Brain based learning (BBL)

EFEKTIVITAS MODEL BRAIN BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

1 Yulvinamaesari 2 , Eka Pratiwi Tenriawaru

1 Program Studi Fisika Fakultas SAINS Universitas Cokroaminoto Palopo, 2 Program Studi Biologi Fakultas SAINS UniversitasCokroaminoto Palopo.

Email: yulvinamaesari@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) Ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan multiple intelligence pada mahasiswa fisika universitas cokroaminoto palopo antara sebelum dan sesudah menggunakan model brain based learning. (b) Penggunaan model Brain based learning dalam kemampuanmultiple intelligence pada mahasiswa fisika universitas cokroaminoto palopo lebih efektif dibandingkan sebelum menggunakan model Brain based learning.Penelitian ini menggunakan metode Pra-Eksperimen dengan desain penelitian One Group pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah salah satu kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling . Validitas yang digunakan adalah validitas isi dan reliabilitasmenggunakan Alpha Cronbach . Teknik analisis data menggunakan uji-t.Dari hasil posttest diperoleh nilai t- hitung sebesar -2,133 dengan db = 38,dikonsultasikan dengan nilai t- tabel pada taraf signifikansi 5% dan db = 38 diperoleh -1,68. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai t- hitung lebih besar daripada nilai t- tabel (-2,133 > -1,68) artinya ada perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan multiple intelligencemahasiswa fisika Universitas Cokroaminoto Palopo antara sebelum dan sesudahmenggunakan metode brain based learning.Dari hasil penghitungan diperoleh peningkatan skor pretest dan posttest kelas eksperimen sebesar 0,16. Hal tersebut terlihat bahwa skor posttestkelas eksperimen lebih besar dari pada skor pretest kelas eksperimen. Dilihat dari perbedaan mean pretest dan posttest kelompok eksperimen, meankelompok posttest kelas eksperimen lebih besar dari meanpretest kelompok kontrol yaitu 8,11 > 7,95. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa Penggunaan metode brain based learning terhadap kemampuan multiple intelligencepada mahasiswa fisika Universitas Cokroaminoto lebih efektif daripada Kemampuan multiple intelligence setelah menggunaan metode brain based learning.

Kata Kunci: Model Brain-Based Learning, Multiple intelligence, Fisika.

PENDAHULUAN

Keistimewaaan terhebat manusia Namun alangkah malangnya ketika jika dibandingkan dengan makhluk

potensi otak kita sebagai modalitas utama lainnya terletak pada kemampuan

untuk berpikir tidak diberdayakan secara berpikirnya sebagai manusia berbudaya.

optimal. Bahkan sekolah yang idealnya

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

diharapkan berperan sebagai komunitas kerjakan bukan merupakan apa yang untuk

mereka inginkan. Jika terjadi sesuatu di berpikir siswa pun kadang kurang

memberdayakan

kemampuan

luar keinginan siswa, maka dia akan memperhatikan

berusaha untuk berbohong atau menutupi penggunaan

fakta

pentingnya

apa yang mereka rasakan dan alami dalam pembelajaran.(Sugiharti, 2005).

kegiatan pembelajaran. Kondisi ini jelas Triune Theory merupakan sebuah

sebuah hal yang temuan penting yang harus direspons

merupakan

kontraproduktif terhadap terciptanya secara positif oleh dunia pendidikan,

kegiatan pembelajaran yang bermakna terutama

bagi siswa. (Syafaat, 2007). mengembangkan

Brain based learning menawarkan pembelajaran yang berbasis otak dan

sebuah

strategi

sebuah konsep untuk menciptakan memberdayakan seluruh potensi diri

pembelajaran dengan berorientasi pada siswa.Kecenderungan umum yang hadir di

upaya pemberdayaan potensi otak siswa. ruang kelas sekolah kita adalah terjadinya

Tiga strategi utama yang dapat pembelajaran tradisional yang relatif

dikembangkan dalam implementasi brain hanya memfungsikan otak kecil semata,

based learning . Pertama, menciptakan dimana proses pembelajaran yang terjadi

lingkungan belajar yang menantang bersifat teacher

kemampuan berpikir siswa. Kedua menjadikan

centered dengan

menciptakan lingkungan pembelajaran pembelajaran dengan aktivitas utamanya

yang menyenangkan. Ketiga menciptakan untuk menghafal materi pelajaran,

situasi pembelajaran yang aktif dan mengerjakan tugas dari guru, menerima

bermakna bagi siswa (active learning). hukuman jika melakukan kesalahan, dan

(Syafaat, 2007).

kurang mendapatkan

Otak merupakan salah satu organ terhadap hasil kerjanya. (Syafaat, 2007).

penghargaan

terpenting pada manusia karena otak Situasi pembelajaran seperti ini jika

merupakan pusat dari seluruh aktivitas terus dipertahankan akan membawa

manusia, seperti berpikir, mengingat, dampak yang buruk bagi siswa, di mana

berimajinasi, menyelidiki, beajar dan kondisi ini akan memunculkan sikap

sebagainaya. sebagaiman dalam Given, kegagalan dan mempertahankan diri.

bahwa otak mengembangkan lima sistem Siswa akan merasa apa yang mereka

pembelajaran

yang primer yaitu

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

emosional, social, kognitif, fisik, dan

TINJAUAN PUSTAKA

reflektif. Lima sistem tersebut merupakan

Efektifitas Pembelajaran

satu kesatuan. Salah satu komponen

model pembelajaran sistem tersebut tidak akan berkembang

Efektivitas

ukuran yang optimal jika tidak melibatkan komponen

merupakan

suatu

berhubungan dengan tingkat keberhasilan sistem yang lain. Oleh karena itu peneliti

dari suatu proses pembelajaran. Kriteria berkesimpulan bahwa brain based

efektivitas dalam penelitian ini mengacu learning tidak hanya berkaitan dengan

pada :

hasil belajar secara kognitif tetapi juga

a) Ketuntasan belajar, pembelajaran hasil belajar secara psikomotorik (sistem

dapat dikatakan tuntas apabila emosional, fisik, social, dan reflektif).

sekurang-kurangnya 75% dari jumlah Berdasarkan pemaparan di atasmaka

siswa telah memperoleh nilai > 60 peneliti bermaksud melakukan penelitian

dalam peningkatan hasil belajar. tentang efektifitas model Brain based

b) Model pembelajaran dikatakan efektif learning (BBL) terhadap kemampuan

meningkatkan hasil belajar siswa multiple inteligence merupakan suatu hal

apabila secara statistik hasil belajar yang

siswa menunjukan perbedaan yang pembelajaran fisika. (Veynisha, 2011).

perlu diperhatikan

dalam

signifikan antara pemahaman awal Rumusan masalah pada penelitian ini

pemahaman setelah adalah:

dengan

pembelajaran (gain yang signifikan).

a) Apakah ada atau tidak perbedaan yang

c) Model pembelajaran dikatakan efektif signifikan

jika dapat mengungkapkan minat dan multiple intelligence pada mahasiswa

terhadap

kemampuan

motivasi apabila setelah pembelajaran fisika Universitas Cokroaminoto

siswa menjadi lebih termotivasi untuk Palopo antara sebelum dan sesudah

lebih belajar lebih giat dan menggunakan model brain based

memperoleh hasil belajar yang lebih learning ?

baik. Serta siswa belajar dalam

b) Bagaimana efektifitas penggunaan

menyenangkan. model Brain based learning dalam

kemampuanmultiple intelligencepada

Brain based learning (BBL)

mahasiswa fisika

Pada otak manusia terdapat bagian- cokroaminoto palopo?

yang bertugas

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

menjalankan berbagai fungsi mental,

secara berkelompok, berpikir, seksualitas, memori, pertahanan,

mahasiswa

upaya peningkatan emosi, dan kreatativitas. Brain-Based

sehingga

kemampuan pemecahan masalah Learning adalah suatu pembelajaran yang

matematis mahasiswa akan terjadi berdasarkan struktur dan cara kerja otak,

pada tahap ini. Masalah yang sehingga kerja otak dapat optimal. Otak

diberikan oleh dosen disajikan melalui dikatakan bekerja secara optimal jika

sebuah tayangan yang dapat diakses semua potensi yang dimilikinya dapat

melalui website.

teroptimalkan dengan baik. Pembelajaran

4. Elaborasi, Pada tahap elaborasi ini berbasis

mahasiswa diberikan kesempatan mempertimbangkan apa yang sifatnya

menyortir, menyelidiki, alami bagi otak manusia dan bagaimana

untuk

menguji dan otak dipengaruhi oleh lingkungan karena

menganalisis,

memperdalam

sebagian besar otak kita terlibat dalam pembelajaran.Mahasiswa akan hampir semua tindakan pembelajaran

mendiskusikan cara-cara atau strategi (Syafaat, 2007).

yang digunakan untuk menyelesaikan Langkah-langkah pembelajarannya

dengan anggota adalah sebagai berikut:

1. Pra Pemaparan. Pada tahap ini dosen mengungkapkan hasil diskusi tersebut memajang peta konsep,menyampaikan

ke seluruh anggota kelas untuk tujuan pembelajarandan beberapa

diberikan masukan atau sanggahan. pertanyaan apersepsi di website

Dalam tahap ini upaya peningkatan sehingga

kemampuan pemecahan masalah mengaksesnya beberapa hari sebelum

mahasiswa

dapat

matematis dilaksanakan. terlaksananya perkuliahan.

5. Inkubasi dan Formasi memori, Pada

2. Persiapan,tahap persiapan ini adalah tahap ini mahasiswa diistirahatkan tahap awal terlaksananya perkuliahan,

sebentar sambil dosen dapat mengaitkan materi dengan

otaknya

musik dan kejadian sehari-hari.

mendengarkan

menyelesaikan soal-soal yang relatif

3. Inisiasi dan akuisisi, Pada tahap mudah. Soal-soal disajikan secara Inisiasi

interaktif di website dengan diiringi memberikan masalah yang dikerjakan

musik selama siswamenyelesaikannya.

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

6. Verifikasi atau

8 Keyakinan, Pada tahap ini dosen

aspek/bentuk, yaitu:

mengecek kembali

1) Kecerdasan Lingustik, kemampuan mahasiswa terhadap materi dengan

pemahaman

menggunakan kata secara efektif, memberikan soal yang agak rumit

baik lisan maupun tertulis. Selain itu untuk dikerjakan secara individual

ini juga meliputi dengan diiringi musik. Dalam tahap

kecerdasan

kemampuan memanipulasi struktur ini upaya peningkatan kemampuan

bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, pemecahan masalah matematis juga

semantik atau makna bahasa, dimensi dilaksanakan.

pragmatik atau penggunaan praktis

7. Perayaan dan Integrasi, Pada tahap ini bahasa, menemonik atau hapalan, mahasiswa bersama-sama dengan

eksplanasi dan metabahasa. dosen menyimpulkan materi yang baru

Matematis-Logis, saja dipelajari. Kemudian diberikan

2) Kecerdasan

kemampuan menggunakan angka suatu perayaan kecil atas keberhasilan

dengan baik dan melakukan penalaran pembelajaran pada perkuliahan hari

yang benar. Kecerdasan ini juga itu. (Nurhandayani, 2011).

meliputi kepekaan pada pola dan

Multiple intelligence

hubungan logis, pernyataan dan dalil, Multiple intelligences (MI) lahir

fungsi logika dan kemampuan sebagai

abstraksi-abstaraksi lainnya. kecerdasan yang dikembangkan oleh

3) Kecerdasan Spasial, kemampuan Alfred Binet (1904), yang meletakkan

mengekspresikan dunia spasial-visual dasar

secara akurat, dan kemampuan Intelligences Quotient (IQ) saja. Dengan

mentransformasikan persepsi dunia kata lain belum meliputi delapan jenis

spasial-visual tersebut dalam berbagai kecerdasan yang ada; yaitu kecerdasan

kehidupan.Selain itu lingustik,

aspek

kecerdasan ini juga meliputi kepekaan kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal,

matematis-logis,

spasial,

terhadap warna, garis, bentuk, ruang, intrapersonal;

hubungan antar unsur. naturalis.Terkait dengan kemampuan

membayangkan, intelektual

mempresentasikan ide secara visual

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

atau spasial, dan mengorientasiakn

Intrapersonal, diri secara tepat dalam matrik spasial.

7) Kecerdasan

kemampuan memahami diri sendiri

4) Kecerdasan

bertindak berdasarkan keahlian menggunakan seluruh tubuh

Kinestetik-Jasmani,

dan

pemahaman tersebut. Selain itu untuk mengekspresikan ide dan

ini juga meliputi perasaan, ketrampilan menggunakan

kecerdasan

kesadaran akan suasana hati, maksud, tangan untuk menciptakan sesuatu

motivasi, temperamen, keinginan, dan kemampuan-kemampuan fisik

berdisplin diri, dan kemampuan yang spesifik, seperti: keseimbangan,

menghargai diri.

kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan

Naturalis, keahlian hal-hal yang berkaitan dengan

8) Kecerdasan

mengenali dan mengkategorikan sentuhan (tactile dan haptic).

spesies flora dan fauna di lingkungan

5) Kecerdasan Musikal, kemampuan sekitar. Kecerdasan ini juga meliputi mengapresiasikan berbagai bentuk

terhadap fenomena- musikal, membedakan, menggubah,

kepekaan

alam lainnya, dan dan mengeksprsikannya. Kecerdasan

fenomena

kemampuan membedakan benda- ini juga meliputi kepekaan terhadap

benda tak hidup dengan benda-benda irama, pola nada atau melodi, dan

hidup lainnya (Meylina, 2011). warna nada atau warna suara suatu

4. Hipotesis Penelitian

lagu.

a) Ada perbedaan yang signifikan

6) Kecerdasan

terhadap kemampuan multiple kemampuan mempersepsikan dan

Interpersonal,

intelligence pada mahasiswa fisika membedakan suasana hati, maksud,

universitas cokroaminoto palopo motivasi serta perasaan orang lain.

antara sebelum dan sesudah Kecerdasan ini juga meliputi

menggunakan model brain based kepekaan terhadap ekspresi wajah,

learning.

gerak isyarat,

b) Penggunaan model Brain based membedakan berbagai macam tanda

kemampuan

learning dalam kemampuan interpersonal,

intelligence pada mempengaruhi orang lain untuk

fisika Universitas melakukan sesuatu.

mahasiswa

Cokroaminoto Palopo lebih efektif

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

dibandingkan sebelum menggunakn

X (independent variable) dan variabel model Brain based learning.

terikat atau variabel Y(dependent variable). Variabel bebasnya adalah

METODE PENELITIAN

Model Brain based learning. Variabel ini

Metode dan Desain Penelitian

dapat dimanipulasi dandikendalikan oleh Metode yang digunakan dalam

peneliti. Sedangkan variabel terikatnya penelitian ini adalah metode Pra-

adalah Kemampuan multiple Inteligence Eksperimen.

Subjek Penelitian

Desain penelitian yang digunakan Populasi dalam penelitian ini adalah

dalam penelitian ini adalah one group seluruh mahasiswa Fisika Universitas

pretest posttest design. Dalam desain ini Cokroaminoto Palopo. Sedangkan yang

sebelum perlakuan diberikan, terlebih menjadi sampel dalam penelitian ini

dahulu sampel diberi pretest (tes awal) adalah salah satu kelas dari keseluruhan

dan diakhir pembelajaran sampel diberi

dipilih dengan posttest (tes akhir). Berikut merupakan

populasi

yang

menggunakan teknik Purposive Sampling table desain penelitian one group pretest

sampel dengan dan posttest:

yaitu

penentuan

pertimbangan tertentu. Tabel 1: Desain one group pretest dan

posttest

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Pretest

Treatment

Posttest

II Program Studi Fisika Fakultas Sains O 1 X O 2 Universitas Cokroaminoto Palopo yang

berlokasi di Jl. Lamaranginang Palopo. (Sugiono, 2008:111)

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini Keterangan:

adalah pada semester Pertama tahun O 1 = kemampuan menulis saat pretest

ajaran 2014/2015.

x = perlakuan terhadap kelompok

Instrumen Penelitian

eksperimen yaitu dengan Penetapan Instrumen Penelitian

menggunakan model Brain based Alat ukur yang digunakan dalam

learning penelitian ini adalah bentuk instrument

O 2 = kemampuan menulis saat posttest test dan istrument non test. Sebelum

Variabel Penelitian

melakukan pengumpulan data ada baiknya Dalam penelitian ini melibatkan dua

dilakukan pengujian alat ukur penelitian variabel yaitu variabel bebas atauvariabel

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

yang akan digunakan karena data yang ketepercayaanberkisar antara 0 sampai terkumpul haruslah merupakan data yang

dengan 1,0. Koefisien 0 atau bahkan valid dan reliable sehingga konsep yang

negative menunjukkan bahwa tes yang diukur tergambar secara tepat. Sebelum

sangat rendah instrumen

bersangkutan

tingkatketepercayaannya. Sedangkan tes eksperimen dan kelas kontrol,terlebih

buatan guru dikatakan terpercaya dahulu dilakukan uji coba instrumen pada

jikapaling tidak mempunyai koefisien populasi di luar sampel.

sebesar 0,6.

Validitas Instrumen Taraf Kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal adalah digunakan dalampenelitian ini adalah

Adapun validitas

yang

akan

bilangan yang menunjukkan sukar dan validitas isi (content validity).

mudahnya suatu soal. besarnya indeks

Reliabilitas Instrumen

kesukaran antara 0,01-1,00. Reliabilitas instrumen diuji dengan

menggunakan rumus KoefisienReliabilitas JS Alpha Cronbach karena data yang

P = Indeks kesukaran

diperoleh berupa nilai skala.Pengujian

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal reliabilitas instrumen dilakukan terhadap

itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

siswa dalam populasiyang sama tetapi di luar sampel. Rumus Koefisien Reliabilitas

(Arikunto, 2008: 208)

Alpha Cronbach adalah (Nurgiyantoro, Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

2001: 123-124): Antara 0,00 - 0,30 sukar

Antara 0,30 - 0,70 sedang r 11 = reliabilitas instrumen

Antara 0,70 - 1,00 mudah k = jumlah butir soal

d. Daya Pembeda

ΣSB1 2 = jumlah varians butir-butir soal Untuk menentukanbesarnya daya

ΣSBt 2 = varian total (untuk seluruh butir pembeda (DP) suatu butir soal digunakan tes)

rumus sebagai berikut : Tuckman seperti yang dikutip

DP 

dalam Nurgiyantoro

koefisien korelasi

tingkat

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

J = Jumlah peserta tes bawah diambil 27% sebagai kelompok J A =Banyaknya peserta kelompok atas

bawah. Sehingga banyak siswa kelompok J B = Banyaknya peserta kelompok

atas = banyaknya siswa kelompok bawah bawah

yaitu n a =n b = 5 siswa.

B A = Banyaknya peserta kelompok atas

Prosedur Penelitian

yang menjawab soal dengan benar

1) Tahap Persiapan Penelitian

B B = Banyaknya peserta kelompok

a. Melakukan studi literature terhadap bawah yang menjawab soal dengan

materi kuliah yang relevan dan sesuai benar

dengan model pembelajaran Brain

based learning

P A  = Proporsi peserta kelompok atas J A b. Penentuan waktu penelitian, populasi

yang menjawab benar dan sampel yang akan dijadikan

B B sebagai subjek dalam penelitian. P B 

= Proporsi peserta kelompok J B c. penysunan perangkat pembelajaran

bawah yang menjawab benar berupa RKPS, scenario pembelajaran, Dengan interprestasi DP sebagaimana

dan Lembar Kerja mahasiswa. terdapat dalam Tabel 4.8 berikut.

d. Pembuatan instrument penelitian Tabel 4.1 Interprestasi atau penafsiran

berupa tes uraian dan pilihan ganda Daya Pembeda

untuk mengukur keterampilan proses

Daya Interprestasi atau

dan hasil belajar, lembar observasi

Pembeda (DP) penafsiran DP

untuk mengukur keterlaksanaan model Baik

sekali

yang digunakan.

DP ≥ 0,70 (digunakan)

e. Justifikasi instrument tes kepada 0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)

pakar.

0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup

f. Melakukan uji coba instrument Jelek

g.

DP < 0,20 menganalisa hasil uji coba instrument

penelitian untuk mengetahui layak

Setelah data skor hasil uji coba atau tidaknya soal tersebut digunakan diperoleh, diurutkan dari yang terbesar

dalam instrument penelitian sampai terkecil. Kemudian dari mulai

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

urutan teratas diambil 27% sebagai

tes awal untuk kelompok atas dan dari urutan paling

a. Memberikan

mengukur multiple intelligencedan

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

hasil belajar siswa sebelum diberi

antara kedua perlakuan (treatment)

perbedaankeefektifan

kelompok tersebut. Rumus Uji-t adalah :

b. Pada tahap ini dosen memberikan

treatment atau perlakuan. Perlakuan √

yang dimaksud adalah dengan cara (Arikunto, 2006: 306):

menerapkan model Brain based t = koefisien yang dicari learning pembelajaran fisika. Md = mean dari perbedaan pretest dengan

c. Memberikan tes akhir untuk melihat posttest (posttest - pretest) pencapaian keterampilan multiple

Σx 2 d = jumlah kuadrat deviasi inteligence setelah diberi perlakuan

N = jumlah subjek

dan untuk membandingkan dengan

db = ditentukan dengan N-1 nilai yang dicapai saat pretest, apakah

Uji

Persyaratan

Analisis Data

hasil yang dicapai meningkat, sama,

Penelitian

atau justru menurun.

Uji Normalitas Sebaran Tahap Akhir Penelitian

Uji normalitas sebaran berfungsi untuk Setelah pretest dan posttest diberikan,

menguji normal tidaknyasebaran data selanjutnya

dilakukan

tahappasca

penelitian. Dalam penelitian ini, uji eksperimen. Tahap ini merupakan tahap normalitas sebaranmenggunakan rumus penyelesaian dari penelitianini. Dalam Kolmogorov-Smirnov. Dalam perhitungan tahap ini, data pretest dan posttest denganrumus tersebut, apabila nilai dianalisis

menggunakanpenghitungan signifikan si lebih dari 0,05 (α: 5%) secara statistik. Hasil penghitungan

penelitian ini tersebut

normal (Nurgiyantoro, hipotesis apakah diterima atau tidak.

berdistribusi

dkk,2004: 118).

Teknik Analisis Data Penelitian Uji Homogenitas Varians Uji-t

Selain uji normalitas sebaran, diperlukan Uji-t digunakan untuk mengetahui juga uji homogenitasvarians yang ada tidaknya perbedaan signifikandalam bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan multiple inteligence antara sampel yang diambil mempunyai variansi kelompok eksperimendan kelompok

dan tidak kontrol. Dengan demikian dapat diketahui menunjukkanperbedaan secara signifikan

yang

sama

satu dengan yang lainnya. Rumus

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

untukmenguji homogenitas varians adalah

H 0 : μ 1 = μ 2 Penggunaan metode brain (Nurgiyantoro, dkk, 2004: 216-217):

based learning terhadap kemampuan

2 F=S 2 b/S k multiple intelligence pada mahasiswa S 2 b = varians yang lebih besar

fisika Universitas Cokroaminoto sama S 2 k = varians yang lebih kecil

efektifnya dengan Kemampuan multiple Syarat uji homogenitas adalah bila

intelligence sebelum dan sesudah F-hitung lebih besar dari F-tabelmaka

menggunaan metode brain based variansi tidak homogen dan sebaliknya,

learning.

jika F-hitung lebih kecildari F-tabel maka Ha: μ 1 > μ 2 Penggunaan metode brain variansi homogen. based learning terhadap kemampuan

Hipotesis Statistik

multiple intelligence pada mahasiswa Hipotesis Statistik disebut juga hipotesis

fisika Universitas Cokroaminoto lebih nol (H 0 ). Hipotesis nol manyatakan tidak

efektif daripada Kemampuan multiple adanya perbedaan antara dua variabel atau

intelligence setelah menggunaan metode tidak adanyapengaruh X terhadap Y.

brain based learning.

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) menyatakanada perbedaan hubungan

HASIL DAN PEMBAHASAN

antara dua variabel X dan Y. Rumusan

Hasil Penelitian

hipotesisdalam penelitian ini adalah: Skor hasil belajar fisika pretest

H 0 : μ 1 = μ 2 Tidak ada perbedaan yang dan posttest kelas eksperimen

signifikan terhadap kemampuan multiple

intelligence mahasiswa fisika universitas

1 7 8 cokroaminoto palopo antara sebelum dan

2 2 9 sesudahmenggunakan metode brain based

3 7 9 learning .

4 4 7 Ha : μ 1 ≠ μ 2 ada perbedaan yang

5 6 7 signifikan terhadap kemampuan multiple

6 8 8 intelligence mahasiswa fisika universitas

7 9 9 cokroaminoto palopo antara sebelum dan

8 9 9 sesudahmenggunakan metode brain based

9 5 7 learning .

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

11 9 9 antara pretest dan posttest di kelas

12 7 8 eksperimen. Pada saat pretest nilai

13 8 8 terendah yang diperoleh sebesar dua poin

14 6 7 sedangkan nilai tertinggi sebesar sepuluh

15 9 10 poin. Sedangkan untuk kelas posttest nilai

16 8 8 terendah yang dicapai adalah enam

17 6 6 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah

18 6 7 sepuluh.

19 7 8 Skor hasil multipple intelligence mahasiswa

fisika Universitas Dari tabel di atas terlihat bahwa ada

Cokroaminoto Palopo. perbedaan antara hasil belajar fisika

Intelligence Type Bodil

Logika No.

Spatia

Linguisti matem Musica Interperson Intraperson Nat

Kines

al

al ural

Visual teheti tical

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh

26, rata-rata kecerdasan interpersonal macam-macam kecerdasan yang berbeda-

rata-rata kecerdasan beda yang dimiliki oleh masing-masing

sebesar

intrapersonal sebesar 30, dan kecerdasan mahasiswa. Kecerdasan linguistik sebesar

natural sebesar 22. Dari nilai rata-rata memperoleh rata-rata 29, kecerdasan

kecerdasan majemuk di atas dapat dilihat logika matematika dengan rata-rata 28,

bahwa kecerdasan logika matematic dan rata-rata kecerdasan spasial sebesar 28,

kecerdasan bodily kinesthetic yang rata-rata kecerdasan bodi kinestetiksebesar

memiliki nilai tertinggi untuk mahasiswa

31, rata-rata kecerdasan musikal sebesar fisika Universitas Cokroaminoto Palopo.

Intelligence Type

Gambar 1: Skor hasil multiple intelligence mahasiswa fisika UNCP

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

Berdasarkan grafik diatas jelas terlihat dalam Logika matematical dan memiliki bahwa mahasiswa fisika Universitas

Bodily Kinesthetic Cokroaminoto Palopo lebih cenderung

kecerdasan

Uji Persyaratan analisis

Tabel di atas menunjukkan bahwa

Uji Normalitas Sebaran

indeks yang diperoleh dari ujinormalitas Uji normalitas sebaran berfungsi

data pretest kelas eksperimen sebesar untuk menguji normal tidaknya sebaran

0,200> 0,05 (α: 5%) dan 0,152> 0,05 (α: data penelitian. Rumus yang digunakan

5%) dari data posttest kelas eksperimen. untuk menguji normalitas data adalah

Oleh karena seluruh penghitungan rumus Kolmogorov-Smirnov. Data yang

menghasilkan indeks > 0,05 (α: 5%) maka diujikan adalah data pretest dan posttest

dapat dinyatakan bahwa data yang pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

penelitian ini Dalam perhitungan dengan rumus

digunakan

dalam

berdistribusi normal.

tersebut, apabila indeks yang dihasilkan

Uji Homogenitas Varians

(P) > 0,05 (α: 5%) maka data dalam Disamping pengujian terhadap penelitian ini berdistribusi normal

normal tidaknya distribusi padasampel, (Nurgiyantoro dkk, 2004: 118). Analisis

perlu juga diadakan pengujian terhadap data menggunakan bantuan SPSS

kesamaan yakni seragam tidaknya varians menghasilkan

sampel-sampel yang diambil dari populasi menunjukkan sebaran data berdistibusi

yang sama. Setelah diadakan uji normal

homogenitas varians dengan bantuan selengkapnya dapat dilihat di halaman

atau tidak.

Penghitungan

SPSS menghasilkan data sebagai berikut. lampiran. Ringkasan hasil uji normalitas

Penghitungan selengkapnya terdapat di sebaran dapat dilihat pada tabel di bawah

halaman lampiran. Berdasarkan hasil dari ini.

uji SPSS menunjukkan bahwa signifikasi Tabel 4.1: Ringkasan Hasil Uji Normalitas

sebesar 0,071 sehingga dapat dikatakan Sebaran

bahwa sebaran data pretest dan posttest

Kelas

Keterangan

tersebut homogeny.

Pretest Kelas 0,200

Uji Validitas Instrumen

Eksperimen

Validitas yang digunakan dalam Posttest Kelas 0,152

P > 0,05

penelitian ini adalah validitas isi.Sebelum Eksperimen

instrumen diteskan kepada siswa, maka

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

terlebih dahuludikonsultasikan dengan Hasil validasi untuk pedoman expert judgement (orang yang ahli dalam

observasi secara umum disimpulkan bidang yang bersangkutan). Untuk

bahwa semua aspek yang telah dinilai menjawab permasalahan yang telah

telah memenuhi kriteria kevalidan dengan dirumuskan dalam penelitian ini, maka

nilai rata-rata total (M) = 3,81. digunakan instrument non tes dan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan instrument tes. Instrumen non tes meliputi

hasil analisis dan hasil penilaian oleh tim instrument tentang angket multiple

ahli secara umum adalah bahwa pedoman intelligence ,

observasi dalam penelitian ini sangat valid Sedangkan instrument tes meliputi soal

pedoman

observasi.

dan dapat digunakan tanpa revisi. pilihan ganda yang diberikan pada saat

Uji Reliabilitas Instrumen

posttest dan pretest . Setelah itu Setelah instrumen diuji validitasnya, dilanjutkan dengan uji validitas oleh tim

selanjutnya adalahmeneliti validator ahli (yang terdiri dari dua dosen

langkah

reliabilitasnya. Uji reliabilitas instrumen yang telah kompeten dalam metode

dilakukan dengan menggunakan uji penelitian). Penilaian para ahli umumnya

keandalan Alpha Cronbach. Berdasarkan berupa catatan kecil pada bagian yang

pada hasil uji coba, diperoleh nilai α = perlu diperbaiki.

0,628. Angka tersebut menunjukkan Adapun hasil validasi instrument

bahwa instrumen yang digunakan dalam dalam penelitian ini dapat dideskripsikan

penelitian ini memiliki tingkat reliabilitas sebagai berikut:

yang sangat tinggi. Perhitungan tersebut

a) Angket multiple intelligence

diperoleh melalui bantuan komputer Hasil validasi untuk angket multiple

program SPSS. Perhitungan selengkapnya intelligence secara umum disimpulkan

dapat dilihat pada halaman lampiran. bahwa semua aspek yang telah dinilai

Taraf Kesukaran Soal

telah memenuhi kriteria kevalidan dengan

digunakan untuk nilai rata-rata total (M) = 3,7. Kesimpulan

Asumsi yang

kualitas yang baik, yang diperoleh berdasarkan hasil analisis

memperoleh

disamping memenuhi validitas dan dan hasil penilaian oleh tim ahli dalam

reliabilitas adalah daya keseimbangan dari penelitian ini sangat valid dan dapat

soal tersebut. digunakan tanpa revisi.

tingkat

kesulitan

Keseimbangan yang dimaksudkan adalah

b) Pedoman Observasi

adanya soal-soal yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional.

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

Tingkat kesukaran soal dipandang dari suatu soal. besarnya indeks kesukaran kesanggupan atau kemampuan mahasiswa

antara 0,01-1,00. Bersarkan persamaan dalam menjawabnya.

yang digunakan, maka diperoleh taraf Tingkat kesukaran soal adalah bilangan

kesukaran masing-masing soal, yaitu yang menunjukkan sukar dan mudahnya

sebagai berikut:

Tabel 4.2: Taraf Kesukaran Soal

No Soal

1. Daya Pembeda

soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Indeks yang di gunakan dalam

Dengan demikian validitas soal ini sama membedakan

dengan daya pembeda soal yaitu daya berkemampuan tinggi dengan peserta tes

yang membedakan antara peserta tes yang yang berkemampuan rendah adalah indeks

berkemampuan tinggi dengan peserta tes daya

berkemampuan rendah. menunjukkan kesesuaian antara fungsi . Tabel 4.3: Daftar Daya Pembeda masing-masing Soal

pembeda. Indeks

ini

yang

DP= Soal

Kriteria PA-PB

1 5 5 1.00 1 5 0.20 0.80 Baik Sekali 2 5 5 1.00 1 5 0.20 0.80 Baik Sekali

3 3 5 0.60 1 5 0.20 0.40 Baik 4 5 5 1.00 2 5 0.40 0.60 Baik 5 4 5 0.80 1 5 0.20 0.60 Baik

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

6 5 5 1.00 1 5 0.20 0.80 Baik Sekali 7 5 5 1.00 2 5 0.40 0.60 Baik 8 5 5 1.00 2 5 0.40 0.60 Baik 9 5 5 1.00 2 5 0.40 0.60 Baik

10 5 5 1.00 1 5 0.20 0.80 Baik Sekali

Deskripsi Data Penelitian

Jumlah peserta didik dalam kelas Data dalam penelitian ini diperoleh

eksperimen adalah 19 mahasiswa dan dari data awal sebelum perlakuan (pretest)

mengikuti pretest sebanyak kelas eksperimen dan data akhir setelah

yang

19mahasiswa. Sedangkan soal yang perlakuan (posttest) kelas eksperimen.

diberikan berjumlah sepuluh nomor soal

1) Data Pretest

Dengan analisis Kelas eksperimen merupakan

pilihan

ganda.

menggunakan bantuan SPSS, diperoleh kelompok

nilai rata-rata (Mean) = 7,00; Median = (treatment)

7,00; Modus = 6,00; dan Simpangan Baku pembelajaran BBL. Sebelum peneliti

menggunakan

model

= 1,972. Ringkasan hasil penghitungan memberikan perlakuan (treatment), pada

statistik dapat dilihat pada halaman kelas eksperimen diberikan pretest.

lampiran. Sedangkan skor pretest kelas eksperimen disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen

Frekuensi No

Frekuensi

Kelas Interval Frekuensi Absolut

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai nilai yang frekuensi kemunculannya tertinggi yang diperoleh mahasiswa adalah

jarang adalah pada kelas interval 0,0 – 3,9.

10 sedangkan nilai terendah adalah 2,0. Tabel di atas dapat digambarkan dalam Nilai yang paling sering muncul adalah

bentuk diagram batang sebagai berikut. pada kelas interval 5,5 – 7,4 sedangkan

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

Pretest Kelas Eksperimen

Gambar 2: Nilai Interval Pretest Kelas eksperimen

2) Data Posttest siswa. Dari hasil posttest, diperoleh nilai Setelah

rata-rata (Mean) = 8,64; Median = 8,00; (treatment)

mendapat

perlakuan

Modus = 8,0; Simpangan Baku = 1,100. pembelajaran BBL dalam pembelajaran

menggunakan

model

Sebaran frekuensi data skor kelas fisika, mahasiswa kelas eksperimen

eksperimen pada saat posttest dapat dilihat diberikan posttest. Posttest diikuti oleh 19

bawah ini. Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen

Frekuensi No

Frekuensi

Frekuensi

Kelas Interval

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai yangfrekuensi kemunculannya jarang tertinggi yang diperoleh siswa adalah 10,0

adalah pada kelas interval 6,0 – 6,7. Tabel sedangkan nilai terendah adalah 6,0. Nilai

di atas dapat digambarkandalam bentuk yang paling sering muncul adalah pada

diagram batang sebagaiberikut. kelas interval 7,6 – 8,3 sedangkan nilai

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

Posttest Kelas Eksperimen

3) Pengujian Hipotesis sehingga berbunyi: Tidak ada perbedaan

a. Pengujian Hipotesis I yang signifikan terhadap kemampuan Hipotesis alternatif (Ha) yang

multiple intelligence mahasiswa fisika diajukan dalam penelitian ini berbunyi

universitas cokroaminoto palopo antara adaperbedaan yang signifikan terhadap

sesudahmenggunakan kemampuan multiple intelligence pada

sebelum

dan

metode brain based learning. Apabila mahasiswa

harga t hitung (t h ) lebih besar daripada t tabel Cokroaminoto Palopo antara sebelum dan

fisika

universitas

(t t ) dengan taraf kesalahan tertentu yang sesudah menggunakan model BBL. Untuk

digunakan yaitu 5% dan db terkait (38) kepentingan pengujian, hipotesis alternatif

maka H 0 ditolak dan Ha diterima.

diubah menjadi hipotesis nol (H 0 )

Tabel: Uji-t Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Data

t hitung (t h )

t tabel (t t )

db P

Keterangan (t h ) > (t t )=

Dari hasil penghitungan diperoleh cokroaminoto palopo antara sebelum dan t hitung (t h ) sebesar -2,133. Setelah

sesudah menggunakan metode brain dikonsultasikan dengan t tabel (t t )l pada taraf

based learning ditolak. Dengan demikian, signifikansi 5% dan db 38 sebesar -1,68

Ha yang berbunyi ada perbedaan yang ternyata t hitung lebih besar dari t tabel (-

signifikan terhadap kemampuan multiple

intelligence mahasiswa fisika universitas Tidak ada perbedaan yang signifikan

2,133>-1,68) sehingga H 0 yang berbunyi

cokroaminoto palopo antara sebelum dan terhadap kemampuan multiple intelligence

sesudah menggunakan metode brain mahasiswa

fisika

universitas

based learning diterima.

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

Pengujian Hipotesis II

hipotesis alternatif diubah menjadi Pengujian Hipotesis II hipotesis

hipotesis nol (H 0 ) sehingga berbunyi: alternatif

Penggunaan metode brain based learning dalampenelitian ini berbunyi Penggunaan

kemampuan multiple metode brain based learning terhadap

terhadap

mahasiswa fisika kemampuan multiple intelligence pada

intelligence pada

Cokroaminoto sama mahasiswa

Universitas

efektifnya dengan Kemampuan multiple Cokroaminoto lebih efektif daripada

fisika

Universitas

intelligence sebelum dan sesudah Kemampuan multiple intelligence setelah

menggunaan metode brain based menggunaan metode

brain based

learning.

learning . Untuk kepentingan pengujian, Tabel 4.6: Hasil Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Kelas

Mean

Peningkatan Skor

Pretest Kelas

Posttest Kelas

Eksperimen

Dari hasil penghitungan diperoleh efektifnya dengan Kemampuan multiple peningkatan skor pretest dan posttest

intelligence sebelum dan sesudah kelas eksperimen sebesar 0,16. Hal

menggunaan metode brain based learning tersebut terlihat bahwa skor posttest kelas

ditolak. Dengan demikian Ha yang eksperimen lebih besar dari pada skor

berbunyi Penggunaan metode brain based pretest kelas eksperimen. Dilihat dari

learning terhadap kemampuan multiple perbedaan mean pretest dan posttest

mahasiswa fisika kelompok eksperimen, mean kelompok

intelligence pada

Universitas Cokroaminoto lebih efektif posttest kelas eksperimen lebih besar dari

Kemampuan multiple meanpretest kelompok kontrol yaitu 8,11

daripada

intelligence setelah menggunaan metode

brain based learning diterima. berbunyi: Penggunaan metode brain

> 7,95. Jadi hipotesis nol (H 0 ) sehingga

Pembahasan

based learning terhadap kemampuan

1. Ada perbedaan yang signifikan

multiple intelligence pada mahasiswa

terhadap

kemampuan multiple

fisika Universitas Cokroaminoto sama

intelligence

mahasiswa fisika

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

universitas cokroaminoto palopo antara

tersebut terlihat bahwa skor posttest kelas

sebelum dan sesudah menggunakan

eksperimen lebih besar dari pada skor

metode brain based learning.

pretest kelas eksperimen. Dilihat dari Berdasarkan

perbedaan mean pretest dan posttest hipotesis

hasil

pengujian

kelompok eksperimen, mean kelompok dapatdiketahui bahwa terdapat ada

menggunakan

uji-t,

posttest kelas eksperimen lebih besar dari perbedaan yang signifikan terhadap

meanpretest kelompok kontrol yaitu 8,11 kemampuan

> 7,95. Jadi hipotesis nol (H 0 ) sehingga mahasiswa

multiple

intelligence

berbunyi: Penggunaan metode brain cokroaminoto palopo antara sebelum dan

fisika

universitas

based learning terhadap kemampuan sesudah menggunakan metode brain

multiple intelligence pada mahasiswa based learning . Hal tersebut dapat dilihat

fisika Universitas Cokroaminoto sama dari hasil uji hipotesis yang menunjukkan

efektifnya dengan Kemampuan multiple nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel

intelligence sebelum dan sesudah pada taraf signifikansi 5%. Dengan

menggunaan metode brain based learning demikian dapat disimpulkan bahwa

ditolak. Dengan demikian Ha yang pemberian perlakuan, dalam hal ini

berbunyi Penggunaan metode brain based menggunakan metode brain based

learning terhadap kemampuan multiple learning untuk

mahasiswa fisika universitas

mahasiswa

fisika

intelligence pada

Universitas Cokroaminoto lebih efektif menyebabkan adanya perbedaan hasil

cokroaminoto

palopo,

Kemampuan multiple akhir pada pretest dan posttest kelas

daripada

intelligence setelah menggunaan metode eksperimen.

brain based learning.

2. Penggunaan metode brain based

Multiple intelligence

learning terhadap kemampuan multiple

Berdasarkan data di atas diperoleh

macam-macam kecerdasan yang berbeda-

Universitas Cokroaminoto lebih efektif

beda yang dimiliki oleh masing-masing

daripada Kemampuan

multiple

mahasiswa. Kecerdasan linguistik sebesar

intelligence setelah menggunaan metode

memperoleh rata-rata 29, kecerdasan

brain based learning.

logika matematika dengan rata-rata 28, Dari hasil penghitungan diperoleh

rata-rata kecerdasan spasial sebesar 28, peningkatan skor pretest dan posttest

rata-rata kecerdasan bodi kinestetik kelas eksperimen sebesar 0,16. Hal

sebesar 31, rata-rata kecerdasan musikal

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

sebesar 26, rata-rata

kecerdasan

interpersonal sebesar 27, rata-rata

KESIMPULAN DAN SARAN

kecerdasan intrapersonal sebesar 30, dan

Kesimpulan

kecerdasan natural sebesar 22. Dari nilai Kesimpulan yang dapat diambil dari rata-rata kecerdasan majemuk di atas

hasil penelitian dan pembahasan adalah dapat dilihat bahwa kecerdasan logika

sebagai berikut:

a) Ada perbedaan yang signifikan kinesthetic yang memiliki nilai tertinggi

matematic dan kecerdasan

bodily

kemampuan multiple untuk mahasiswa fisika Universitas

terhadap

intelligence pada mahasiswa fisika Cokroaminoto Palopo.

universitas cokroaminoto palopo antara Kecerdasan

sebelum dan sesudah menggunakan matematic dan kecerdasan

kecerdasan

logika

model brain based learning. kinesthetic cenderung memiliki nilai yang

bodily

b) Penggunaan model Brain based paling tinggi karena melihat dari latar

learning dalam kemampuanmultiple belakang mahasiswa yang merupakan

intelligence pada mahasiswa fisika program studi ilmu pasti yaitu fisika,

universitas cokroaminoto palopo lebih dimana diketahui ilmu fisika lebih

dibandingkan sebelum cenderung menggunakan angka dengan

efektif

menggunakan model Brain based baik dan melakukan penalaran yang benar.

learning.

Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan

Saran

pada pola dan hubungan logis, pernyataan Untuk peneliti selanjutnya disarankan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan

agar menggunakan kelas kontrol dan kelas abstraksi-abstaraksi lainnya. Selain itu

eksperimen dalam penelitian selanjutnya. juga

Selain itu juga, penelitian ini dapat mahasiswa dituntut memiliki keahlian

dalam pembelajaran

fisika

sebagai penelitian menggunakan seluruh tubuh untuk

dijadikan

yang mengukur mengekspresikan ide dan perasaan,

pengembangan

kemampuan multiple intelligence dengan keterampilan menggunakan tangan untuk

menggunakan metode Brain based menciptakan sesuatu dan kemampuan-

learning (BBL) sehingga memotivasi kemampuan fisik yang spesifik, seperti:

dosen untuk memvariasikan media keseimbangan, kekuatan, kelenturan,dan

pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik kecepatan dalam teori maupun praktikum.

belajar fisika.

Yulvinamaesari, Eka Pratiwi Tenriawaru (2015)

DAFTAR PUSTAKA

Nurhandayani, Dini. 2011. Penerapan Ahmad, Satria. 2005. Kamus Besar

Brain based learning dalam Bahasa Indonesia . Jakarta: Halim

Pembelajaran Matematika untuk Jaya

Meningkatkan Motivasi Belajar dan

Kemampuan Koneksi Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen

siswa. (Online). Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Matematis

(http://http://dinidinidini.wordpre ss.com/2011/01/04/140/).

Meylina. 2011. Strategi Pembelajaran Diakses Tanggal 10 April 2014. Berbasis Multiple intelligence (MI) Untuk Pencapaian Kompete

Orinaru. 2012. Penerapan Pendekatan nsi Dalam Pembelajaran . Online

Brain based learning (BBL) (http://meilinajasmine.blogspot.c

dalam pembelajaran Matematika om/2011/12/aplikasi-teknologi-

di Sekolah Dasar (Online). pendidikan-dalam.html). Diakses

(http://orinaru.wordpress.com/20 Tanggal 10 April 2014.

12/09/20/penerapan-pendekatan- brain-based-learning-bbl-dalam-

Nugraha. 1985.

pembelajaran-matematika-di Penelitian .

Statistika

Untuk

CV sekolah-dasar/, Diakses tanggal Permadi.

Bandung:

28 Januari 2014 pukul 15.30).

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Sapa’at, A. 2007. Brain based learning. dalam Pengajaran Bahasa dan sastra

(Online), (http://matematika.upi.e (Edisi Ketiga). Yogyakarta:

du/ index. php/ brain-based- BPFE.

learning), Diakses Tanggal 10 April 2014.

─────────────, Gunawan dan Marzuki. 2004. Statistik Terapan Untuk

Veynisha. 2011. Model Pembelajaran Penelitian Ilmu-ilmu Sosial.

Brain based learning (BBL) . Yogyakarta:

Online. (http://veynisaicha.blogs University Press.

Gajah

Mada

pot.com/2011/07/model-pembela jaran-brain-based-learning.html). Diakses Tanggal 10 April 2014.

Efektivitas Model Brain Based Learning terhadap Kemampuan Multiple Intelligence pada

Mahasiswa Fisika Universitas Cokroaminoto Palopo

Sugiharti. 2005. Penerapan Teori Multiple Fisika. Jurnal Pendidikan No. intelligence dalam Pembelajaran

05/TH IV/Des 2005.

82

Dokumen yang terkait

EFFECTS OF TEACHING VOCABULARY MASTERY BY CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Misteni Luqman Baehaqi luqmanbaegmail.com IAIN Palangka Raya Abstract - Effects of teaching vocabulary mastery by contextual teaching and learning - Digital Library IAIN Palangka R

0 0 10

The effect of ICT based graphic organizer toward the students’ writing ability at the fourth semester of the English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 23

A. Background of the Study - The effect of ICT based graphic organizer toward the students’ writing ability at the fourth semester of the English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

The effect of ICT based graphic organizer toward the students’ writing ability at the fourth semester of the English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 60

A. Research Design - The effect of ICT based graphic organizer toward the students’ writing ability at the fourth semester of the English education study program at IAIN Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 21

A. Background of the Study - The effect of contextual teaching and learning method on vocabulary mastery of the first year students of English education study program at State Islamic Institute of Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 9

The effect of contextual teaching and learning method on vocabulary mastery of the first year students of English education study program at State Islamic Institute of Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

B. Research Design - The effect of contextual teaching and learning method on vocabulary mastery of the first year students of English education study program at State Islamic Institute of Palangka Raya - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 19

Preparation for making handout submatter of biotechnology in high school based on plant tissue culture research Roselle (Hibiscus sabdariffa

0 2 11

Keywords : learning motivation, learning outcomes PENDAHULUAN - Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMA Babussalam Pekanbaru

0 0 7