PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI JURISPRUDENSIAL BERBANTUAN LKS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN STRATEGI
(1) (2) Simon Panjaitan , Efron Manik .
Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas HKBP Nommensen E-mail: [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial berbantuan LKS dengan menggunakan Strategi Ekspositori Dengan menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data skor hasil belajar siswa untuk kelompok strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial diperoleh L = 0,159 dan L tabel = 0,167 dengan n = 38 dan ternyata diperoleh L < L dan untuk strategi pembelajaran tabel
Ekspositori doperoleh L = 0,138 dan L = 0,174 denan n = 35 dan tabel ternyata diperoleh L < L , sehingga dapat disimpulkan bahwa data skor hasil tabel belajar kedua kelas berdistribusi normal. Berdasarkan skor hasil belajar siswa diperoleh hasil uji homogenitas sampel dengan menggunakan uji F untuk taraf
signifikansi 0,01 diperoleh F = 0,355 dan F = 2,217 ternyata diperoleh F
hitung tabel hitung< F . Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua sampel adalah homogen atau tabel berasal dari populasi yang bervarians sama. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan uji selisih dua rataan denan taraf signifikansi dan diperoleh t hitung = 2,377 dan jika dibandingkan dengan harga t tabel = 1,66084 , ternyata t hitung > t tabel . sehingga dapat dikatakan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan.
Hasil analisis data menggambarkan rata-rata skor untuk strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS adalah 70,395 dan rata-rata skor untuk strategi pembelajaran ekspositori adalah 70,143. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: Hasil belajar siswa menggunakan strategi inkuiri jurisprudensial lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, hal ini dapat diketahui hasil rataan skor tes siswa dengan strategi inkuiri jurisprudensial lebih tinggi dibandingkan rataan skor tes siswa dengan strategi ekspositori. Kata Kunci: Hasil Belajar, Strategi Inkuiri Jurisprudensial Berbantuan LKS
menekankan pada pencapaian target. Artinya,
1. PENDAHULUAN
Saat ini dunia pendidikan matematika semua bahan harus selesai diajarkan dan dihadapkan pada masalah rendahnya bukan pemahaman siswa terhadap konsep- penguasaan anak didik pada setiap jenjang konsep matematika. pendidikan terhadap matematika. Hal ini Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat dilihat dari prestasi belajar matematika peneliti dari guru matematika di SMP PGRI 6 yang dicapai siswa masih rendah. Rendahnya Medan bahwa hasil belajar siswa kurang hasil belajar matematika disebabkan oleh memuaskan karena siswa mengalami beberapa faktor, yaitu secara umum ditinjau kesulitan menemukan jawaban dari suatu dari tuntutan kurikulum yang lebih masalah yang diberikan guru, terutama dalam
JSP | FKIP | UHN |hal 1
JSP | FKIP | UHN |hal 2
mengubah soal cerita dan menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Peneliti menemukan masalah hasil belajar yang rendah pada pokok bahasan persamaan linier dua variabel karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori yaitu strategi yang pola belajarnya didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung bersikap pasif karena hanya menerima bahan ajaran yang disampaikan. Hasil yang kurang memuaskan ini memotivasi peneliti untuk mencoba strategi lain yaitu strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial yang bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berpikir secara sistematis dan kritis.
Untuk mencapai suatu kemampuan analisi dan berpikir sistematis maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mencari suatu jawaban dari permasalahan. Strategi pembelajaran itu adalah strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial karena strategi pembelajaran ini mampu memotivasi siswa untuk mencari suatu solusi dari suatu permasalahan sehingga merangsang kemampuan analisi dan berpikir sistematis siswa yang akhirnya meningkatkan kreativitas siswa dalam menghadapi tantangan era globalisasi (Situmorang A.S., 2013).
Strategi pembelajaran ini dikembangkan oleh Donald Oliver dan James P.Shaver . strategi pembelajaran ini bertujuan mengajari siswa untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis dan kritis. Secara umum tahap pembelajaran inkuiri juridprudensial adalah: 1) Orientasi kasus/permasalahan (orientation
to the case).Pada tahap ini guru mengajukan
kasus dengan membacakan kasus yang terjadi, memperlihatkan film/video kasus , atau mendiskusikan suatu kasus dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat maupun disekolah. Langkah berikutnya adalah meninjau fakta-fakta dengan jalan melakukan analisis permasalahan tersebut; 2) Identifikasi isu (identifying the issue). Pada tahap ini siswa dibimbing untuk mensintesis fakta- fakta yang ada kedalam sebuah isu yang sedang dibahas. Melakukan identifikasi konflik terhadap nilai-nilai yang ada. Dalam tahap ini siswa belum diminta untuk menentukan pendapatnya terhadap kasus yang dibahas; 3) Penetapan pendapat (taking
position). pada tahap ini siswa mengambil
pendapat terhadap kasus/permasalahan yang ada; 4) Menyelidiki cara berpendirian, pola argumentasi (exploring the stance, patterns of
argumentation). Memberikan klarifikasi
terhadap nilai-nilai konflik/permasalahan dengan menggunakan analogi. Menetapkan prioritas dari satu keputusan di antara keputusan/nilai-nilai lainnya dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan dari nilai/keputusan yang lainnya; 5) Memperbaiki dan mengkualifikasi posisi (refining and
argumentation). Siswa menyatakan posisi dan
alasanya terhadap masalah, dan menguji sejumlah situasi/kondisi yang mirip terhadap permasalahannya. Siswa mengkualifikasi(terhadap standar) posisinya; 6) Melakukan pengujian asumsi-asumsi terhadap posisinya/pendapatnya (testing
factual assumtions behind qualified positions). Siswa melakukan identifikasi
asumsi-asumsi pendapat dan melihat relevansinya, serta melakukan pengujian atas asumsi-asumsi.
Di sisi lain Ekspositori berasal dari bahasa Inggris, yaitu to expose yang berarti mengungkapkan, membongkar, dan membeberkan. Sanjaya (2010:179) menyatakan bahwa: “Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”.
Pembelajaran dengan strategi ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar.
JSP | FKIP | UHN |hal 3
Berdasarkan rumusan masalah pada bab I dan landasan teoritis pada bab II ini maka hipotesis dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1 2
2. METODE
, Rataan hasil belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial lebih baik daripada menggunakan strategi pembelajaran ekspositori.
H
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial tidak lebih baik daripada menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. 1 2 : a
, Rataan hasil belajar siswa
: H
daripada menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI 6 Medan.
Dalam strategi ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali yang dimiliki siswa melalui respon yang diberikan siswa pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Strategi ekspositori digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap dan sistematis dengan penyampaian secara verbal. Pembelajaran dengan strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan keterampilan dalam memperoleh pola, aturan, dalil, memberi contoh soal beserta penyelesaiannya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya.
Jurisprudensial berbantuan LKS lebih baik
berbantuan LKS pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI 6 Medan; 2) Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas IX SMP PGRI 6; 3) Apakah hasil belajar siswa menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri Jurisprudensial
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan Strategi Pembelajaran
Jadi berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut dipahami bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja yang intinya berisi kegiatan siswa dalam proses pem,belajaran dimana siswa mencari informasi dari buku-buku yang digunakan dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang dengan berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sedangkan LKS merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat. Menurut Hamdani (2011 : 74) bahwa “LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa)”. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto(2011 : 223) bahwa “Lembar kerja siswa atau LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang membedakan hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri jurisprudensial berbantuan LKS dengan strategi pembelajaran ekspositori. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi lokasi penelitian ini adalah SMP PGRI 6 Medan . Peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena di
JSP | FKIP | UHN |hal 4
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : jika ) 2 , ) 1 (; 2 , 1 (; V V v v hit
F 2 2 .(Simbolon 2009:168).
S S Varians terkecil Varians terbesar
Diuji dengan menggunakan rumus: Y X hit
(Varians populasi kelompok pembelajaran inkuiri jurisprudensial dan kelompok pembelajaran ekspositori berbeda secara signifikan)
2
≠ 2
2
(mengetahui Varians populasi kelompok pembelajaran inkuiri jurisprudensial dan kelompok pembelajaran ekspositori sama secara signifikan) Ho: 1
dengan ) 2 , 1 (; V V
2
= 2
2
Untuk uji homogenitas (uji kesamaan dua varians) dengan hipotesis: Ho: 1
maka sampel tidak berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka untuk pengujian hipotesis digunakan statistik non parametric.
tabel
berdistribusi normal; 2) Jika L > L
F F
F
= 0,01. Kriteria pengujian: 1) Jika
Statistik dari dua Strategi yaitu Inkuiri
40
Simpangan baku 20,146 18,495 Skor tertinggi 100 100 Skor terendah
35 Rata-rata 70,395 70,143 Varians 405,867 342,067
38
N(Banyak data)
Tabel 1.Statistik Skor Kedua Sampel Jenis Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Ekspositori disajikan pada tabel 1 berikut :
Jurisprudensial berbantuan LKS dan Strategi
4.2. Statistik Data
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang α, sedangkan derajat kebebasan (dk).
29 September 2014 s/d 12 Januari 2015, mengambil dua kelas untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian dilakukan di SMP PGRI 6 Medan T.P.2014/2015, dimulai dari tanggal
3.1. Analisis Data Hasil Penelitian
3. PEMBAHASAN DAN HASIL
Untuk membedakan prestasi belajar siswa dari kedua sampel digunakan uji selisih dua rataan. Untuk selanjutnya pengolahan data diawali dengan menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis antara lain uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan ANOVA 2 jalur untuk menguji hipotesis yang disesuaikan dengan permasalahannya. Seluruh perhitungan statistik menggunakan bantuan komputer yakni program SPSS 17.
dengan taraf nyata α = 0,01 maka kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varians yang homogen.
1 2 2 N v
dan
1 1 1 N v
L < L tabel maka sampel
sekolah tersebut belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan penelitian ini.
n
…, X
3 ,
X
2 ,
X
1,
; c) Pengamatan X
S X x z i i
1
dengan rumus:
n
, …, Z
3
, Z
2
, Z
1
Dalam penelitian ini untuk mengetahui normalitas dari sampel digunakan uji liliefors. Prosedur pengujian adalah sebagai berikut: a) Menyusun skor siswa dari skor yang terendah ke skor tertinggi; b) Skor mentah dijadikan bilangan baku Z
dijadikan Z
, Z
dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji liliefors dengan taraf nyata
n Banyaknya z z S z i i
L
Untuk menerima atau menolak hipotesis,
) kemudian menentukan harga mutlaknya; g) Mengambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L .
i
) – S(z
i
selisih F(z
) ( ; f) Menghitung
) dengan rumus:
2
i
; d) Menghitung peluang F(z i ) = P(z < z i ) dengan menggunakan daftar distribusi normal baku; e) Menghitung proporsi S(z
S X x z i i
dengan rumus:
n
, …, Z
3
, Z
40
JSP | FKIP | UHN |hal 5
inkuiri jurisprudensial
hitung
= 2,377. Setelah membandingkan harga t
hitung
dengan t
tabel
dengan taraf nyata α = 0,01 dan dk = 71 didapat bahwa t
0,95,71
= - 2,377 dan t 0,95,71 = 2,377, ternyata t hitung tidak ada pada daerah kritik karena 2,377 > 1,66084 sehingga H ditolak dan H a diterima.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa rataan kedua sampel berbeda secara signifikan. Maka, dapat dikatakan strategi pembelajaran
berbantuan LKS lebih baik digunakan daripada strategi pembelajaran ekspositoripada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan.
4.2.2 Uji Normalitas Data
1. Kelompok eksperimen
2. Kelompok kontrol
berada pada daerah kritik yaitu 1,186 < 2,61. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang bervarians homogen.
Hasil penelitian yang telah dianalisi berdasarkan peningkatan kemampuannya selanjutnya diperoleh temuan penelitian yang mengkaji seberapa besar peningkatan itu yang telah tuntas dalam proses pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui keefektifan dari peningkatan kemampuan yang terjadi. Hasil ketuntasan itu dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Interval Nilai
Jumlah Siswa Persentasi
Kategori Penilaian
85-100 30 75% Sangat Baik 75-84 8 20% Baik 60-74 1 3% Cukup 45-59 0% Kurang
4.2.3 Uji Homogenitas Varians
0-44 1 3% Sangat Kurang 40 100% Dari segi ketuntasan atau siswa yang mencapai skor 75 atau lebih sesuai dengan ketetapan yang berlaku di tempat penelitian ditemukan bahwa yang memperoleh pembelajaran PBI ada sebesar 95% (38 orang dari 40 orang) yang telah tuntas belajar untuk indikator translasi, 95% (38 orang dari 40 orang) yang telah tuntas belajar untuk indikator interpretasi, 95% (38 orang dari 40 orang) yang telah tuntas belajar untuk indikator ekstrapolasi, dan 95% (38 orang dari 40 orang) yang telah tuntas belajar untuk kumulatif indikator. Hal ini lebih banyak daripada pembelajaran biasa sebesar 32,5% (13 orang dari 40 orang) untuk indikator translasi, 32,5% (13 orang dari 40 orang) untuk indikator interpretasi, 35% (14 orang
Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji selisih dua rataan yaitu dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa t
hit
Dari data statistik diatas tampak nilai kedua sampel, sehingga dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa menggunakan
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F
Strategi Inkuiri Jurisprudensial berbantuan
LKS lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa menggunakanStrategi Ekspositori.
Dari hasil perhitungan diperoleh harga L = 0,132dengan menggunakan tabel uji normalitas Liliefors dimana n = 38 dan taraf nyata α = 0,01 maka harga L
tabel = 0,167.
Selanjutnya dengan L dibandingkan dengan harga L tabel dan dilihat bahwaL o < L tabel .Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa berasal dari populasi yang menyebar normal.
Dari hasil perhitungan diperoleh harga L o = 0,138 sedangkan L tabel = 0,174 untuk n = 35 dan taraf nyata α = 0,01. Ternyata L
o
< L
tabel
.Dengan demikian disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa berasal dari populasi yang menyebar normal.
hit
Ternyata diperoleh F
= 1,186. Jika dibandingkan dengan F
tabel
untuk α = 0,01 dan v
1
= 37 serta v
2
= 34 maka dengan menggunakan uji dua pihak diperolah titik-titik kritik F 0,01;37, 34 = 2,61, dimana daerah kritiknya adalah F
hit
< F
(0,01;37,34) .
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
dari 40 orang) untuk indikator ekstrapolasi
b) Saran
dan 30% (12 orang dari 40 orang) untuk Berdasarkan kesimpulan yang telah kumulatif indikator. Hal ini menunjukkan dikemukakan peneliti di SMP PGRI 6 Medan bahwa model pencapaian konsep dan maka peneliti mengemukakan saran yang pembelajaran biasa efektif untuk digunakan mungkin berguna khususnya bagi pendidik, dan ketuntasan belajar dengan menggunakan yaitu: model Problem Based Instruction (PBI) lebih
1. Sesuai dengan hasil penelitian ini tinggi dibanding dengan ketuntasan dengan bahwa kemampuan pemecahan pembelajaran biasa. masalah matematika siswa yang diajar menggunakan strategi inkuiri
jurisprudensial berbantuan LKS lebih
3. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data serta baik daripada strategi ekspositori, pengujian hipotesis, peneliti mengemukakan maka peneliti menyarankan kepada kesimpulan dan saran sesuai dengan guru dan calon guru untuk mencoba penelitian ini. menggunakan strategi ini dalam pembelajaran matematika khususnya
a) Kesimpulan
pada materi sistem persamaan linier
1. Kemampuan pemecahan masalah dua variabel. matematika siswa yang diajar
2. Dapat dipertimbangkan untuk menggunakan strategi inkuiri menggunakan strategi ini pada materi
jurisprudensial berbantuan LKS pada
matematika lainnya di tingkatan kelas materi Sistem Persamaan Linier Dua yang berbeda pula. Variabel di kelas IX SMP PGRI 6 Medan
3. Penggunaan LKS dalam berturut-turut hasil rata-rata, varians, dan pembelajaran yang menggunakan simpangan baku yang di peroleh yaitu strategi inkuiri jurisprudensial
2
70,395 ; S = 405,867; S = 20,146
X
membantu proses pembelajaran,
2. Kemampuan pemecahan masalah namun dapat dipikirkan penggunaan matematika siswa yang diajar sumber-sumber belajar lainnya. menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi Sistem
DAFTAR PUSTAKA
Persamaan Linier Dua Variabel di kelas Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan
IX SMP PGRI 6 Medan dapat dilihat dari bagi Anak Berkesulitan Belajar. hasil rata-rata, varians dan simpangan
Jakarta: Rineka Cipta
baku yang di peroleh yaitu Y 70,143; 2 Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar
S 342,067; S = 18,495.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
3. Terdapat perbedaan yang signifikan Aksara antara kemampuan pemecahan masalah Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar matematika siswa yang diajar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
menggunakan strategi inkuiri Aksara
jurisprudensial berbantuan LKS dengan
Djamarah, Syaiful.2006. Stategi Belajar strategi ekspositori pada materi Sistem Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Persamaan Linier Dua Variabel di kelas Hamalik , Oemar. 2009. Proses Belajar IX SMP PGRI 6 Medan.
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
JSP | FKIP | UHN |hal 6
JSP | FKIP | UHN |hal 7
yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional.
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran
Inovatif-Progresif.Jakarta : Kencana Perdana Media Group
Remaja Rosdakarya Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran
Belajar Mengajar. Bandung: PT
Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Medan. Medan: 1(1), (1– 9). Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
Hamdani.2011.Strategi
Pembelajaran Based Learning dalam peningkatan kemampuan pemahaman konsep mahasiswajurusan pendidikan matematika semester 3 FKIP-UHN
Yogyakarta: Graha Ilmu Situmorang, A.S., 2014. Desain Model
Jakarta : KencanaPerdana media Group Simbolon, Hotman. 2009. Statistika.
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran.
Mudjiono dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
Belajar Mengajar.Jakarta: Pustaka Setia.
Jakarta. PT Bumi Aksara