PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran) - Test Repository

  

PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT.

  

Pos Indonesia Cabang Ungaran)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Asma’ Rasyidah

NIM: 214 14 064

  PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI ’AH FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2018

  

PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT.

  

Pos Indonesia Cabang Ungaran)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Asma’ Rasyidah

NIM: 214 14 064

  PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI ’AH FAKULTAS SYARI ’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2018

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa: Nama

  : Asma’ Rasyidah NIM : 214-14-064 Judul : PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN

  KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran)

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, 25 September 2018 Pembimbing, Dra. Siti Muhtamiroh, MSI.

  NIP. 1968 1229 199303 2001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

  : Asma’ Rasyidah NIM : 214-14-064 Jurusan :

  Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas

  : Syari’ah Judul Skripsi : PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN

  KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran)

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari karya orang ain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam penelitian ini dan disebutkan acuan daftar pustaka.

  Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan boleh dipublikasikan oleh IAIN Salatiga.

  Salatiga, 25 September 2018 Penulis Asma’ Rasyidah NIM: 214-14-064

  MOTTO مِه ِسُفْ نَأِب اَم اوُرِّ يَغُ ي َّتََّح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي لا َهَّللا َّنِإ

  Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

  (Qs. Ar-Rad ayat 11)

“Jika kau tak tahan dengan lelahnya belajar,

maka kau harus sanggup menahan perihnya

kebodohan”.

(Imam Syafi’i)

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini kepada : 1.

  Kedua orang tuaku, Bapak Rusyadi dan Ibu Nasiyah yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan kesuksesan anaknya ini, segala tenaga dan usaha yang telah dilimpahkan kepadaku. Kakakku tercinta Indah Rustiawati dan Suami, serta adikku tersayang

  Wildan Imaduddin, yang selalu membantu doa, tenaga dan suportnya yang tak pernah lelah memberi tanpa pamrih.

3. Keluarga besarku, Mbah Nuri (Alm) dan Mbah Sardini (Alm) yang selalu menjadi penyemangat di dalam proses pertumbuhanku.

  4. Ibu Dra. Siti Muhtamiroh, MSI. sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak membantu dalam memberikan masukan dan ilmunya kepada saya.

  5. Kawan-kawanku, Shofwatul Khasanah, Mifta Chullani, Alfiyah, Apriliani yang telah memberikan semangat, saran, dukungan serta motivasinya tiada henti.

KATA PENGANTAR

  

ِميِحَّرلا ِنَْحَّْرلا ِهَّللا ِمْسِب

Alhamdullilahirobil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat kepada mahluknya yang ada di alam semesta ini.

  Berkat rahmat, karunia, serta izin-Nyalah penulis bisa menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PERLINDUNGAN BARANG KIRIMAN KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran) ”.

  Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya, Nabi Muhammad saw. yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang.

  Banyak pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. Kami mengucapkan terimakasih yang tulus kepada mereka semua yang telah berjasa untuk ini semua: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  3. Ibu Heni Satar Nurhaida, MSI. selaku Ketua Program Studi Fakultas Syari’ah yang telah mengizinkan penulis untuk membahas judul skripsi ini.

  4. Ibu Dra. Siti Muhtamiroh, MSI. selaku pembimbing yang selalu memberikan saran dan masukan kepada penulis.

  5. Para staf administrasi akademik yang begitu sabar mengurusi segala macam kepentingan dalam skripsi ini.

  6. Kepada Bapak Rusyadi dan Ibu Nasiyah, kakak tercinta Indah Rustiawati beserta Suami, dan adik tersayang Wildan Imaduddin yang telah mengorbankan segalanya dengan tulus dan ikhlas dengan kebesaran jiwanya.

  Kepada Bapak Nurcholis beserta semua pegawai kantor pos yang telah mau meluangkan waktunya dan membantu dalam segala kepentingan penulisan penelitian ini.

  8. Kepada kawan-kawanku KKN 2018 Posko 09 Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang dan teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah, yang telah memberikan banyak motivasi, semangat, dan banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

  Harapan bagi penulis semoga apa yang sudah diinginkan dapat bermanfaat bagi semua orang khusunya penulis. Walaupun jauh dari kata sempurna, semoga Allah SWT bisa meridhai dengan apa yang kita lakukan. Aminnn

  Salatiga, 25 September 2018 Penulis Asma’ Rasyidah NIM: 214-14-064

  

ABSTRAK

  Rasyidah, Asma’ (2018). Perlindungan Barang Kiriman Konsumen Ditinjau dari Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran). Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh, MSI.

  

Kata Kunci: Perlindungan Konsumen, Undang-Undang Perlindungan Konsumen

  Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah menyebutkan bahwa yang di maksud perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Sebagaimana PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran yang merupakan pelaku usaha dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pelayanan, harus selalu berusaha untuk melindungi barang kiriman konsumen dan mengedepankan kepentingan konsumen daripada mengejar keuntungan. Dengan komitmen pelayanan yang diberikan, maka dari latar belakang tersebut penulis fokus meneliti tentang: 1. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran terhadap pengiriman barang? 2. Bagaimana tinjauan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap pengiriman barang pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran?.

  Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian kualitatif yang menggunakan jenis pendekatan field research, yaitu jenis penelitian yang terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada obyek yang dibahas. Serta menggunakan pendekatan yuridis normatif yang dilakukan dengan hanya meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi serta dokumentasi.

  Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bentuk tanggungjawab PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran dalam pengiriman barangnya adalah memberikan ganti rugi sesuai yang telah disepakati sebelumnya dan sesuai dengan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pos dan KD No. 11 Tahun 2017 tentang Jaminan Ganti Rugi Surat dan Paket Dalam Negeri. Ditinjau dari Undang- Undang Perlindungan Konsumen, pemberian ganti rugi juga dianjurkan dalam

  Pasal 9 UU No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, bila terjadi kejadian yang tidak diinginkan dari pelayanan pelaku usaha. Dan PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran telah memenuhi ketentuan tersebut dan telah memberikan ganti rugi yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pos.

  

DAFTAR ISI

COVER. .............................................................................................................i NOTA PEMBIMBING .....................................................................................ii PENGESAHAN .................................................................................................iii PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................iv MOTTO .............................................................................................................v PERSEMBAHAN ..............................................................................................vi ABSTRAK .........................................................................................................ix DAFTAR ISI ......................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................4 C. Tujuan .....................................................................................................4 D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian...........................................................5 E. Penegasan Istilah .....................................................................................6 F. Tinjauan Pustaka .....................................................................................7 G. Metode Penelitian ....................................................................................9 H. Sistematika Penulisan ..............................................................................13 BAB II BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Tinjauan Perjanjian Pengangkutan 1. Pengertian Perjanjian Pengangkutan .................................................15 2. Dasar Hukum ....................................................................................15 3. Jenis-jenis Perjanjian Pengangkutan .................................................16 4. Pertanggungjawaban Pengangkutan ..................................................17 B. Tinjauan Undang-Undang No. 08 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 1. Pengertian Konsumen .....................................................................18

  2. Hak dan Kewajiban Konsumen .......................................................21 3.

  Pengertian Perlindungan Konsumen................................................22 4. Asas-asas Perlindungan Konsumen.................................................24 5. Pengertian Pelaku Usaha..................................................................25 6. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha...................................................25 7. Perbuatan yang Dilarang Pelaku Usaha...........................................26 8. Tanggungjawab Pelaku Usaha.........................................................28

  CABANG UNGARAN A.

  Gambaran Umum PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran ..........................32 1.

  Sejarah PT. Pos Indonesia.................................................................32 2. Motto, Visi dan Misi PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran................33 3. Stuktur Organisasi PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran....................35 4. Layanan PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran....................................41 B. Bentuk Perlindungan Barang Kiriman PT. Pos Indonesia Cabang

  Ungaran ...................................................................................................57

  

BAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG KIRIMAN PADA PT. POS INDONESIA CABANG UNGARAN Analisis Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dalam Pertanggungjawaban Pengiriman Barang di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran..........................................................................64 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................................69 B. Saran ........................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................71

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang sudah serba modern ini, banyak masyarakat ingin

  melakukan segala pekerjaannya secara cepat agar dapat memanfaatkan pekerjaan yang lain pun tidak akan ikut terganggu meskipun sedang berhadapan dengan banyaknya pekerjaan. Kemajuan pesat ilmu informatika dan teknologi juga sangat mempengaruhi dalam kehidupan di masyarakat saat ini, terutama dalam bidang pelayanan barang dan jasa.

  Pemenuhan barang dan jasa menjadi pokok terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka rela melakukan berbagai cara agar kebutuhannya bisa terpenuhi, entah itu mereka mencarinya sendiri ataupun melalui pengiriman. Pada zaman dahulu pun sudah dikenal berbagai sarana untuk mendukung pengiriman tersebut, diantaranya pemenuhan tersebut adalah pemenuhan pertukaran informasi adalah melalui email, fax, SMS (Short Message Service) dan pos. Sedangkan pemenuhan barang bisa dilakukan pengiriman melalui kapal dan kereta api. Dan seiring perkembangan teknologi pengiriman barang-barang tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang, sehingga lebih cepat dan lebih menghemat waktu. Tetapi sehubungan dengan itu semua, tidak serta merta menghapus peranan pos hingga saat ini, mengingat perkembangan pos sekarang semakin pesat dan semakin luas jangkauannya.

  Di Indonesia, nama besar PT. Pos Indonesia telah lama dikenal oleh masyarakat. PT. Pos Indonesia ini juga telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph, dan

  

Telephone ). Lalu berubah status menjadi Perusahaan Negara Pos dan

  1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan Giro. Hingga pada tahun 1995 tepatnya tanggal 20 Juni, berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Pos Indonesia (Persero) sampai sekarang.

  PT. Pos Indonesia juga mempunyai visi dan misi tersendiri. Visi PT. Pos Indonesia yaitu menjadi raksasa logistik dari timur. Misi PT. Pos Indonesia diantaranya adalah berperan penting sebagai aset yang berguna bagi bangsa dan negara, menciptakan tempat berkarya yang menyenangkan guna berkontribusi secara maksimal dan menyediakan layanan prima yang menjadi pilihan pertama bagi para pelanggan. Produk PT. Pos Indonesia antara lain, surat dan paket meliputi:pos express, surat pos biasa (standar), paket pos, pos kilat khusus,express mail service (EMS) dan admail pos, jasa keuangan meliputi: pospay, weselpos, giropos, fund distribution,bankchaneling, integrasi logistik dan ritel.

  Salah satu tugas PT. Pos Indonesia adalah melakukan pengiriman dan pengangkutan barang. Menurut KUHPerdataPasal 1313, suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Sedangkan perjanjian pengangkutan adalah suatu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi untuk dengan aman membawa orang atau barang dari satu kelain tempat, sedangkan pihak yang lainnya menyanggupi akan membayar ongkosnya (Subekti, 1995:69). Dalam perjanjian pengangkutan barang dan menyanggupi untuk membawanya ketempat yang telah ditunjuk dan menyerahkannya kepada orang yang dialamatkan. Apabila si pengangkut melalaikan tugas dan kewajibannya, maka pada umumnya akan berlaku peraturan-peraturan yang untuk itu telah ditetapkan dalam Buku III dari KUHPerdata, yaitu dalam Pasal 1234 dan selanjutnya.

  Selama pengiriman dan pengangkutan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia, masih sering terjadi beberapa kelalaian yang mengakibatkan kualitas pelayanan PT. Pos Indonesia menjadi buruk dimata konsumen.

  Diantara kelalaian-kelalaian yang sering terjadi adalah keterlambatan pengiriman, kerusakan barang kiriman, bahkan sampai terjadihilangnya barang kiriman. Kelalaian seperti itu semakin hari bukannya semakin berkurang, malah bisa semakin bertambah karena semakin banyaknya barang yang akan dikirim melalui PT. Pos Indonesia tersebut.

  Mengetahui kejadian-kejadian tersebut, perlu dipertanyakan lagi bagaimana pertanggungjawaban barang kiriman yang disebabkan oleh lalainya pelayanan yang ada di PT. Pos Indonesia. Serta bagaimana tinjauan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengenai kejadian tersebut.

  Dari uraian latar belakang diatas, peneliti bermaksud membahas lebih jauh tentangperlindungan barang kiriman konsumen yang menggunakan jasa kantor pos. Berdasarkan alasan-alasannya dan relevansinya dalam bentuk penelitian berupa:

  “PERLINDUNGAN UNDANG NO. 08 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran) ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul dalam penilitian ini adalah:

  1. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran terhadap pengiriman barang? 2. Bagaimana tinjauan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap pengiriman barang pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran? C.

   Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan pokok bahasan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui bentuk pertanggungjawaban pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran terhadap pengiriman barang.

  2. Untuk mengetahui tinjauan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap pengiriman barang pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran.

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

  Untuk memberikan hasil yang bermanfaat, serta diharapkan mampu menjadi dasar secara keseluruhan untuk dijadikan pedoman bagi berguna diantaranya: 1.

  Kegunaan Teoritis Sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan konsumen terhadap pengiriman barang dengan menggunakan layanan jasa pengiriman melalui kantor pos.

2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah Untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang perlindungan konsumen terhadap pengiriman barang dengan menggunakan layanan jasa pengiriman melalui kantor pos.

  b.

  Bagi Masyarakat Untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat yang tinggal disekitarnya, serta masyarakat luas mengenai perlindungan konsumen terhadap pengiriman barang dengan menggunakan layanan jasa pengiriman melalui kantor pos.

E. Penegasan Istilah

  Berikut bebepara istilah yang sering ditemui didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Konsumen konsumen adalah pemakai barang-barang hasil industri, bahan makanan, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1976:521).

  2. Perlindungan Konsumen

  Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen telah menyebutkan bahwa yang di maksud perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

  3. PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan. PT. Pos Indonesia (Persero) melayani berbagai pengiriman dan pengangkutan barang ke seluruh wilayah Indonesia.

F. Tinjauan Pustaka

  Penelitian mengenai perlindungan konsumen terhadap pengiriman barang ini bukanlah yang pertama dilakukan, namun terdapat beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain, antara lain sebagai berikut:

  Penelitian yang dilakukan oleh Eni Muslimahpada tahun 2009dari Universitas

  Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Syari’ah dalam Jual Beli Perumahan di PT. Merapi Arsitagraha Yogyakarta. Dalam penelitiannya tersebut, perlindungan konsumen dalam jual beli perumahan di PT. Merapi Arsitagraha Yogyakarta berupa pemberian garansi dalam waktu yang ditentukan pada Perjanjian Pendahuluan Jual Beli (PPJB) sudah dilaksanakan dengan baik, karena perusahaan ini mengutamakan kepuasan konsumen dan bukan hanya mengejar keuntungan.

  Penelitian oleh Lupita Faradiba dari Universitas Jember, Fakultas Hukum pada tahun 2015yang berjudul Perlindungan Konsumen Melalui Gambar Peringatan dalam Iklan Rokok Ditinjau dari Undang-Undang No.

  32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hasil penelitiannya yaitupemberian informasi peringatan kesehatan pada kemasan rokok dan juga media periklanan yang dilakukan oleh pemerintah untuk membatasi bahkan di indikasikan untuk membuat para konsumen rokok berhenti merupakan suatu tindakan yang diskriminatif, karena informasi peringatan kesehatan yang harus ditampilkan pada iklan perlu dipertanyakan suatu kebenaran terkait dengan informasi tersebut.

  Penelitian lain yang dilakukan oleh Bagus Hanindyo Mantritahun 2007dari Universitas Diponegoro Semarang, Program Magister Ilmu Hukum dengan judul Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Transaksi E-Commerce. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Konsumen belum dapat melindungi konsumen dalam transaksi e-

  

commerce, karena keterbatasan pengertian pelaku usaha yang hanya

  khusus berada di wilayah negara Republik Indonesia serta keterbatasan akan hak-hak konsumen yang diatur di dalamnya.

  Penelitian lain dilakukan oleh Pricilla Natalia Atomdari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Fakultas Hukum tahun 2014 dengan judul Perlindungan terhadap Konsumen Bahan Makanan dan Minuman Kadaluwarsa di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertanggungjawaban pelaku usaha terhadap konsumen bahan makanan dan minuman kadaluwarsa di Kabupaten Manggarai berupa permintaan maaf dan ganti kerugian dalam bentuk uang dan pengembalian sejumlah barang dengan kualitas yang lebih baik serta pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh Disperindagkop Kabupaten Manggarai sampai saat ini belum terlaksana dengan baik, karena masih banyaknya pelaku usaha yang mengedarkan bahan makanan dan minuman kadaluwarsa di pasaran.

  Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penulis teliti. Namun penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti lainnya. Letak perbedaannya pada permasalahan yaitu, pertama, penulis menitikberatkan pada bentuk pertanggungjawabanPT. Pos Indonesia Cabang Ungaran terhadap pengiriman barang, dan kedua, bagaimana Konsumen mengenai pengiriman barang pada PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran.

G. Metode Penelitian

  Didalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode dan jenis penilitian diantaranya sebagai berikut:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian yang digunakan adalah field research, yaitu jenis penelitian yang terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian pada obyek yang dibahas.Fakta-fakta yang ditemukan dilapangan sewaktu melakukan penelitian akan dikaji dan dianalisis. Serta menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami keadaan atau fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2001:6).

  Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan berdasarkan pada penelitian hukum dengan memakai pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan hanya meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder, dan tersier (Saebani, 2008:51).

  Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrumen atau alat penelitian yang aktif dalam pengumpulan data.Selain peneliti adalah sebagai dokumen- dokumen yang menunjang keabsahan hasil penelitian, serta alat-alat bantu lain yang dapat mendukung terlaksananya penelitian, alat bantu memahami masalah yang ada, serta hubungan dengan informan menjadi lebih dekat, sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas dan akurat. Maka kehadiran peneliti menjadi sumber data yang mutlak.

3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian adalah tempat dimana lokasi penelitian itu akan dilakukan. Penelitian mengenai pertanggungjawaban kantor pos terhadap pengiriman barang ini akan dilakukan di PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran karena disana merupakan salah satu kantor pusat yang ada di Kabupaten Semarang dan karena masyarakat disana masih banyak yang melakukan pengiriman barang melalui kantor pos. Maka dari itu, peneliti memilih lokasi tersebut sebagai lokasi penelitiannya.

4. Metode Pengumpulan Data

  Sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid tentang pertanggungjawaban kantor pos terhadap pengiriman barang dan perlindungan hukum terhadap pengguna jasa kantor pos, a.

  Wawancara/interview Dalam metode ini, peneliti menggunakan teknik wawancara, yaitu salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Hal ini haruslah dilakukan secara mendalam agar kita mendapatkan data yang valid dan detail (Sujarweni, 2014:74). Wawancara ini dilakukan dengan sistem tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang, meliputi pewawancara (orang yang mengajukan pertanyaan), serta narasumber (orang yang memberikan jawaban dari pertanyaan pewawancara). Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban kantor pos terhadap pengiriman barang.

  b.

  Metode Observasi Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada obyek penelitian.

  Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi di wilayah kantor pos Ungaran. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan alat indera penglihatan dan pendengaran secara langsung terhadap obyek yang diteliti.

  c.

  Dokumentasi untuk menambah bukti suatu kejadian, biasanya dokumentasi ini dalam bentuk foto, video bahkan audio yang berkaitan dengan pengiriman barang di kantor pos.

5. Analisis Data

  Analisis data adalah data yang berhasil dihimpun, akan dikumpulkan menjadi satu dan dianalisis secara kualitatif, yaitu salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Analisis data di maksud adalah untuk mengorganisasikan data, gambaran, foto, dokumentasi dan sebagainya (Moleong, 2004:85). Teknik analisis ini bisa menghasilkan kesimpulan yang objektif, logis, dan sistematis sesuai dengan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis, dengan tujuan agar mempermudah dalam memperoleh suatu gambaran secara menyeluruh mengenaiPerlindungan Barang Kiriman Konsumen Ditinjau dari Undang- Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen(Studi Kasus penelitian ini meliputi:

  BAB I: Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian.

  BAB II: Bab ini merupakan bab yang berisi tentang landasan teori, yang membahas tentang tinjauan umum perjanjian pengangkutan, serta tinjauan tentang perlindungan barang konsumen menurut Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  BAB III: Bab ini merupakan bab yang berisi tentang pemaparan data dan hasil penelitian, dalam bab ini berisi mengenai lokasi PT. Pos Indonesia Cabang Ungaran, dan bentuk perlindungan barang kiriman konsumen. BAB IV: Bab ini merupakan bab yang berisi hasil penelitian dan pembahasan mengenai perlindungan barang kiriman konsumen ditinjau dari Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

  BAB V: Bab ini merupakan bab penutup, dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi masyarakat luas khususnya masyarakat disekitar Ungaran yang menggunakan layanan jasa pengiriman melalui kantor

BAB II BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN KONSUMEN A. Tinjauan Perjanjian Pengangkutan 1. Pengertian Perjanjian Pengangkutan Adapun yang dimaksud dengan perjanjian pengangkutan adalah

  membawa orang atau barang dari satu ke tempat lain (Subekti, 1995:69).

  Menurut ketentuan perundang-undangan bahwa seorang pengangkut hanya bertanggungjawab untuk melaksanakan pengangkutan saja, jadi tidak mutlak harus ia sendiri yang menyediakan alat angkutan, namun lazimnya dalam praktik dewasa ini bahwa pengangkutlah yang menyediakan alat angkutan tersebut (Pasaribu, 1996:160).

2. Dasar Hukum

  Dasar hukum yang dapat dijadikan sebagai landasan perjanjian pengangkutan ini adalah sebagai bertikut: a.

  QS. Al-Baqarah ayat 164

  ِلٍَّْللا ِف َلَِت ْخاَو ِض ْرَ ْلْاَو ِتاَواَوَّسلا ِقْلَخ ًِف َّىِإ ُعَفْنٌَ اَوِب ِز ْحَبْلا ًِف يِز ْجَت ًِتَّلا ِكْلُفْلاَو ِراَهَّنلاَو ...

  َساَّنلا Artinya:

  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membaw a apa yang berguna bagi manusia....”

  b.

  QS. Al-Mu’min ayat 79-80 1)

  QS. Al-Mu’min ayat 79

  اَعْنَ ْلْا ُنُكَل َلَعَج يِذَّلا ُ َّاللَّ اَهْنِهَو اَهْنِه اىُبَك ْزَتِل َم َىىُلُكْأَت

  Artinya:

  “Allahlah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan

.”

  2) QS. Al-Mu’min ayat 80

  ًِف ة َجاَح اَهٍَْلَع اىُغُلْبَتِل َو ُعِفاَنَه اَهٍِف ْنُكَلَو َىىُلَو ْحُت ِكْلُفْلا ىَلَعَو اَهٍَْلَعَو ْنُكِروُدُص

  Artinya:

  “Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.

   3.

  Jenis-jenis Perjanjian Pengangkutan Secara garis besarnya jenis-jenis perjanjian pengangkutan yang ada pada saat ini dapat diklasifikasikan kepada (Pasaribu, 1996:162): a)

  Perjanjian Pengangkutan di Darat

  b) Perjanjian Pengangkutan di Laut/Sungai

  c) Perjanjian Pengangkutan di Udara

  Dan dapat juga diklasifikasikan kepada Angkutan Penumpang (orang) dan Angkutan Barang.

  Perjanjian pengangkutan ini merupakan hal yang menyangkut kepentingan umum (publik). Oleh karena itu, untuk melaksanakan peran publik inilah telah dikeluarkan beberapa peraturan perundang- undangan menyangkut masing-masing pengangkutan tersebut diatas, kerugian yang timbul dari pengangkutan tersebut.

4. Pertanggungjawaban Pengangkutan

  Didalam ketentuan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya dalam Bagian keenam tentang Tanggung Jawab Pengangkut dikemukakan bahwa:

  a) Pengusaha angkutan umum bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang pengiriman barang atau pihak ketiga, karena kelalaiannya dalam melaksanakan angkutan.

  b) Besar ganti rugi atas kerugian tersebut, adalah sebesar kerugian yang nyata diderita oleh penumpang, pengirim barang atau pihak ketiga.

  c) Tanggungjawab pengangkut sebagaimana diungkapkan pada pertama dimulai saat diangkutnya, sampai ke tempat

  point tujuan yang telah disepakati sebelumnya. d) Sedangkan tanggungjawab pengangkutan barang, dimulai pada saat diterimanya barang sampai diserahkannya barang kepada pengirim dan/atau penerima barang.

  Selain apa yang dikemukakan di atas, dalam Undang-undang ini juga diatur bahwa pihak pengusaha angkutan diwajibkan untuk mengasuransikan tanggungjawabnya tersebut di atas. pengirim dan/atau penerima barang tidak mengambil barangnya di tempat tujuan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan, maka pihak pengusaha angkutan dapat mengenakan tambahan biaya penyimpanan barang kepada pemilik barang (Pasaribu, 1996:164).

B. Tinjauan Undang-Undang No. 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 1.

  Pengertian Konsumen

  Pasal 1 ayat (2) telah menjelaskan pengertian dari konsumen, yaitu setiapa orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan konsumen sebagai lawan produsen, yakni pemakai barang-barang hasil industri, bahan makanan, dan sebagainya.

  Inosentius Samsul (2004:34) menyebutkan konsumen adalah pengguna atau pemakai akhir suatu produk, baik sebagai pembeli maupun diperoleh melalui cara lain, seperti pemberian, hadiah, dan undangan. Sedangkan menurut Muhammad dan Alimin (2004:129) mendefinisikan konsumen berangkat dari pandangan atau konsep Islam terhadap harta, hak dan kepemilikan dengan transaksi atau tidak, yang sesuai dengan prinsip-prinsip perlindungan konsumen dalam Islam. Definisi tersebut adalah konsumen merupakan setiap orang, karena adanya hak yang sah, baik ia dipakai untuk pemakai akhir ataupun untuk proses produksi selanjutnya.

  Berdasarkan dari beberapa pengertian konsumen yang dikemukakan di atas, maka konsumen dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu (Nasution, 2002:13): a.

  Konsumen komersial (commercial costumer), adalah setiap orang yang mendapatkan barang dan/atau jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan/atau jasa lain dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

  b.

  Konsumen antara (intermediate costumer), yaitu setiap orang yang mendapatkan barng dan/atau jasa yang digunakan untuk diperdagangkan kembali juga dengan tujuan mencari keuntungan.

  c.

  Konsumen akhir (ultimate costumer/end user), adalah setiap orang yang mendapatkan dan menggunakan barang dan/atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan kehidupan pribadi, keluarga, orang lain, dan makhluk hidup lainnya dan tidak untuk diperdagangkan kembali dan/atau untuk mencari keuntungan kembali. Dalam ekonomi Islam, konsumen dikendalikan oleh 5 (lima) prinsip dasar, yaitu (Mannan, 1980:80): a.

  Prinsip kebenaran, prinsip ini mengatur agar konsumen untuk baik dari segi zat, proses produksi, distribusi, hingga tujuan mengkonsumsi barang dan/atau jasa tersebut.

  b.

  Prinsip kebersihan, bahwa konsumen berdasarkan ajaran Islam harus mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang bersih, baik, tidak kotor atau menjijikkan, serta tidak bercampur dengan najis.

  c.

  Prinsip kesederhanaan, Islam memberikan standarisasi bagi konsumen untuk tidak berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, serta mampu mengekang hawa nafsu dari pemborosan dan keinginan yang berlebihan.

  d.

  Prinsip kemaslahatan, bahwa Islam membolehkan konsumen untuk menggunakan barang dan/atau jasa tersebut memberikan kebaikan serta kesempurnaan dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.

  e.

  Prinsip moralitas atau akhlak, seorang Muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah SWT sebelum melakukan sesuatu dan menyatakan terimakasih kepada-Nya setelah melakukan sesuatu.

2. Hak dan Kewajiban Konsumen

  Hak-hak konsumen dituangkan dalam Pasal 4 yaitu sebagai berikut: a.

  Hak atas kenyaman, keamanan, dan keselamatan dalam b.

  Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

  c.

  Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

  d.

  Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

  e.

  Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

  f.

  Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

  Selanjutnya kewajiban konsumen dalam Pasal 5 UUPK yaitu sebagai berikut: a.

  Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. b.

  Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.

  c.

  Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

  d.

  Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

  3. Pengertian Perlindungan Konsumen upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

  Menurut Zulham (2016:21) perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri.

  Perlindungan yang dimaksud oleh UUPK ini adalah perlindungan yang sesuai dengan Pasal 3, yaitu perlindungan bertujuan untuk: a.

  Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian untuk melindungi diri.

  b.

  Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.

  c.

  Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. d.

  Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha. Cakupan perlindungan konsumen dapat dibedakan dalam 2 (dua) aspek, yaitu (Meliala, 1993:152): a.

  Perlindungan terhadap kemungkinan barang yang diserahkan disepakati.

  b.

  Perlindungan terhadap diberlakukannya syarat-syarat yang tidak adil kepada konsumen.

  Keinginan yang hendak dicapai dalam perlindungan konsumen adalah menciptakan rasa aman bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidup. Maka pengaturan perlindungan konsumen dilakukan dengan (Syawali, 2000:7): a.

  Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur keterbukaan akses informal, serta menjamin kepastian hukum.

  b.

  Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh pelaku usaha.

  c.

  Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa.

  d.

  Memberikan perlindungan kepada konsumen dari praktik usaha yang menipu dan menyesatkan. e.

  Memadukan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lainnya.

4. Asas-asas Perlindungan Konsumen

  Asas-asas yang dianut dalam perlindungan konsumen menurut

  Pasal 2 UUPK ini adalah: Asas manfaat, bahwa penerapan Undang-undang ini harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kedua pihak, yaitu konsumen dan pelaku usaha.

  b.

  Asas keadilan, melalui asas ini, konsumen dan pelaku usaha dapat memperoleh keadilan dalam mendapatkan hak-hak dan kewajibannya secara seimbang.

  c.

  Asas keseimbangan, asas ini dimaksudkan bahwa kepentingan konsumen dan pelaku usaha dapat terwujud secara seimbang tanpa ada salah satu pihak yang lebih dilindungi.

  d.

  Asas keamanan dan keselamatan, dengan adanya asas ini, penerapan Undang-undang akan memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang digunakan atau dikonsumsi.

  e.

  Asas kepastian hukum, asas ini di maksudkan agar konsumen maupun pelaku usaha mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen serta negara menjamin kepastian hukum masing-masing pihak.

  5. Pengertian Pelaku Usaha

  Pasal 1 ayat (3) yang di maksud pelaku usaha yaitu setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

  6. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha Selain konsumen, pelaku usaha juga perlu dilindungi hak-hak dan kewajibannya agar dapat tercipta pelayanan dengan nyaman, aman, dan terpercaya. Oleh karena itu di dalam UUPK juga mengatur mengenai hak dan kewajiban pelaku usaha dalam menjalankan usahanya. Hak-hak pelaku usaha diatur dalam Pasal 6, yaitu: a.

  Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

  b.

  Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.

  c.

  Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen. d.

  Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. Selanjutnya kewajiban pelaku usaha yang juga harus dipenuhi dicantumkan dalam Pasal 7 UUPK, yaitu: a.

Dokumen yang terkait

ASPEK YURIDIS PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG DAN ATAU JASA ( DITINJAU DARI UU NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN )

1 5 90

KEBERADAAN YAYASAN LEMBAGA KONSUMEN INDONESIA (YLKI) DALAM MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN BERKAITAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ( Studi Ksus pada YLKI Yogyakarta)

0 6 107

KEKUATAN HUKUM EKSEKUTORIAL PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 6 17

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN GAME ONLINE YANG MENGALAMI BUG AND ERROR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 4 1

PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SAKTI KABUPATEN KERINCI TERHADAP PARA PELANGGAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ARTIKEL

0 0 16

HAK KONSUMEN ATAS KANDUNGAN PRODUK MAKANAN DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 1 13

KEDUDUKAN HUKUM PASIEN EUTHANASIA DITINJAU DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN

0 2 12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN - Perlindungan Hak Konsumen atas Pengguna Jasa Pene

0 0 29

1 PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP JUAL BELI MOBIL BEKAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN (SHOWROOM MOBIL 78) SKRIPSI

0 1 8

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM JUAL BELI BARANG BEKAS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN UU NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus di Pasar Loak Shopping Centre Salatiga) SKRIPSI

0 0 115