46 Pengaruh Cara Pengeringan terhadap Perolehan Kadar Senyawa Fenolat dan Aktivitas Antioksidan dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Harrizul Rivai, Hasnah dan Mardius Syarif

  • –Visible spectrophotometry has been done. The determination of phenolic compounds was carried out according to Folin-Ciocalteau method and antioxidant activity was evaluated by DPPH method, calculated as gallic acid equivalent (GAE). The determination of phenolic compound showed that the fresh sample , air drying, oven drying 40 C and oven drying 60C contained 11.207; 4.129; 4.525 and 8.357 mg GAE/g Sample, IC

  Alat

  Pembuatan Larutan Sampel (Adhayana dan Ketut, 2004)

  ® 1240).

  ), stirer magnetik dan alat spektrofotometer UV

  ®

  ), timbangan analitik (Denver Instrument

  ®

  ), oven (Gallen Kamp

  ®

  Seperangkat alat rotary evaporator (Buchi

  Daun jambu biji, air suling, natrium karbonat p.a (Merck), asam galat (Sigma), etanol, reagen Folin-Ciocalteau (Merck), DPPH (Sigma) dan metanol p.a (Merck).

  Metode Penelitian Bahan

  Senyawa antioksidan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan. Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa senyawa antioksidan mengurangi resiko terhadap berbagai penyakit. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat atau menunda oksidasi dari molekul lain dengan menghambat permulaan dari rantai oksidasi, Karakter utama antioksidan adalah kemampuan untuk menangkap radikal bebas (Prakash et al,-). Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif karena memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat mudah menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh. Bila tidak ada pertahanan yang cukup optimal maka sel-sel sehat tersebut menjadi tidak sehat atau sakit, juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit antara lain penyakit degeneratif organ (seperti jantung koroner, stroke dan kanker) (He,2004). Kandungan minyak atsiri, tannin, triterpenoid dan flavonoid yang menjadi dasar ditelitinya kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan dari daun jambu biji (Psidium guajava Linn). Penentuan kadar senyawa fenolat dipengaruhi berberapa faktor yaitu: tempat tumbuh, cuaca, kesuburan tanah, cara pengeringan, cara ekstraksi dan lain-lain. Maka pada penelitian ini dibatasi melihat pengaruh pengeringan senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan dari tumbuhan ini. Pengeringan sampel dilakukan secara alamiah dan dengan pemanasan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh cara pengeringan terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan dari daun jambu biji (Psidium guajava Linn).

  Keyword : antioxidant, Psidium guajava leaf, antioxidant activity Pendahuluan

  of these sample were 0.218; 0.515; 0.50 and 0.315 mg/g, respectively.

  50

  A determination of phenolic compounds and antioxidant activity from Psidium guajava leaf by UV

  

Abstract

  

Harrizul Rivai, Hasnah dan Mardius Syarif

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang

  

Pengaruh Cara Pengeringan terhadap Perolehan Kadar Senyawa Fenolat

dan Aktivitas Antioksidan dari Daun Jambu Biji ( Psidium guajava Linn.)

  • –Visibel (Shimadzu

  Sampel 1 direndam dengan 50 mL etanol 80 % selama 15 menit kemudian dikocok dengan shaker selama 10 menit, lalu disaring dengan kertas saring (filtrat 1). Ampas dari sampel diekstraksi lagi dengan 50 mL etanol 80 % selama 10 menit kemudian dikocok selama 10 menit, lalu disaring dengan kertas saring (filtrat 2). Ampas tersebut dicuci lagi dengan 50 mL etanol 96 % lalu disaring dengan kertas saring (filtrat 3). Ketiga filtrat dari tiap sampel digabung lalu diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 ºC sampai kental. Sebelum dianalisis, masing- masing ekstrak dilarutkan dalam labu ukur sampai 50 mL dengan campuran air suling : metanol (1:1).

  A3 = Serapan larutan sampel ditambah metanol air (1:1) pada λ maksimum.

  Larutan Sampel 1, Sampel 2 dan Sampel 3, dibuat konsentrasi 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2 mg/mL. Sedangkan untuk sampel 4 konsentrasinya 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 mg/mL, di pipet sebanyak 2 mL masing- masingnya lalu dimasukkan kedalam vial, tambahkan 4 mL larutan DPPH 0,035 mg/mL. Dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap, ukur serapan larutan dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 518,5 nm. Sebagai pembanding digunakan larutan asam galat dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5

  A2 = Serapan larutan sampel ditambah larutan radikal DPPH panjang gelombang maksimum,

  dimana: A1 = Serapan larutan radikal DPPH ditambah metanol air(1:1) pada panjang gelombang maksimum,

  X A A A A Inhibisi   

  1 %

  1 ) 3 2 (

  % 100

  asam galat adalah konsentrasi larutan sampel yang akan memberikan inhibisi sebesar 50%.

  50

  larutan sampel dan IC

  50

  IC

  g/mL, dari masing-masing konsentrasi dipipet 2 mL masukan dalam vial kemudian tambahkan 4 mL larutan DPPH 0,035 mg/mL. Dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap. Serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 518,5 nm. Hitung % inhibisi masing- masingnya lalu buat grafik antara konsentrasi dan % inhibisi sehingga diperoleh persamaan regresi linearnya.

  50 Larutan Sampel

  Penentuan Kadar Senyawa Fenolat Total dalam Larutan Sampel (Waterhouse, 1999) 1.

  2. Penentuan IC

  Pipet sebanyak 4 mL larutan DPPH 0,035 mg/mL yang baru dibuat, masukkan kedalam vial dan tambahkan 2 mL campuran air suling : metanol (1:1), kemudian biarkan selama 30 menit di tempat gelap. Masukan dalam kuvet ukur serapan larutan dengan spektrofotometer UV- Visibel pada λ 400 – 800 nm.

  Maksimum DPPH

  1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan

  Pengukuran Aktivitas Antioksidan Larutan Sampel dengan Metoda DPPH

  Pipet 0,5 mL larutan sampel, masukkan ke dalam vial kemudian ditambahkan 5 mL reagen Folin-Ciocalteau (diencerkan 1:10 dengan air suling) kemudian tambahkan 4 mL natrium karbonat 1M, kocok homogen. Diamkan selama 15 menit sehingga terbentuk warna komplek biru, masukan kedalam kuvet, ukur serapan pada panjang gelombang 748 nm dengan spektrofotometer UV- Visibel, lakukan tiga kali pengulangan. Tentukan kadar senyawa fenolat dengan kurva kalibrasi.

  3. Penentuan Kadar Senyawa Fenolat Total dalam Larutan Sampel.

  g/mL asam galat. Masing- masing konsentrasi larutan dipipet 0,5 mL tambahkan 5 mL reagen Folin- Ciocalteau (diencerkan 1:10 dengan air suling), lalu tambahkan 4 mL natrium karbonat 1M masukan kedalam vial, kocok homogen. Diamkan selama 15 menit. Ukur serapan pada panjang gelombang 748 nm dengan spektrofotometer UV-Visibel dan buat kurva kalibrasi sehingga persamaan regresi linearnya dapat dihitung.

  Dari larutan induk asam galat 5 mg/mL dipipet 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 mL, kemudian diencerkan masing- masingnya dengan air suling dalam labu ukur sampai volume 100 mL sehingga diperoleh konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125, 150

  2. Penentuan Kurva Kalibrasi Asam Galat Folin-Ciocalteau.

  Pipet larutan induk asam galat 5 mg/mL sebanyak 2 mL masukkan kedalam labu ukur 100 mL lalu diencerkan dengan air suling sampai tanda batas. Kemudian dipipet 0,5 mL dan masukkan kedalam vial, tambahkan 5 mL reagen Folin- Ciocalteau (diencerkan 1:10 dengan air suling), lalu tambahkan 4 mL natrium karbonat 1M, kocok homogen. Diamkan selama 15 menit. Ukur serapan pada panjang gelombang 400

   Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Asam Galat Folin Ciocalteau.

  • –800 nm dengan spektrofotometer UV-Visibel dan buat spektrum serapan dan tentukan panjang gelombang maksimumnya.

  Hasil

  Tabel I. Hasil Pengukuran Konsentrasi Senyawa Fenolat total dari daun Jambu biji dengan Spektrofotometri UV-Visibel pada panjang gelombang 748 nm

  Konsentrasi Senyawa Kadar

  Larutan Uji Ekstrak Absorban (mg/g)

  Fenolat (mg/mL) 1 0,656 100,031 11,367

  2 0,643 98 11,136 3 0,642 97,844 11,119 Larutan Ekstrak Daun

  Jambu Biji Segar Rata 98,625 11,207

  • – Rata Standar Deviasi 1,220 0,139

  Koefisien Variansi 1,237 1,237 1 0,537 81,438 4,072 2 0,552 83,781 4,189

  Larutan Ekstrak Daun 3 0,544 82,531 4,127 Jambu Biji Kering Angin

  Rata 82,583 4,129

  • – rata Standar Deviasi 1,172 0,059

  Koefisien Variansi 1,420 1,420 1 0,590 89,719 4,486 2 0,597 90,813 4,541

  Larutan Ekstrak Daun 3 0,598 90,969 4,548 Jambu Biji Kering Oven

  Rata 90,5 4,525 40˚C – rata

  Standar Deviasi 0,681 0,034 Koefisien Variansi 0,753 0,753 1 0,548 83,156 8,316

  2 0,551 83,625 8,363 Larutan Ekstrak Daun 3 0,553 83,938 8,394

  Jambu Biji Kering Oven Rata 83,573 8,357

  • – rata 25˚C

  Standar Deviasi 0,393 0,039 Koefisien Variansi 0,471 0,471

  Tabel II. Data Aktivitas Antioksidan IC Larutan Pembanding Asam Galat

50 Absorban

  Konsentrasi

  IC Larutan

  50

  %Inhibisi Pembanding

  ( g/mL) ( g /mL)

  A1 A2 A3 1 0,423 0,005 49,517 2 0,324 0,008 61,836

  Asam Galat 3 0,828 0,217 0,006 74,517 0,9474 4 0,148 0,011 83,454 5 0,064 0,013 93,841 Tabel III. Data Aktivitas Antioksidan IC

50 Larutan Sampel Daun Jambu Biji

  5

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  90 100

  1

  2

  3

  4

  6 % In hi bi si Konsentrsi (g/mL)

  

Kurva IC 50 Asam Galat

y = 39,553 + 11,027x r = 0,9977

  Gambar 1. Kurva IC

  50 Asam Galat

Kurva IC 50 Sampel Segar

y = 28,486 + 43,29x r = 0,9997

  10

  20

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  90 100 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4

  Konse ntrasi (mg/mL) % In hi bi si

  10

  Larutan Uji Konsentrasi

  (mg/mL) Absorban

  0,6 0,383 0,002 53,99 0,8 0,309 0,003 63,04 1 0,238 0,006 71,99 1,2 0,165 0,003 80,43

  % Inhibisi

  IC

  50

  (mg/mL)

  IC

  50

  (mg/mL )

  A1 A2 A3 Setara kering

  Larutan Ekstrak Daun

  Jambu Biji Segar

  0,4 0,828

  0,448 0,002 46,14 0,496 0,218

  Larutan Ekstrak Daun

  0,463 0,002 44,23 0,315 -

  Jambu Biji Kering

  Angin 0,4

  0,828 0,461 0,002 44,57

  0,515 - 0,6 0,391 0,002 53,02 0,8 0,299 0,002 64,13 1 0,273 0,005 67,63 1,2 0,199 0,002 76,21

  Larutan Ekstrak Daun

  Jambu Biji Kering Oven

  40˚C 0,4

  0,828 0,464 0,001 44,08

  0,50 - 0,6 0,363 0,001 56,28 0,8 0,316 0,001 61,95 1 0,252 0,001 69,69 1,2 0,202 0,003 75,97

  Larutan Ekstrak Daun

  Jambu Biji Kering Oven 60 ˚C

  0,2 0,828

  0,3 0,422 0,002 49,28 0,4 0,386 0,003 53,74 0,5 0,338 0,006 59,90 0,6 0,284 0,003 66,06

  Gambar 2. Kurva IC

  50 Sampel Segar

Kurva IC 50 Sampel Kering Angin

y = 29,956 + 38,945x r = 0,9902

  10 20 30 40 50 60 70 80 90 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Konse ntra si (mg/mL) % Inh ibi si

  Gambar 3. Kurva IC

50 Sampel yang dikeringanginkan

  10 20 30 40 50 60 70 80 90 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Konse ntra si (mg/mL) % Inh ibi si

  Gambar 4. Kurva IC

  50 Sampel yang dikeringkan dengan oven suhu 40°

Kurva IC 50 Sampel Kering Oven Suhu 60

y = 32,93 + 54,28x r = 0,9977

  10

  20

  

Kurva IC 50 Sampel Kering Oven Suhu 40

y = 30,718 + 38,595x r = 0,9905

  40

  50

  60

  70 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Konse ntra si (mg/mL) % In hi bi si

  Gambar 4. Kurva IC

  50 Sampel yang dikeringkan dengan oven suhu 60° Pembahasan

  Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, memperlambat, mencegah proses oksidasi dan menghentikan reaksi berantai pembentukan radikal bebas dengan melepaskan hidrogen. Berdasarkan sumbernya, antioksidan ada dua kelompok yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetis. Ada banyak jenis tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami, salah satu diantaranya yaitu Jambu Biji (Psidium guajava Linn)(Prakash et al,). Dan dari beberapa literatur, daun jambu biji mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Atas dasar ini dicoba untuk menentukan kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam daun jambu biji. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa cara pengeringan sampel sangat berpengaruh terhadap daya antioksidan sampel. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan jasad renik lainnya dan menghentikan reaksi enzimatik yang dapat menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif.

  Dari cara pengeringan yang telah dilakukan diperoleh Pengeringan oven 60°C memberikan kadar senyawa fenolat yang tinggi dan daya antioksidan yang paling kuat. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu pengeringan lebih cepat yaitu 8 jam sudah konstan sehingga tidak penguraian.

  30

  1145,2006

  , “Antioxidant Activity”,

  

of Biotechnology”, Vol 5(11):14-42-

  , “Antioxidant Activity, Phenol dan Flavonoid Contents of some Selected Iranian Medicinal Plants”, African Journal

  F., S.J. Hosseinimehr, N,Sgahabimajd.

  

Cruz, Rio de janeiro, 102 ( 5 ) : 631

  C, Buitrago, and Jaime Nino, “Antioxidant Activity of Twenty Five Plants from Colombian Biodeirvesity”, Mem Inst Oswaldo

  Mosquera, O, M., Yaned M, Correa, Diana

  Medallion Labs , Minneapolis

  Penebar Swadaya, Jakarta, 1999 Prakash Aruna., Fred Rigelhof, and Eugene Miller.

  Dibandingkan dengan pengeringan keringangin yaitu 8 hari dan oven suhu 40°C 24 jam, waktu yang digunakan lebih lama yang menyebabkan reaksi enzimatis masih berjalan sehingga senyawa fenolat banyak yang terpolimerisasi dan teroksidasi. Dapat dilihat juga bahwa semakin tinggi kadar senyawa fenolat dalam sampel, maka daya antioksidan sampel tersebut juga akan semakin kuat.

  

untuk Pengobatan HIV/AIDS,

  Lamadiwati Endah ,, Potensi Diri dan Alam

  Chem ,, 44 : 2724 – 2727 : 1996

  Keinanen, M, And R.J. Tiitto, “Effect of Sample Preparation Method on Birch (Betula Pendulata Roth) Leaf Phenolics” ,J, Agric Food

  Daftar Pustaka

  Cara pengeringan sampel memberikan pengaruh terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan sampel.

  Kesimpulan

  • – 634, 2007 Pourmorad,