BAB 1 PENDAHULUAN - LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI PRILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK KELAS IX MTS AL-KHAIRIYAH KALIAWI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository
lepas dari peraturan dan tata tertib yang diberlakukan oleh sekolah. Selain itu juga peserta didik dituntut untuk dapat berprilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah biasanya disebut sebagai tata tertib peserta didik. Pentingnya pendidikan di sekolah membuat personil disekolah menyadari arti penting tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap anggota sekolah.
Tata tertib sekolah di pandang sebagai dasar untuk berfungsinya sekolah umum dengan benar. Harapan bahwa menegakan tata tertib sangat diperlukan oleh peserta didik untuk belajar dan para pendidik, diharapkan untuk mengadakan serta memelihara tata tertib sekolah dengan baik. Lebih lanjutnya, tata tertib dipandang sebagai tujuan itu sendiri selama banyak generasi bahwasanya satu tujuan penting
Salah satu pelanggaran tata tertib yang sering dilakukan oleh peserta didik adalah merokok di lingkungan sekolah,mejadi fenomena yang menghambat peroses pembelajaran dan apabila masalah ini tidak ditangani dengan cara serius maka dikhawatirkan akan banyak hal negatif yang muncul sebagai dampak dari prilaku
tersebuterilaku merokok di sekolah ini selain melanggar tata tertib sekolah juga termasuk salah satu bentuk dari kenakalan remaja yang kurang baik dalam pribadi peserta didik dalam bertingkah laku disekolah.
Dalam kehidupan sehari-hari, seiring dengan penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan dalam hubungan saling pengaruh antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya, pristiwa bimbingan setiap kali dapat terjadi.Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah-kaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan yang harus diterapkan.
Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling secara khusus bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Adapun tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan.
“Dalam UU No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqka kepada Tuhan
1Yulita Rintyastini,Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama,(Jakarta:Rineka Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
Menurut Larrabe dan Terrs bahwa layanan konseling kelompok mendominasi segenap upaya layanan bimbingan dan konseling. Pada waktu itu dunia dan masyarakat sudah sangat terbuka, lembaga kemasyarakatan, sekolah, dan keluarga
Dengan perkembangan mobilitas dan arus informasi semakin meningkat baik jenis maupun intensitasnya, maka hal itu dapat mengakibatkan semakin banyak ornag memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling yang tepat dalam waktu yang relatif cepat. Jawaban terhadap tantangan tersebut ialah konseling kelompok.Dalam layanan konseling kelompok pendekatan rational emotive behavior therapy dapat mengarahkan para peserta didik yang memiliki masalah prilaku merokok untuk berubah ataupun mengurangi baik sesuai aturan yang ada yang kemudian akan berpengaruh pada perkembangan peserta didik tersebut.
Terkait dengan masalah diatas, dalam konsep rational emotive behavior
therapy,menurut pendapatAlbert Bandura bahwa manusia dapat berfikir dan
mengatur tingkah lakunya sendiri, manusia dna lingkungan saling mempengaruhi dan
fungsi keperibadian melibatkan interaksi satu orang dengan oranglaiDengan katalain, manusia adalah sebagai pribadi dapat mengatur diri sendiri ,dapat
3 Prayitno,Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling diSekolah, (Jakarta: Rineka Cipta,2001),h.67
4 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,2001) ,h.307 mempengaruhitingkah laku dnegan lingkungan, dapat menciptakan lingkungan kognitif dan dapat melihat konsekuensi dari tingkahlaku dirinya sendiri.
Kedudukan layanan bimbingan dan konseling semakin kuat dengan ketentuan konselor sebagai salah satu tenaga kependidikan sebagaiamana tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 8 yaitu:
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,konselor, pamong pelajar, instruktur,fasilitator dan sebutan lain yang sesuai
Ketentuan ini menjadi dasar bagi pelaksanaan ,peran dan fungsi konselor dalam penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana disebutkan juga dalam (UU Nomor
20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1) tentang system pendidikan yaitu: “Pendidikan adalah:”usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya,masyarakat,bangsa dan Negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional yakni guru di sekolah dasar dan menengah, serta dosen di perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39(2) Sisdiknas”.
Dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan cara tertentu sehingga memperoleh pengatahuan, pemahaman dan cara-cara bertingkah laku dengan kebutuhan.Proses pendidikan dapat berssifar formal dan informal.Pendidikan formal pada umumnya diperoleh dari sekolah atau lembaga, sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan.
Peran guru bimbingan dan konseling pada saat ini dalam dunia pendidikan telah nyata dirasakan dalam berbagai layanan yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Namun masih terdapat kendala yang harus diselesaikan dari para gur pendidik , misalnya disekolah masih terdapat peserta didik yang bermasalah dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.Guru bimbingan dan konseling sebagai tenaga pendidik di sekolah sangat dibutuhkan perannya untuk membentuk dan mempersiapkan para peserta didik kedepannya untuk menjadi generasi yang bertanggungg jawab dalam berprilaku.
Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya sejalan dengan tujuan pendidikan, Karena bimbingan dan konseling merupakan bagian dari system pendidikan.Kegiatan bimbingan tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan, sehingganya pelaksanaan bimbingan yang baik akan menjadi salah satu faktot dari kegiatan pendidikan, oleh karena itu setiap sekolah dituntut adanya pelayanan bimbingan .
Di MTs Al-Khairiyah Kaliawi, tidak terlepasa dari prilaku peserta didik yang merokok di lingkungan sekolah. Prilaku merokok adalah masalah yang paling serius dan menonjol yang ada di MTs Al-Khairiyah Kaliawi.Peneliti mengambil 6 sampel dari 40 peserta didik yang yang bisa dikatakan sering melakukan prilaku merokok di lingkungan sekolah setiap bulannya.Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dan dokumentasi di MTs Al-Khairiyah Kaliawi, diketahui data siswa merokok
Tabel 1 Pelanggaran Tata Tertib Sekolah Kategori Merokok Kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi No Nama Merokok di Kantin Merokok di Kelas Merokok di Toilet Jumlah
3
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa peserta didik yang ber prilaku merokok seperti yang dilakukan oleh AS terhitung sebanyak 7 kali, BD 4 kali,MS 5 kali, AD 4 kali,RE 6 kali dan ZA 5 kali rata-rata dilakukan karena ke enam peserta didik ini terpengaruh oleh teman, lingkungan dan sudah menjadi kebiasaan.
31 Sumber:Dokumentasi Absensi Guru Bimbingan Konseling MTs Al-Khairiyah Kaliawi
13
3
15
l
5 Tota
2
2
1
6 ZA
6
5 RE 3 -
1 BD 2 -
7
3
4 AS 4 -
4
1
3 AD 3 -
5
2
1
2
2 MS
4
2
Dalam lingkungan sekolah, konseling kelompok yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang sangat penting dalam mengatasi masalah perilaku merokok yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Prayitno. Layanan konseling kelompok pada dasarnya
Layanan konseling disekolah sangat diperlukan , dengan tujuan agar peserta didik mampu melihat, memahami, menentukan dan memecahkan masalahnya.Dengan bimbingan dan konseling maka peserta didik dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang berbagai alternative, pandangan , pemahaman dalam dirinya. Untuk mengatasi prilaku merokok pada peserta didik ,ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan atau diterapkan salahsatunya yaitu dengan teknik rational emotive
behavior therapy.
Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan konseling skelompok sangat penting dalam membantu penyelesaian masalah prilaku merokok peserta didik. Oleh karena itu, maka dapat dilihat bahwa layanan bimbingan dan konseling harus diberikan kepada peserta didik terutama layanan konseling kelompok dan berbagai bidang lainnya kepada peserta didik.
Bidang bimbingan yang peneliti maksud adalah konseling kelompok, karena dengan adanya konseling kelompok akan membantu peserta didik yang mempunyai masalah ber perilaku merokok dalam kesehariannya terutama disekolah.Meskipun layanan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan tahapan-tahapan yang semestinya. Hal inilah yang menimbulkan ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian di MTs Al-Khairiyah Kaliawi .Oleh karena itu, berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul”Layanan Konseling Kelompok Teknik Rational Emotive Behavior Therapy Dalam Mengatasi Prilaku Merokok Peserta Didik Kelas IXMTs Al-Khairiyah Kaliawi,”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang timbul dalam penelitian ini diidentifilasi adalah :
1. Sudah dilaksanakan layanan konseling kelompok teknik rational emotive
behaviour therapy yang efektif dalam mengatasi prilaku merokok oleh peserta didik kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi.
C. Batasan Masalah
Batasana masalah merupakan permasalahan terhadap pengertian judul.Yang kegunaanya memperjelas pokok permasalahan yang akan dibahas sehingga dapat menghindarkan kesalah pahaman dan memberikan kesimpulan. Adapun masalah yang terdapat di dalam judul”Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Rational Emotive Behaviour TherapyPeserta Didik Kelas IX MTs Al- Khairiyah Kaliawi Tahun Ajaran 2017/2018”
Rumusan masalah yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Rational Emotive
Behaviour Therapy (REBT) Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Peserta Didik Di
Kelasix Mts Al-Khairiyah Kaliawi?
E. Tujan Dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu
hal yang diperoleh setelah penelitian selesaiUntuk Megetahui Penerapan Layanan Konseling Kelompok Pendekatanrational Emotive Behaviour Therapy (REBT) Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Peserta Didik Kelas IX MTS Al-Khairiyah Kaliawi.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pembuktian tentang efektif atau tidaknya pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan
Teknik Rational Emotive Behaviour Therapy dalam mengatasi perilaku merokok peserta didik kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi
2. ManfaatPraktis a. Memberikan sumbangan pemikiran pada guru BK atau calon guru BK dalam meningkatkan penerapan dan perannya dalam pelaksanaan konseling kelompok pada peserta didik.
b. Meningkatkan kajian ilmiah bagi konselor atau calon konselor dalam pengembangan dan pengetahuan penulis dalam menjalankan profesinya.
c. Agar dapat menjadi salah satu sumber bacaan dan masukan untuk peneliti selanjutnya.
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini lebih jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan daintaranya adalah:
1. Ruang lingkup ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling bidang belajar.
2. Ruang lingkup objek Ruang lingkup penelitian ini adalah senbagaimana perilaku merokok dapat diatasi dengan menggunakan bimbingan konseling kelompok Rational
Emotive Behavior Therapy yang dilaksanakn di sekolah.
3. Ruang lingkup Subjektif
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi.
4. Ruang lingkup wilayah dan waktu Ruang lingkup penelitian ini adalah di MTs Al-Khairiyah Kaliawi, tahun ajaran 2017-2018.