MODUL BAHASA INDONESIA SEMESTER II 1718

YAYASAN WIDYA BHAKTI

  SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A 043

  Jl. Merdeka No. 24 Bandung  022. 4214714

  • – Fax.022. 4222587 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.
  • ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En http// MODUL BAHASA INDONESIA Semester II Nama : Kelas/no :

    I. Kompetensi Dasar

      3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.

      4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.

      3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.

      4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengen memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.

      3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.

      4.12 Mengonstruksi permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat secara lisan untuk menemukan esensi dari debat

      3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan)

      4.13 mengungkapkan kembali hal- hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis.

      3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi

      4.14 Mengungkapkan kembali hal- hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis

      3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi

      4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan meupun tulis

      3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi

      4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari puisi yang diperdengarkan atau antologi puisi atau kumpulan puisi dibaca dengan memerhatikan vocal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik, dan tekanan tempo)

      3.17 Menganalisis unsur

      4.17 Menulisi puisi dengan pembangun puisi. memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)

      3.18 Menganalisis isi dari minimal

      4.18 Mempesentasikan replikasi satu buku fiksi dan satu buku isi buku ilmiah yang dibaca dalam nonfiksi yang sudah dibaca. bentuk resensi.

    II. Tujuan Pembelajaran 1.

      Siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, menyampaikan, serta mengonstruksikan teks negosiasi secara lisan atau tulis.

      2. Siswa mampu menentukan masalah untuk sebuah perdebatan, menganalisis struktur dan beragam perdebatan dalam diskusi, mampu berdebat dengan teknik yang benar, serta menuliskan bahan perdebatan dalam makalah.

      3. Siswa mampu memahami teks biografi, mengungkapkan kembali isi teks biografi, menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan teks biografi, serta mampu menceritakan kembali isi teks biografi.

      4. Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik puisi, membacakan puisi dengan baik, menganalisis puisi serta menulis puisi.

      5. Siswa mampu menganalisis buku fiksi dan nonfiksi, serta mampu menulis resensi buku ilmiah popular.

    III. Materi A. Apa itu negosiasi?

       Negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama antara beberapa pihak yang memiliki keinginan berbeda.

       Negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati oleh dua pihak atau lebih untuk mencukupi kepuasan pihak-pihak yang berkepentingan.

       Pada umumnya berbentuk komunikasi langsung, menggunakan bahasa lisan, didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam komunikasi tertulis, negosiasi dinyatakan dalam bentuk surat, misalnya surat penawaran dan surat permintaan barang.

      TEKS NEGOSIASI

    B. Ciri-ciri kegiatan negosiasi:  Melibatkan dua pihak atau lebih.

       Mengandung konflik, pertentangan, ataupun perselisihan.  Menyelesaikannya melalui tawar-menawar atau tukar-menukar.  Menyangkut suatu rencana, program, suatu keinginan, atau sesuatu yang belum terjadi.

       Berujung pada dua hal, sepakat atau tidak sepakat.

    C. Kaidah Teks Negosiasi

      Kalimat dialogis

    • Percakapan dua orang atau lebih

      Kalimat santun, persuasif

    • harap, minta, mudah-mudahan

      Kalimat bersyarat

    • jika, seandainya

      Kalimat Kausalitas

    • sebab, karena, sehingga

    D. Struktur Teks Negosiasi

    • Pengenalan awal/perbincangan Orientasi awal

      Pengajuan •Permintaan salah satu pihak

    • Terjadinya tawar

      Penawaran menawar

    • kondisi saling menguntungkan, dan

      Persetujuan menyamakan presepsi A.

      Menentukan Masalah untuk Suatu Perdebatan 1. Pengertian Masalah dan Debat  Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk diskusi adalah sebagai berikut.

      a.

      Menarik para peserta

    • Suatu masalah akan menarik peserta apabila:

      Bermanfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat Mengandung banyak perdebatan Aktual, sedang hangat diperbincangkan.

      b.

      Sesuai dengan pengetahuan peserta c. Memiliki kejelasan

      DEBAT

    • Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya maupun ruang lingkupnya. Masalah yang terlalu kompleks dan terlalu luas dapat menyebabkan arena diskusi menjadi tidak berujung, mengambang, dan bertele-tele.

      d. Sesuai dengan waktu dan situasi

    • Untuk memperoleh pemecahan masalah yang baik, hendaknya masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang tersedia.

    2. Sumber-sumber Permasalahan untuk Perdebatan dalam Diskusi

      Sumber masalah debat dapat berasal dari:

    • Hasil observasi terhadap lingkungan sekitar
    • Ajuan peserta itu sendiri
    • Menemukannya dari buku, majalah, jurnal,surat kabar, ataupun internet. Dalam berdebat, peserta harus berbicara dengan jelas, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, harus tampil percaya diri, dan jawaban yang disampaikan harus relevan dengan pertanyaan.

      B.

      Menganalisis Struktur dan Beragam Perdebatan dalam Diskusi 1. Struktur Debat

      Pengenalan masalah

       Menyangkut kepentingan banyak pihak

       Sesuatu yang penting untuk didiskusikan 

      Penyampaian argumen

       Ditinjau dari berbagai sudut pandang

       Melibatkan pihak yang pro dan kontra 

      Kesimpulan

       Berupa kompromi

       Menarik kesimpulan Dalam berdebat, diperlukan suatu keahlian tertentu, yaitu:

      St ruk tu r D e ba t Pengenalan masalah Penyampaian argumen Kesimpulan

       Kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan setiap pendapat  Kemampuan untuk menghargai setiap orang, terlepas dari benar salahnya pendapat itu  Kemampuan untuk meramu pendapat-pendapat yang ada sehingga menjadi satu rumusan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

    2. Beragam Tanggapan Perdebatan dalam Diskusi

      a) Pertanyaan  harus disampaikan setelah mendapat kesempatan dari moderator.

      b) Dukungan  setuju dan tidak setuju

      c) Sanggahan  disampaikan ketika ada pernyataan pemakalah yang bertentangan atau kita tidak setuju dengan uraian peserta diskusi lain. Sanggahan harus disampaikan dengan pilihan kata yang tepat.

      d) Kritik  disebut juga celaan atau kecaman. Kritik yang baik harus disertai alasan yang jelas dan meyakinkan.

      C.

      Berdebat dengan Teknik yang Benar 1)

      Kelogisan Berargumen dan Kejelasan Fakta 2)

      Kesantunan dan Keefektifan Berbahasa

    a) Kesantunan

    • Pendapat Anda kurang tepat bukan pendapat Anda salah
    • Sebaiknya dikoreksi bukan harus diulang
    • Keliru bukan ngawur
    • Susah dipahami bukan tidak logis
    • Tidak satu pemikiran bukan tidak setuju

      b) Keefektifan kalimat

    • Harus memiliki subjek dan predikat
    • Tidak boleh hanya berupa anak kalimat

      Pilihan kata harus tepat

    • Pesan yang dikandung harus jelas
    • c)

      Kelancaran Berbahasa

      d) Intonasi

      e) Ekspresi D. Menuliskan Bahan Perdebatan ke dalam Makalah

       Sistematika makalah

      a) Pendahuluan

      Latar belakang masalah

    • Rumusan masalah
    • Prosedur pemecahan masalah
    • Manfaat pemecahan masalah
    • b)

      Pembahasan 

      Memuat uraian tentang kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.

      c) Kesimpulan

       Dalam bagian ini, kesimpulan berupa makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuat pada bagian pembahasan. Dalam mengambil kesimpulan, penulis makalah harus mengacu kembali pada bagian permasalahan yang diajukan pada bagian pendahuluan. Jangan lupa sertakan daftar pustaka.

    E. Kaidah Kebahasaan Debat

       Menggunakan ragam bahasa ilmiah 

      Tujuannya adalah menghindari kesalahan dalam menafsirkan argumen yang diajukan oleh setiap orang dalam tim debat. 

      Ciri ragam bahasa ilmiah adalah:

        Penggunaan kata teknis  Penggunaan kalimat pendukung atau penolakan  Penanda kohesi leksikal dan gramatikal  Penggunaan modalitas F. Mari berlatih

      Bahasa yang

      Buatlah kelompoh debat, lalu diskusikanlah pilihan tema debat yang telah ditentukan oleh guru kalian!

      

    CERITA ULANG

    BIOGRAFI

       Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan panjang lebar dalam bentuk buku.

       Autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.

    STRUKTUR TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI

       Dalam menulis teks cerita ulang biografi, hal-hal dasar seperti nama,

      tempat, dan tanggal lahir menjadi informasi dasar. Berikutnya adalah informasi mengenai riwayat keluarganya.

       Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang terlibat pada peristiwa lampau. Pronomina atau dikenal juga dengan kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan tersebut terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan

    • –nya.

      Selain pronomina yang digunakan untuk penyebutan berikutnya, seperti

    • –nya (pronomina orang ketiga tunggal) tersebut, dalam teks cerita ulang biografi terdapat juga pengacuan. Pengacuan merupakan
    alat kohesi yang baik karena dapat menghindari pengulangan kata yang sama terus-menerus. 

      Dalam menguraikan urutan peristiwa dalam teks cerita ulang biografi, akan menjumpai kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat. Seperti dalam kalimat Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan, kata yang digarisbawahi menunjukkan telah terjadi sebuah peristiwa pada 18 Juli 1918, yakni kelahiran Rolihlahla Mandela yang berlangsung di Umtata, Afrika Selatan. Peristiwa yang terjadi berikutnya: Dia bergabung dengan Liga Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1944. Dari potongan kalimat itu tergambar pula sebuah peristiwa bergabungnya Mandela pada 1944 dengan Liga Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC). 

      Dalam teks cerita ulang biografi, akan banyak ditemui kata kerja

      (verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata

      yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya, Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran). 

      Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat. Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu, konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat, misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu. 

      Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal). 

      Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur: subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.

       Kaidah Kebahasaan:

      Penggunaan kata ganti pronomina Penggunaan kata kerja tindakan Penggunaan kata deskriptif Penggunaan kata kerja pasif Penggunaan kata kerja mental penggunaan kata sambung, kata depan, konjungsi temporal

       Contoh struktur teks cerita ulang

      Struktur teks Kalimat dalam teks

      Orientasi Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan.

      Dia anak dari seorang kepala suku. Nama Rolihlala kadang diartikan sebagai ‘pembuat onar’, sementara nama Nelson baru kemudian ditambahkan oleh guru sekolah dasarnya yang membayangkan suatu kemegahan kerajaan pada nama itu. Masa kecil Mandela cukup damai, dia banyak menghabiskan waktu menggembala atau melakukan kesibukan pedesaan yang lain. Ketika ayahnya meninggal, dia diurus oleh seorang sanak keluarganya yang menjadi bupati. Wanita yang pernah mendampingi hidupnya ada beberapa orang, yaitu Evelyn Mase (cerai 1957), Nkosikazi Nomzamo Madikizela atau Winnie Mandela (cerai 1996), dan Graca Machel-Mandela (menikah 1998).

      Urutan Nelson Mandela pernah mengenyam pendidikan di peristiwa College of Fort hidup tokoh Hare, University of South Africa, dan University of

      Witwaterrand, Tahap I Johannesburg. Keterlibatannya dalam politik dimulai saat dia keluar dari sekolah College of Fort Hare. Dia mulai melibatkan diri dalam aksi protes mahasiswa menentang tatanan politik yang menempatkan orang kulit putih lebih tinggi dari orang kulit hitam. Keterlibatan inilah yang kemudian menentukan jalan panjang yang harus ditempuhnya dalam memperjuangkan persamaan hak bagi mayoritas orang kulit hitam di Afrika Selatan. Urutan Mandela kemudian magang pada sebuah biro hukum. peristiwa Kariernya dalam bidang hukum berlanjut hingga dia bisa hidup tokoh menjadi pengacara yang cukup sukses. Namun, selama bertahun-tahun kemudian dia menyaksikan bagaimana

      Tahap II politik apartheid (politik diskriminasi warna kulit) sangat tidak manusiawi. Hanya karena berkulit hitam orang bisa kehilangan status sebagai manusia. Mandela meneguhkan hatinya untuk melawan semua ini. Dia rela meninggalkan kehidupan desa yang damai, bahkan kariernya sebagai pengacara, untuk memasuki masa depan yang penuh pengorbanan dan penderitaan. Urutan Harapan Mandela untuk berhasil sangatlah kecil karena peristiwa selama berabad-abad pemerintah kolonial telah hidup tokoh mengonsentrasikan semua kekuasaan politik dan militer, akses pendidikan, dan sebagian besar kekayaan di Tahap III tangan minoritas kulit putih. Kondisi yang mendukung keberhasilan revolusi hampir tidak ada sama sekali.

      Rakyat banyak telah dijinakkan dalam kepatuhan, wilayah geografis yang luas merintangi komunikasi dan mobilitas, sementara perang antar-ras bukan suatu pilihan yang realistis, bahkan bisa menghebohkan. Urutan Dalam situasi semacam itu, Mandela memilih jalan tanpa peristiwa kekerasan sebagai strategi. Dia bergabung dengan Liga hidup tokoh Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika

      (ANC) pada 1944. Dia mengambil bagian dalam program Tahap IV perlawanan pasif untuk menentang aturan agar orang kulit hitam membawa pas jalan dan membuat mereka tetap dalam posisi budak terus-menerus. Urutan Pemerintah kemudian menggelar peradilan besar- peristiwa besaran terhadap hidup tokoh para “pengkhianat”, Mandela termasuk di antaranya.

      Namun, pada Tahap V 1961 semua itu berakhir dengan pembebasan ke-156 tertuduh. Kemudian, Afrika Selatan “bergolak” karena pembantaian para demonstran kulit hitam di Sharpeville pada Maret 1960. Akan tetapi, Pemerintah tetap konsisten menghantam oposisi: sebagian besar gerakan pembebasan, termasuk ANC, dilarang. Mandela yang telah meraih reputasi sebagai pemimpin orang kulit hitam, berjuang di bawah tanah selama lebih dari setahun dan bepergian ke luar negeri untuk mencari dukungan bagi ANC. Urutan Ketika Mandela kembali, dia ditahan dan dikirim ke peristiwa penjara Robben hidup tokoh Island selama lima tahun. Namun, dia tetap kukuh,

      “Sepanjang hidup saya, saya mendedikasikan diri pada Tahap VI perjuangan rakyat Afrika. Saya telah berjuang menentang dominasi kulit putih, dan telah berjuang melawan dominasi kulit hitam. Saya mengharapkan demokrasi dan masyarakat bebas yang ideal, memperlihatkan bahwa setiap orang hidup bersama dalam harmoni dan mendapat kesempatan yang sama.

      Hal itulah yang ingin saya hidupkan dan saya capai. Jika perlu, u ntuk itu saya siap mati.”

      PUISI Puisi adalah bentuk karya sastra yang terkikat oleh rima, ritma, atau

      pun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi berdasarkan periodisasinya dibedakan menjadi 2, puisi lama dan puisi baru.

      Puisi Lama Puisi Puisi Baru

      A. Puisi Lama Puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait, persajakan (rima), dan irama.

      Jenis-jenis puisi lama:

      1. Mantra

    • kekuatan gaib. contoh mantra:

      Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki

      Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu

      2. Pantun

    • berarti ’bagai’, ’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’.

      Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun

    • a) Bersajak a-b-a-b b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

      Ciri-ciri pantun:

      c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

      d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.

      Pohon anggur di tepi pagar Besar dahannya tergolong sedang Jangan malas untuk belajar Agar prestasi semakin gemilang

      Jika buah anggur mulai matang Banyak anak yang memetinya

      Jika malas, orangtua meradang Tinggal kelas tentu jadi akibatnya

      3. Seloka Seloka adalah pantun berkait.

    • Ciri-ciri seloka:
    • a) Bersajak a-b-a-b.

      b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

      c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

      d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.

      e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan 3 pada bait kedua.

      Pohon anggur di tepi pagar Besar dahannya tergolong sedang Jangan malas untuk belajar Agar prestasi semakin gemilang

      Besar dahannya tergolong sedang Meski tak sebesar kepalan tangan Agar prestasi semakin gemilang Cita-cita pun tak berhenti di angan

      4. Karmina Karmina adalah pantun kilat.

    • Ciri-ciri karmina:
    • a) Tiap bait terdiri dari 2 baris, baris 1 berupa sampiran dan baris 2 berupa isi.
    b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata c) Tiap baris, isinya saling berlawanan.

      d) Bersajak a-a.

      Dahulu parang, sekarang besi Dahulu sayang, sekarang benci

    5. Gurindam

    • ’perhiasan’ atau ’bunga’.

      Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti

    • a) Tiap bait terdiri dari 2 baris.

      Ciri-ciri gurindam:

      b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

      c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat.

      d) Bersajak a-a.

      Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat Barang siapa tinggalkan sembahyang Bagai rumah tiada bertiang

      Jika suami tiada berhati lurus Istri pun kelak menjadi kurus

      6. Syair Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab yang artinya ’perasaan’.

    • Syair berisi kisah perjalanan hidup atau ungkapan isi hati.
    • a) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

      Ciri-ciri syair:

      b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

      c) Bersajak a-a-a-a.

      d) tidak memiliki sampiran (semuanya isi)

      Suatu kisah di sebuah istana Hiduplah seorang maharaja Beliau sangat bijaksana Terkenal hingga ke mana-mana

      7. Talibun

    • merupakan alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti percintaan, berolok-olok atau berkelakar.

      Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun

    • a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap.

      Ciri-ciri talibun:

      b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

      c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga baris berupa isi.

      d) bersajak a-b-c

      Jalan-jalan sore memang seru Tidak lupa singgah di taman Duduk di rumput tanpa alas

      Jika punya teman baru Teman lama jangan dilupakan Agar pertemanan makin luas

    B. Puisi Baru

      Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

    1. Puisi baru menurut isinya dibedakan atas:

      a. Balada

    • mengharukan.

      Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang

      Modal Nekad Terus berusaha tanpa henti Walau hanya di beri recehan Namun tak membuat Patah Semangat (Balada Pengamen)

      b. Himne

    • pahlawan.

      Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau

      Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku

      Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati.

      (Saini S.K)

      c. Ode

    • peristiwa yangg dimuliakan.

      Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau

      Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Generasi Sekarang, karya Asmara Hadi)

      d. Epigram

    • Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

      Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas. (Iqbal)

      e. Romansa (Romance)

    • kasih/kasih sayang.

      Romansa (romance) adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta

      Cinta akan terasa bahagia Bila kita selalu bersama Cinta tak kan indah Bila kita jauh terpisah Cinta akan abadi Bila kita saling berbagi Cinta akan sejati Bila kita saling mengerti

      (Arti Cinta)

      f. Elegi Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

    • Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

      Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap (Senja di Pelabuhan Kecil, karya Chairil Anwar)

    g. Satire Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik/ejekan.

    • Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

      (Rendra)

    2. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan atas:

      a. Distikon Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris.

    • Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)

      b. Terzina

    • Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah’gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari

      Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris.

      Mewarna bagaikan sari (Dari ; Madah Kelana, karya Sanusi Pane) c. Kuantrain (Quatrain)

    • baris.

      Kuantrain (quantrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat

      Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala) d. Kuint (Quint) Kuint (quint) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari lima baris.

    • Hanya Kepada Tuan Satu-satu perasaan Hanya dapat saya katakan Kepada tuan Yang pernah merasakan

      Satu-satu kegelisahan Yang saya serahkan Hanya dapat saya kisahkan Kepada tuan Yang pernah diresah gelisahkan Satu-satu kenyataan Yang bisa dirasakan Hanya dapat saya nyatakan Kepada tuan Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank) e. Sektet

    • Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.

      Merindu Bagia Jika hari’lah tengah malam Angin berhenti dari bernafas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih) f. Septima (Septime)

    • baris.

      Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh

      Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya

      Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Indonesia Tumpah Darahku, karya Muhammad Yamin)

      g. Stanza/Oktaf Stanza/oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris.

    • Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang

      Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Awan, karya Sanusi Pane)

      h. Soneta Soneta adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat belas baris.

    • Soneta terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 kuantrain (quatrain) dan 2 terzina.

      Perasaan siapa ta ‘kan nyala Melihat anak berelagu dendang Seorang saja di tengah padang Tiada berbaju buka kepala Beginilah nasib anak gembala Berteduh di bawah kayu nan rindang Semenjak pagi meninggalkan kandang Pulang ke rumah di senja kala Jauh sedikit sesayup sampai Terdengar olehku bunyi serunai

      Melagukan alam nan molek permai Wahai gembala di segara hijau Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau Maulah aku menurutkan dikau (Gembala, karya Muhammad Yamin)

      C. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi

      Poetry reading  Ciri khas gaya ini adalah membawa teks puisi. Posisinya dapat dilakukan dengan cara berdiri, duduk, dan kombinasi gerak berdiri dan duduk. Deklamatoris

       Gaya membaca puisi ini tidak membawa teks puisi, dan harus dihafalkan terlebih dahulu. Teatrikal

       Ketika memilih gaya membaca puisi ini, Anda harus melakukannya dengan total, mulai dari ekspresi, kostum, properti, setting, musik.

      D. UNSUR-UNSUR PUISI Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.

    1. Struktur fisik puisi, meliputi:

      a. Perwajahan Puisi (Tipografi)

    • Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.

      b. Diksi/Pemadatan Kata/Pilihan Kata

    • Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata tetapi dapat
    mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.

      c. Citraan (Pengimajian)

    • penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati), citraan pengecapan, dan citraan penciuman.

      Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan

      d. Kata Konkret Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi.

    • Dengan penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis (terkait dengan citraan).

      e. Gaya Bahasa

    • Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk mengatakan sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung makna yang dimaksud. Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan majas.

      f. Rima/Irama

    • dan akhir baris puisi. Rima mencakup:

      Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,

      1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), 2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya. 3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

    2. Struktur batin puisi, meliputi:

      a. Tema/Makna (Sense)

    • tema ada di dalam keseluruhan puisi. Tema merupakan respon penyair terhadap kenyataan sosial, ekonomi, maupun budaya di masyarakat.

      Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis. Secara tersirat,

      b. Perasaan (Feeling)

    • Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya dapat berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang (atau suatu hal) sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.

      c. Nada (Tone) dan Suasana

    • menggurui,menyindir, memuji, mengejek, dan lain-lain). Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.

      Nada adalah sikap penyair/penulis terhadap sesuatu (bersikap

      d. Amanat/tujuan/maksud (itention) Pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

    MENULIS RESENSI

    • tentang kelebihan dan kelemahan suaru buku. Objeknya dapat berupa buku ilmiah populer, film, pementasan drama, album lagu.

      Resensi buku adalah teks berupa ulasan atau komentar mendalam

      Buku Nonfiksi Fiksi Berdasarkan Faktual Objektif imajinasi

      

    Secara garis besar, buku (bacaan) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    a.

      Buku fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama, hikayat, anekdot. Buku-buku tersebut merupakan hasil imajinasi penulisnya dan tidak menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya.

      b.

      Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah popular, atau biografi.

      Buku-buku tersebut menggunakan fakta-fakta atau pendapat penulis yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan (objektif).

      Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam penilaian buku (resensi ) adalah:

       Identitas buku (judul, penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku, harga)  Latar belakang buku (bisa dari pengarang, ataupun badan mana yang telah menerbitkan buku tersebut)  Jenis buku (roman/komedi/biografi/novel/dsb)  Ringkasan/sinopsis/garis besar isi buku  Keunggulan buku  Kelemahan buku  Saran bagi pembaca.

      Mari Berlatih

      1) Bacalah sebuah buku nonfiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!

      2) Bacalah sebuah buku fiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!

      

    DAFTAR PUSTAKA

    Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.

      Jakarta. Erlangga. Mulyadi, Yadi. 2016. Bahasa Indonesia untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

      KBBI Online

    .Pradopo, Rahmat Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta : Gramedia.

    • . 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

      

    Sukarworo, Ign, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X.

      Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama. Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern 2. Jakarta : Pustaka Jaya.