KBK dan KTSP Kudung Isnaini

KBK DAN KTSP

  

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Dr. H. Imam Suraji, M.Ag

  

Oleh :

Kudung Isnaini 2052113023

PROGRAM PASCA SARJANA STRATA DUA (S-2) PAI

SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  

PEKALONGAN

2014

KBK DAN KTSP

A. PENDAHULUAN

  Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.

  Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan walaupun keduanya memiliki posisi yang berbeda. kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan; serta isi yang harus dipelajari; sedangkan pengajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara guru dan siswa. Dengan demikian, tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau pengajaran tidak akan efektif; demikian juga tanpa pembelajaran atau pengajaran sebagai implementasi sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-

  

  Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian dikenal dengan kurikulum 2004, merupakan salah satu model kurikulum yang berlaku di Indonesia sebagai konsekuensi diberlakukannya undang-undang tentang

  

  desentralisasi yang mengatur kewenangan pemerintah pusat dan daeraKBK merupakan pengembangan lanjut dari kurikulum-kurikulum sebelumnya (kurikulum 1975, 1984, 1993) yang sebenarnya memiliki akar yang sama yaitu Teknologi Pendidikan atau Teknologi Instruksional atau Sistem Instruksional. Salah satu ciri utama dari model kurikulum ini adalah dalam tujuannya, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku yang diamati atau diukur (observable, measurable). Rumusan tujuan demikian disebut obyektif

  1 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. vii 2 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

  (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. v

  (objective), dan obyektif ini dalam KBK dirumuskan dalam bentuk

  

  Kurikulum pendidikan yang berlaku secara nasional bukanlah suatu "harga mati" yang harus diterima dan dilaksanakan apa adanya, melainkan masih dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan, sepanjang tidak menyimpang dari pokok-pokok yang telah digariskan secara, nasional. Berdasarkan PP Nomor 19 tahun 2005, juga Permendiknas Nomor 22-23 Tahun 2006 dan Permenag Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, maka sekolah dan madrasah dituntut untuk mengembangkan sendiri kurikulumnya dengan memerhatikan kebutuhan dan potensi wilayah setempat. Oleh karena itu, maka kurikulumnya diberi nama dengan icon Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang merupakan hasil pengembangan dari standar minimal yang harus dicapai oleh setiap lembaga

  

  Sekolah sebagai pelaksana pendidikan baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena imbasnya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di samping itu, orang tua, dan masyarakat pada umumnya, dunia usaha dan dunia industri, serta para birokrat, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak dari perubahan kurikulum tersebut,

  

  baik secara langsung maupun tidak langsBaik itu perubahan dari kurikulum 1975, 1984, 1993, atau kurikulum 2004 (KBK) sampai pada kurikulum 2006 (KTSP), ataupun hanya sekedar pengembangan dari kurikulum itu sendiri.

B. PEMBAHASAN

  3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis), (Bandung: Grasindo, 2007), hlm. 113 4 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.

v 5 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. iii

  Pemahaman akan konsep kurikulum, mutlak diperlukan bagi setiap orang yang berprofesi kependidikan termasuk guru, sebab kurikulum

  

  Dalam pengertian tradisional, kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh siswa dalam periode waktu tertentu, untuk mencapai gelar/ijazah tertentu. Rumusan tersebut pada dasarnya sangat mengutamakan mata pelajaran sebagai isi daripada kurikulum. Sehingga dalam pandangan tradisional kurikulum sering diidentifikasikan dengan “rencana pelajaran”. Dipandang dari segi organisasi pun, kurikulumnya terdiri dari mata pelajaran yang masih terpisah-pisah satu

  

  Seiring dengan berkembangnya jaman yang menuntut berbagai perubahan dalam segala bidang, serta dihadapkan pada berbagai tantangan yang semakin tak terelakkan lagi, maka, pendidikan perlu dilakukan penataan terhadap sistemnya secara utuh dan menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan

  

  dunia kerjaSehingga, kurikulum bukan hanya sekedar rencana pelajaran yang kurikulumnya masih terpisah-pisah antara satu pelajaran dengan yang lain, akan tetapi, kurikulumnya mencakup segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pribadi anak/siswa dibawah tanggung jawab lembaga pendidikan.

  Para ahli kurikulum seperti Harold Albert, Arden, Frandsen, Roinine, Killpatreck, Sarimuda Nasution, dan lain-lain, antara lain dapat disarikan pendapatnya sebagai berikut, yakni; Kurikulum itu seluas segala aspek kehidupan manusia dalam masyarakat modern ini, yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab lembaga pendidikan yang dapat dipergunakan untuk

  6 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam..., hlm. 1 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian 4 Pendidikan Lintas Bidang), (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 151 8 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi..., hlm. 3 memperbaiki mengembangkan pribadi siswa serta memberi sumbangan untuk

  

1. Hakikat KBK dan KTSP

  a. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro. Kerangka “makro” erat kaitannya dengan upaya politik yang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah. Aspek “meso”nya berkaitan dengan kebijakan daerah tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten. Sedangkan aspek “mikro” melibatkan seluruh sektor dan lembaga pendidikan yang paling bawah,

  

  Benny Susetyo, dalam Politik pendidikan penguasa mengatakan bahwa, Indonesia memang telah mengalami beberapa pergantian kurikulum. Tahun 1968 diganti kurikulum 1975, lalu kurikulum CBSA, dan digantikan oleh kurikulum 1994 yang kemudian diganti lagi menjadi KBK. Namun sayangnya, dari pergantian tersebut, tidak dijelaskan evaluasi terhadap tiap-tiap kurikulum itu, sehingga kita melihatnya sebagai suatu kebijakan yang terasa nuansa politiknya. Betapapun demikian, kita harus meletakkan semangat dasarnya, bahwa desentralisasi kurikulum memiliki makna signifikan bagi pengembangan demokrasi. Hanya saja, arah perencanaan perubahan kurikulum itu harus ditata sebaik mungkin untuk menghindari agar kebijakan itu tidak hanya merupakan selera penguasa yang akan

  9 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian 4..., hlm. 151 10 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional(Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. .48

  merubah manakala ia sudah turun tahta. Jadi, perubahan ini harus menyentuh aspek jangka panjangnya

   Dari beberapa sumber dapat ditemukan bahwa kurikulum dapat

  dimaknai dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar; o Kurikulum sebagai mata pelajaran sering dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah; sedangkan ijazah itu sendiri menggambarkan kemampuan. Sehingga, orang yang memperoleh ijazah adalah yang telah memperoleh kemampuan sesuai standar yang ditentuka

  

  o Pengertian kurikulum sebagai pengamalaman belajar, mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekola

  

  o Kurikulum sebagai perencanaan program belajar bukan hanya berisi tentang program kegiatan semata, akan tetapi berisi tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan, disamping itu juga berisi tentang alat atau media yang diharapkan dapat menunjang terhadap tercapainya tujua

14 Perencanaan tersebut bermakna sangat kompleks, sehingga

  dalam tatanan managemen, perencanaan menampati fungsi pertama dan utama di antara fungsi manajemen lainnya

  Hal ini sejalan

  dengan UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,

  Bab 1 Pasal 1 Ayat 19, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana 11 Benny Susetyo, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2005),

  

hlm. 27-28, baca juga dalam E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Dalamm Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK), 2009, hlm. 62-64 12 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi..., hlm. 2 13 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi..., hlm. 3 14 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi..., hlm. 5 15 Udin Syaefuin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Suatu

  Pendekatan Komprehensif), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4 dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

  

  Landasan KBK

  a) Pancasila sebagai landasan Filosofi pengembangan kurikulum Nasional.

  Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap budaya dengan memadukan berbagai kepentingan dan kemampuan daerah. KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama dan gender melalui pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.

  Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini digunakan landasan filosofi pendidikan Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti empat pilar belajar (learning to

  be, learning to know, learning to do, dan learning to life together).

  b) TAP MPR No. IV/MPR/1999/BAB IVE

  c) GBHN (1999-2004) bab V tentang “Arah Kebijakan Pendidikan”

  d) UU RI No. 22 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang substansinya menuntut perubahan dalam pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik. Pergeseran pola sentralisasi ke desantralisasi dalam pendidikan ini merupakan upaya pemberdayaan daerah dan sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terarah dan menyeluruh.

16 Kumpulan Peraturan Lingkup Pendidikan Nasional 3 (Undang-undang Republik

  

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen), Cetakan September 2010, hlm. 4 e) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

  

  Ciri-ciri KBK

  Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun klasikal.

  b) Berorientasi pada hasil belajar dan keragaman.

  c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

  d) Sumber belajar bukan dari guru saja, tetapi juga sumber belajar yang lain yang memenuhi unsur edukasi.

  e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil dalam upaya

  

  Dari sumber lain sedikitnya dapat diidentifikasikan enam karakteristik yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berbasis kompetensi, yaitu sistem pembelajaran individual dengan modul atau paket belajar; menggunakan sumber belajar yang bervariasi; menekankan pada pengalaman lapangan; menggunakan strategi belajar individual personal; memberikan kemudahan belajar; dan

   17 pengembangan model belajar tuntas

  Endang Widuri, "Perbandingan Pengajaran Dengan Menggunakan KBK (Kurikulum

Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)." Jurnal Basastra 1, no.

  1 (2012) 18 Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi (Teori dan Praktek), (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007), hlm. 5 19 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah..., hlm. 51

  b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Seperti halnya KBK, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  (KTSP) merupakan kurikulum setelahnya yang dijadikan rujukan sekaligus sebagai penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Kurikulum ini lahir dari semangat otonomi daerah, di mana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab itu, dilihat dari pola model pengembangannya, KTSP merupakan salah satu model kurikulum

  

  yang bersifat desentralistiDengan harapan, melalui KTSP ini pemerintah berharap jurang pemisah yang semakin menganga antara pendidikan dan pembangunan, serta kebutuhan dunia kerja dapat

  

  Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15), dijelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan

  

  Beberapa hal yang perlu di pahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai berikut:

  KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, - potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat - satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar 20 kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi 21 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran..., hlm. 127

  E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sebuah Panduan Praktis), (Bndung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 19 22 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran..., hlm. 128 dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi - dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

  KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk

  

  mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasiSelain itu, KTSP merupakan suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisiensi, dan

  

  pemerataan pendidikaPengembangan kurikulumnya dilakukan oleh

  

  Meskipun KTSP tahun 2006 ini sebagai pengganti dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK 2004, akan tetapi KTSP ini tidak dapat dipisahkan dari kurikulum sebelumnya yaitu KBK, karena KTSP sebenarnya merupakan penyempurnaan dari KBK, KBK merupakan embrio bagi KTSP. Kedua kurikulum KBK dan KTSP sama-sama berangkat dari asumsi bahwa pengajaran harus diarahkan untuk membentuk kecakapan tertentu siswa (kompetensi) baik yang berkenaan dengan kompetensi kognitif, psikomotorik, maupun afektif. Oleh karena itu, istilah kompetensi yang digunakan dalam KBK 2004 juga masih dipakai dan dipertahankan oleh KTSP karena arah pembelajaran KBK dan KTSP sama-sama menekankan pada

  

  23 24 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hlm. 20 25 Ibid., hlm. 21 26 Ibid., hlm. 21-22 Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat ..., hlm. 32

  Perubahan kurikulum dari kurikulum KBK menjadi KTSP, bukan berarti menjadikan kurikulum KTSP menjadi sempurna secara keseluruhan, perubahan itu akan terus tampak dan akan selalu berkembang sesuai dengan kondisi dan permintaan jaman. Karena setiap kurikulum itu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri- sendiri. Sebagai contoh kurikulum 2006 (KTSP), yang dalam implementasinya ternyata ditemukan beberapa kelemahan-kelemahan, diantaranya:

  Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang - ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai - dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional

  • Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterapilan, dan sikap) Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan - perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktifistik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan - sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan - pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru

  Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis - kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan

  

  Jadi, kita juga dihadapkan pada berbagai permasalahan yang melibatkan pelajar dan mahasiswa, seperti perkelahian pelajar, perjudian, penyalahgunaan obat terlarang, narkoba, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), plagiarisme, kebocoran dan berbagai kecurangan

  

  dalam ujiaDimana hal ini perlu penanganan yang serius, karena pendidikan merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan untuk menghadapi berbagai masalah serta tantangan di atas.

  Landasan Pengembangan KTSP

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut.

  a) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  b) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

  c) Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

  d) Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

  e) Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

  

  Ciri-ciri KTSP

  KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari sini dapat dikemukakan 27 beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut: 28 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi..., hlm. 60 29 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi..., hlm. 60-61

  E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan..., hlm. 24 a) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan; KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan negara.

  b) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi; pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi.

  c) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional; pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional.

  d) Tim-Kerja yang kompak dan transparan; keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat

  

2. Tujuan KBK dan KTSP

  a) KBK Tujuan utama KBK adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan. Pemberian wewenang (otonomi) kepada sekolah diharapkan dapat mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Di samping lulusan yang kompeten, peningkatan mutu dalam KBK antara lain akan diperoleh melalui reformasi sekolah (school reform), yang ditandai dengan meningkatnya partisipasi orang tua, kerjasama dengan dunia industri, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan budaya mutu dalam 30 suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada

  E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan..., hlm. 29-31 pertumbuhan partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan perduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggung jawab pemerinta

  

  b) KTSP Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

  Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

  • Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
  • Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
  • Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai

  

3. Perlunya perubahan dalam kurikulum

  Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal beruba

33 Selain itu, perubahan dan pengembangan

  kurikulum diperlukan karena adanya beberapa kesenjangan kurikulum yang sedang berla

34 Sebagaimana perubahan kurikulum dikarenakan

  memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, baik dari segi substansi

  31 E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah ..., hlm. 63-64 32 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan..., hlm. 22 33 Ibid., hlm. 59 34 Ibid., hlm. 61 maupun pendekatan dan organisasi kurikulum

  Sejalan dengan

  2. Tes menjadi cara penilaian yang dominan

  3. Buku teks hanya memuat materi bahasan

  3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

  D. PENILAIAN

  D. PENILAIAN

  1. Menekankan aspek kognitif

  1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional

  2. Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

  2. Proses pembelajaran berorientasi pada buku teks

  E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

  1. Memenuhi kompetensi profesi saja

  1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal

  2. Fokus pada ukuran kerja PTK 2. Motivasi mengajar

  F. PENGELOLAAN KURIKULUM

  F. PENGELOLAAN KURIKULUM

  1. Satuan pendidikan mempunyai 1. Pemerintah pusat dan daerah 35 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian

  2. Sifat pembelajaran yang kontekstual

  1. Berpusat pada peserta didik

  perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang berlangsung cepat dalam era global dewasa ini, dapat diidentifikasikan beberapa kesenjangan kurikulum sebagai berikut

  2. Keterampilan yang relevan

   KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

  A. KOMPETENSI LULUSAN

  A. KOMPETENSI LULUSAN

  1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

  1. Berkarakter mulia

  2. Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

  3. Pengetahuan-pengetahuan lepas3. Pengetahuan-pengetahuan terkait B. MATERI PEMBELAJARAN

  1. Berpusat pada guru

  B. MATERI PEMBELAJARAN

  1. Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

  1. Relevan dengan materi yang dibutuhkan

  2. Beban belajar terlalu berat

  2. Materi esensial

  3. Terlalu luas, kurang mendalam 3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak C. PROSES PEMBELAJARAN

  C. PROSES PEMBELAJARAN

  2..., hlm. 248 36 Ibid., hlm. 61

  pembebasan dalam pengelolaan kurikulum memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

  2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa memperhatikan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

  2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

  3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

  3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

  Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013

4. Implementasi Kurikulum dalam Pendidikan

  a. Implementasi KBK di Sekolah Implementasi kurikulum berbasis kompetensi sedikitnya akan dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:

  1) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan 2) Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. 3) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.

  Di sisi lain, Mars (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri

  

  implementasi KBK di sekolah merupakan pengembangan kurikulum padda tingkat lembaga (institusional) yang akan bermuara pada pengembangan kurikulum pada tingkat bidang studi (penyusunan silabus) dan pelaksanaan proses 37 E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah ..., hlm. 55 pembelajaran (actual curriculum). Dalam hal ini, implementasi KBK

  

  b. Implementasi KTSP Dalam bukunya yang berjudul “Curriculum: Perspective,

  Paradigm, and Possibility”, Schubert, sebagaimana yang dikutip oleh

  Hasan, mengemukakan delapan wilayah kajian studi krikulum. Salah

  

  satunya adalah implementasi kurikulumSebagai suatu bidang studi yang mandiri, implementasi kurikulum memiliki tujuan dan prosedur sendiri.

  Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan Seller, sebagaimana yang dikutip oleh Mulyasa, bahwa, “in

  some cases implementation has been identified with instruction…

  (dalam beberapa kasus implementasi telah diidentifikasi dengan instruksi). Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan

  

  Implementasi KTSP adalah bagaimana menyampaikan pesan- pesan kurikulum kepada peserta didik untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakkan dalam standar isi (SI) dan 38 Standar kompetensi lulusan (SKL). 39 E. Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah ..., hlm. 57 40 Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti. PPLPTK, 1988) Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet.2; (Jakarta:

  Bumi Aksara, 2009), hlm. 179

  Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sebagai berikut: a) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

  b) Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyedia buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan.

  c) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam

  

  Implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum (SK-KD) dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum (SK-KD), sebagaimana dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku tersebut. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan, pembentukan kompetensi dan penutup.

  41 Mulyasa, Implementasi Kurikulum..., hlm. 179-180

C. PENUTUPAN

  Perubahan kurikulum harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya, termasuk memahami kekuatan dan kelemahannya dalam kurikulum tersebut. Jika tidak, maka kita hanya akan bermain-main saja dengan perubahan kurikulum.

  Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum disekolah sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolah yang lain. Dalam posisi tersebut baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya, mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik.

  Kondisi tersebut menunjukkan bahwa, berfungsinya kurikulum terletak pada bagaimana implementasinya di sekolah, khususnya di kelas dalam kegiatan pembelajaran, yang merupakan kunci keberhasilan tercapainya tujuan, serta terbentuknya kompetensi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

  Hasan, Evaluasi Kurikulum, (Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti. PPLPTK, 1988) Haryati, Mimin, Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi (Teori dan Praktek),

  (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2007)

  

Kumpulan Peraturan Lingkup Pendidikan Nasional 3 (Undang-undang Republik

  Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen), Cetakan September 2010.

  Mudlofir, Ali, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  (KTSP) dan Bahan Ajar dalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT

  Raja Grafindo Persada, 2011) Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional(Dalam Konteks Menyukseskan

  MBS dan KBK), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)

  __________, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

  __________, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sebuah Panduan Praktis), (Bndung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)

  __________, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet.2; (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)

  Sa’ud, U.S. dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Suatu

  Pendekatan Komprehensif), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)

  Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori Praktik Pengembangan

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2011)

  ____________, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

  Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2011)

  Susetyo, Benny, Politik Pendidikan Penguasa, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2005)

  Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP – UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

  (Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis), (Bandung: Grasindo, 2007)

  ______________, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bagian 4 Pendidikan Lintas

  Bidang), (Jakarta: Grasindo, 2007)

  Widuri, Endang, "Perbandingan Pengajaran Dengan Menggunakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)." Jurnal Basastra 1, no. 1 (2012).