BAB I PENDAHULUAN - Makalah Bab I II III

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini terdapat perhatian yang lebih besar pada etika dalam penggunaan
komputer daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian
terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak individu atas
privacy. Dalam dunia bisnis, salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah
pembajakan perangkat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat
lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun, subyek etika komputer lebih dalam
dari pada masalah privacy dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial
yang penuh daya, yang dapat membantu atau menggangu masyarakat dalam
banyak cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya dan pengolahan
manfaat dalam memilah mana yang baik maupun yang buruk untuk digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan antara perilaku etika, moral dan hukum ?
2. Bagaimana peran etika dalam bisnis dan perlunya budaya etida dalam
perusahaan ?
3. Bagaimana etika berhubungan dengan sistem informasi ?
4. Bagaimana sumbangan asosiasi-asosiasi profesional bagi etika sistem
informasi dalam bentuk kode etik?
5. Bagaimana etika dalam spesialis informasi ?

6. Bagaimana CIO dapat mencapai praktek yang etis dalam jasa informasi ?
7. Bagaimana panduan etika pribadi ?

1

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan antara perilaku etika, moral dan hukum.
2. Untuk mengenali peran etika dalam bisnis dan perlunya budaya etida
dalam perusahaan.
3. Untuk memahami hubungan etika dengan sistem informasi.
4. Untuk menghargai sumbangan asosiasi-asosiasi profesional bagi etika
sistem informasi dalam bentuk kode etik.
5. Untuk memahami perlunya etika bagi para spesialis informasi.
6. Untuk mengetahui apakah CIO dapat mencapai praktek yang etis dalam
jasa informasi.
7. Untuk mengetahui setiap tindakan yang diambil sesuai dengan etika dan
etis.

BAB II


2

PEMBAHASAN
2.1 Moral, Etika dan Hukum
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah.
Moral adalah institusi sisal dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Kita mulai
mempelajari peraturan-peraturan dari perilaku moral sejak anak-anak. Selalu
ucapkan “Terimakasih.” Saat kita bertumbuh dan matang secara fisik dan mental,
kita mempelajari peraturan-peraturan yang masyarakat harapka untuk kita ikuti.
Peraturan-peraturan tingkah laku ini adalah moral kita.
“Melakukan apa yang bear secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita.
Etika. Tindakan kita juga diarahkan oleh etikaka (ethics) kata ethics berasal dari
bahasa Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah suatu set kepercayaan,
standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat.
Semua individu betanggung jawab kepada masyarakat atas perilaku mereka.
Masyarakat dapat berupa suatu kota, Negara, atau profesi. Masyarakat ertindak
sebagai “otoritas yang lebih tinggi”, yang memaksakan harapannya pada kita.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari suatu masyarakat ke
masyarakat lain. Kita melihat pebedaan perbdaan ini dibidang computer dalam
bentuk perangkat lunak bajakan – prangkat lunak yang digandakan secara

illegal lalu digunkan atau dijual. Pada tahun 1990, diperkirakan bahwa
pembajakan perangkat mengakibatkan penjual perangkat lunak AS kehilangan
pendapatan tahunan lebih dari $40 miyar. Lotus development Corporation merasa
kehilngan penjulalan $400 juta sethun di Taiwan saja. Statistik tang lebih baru
sama dramatisnya. Pada tahun 1994 diperkirakan 35% perangkat lunak yang
digunakan di amerika serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92%
di Jepang dan 99% di Thailand.
Angka-angka tersebut menunjukan bahwa pemakai computer si Cina.
Thailand, dan Jepang kurang etis dari pada pemakai di Amerika Serikat. Namun
tidak pasti demikian. Beberapa kebudayaan, terutama di Negara-negara Timur,
menganjurkan sikap berbagi. Suatu pepatah Cina mengatakan, “ orang yang
berbagi atut dihrgai; orang yang tidak berbagi patut dicerca.” System nilai ini

3

membantu menjelaskan perbedaan dalam praktek bisnis antara budaya Timur da
Barat, seperti pembjakan perangkat lunak.
Hukum adalah perilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti pemerintah, pada rakyat atau pada warga negaranya. Hingga kini sangat
sedikit hokum yang engatur penggunaan computer. Halini arena omputer

merupakan penemuan bru- umurnya hanya sekitar empat puluh tahun- dan
teknologinya berubah sangat cepat Selma periode tersebut. Sistem hukum sulit
mengikutinya.
Lingkungan hokum penggunaan computer jauh lebih baik sekarang. Tetapi
masih jauh dari ideal. Kasus pertama kejahatan computer terjadi pada tahun 1996,
saat progamer suatu bank membuat progam yang tidak dapat menunjukan bahwa
pengambilan dari rekeningnya telah melampaui saldo rekening tersebut. Ia dapat
terus menulis cek walaupun tak ada lagi uang direkeningnya. Penipun ini terus
berlangsung gingga computer terbut rusak, dan pemrosesan secara manual
mengungkapkan saldo yang telah minus, progamer tersebut tidak dituntut
melakukan kejahatan computer, karena peraturan hukumnya belum ada.
Sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu dicatatan bank. Ia menerima
hukuman yang ditangguhkan dan dua tahun percobaan.
Criminal computer lain dituntut berdasarkan UU federal sebaai pelaku
penipuan surat dan pencurin milik pemerintah. Pada tahun 1984, Kongres AS
manambah cangkeraman peraturan computer dengan menyetujui tiga UU federal
yang khusus diterapkan pada kejahatan computer.
 The small Business Computer Security and Education Act menetapkan,
yang memberikan sarab pada ongres mengenai masalah-masalah yang
berkaitan dengan kejahatan computer terhadap usaha kecil. Dewan ini

mengevaluasi efektivitas UU pidana federal dan Negara bagian dalam
mencegah dan menuntut kejahatan computer, mengevaluasi evektivitas
teknologi yang tersedia bagi usaha kecil untuk meningkatan keamanaan
computer, dan mengemangkan panduan yang membantu usaha kecil
dalam mengevaluasi keamanaan system computer mereka.

4

 The Counterfeit Access Device and Computer Fraud anf Abouse Act
menetapkan bahwa seseorang yang mendapat akses informasi yang
berkaitan dengan pertahanan nasional dan hubungan luar negeri tanpa
otoritas merupakan pelanggaran. UU ini juga menyatakan bahwa upaya
mendapatkan akses tanpa otoritas ke computer yang dilindungi oleh Right
to Financial Privacy Act atau Fair Credit Reporting Act, dan
menyalahgunakan informasi yang terdapat dalam computer pemerintah
federal sebagai suatu pelaggaran.
 The Trademark Counterfeiting Act menetapkan sejumlah denda bagi
orang atau organisasi yang memperdagangkan perangkat keraas atau
perangkat lunak tiruan, yaitu yan mirip atau yang identik dengan yang
terdaftar di US Patent and Trademark Office. Bagi individu, dendanya

dapat mencapai $250.000 dan lima tahun penjara. Bagi perusahaan,
dendanya dapat mencapai satu juta dolar.
Bertahun-tahun sebelumnya, pemerintah federal telah menetapkan The
Electronic Communictions Privacy of 1968. Namun ini hanya mencakup UU
komunikasi suara. Pada tahun 986 UU ini direvisi sehingga mencakup komunikasi
digital, data dan video. UU tahun 1986 ini juga memilikibagian khusus mengenai
electronic mail.
Denan cara demikian, pemerintah federal AS berangsu-angsur menetapkan
suatu kerngka kerja hokum bagi penggunaan computer. Seperti halnya etika
hokum computer dapat sangat berbeda dari satu Negara ke Negara lain.
Menempatan Moral, Etika dan Hukum dalam Perspektif kita dapat
melihat bahwa penggunaan computer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai
moral dan etika para manajer, spesialis informs dan pemakai, dan juga hokum
yang berlaku. hukum paling mdah diinterpretasikan karena brbentuk tertulis,. Di
pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua
anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika computer inilah yang sedang
memperoleh banyak perhatian, dan merupakan focus bab ini selanjutnya.

5


2.1.1 Etika Dalam Bisnis di AS
Etika bisnis AS didasarkan pada tiga keyakinan dasar- etika protestanetika persaingan bebas- dan survival of the fittest dalam pasar kompetitif.
 Etika Protestan Benjamin Franklin dapat dianggap sebagai pemberi
justifikasi etis atas efisiensi dan laba dengn perkataanya seperti “Tidur
lebih awal dan bangun lebih pagi membuat seeorang sehat, makmur dan
bijaksana.” Pandangan yang dikenal sebagai etika Protestan mendorong
kerja keras untuk menghasilkan uang.
 Etika Persaingan Bebas (free enterprise ethic) didasarkan pada teori para
ahli ekonomi seperti Adam Smith, yang menganjurkan kapitalisme
laissez-faire, atau kebebasan berusaha berfungsi tanpa campur tangan
pemerintah. Teori menganggap bahwa tindakan pengusaha untuk
mengejar kepentingan diri sendiri dapat diterima. Dasar teori ini adalah
keyakinan bahwa mementingkan diri sendiri tidak merugikan masyarakat.
Masyarakat akan memperoleh lebih banyak manfaat dari ekonomi
berorientasi laba daripada jika tujuan utama bisnis adalah kebaikan social.
 Survival of the Fittest Dalam system persaingan bebas, tidak dapat
dihindari bahwa sebagian perusahaan akan menjadi pemenang dan
sebagian lagi akan kalah. “Survival of the Fittest” (yang terkuat yang
bertahan) dapat diterima asalkan perusahaan bersaing secara wajar.
Alasannya, persaingan bekerja sebgai proses seleksi untuk memangkas

peruahaan-perusahaan yang member kontribusi paling sedikit pada
kebaikan social.
Masyarakat AS percaya bahwa manfaat terbaik akan diperoleh jika bisnis
swasta dibiarkan hidup dan bersing dalam pasar bebas. Perusahaan-perusahaan
yang bersaing akan menyediakan produk dan jasa yang lebih beragam. Dengan
kuantitas yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik., daripada jika
perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam system ekonomi lain. Karena itu
keberadaan bisnis untuk kenikmatan masyarakat. Masyarakat menetapkan batasbatas operasi bisnis dalam bentuk undang-undang, tetapi pemilik dan pekerja

6

memiliki cukup kebebasan. Masyarakat mengharapkan bisnis beroperasi secara
etis sehinga tidak menyalahgunakan kebebasan tersebut.
2.1.2 Perlunya Budaya Etika
Manajemen tingkat puncak perlu menetapkan budaya kualitas yang
menyeluruh di peusahaan. Budaya ini memperlihatkan bahwa manajemen
bersungguh sunguh mengenai kualitas dan bersedia menyediakan semua
dukungan yang diperlukan untuk malaksnakan progam-progam yang berkaitan.
Etika juga memerlukan dukungan dan pengaturan serupa.
Dalam bisnis, banyak orang berpendapat bahwa suatu perusahaan

mencerminkn kepribadian pemimpinnya. Suatu penelitian atas perusahaan
perusahaan raksasa mndukung pendapat ini. Pengaruh Kolonel John Patterson
pada National Cash Register, atau pengaruh Thomas J. Watson Sr. pada IBM
Selma paruh pertama abad ini membentuk kepribadian perusahaan-perusahaan
tersebut. Sekarang para CEO perusahaan-perusahaan sepeti Federal Express,
Southwest Airlines< dan Wendy’s berpengaruh seemikian rupa pada organisasi
mereka sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut sebagai
CEO itu sendiri.
Menetapkan
credo
perusahaan

Menetapkan
Progam
Etika

Menetapkan
kode etik
Perusahaan
7


Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya
etika, jika perusahan harus etis, maka manajemn puncak harus etis dalam semua
tindakan dan kata-katanya. Manajemen pe\uncak memimpin dengan memberi
contoh. Perilaku ini adalah budaya etika.
2.2 Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya
menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua
pegawai. Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis,
yaitu dalam bentuk corporate credo, program-program etik, dan kode etik khusus
perusahaan . Gambar 5.2 menunjukkan lapisan-lapisan tersebut dan hubungannya.
 Corporate Credo adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang
ditegakkan perusahaan. Tujuan credo ini adalah menginformasikan orangorang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan
mengenai nilai-nilai etis perusahaan. Gambar 5.3 menunjukkan suatu
contoh corporate credo. Credo ini berasal dari Security Pacific
Corporation, suatu bank yang berpusat di Los Angeles, dan terdiri dari
enam komitmen tujuan. Manajemen Security Pacific menyadari bahwa
bisnis mereka dibangun di atas

komitmen , baik internal maupun


eksternal. Komitmen internal mencakup (1) komitmen perusahaan pada
karyawannya, (2) komitmen karyawan pada perusahaan, dan (3) komitmen
karyawan pada karyawan lain. Komitmen eksternal mencakup komitmen
perusahaan pada (1) pelanggan, (2) pemegang saham, dan (3) masyarakat.
Komitmen
dari karyawan Security pacific
Komitmen padaKomitmen
pelangganKepada
Karyawan

pada
Komitmen
masyarakat
kepada pemegang saham
Komitmen dari karyawanKomitmen
kepada karyawan

 Program Etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas

mbar 5.3 Contoh suatu Credo Perusahaan Sumber Patrick Murphy, “Creating Ethical Corporate Structures,” Sloan Management Review 30 (Winter 1989), 82 digunakan seijin penul

yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan

8

corporate credo. Suatu contoh aktivitas adalah pertemuan orientasi yang
dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika
mendapat cukup perhatian. Sebagaian pertemuan menyertakan pesan dari
CEO dalam bentuk video, yang memberitahukan pegawai baru bahwa
mereka diharapkan menegakkan keyakinan etis perusahaan. Sebagian
perusahaan bahkan meminta pegawai barunya untuk menandatangi
pernyataan bahwa mereka telah menerima pengarahan demikian. Chemical
Bank, bank terbesar keempat di Amerika Serikat telah mengikuti praktek
ini selama tiga puluh tahun.
Contoh lain dari program etika adalah audit etika, seperti yang
dipraktekkan oleh Dow Corning. Dalam audit etika, seorang auditor internal
mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk
mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan corporate credo.
Contohnya, auditor bertanya pada manajer penjualan, “Pernahkah terjadi kita
kehilangan bisnis karena kita tidak memberikan hadiah pada petugas pembelian?”
 Kode etik khusus perusahaan, banyak perusahaan telah merancang kode
etik perusahaan mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari
kode etik industri tertentu.
Menempatkan Credo, Program, dan Kode Etik Perusahaan dalam
Perspektif
Patrick Murphy, seorang professor pemasaran di Universitas of Notre Dame,
yakin bahwa cara yang baik untuk menempatkan contoh-contoh budaya etika
dalam berbagai prespektif.
2.2.1 Etika dan Jasa Informasi
Menurut James H. Moor, professor di Darmouth mendefinisikan etika
komputer sebagai analisis mengenai sifat dan dampak social teknologi computer,
serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut
secara etis. Karena itu, etika computer terdiri dari dua aktivitas utama , dan
manajer yang paling bertanggung jawab atas aktivitas tersebut adalah CIO. CIO
harus (1) waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat, dan
(2)

karena itu harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan-

9

kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting: bukan hanyaCIO sendiri yang
bertanggung jawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga
bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan mutlak
dalam dunia end-user computing saat ini, semua manajer di semua area
bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Dan
selain manajer, setiap pegawai bertanggung jawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
2.2.2 Alasan pentingnya Etika Komputer
James Moor, pengarang ”What Is Compuer Ethics?”, menyatakan ada tiga
alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer. Ia menyebut
alasan-alasan

tersebut:

kelenturan

logika

(logical

malleability),

faktor

transformasi, dan faktor tak kasat mata (invisibility factors).
 Kelenturan logika
Yang dimaksud dengan kelenturan logika (logical malleability)
oleh Moor adalah kemampuan memprogram komputer untuk melakukan
apa pun yang kita inginkan. Komputer bekerja tepat seperti yang
diinstruksikan oleh programernya. Kadang-kadang orang-orang bisnis
tidak menyadari fakta ini. Anda mungkin mengalami situasi suatu
perusahaan membuat kekeliruan dan mengirimkan tagihan yang
sebenarnya telah Anda bayar. Saat Anda mengajukan keluhan pada
perusahaan tersebut, mungkin Anda diberi tahu, “Komputer yang
membuatnya.” Sebagai seorang pakar dalam pemrosesan komputer bisnis,
Anda tahu bahwa jawaban itu tidak masuk akal. Komputer hanya
melakukan apa yang disuruh. Kelenturan logika inilah yang menakutkan
masyarakat. Tetapi masyarakat sebenarnya tidak takut terhadap komputer.
Sebaliknya masyarakat takut terhadap orang-orang yang memberi perintah
di belakang komputer.
 Faktor Transformasi

10

Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta
bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
 Faktor Tak Kasat Mata
Alasan ketiga minat masyarakat pada etika komputer adalah karena
komputer dipandang sebagi kotak hitam.

Semua operasi internal

komputer tersembunyi dari pengelihatan. Operasi internal yang tidak
nampak ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak
terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang
tidak terlihat.
a) Nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat adalah perintahperintah yang programer kodekan menjadi program yang mungkin
dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang diinginkan
pemakai. Selama penulisan program, programer harus membuat
serangkaian pertimbangan nilai seperti bagaimana program
mencapai tujuannya. Ini bukan suatu tindakan jahat dari pihak
programer, tetapi lebih merupakan kurangnya pemahaman.
b) Perhitungan rumit yang tak terlihat berbentuk program-program
yang demikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai.
Program-program ini umumnya model matematika kompleks atau
penerapan kecerdasan buatan.
c) Penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang
sengaja melanggar batasan hukum dan etika.
Masyarakat karena itu sangat memperhatikan komputer – bagaimana
komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir segala sesuatu, bagimana
komputer mengubah sebagian besar cara kita melakukan sesuatu, dan fakta
bahwa yang dikerjakan komputer pada dasarnya tidak terlihat. Masyarakat
mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika komputer dan dengan demikian
meredakan kekhawatiran tersebut.
2.3 Hak Sosial dan Komputer

11

Saat computer pertama kali diterapkan dalam bisnis pada pertengahan
1950an manajemen memutuskan bahwa penggunaan computer akan ditangani
oleh para professional computer. Yaitu programmer, analisis system, dan
operator yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus computer.
Keputusan untuk penenpatan tanggung jawab ini sampai sekarang masih
berlaku dan diserahkan oleh suatu segmen masyarakat yang relative kecil.
Yaitu para profesianal yang terlibat dan pemakai yang tergabung dalam end
user computing . Namun masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan
dengan penggunaan computer, hak-hak ini dapat dipandang dari segi
computer atau dari segi informasi yang dihasilkan dari penggunan computer.
2.3.1 Hak atas komputer
Deborah Johnson, professor pada rensselaer polytechnic institute,
megatakan bahwa masyarakat memiliki hak atas computer, keahlian computer,
spesialis computer dan pengambilan keputusan computer.
 Hak atas Akses Computer Ben Shneiderman, professor university of
mary land at college park, mengamati profesi computer setelah huru hara
los angeles 1992 dan menemukan bahwa “aplikasi perangkat lunak dapat
menjadi alat untuk memperbaiki pendidikan, memberikan pelatihan
kaehlian, mengurangi buta huruf dewasa, memperbaiki organisasiorganisasi kemasyarakatan, mendukung wiraswasta dan banyak lagi.”
Menyadari hal tersebut masyarakat berhak atas akses computer.
 Hak atas Keahlian Computer pada awal kemunculan computer ada
ketakutan di kalangan tertentu bahwa computer akan dikhawatirkan dapat
menyebabkan pemutusan hubungan kerja missal, namun nyatanya itu tidak
terjadi, karna tidak semua pekerjaan menggunakan koputer, tetapi banyak
yang demikian. Dalam mempersiapkan pelajar sebagai angkatan kerja para
pendidik sering menganggap bahwa pengetahuan tentang computer
sebagai suatu kebutuhan.
 Hak atas Spesialisasi Komputer mustahil seseorang mampu mempelajari
semua yang ada dalam computer karna itu di buat spesialisasi dengan

12

harapan untuk dapat bekerja secara professional, karna itu kita harus
memiliki akses ke para spesialis tersebut.
 Hak atas Pengambilan Keputusan Komputer waktu masyarakat tidak
banyak dalam berpartisipasi pengambilan keputusan mengenai bagaimana
computer diterapkan , masyarakat memiliki hak tersebut, hal ini layak jika
kmputer memiliki dampak buruk terhadap masyarakat. Hal ini sesuai
dalam UU yang mengatur tentang computer.
Dalam pandangan Johnson tanggung jawab social atas penggunaan computer
yang etis dapat dicapai dengan memenuhi hak-hak atas computer sabagai suatu
peralatan.
2.3.2 Hak atas Informasi
Klasifikasi hak asasi manusia dalam area computer yang paling luas
dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat oleh O. Mason “mason, seorang
professor di southern Methodist university, menciptakan akronim PAPA untuk
menggambarkan empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi. PAPA
merupakan singkatan dari “prifacy, accuracy (akurasi), property (kepemilikan),
dan assecibility (aksesibilatas).
 Hak atas Privasi hakim pengadilan tinggi Louis Brandeis dikenal karna
mengakui “ hak untuk dibiarkan menyendiri” mason menggap hak ini
mengancam karna ada dua kekuatan. Yang pertama adalah hak
meningkatnya kemampuan computer untuk digunakan pengintaian, dan
yang kedua adalah meningkatnya hak kemampuaan nilai informasi untuk
pengambilan keputusan. Menurut mason, para pengambil keputusan
member nilai yang tinggi pada informsi sehingga mereka sering
mengganggu
pemerintah

privasi

seseorang

menempatkan

untuk

pemantauan

mendapatkannya.
di

WC

umum

Missal,
untuk

mengumpulkan statistic penggunaan untuk memperbaiki fasilitas.
 Hak atas Akurasi computer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi
yang tinggi dibandingkan system nonkomputer. Misal pada tahun 1988
kapal

ALAS

Vincennes

saat

berpatroli

ditelik

Persia,

keliru

mengidentifikasi pesawat penumpang iran dan mengira sebagai pesawat
13

tempur yang kemudian di tembak dan menewasknan 290 penumpang.
Kekeliruan identitas tersebut disebabkan oleh kekeliruan perangkat lunak
dalam system pengendalian kapal tempur tersebut.
Seperti contoh diatas keggalan system berbasis computer untuk mencapai
tingkat akurasi yang diperlukan dapat menimbulkan biaya pada masyarakat yang
diukur dengan uang, jasa bahkan nyawa.
 Hak atas Kepemilikan disini kita berbicara tentang hak intelektual,
umunya dalam bentuk program-program computer. Banyak pemakai yang
mengambil program-program computer secara illegal, dan tidak sedikit
yang menjualnya kembali untuk kepentingan tertentu, hingga tahun
1980an perangkat lunak tidak terlindungi oleh UU hak cipta atau paten.
Namun

sekarang

kaduanya

dapat

digunakan

untuk

memberikan

perlindungan. Namun para penjual berusaha menutup lubang-lubang
dalam hokum melalui perjanjian lisensi yang diterima oleh para pelangan
saat menggunakan perangkat lunak tersebut. Pelanggaran perangkat lunak
tersebut dapat menyebabkan pelanggan dituntut di pengadilan,SAS
Institute, misalnya, berhasil menuntu S & H computer system di
pengadilan pada tahun 1985 karna melanggar perjanjian lisensi.
 Hak atas Akses sebelum adanya database computer, banyak tersedia
dokumen-dokumen tecetak atau micro film diperpustakaan untu
masyarakat umum. Informasi tersebut berisi berita, dn berbagai hasil
penelitian yang telah diubah menjadi database komersial yang kemudian
sulit diakses untuk masyarakat umum.
2.3.3

Kontrak Sosial Jasa Informasi
Mason yakin bahwa untuk memecahkan permasalahan etika
computer. Jasa computer harus masuk dalam kontrak social yang
memastikan bahwa computer akan digunakan untuk kebaikan social.
Jasa informasi membuat kontrak tersebut dengan individu dan
kelompok yang menggunakan atau yang dipengaruhi oleh output
informasinya. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :

14

1.

Computer tidak akan digunakan secara sengaja untuk menggaggu privasi
seseorang.

2.

Setiap ukuran akan digunakan untuk membuat akurasi pemrosesan computer

3.

Hak milik intelektual akan dilindungi

4.

Computer akan dapat diakses masyarakat sehingga dapat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.

2.3.4 Kode-Kode Etik
Empat asosiasi professional computer AS telah membuat kode-kode etik
sebagai panduan bagi anggotanya “empat asosiasi tersebt adalah ACM
(association for computing machinary) DPMA (data proseccing manajement
association) ICCP (institute for cirification of computer profesional) dan ITAA
(information tegnologhi association of amerika)
 Kode Prilaku Profesional ACM
Dibentuk tahun 1947 dan sekarang merupakan perkumpulan professional
computer AS tertua. Dan memiliki 80.000 anggota seluruh dunia. Kode perilaku
professional seluruh dunia ini terdiri dari lima canon :
1. Seorang peserta ACM selalu bertindak dengan integritas
2. Seorang anggota ACM harus selalu meningkatkan kemampuannya serta
kemampuan dan prestis kompetensi
3. Seorang anggota ACM bertanggung jawab atas pekerjaannya
4. Seorang anggota ACM bertindak dengan tanggung jawab professional
5. Seorang anggota ACM harus menggunakan pengetahuan dan keahlian
khususnya untuk kesejahteraan umat manusia
 Kode Etik DPMA
DPMA didirikan pada 1951 dan memiliki sekitar 35.000 anggota diseluruh
dunia. Misalnya adalah “menjunjung manajemen yang bertanggung jawab dan
efectif untuk kebaikan pada anggotanya. Para pemberi kerja, dan masyarakat
bisnis. “ kode etik DPMA terdiri dari standarts of conduct (standart perilaku) yang
menguraikan kewajiban manajerpengolahan data pada (1) manajemen perusahaan
(2) rekan anggota DPMA dan profesi (3) masyarakat dan (4) pemberi kerjanya.
15

 Kode Etik ICCP
Kode etik ICCP menyatakan bahwa para anggotanya bertanggung jawab pada
profesi, pemberi kerja, dan kliennya, kode ini dimasukkan pada code of conduct.
Yang bersifat permanen, yang menangani maslah-masalah tentang tanggung
jawab social dan pertentangan kepentingan. Kode etik ICCP juga mencakup code
of good practice, yang diperbarui secara berkala, salah satu kode tersebut ICCP
adalah satu-satunya kode etik yang mempunya sanksi.
 Kode Etik ITAA
ITAA dalah asosiasi bagi organisasi organisasi yang memasarkan perangkat
lunak dan jasa yang berkaitan dengan jasa computer. Kode ITAA terdiri dari
prinsip-prinsip dasar yang mengatur penilaian. Komunikasi dan kualitas jasa
klien. Perusahaan dan pegawai diharapkan menegakkan integritas professional
industry computer.
 Model SRI
Idealnya semua perlumpulan professional bergabung membuat satu kode etik.
Kode etik tersebut harus membahas tanggung jawab setiap orang dalam profesi
dalam hal etika penggunaan computer.
Ada sejumah kerangka kerja yang baik menjadi dasar suatu kode etik universal.
Hak-hak computer yang dirumuskan Johnson atau PAPA yang dibuat mason yang
berfungsi sebagai peangkat kerja juga, atau suatu kerangka yanfg dapat
mengombinasikan sumbangan dari beberapa pakar etika.
Suatu kerangka kerja dasar yang baik yang mungkin merupakanan tempat terbaik
untuk memulai, adalah model yang dikembangkan oleh SRI internasional
bersamaan dengan aktivitas etikanya pada 1970an dan 1980an.
Model SRI ini unik dan tidak terbatas pada professional computer yang beroprasi
dalam lingkungan bisnis tetapi luas jangkauannya.
TABEL 5.1
SUBYEK

LINGKUNGAN

OBYEK
Konsumen atau masyarakat pemakai

akademik bisnis perusahaan

kepelikan fisik
16

Computer mahasiswa , guru, ilmuwan,

bisnis perusahaan instutisi”

hak milik
Konsultan, analis, programmer,

perusahaan pemerintah

intelektual
Operator computer, wiraniaga perusahaan

independen

asset

keuangan
Computer manajer
penggunaan jasa
a) Menggabungka PAPA dari mason peninjauan pada 4 obyekdalam
model SRI mengungkapkan bahwa keempat obyek tersebut berpusat pada
kepemilikan dan jasa. Uraian yang lebih rinci dari pada dimensi etika
computer ini mungkin dibuat dengan menggabungkan PAPA dari mason.
Gamba 5.6 menunjukan model SRI sebagai kubus, dengan PAPA sebagai
dimensi obyek. Semua professional computer diringkas menjadi satu
kategori para spesialis informasi. Dipandang dalam perspektif ini, satu
kode etik harus mengatur tanggung jawab tiap subyek. Dalam tiap
lingkungan. Untuk tiap obyek.
b) Menempatkan kode etik pada perspektif suatu kode etik hamya
memberikan suatu pandangan umum yang dapat diadaptasi untuk beragam
situasi. Bagaimana panduan tersebut diterapkan. Sebagian besar
tergantung dari kebijaksanaan spesialis computer atau pemakai. Dalam
buku ini. Focus kita adalah penggunaan computer dalam bisnis. Karena
itu, subyek utama kita adalah spesialis informasi dan manajer mereka.
Yaitu CIO. Seberapa jauh etika computer tercapai dalam perusahaan
tergantung dalam keyakinan etis para spesialis informasi dan efektifitas
program etika yang dapat diterapkan CIO.
2.4 Etika dan Spesialis Informasi
Banyak peneliti yang telah mempelajari keyakinan etis para spesialis
informasi. Sejumlah penelitian telah dilakukan pada spesialis informasi yang
bekerja maupun pada mahasiswa sistem informasi. Penelitian ini biasanya

17

menggunakan skenario pertentangan etika, yang merupakan penggambaran
tindakan-tindakan tertentu yang harus dievaluasi oleh subyek sebagai etis atau
tidak etis. Skenario ini karenanya memberikan cara mengukur keyakinan etis
subyek tersebut.
1. Penelitian SRI
Dua penelitian selama tahun 1970-an dan 1980-an memberikan
sebagian besar data yang menggambarkan keyakinan etis dari para
spesialis informasi yang bekerja. Penelitian pertama dibuat pada tahun
1977, disponsori SRI International dan terdiri dari suatu lokakarya etika
ilmu dan teknologi komputer yang menggunakan skenario pertentangan
etika. Sepuluh tahun kemudian , penelitian ini diulang untuk memasukkan
teknologi baru dalam skenario yang telah diperbaharui.
 Peserta Penelitian Peserta lokakarya tahun 1987 terdiri dari 27
orang dari industri, pemerintah dan akademia yang telah
menunjukkan minat yang besar pada etika komputer. Karena
pengalaman praktis mereka, para peserta ini dianggap sebagai
spesialis informasi, walau mereka tidak dianggap mewakili semua
spesialis informasi namun mereka adalah pakar.
 Skenario

Pertentangan

Etika

Lokakarya

tahun

1987

menggunkan 54 skenario, yang dikelompokkan menjadi kategori
sebagai berikut :
1. Standar profesional, kewajiban dan pertanggungjawaban.
2. Kepemilikan, pemberian atribut, pembajakan, peniruan, hak
cipta dan rahasia dagang.
3. Keyakinan atas informasi dan keleluasaan pribadi.
4. Praktek-praktek bisnis yang mencakup kontrak, perjanjian, dan
pertentangan kepentingan.
5. Hubungan pemberi kerja dan karyawan.
 Hasil

Penelitian

Jawaban-jawaban

peserta

lokakarya

digabungkan dengan diskusi , memberikan dasar bagi deskripsi
tertulis mengenai prinsip-prinsip perilaku etis yang diharapkan.
18

Prinsip-prinsip ini, disiapkan untuk model SRI merupakan hasil
utama lokakarya ini. Penelitian tahun 1987 karenanya memberikan
tolok ukur etika untuk membandingkan keyakinan spesialis
informasi dan mahasiswa sistem informasi. Bagaimana keyakinan
seorang programmer atau seorang mahasiswa dibandingkan
dengan keyakinan para pakar tersebut yang telah memikirkan
masalah-masalah tersebut secara mendalam.
Tabel 5.2
Tanggapan Peserta Lokakarya atas Skenario
Kategori

Jumlah Jawaban

Mahasiswa menggunakan jasa komputer dengan memanfaatkan
kelemahan sistem
Tidak Etis

20

Bukan tidak etis

1

Tidak berkaitan dengan masalah

4

etika
Pengolah jasa informasi menganjurkan untuk menerobos sistem
komputer
Tidak Etis

9

Bukan tidak etis

7

Tidak berkaitan dengan masalah

9

etika
Pengelola jasa informasi tidak memperbaiki kelemahan sistem
Tidak Etis

18

Bukan tidak etis

3

Tidak berkaitan dengan masalah

4

etika
Tabel 5.2 menunjukkan tabulasi jawaban dari pakar untuk tiga pertanyaan etika
yang berhubungan dengan skenario tersebut. Dua puluh pakar menganggap

19

perilaku mahasiswa tersebut tidak etis dan empat menganggap bahwa tidak
terdapat masalah etika didalamnya. Pendapat mengenai pengelola jasa informasi
lebih beragam. Tindakan pengelola itu menganjurkan mahasiswa menerobos
komputer dianggap tidak etis oleh sembilan orang. Tujuh menganggap bukan
tidak etis, dan sembilan menganggap bukan masalah etika. Untuk tindakannya
tidak memperbaiki kelemahan 18 menganggap pengelola itu bertindak tidak etis,
tiga menganggap bukan tidak etis dan empat menganggap tidak ada masalah etika.
2. Penelitian Susan Athey atas Mahasiswa High-Tech
Pada tahun 1993 Susan Athey, seorang profesor sistem informasi
komputer di Colorade State University melakukan percobaan yang
membandingkan keyakinan etis 65 mahasiswa IS dan ilmu komputer
dengan keyakinan etis para pakar SRI. Athey menggunakan tujuh dari
skenario SRI dan menemukan bahwa para mahasiswa berbeda pendapat
dengan sepuluh keputusan para pakar. Sementara para pakar menganggap
suatu skenario sebagai penggambaran perilaku tidak etis, mahasiswa tidak
menganggapnya tidak etis. Profesor Athey berhipotesis bahwa perbedaan
tersebut disebabkan oleh pengalaman yang lebih banyak dari parapakr,
dikombinasikan dengan fakta bahwa para mahasiswa banyak melihat
perilaku tidak etis setiap hari dalam bentuk penyalahgunaan waktu
komputer, pembajakan perangkat lunak dan mungkin menerimanya
sebagai sesuatu yang wajar.
3. Penelitian Paradice atas Mahasiswa IS dan Non-IS
David Paradice, profesor SIM pada Texas A&M University
mempelajari jawaban 125 mahasiswa untuk 12 skenario etika. Skenario ini
dirancang untuk mengukur etika dalam hal kewajiban, kesempatan dan
maksud. Sebagian merupakan mahasiswa IS dan sebagian bukan. Salah
satu tujuan penelitian adalah untuk membandingkan keyakinan etis kedua
kelompok . Paradice menemukan perbedaan yang mencolok mengenai
persepsi kewajiban staf SIM. Mahasiswa non-SIM menganggap bahwa
programmer harus bertanggung jwab atas akurasi program-programnya.
Mahasiswa SIM menunjukkan perasaan yang lebih kuat mengenai

20

tanggung jwab profesional, namun lebih toleran mengenai penggandaan
perangkat lunak. Paradice mengartikan hasil itu bahwa para mahasiswa
SIM memerlukan panduan etika yang spesifik saat mereka memulai karir
mereka. Ia menyiapkan suatu daftar implikasi manajerial SIM untuk
masing-masing dari dua belas skenario, dikelompokkan menurut
kewajiban, kesempatan dan maksud etika.
Tabel 5.3
Implikasi Manajerial dari Penelitian Paradice
Kewajiban Etika
 Personil SIM tingkat awal umumnya bertanggung jawab.
 Tanggung jawab staf SIM mungkin perlu dipisahkan secara jelas
dari area fungsional lain.
 Kontribusi personil SIM harus diakui secara eksplisit, personil SIM
mungkin menganggap rendah pekerjaan.
 Personil SIM tingkat awal mungkin merasakan konflik mengenai
jumlah pekerjaan yang harus dikerjakan, perlu dibuat kebijakan
yang menjabarkan tingkat jasa yang dapat diberikan.
Kesempatan Etika
 Lubang-lubang sistem mungkindapat diterima, tetapi eksploitasi
atasnya tidak dapat diterima. Kebijakan untuk melaporkan dan
memperbaiki masalah keamanan harus jelas.
 Manajemen SIM mungkin perlu menekankan pada stafnya bahwa
menyimpan perangkat lunak yang tidak sah adalah sebuah
kejahatan.
 Semua staf tingkat awal sepenuhnya menolak tiap perilaku
membangkang.
 Sangat sedikit staf SIM tingkat awal yang memanfaatkan hak
khusus mereka untuk mengakses sistem.

21

Maksud Etika
 Manajemen

SIM

perlu

menjelaskan

kebijakan

mengenai

penggunaan fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
 Personil SIM tingkat awal mungkin menggunakan sumber daya
perusahaan untuk keuntungan pribadi.
 Personil SIM tingkat awal mungkin tidak menyadari implikasi dari
penggandaan perangkat lunak secara tidak sah, perusahaan harus
menjelaskan posisinya.
 Perilaku merusak tidak dapat diterima, perilaku mengganggu
masih

diperdebatkan,

kebijakan

perusahaan

harus

menjernihkannya.
4. Menempatkan Keyakinan Etis Spesialis Informasi dalam Perspektif
Penelitian atas keyakinan etis mahasiswa komputer lebih banyak
dibuat daripada penelitian atas spesialis informasi yang bekerja. Walau tidak
ideal, pola penelitian ini masih berguna. Seperti ditunjukkan oleh Paradice,
mahasiswa tingkat akhir hanya selangkah lagi untuk menjadi profesional yang
bekerja. Penelitian atas mahasiswa menunjukkan perlunya pelatihan etika saat
mereka memulai karir IS mereka. Pelatihan ini dapat menjadi bagian dari
budaya etika perusahaan yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.4.1 Etika dan CIO
Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor faktor tersebut ada
dalam hierarki seperti yang tampak dalam gmbar 5.8. yang memberikan pengaruh
terbesar adalah hukum diikuti oeh budaya etika perusahaan dan kode etik
profrsional. Di bawah ini terdapat tekanan sosial yang dapat berasal dari orang
atau kelompok diluar perusahaan dan tekanan pribadi yang mungkin berasal dari
dalam perusahaan.

HUKUM

22

CIO

AN
K
TE

AN

TE
K
A

L
IA
S
SO

NA

N

PR
IB
A

D
I

1. Persepsi Etika CIO
Seberapa baik etika CIO bertahan pada pengaruh pengaruh ini ? suatu
indikasi yang baik datang dari penelitian yang dibuat oleh dua profesor
University of Missisipi, Scoot J. Vitell dan Donald L. Davis. Mereka
mengumpulkan data dari 61 profesional SIM , mulai dari programmer hingga
manajer SIM. Data penelitian ini menggambarkan bagaimana etika
mempengaruhi kinerja manajer, sesuai persepsi manajer dan bawahannya.
 Memanfaatkan Kesempatan untuk Bertindak Tidak Etis Tabel
8.4 menunjukkan bahwa di sejumlah perusahaan terdapat
kesempatan bagi CIO untuk berperilaku tidak etis. Namun ada
perasaan kuat bahwa CIO tidak bertindak tidak etis ini berarti
bahwa banyak CIO bertindak tidak etis bahkan saat kesempatan itu
ada.
Tabel 5.4
CIO Biasanya Tidak Bertindak Tidak Etis Walau Terdapat
Kesempatan
Pertanyaan

Setuju (%)

Tidak

23

Setuju (%)
Terdapat banyak peluang bagi para

47.5

37.7

19.7

80.3

manajer SIM di perusahaan saya
untuk terlibat dalam perilaku tidak
etis.
Para manajer SIM di perusahaan
saya terlibat dalam perilaku yang
saya anggap tidak etis.
 Etika Membuahkan Sukses

Tabel 8.5 menghubungkan etika

dengan keberhasilan. Tabel ini menunjukkan bahwa para CIO yang
berhasil berperilaku etis dan untuk sukses seseorang tidak perlu
mengkompromikan etikanya. Tabel ini juga menunjukkan bahwa
manajer

yang

berhasil

tidak

menyembunyikan

informasi,

menjelekkan saingan, mencari kambing hitam, atau mengambil
pujian yang bukan haknya. Jawaban-jawaban ini menunjukkan
bahwa CIO dan manajer lain menciptakan budaya etika.

Tabel 5.5
Etika dan Keberhasilan
Pertanyaan

Setuju (%)

Tidak
Setuju (%)

Manajer SIM yang berhasil dalam

73.8

13.1

18.0

75.4

perusahaan saya umumnya lebih etis
daripada manajer yang tidak berhasil.
Agar berhasil dalam perusahaan saya,
etika sering perlu dikompromikan.

24

Manajer yang berhasil dalam

21.3

50.8

23.0

59.0

23.0

67.2

16.4

75.4

perusahaan saya menyimpan
informasi yang tidak baik untuk
kepentingan sendiri.
Manajer yang berhasil dalam
perusahaan saya membuat saingannya
tampak buruk di mata orang-orang
penting di perusahaan saya.
Manajer yang berhasil dalam
perusahaan saya mencari kambing
hitam saat ia merasa mungkin
dikaitkan dengan kegagalan.
Manajer yang berhasil di perusahaan
saya mengambil pujian untuk ide dan
hasil orang lain.
 Perusahaan dan Manajer Memiliki Tanggung Jawab Sosial
Tabel

5.6

menunjukkan

bahwa

manajer

sering

harus

mendahulukan tanggung jawab mereka pada masyarakat daripada
tanggung jawab mereka pada perusahaan, dan baik perusahaan
maupun manajer memiliki tanggung jawab sosial yang melebihi
tanggung jawab pada pemegang saham.
Tabel 5.6
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pertanyaan

Setuju (%)

Tidak
Setuju (%)

Manajer yang bertanggung jawab

68.9

21.3

sosial kadang kadang harus

25

menempatkan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan
perusahaan.
Kenyataan bahwa perusahaan

96.7

3.3

70.5

16.4

memiliki kekuasaan ekonomis dalam
masyarakat kita berarti bahwa
perusahaan tersebut memiliki
tanggung jawab sosial melampaui
kepentingan pemilik saham.
Selama perusahaan menciptakan
penghasilan yang dapat diterima
pemegang saham, manajer memiliki
tanggung jawab sosial melampaui
kepentingan pemilik saham.
 Manajer Mendukung Keyakinan Etika Mereka dengan
Tindakan

Para spesialis informasi yakin bahwa manajemen

puncak pada perusahaan mereka telah menyatakan tidak dapat
mentolerir perilaku tidak etis dan akan mengambil tindakan
terhadap yang melanggar standar tersebut. Dengan menggunakan
penelitian Vittell Davis sebagai dasar, kita dapat menyimpulkan
bahwa terdapat etika yang mendukung di banyak perusahaan dan
CIOnya tampak teladan yang baik.
2. Rencana Tindakan untuk Mencapai Operasi Komputer yang Etis
Donn Parker dari SRI International menyarankan agar CIO mengikuti
rencana 10 langkah dalam mengelompokkan perilaku dan menekankan
standar etika dalam perusahaan.
1. Formulasikan suatu kode perilaku

26

2. Tetapkan aturan prosedur yang berkaitan dengan masalah-masalah
seperti penggunaan jasa komputer untuk pribadi dan hak milik atas
program dan data komputer.
3. Jelaskan sanksi yang akan diambil terhadap pelanggar seperti teguran,
penghentian dan tuntutan.
4. Kenali perilaku etis.
5. Fokuskan perhatian pada etika melalui program-program seperti
pelatihan dan bacaan yang disyaratkan.
6. Promosikan UU kejahatan komputer dengan memberikan informasi
pada karyawan.
7. Simpan suatu catatan formal yang menetapkan pertanggungjawaban
tiap spesialis informasi untuk semua tindakannya dan kurangi godaan
untuk melanggar dengan program-program seperti audit etika.
8. Dorong

penggunaan

program-program

rehabilitasi

yang

memperlakukan pelanggar etika dengan cara yang sama seperti
perusahaan memperdulikan pemulihan bagi alkoholik atau penyalah
guna obat bius.
9. Dorong partisipasi dalam perkumpulan profesional.
10. Berikan contoh.
3. Standar Perilaku Jasa Informasi
Langkah pertama Parker terdiri dari menetapkan suatu kode
perilaku yang khusus bagi jasa informasi. Organisasi SIM dipercayakan
dengan program komputer, pasokan, data, dokumentasi dan fasilitas yang
terus meningkat ukuran dan nilainya. Kita harus memelihara standar
kinerja, keamanan dan perilaku yang jelas yang membantu usaha kita
dalam memastikan integritas dan perlindungan berbagai aktiva ini. Karena
itu, hal hal berikut ini harus digunakan sebagai panduan dalam
melaksanakan kegiatan kerja. Namun, keberhasilan program ini tergantung
pada kewaspadaan tiap anggota organisasi SIM pada nilai aktiva yang
dipercayakan padanya. Harus disadari bahwa pelanggaran kepercayaan ini
mengakibatkan tindakan pendisiplinan termasuk pemberhentian.

27

2.4.2 Panduan Etika Pribadi
John Mc,Leod ketua komite etika dari Society for Computer
Simulationdan anggota lokakarya SRI 1987 , membuat suatu daftar pertanyaan
yang membantu menentukan apakah tindakan yang kita ambil etis. Anda dapat
menggunakan daftar ini sebagai panduan. Supaya tindakan anda etis, jawaban
anda seharusnya “Ya” . untuk setiap penjelasan tambahan pada pertanyaan, anda
seharusnya menjawab “Tidak”.
Tujuh Pertanyaan yang Menentukan Etika Suatu Tindakan
1. Apakah itu terhormat ?
Apakah anda ingin menyembunyikan tindakan itu dari seseorang ?
2. Apakah itu jujur ?
Apakah itu melanggar suatu perjanjian, nyata atau tersirat, atau
menghianati suatu kepercayaan ?
3. Apakah itu menghindari kemungkinan pertentangan kepentingan?
Adakah pertimbangan-pertimbangan lain yang mungkin membuat bias
penilaian anda?
4. Apakah itu berada dalam area kemapuan anda?
Mungkinkah bahwa usaha terbaik anda tidak memadai ?
5. Apakah itu adil ?
Apakah itu merugikan kepentingan sah pihak-pihak lain ?
6. Apakah itu dipertimbangkan ?
Akankah itu melanggar kerahasiaan atau privacy, atau mungkin merugikan
seseorang atau sesuatu ?
7. Apakah itu konservatif ?
Apakah itu membuang waktu atau sumber daya lain yang berharga secara
sia-sia ?

28

2.4 Studi Kasus
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, Tjahjo Kumolo, mengeluarkan pernyataan mengejutkan soal
Gubernur Joko Widodo pekan ini. Dia mengatakan, ditemukan tiga alat
penyadap di dalam rumah orang nomor satu di Jakarta tersbut. Tiga alat
sadap yang ditemukan itu berada di kamar tidur, ruang makan, dan ruang
tamu. (baca: Penemuan Alat Sadap di Rumah Jokowi 3 Bulan Lalu)
Jokowi pun saat dikonfirmasi, mengakui adanya tiga alat yang lazim
digunakan untuk melakukan aksi spionase. Menurutnya, penemuan alat
sadap itu sudah terjadi beberapa bulan lalu. Dia pun sudah merasa disadap

29

sekitar bulan Agustus 2013 silam. (Baca: Menjelang Pemilu, Rumah Dinas
Jokowi Disadap)
Berikut kronologi isu penyadapan terhadap Jokowi:
- 20 Februari 2014, Sekjen PDIP, Tjahjo Kumolo membeberkan penemuan
alat sadap itu.
- Jokowi sudah merasa disadap sejak Agustus 2013 lalu. Tapi dia tidak
mengambil tindakan apapun terkait masalah itu.(baca: Jokowi Merasa
Disadap Sejak Agustus 2013)
- Pada Desember 2013, tim dari Pemprov DKI memutuskan untuk
melakukan pemeriksaan di rumah dinas Jokowi. Hasilnya, ditemukan tiga
alat sadap yang berada di kamar tidur, ruang makan, dan ruang tamu.
(baca: Siapa yang Menyadap Jokowi? )
- Jokowi melaporkan penyadapan itu kepada PDIP. Tim internal partai
melakukan pemeriksaan, dan menyimpulkan pelaku ada yang merupakan
orang Indonesia, dan ada juga yang berstatua WNA. Namun mereka
memutuskan tidak melaporkan hal itu ke polisi.
- Jokowi meningkatkan pengamanan terhadap dirinya. Pengawalnya
ditambah dari dua orang menjadi empat orang.
- Lembaga Sandi Negara digandeng untuk mengamankan dokumen-dokumen
penting yang ada di Balai Kota.(baca: Penyadapan, Jokowi Tingkatkan
Pengamanan )
- Heru Budi Hartono, mantan petinggi Biro Kepala Daerah dan Kerjasama
Luar Negeri, menyatakan belum tahu sejak kapan alat sadap itu dipasang.
Bisa saja alat itu sudah ada sejak era Fauzi Bowo.(baca: Penyadapan Rumah
Jokowi Bisa Jadi Sejak Zaman Foke )
- Meski kaget, Jokowi mengaku tidak ambil pusing dengan penemuan alat
sadap tersebut. Dia yakin pelaku penyadapan tidak mendapatkan informasi
apapun dari aksinya tersebut. “Omongan di rumah saya tidak ada apaapanya,” ujar dia.(baca:Jokowi: Penyadap Saya Mungkin Kecewa )
30

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Moral, etika dan hukum, semua mengaturperilaku kita. Moral
memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturan-peraturan. Etika
dipihak lain terutama dipengaruhi oleh masyarakat sendiri dan dapat
berbeda dari satu masyarakatdengan masyarakat lainnya. Hukum ada
dalam bentuk tertulis dan mewakili perilaku yang penguasa berdaulat
harapkan. Selama bertahun-tahun era komputer tidakada hukum yang

31

khusus dirancang untuk menuntut kejahatan komputer. Sekarang
keadaannya tidak demikian, tetapi perundang-undangan komputer
masih bersifat tambal sulam. Sebagian besar UU ditujukan pada
pemerintah federal, tetapi UU tersebut relatif mudah dilewati.
Organisasi bisnis umumnya tidak dilindungi oleh UU komputer dan
hanya bergantung pada etika mereka sendiri dan lingkungan sekitar
mereka.Para eksekutif menekankan budaya etis pada organisasi
mereka dalam metode 3 lapis. Pertama, mereka menetapkan credo
etika, kemudian mereka membuat program-program etika, dan
akhirnya mereka menyesuaikan kode etik untuk perusahaan mereka
sendiri. Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada etika
penggunaan komputer dan menempatkan kebijakan yang memastikan
kepatuhan pada budaya etika. Manajer-manajer lain dan semua
pegawai yang menggunakan komputer atau yang terpengaruhi oleh
komputer turut bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat mementingkan etika komputer karena 3 alasan dasar.
Pertama, kelenturan logika komputer menyebabkan komputer dapat
melakukan apa saja yang diprogramkan. Kedua, komputer mengubah
carahidup dan kerja kita. Ketiga, proses komputer tersembunyi dari
penglihatan karena nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan kompleks yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang
tidak terlihat.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan komputer.
Masyarakat memiliki hak atas akses komputer, hak atas memperoleh
keahlian komputer, hak untuk mengunakan spesialis komputer, hak
auntuk mempengaruhi pengambilan keputusan komputer. Hak-hak
sosial dapatpula dilihat dari segi informasi. Hak atas informasi tersebut
dinyatakan

dalam

(privacy,accuracy,property,accesbility).

akronim
Bisnis

PAPA
dapat

mengakui

tanggung jawabnya atas etika penggunaan komputer dengan masuk
kedalam kontrak sosial dengan para anggota masyarakat yang

32

menggunakan

outputnya

atau

dipengaruhi

olehnya.

Empat

perkumpulan AS telah membuat kode etik. Walau kode etik tersebut
merupakan suatu langkah ke arah yang benar, masih perlu banyak
perbaikan. Misalnya, kode-kode tersebut tidak menguraikan prioritas
tanggung jawab. Juga diperlukan suatu kode menyeluruh yang
mencakup semua subyek, dalam semua lingkungan, mengenai semua
objek. Suatu kerangka kerja untuk kode seperti itu disediakan oleh
model SRI yang dimodifikasi untuk menyatukan klasifikasi hak-hak
sosial PAPA.
Cukup mengejutkan bahwa hanya ada sedikit penelitian yang
bertujuan memahami keyakinan etika dari para spesialis informasi
yang bekerja. Sebaliknya, sebagian besar perhatian diarahkan pada
pakar dan mahasiswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa etika
mahasiswa SIM kurang dibandingkan dengan para pakar, tetapi lebih
baik daripadamahasiswa di area bisnis lain. Namun, mahasiswa SIM
memerlukan pengarahan etika khusus saat bekerja.

3.2 Saran
Sebaiknya pengguna teknologi dapat memilah mana yang baik dan
mana yang buruk karena dari tindakan penggunaan teknologi dapat
menyebab kasus maupun masalah-masalah yang negatif maupun positif
dalam penggunaannya. Maka dari itu, pengguna teknologi khususnya
komputer harus sadar akan pentingnya moral, etika dan hu