PENGARUH MODELS ELICITING ACTIVITIES DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCAFFOLDING TERHADAP SELF DIRECTED LEARNING PESERTA DIDIK KELAS VII SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016/2017 - Raden Intan Repository

PENGARUH MODELS ELICITING ACTIVITIES DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCAFFOLDING
TERHADAP SELF DIRECTED LEARNING PESERTA DIDIK
KELAS VII SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016/2017

SKRIPSI
Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
HARUM YENI RACHMAH
NPM : 1311050195
Jurusan : Pendidikan Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/2017 M

PENGARUH MODELS ELICITING ACTIVITIES DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCAFFOLDING

TERHADAP SELF DIRECTED LEARNING PESERTA DIDIK
KELAS VII SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016/2017

SKRIPSI
Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh
HARUM YENI RACHMAH
NPM : 1311050195
Jurusan : Pendidikan Matematika

Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M.Sc
Pembimbing II : Sri Purwanti Nasution, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/2017 M


ABSTRAK
PENGARUH MODELS ELICITING ACTIVITIES DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCAFFOLDING
TERHADAP SELF DIRECTED LEARNING PESERTA DIDIK
KELAS VII SMP PGRI 6 BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016/2017
Oleh
Harum Yeni Rachmah
Salah satu faktor rendahnya hasil belajar matematika peserta didik adalah
kemampuan self directed learning di SMP PGRI 6 Bandar Lampung masih kurang.
Self directed learning adalah kemampuan mengambil tanggung jawab terhadap
belajar sepenuhnya terletak pada diri peserta didik yang meliputi kesadaran strategi
belajar, kegiatan belajar, evaluasi dan ketrampilan interpersonal. Rendahnya self
directed learning dalam proses pembelajaran salah satunya adalah cara guru
menyampaikan materi yang masih menerapkan model atau strategi pembelajaran
yang kurang bervariasi, masalah ini berakibat pada rendahnya nilai peserta didik
sehingga tidak dapat mencapai KKM yang ditentukan. Untuk mengatasi hal tersebut,
dibutuhkan strategi atau model pembelajaran yang tepat dan dapat mempermudah
peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan

models eliciting activities dengan menggunakan metode scaffolding. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh models eliciting activities dengan
menggunakan metode scaffolding terhadap self directed learning peserta didik.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Ekxperimental Design dengan
teknik acak kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP
PGRI 6 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII E sebagai
kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan self directed learning.
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji-t. Dari hasil
penelitian uji statistik menunjukkan bahwa nilai dari ฀
berdasarkan perhitungan
yang diperoleh
17.128,
dan
=
1.689
sehingga
,



dengan taraf nyata 0.05 dengan kata lain
di tolak dan terima
. Sehingga
berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh models
eliciting activities dengan menggunakan metode scaffolding terhadap self directed
learning peserta didik kelas VII SMP PGRI 6 Bandar pada pokok bahasan bangun
datar segitiga dan segi empat.
Kata Kunci : Models Eliciting Activities dengan Menggunakan Metode Scaffolding,
Self Directed Learning.

MOTTO

         
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang
dikerjakannya. (Q.S. Al-An’am: 132)

PERSEMBAHAN

Do’a dan ucapan syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta ayahanda Rumaidi dan Ibunda Soleha yang

senantiasa mendo’akan untuk setiap keberhasilanku.
2. Kakakku

tersayang: Deta Handika dan Sugeng Prasetya yang senantiasa

memotivasi dan menanti keberhasilanku.
3. Keluarga dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang
turut membantu dalam penulisan skrips ini.

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Harum Yeni Rachmah, lahir di Lampung Selatan Provinsi
Lampung pada tanggal 31 Januari 1995, putri ketiga dari Ayahanda Rumaidi dan
Ibunda Soleha.
Adapun pendidikan yang telah penulis tempuh yaitu: Pendidikan formal
pertama ditempuh pada tahun 1999 yaitu pendidikan Taman Kanak-kanak Darma
Krawitan Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung, pada tahun 2001 penulis
menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Krawitan Kecamatan Candiroto Kabupaten
Temanggung dan lulus pada tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
di MTs Negeri Model Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung dan pada tahun
kedua penulis menempuh pendidikan di SMP Negeri 2 Kasihan Bantul Daerah

Istimewa Yogyakarta dan lulus pada tahun 2010. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 2 Kotaagung dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013,
penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Matematika. Pada tahun 2016
penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pajar Mataram Kecamatan
Seputih Mataram dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP PGRI 6 Bandar
Lampung.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul: Pengaruh Models Eliciting Activities dengan Menggunakan Metode
Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Self Directed Learning
Peserta Didik Kelas VI SMP PGRI 6 Bandar Lampung Tahun 2016/2017. Shalawat
teriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad
SAW dan semoga kita semua kelak akan mendapat syafaatnya di hari akhir. Aamiin.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan


Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya akan adanya kekurangan
tanpa adanya bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.

2.

Dr. Nanang Supriadi, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.

3.

Ibu Sri Purwanti Nasution, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan.


4.

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

5.

Bapak Riyanto, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 6 Bandar Lampung.

6.

Ibu Zulfa Mutia Sari, S.Tp., S.Pd selaku Guru Matematika. Serta Bapak/ Ibu
Guru dan Karyawan SMP PGRI 6 Bandar Lampung.

7.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan atas

semua bantuan dan partisipasi semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Untuk itu segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya, semoga skripsi ini berguna bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Aamiin.
Bandar Lampung,

Harum Yeni Rachmah
NPM. 1311050195

Juni 2017.

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................. iv
MOTTO ...................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN...................................................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................. vii
KATA PENGANTAR............................................................................................... viii
...................................................................................................................................... ..
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii
.........................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah......................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
G. Definisi Operasional ..................................................................................... 12
H. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .................................................................................................. 15

1. Models Eliciting Activities ..................................................................... 15
a. Pengertian Models Eliciting Activities ............................................ 15
b. Prinsip-prinsip Models Eliciting Activities ..................................... 17
c. Bagian Utama Models Eliciting Activities ...................................... 20
d. Langkah-langkah Models Eliciting Activities ................................. 21
e. Kelebihan Models Eliciting Activities ............................................. 22
f. Kelemahan Models Eliciting Activities ........................................... 22
2. Metode Scaffolding................................................................................. 23
a. Pengertian Metode Scaffolding ....................................................... 23

B.
C.
D.
E.

b. Tahap-tahap Metode Scaffolding .................................................... 25
c. Kelebihan Metode Scaffolding ........................................................ 26
d. Kelemahan Metode Scaffolding ...................................................... 26
3. Langkah-langkah Models Eliciting activities dengan Scaffolding ...... 27
4. Self Directed Learning ........................................................................... 28
Indikator Self Directed Learning ................................................................. 29
Kerangka Berpikir ........................................................................................ 30
Hipotesis ....................................................................................................... 32
Penelitian yang Relevan ... ........................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ......................................................................................... 35
B. Varibel Penelitian ......................................................................................... 36
1. Variabel Bebas ........................................................................................ 36
2. Variabel Terikat ...................................................................................... 37
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 37
1. Populasi ................................................................................................... 37
2. Sampel ..................................................................................................... 38
3. Teknik pengambilan sampel .................................................................. 38
D. Teknik PengumpulanData ............................................................................ 38
1. Teknik Wawancara ................................................................................. 39
2. Teknik Dokumentasi .............................................................................. 39
3. Tes ........................................................................................................... 39
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 40
1. Validitas .................................................................................................. 40
2. Reabilitas................................................................................................. 42
3. Daya Pembeda ........................................................................................ 42
4. Tingkat Kesukaran ................................................................................. 44
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 45
1. Uji Prasyarat ............................................................................................ 45
2. Uji Hipotesis ............................................................................................ 47
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Uji Coba Instrumen ........................................................................ 50
1. Uji Validitas ............................................................................................. 50
2. Uji Reabilitas ........................................................................................... 51
3. Tingkat Kesukarana................................................................................. 52
4. Daya Pembeda ......................................................................................... 53

5. Rekapitulasi Uji Coba Instrumen ........................................................... 54
B. Statistik Deskriptif Data Amatan .................................................................. 55
C. Uji Prasyarat ................................................................................................... 56
D. Uji Perbedaan ................................................................................................. 58
E. Pembahasan .................................................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ( DOKUMEN DAN SURAT-SURAT)
Lampiran A.1 Foto-Foto ....................................................................................... 76
Lampiran A.2 Surat Keterangan Validasi............................................................. 81
Lampiran A.2 Lembar Pengesahan Proposal ........................................................ 88
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Lampiran A.3 Surat Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 89
Lampiran A.4 Surat Telah Melaksanakan Penelitian............................................ 90
LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)
Lampiran B.1 Pedoman Wawancara Observasi Awal .......................................... 91
Lampiran B.2 Daftar Nama Peserta Didik Uji Coba ............................................ 93
Lampiran B.3 Silabus Penelitian ............................................................................ 94
Lampiran B.4 Kisi-Kisi Soal .................................................................................. 98
Lampiran B.5 Soal Uji Coba Tes ........................................................................... 99
Lampiran B.6 Soal Tes Sesudah Uji Coba .......................................................... 100
Lampiran B.7 Kunci Jawaban Soal ...................................................................... 102
Lampiran B.8 Rpp Pertemuan Pertama ............................................................... 104
Lampiran B.9 Rpp Pertemuan Kedua .................................................................. 108
Lampiran B.10 Rpp Pertemuan Ketiga ................................................................ 112
Lampiran B.11 Rpp Pertemuan Keempat ............................................................ 116
Lampiran B.12 Pedoman Penskoran Soal ........................................................... 121

Lampiran B.13 Lembar Kerja Kelompok 1 ......................................................... 125
Lampiran B.14 Lembar Kerja Kelompok 2 ......................................................... 126
Lampiran B.15 Lembar Kerja Kelompok 3 ......................................................... 127
Lampiran B.16 Lembar Kerja Kelompok 4 ......................................................... 128
LAMPIRAN C (HASIL OUT PUT ANALISIS INSTRUMEN)
Lampiran C.1 Rekap Analisis Butir Hasil Uji Coba ........................................... 130
Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Validitas................................................ 131
Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Reabilitas .................................................. 1
Lampiran C.4 Perhitungan Manual Daya Pembeda ................................................ 1
Lampiran C.5 Perhitungan Manual Tingkat Kesukaran ......................................... 1
LAMPIRAN D (OUT PUT HASIL PENELITIAN)
Lampiran D.1 Daftar Nama Instrumen .................................................................... 1
Lampiran D.2 Daftar Nilai ........................................................................................ 1
Lampiran D.3 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................................... 1
Lampiran D.4 Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................................... 1
Lampiran D.5 Uji Kesamaan Dua Varians .............................................................. 1
Lampiran D.6 Uji t .................................................................................................... 1
Lampiran D.7 Perhitungan Manual Uji Normalitas ................................................ 1
Lampiran D.8 Perhitungan Manual Kesamaan Dua Varians ................................. 1
Lampiran D.9 Perhitungan Manual Uji t ................................................................. 1
Lampiran D.10 Nilai L Tabel ................................................................................... 1
Lampiran D.11 Nilai F Tabel ................................................................................... 1
Lampiran D.12 Nilai R Tabel ................................................................................... 1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatam
mutu pendidikan yang dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan-perbaikan,
perubahan-perubahan

dan

pembaharuan

terhadap

aspek-aspek

yang

mempengaruhi keberhasilan pendidikan meliputi kurikulum, saran dan prasarana,
guru, peserta didik, dan metode belajar mengajar. Contohnya Indonesia sebagai
Negara berkembang selalu melakukan upaya dalam perbaikan sumber daya
manusia, salah satunya adalah melalui jalur pendidikan.
Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan diri
seseorang, terutama bagi Bangsa dan Negara. Pendidikan pada dasarnya
merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk sumber daya manusia
yang berkualitas dari suatu bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu
proses peningktan kualitas peserta didik. Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam individu yang berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat. 1
Oleh karena itu pendidikan perlu mendapatkan perhatian dan prioritas yang
utama dari pemerintah, masyarakat, maupun bagi orang tua. Pemerintah juga
1

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.3.

harus mencanangkan wajib belajar dalam upaya mengembangkan diri supaya
berwawasan dan turut serta meningkatkan kecerdasan bangsa. Allah SWT
berfirman dalam surat Al Alaq ayat 1-5:
                
       
Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu
yang maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajar manusia apa yang tidak diketahui”. (QS. Al Alaq 1-5).2
Berdasarkan ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa sumber ilmu
pengetahuan dapat diperoleh dengan membaca bermacam-macam obyek berupa
ayat-ayat yang tertulis maupun yang tidak tertulis, seperti yang terdapat dalam
jagad raya beserta hukum yang terdapat di dalamnya. Dikatakan membaca dalam
arti

dipahami,

diobservasi,

diidentifikasi,

dibandingkan,

dianalisa

dan

disimpulkan yang dapat menghasilkan semua ilmu Allah yang ada di alam
semesta ini.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
(SISDIKNAS) yaitu :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

2

Departemen Agama RI. Al Quran Al Hidaya (Tangerang Selatan : Kalim.2011). h.597

kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.3
Berdasarkan uraian di atas telah diterangkan bahwa betapa pentingnya
pendidikan dalam kehidupan. Dalam pandangan Islam menuntut ilmu adalah
suatu kewajiban yang harus dimiliki setiap individu. Ilmu dapat diperoleh
dimana saja salah satunya melalui lembaga pendidikan sekolah. Sekolah
merupakan sarana dan prasarana untuk peserta didik dalam meningkatkan diri,
perkembangan pengetahuan yang ada pada dirinya, dan pengetahuan yang ada
dalam ruang lingkup kehidupan selama proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan diawali penyajian
suatu masalah untuk menghasilkan model yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat
berpartisipasi secara penuh dan diberi runag yang cukup untuk mengasah
kemampuan yang mereka miliki. Bukan hanya peserta didik saja, tetapi guru juga
dituntut mampu untuk memberikan motivasi, menjadi fasilitator dalam
berlangsungnya pembelajaran, serta membawa kelas dalam kondisi yang
menyenangkan, nyaman bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
mereka miliki. Pembelajaran akan lebih efektif dan dapat menunjang tercapainya
tujuan pembelajaran. Salah satunya dalam studi Matematika
Matematika

adalah

bahasa,

artinya

matematika

merupakan

cara

mengungkapkan atau menerangkan dengan cara tertentu, dalam hal ini yang
3

Departemen pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003
(Jakarta: PT. Sinar Grafika,2011), h.3.

dipakai oleh bahasa matematika adalah dengan menggunakan simbol-simbol. 4
Matematika juga merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu
pengetahuan. Namun, kebanyakan menujukkan hasil belajar matematika peserta
didik saat ini masih tergolong rendah, hal ini berkaitan erat dengan anggapan
bahwa matematika masih dianggap sebagai salah satu

mata pelajaran yang

dianggap sulit, sehingga pada umumnya peserta didik tidak menyenanginya 5.
Tujuan pembelajaran matematika yaitu melatih peserta didik agar
mempunyai kemampuan belajar secara mandiri (Self Directed Learning Skill),
bernalar, membuat aktivitas kreatif, mengembangkan pemecahan masalah serta
mengembangkan kemampuan penyampaian informasi melalui pembicaraan lisan,
cataan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. Dengan demikian
peserta didik dapat menguasai materi sehingga dengan mudah mengaplikasikan
ke dalam soal-soal yang diberikan oleh guru.
Rendahnya kemampuan peserta didik belajar mandiri (Self Directed
Learning Skill) berdampak pada rendahnya pemahaman matematika dan hasil
belajar matematika peserta didik. Sehingga kemandirian belajar (Self Directed
Learning) dalam pembelajaran matematika sangat penting karena merupakan
upaya yang dilakukan untuk mengembangkan pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang trampil dan
4

Heri Efendi,Skripsi: “Pengaruh Model Pembelajaran Probing-Propting Berbasis
Etnomatematika terhadap Kemampuan Komunikasi Peserta Didik Kelas IX SMP Negeri 2 Way
Tenong Tahun 2016/2017”. (IAIN Raden Intan Lampung.2017)
5
Wahid Umar, “Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Pembelajaran
Matematika” Jurnal Ilmiah Program Studi matematika STKIP Siliwangi Bnagung, Vol 1, No.1,
Febuari 2012

mandiri. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik konsep dan program
kurikulum KTSP.
Selain hal tersebut, fakta lain juga membuktikan masih rendahnya
kemampuan belajar mandiri dalam menyelesaikan pesmasalahan matematika
peserta didik di SMP PGRI 6 Bandar Lampung yaitu berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan tanggal 3 November 2016 pada guru matematika
SMP PGRI 6 Bandar Lampung yang bernama Zulfa Mutia Sari S.Pd beliau
memaparkan bahwa: “penyebab utama peserta didik mengalami kendala dalam
proses pembelajaran yaitu kurangnya minat belajar peserta didik dengan mandiri
dalam pemecahan masalah matematika masih rendah, sehingga hasil belajar
siswa tidak memuaskan ”.
Dilain pihak hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru
peserta didik SMP PGRI 6 Bandar Lampung bernama Lindawati, S.Pd
memaparkan bahwa: banyak peserta didik yang belum bisa memecahkan
masalah yang berkaitan dengan matematika. Dan juga kebanyakan peserta didik
tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru sehingga peserta didik
kurang memahami penjelasan yang diberikan oleh guru. Tidak perhatian peserta
didik tentang penjelasan yang diberikan guru karena dengan alasan cara guru
menyampaikan materi masih diterapkannya metode ceramah, tidak mengertinya
peserta didik akan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari karena guru

tidak mengkombinasikan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan
permasalahan yang nyata.
Data hasil wawancara yang menunjukkan hasil belajar peserta didik masih
rendah. Hal ini diperkuat dengan data dokumentasi hasil uljian tengah semester
pada tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Nilai UTS Semester Ganjil Kelas VII SMP PGRI 6 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017
Nilai (X)
Kelas
Total
No
73 ≤ x ≤ 100
0 ≤ x < 73
1 VII A
5
27
32
2 VII B
4
31
35
3 VII C
3
32
35
4 VII D
5
28
33
5 VII E
4
32
36
6 VII F
2
34
36
7 VII G
3
30
33
Jumlah
26
214
240
Sumber. Data hasil ujian matematika kelas VII SMP PGRI 6 Bandar Lampung.
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa sebagian besar peserta hasil belajar
peserta didik masih rendah. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
matematika di SMP PGRI 6 Bandar Lampung adalah 73. Peserta didik di
nyatakan tuntas dalam pembelajaran matematika jika nilai yang di peroleh
minimal 73. Berdasarkan data nilai ulangan harian menunjukkan bahwa peserta
didik kelas

VII A sampai kelas VII G SMP PGRI 6 Bandar Lampung

berjumalah 240, peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah 73 berjumlah
214 siswa atau sebanyak 89.16% dan yang mendapat nilai di atas 73 berjumlah

26 siswa atau sebanyak 10.83% dan dinyatakan tuntas dari KKM. Hal ini diduga
karena pembelajaran dengan metode langsung guru sulit mengontrol kegiatan
dan

keberhasilan

seluruh peserta didik, dalam pembelajaran di kelas ada

beberapa peserta didik yang aktif berpikir, mengalisis masalah yang diajukan
dan ada juga peserta yang pasif.
Berdasarkan hasil nilai Ujian tengah Semester dapat disimpulkan bahwa
kemampuan daya belajar peserta didik dengan mandiri masih rendah. Untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang efektif,
antara lain dengan model dan metode pembelajaran

yang sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan peserta didik serta dapat menciptakan suasana
pembelajaran menjadi menyenangkan. Salah satu alternatif pembelajaran yang
mungkin dapat meningkatkan kemampuan kemandirian belajar (Self Directed
Learning Skill) yaitu dengan pembelajaran Models eliciting Activities dengan
metode Scaffolding. Karena disekolah belum pernah diterapkannya Models
eliciting Activities metode Scaffolding.

Hal ini dikuatkan dengan adanya

penelitian Setiasih Alfiah yang berjudul ”Keefektifan Model Eliciting Activities
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X pada Materi
trigonometri” mendapat kesimpulan: (1) Presentase banyaknya pesererta didik
yang memperoleh nilai kemempuan pemecahan masalah sekurang-kurangnya 75
dengan pembelajaran Models Eliciting Activities lebih dari atau sama dengan
75%. (2) kemampuan pemecahan masalah peserta didik lebih baik daripada

kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan pembelajaran model
ekspositori.
Models Eliciting Activities merupakan model pembelajaran matematika
untuk memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep
matematika yang terkandung dalam suatu sajian permasalahan melalui
pemodelan

matematika.

Dalam

Models

Eliciting

Activities,

kegiatan

pembelajaran diawali dengan penyajian suatu masalah matematika, dimana
peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil selama proses
pembelajaran.
Laitatul Munawaroh dalam skripsinya menjelaskan, kelebihan model
pembelajaran Models Eliciting Activities, yaitu pembelajaran bersifat nyata, yang
tidak lepas dari konteks kehidupan sehari-hari, mengkontruksi pengetahuan dari
permasalahan realistik, menciptakan suatu pola dokumentasi dalam struktur
kognitifnya untuk memposisikan diri dalam pemecahan masalah, siswa dapat
mengidentifikasi, mengevaluasi, meninjau kembali pola pikir, serta dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam kelompok belajar.6 Kelebihan yang terdapat
pada Models Eliciting Activities, dapat dimaksimalkan dalam pembelajaran. Guru
dapat memberikan dukungan belajar secara terstruktur, yang dilakukan pada
tahap awal untuk mendorong sisiwa agar dapat belajar secara mandiri. Pemberian
dukungan belajar ini tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi seiring dengan
6

Lailatul Munawaroh “Skripsi”: Pengaruh Model Eliciting Activities Terhadap
Kemampuan Matematis dan Disposisi Matematis Peserta Didik Kelas VIII SMP PGRI 6 Bandar
Lampung” (IAIN Raden Intan Lampung 2016)

terjadinya peningkatan kemampuan siswa secara berangsur-angsur guru harus
mengurangi dan melesapaskan siswa belajar secara mandiri, cara ini disebut
dengan metode Scaffolding.
Metode

dapat

diartikan

sebagai

cara

yang

digunakan

untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.7 Scaffolding berarti
memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap
awal pembelajaran kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan tersebut dapat
berupa petunjuk, peringatan dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah
langkah pemecahan, memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga
memungkinkan siswa tumbuh mandiri.8

Dengan digunakannya metode

Scaffolding maka akan terciptanya kemandirian siswa dalam menemukan
pembelajarannya secara mandiri.
Dapat disimpulkan, bahwa semakin banyak pembelajaran yang disajikan
dalam permasalahan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga,
siswa dapata dengan mudah dalam menerjemahkan masalah. Dengan demikian
diharapkan dalam pembelajaran ini dapat melatih siswa dalam menumbuhkan

7

Akhmad Sudrajad, ”Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Model
Pembelajaran” (On-line), tersedia di : https:// Akhmad Sudrajad.wordpress.com/2008/09/12/
pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-model-pembelajaran/. htm. (15 desember 2016).
8
Ratnawati Mamin, “Applying of Scaffolding Study Method on Main Subject of Unsure
Periodic System “. E-Journal Universitas negeri Malang Jurusan Kimia Vol: 10 No: 2 Tahun 2008 (
Desember 2016)

kemampuan Self Directed Learning peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Models Eliciting Activities dan Metode Scaffolding saling berhubungan
dan berkaitan untuk menumbuhkan Self Directed Learning peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulisan ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1.

Hasil belajar peserta didik masih di bawah KKM.

2.

Masih rendahnya Self Directed Learning peserta didik.

3.

Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran.

4.

Peserta didik menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran
yang sulit.

5.

Guru menggunakan metode kurang bervariatif dan belum pernah
diterapkannya model pembelajaran Models liciting Activities dengan
menggunakan metode Scaffolding.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar masalah yang dikaji dalam
penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari apa yang menjadi tujuan
dilaksanakannya penulisan, maka penulisan ini dibatasi pada hal-hal berukut :
1.

Model pembelajaran yang digunakan adalah Models Eliciting Activities dan
Konvensional.

2.

Faktor pendukung yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
Scaffolding.

3.

Kemampuan kognitif yang akan diamati yaitu Self Directed Learning peserta
didik.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

Models Eliciting Activities

dengan menggunakan metode Scaffolding terhadap Self Directed Learning
peserta didik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh Models
Eliciting Activities dengan menggunakan metode Scaffolding terhadap Self
Directed Learning peserta didik.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.

Bagi Peserta Didik
Menciptakan suasana belajar yang kondusif serta menyenangkan sehingga
peserta didik termotivasi untuk belajar matematika.

2.

Bagi Guru
a.

Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru matematika
dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang tepat, dan
dapat digunakan sebagai alternatif

dalam proses belajar mengajar

dalam rangka upaya peningkatan kualitas pendidikan.
b. Memberikan informasi kepada guru ataupun calon guru tentang
pentingnya penggunaan model dan metode pembelajaran, karena
dengan menggunakan model dan metode yang inovatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa.
c.

Memberikan masukan kepada guru matematika tentang keterlibatan
peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar.

3.

Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan aktifitas,
kreatifitas peserta didik dan mutu pembelajaran matematika di SMP PGRI
6 Bandar Lampung

G. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Models Eliciting Activities adalah

pembelajaran yang disajikan dalam

permasalahan yang realistik dengan kehidupan siswa sehingga, siswa dapat

lebih mudah menerjemahkan permasalahan baik dalam bentuk matematis
berupa gambar, simbol, maupun persamaan matematis.
2.

Scaffolding merupakan suatu teknik pemberian dukungan belajar secara
terstruktur, yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa agar
dapat belajar

secara mandiri. Pemberian dukungan belajar ini tidak

dilakukan secara terus menerus, tetapi seiring dengan terjadinya
peningkatan kemampuan siswa, secara berangsur-angsur guru harus
mengurangi dan melepaskan siswa belajar secara mandiri.
3.

Self Directed Learning adalah suatu proses dimana individu mengambil
inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam mendiagnosis apa
yang diperlukan dalam pembelajarannya, merumuskan target belajar,
mengidentifikasi manusia dan sumber daya material untuk belajar, memilih
dan mengimplementasikan

sesuai dengan strategi pembelajaran, dan

mengevaluasi hasil belajar.

H. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Objek penelitian ini adalah pengaruh Models Eliciting Activities dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Scaffolding
terhadap Self Directed Learning peserta didik..

2.

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP PGRI 6 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.

3.

Tempat pelaksanaan penelitian adalah SMP PGRI 6 Bandar Lampung.

4.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Model Pembelajaran Model-Eliciting Activities

1.

a.

Pengertian Model Pembelajaran Model Eliciting Activities
Models

Eliciting

Activities

dikembangkan

oleh

guru

matematika, professor, dan mahasiswa pasca sarjana di Amerika dan
Australia, untuk digunakan oleh para guru matematika. Dalam hal ini,
yang berperan dalam hal menunjukan bahwa aktivitas pesera didik
dapat dimunculkan ketika belajar adalah Richard Lesh dan temeanteman sejawatnya yang dinamakan dengan Models Eliciting Activities
.9 Mereka mengharapkan siswa dapat membuat dan mengembangkan
model matematika berupa sistem konseptual yang membuat peserta
didik merasakan beragam pengalaman matemamtis. Jadi, peserta didik
diharapkan tidak hanya sekedar menghasilkan model matematika
tetapi juga mengerti konsep-konsep yang digunakan dalam pembuatan
model matematika dari permasalahan yang diberikan.
Lesh, et. All. Yang dikutip oleh Chamberlin dan Moon
menyatakan
9

bahwa

penciptaan

dan

pengembangan

model

Scott A. Chamberlin, “ Matheatical Problems That Optimize Learning for Academically
Advanced Students in Grades K-6”, Journal of Advanced Academics, (Vol. 22, No. 1, 2010), h.69.

pembelajaran Models Eliciting Activities muncul pada pertengahan
tahun 1970 untuk memenuhi kebutuhan kurikulum yang belum
terpenuhi oleh kurikulum yang telah ada.10
Model pembelajaran Models Eliciting Activities adalah model
pembelajaran matematika untuk memahami, menjelaskan, dan
mengkomunikasikan konsep-konsep matematika yang terkandung
dalam suatu sajian permasalahan melalui pemodelan matematika.
Dalam Models Eliciting Activities, kegiatan pembelajaran diawali
dengan penyajian suatu
matematika

yang

masalah untuk menghasilkan model

digunakan

untuk

menyelesaikan

masalah

matematika, dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
selama proses pembelajaran.
b.

Prinsip-prinsip Model Eliciting Activities
Dux, et.all. menyebutkan bahwa terdapat enam prinsip dalam
model pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA), prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:11
1)

10

The Model Construction Principle

S. A. Chamberlin and S. M. Moon, “How Does the Problem Based Learning Approach
Compare to The Model Eliciting Activity Approach in Mathematics?”, International Journal for
Mathematics Teaching and Learning, dalam http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/chamberlin.pdf , hlm. 4, diakses 13 Desember 2016.
11
H.A.D. Dux, et.all, “Quantifying Aluminium Crystal Size Part 1: The Model Eliciting
Activity”, Journal of STEM Education, ( Vol. 7, No. 1&2, Januari-Juni/2006), diakses Desember
2016.

Prinsip ini menyatakan bahwa kegiatan yang dikembangkan
menghendaki peserta didik (problem solver) untuk membuat suatu
sistem atau model matematika untuk mencapai tujuan pemecahan
masalah. Sebuah model matematika adalah sebuah sistem yang terdiri
atas

elemen-elemen,

hubungan

antar

elemen,

operasi

yang

menggambarkan interaksi antar elemen, dan pola atau aturan yang
diterapkan pada hubungan-hubungan dan operasi-operasi. Sebuah
model menjadi penting ketika sebuah sistem menggambarkan system
lainnya.
Chamberlain & Moon, menyatakan bahwa penciptaan model
matematika membutuhkan suatu konsep yang kuat tentang pemahaman
masalah sehingga dapat membantu peserta didik mengungkapkan
pemikiran mereka. Keuntungan menciptakan model matematika
adalah dapat memberikan pemahaman mendalam dan memungkinkan
peserta didik untuk mentransfer respon mereka kepada situasi serupa
untuk melihat apakah model dapat digeneralisasikan. Pembelajaran
Models Eliciting Activities membiasakan peserta didik dengan proses
siklis dari pemodelan: menyatakan, menguji, dan meninjau kembali. 12
2)

The Reality Principle
Prinsip ini menyatakan bahwa permasalahan yang disajikan

sebaiknya realistis dan dapat terjadi dalam kehidupan peserta didik
12

Chamberlin and Moon , “How Does the Problem ...”, h. 18-19.

yang membutuhkan model matematika untuk memecahkan masalah.
Permasalahan yang realistis lebih memungkinkan kreativitas dan
kualitas solusi dari peserta didik.
3)

The Generalizability Principle
Prinsip

ini

menyatakan

bahwa

model

harus

dapat

digeneralisasikan dan dapat digunakan dalam situasi serupa.
4)

The Self-Assessment Principle
Prinsip ini menyatakan bahwa peserta didik membutuhkan

informasi atau beragam konteks yang digunakan untuk membantu
menguji kemajuan mereka dalam menyelesaikan suatu permasalahan.13
Sebagaimana juga menurut Chamberlin dan Moon mengenai
prinsip ini mengungkapkan bahwa peserta didik harus mampu
mengukur kelayakan dan kegunaan solusi tanpa bantuan pendidik.
Siswa dapat menggunakan informasi untuk menghasilkan respon
dalam iterasi berikutnya.14
5)

The Construct Documentasion Principle
Prinsip ini menyatakan bahwa selain menghasilkan model,

peserta didik juga harus menyatakan pemikiran mereka sendiri selama
bekerja dalam Models Eliciting Activities dan bahwa proses berpikir
13

Dux, et.all, “Quantifying Aluminium ... ”, h. 53.
Chamberlin and Moon,” Model-Eliciting Activities as a Tool to Develop and Identify
Creatively Gifted Mathematicians”, The Journal of Secondary Gifted Education, (Vol. XVII, No.
14

1, 2005), h. 40.

mereka harus dinyatakan sebagai sebuah solusi. Prinsip ini
berhubungan dengan prinsip self assessment, yang menghendaki
peserta didik mengevaluasi kemajuan diri dan model matematika yang
mereka hasilkan dan melihat model sebagai alat untuk merefleksi diri.
6)

The Effective Prototype Principle
Prinsip ini menyatakan bahwa model yang dihasilkan harus

dapat ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Peserta didik dapat
menggunakan model pada situasi yang sama. Prinsip ini membantu
siswa belajar bahwa solusi kreatif yang diterapkan pada permasalahan
matematis adalah berguna dan dapat digeneralisasikan. Solusi terbaik
dari masalah matematis harus cukup kuat untuk diterapkan pada situasi
berbeda dan mudah dipahami.
c.

Bagian Utama Models Eliciting Activities
Kegiatan Models Eliciting Activities terdiri atas empat bagian
utama, yaitu: lembar permasalahan, pertanyaan kesiapan, konteks
permasalahan, dan proses berbagai solusi melalui kegiatan presentasi.
Pada bagian pertama dan kedua yaitu konteks permasalahan
dihadirkan dengan sebuah lembar permasalahan dan pertanyaan
kesiapan. Tujuan dari lembar permasalahan dan pertanyaan kesiapan
adalah berguna untuk membangkitkan minat dan diskusi serta untuk
memperkenalkan konteks permasalahan kepada peserta didik sehingga

peserta didik mendapatkan gambaran permasalahan melalui membaca
lembar permasalahan. Sedangkan pertanyaan kesiapan digunakan
sebagai periode awal untuk memastikan bahwa peserta didik telah
memilikipengetahuan dasar yang mereka perlukan dan membantu
siswa untuk memahami dalam menyelesaikan permasalahan.15
Permasalahan harus menjadi bagian sentral dari pembelajaran
yang disajikan guru kepada siswa sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki. Yang terakhir adalah proses berbagi solusi atau
presentasi solusi dimana guru berusaha mendorong siswa untuk tidak
hanya mendengarkan kelompok lain presentasi tetapi juga mencoba
untuk memahami solusi kelompok lain dan membandingkan seberapa
baik solusi dari tiap kelompok tersebut. Salah satu karakteristik unik
dari Models Eliciting Activities
menyelesaikan

masalah

yang

adalah bahwa peserta didik
diberikan

kepada

mereka

dan

mengeneralisasi model yang mereka buat untuk situasi serupa.
d.

Langkah-langkah Models Eliciting Activities
Chamberlin dan Moon menyatakan bahwa Models Eliciting
Activities diterapkan dalam beberapa langkah, yaitu: 16
1. Pendidik membaca sebuah lembar permasalahan yang
mengembangkan konteks peserta didik.
2.
Peserta didik siap siaga terhadap pertanyaan berdasarkan lembar
permasalahan tersebut.

15

Chamberlin and Moon,” Model-Eliciting Activities ... ”, h. 39.
Setiasih Alfindah, “ Keefektifan Model Eliciting Activities terhadap Kemamppuan
Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas X Pada Materi Geometri “. Skripsi:Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Semarang 2013.
16

3.
4.
5.

Pendidik membacakan permasalahan bersama peserta didik dan
memastikan bahwa setiap kelompok mengerti apa yang sedang
ditanyakan.
Peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Peserta didik mempresentasikan model matematika mereka
setelah membahas dan meninjau ulang solus.i
Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang digunakan oleh

peneliti dalam pembelajaran Models Eliciting Activities adalah:
1.

Pendidik memnyampaikan tujuan pembelajaran

2.

Pendidik memberikan pengantar materi.

3.

Peserta didik dikelompokkan menjadi 5-6 tiap kelompok

4.

Pendidik membagikan lembar permasalan berkaitan dengan
materi.

5.

Peserta didik siap siaga terhadap pertanyaan berdasarkan lembar
permasalahan tersebut.

6.

Pendidik membacakan permasalahan bersama peserta didik dan
memastikan bahwa setiap kelompok mengerti apa yang sedang
ditanyakan.

7.

Peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut.

8.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

9.

Peserta didik bersama pendidik membahas dan meninjau ulang
jawaban yang telah dipresentasikan.

e.

Kelebihan Models Eliciting Activities
a.

Peserta didik dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan
soal-soal pemecahan masalah.

b.

Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dala mpembelajaran dan
sering mengekspresikan idenya.

c.

Speserta didik memiliki kesempatan lebih benyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.

d.

Peserta didik dengan kemampuan matematika rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.

e.

Strategi heuristik dalam Models Eliciting Activities memudahkan
siswa dalam memecahkan masalah matematik.

f.

Kelemahan Model Eliciting Activities
a.

Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi peserta
didik bukan merupakan hal yang yang mudah.

b.

Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami peserta
didik sangat sulit sehingga banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan bagaimana merespon masalah yang diberikan.

c.

Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang
terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat peserta didik
jenuh.

d.

Sebagian peserta didik bisa merasa bahwa kegiatan belajar
mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka
hadapi.

Metode Scaffolding

2.

a. Pengertian Metode Scaffolding
Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 17
Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang
anak selama tahap-tahap awal pembelajaran kemudian anak tersebut
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat
melakukannya. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan
dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah langkah pemecahan,
memberikan contoh, ataupun yang lain sehingga memungkinkan peserta
didik tumbuh mandiri.18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
Scaffolding adalah penyediaan beberapa bantuan untuk siswa selama tahap
awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan

17

Akhmad Sudrajad, ”Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Model
Pembelajaran” (On-line), tersedia di : https:// Akhmad Sudrajad.wordpress.com/2008/09/12/
pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-model-pembelajaran/. htm. (15 desember 2016).
18
Ratnawati Mamin, “Applying of Scaffolding Study Method on Main Subject of Unsure
Periodic System “. E-Journal Universitas negeri Malang Jurusan Kimia Vol: 10 No: 2 Tahun 2008 (
Desember 2016)

kesempatan pada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab yang lebih
besar setela

Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISW DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ELICITING ACTIVITIES MENGGUNAKAN STRATEGI SCAFFOLDING

1 8 40

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V MIN 10 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 1 105

PENGARUH METODE HYPNOTEACHING TERHADAP SIKAP BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP PENINGKATAN LITERASI SAINS PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP AL-AZHAR 1 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 105

PENGARUH PERFORMANCEASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG PADA PRAKTIKUM MENGAMATI PREPARAT JADI DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP - Raden Intan Repository

0 0 116

PENGARUH PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 24 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2018/2019 - Raden Intan Repository

0 1 95

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 1 127

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN TEKNIK SCAFFOLDING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR - Raden Intan Repository

0 8 263

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS IV MIN 11 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 105

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH PESERTA DIDIK KELAS IV MIN 6 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 0 79