

4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.


(15)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 8 April 1993, sebagai anak keempat dari pasangan Bapak Selamet dan Ibu Iswati.

Pendidikan peneliti dimulai dari SD Negeri 04 Rukti Harjo, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2005. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Negeri 1 Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2008. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2011 peneliti diterima sebagai salah satu mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD ).


(16)

i

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi dengan judul“Pengaruh Model pembelajaraan Kooperatif Tipe TPS Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa IV SD Negeri 2 Rukti Harjo”adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. Sc., selaku Rektor Universitas Lampung yang telah menyedikan sarana dan prasarana sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi dengan lancar.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah menyedikan pelayanan studi selama peneliti menempuh pendidikan sehingga peneliti dapat menempuh pendidikan dengan berkualitas;

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan pelayanan terhadap penliti sehingga penliti dapat menyelesaikan pendidikan;


(17)

ii

4. Dr. Hi. Darsono, M.Pd., Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang sangat bermanfaat bagi peneliti;

5. Bapak Drs. Siswantoro, Kordinator Kampus B FKIP Universitas Lampung yang telah menyedikan pelayanan terhadap peneliti sehingga peneliti dapat menempuh menuntut ilmu di Kampus B FKIP Universitas Lampung dengan baik;

6. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing yang telah berkenan membimbing peneliti selama masa setudi dan dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan masukan yang berarti bagi peneliti.

7. Ibu Dr. Sowiyah, M. Pd, Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Rismiwati, S.Pd, Kepala SD Negeri 2 Rukti Harjo, serta dewan guru dan staf administrasi yang telah membantu peneliti selama penyusunan skripsi ini. 10. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, Gusti Ayu Rini, Azka Falaih Rizqiana, Ristiana,Zakari Ahmad, Ahmad Nasikun, Nuraulia, Nuke Zela Pratiwi, Arizzal, Aditiya Permadi, Asrul Faehani, Imma Sofiana Tsani, Arfian Junianto dan Etik Desti Hariati, serta semua teman-teman yang tidak dapat


(18)

iii

peneliti sebutkan, terimakasih kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini;

11. Untuk seseorang yang selalu menjadi motivasiku, terimakasih atas dukungan, doa, dan impian yang menjadikan peneliti selalu bersemangat dalam menulis skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini bermafaat bagi kita semua. Aamiin.

Metro, 28 Juni 2015 Peneliti


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh setiap manusia, karena melalui pendidikan ini seseorang akan belajar mengembangkan potensi dirinya. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecardasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Bedasarkan penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang memiliki makna bahwa pendidikan diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistematik dan berjenjang serta dalam pelaksanaan pendidikan, diusahakan agar tercipta suasana yang dapat menjadikan siswa aktif mengikutinya.

Pengertian pendidikan di atas juga, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di negara kita, pembelajaran harus dilaksanakan dengan melihat kemampuan siswa, dilaksanakan secara sadar dan terencana serta terdapat hasil dari kegiatan belajar ini berupa hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotor). Selain itu, berdasarkan penjelasan pendidikan di atas dapat kita


(20)

2

ketahui pendidikan dilaksanakan agar seorang siswa mempunyai suatu keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk hidup dimasyarakat, bangsa dan negara. Untuk itu dalam pelaksanaan pendidikan seorang siswa harus diajarkan suatu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) agar siswa memiliki kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Gross dalam Trianto (2012: 171) pendidikan IPS ini diajarkan untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dimasyarakat serta mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS ini, seorang guru harus pandai dalam menciptakan suatu iklim pembelajaran sehingga siswa dapat aktif dalam mengembangkan potensi dirinya, misalnya siswa dapat belajar berinteraksi dengan teman-temannya di dalam kelas serta dapat secara aktif menyelesaikan permasalan-permasalahan yang diberikan oleh guru, tetapi pada saat ini setiap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, kebanyakan guru selalu dijadikan sebagai pusat pembelajaran dan siswa hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran yang menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Selain itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru kurang memperhatikan metode apa yang akan digunakan untuk menyampaiakan materi, sehingga siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya pasif dan sulit dalam menerima materi yang disampaikan serta keterampilan sosial siswa akan terabaikan untuk dikembangkan. Akibatnya hasil belajar yang diharapkan akan sulit untuk dicapai.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas IVA dan IVB SD Negeri 2 Rukti Harjo pada tanggal 20 November 2014, berkaitan dengan


(21)

3

pembelajaran yang dilaksanakan setiap harinya. Menurut guru kelas IVA dan IVB dalam pembelajaran kurang bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan cenderung memberikan nilai tambahan kepada siswa agar nilai yang diperoleh siswa tidak terlalu rendah.

Selanjutnya, menurut guru kelas IVA dan IVB banyak siswa yang masih kesulitan dalam proses pembelajaran terutama dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Matematika, karena dalam pembelajaran IPS dan Matematika siswa diharuskan mampu memahami materi yang diajarkan namun karena jumlah siswa yang terlalu banyak guru mengalami kesulitan dalam membimbing siswa. Gambaran nilai siswa setiap mata pelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Nilai mid semester ganjil kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo tahun pelajaran 2014/2015

No. Mata pelajaran Nilai rata-rata No. Mata pelajaran Nilai rarta-rata

1 PKn 80 4 IPS 60

2 Bahasa Indonesia 80 5 IPA 80 3 Matematika 58 6 Pendidikan

Agama 85 Sumber: Daftar nilai kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata terendah yang didapatkan siswa kelas IV adalah mata pelajaran Matematika dan IPS, dalam penelitian ini, peneliti lebih tertarik untuk memilih mata pelajaran IPS karena didalam pembelajaran IPS siswa diajarkan sikap-sikap sosial seperti kerja sama, dan saling menghargai, hal tersebut sesuai dengan model yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini.


(22)

4

Pada tanggal 22 November 2014 peneliti melaksanakan observasi saat pembelajaran sedang berlangsung, untuk melihat lebih detail permasalahan yang ada di kelas IVA dan IVB SD Negeri 2 Rukti Harjo. Berdasarkan observasi yang peneliti laksanakan di kelas IVA dan IVB SD Negeri 2 Rukti Harjo, terlihat proses pembelajaran di kelas IVA dan IVB sangat kurang efektif. Banyak siswa yang mengobrol saat pembelajaran berlangsung, kurang memperhatikan ketika dijelaskan, kurangnya kerja sama saat pembelajaran berlangsung antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa, dan cendung pasif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Salah satu penyebab pembelajaran yang kurang efektif ini, karena dalam proses pembelajaran guru hanya melakukan pembelajaran dengan metode ceramah.

Sehingga dalam pembelajaran terlihat guru yang menjadi pusat pembelajaran, selain itu dengan jumlah siswa yang cukup banyak yaitu 38 di kelas IVA dan 34 di kelas IVB, terlihat banyak siswa yang tidak dapat dikondisikan guru. Akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa masih sangat rendah, yang dapat diketahui dari hasil ulangan tengah semester IPS yang dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2014, masih banyak siswa di kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo ini yang mendapatkan hasil belajar di bawah KKM yang ditentukan, dari siswa 38 di kelas IVA sekitar 68% atau sekitar 25 siswa yang di bawah KKM dan di kelas IVB dari siswa 34 sekitar 70% atau sekitar 23 siswa yang di bawah KKM yang telah ditentukan, sedangkan KKM yang telah ditetapkan sekolah pada mata pelajaran IPS adalah 66.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian eksperimen tentang model pembelajaran kooperatif tipe think pair and


(23)

5

share (TPS). Alasan mengapa peneliti lebih tertarik menggunakan model

pembelajaran kooperatif karena menurut Vygotsky dalam Huda (2013: 132) dalam model pembelajaran kooperatif, mental siswa pertama kali berkembang pada level interpersonal, dimana mereka belajar mengintegrasikan dan mentransformasikan interaksi interpersonal mereka dengan orang lain, lalu pada level intrapersonal mereka mulai memperoleh pemahaman dan keterampilan baru dari hasil interaksi. Selain itu dalam model pembelajaran koopertaif tipe TPS ini setiap siswa diberikan tanggung jawab atas pembelajaran yang berlangsung.

Sehingga apabila dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat menambah keaktifan siswa serta dapat memudahkan siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Selain pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan, siswa juga diajarkan untuk dapat bekerja sama, saling menghargai pendapat orang lain dan belajar menerima kritik ataupun saran dari orang lain sehingga secara tidak langsung siswa akan belajar mengembangkan sikap sosialnya dan saat pembelajaran berlangsung siswa juga diajarkan untuk memecahkan masalah yang diberikan guru secara berkelompok.

Berdasarkan pemasalahan-permasalahan dan teori-teori di atas, peneliti memandang perlu dilaksanakan suatu penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada mata pelajaran IPS


(24)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah.

1. Guru hanya menerapkan metode pembelajaran ceramah setiap pembelajaran IPS.

2. Jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga guru kesulitan dalam mengondisikan siswa.

3. Kurangnya kerja sama antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa saat pembelajaran IPS berlangsung.

4. Siswa pasif dalam pembelajaran IPS.

5. Banyak siswa mengobrol saat pembelajaran IPS berlangsung. 6. Hasil belajar IPS yang diperoleh siswa rendah..

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah pada penerapan model pembelajaran koopeatif tipe TPS pada mata pelajaran IPS dan hasil belajar aspek kognitif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo?


(25)

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.

F. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian di atas dapat tercapai, peneliti sangat berharap akan kebermanfaatan penelitian ini :

1. Bagi siswa

Untuk memperoleh gambaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa.

2. Bagi guru

Dapat memotivasi guru agar dapat mengembangkan kemampuan dalam mengajar, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih menarik dan siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah dalam meningkatkan mutu sekoah dengan menerapkan model pebelajaran kooperatif tipe TPS.

4. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa.


(26)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto (2011: 51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakaan pembelajaran di dalam kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Menurut Joyce dan Well dalam Trianto (2011: 53) menjelaskan model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia dan bantuan belajar melalaui program. Sedangkan menurut Komalasari, Kokom(2010: 57) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang terdiri dari perencanaan kurikulum, metode dan strategi yang menggambarkan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(27)

9

B.Model Pembelajaran Kooperatif

Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, model pembelajaran merupakan suatu pandangan yang memberikan gambaran bentuk pembelajaran yang akan dilaksankan. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, pembelajaran akan dilaksanakan melalui suatu kegiatan kooperatif (kerja sama).

Menurut Roger dkk. dalam Huda, Miftahul (2013: 29) mendefinisikan model pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas belajar kelompok yang diorganisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap siswa bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Selanjutnya menurut Art dan Newman dalam Huda (2013: 30) mendefiniskan model pembelajaran kooperatif adalah suatu kelompok kecil/siswa yang bekerja sama dalam suatu tim untuk mengatasi suatu masalah. Cooperative learning berasal dari kata cooperative dan learning yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2007: 15).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan suatu kelompok untuk dapat bekerja sama dalam suatu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau untuk mencapai suatu tujuan bersama dan siswa bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri serta didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.


(28)

10

C.Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya tipe-tipe dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah sama yaitu siswa diajarkan untuk bekerja sama dan diajarkan agar siswa mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, namun pada proses pelaksanaannya saja yang berbeda, misalnya pada jumlah anggota ada tipe yang mengharuskan kelompok terdiri dari 4 siswa ada tipe yang kelompok hanya terdiri dari 2 orang siswa.

Menurut Huda (2013: 111) model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi: a) Kooperatif tipe Student Team Learning

1. Studen Team –Achievement Divisons ( STAD) 2. Team Game Turnamen (TGT)

3. Jigsaw II ( JIG II)

b) Kooperatif tipe Supproted Cooperatif Learning

1. Learning Together (LT)- Circle Of Learning ( CL) 2. Jigsaw ( JIG)

3. Jigsaw III ( JIG III)

4. Cooperatif Learning Sturucture ( CLS) 5. Group Investigation ( GI)

6. Complex Instruction ( CI) c) Kooperatif Tipe Informal

1. Spontaneous Group Discussion ( SGD) 2. Numbered Head Together ( NHT) 3. Team Product ( TP)

4. Think Pair Share ( TPS).

D.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ( TPS) 1. Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TPS

Pada penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan dilatarbelakang, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena pembelajaran hanya terfokus pada guru dan siswa kurang aktif, oleh sebab itu peneliti tertarik memilih menggunakan model kooperatif tipe TPS


(29)

11

karena model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini adalah model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk dapat aktif dan bertanggung jawab untuk setiap tugas yang diberikan kepadanya, karena sebelum siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya, mereka harus mempunyai jawaban dari pertanyaan yang diberikan.

Sehingga dalam kegiatan pembelajaran, siswalah yang aktif untuk mencari materi yang diajarkan bukan hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru.

Menurut Frank dalam Huda (2013: 113) model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan model belajar kelompok, yang menuntut siswa untuk dapat berfikir mandiri dan siswa belajar untuk berdiskusi untuk mendapatkan hasil konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati. Selanjutnya menurut Trianto (2013: 81) model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa, dimana siswa harus mampu berfikir mandiri dan melaksanakan diskusi untuk menentukan jawaban bersama.


(30)

12

2. Langkah-langkah dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

Menurut Tjokrodihardjo dalam Trianto (2013: 82) langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif adalah :

a. Berfikir (thinking)

Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban dari masalah yang diberikan.

b. Berpasangan (pairing)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban mereka. Secara normal guru memberikan waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

c. Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan untuk berbagi dengan temannya yang ada di kelas.

Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Zubaidi (2013: 219) langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, diawali dengan berfikir (thinking) dengan guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa diminta mencari jawaban secara mandiri, selanjutnya siswa diminta untuk berpasang-pasangan (pairing) berdiskusi dan menyatukan jawaban, yang terakhir setiap pasangan membagikan (sharing) jawaban mereka di depan kelas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini diawali dengan berfikir (thinking) masalah yang guru berikan, selanjutnya siswa

diminta berpasangan (pairing) untuk mendapatkan kesepakatan jawaban


(31)

13

E. Belajar

1. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Hasil belajar ini terdiri dari 3 aspek yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Seperti yang dijelaskan Kunandar (2013: 63) hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran. Menurut Hamalik dalam Kunandar (2013: 64) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan siswa. Selanjutnya menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar merupakan hasil interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan (afektif, kognitif dan psikomotor) yang diperoleh siswa dari tindakan belajar dan mengajar.

b. Fungsi penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan pengukuran hasil belajar menggunakan suatu alat ukur yang disebut sebagai instrumen penilaian. Melalui penilaian ini, seorang guru akan mengetahui seberapa kemampuan siswa dan melalui penilaian ini juga guru mampu menilai bagaimana pembelajaran yang dilakukannya dan selanjutnya bisa diadakan suatu perbaikan.


(32)

14

Menurut Kunandar (2013: 68) fungsi penilaian hasil belajar yaitu: 1. Menggambarkan seberapa dalam seorang siswa telah

menguasai suatu kompetensi.

2. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami dirinya dan membuat keputusan tentang langkah berikutnya.

3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan siswa serta sebagai diagnosis yang membantu guru menentukan apakah siswa mengikuti remidial atau pengayaan.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan pembelajaraan yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5. Kontrol guru dan sekolah tentang kemajuan siswa.

Sedangkan menurut Majid, Abdul (2014: 285) fungsi penilaian hasil belajar yaitu: 1) untuk perbaikan bagi indikator yang belum mencapai kriteria ketuntasan, 2) dapat menjadi acuan pengayaan apabila mencapai mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan, 3) perbaikan program dan proses pembelajaran, 4) sebagai pelaporan, dan 5) penentuan kenaikan kelas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, penilaian hasil balajar merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk guru dan untuk siswa, karena melalui kegiatan ini guru dapat melihat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dan untuk siswa, mereka bisa melihat seberapa kemampuan yang mereka miliki sehingga dapat membantu dirinya memahami dirinya sendiri dalam menentukan langkah selanjutnya .

2. Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan ini, karena melalui belajar, manusia yang awalnya tidak tahu menjadi


(33)

15

tahu serta melalui belajar juga, seseorang akan mengalami suatu perubahan prilaku dari pengalaman belajar yang dilakukannya.

Menurut Sagala, Syaiful (2010: 37) belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Belajar akan membawa kepada perubahan tingkah laku, kecakapan baru dan merupakan suatu usaha yang disengaja.

Selanjutnya menurut Daryanto (2010: 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Bedasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan definisi belajar adalah suatu poses yang terencana yang dilaksanakan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.

F. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Definisi IPS

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang realitas dan fenomena yang ada di lingkungan masyarakat. Menurut Trianto (2012: 171) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan


(34)

16

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial.

Selanjutnya menurut Kosasih Djahiri dalam Sapriya (2006: 7) mengungkapkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial yang didasarkan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diolah berdasarkan pola pendidikan untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

b. Karakteristik IPS

Pada dasarnya setiap mata pelajaran memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari isi mata pelajaran tersebut. Menurut Trianto (2012: 174) karakteristik IPS sebagai berikut :

1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, dan Sosiologi.

2. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahsan atau topik tertentu.

3. SK dan KD dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup


(35)

17

agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

c. Tujuan IPS

Menurut Gross dalam Trianto (2012: 173) tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapi.

Sedangkan menurut PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006 tujuan pembelajaran IPS yaitu agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan tujuan IPS adalah mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik yang mampu berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat, bangsa dan negara serta mengembangkan penalaran siswa agar dapat berfikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.


(36)

18

G. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen dalam proposal ini :

1. Indama, Maria (2010) tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif (think pair share) terhadap hasil belajar IPS

terpadu siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Punggur hasil analisis diketahui bahwa simultan model pembelajaran kooperatif (think pair

share) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan

dari nilai rata-rata nilai kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan pada saat pretest yaitu 46,77 sedangkan rata-rata kelas kontrol

sebelum diberi perlakuan pada saat pretest yaitu 46,65.

Hasil belajar siswa yang pembelajarannya dengan model pembelajaran kooperatif think pair share lebih tinggi dibandingkan

dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode ceramah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan antara siswa kelas eksperimen yang diajar dengan think pair share dan siswa kelas

kontrol yang diajar dengan metode ceramah.

Dari hasil pengamatan di kelas yang diajar model pembelajaran kooperatif think pair share dapat memberdayakan kemampuan

berpikir siswa, melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

2. Karimah, Inayatul. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran


(37)

19

Belajar Biologi Siswa Kelas X-G MAN Padang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 7,32%. Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan rata-rata sebesar 8,51 dengan porsentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 26,83%

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar Biologi siswa kelas X-G MAN Padang sehingga dapat disarankan kepada guru untuk menggunakan pembelajaran kooperatif model TPS pada pokok bahasan yang lain (selain ekosistem dan pencemaran lingkungan). Guru dapat menciptakan suatu variasi pembelajaran seperti menggabungkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS atau pembelajaran kooperatif yang lain dengan kegiatan praktikum untuk menghindari perasaan bosan pada siswa. Guru disarankan lebih banyak memberikan reinforcement sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam mengikuti

proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan beberapa peneliti di atas dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan

analisis tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian eksperimen dan menguji apakah terdapat pengaruh penerapkan model


(38)

20

pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil belajar IPS

siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.

H. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (dalam Sugiono, 2011:91). Peneliti akan membandingkan hasil belajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share,

sedangkan pada kelas kontrol akan dilaksanakan pembelajaran seperti biasa guru mengajar atau menerapakan metode ceramah. Untuk soal pretesakan diambil dari alat evaluasi yang telah diuji coba pada kelas uji coba.

Hasil pretesdi kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji beda rata-rata. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share di kelas eksperimen dan

pembelajaran ceramah di kelas kontrol maka hasil belajar dari kedua kelompok tersebut di lakukan uji beda rata-rata hasil posttes untuk melihat apakah ada pengaruh dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.


(39)

21

Kerangka berpikir ini dapat dilihat dalam bagan alur kerangka berpikir berikut ini:

Gambar 2.1 Alur kerangka pikir Kelas

kontrol

pretes Pembelajaran menggunakan metode ceramah

posttes

Hasil pretesdilakukan uji rata-rata untuk mengetahui kemampuan awal siswa

Uji beda hasil postes apakah ada pengaruh dengan penggunaan model pembelajaran TPS

Kelas eksperimen

pretes

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS


(40)

22

Selanjutnya, prosedur penelitian dalam skripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

X = Model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Y = Hasil Belajar.

= Perlakuan (Sugiono, 2010:167)

I. Hipotesis

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Indama, Maria, (2010) dan Karimah, Inayatul (2008) serta kerangka pikir di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho: μ1 =μ2 (Ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa)

Hi: μ1 ≠ μ2 (Tidak ada pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa)


(41)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ilmiah. Menurut Frankel dan Wallen dalam Yusuf, Muri (2005: 17) menyatakan bahwa ada lima langkah dalam pendekatan ilmiah yaitu : 1) identifikasi masalah, 2) merumuskan masalah, 3) memformulasikan hipotesis, 4) memproyeksikan konsekuen/akibat-akibat yang terjadi, dan 5) menguji hipotesis.

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Alasan mengapa peneliti memilih jenis penelitian ini, karena peneliti akan melihat pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen tipe Quasi experiment


(42)

(pretes-24

posttes yang tidak ekuivalen). Menurut Yusuf, Muri (2005:234) rancangan penelitian ini hampir sama dengan pretes-posttest control group, tetapi

subjek yang diambil tidak secara random, untuk kelompok eksperimen ataupun kelompok kontrol.

Secara diagram rancangan penelitain ini adalah : E O1 X O2 K O3 - O4

Gambar 3.1. Diagram rancangan penelitian (Yusuf, Muri, 2005: 235) Keterangan :

O1 = Pengukuran awal kelompok eksperimen O3 = Pengukuran awal kelompok kontrol X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen

O2 = Pengukuran kelompok eksperimen setelah perlakuan O4 = Pengukuran kelompok kontrol tanpa perlakuan

Pretes sebelum melakukan perlakuan baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (O1, O2) dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan perubahan. Pemberian posttes pada akhir perlakuan akan menunjukan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini dilakukan dengan cara mencari perbedaan nilai O2-O1 sedangkan pada kelompok kontrol perbedaan itu bukan karena perlakuan.

Menurut Yusuf, Muri (2005: 235) langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan rancangan ini adalah :

1. Pilih dua kelompok subjek yang tidak ekuivalen. Kelompok satu dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok yang satu dijadikan sebagai kelompok kontrol.


(43)

25

3. Kenakan perlakuan pada kelompok eksperimen. Dalam hal ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

4. Setelah selesai langkah ketiga, berikan posttes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

5. Cari beda mean kelompok eksperimen dan kontrol, antara posttes dan pretes.

6. Gunakan statistik yang tepat untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima, sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.

D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Rukti Harjo Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah, yang merupakan salah satu instansi SD yang menerapkan kurikulum KTSP .

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah diawali dengan observasi pada bulan Oktober. Pembuatan instrumen dilaksanakan pada bulan Desember 2014 dengan tujuan dilaksanakan pada pembelajaran semester genap 2014/2015 dan pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai bulan Februari 2015.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan : a. Pra eksperimen

Pada tahap pra eksperimen, peneliti melakukan uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian, setelah instrumen yang akan digunakan layak untuk menilai selanjutnya peneliti membuat suatu rancangan pembelajaran (RPP) untuk diterapkan dalam penelitian dan yang terakhir melakukan


(44)

26

diskusi dengan guru kelas IV berkaitan dengan prosedur pelaksanaan pembelajaran.

b. Pelaksanaan eksperimen

Kegiatan eksperimen dilaksanakan dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelas eksperimen dan metode ceramah pada kelas kontrol.

c. Melakukan assesment hasil belajar

Tes hasil belajar menggunakan instrumen pilihan ganda untuk menilai hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

E. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel Penelitian 1. Definisi konseptual

Dengan adanya definisi operasional variabel dalam penelitian, akan dapat memberikan petunjuk pada aspek-aspek yang terkandung dalam variabel tersebut, definisi operasional dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel bebas yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas IV A SD Negeri 2 Rukti Harjo.

b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas IV A dan B SD Negeri 2 Rukti Harjo.


(45)

27

2. Definisi operasional variabel penelitian

a) Menurut Trianto (2013: 81) model pembelajaran tipe TPS ini merupakan model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk bekerjasama secara berpasangan.

b) Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) hasil belajar adalah perubahan yang dialami oleh siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran. Hasil belajar pada penelitian ini memfokuskan pada aspek kognitif.

F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiono (2011: 117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan akhirnya untuk ditarik suatu kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo yang terdiri dari kelas IV A dengan jumlah siswa 38 dan IV B dengan jumlah siswa 34, sehingga jumlah keseluruhan dari populasi adalah 72.

Penelitian ini kelas IV A SD Negeri 2 Rukti Harjo dijadikan sebagai kelompok eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sedangkan kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo dijadikan sebagai kelompok kontrol dengan menerapkan metode pembelajaran ceramah.


(46)

28

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik non

random sampling dengan metode sampling pruporsif (purposive

sampling). Menurut Yusuf, Muri (2005:205) penentuan sampel

pruporsif dilandasi tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu. Berdasarkan teori di atas, karena dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS mengharuskan siswa untuk berpasang-pasangan sehingga dari 72 subjek yang ada peneliti mengambil 40 siswa sebagai sampel dengan persebaran 20 siswa kelompok kontrol dan 20 siswa kelompok eksperimen.

G.Rencana Pengujian Alat Pengumpulan Data

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan uji instrumen pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo yang tidak termasuk dalam sampel dengan jumlah responden 18 siswa, untuk uji coba instrumen penelitian, sehingga dapat diketahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan dan uji coba instrumen menggunakan 25 butir soal.


(47)

29

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian

Kompetansi

dasar Materi Indikator

No soal Tingkat kognitif (c) 2.1Mengenal aktivitas

ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

Aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain yang ada di daerahnya

 Menjelaskan arti sumber daya alam

 Membedakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui  Menyebutkan sumber daya alam yang berpotensi di daerah .  Mengelompokka n sumber daya alam di daerahnya

 Menjelaskan manfaat sumber daya alam yang ada di daerah

 Menyebutkan bentuk-bentuk kegiatan ekonomi di daerah tempat tinggalnya

 Menunjukkan tempat kegiatan ekonomi yang ada di daerahnya

1 c.1 2 c.1

3 c.2 4 c.2

5 c.2 6 c.3 7 c.2 8 c.3 10 c.2 13 c.2

11 c.2

9 c.3 12 c.3 14 c.2 17 c.2 19 c.2

15 c.3 16 c.2 18 c.2 20 c.3 22 c.2

21 c.2 23 c.2 24 c.2 25 c.2 (Modifikasi Kunandar, 2013: 125)


(48)

30

1. Uji validitas instrumen

Uji validitas yang digunakan yaitu uji validitas konstrak (construk

validity) dan validitas butir soal. Menurut Sugiono (2011: 352) untuk

menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli.

Setelah melalui pendapat ahli selanjutnya dilaksankan uji validitas butir soal dengan rumus :

=

X = Skor pertama, dalam hal ini X merupakan skor-skor pada item ke i yang akan diuji validitasnya.

Y = Skor kedua, dalam hal ini Y merupakan jumlah skor yang diperoleh tiap responden.

∑X = Jumlah skor pertama, dalam hal ini ∑X merupakan jumlah seluruh skor pada item i.

∑Y = Jumlah skor kedua, dalam hal ini ∑Y jumlah seluruh skor yang diperoleh tiap responden.

∑XY = Jumlah hasil perkalian ∑X dan ∑Y.

(Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman 2011:30 )

Perhitungan validtas instrumen ini peneliti dibantu program SPSS 16.

2. Uji reliabilitas instrumen

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil dari alat ukur dapat dipercaya (Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman, 2011: 37)


(49)

31

Menurut Muhidin, Ali dan Abdurahman, Maman (2011: 37) untuk reliabilitas tes, bisa menggunakan rumus KR-20:

r11=

    1 n n         

2 2 t t s pq s Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2

t

s = varians total

p = proporsi skor yang diperoleh q = 1 – p

Sedangkan untuk varians total :

N N X X s t t t

 2 2 2 Keterangan:

= varians total

2

Xt = jumlah data yang dikuadratkan

Xt2 = jumlah kuadrat data

N = banyaknya data

Menurut Arikunto, Suharsimi dalam Ahmad, Jaim (2010: 85) reabilitas tes yaitu :

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah


(50)

32

Tingkat kereliabilitas tes yang diharapkan adalah cukup tinggi sampai sangat tinggi sesuai dengan interpretasi korelasi di atas. Jika tes pilihan ganda memenuhi kriteria yang diharapkan, maka tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.

3. Taraf kesukaran

Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 207) bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah

atau tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran (P) antara 0,0 sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 208) rumus mencari indeks kesukaran adalah:

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


(51)

33

Tabel 3.2 Indeks tingkat kesukaran/kemudahan

Indeks Kemudahan Penilaian Soal K < 0,30

0,30 K 0,70 K > 0,70

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah (Arikunto, Suharsimi, 2009: 208)

Pada penelitian ini, indeks kesukaran/kemudahan soal yang diambil yaitu 0,30 K 0,70 dengan kriteria soal sedang.

4.Daya pembeda

Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 211) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indek diskriminasi.

Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 212), cara menentukan daya pembeda (nilai D) adalah:

a. Untuk kelompok kecil (kurang dari 100)

Seluruh kelompok dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.

b. Untuk kelompok besar (100 orang ke atas)

Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah .


(52)

34

Menurut Arikunto, Suharsimi (2009: 213) rumus untuk mencari indeks diskriminasi adalah:

Keterangan :

J =Jumlah peserta tes

=Banyaknya peserta kelompok atas =Banyaknya peserta kelompok bawah

=Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

= = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda

(Arikunto, Suharsimi, 2009: 214)

Klasifikasi daya pembeda soal dalam penelitian ini antara 0,20 D 0,40 dengan kriteria soal cukup sampai 0,40 D 0,70 dengan kriteria soal baik.

Daya pembeda Penilaian soal D < 0,00

0,00 D 0,20 0,20 D 0,40 0,40 D 0,70 D > 0,70

Jelek sekali Jelek Cukup Baik Baik sekali


(53)

35

H. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen pengumpulan data

Pada prinsipnya meneliti adalah suatu kegiatan mencari suatu perbedaan, sehingga diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur dalam penelitian biasanya disebut instrumen penelitian (Sugiono, 2011: 193). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas IV pada aspek kognitif. Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai kognitif siswa yaitu lembar pilihan jamak dengan jumlah soal 15 butir berdasarkan pengujian soal yang telah dilaksanakan.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan soal pilihan jamak kepada siswa untuk dijawab dalam bentuk tertulis. Tes tertulis (pilihan jamak) merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan (Kunandar, 2013: 159).

I. Rencana Analisis Data

Data yang akan dianalisis adalah data hasil belajar IPS siswa kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, data tersebut akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo.


(54)

36

Sebelum dilaksanakan analisis data, terlebih dahulu peneliti harus melakukan pungujian prasyarat analisis dengan menguji normalitas dan homogenitas data.

1. Uji normalitas data

Cara menguji normalitas data adalah sebagai berikut:

1. Teknik pengujian normalitas data a) Perumusan hipotesis

H0 : Distribusi populasi mengikuti distribusi normal.

Hi : Distribusi populasi tidak mengikuti distribusi normal.

b) Rumus statistik yang digunakan:

k

i i i i hit

E E x

1

2

2 (0 )

Untuk mencari Oi (frekuensi pengamatan) dan Ei (frekuensi yang diharapkan) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah: 1). Menentukan rentang (R) = data terbesar – data terkecil 2). Menentukan banyaknya kelas interval (K) = 1 + 3.3 log n

3). Menentukan panjang interval (P) =

K R


(55)

37

Tabel 3.4. Kerangka Tabel Distribusi Frekuensi

Nilai /skor F

Jumlah

b. Membuat daftar distribusi Ei (frekuensi harapan) dan Oi (frekuensi yang pengamatan).

Tabel 3.5. Kerangka Tabel Distribusi dan

Batas Kelas (X) Untuk batas kelas Luas Tiap kelas Interval (L) Frekunsi. diharapkan

(Ei)

Frekunsi pengamatan

(Oi)

c) Kriteria Uji:

Tolak H0 jika :     2 3 , 1 2  

k hit

x

x

dimana : 1  , 3 2

k

x

diperoleh dari daftar H. Keterangan:

 : Taraf signifikasi k : Banyak kelas interval.


(56)

38

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidak homogenan kelompok yang dibandingkan). Menurut Irianto, Agus (2004:275) untuk menguji homogenitas variansi dapat menggunakan uji Harly dengan rumus :

F (max)=

Selanjutnya hitungan F (max) dibandingkan dengan F(max) tabel dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut :

Terima jika F (max) < F (max) Tolak jika F (max) > F (max)

I. Uji Hipotesis.

Uji hipotesis ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo. Menurut Sujana (1996: 239) pengujian ini dapat menggunakan uji hipotesis kompratif dua sampel yang berkorelasi ditunjukan pada rumus:

_ _


(57)

39

Keterangan :

_

= rata-rata kelompok 1 _

= rata-rata kelompok 2

= simpangan baku kelompok 1 dan 2 = jumlah sampel kelompok 1

= jumlah sampel kelompok 2

Setelah hasil diketahui selanjutnya yang peneliti lakukan adalah membandingkan dengan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar aspek kognitif. Apabila hasil > maka hipotesis ditolak dan diterima.


(58)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo 2014/2015.

2. Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dari pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo bidang studi IPS untuk menyampaikan materi aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam disarankan bagi guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.


(59)

59 b. Seyogyanya dalam kegiatan pembelajaran guru dapat melibatkan

siswa serta dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. 2. Bagi siswa

Lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran, dan diupayakan belajar dirumah dengan baik, agar sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah sudah memiliki konsep materi yang akan dipelajari.

3. Bagi peneliti

Diharapkan dalam melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS benar-benar menyiapkan kemampuannya dalam mengelola kelas agar pembelajaran terlaksana dengan baik.


(60)

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jazim. 2010. Statistik Lanjut. Universitas Muhammadiyah Metro. Metro. Arikunto, Suharsimi. 2009 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar danPembelajaran. RinekaCipta. Jakarta.

Huda, Miftahul. 2013 . Cooperatif Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Indama, Maria. 2010. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif (Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Metro. Universitas Muhammadiah. Metro.

Irianto, Agus. 2004. Statistik. Kencana. Jakarta.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Karimah, Inayatul. 2008. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-G MANPadang.Universitas Negeri Padang. Padang.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama.Bandung.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Rajagrafindo. Jakarta.

Majid, Abdul. 2014 . Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhidin, Ali & Abdurahman, Maman.2011.Analisis Korelasi,Regresi dan Jalur dalam Penelitian.CV.Pustaka Setia. Bandung.


(61)

61

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. PERMENDIKBUD. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI Press. Bandung.

Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. _____. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sudjana. 1996. Metode Statistik. Tarsito. Jakarta.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Prenada Media Group. Jakarta.

_____. 2012.Model Pembelajaran Terpadu.Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. PERMENDIKBUD. Jakarta

Yusuf, Muri. 2005.metodologi Penelitian. UNP. Padang.


(1)

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidak homogenan kelompok yang dibandingkan). Menurut Irianto, Agus (2004:275) untuk menguji homogenitas variansi dapat menggunakan uji Harly dengan rumus :

F (max)=

Selanjutnya hitungan F (max) dibandingkan dengan F(max) tabel dengan kriteria pengujiannya sebagai berikut :

Terima jika F (max) < F (max) Tolak jika F (max) > F (max)

I. Uji Hipotesis.

Uji hipotesis ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo. Menurut Sujana (1996: 239) pengujian ini dapat menggunakan uji hipotesis kompratif dua sampel yang berkorelasi ditunjukan pada rumus:

_ _


(2)

39

Keterangan :

_

= rata-rata kelompok 1 _

= rata-rata kelompok 2

= simpangan baku kelompok 1 dan 2 = jumlah sampel kelompok 1

= jumlah sampel kelompok 2

Setelah hasil diketahui selanjutnya yang peneliti lakukan adalah membandingkan dengan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar aspek kognitif. Apabila hasil > maka hipotesis ditolak dan diterima.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo 2014/2015.

2. Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dari pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo bidang studi IPS untuk menyampaikan materi aktivitas ekonomi berkaitan dengan sumber daya alam disarankan bagi guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.


(4)

59 b. Seyogyanya dalam kegiatan pembelajaran guru dapat melibatkan

siswa serta dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. 2. Bagi siswa

Lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran, dan diupayakan belajar dirumah dengan baik, agar sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah sudah memiliki konsep materi yang akan dipelajari.

3. Bagi peneliti

Diharapkan dalam melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS benar-benar menyiapkan kemampuannya dalam mengelola kelas agar pembelajaran terlaksana dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jazim. 2010. Statistik Lanjut. Universitas Muhammadiyah Metro. Metro. Arikunto, Suharsimi. 2009 . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

Dimyati, & Mudjiono. 2002. Belajar danPembelajaran. RinekaCipta. Jakarta.

Huda, Miftahul. 2013 . Cooperatif Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Indama, Maria. 2010. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

(Think Pair Share) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Metro. Universitas Muhammadiah. Metro.

Irianto, Agus. 2004. Statistik. Kencana. Jakarta.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Alfabeta. Bandung.

Karimah, Inayatul. 2008. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-G MAN Padang.Universitas Negeri Padang. Padang.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama.Bandung.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Rajagrafindo. Jakarta.

Majid, Abdul. 2014 . Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Muhidin, Ali & Abdurahman, Maman.2011.Analisis Korelasi,Regresi dan Jalur dalam Penelitian.CV.Pustaka Setia. Bandung.


(6)

61

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. PERMENDIKBUD. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI Press. Bandung. Sugiono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. _____. 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sudjana. 1996. Metode Statistik. Tarsito. Jakarta.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Prenada Media Group. Jakarta.

_____. 2012.Model Pembelajaran Terpadu.Bumi Aksara. Jakarta.

_____. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. PERMENDIKBUD. Jakarta

Yusuf, Muri. 2005.metodologi Penelitian. UNP. Padang.