Kawasan dan Bidang Garapan Teknologi Pembelajaran

Pemanfaatan Media.

Pemanfaatan Media adalah penggunaan penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.

Difusi Inovasi

Difusi inovasi adalah proses berkomunikasi melalui srategi terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi adalah pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.

Implementasi dan Pelembagaan

Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan sesungguhnya. Sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.

Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.

Bidang teknologi pembelajaran telah ikut berjasa dalam penentuaan kebijakan tentang televise pembelajaran dan televise masyarakat, hukum, hak cipta, standar peralatan dan program, serta pembentukan unit administrasi yang mendukung Teknologi Pembelajaran

4. Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan :

a. Pengelolaan proyek

Pengelolaan proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain.

b. Pengelolaan Sumber

Pengeloan sumber mencakup perencanaan,pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting karena mengatur pengendalian akses.

c. Pengelolaan sistem penyampaian

Pengelolaan system penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan… Hal tersebut merupakan suatu gabungan

medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington dan Haris, 1986 : 47).

d. Pengelolaan informasi

Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.

5. Kawasan Penilaian

Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, penilaian proyek, dan penilaian produk. Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk merancang pembelajaran, seperti halnya penilaian formatif dan penilaian sumatif.

Dalam kawasan penilaian terdapat empat subkawasan, yaitu :

a. Analisis masalah

Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.

b. Pengukuran Acuan Patokan (PAP)

Pengukuran Acuan Patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Pengukuran Acuan Patokan, yang sering berupa tes, juga dapat disebut acuan-isi, acuan-tujuan, atau acuan-kawasan. Sebab criteria tentang cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh pemelajar telah mencapai tujuan. PAP memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan.

c. Penilaian Formatif dan Sumatif

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informs tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.

C. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Pembelajaran memiliki lima kawasan yaitu : kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan, kawasan pengelolaan dan kawasan penilaian. Kelima kawasan Teknologi Pembelajaran menunjukkan keragaman dari bidang. Disamping itu, kawasan-kawasan tersebut merupakan kesatuan yang kompleks.

A. Konsep Teknologi Pendidikan

1.1 Konsep Teknologi

Paradigma yang dikemukakan tentang Teknologi pada kajian Teknologi Pendidikan tidak mengambil konsep bahwa teknologi adalah suatu mesin atau sekedar alat membantu melakukan sesuatu. Finn menyatakan “selain diartikan sebagai mesin, teknologi dapat mencakup proses, system, manajemen, dan mekanisme pantauan;baik manusia itu sendiri atau bukan, serta….secara luas, cara

pandang terhadap masalgh berikut lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis”. Teknologi dapat

mengkatalisasi berbagai perubahan lain dalam isi, metode, dan semua kualitas proses mengajar dan belajar, sebagian kebanyakan mencetuskan berubahnya cara dari pengajar yang mengendalikan pembelajaran dan terhadap konstruktivis, orientasi mengkatalisasi berbagai perubahan lain dalam isi, metode, dan semua kualitas proses mengajar dan belajar, sebagian kebanyakan mencetuskan berubahnya cara dari pengajar yang mengendalikan pembelajaran dan terhadap konstruktivis, orientasi

produk seperti computer, satelit, dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat diatas konsep teknologi daapat disimpulkan merupakan

suatu teknik atau proses, penerapan pengetahuan, tidak sekedar penggunaan mesin dalam rangka memcahkan masalah yang efektif dan efisien.

1.2 Konsep Teknologi Pendidikan

Definisi awal Teknologi Pendidikan adalah komunikasi audiovisual. Ely (1963) mengemukakan “Audiovisual communication is that branch of educational theory

and practice primarily concerned with the design and use of messages, which control the learning process.”Audiovisual adalah cabang teori pendidikan dan

praktik utama terfokus dengan perancangan dan penggunaan pesan, dimana mengatur proses pembelajaran. Konsep ini umumnya memandang Teknologi Pendidikan sebagai sinonim dengan pengajaran dan komunikasi audiovisual. Dari AECT Komite Definisi (1972) “Educational Technology is a field involved in the facilitation of human learning through the systematic identification, development, organization, and utilization of learning resources and through the management of these processes ” (AECT 1972).

Teknologi pendidikan adalah bidang garapan yang dilibatkan dalam memfasilitas belajar manusia melalui indentifikasi sistematis, pengembangan, oraganiasai dan penggunaan sumber belajar dan melalui manajemen dalam prosesnya. Mitchele (1972) menjelaskan Teknologi pendidikan “suatu studi praktek tentang (dalam hal pendidikan) dengan semua aspek organisasi dan potensinya untuk diikuti hasil pendidikan” (Luppicini,

R. 2005). Selanjuutnya rumusan pada tahun 1977

Educational technology is a complex and integrated process, involving people, procedures, ideas, devices, and organization for analyzing problems and devising, implementing, evaluating, and managing solutions to those problems, involved in all aspects of human learning (AECT 1977, Luppicini, R. 2005 ).

Teknologi Pendidikan adalah proses yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, peralatan, dan organisasi untuk megnanalisis dan mengolah masalah, kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemeahan masalah pada situasi dimana proses belajar terarah dan terpantau.

Tahun 1994 AECT mengeluarkan definisi lagi yang ditulis oleh Seels dan Richey dalam buku Instructional technology: The definition and domains of the field.

Menyebutkan “instructional technology is the thory and practice of design, development, utilization, management, and evaluastion of process and resources for learning ”. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dari perancangan pengembangan, pemanfaatan, manajen dan evaluasi pada proses dan sumber untuk belajar.

Definisi terbaru pada tahun 2004 dikeluarkan lagi oleh AECT Instructional Technology yaitu “the study and ethical practice of facilitating learning and improving

performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources ” (AECT, 2004). Konsep definisi versi AECT 2004 Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) dan meningkatkan kinerja. Definisi pada tahun 2008 juga masih sama yang dikeluarkan oleh AECT pada tahun 2004 yang dikemukakan oleh Januszewski, & M. Molenda pada buku Definition. In A. Januszewski, & M. Molenda (Eds.), Educational Technology: A Definition with Commentary .

Konsepsi teknologi pendidikan telah berkembang sepanjang bidang dimiliki, dan mereka terus berkembang. Oleh karena itu konsepsi hari ini adalah satu sementara, Konsepsi teknologi pendidikan telah berkembang sepanjang bidang dimiliki, dan mereka terus berkembang. Oleh karena itu konsepsi hari ini adalah satu sementara,

B. Kawasan Bidang Garapan Teknologi Pendidikan

2.1 Peran Kawasan

Association for Educational Communications and Technology (AECT) mendefiniskan 5 domaian Teknologi Pembelajaran yaitu design, development, utilization, management, and evaluation . Pada tiap domain juga terdiri dari beberapa sub domain. Kawasan dari Teknologi Pendidikan membagi banyak kesamaan perjungan dalam mendefinisikan nya dan memperkuat landasanya, sebagaimana keilmuan social lainnya dan aplikasi keilmuan social (Luppicini, 2005). Definisi yang diikuti Luppicini (2005) tentang konsep kawasan Teknologi Pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk (1) merancang, menembangkan, dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran, dan (2) pedoman agen perubahan dan perubahan sistem perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam social.

Secara serempak dan dalam meliputi cara, suatu kawasan professional baru menjadi suatu bidang pengetahuan baru (atau displin profesional ) yang digabungkan. Fungsi suatu kawasan mencakup teori dan praktek dan untuk mengidentifikasi tugas- tugas para penyelenggara teknolog pembelajaran. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen (Seels dan Richey, 1994).

Dalam perkembangan terkahir, teknologi pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan, Dalam perkembangan terkahir, teknologi pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan,

 Teori dan praktik

 Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian

 Proses, sumber dan sistem

 Untuk Belajar

2.2 Hubungan Antar Kawasan

Kawasan Teknologi Pembelajaran merupakan rangkungan tengan wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan. Para peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan, atau menjadi praktisi disemua kawasan. Meskipun para peneliti tersebut dapat menfokuskan diri pada satu kawasan atau cakupan dalam kawasan tersebut, mereka menarik manfaat teori dan praktik dari kawasan yang lain. Hubungan antar kawsan bersifat senergistik (Seel dan Richey, 1994)

2.3 Kawasan Teknologi Pembelajaran

2.3.1 Desain

Desain didefinisikan sebagai “penetapan kondisi untuk belajar” (Seel dan Richey, pembelajaran, dan karakteristik pembelajar. Teori desain sepenuhnya dikembangkan dibandingkan bidang yang lainnya yang mempunyai keyakinan besar sejak praktek 1994). Desain adalah fungsi perencanaan ketika strategi ditentukan. Perencanaan mempengaruhi seluruh proses desain instrucsional., bentuk fisik pesan, strategi tradisional dibentuk berdasarkan pengetahuannya sendiri. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program Desain didefinisikan sebagai “penetapan kondisi untuk belajar” (Seel dan Richey, pembelajaran, dan karakteristik pembelajar. Teori desain sepenuhnya dikembangkan dibandingkan bidang yang lainnya yang mempunyai keyakinan besar sejak praktek 1994). Desain adalah fungsi perencanaan ketika strategi ditentukan. Perencanaan mempengaruhi seluruh proses desain instrucsional., bentuk fisik pesan, strategi tradisional dibentuk berdasarkan pengetahuannya sendiri. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program

 Desain Sistem Pembelajaran (ISD) : Kata Desain mempunyai dua makna yaitu

tingkat makro dan tingkat mikro yang keduanya menunjukkan pendekatan system dan langkah pada pendekatan system. Dalam terminology sederhana, analisanya adalah proses pada definisi apa yang harus dipelajari; desain adalah proses bagaimana mengkhusukan bagaimana dipelajari; dikembangkan adalah proses memenulis dan produksi materi pembelajaran, mengimplementasi penggunaan materi dan strategi dalam konten yang actual dan mengevaluasi proses penentuan kecukupan materi. ISD secara umum merupakan prosedur linier dan berulang- ulang dimana permintaan seksama dan konsisten. Karakter proses pada semua langkah harus di lengkapa dalam hal untuk melayani sebagai pemeriksaaan dan keseimbangan satu sama lain. PAda ISD proses sangat penting sama seperti produk karena kepercayaan produk berlandasakan pada proses.

 Desain Pesan : Grabowski (1991) Menurut “termasuk perencanaa/manipulasi dari bentuk fisik pada pesan dimana termasuk komunikasi antara pengirim dan penerima. ” (Seels& Richey, 1994). Fleming and Levie (1993) batasan pesan pada pola-pola atau tanda-tanda atau symbol yang memodifikasi kognitif, afektif, atau perilaku psikomotor. Desain Pesan cocok dengan kebanyakan tingkat micro melalui unit kecil seperti visual, urutan-urutan, halaman dan layar individu. Karakter lain rancangan pesan adalah rangangan yang dirancang harus dikhususkan pada media dan tugas pembelajaran. Ini artinya prinsip desain pesan akan berbeda tergantung apakah media statis, dymanis, atau kombinasi dari keduanya (foto, film atau gambar computer) dan apakah tugas termasu konsep atau formasi sikap, keahlian atau pengembangan strategi pembelajaran atau penghafalan (Fleming,1987; Fleming and Levie, 1993, Seel&Richey, 1994).

 Strategi Pembelajaran: adalah pengkhususan untuk pemilihan dan uruta-urutan

kejadian dan aktivitas dalam satu pelajaran. Perancang menggunakan teori strategi pembelajaran atau komponen sebagai prinsip pembelajaran, karakteristik; strategi pembelajaran beriteraksi dengan situasi pembelajaran. Situasi pembelajaran biasana menjelaskan model pembelajaran. Model pembelajaran dan strategi pembelajaran membutuhakn implementasi perbedaan model tergantung pada situasi waktu, isi yang alami dan jenis keinginan belajar (Joyce and Weil, 1972; Merrill, Tennyson, and Poscy, 1992; Reigeluth, 1987a, Seel&Richey, 1994).

 Karakteristik Pembelajar : merupakan yang menjadi permukaan pengalaman

dasar pelajar yang berdampak pada efektifitas proses pembelajaran. Penelitian pada karakteristik pebelajara biasanya penelitian berlebihan pada strategi pembelajaran, tapi diselesaikan untuk perbedaan tujuan: untuk menjelaskan permukaan pada pelajar yang membutuhkan perhitungan untuk desain. Untuk itu karakteristik pembelajaran, berdampak pada komponen studi pembelajaran dibawan strategi pembelajaran.

2.3.2 Pengembangan

Pengembangan didefinisikan sebagai “mengartikan kekhususan desain kedalam bentuk fisik”. Pada proses pengembangan, teknologi pembelajaran memproduksi item yang dipilih dalam dokumentasi desain. Produk tersebut mungkin berupa, cetakm audio atau materi visual, dari sumber berbasis komuter, atau produk yang memasukkan beberapa perbedaan media berbasis computer. Cabang bidang development adalah dalam area produksi media, dan melalu tahun perubahan kapabilitas media membawa pada perubahan domain. Meskipun perkembangan teksbook dan tambahan pembelajaran lain mendahului film, timbulnya dilm menjadi pusat utama pertama dalam kemajuan pergerakan audio visual pada era modern Teknologi Pembelajaran. Pada dasarnya, domain perkembangan dapat dijelaskan dengan:

 the message which is content driven;

 the instructional strategy which is theory driven; and  the physical manifestation of the technology —the hardware, software and

instructional materials.

Berikut sub domain dari Pengembangan ;  Teknologi Cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan materi

seperti materi stars visual, mesin dasar melali atau proses pencetakan fotografi. Subkategori ini termasuk huruf, gafis, dan fotografi, disajikan dan dibuat ulang. Materi cetak dan visual termasuk terdasar dan menembus teknologi. Dua komponen pda teknologi ini adalah materi text verbal dan materi visual.

 Teknologi Audio/Visual adalah cara memproduksi atau menyampaikan materi

menggunakan mesin elektrik untuk menyajikan pesan audio dan visual Pembelajaran Audiovisual adalah karakteristik yang paling nyata dengan menggunakan perangkat keras dalam proses mengajar. Pembelajaran Audiovisual didefinisikan sebagai produk dan pemanfaatan materi yang termasuk pembelajaran melalui melihat dan mendengar dan yang tidak tergantung secara eksklusif pada pemahaman kata atau symbol yang sama lainnya. Biasanya, materi projek teknologi audiovisual, seperti film, slide dan tranparasi.

 Teknologi Berbasis Komputer adalah salah satu cara menyampaikan amteri

menggunakan micorprosesor sebagai sumber dasar. CBT berbeda dengan teknologi lainnya karena informasi tersimpan secara elektronik dalam bentuk data digital dibandingkan dengan cetak atau cisual. Pda dasarnya, CBT menggunakan tamplan layar untuk menyajikan informasi pada siswa. Berbagai jenis aplikasi computer biasanya disebut (CBI), computer-based instruction (CBI), computer- assisted instruction (CAI) or computer-managed instruction (CMI). Merupakan aplikasi kang dikembangkan sejalan dengan teori beharior dan program pembelajaran, tapi saat ini lebih mencerminkan teori berbasis kognitif (Jonassen, 1988) khusunya untuk 4 aplikasi specifically, CBI. Aplikasinya adalah, tutorial, menggunakan micorprosesor sebagai sumber dasar. CBT berbeda dengan teknologi lainnya karena informasi tersimpan secara elektronik dalam bentuk data digital dibandingkan dengan cetak atau cisual. Pda dasarnya, CBT menggunakan tamplan layar untuk menyajikan informasi pada siswa. Berbagai jenis aplikasi computer biasanya disebut (CBI), computer-based instruction (CBI), computer- assisted instruction (CAI) or computer-managed instruction (CMI). Merupakan aplikasi kang dikembangkan sejalan dengan teori beharior dan program pembelajaran, tapi saat ini lebih mencerminkan teori berbasis kognitif (Jonassen, 1988) khusunya untuk 4 aplikasi specifically, CBI. Aplikasinya adalah, tutorial,

 Teknologi Terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan

materi dimana mencakupi beberapa media dibawah kendali computer. Banyak yang percaya bahwa teknik yang paling canggih untuk pembelajaran melibatkan integrasi beberapa bentuk media dibawah pengaturan computer Sekeliling perangkat yang dikendalikan oleh komputer akan termasuk pemain videodisc, menampilkan perangkat tambahan, perangkat keras jaringan, dan sistem audio. Perangkat lunak mungkin termasuk videodiscs, cakram kompak, jaringan lunak, dan informasi digital. Ini semua dapat dikendalikan oleh pelajaran hypermedia berjalan dibawah sistem authoring seperti HyperCardTM atau ToolbookTM. Ciri utama dari teknologi ini adalah pelajar tingkat tinggi interaktivitas antara berbagai sumber informasi.

2.3.3 Pemanfaatan

Pemanfaatan merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan pemanfaatan berasal dari gerakan pendidikan visual yang tumbuh subur selama dekade pertama abad ini dengan didirikannya museum-museum sekolah.

Menurut Kevin Allen dalam Utilization Domain IT: 659 “Utilization is the act of using processes and resources for lear ning” (Seels & Richey, 1994, p. 46). Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan penting karena fungsi ini memperjelas hubungan pembelajar . dengan bahan dan sistem pembelajaran. Keempat kategori dalam kawasan ini

adalah mengitegrasinkan dalam struktur dan kehidupan oraganisasi adalah sebagai berikut;

 Pemanfaatan media

Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi disain pembelajaran. Misalnya; bagaimana suatu film didwesain sesuai dengan bentuk belajar ataukebutuhanyang diinginkan.

 Difusi Inovasi

 Inovasi

Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.

 Difusi

Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.

Unsur-Unsur Difusi Inovasi

1) Komunikasi dan Salurannya

Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran

informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu. Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel); dan 2) saluran antarpribadi (interpersonal channel). Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.

2) Waktu

Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.

3) Sistem Sosial

Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai

 Implementasi dan Kelembagaan

Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya bukan tersimulasikan. Pelembagaan adalah penggunaan secara rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Tujuan dari implementasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam oraganisasi. Tujuan dari pelembagaan

 Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan dan regulasi adalah atruran dan tindakan dari masyarakat atau wakilnya yang mempengaruhi difusi atau penyebaran penggunaan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Keduanya timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan individu atau kelompok dalam maupun luar. Dampak pengaruh tersebut lebih pada praktek dari pada teori. Teknologi pembelajaran telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dan televisi maasyarakat, hukum hak cipta, standar peralatan dan program, serta penentuan unit administrasi yang mendukung teknologi pembelajaran.

Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber belajar. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem berasaskan komputer telah meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan diantaranya adalah; sikap pembelajar terhadap teknologi, tingkat independensi Kecenderungan dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan. Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber belajar. Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem berasaskan komputer telah meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan diantaranya adalah; sikap pembelajar terhadap teknologi, tingkat independensi

2.3.4 Manajemen

Kawasan manajement termasuk manajemen proyek, sumber, system penyampaian dan informasi. Sumber termasuk personel, pendanaa, suplay, wakti, fasilitas, dan sumber pembelajaran. Sistem penyampaian dapat berupa produk seperti hardware komputer/sotware atau teknis pendukung, seperti pedoman. Manajemen Informasi tepat dengan “prencanaan, monitoring dan pengaturan penyimpanan, transfer, dan pemrosesan

informasi. Peran

mengadakan teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran mungkin termasuk dengan usaha seperi manajemen proyek pengembangan pembelajaran atau manajemen pusat media sekolah.

Kawasan manajemen awalnya berkembang dari administrasi pusat media, pelayanan dan program. Sebuah perpaduan antara perpustakaan dan media menyebabkan program-program media perpustakaan sekolah dan pusat-pusat spesialis. Definisi AECT 1977 membagi manajemen fungsi ke dalam manajemen organisasi dan manajemen personalia sebagai dilakukan oleh administrator pusat media dan program.

Manajemen melibatkan mengendalikan Instructional Technology melalui

perencanaan, pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan. Manajemen umumnya produk sistem nilai operasional. Kompleksitas pengelolaan sumber daya beberapa penuaan, personalia, dan desain dan upaya pembangunan dikalikan sebagai ukuran intervensi tumbuh dari kecil, satu-sekolah-departemen atau perusahaan, untuk negara- lebar intervensi instruksional dan global perubahan perusahaan multi-nasional. Berikut sub domain dari Kawasan manajemen:

 Manjemen Proyek

Manajemen proyek termasuk perencanaan, monitoring, dan pebngaturan desain pembelajaran dan pengembangan proyek. Menurut Rothwell and Kazanas

(1992) manajemen proyek berbeda dengan manajemen tradisional, dimana garis dan staf manajement alasannya: (a) anggota proyek kemungkinan baru, anggota team jangka pendek; (b) manajer proyek biasanya kekurangan otoritas jangka panjang kepda orang-orang karena mereka bos sementara, dan (c) manajer proyek menikmati lebih banyak klendali dan fleksibilitas bibanding baisanya dan garis dan staf organisasi (Seels&Richey, 1994).

Proyek manajer bertanggung jawab untuk perencanaan, penjadwasan, dan pengaturan gunsit pada desain pembelajaran atau jenis proyek lainnya. Mereka hari dinegosiasikan, dana, pemasanagan system pemantauan informasi, dan evaluasi kemajuan. Manajemen proyek biasanya berperan persetujuan dengan perlakukan untuk kesuksesan dan merekomendsaikan perubahan internal

 Manajemen Sumber

Manajemen sumber termasuk perencanaan, pemantaun, dan pengawasan system sumber pendukung dan pelayanan. Manajemen sumber termasuk personel, pendanaan, suplay, waktu, dan fasilitas, dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua penjelasn teknologi dalam bagian pada kawasan pengembanga. Efektivitas biaya dan pembenaran efektivitas belajar adalah dua penting karakteristik manajemen sumber.

 Manajemen Sistem Penyampaian

Manajemen system penyapaian termasuk perencanaan, pengawasan, dan pengaturan “motode dimana penyebaran materi pembelajaran yang

diorganisasi…ini merupakan perpaduan penggunan media dan metode yang dikerjakan untuk menyajikan informasi pembalajaran pada siswa” (Ellington and Harris, 19S6, p.47, Barbara and Seels 1994).

Manajemen system penyamapaian berfokus pada issu produkm seperti hardware/software, dan issu proses, seperti pedoman untuk perancang dan instruktur. Dengan parameter keputusan harus dibuat bahwa ketepatan perangkat Manajemen system penyamapaian berfokus pada issu produkm seperti hardware/software, dan issu proses, seperti pedoman untuk perancang dan instruktur. Dengan parameter keputusan harus dibuat bahwa ketepatan perangkat

 Manajemen Informasi

Manajemen informasi juga termasuk perencanaan, pemantauan, danpengawasn dan penyimpanan, transfer atau pemrosesan informasi dalam hal untuk menyediakan sumber belajar. Penjelasan teknologi dalam domain pengembangan adalah metode penyimpanan dan pengiriman.

Trasnmisi atau transfer informasi biasanya terjadi melalui teknologi terpadu. “Pemrosesan terdiri dari perubahan beberapa aspek informasi (melalui program computer)…membuat lebih cocok untuk beberapa tujuan” (Lindenmayer, 1988, p.

317). Manajemen informasi lebih penting untuk menyediaan akses dan mudah digunakan. Perkembangan pengetahuan dan industry pengetahuan di luar ruang lingkup bahwa sistem pendidikan saat ini dapat mengakomodasi; berarti bahwa ini adalah daerah yang sangat penting bagi Teknologi Pembelajaran di masa depan. Sebuah komponen penting dari kawasanakan terus menjadi manajemen sistem penyimpanan informasi untuk tujuan pembelajaran.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi terdiri dari analisis masalah, referensi criteria, fomativ, dan sumatif yang merupakan kawasan evaluasi. Hasil dari evaluasi dibawa untuk pemahaman yang lebih baik masalah, penguasaan informasi, serta individu menginformasikan pada potensi pembelian. Kawasan dan evaluasi berkembang sebagai penelitian pendidikan dan bidang metodelogy yang berkembang, biasanya bersamaan atau paralel dengan bidang.

Evaluasi adalah proses penentuan kecukupan pada instruksi dan belajar. Evaluasi dimilai dengan menganalisis masalah. Ini adalah langkah awal yang penting dalam Evaluasi adalah proses penentuan kecukupan pada instruksi dan belajar. Evaluasi dimilai dengan menganalisis masalah. Ini adalah langkah awal yang penting dalam

 Analisis masalah : Termasuk penentuann sifat dan parameter masalah dengan

menggunakan pengumpulan-informasi dan pengambilan keputusan strategi. Dengan demikian upaya evaluasi termasuk identifikasi kebutuhan untuk menentukan sejauh mana masalah dapat dikelaskan sebagai pembelajaran dalam alami, mengindetifikasi kendala, sumber daya karakteristik peserta didik, dan menentukan tujuan dan prioritas (Seels dan Glasgow, 1990). Keperluan didefinisikan sebagai "kesenjangan antara 'apa' dan 'apa yang harus" dalam hal hasil "(Kaufman, 1972), dan kebutuhan penilaian merupakan studi sistematis kebutuhan tersebut. Sebuah perbedaan penting harus diberikan di sini. Analisis kebutuhan tidak dilakukan untuk melakukan lebih dipertahankan evaluasi sebagai kemajuan proyek

 Criterion-Referenced Measurement. Kriteria pengukuran penilaian melibatkan

teknik untuk menentukan penguasaan materi pelajar yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria referensi penilaian menyedukan informasi tentang penguasaan seseorang terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan relative terhadap tujuan. Kesuksesan pada criteria referensi penilalan sering berpedoman pada dapat melakukan suatu kompetensi tertentu.

 Evaluasi Formative and Summative. Evaluasi Formatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi sumatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan tentang pemanfaatan. Metode evaluasi sumatif dan formatif berbeda. Evaluasi formatif tegantug pada teknis (isi) review dan tutorial, uji coba kelomok kecil atau besar.Metode pengumpuland ata biasanya informal seperti  Evaluasi Formative and Summative. Evaluasi Formatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi sumatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi ini untuk membuat keputusan tentang pemanfaatan. Metode evaluasi sumatif dan formatif berbeda. Evaluasi formatif tegantug pada teknis (isi) review dan tutorial, uji coba kelomok kecil atau besar.Metode pengumpuland ata biasanya informal seperti

2.3.6 Penelitian

Perkembangan landasan lmiah dan definisi tersebut kemudian telah membentuk landasan ilmiah tersendiri, berupa teori, model, konsep, prinsip, proposisi dan prosedur yang merupakan cirri unik teknologi pendidikan. Pengkajian ilmiah dalam teknologi pendidikan/pembelajaran tidak hanya mempersoalkan unsure-unsur yang terkandung dalam objek formal, yaitu belajar, melainkan juga pendekatannya yaitu teknik intelektual atau tata cara ilmiah yang digunakan dalam mencari pembenaran atas objek yang dipermasalahkan.(Miarso , 2004)

Pada awal perkembangan teknologi pendidikan, dimana media merupakan unsur yang menonjol, mayoritas penelitian dilakukan yang berkaitan dengan media.

Penelitian yang berkaitan dengan media sendiri telah berlangsung dalam lima fase. Kelima fase itu memepermasalahkan hal-hal berikut :

a. Apakah pengajaran dengan media ada hasilnya

b. Seberapa besar hasil pengajaran dengan ilmiah

c. Dalam kondisi bagaimana dapat diperoleh hasil yang terbaik dari media

d. Siapa saja yang akan memperoleh manfaat dari media

e. Karakteristik pembelajar (learner) seperti apa, dan dalam kondisi dan situasi bagaimana dapat diperoleh manfaat maksimal dari media.

Bertolak dari uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kawasan penelitian teknologi pendidikan sangat luas sekali bahkan boleh dikatakan hamper tidak terbatas, sepanjang penelitian itu berkaitan dengan pemecahan masalah belajar.

Meurut Amiel, T., & Reeves, T. C. (2008). Penelitian teknologi pendidikan bertujuan untuk memeriksa pengaruh peralatan dalam proses pendidikan telah menunjuk sistematis kecil saran kepada praktisi. Pengalan teknologi sebagai proses telah berimplikasi bagaimana teknolog pendidikan menghubungkan penelitian. Sekali mengnali proses, tujuan/akhir tekbnologi menjadi latardepan.

2.3.5 Kawasan Berdasarkan Definisi Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008

Definisi terbaru tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan tiap kawasan melanjutkan perkembangannya. Definisi 2008 sudah lebih spesifik karena menekankan pada studi & etika praktek. Berikut definisi Teknologi Pendidikan

dari AECT Tahun 2008 “Educational Technology is the study an d ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological process and resources ”. Teknologi Pembelajaran adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi. (Januszewski and Molenda, 2008: 1).

 Study : pemahaman secara teoritis sebagaimana praktek, teknologi pendidikan,

membutuhkan pembangunan kelanjutan pengetahuan dan perbikan melalu penelitian dan merefleksikan praktek, dimana tercakup dalam terminologi study. Studi menujukkan pengumpulan ifnormasi dan analisis melalu konsep tradisional penelitian

 Praktek Etis: Merupakan kegiatan yang tidak bertentangan dengan norma

dan nilai yang berhubungan dengan nilai profesi yang akan dilakukan. Seperti kode etik dalam suatu pekerjaan. Komite Etika AECT telah aktif dan nilai yang berhubungan dengan nilai profesi yang akan dilakukan. Seperti kode etik dalam suatu pekerjaan. Komite Etika AECT telah aktif

Kode etik professional dari AECT termasuk prinsip “ berniat member bantuan anggota secara individu atau kolektif dalam memelihara hubungan professional

tingkat tinggi “(Wlliver, 2001….) Di AECT kode Etik dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: Komiter individu, seperti perlindungan hak untuk mendapatkan

materi dan hasil untuk dilindungi keselamatan dan kesehatan pada profesioanl; komuter pada social, seperti kejujuran penuh pada pernytaan public berdasarkan masalah pendidikan atau adil dan praktek yang patut dengan sumbangan pelaynana pada profesi.; dan komiter profesi, seperti meningkatkan pengetahuan profrsioal; dan keterampilan memberikan ketepatan kredit untuk bekerja dan publikasi ide.

 Memfasilitasi: Termasuk desain lingkungan, mengorganisasi sumber, dan

menyediakan peralatan. Peristiwa pembelajaran dapat dilakukan diatur face- to-face atau lingkngan virtual, sebagaimana di jarak jauh. Teknologi Pendidikan mengklaim fasilitas pembelajaran karena mengatur pembelajaran dan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar lebih mudah dan dapat terjadi.

 Pembelajaran: Pembelajaran daapt dikategorikan menurut berbagai

taksonomi. Langsung salah satu dinyatakan oleh Perkins (1992). Jenis pembelajaran sederhana dalah penyimpanan (retention) informasi. Tujuan pembelaajran dapat termasuk pemahaman (understanding) sebagiamana penyimpanan.

 Improving: Pada Teknologi Pendidikan meningkatan performance biasanya

paling perlu satu pengakuan pada efektifitas; bahwa proses mengarah penaksiran kualitas produk, dan produk membawa prediksi efektifitas pembelajaran, berubah dalam kapabilitas membawa aplikasi keluar keadaan dunia nyata.

 Performance(Meningkatkan): Performance mengcu pada kemampuan

pelajar untuk menggunakan kapabilitas baru yang diperoleh. Definisi Improving Performance berhubungan pada teknologi kinerja manusia. Definisi ini

memanfaatkan dan mengelola. Menciptakan menunjukkan pada penelitian, teori dan praktek termasuk dalam generasi materi pembelajaran, lingkungan pembelaajranm dan system belajar mengajar yang luas dalam banyak perbedaan aturan, formal dan nonformal. Menciptakan dapat termasuk berbagai kegiatan, tergantung pada pedekatan desain yang digunakan. Pemanfaatan menunjukkan terori dan praktek berhubungan dengan membawa pelajar kepada kontak dengan kondisi dan sumber belajar. Penggunaan dimulai dengan memilih sumber dan proses yang layak-metode dan materi, dengan kata lain selama pemilihan dilakukan oleh pelajar atau instruktur. Pengelolaan emrupakan salah satu tanggung jawab professional dalam kawasan teknologi pendidikan . Proses produksi media, dan pengembangan instruksional yang menjadi semakin rumit dalam skala besar, membutuhkan kemaampuan dan keterampilan ahli manajement proyek.

 Appropriate (yang layak): terminology ini berarti untuk mengaplikasikan

proses dan sumber, penandaaan ke pantas tidaknya dan kecocokan dengan tujuan yang diharapkan mereka. Terminology kelayakan teknologi digunakan secara luas iternasional di akwasan komunitas pengembangan dibandingkan alat atau praktek yang sederhana and kebanyakan memulai pemecahan masalah.

 Technologi: merupakan terminology pendek yang menjelaskna pendekatan

kegiatan manusia berdasarkan pengertian teknologi sebagai “aplikasi sistematis kegiatan manusia berdasarkan pengertian teknologi sebagai “aplikasi sistematis

 Proses: Definisi Proses sebagai seri aktivitas yang mengarah terhadap hasil

khus. Teknologi Pendidikan biasanya memakai proses khusu untuk merancang, emngembangkan, dan memproduksi sumber belajar, digolongkan pada proses besar pengembangan pembelajaran.

 Sumber: Banyak sumber belajar yang terpusat untuk mengidentifikasi

kawasan. Sumber adlah orang, alat, teknologui, dan desai materi untuk membantu pelajar. Sumber dapat termasuk system ICT canggih, sumber komunikas seperti perpustakaan, kebun binatang, museum, dam orang-orang dengan pengetahuan khusus atau expert

C. Bidang Garapan Teknologi Pendidikan

Berdasarkan uraian terdahulu tentang obyek formal teknologi pendidikan dan profesi teknolog pendidikan, dapat disimpulkan bahwa bidang garapan atau disebut pula praktek teknologi pendidikan meliputi segala sesuatu dimana ada masalah belajar yang perlu dipecahkan. (Miarso, 2007). Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas profesionalnya yang utama yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-masing pebelajar (learners) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa berubah, maka para Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu, dan oleh karena itu ia dtuntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. (Miarso, 2007)

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengertian teknologi pendidikan mengalami banyak perkembangan yang membawa kawasan untuk proses pemecahan masalah pembelajaran. Pemecahan masalah pembelajaran merupakan bidang garapan teknologi pendidkan itu sendiri, hinga menjadi satu profesi yang memiliki komitment tinggi dalam menyelesaikan masalah belajar menggunakan teknologi.

Kelima kawasan ditambah kawasan penenelitian yang dimodifikasi oleh bapak Miarso menjadi pelengkap pengembanga keilmuan teknologi pendidikan. Kawasan desain merupakan proses mengkondisioan lebih khusus. Pengembangan merupakan pengartian desain khusus, sedangkan pemanfaatan adalah pemanfaatan proses dan sumber. Manajement, merupakan perencanaan, pengorganisasian, koordinasi dan supervise pada perluasan produksi materi atau program yang lebih besar. Evaluasi adalah penentuan sejauh mana tujuan tercapai dengan berbagai metode.

AECT(2004) Definition and Terminology Committee document #MM4.0 June

Tersedia: http://www.indiana.edu/~molpage

,/Meanings%20of%20ET_4.0.pdf [15 September 2010]

Amiel, T., & Reeves, T. C. (2008). Design-Based Research and Educational Technology: Rethinking Technology and the Research Agenda. Educational Technology & Society , 11 (4), 29 –40.

Januszewski, & M. Molenda (2008), Educational Technology: A Definition with Commentary New York & London: Lawrence Erlbaum Associates.

Luppicini, R. (2008). Educational Technology at a Crossroads: Examining the Development of the Academic Field in Canada. Educational Technology & Society ,

[Online] Tersedia: http://www.ifets.info/journals/8_3/10.pdf [15 September 2010]

Luppicini, R. (2005). A Systems Definition of Educational Technology in Society. Journal Educational Technology & Society, 8 (3), 103-109. [Online] Tersedia: http://www.ifets.info/journals/5_3/6.pdf [15 September 2010]

Miarso, Yusuf Hadi (2007) Kontribusi Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan Pendidikan [Online] Tersedia: yusufhadi.net/wp.../kontribusi-teknologi- pendidikan-dalam-2.doc [15 September 2010]

Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Prawiradilaga, Dewi S. 2007. Konsep Teknologi Pendidikan Dari Masa ke Masa. No. 20/XI/TEKNODIK/April/2007, 41-55.

Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional technology: the definition and Domains Of The Field . Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology.

Simsek, N. (2005). Perceptions and Opinions of Educational Technologists Related to Educational Technology. Educational Technology & Society, 8 (4), 178-190. [Online]

Tersedia: http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.101.4965&rep=rep1&t ype=pdf [15 September 2010]