Implementasi Modul Monitoring Kapasitas Baterai Pada Perangkat Embedded
Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3210-3219 http://j-ptiik.ub.ac.id
Implementasi Modul Monitoring Kapasitas Baterai Pada Perangkat
1 Embedded 2 3 Yohana Kristinawati , Sabriansyah Rizqika Akbar , Rizal MaulanaProgram Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: yohanakristinawati96@gmail.com rizal_lana@ub.ac.id
Abstrak
Saat ini topik isu kelangkaan energi menjadi hal yang cukup sering dibahas dalam pengembangan teknologi yang modern contohnya wireless sensor network (WSN). Dari sejumlah implementasinya, masalah utama WSN adalah mengenai konsumsi energi. Hal ini diakibatkan oleh catu daya pada node hanya disuplai oleh baterai untuk operasinya, sehingga memiliki cadangan energi yang terbatas. Jika salah satu node mati, maka akan merubah performansi jaringan dalam hal routing dan topologi. Dalam penelitian ini dilakukan implementasi modul pengukur kapasitas baterai pada perangkat embedded. Ketika informasi kapasitas baterai yang digunakan perangkat baterai diketahui, maka dapat diperkirakan berapa lama perangkat embedded akan tetap menyala, sehingga dapat mendukung pengembangan lebih lanjut mengenai penghematan energi pada perangkat embedded. Dalam implementasinya, modul menggunakan resistor shunt untuk memperoleh besar tegangan drop yang kemudian dengan menggunakan Hukum Ohm dapat diperoleh besar arus yang mengalir. Ketika sudah diketahui besar arusnya, maka kapasitas baterai dapat dihitung. Pemrosesan nilai dilakukan menggunakan mikrokontroler arduino nano. Kemudian informasi kapasitas baterai dan arus ditampilkan pada LCD
16X2 . Diperoleh kesimpulan bahwa modul dapat mengukur arus yang mengalir pada perangkat embedded dan modul dapat melakukan perhitungan kapasitas baterai yang digunakan oleh perangkat embedded serta memiliki tingkat presisi 94,56% dalam mengukur kapasitas baterai.
Kata kunci: mikrokontroler, resistor shunt, baterai
Abstract
Nowadays, the topic about energy scarcity issue becomes quite often discussed in the development of
modern technologies such as wireless sensor network (WSN). From many of its implementations, WSN's
main problem is about energy consumption. This is happened because the power supply of the node only
supplied by a battery for its operation, so it has limited energy reserves. If one node dies, it will change
the network performance in terms of routing and topology. In this study, a battery capacity measurement
module is implemented on an embedded device. If the battery capacity information of the battery is
known, then the approximate time of how long the embedded device can continue running will also be
known, and so it can support the further development of energy savings on embedded devices. In its
implementation, the module uses a shunt resistor to obtain a the value of drop voltage which is then can
be used to measure the current flowing on an embedded device using Ohm's Law. When the current is
known, the battery capacity can be calculated. Value processing is done by using arduino nano
microcontroller. The module then provides battery capacity information in the form of percent value
and the current flow value on the embedded device via LCD. It is concluded that the module can measure
the current flow of the embedded device and the module can also calculates the battery capacity that
used by the embedded device. The module works with a 94,56% precision level in measuring battery
capacity.Keywords: microcontroller, shunt resistor, battery.
energi menjadi hal yang cukup sering dibahas
1. PENDAHULUAN dalam pengembangan teknologi yang modern contohnya wireless sensor network (WSN).
Saat ini topik pembahasan isu kelangkaan Wireless sensor network (jaringan sensor
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
3210 nirkabel) adalah suatu jaringan nirkabel yang terdiri dari kumpulan node sensor yang tersebar
2.1.1 Resistor Shunt Menghubungkan
di suatu area tertentu (sensor field). Dari dengan Arduino Nano sebagai Modul sejumlah permasalahan pada implementasinya, Pada perancangan ini resistor shunt masalah utama WSN adalah mengenai konsumsi dihubungkan ke mikrokontroler agar nilai energi (IoT WSN and the Problem of Short tegangan drop pada salah satu kaki dapat dibaca Battery Life, 2015). Hal ini di akibatkan oleh oleh mikrokontroller melalui pin analog karena catu daya pada node hanya di suplai oleh baterai nilai nya berupa sinyal analog. Resistor yang untuk operasinya, sehingga memiliki cadangan digunakan berukuran 10Ω. Skematika resistor energi yang terbatas. Jika salah satu node mati, shunt yang terhubung dengan mikrokontroler maka akan merubah performansi jaringan dalam terdapat pada Gambar 1. hal routing dan topologi.
Dengan fenomena permasalahan mengenai energi pada pengembangan teknologi, maka dalam penelitan ini akan membangun sebuah sistem monitoring kapasitas baterai pada perangkat embedded. Embeded system adalah sebuah sistem (rangkaian elektronik) digital yang merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, yang biasanya bukan berupa sistem elektronik. Embedded system adalah sistem yang memiliki tujuan khusus yang dirancang untuk melakukan sejumlah kecil fungsi khusus untuk aplikasi tertentu (Mouaaz Nahas, 2012).
Pembangunan sistem ini akan memanfaatkan resistor shunt dalam pengukuran arus listrik yang digunakan ketika sistem sedang bekerja. Resistor shunt adalah resistor dengan
Gambar 1. Perancangan Pengukuran Tegangan
tingkat presisi yang tinggi yang bisa digunakan
menggunakan Resistor Shunt
untuk mengukur arus yang mengalir pada suatu rangkaian elektronik atau suatu beban
2.1.2 Menghubungkan Resistor Shunt dan
(Herlambang, 2012). Teknik yang digunakan
Arduino Nano dengan LCD sebagai
untuk mengukur arus pada listrik AC maupun
Modul
DC adalah dengan memanfaatkan voltage drop Pada perancangan ini arduino nano yang pada resistor. telah tehubung dengan resistor shunt
Diharapkan modul ini dapat bermanfaat dihubungkan ke LCD 16X2 yang berfungsi dalam pemberian informasi kapasitas baterai sebagai penampil arus dan kapasitas baterai oleh yang digunakan perangkat embedded selama modul. Skematika menghubungkan arduino perangkat tersebut bekerja serta dalam nano dan resistor shunt LCD 16X2 terdapat pengembangan yang lebih lanjut dapat pada Gambar 2. mendukung dalam penghematan energi pada perangkat embedded.
2. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
2.1. Perancangan Perangkat Keras
Gambar 2. Menguhubungkan Resistor Shunt
Perancangan perangkat keras dilakukan
dengan Perangkat Embedded
dengan :
2.1.3 Menghubungkan Resistor Shunt dan Arduino Nano dengan LCD sebagai Modul
Pada perancangan ini resistor shunt dihubungkan secara seri dengan dengan perangkat embedded yang akan diukur dan sumber tegangan yang dalam sistem ini menggunakan powerbank. Berikut adalah skematik dari resistor shunt yang terhubung dengan perangkat embedded dan arduino nano terdapat pada Gambar 3.
Dalam pengukuran kapasitas baterai ini juga mengunakan memori EEPROM untuk menyimpan kondisi jumlah baterai sebelumnya. Dengan menggunakan EEPROM ini, sistem dapat menyimpan kapasitas baterai sebelumnya saat sistem mati dan dihidupkan kembali.
(2)
Pada perancangan ini akan mengatur perangkat embedded yang akan diukur yaitu arduino uno. Dalam penelitian ini arduino akan diukur dalam mode state active, mode sleep, dan saat menyalakan 4 lampu LED. Pada mode active terdapat indikator lampu LED merah yang menyala, sedangkan pada saat mode sleep lampu LED akan mati.
2.2.5 Pengaturan State Perangkat Embedded
Besar besar arus dan kapasitas baterai yang tersisa akan ditampilkan melalui LCD sebagai media interface sehingga pengguna dapat melihat besar arus dan kapasitas baterai tanpa melalui serial monitor arduino. Pada LCD juga akan menampilkan waktu selama sistem berjalan.
2.2.4 Menampilkan Besar Arus dan Kapasitas Baterai melalui LCD
Kemudian untuk menghitung besar kapasitas baterai, dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Arus Per Jam (mAH)= Arus (mA)/3600 (2)
Dalam perancangan ini perhitungan kapasitas baterai yang tersedia dilakukan dengan mengubah nilai arus (mA) yang telah dihitung menjadi nilai mili ampere hour (mAH). Nilai persentase diperoleh dari selisih antara nilai kapasitas baterai dengan nilai mAH yang telah diperoleh dibagi dengan nilai kapasitas baterai total dan dijadikan ke dalam bentuk persen.
Gambar 3. Skematik menghubungkan Resistor Shunt dengan Perangkat Embedded
2.2.3 Pengukuran Kapasitas Baterai oleh Modul
40mA yang merupakan besar arus maksimal modul yang diperoleh dari datasheet arduino nano.
2.2 Perancangan Pengukuran Kapasitas Baterai oleh Modul
Pada perancangan ini perhitungan besar arus dilakukan dengan menerapkan Hukum Ohm. Nilai tegangan yang digunakan nilai hasil pembacaan dari pin analog A0 arduino nano dan nilai hambatan yang digunakan adalah resistor shunt sebesar 10 Ohm. Nilai arus diperoleh dari nilai tegangan dibagi dengan nilai hambatan dengan besaran miliampere (mA) ditambah
2.2.2 Pengukuran Besar Arus pada Perangkat Modul
Dalam perhitungan nya. maka nilai voltase yang diperoleh melalui pin A0 harus di konversikan oleh ADC sesuai besar resolusinya 0-1023.
Pada perancangan ini arduino nano sebagai modul menerima input tegangan melalui pin analog (A0). Pin analog pada arduino nano secara langsung terhubung dengan converter yang disebut dengan istilah analog-to-digital converter (ADC). Converter ini berfungsi untuk mengubah nilai masukan analog yang masih berbentuk sinyal voltase yang diubah ke dalam bentuk digital/desimal. Converter ADC ini memiliki resolusi 10 bit yang berarti nilai yang dikonversi berkisar antara 0-1023.
2.2.1 Pembecaan Nilai Tegangan oleh Modul
ada perancangan ini dibagi menjadi beberapa sub bagian sebagai berikut :
P
2.3 Implementasi Perangkat Keras
2.4.1 Implementasi Pembacaan Nilai Tegangan oleh Modul
Tegangan (pin A0) Hambatan (R Shunt) Arus (mA) = + 40 mA
(2)
Pada implementasi pengukuran besar arus ini dilakukan pada arduino nano menggunakan Hukum Ohm. Dalam sistem ini hambatan yang digunakan adalah resistor shunt berukuran 10 Ohm serta nilai arus ditambahkan dengan besar arus arduino nano yang diambil dari datasheet yaitu sebesar 40mA. Implementasi ini terdapat pada Gambar 8.
2.4.2 Implementasi Pengukuran Besar Arus pada Perangkat Embedded oleh Modul
Gambar 7. Program pada Arduino IDE dalam Membaca Nilai Tegangan
(1) .
Tegangan = 5 / 1024 x tegangan (pin A0)
Pada implementasi ini arduino nano menerima input tegangan melalui pin analog (A0). Agar nilai voltase dapat dibaca dalam bentuk desimal, maka harus dikalikan dengan resolusinya seperti tertera pada arduino IDE pada Gambar 7. Nilai bacaan pin A0 dikalikan dengan besar resolusi converter yaitu 5 volt sebagai tegangan maksimal yang dapat diterima oleh pin analog dibagi 1024 yang merupakan nilai resolusi converter.
Implementasi ini dilakukan dengan :
2.3.1 Menghubungkan Resistor Shunt dengan Arduino Nano sebagai Modul
2.4 Implementasi Perangkat Lunak
Gambar 1. Menghubungkan Modul dengan Perangkat Embedded
Dalam implementasinya modul dihubungkan secara seri dengan dengan perangkat embedded yang akan diukur dan sumber tegangan yang dalam sistem ini menggunakan powerbank. Seperti pada perancangan. perangkat embedded yang akan diukur adalah Arduino Uno. Implementasi menghubungkan modul dengan perangkat embedded dapat dilihat pada Gambar 6.
2.3.3 Menghubungkan Modul dengan Perangkat Embedded
Gambar 7. Menghubungkan Arduino Nano dan Resistor Shunt dengan LCD sebagai Modul
Pada implementasi ini arduino nano yang telah tehubung dengan resistor shunt dihubungkan ke LCD 16X2 yang berfungsi sebagai penampil arus dan kapasitas baterai oleh modul. Implementasi menghubungkan arduino nano dan resistor shunt LCD 16X2 terdapat pada Gambar 5.
2.3.2 Menghubungkan Resistor Shunt dan Arduino dengan LCD 16X2 sebagai Modul
Gambar 4. Menghubungkan Arduino Nano dengan Resistor Shunt
Pengukuran tegangan diawali dengan menghubungkan resistor shunt ke pin mikrokontroler A0 dan ground seperti pada Gambar 4.
Sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. implementasi dibagi menjadi beberapa sub bagian sebagai berikut : Gambar 8. Program pada Arduino IDE dalam Mengukur Arus
2.4.3 Implementasi Pengukuran Kapasitas Baterai oleh Modul
Dalam implementasi perhitungan kapasitas baterai yang tersedia oleh modul. maka dilakukan pengubahan nilai arus miliampere(mA) yang telah diperoleh melalui perhitungan sebelumnya pada arduino nano akan diubah menjadi besaran miliampere hour (mAH) yang kemudian dilakukan perhitungan presentase kapasitas baterai yang tersedia sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Dalam sistem ini menggunakan baterai sebesar 3200 mAH. Untuk mengubah arus mA menjadi mAH dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Arus Per Jam (mAH)=Arus (mA)/3600 (3) Kemudian untuk menghitung besar kapasitas baterai, dilakukan perhitungan sesuai perancangan sebagai berikut : (%) = −
100%
(4) Serta dalam pengukuran kapasitas baterai ini dengan syntax EEPROM.writeFloat () dan EEPROM.writeFloat() untuk penyimpanan dan pembacaan kapasitas baterai ke dalam memori EEPROM. Implementasi pengukuran kapasitas baterai terdapat pada Gambar 9.
Gambar 9. Program pada Arduino IDE dalam Mengukur Kapasitas Baterai
2.4.4 Menampilkan Besar Arus dan Kapasitas Baterai melalui LCD Dalam implementasi ini. LCD berfungsi untuk menampilkan besar arus dan kapasitas baterai serta pemberian tampilan waktu selama sistem berjalan. Syntax lcd.setCursors () berfungsi untuk menentukan posisi karakter yang akan ditampilkan pada LCD. syntax lcd.print() berfungsi untuk menampilan nilai pada variabel yang dimaksud. dalam sistem ini adalah kapasitas baterai dalam bentuk , persen besar arus, dan waktu. Implementasi ini dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Menampilkan Besar Arus dan Kapasitas Melalui LCD
2.4.5 Implementasi Pengaturan State Perangkat Embedded
Pada implementasi ini perangkat embedded yang akan diukur yaitu arduino uno diatur dalam 3 mode. Arduino akan diukur dalam mode state active, mode sleep. dan saat menyalakan 4 lampu LED. Pada mode active terdapat indikator lampu LED merah yang menyala, sedangkan pada saat mode sleep lampu LED akan mati. Untuk mengaktifkan ke mode sleep. maka diperlukan library sleep mode. Dalam implementasinya. perangkat embedded akan berada pada mode active dengan menyalakan lampu LED merah. Kode program mode active terdapat pada Gambar 11. Gambar 11. Implementasi Mode Active Perangkat Embedded
Dalam implementasi perangkat embedded mode sleep, dilakukan dengan menggunakan library sleep seperti pada Gambar 12.
Gambar 13. Implementasi Perangkat Embedded untuk Menyalakan 4 LED
3. PENGUJIAN DAN ANALISIS
3.1 Pengujian Pengukuran Tegangan dan Arus Pengujian ini bertujuan untuk mengukur besar tegangan dan arus yang digunakan oleh perangkat embedded dalam 3 state, mode active,mode sleep, dan menyalakan 4 LED. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat akuras
Gambar 5. 2 Implementasi Mode Sleep Perangkat modul dalam mengukur tegangan dan arus.
Embedded
Prosedur yang dilakukan pada pengujian ini Implementasi perangkat embedded dalam adalah dengan menghubungkan kaki resistor menyalakan 4 LED dilakukan seperti pada yang terhubung dengan perangkat embedded ke Gambar 13. pin analog (A0). Kemudian nilai tegangan merupakan hasil pembacaan setiap 2 detik pada pin A0 dan dan diubah menjadi nilai desimal.
Nilai arus diperoleh dengan hukum Ohm tegangan dibagi hambatan (resistor shunt). Perangkat embedded diukur dalam 3 state active mode, sleep mode, dan menyalakan 4 LED. Hasil pengukuran tegangan ditampilkan pada serial monitor dan hasil pembacaan arus ditampilkan pada LCD. Kemudian hasil pengukuran tegangan oleh modul dibandingkan dengan hasil pengukuran tegangan oleh multimeter. Pengukuran tegangan pada resistor shunt dengan alat ukur multimeter dilakukan dengan meletakkan kabel merah multimeter pada kaki positif resistor shunt dan meletakkan kabel hitam ke kaki negatif resistor shunt. Selain itu, hasil pengukuran arus oleh modul juga dibandingkan dengan hasil pengukuran arus menggunakan multimeter. Pengukuran arus dengan alat ukur multimeter dilakukan dengan memutus bagian yang menghubungkan perangkat embedded dengan resistor shunt, kemudian meletakkan kabel merah multimeter pada bagian perngkat embedded dan kabel hitam multimeter pada kaki postifi resistor shunt.
Hasil pembacaan tegangan ditampilkan pada serial monitor. Data di tampilkan setiap 2 detik sekali. Hasil pengujian modul dalam mengukur tegangan terdapat pada Gambar 14, Gambar15, Gambar 16 dan hasil pengujian pengukuran arus oleh modul terdapat pada Gambar 17, Gambar 18, dan Gambar 19.
Gambar 15. Hasil Pengujian Tegangan pada saat Perangkat Embedded Mode Sleep Gambar 14. Hasil Pengujian Tegangan pada saat Perangkat Embedded Mode Active
Gambar 16. Hasil Pengujian Tegangan pada saat perangkat Embedded menyalakan 4 LED Tabel 1. Tabel Pengukuran Tegangan dan Arus Gambar 17. Hasil Pengujian Arus pada saat Perangkat Embedded Mode Active
Dari hasil pengujian pengukuran tegangan dan arus oleh modul pada perangkat embedded dalam 3 state (mode active, mode sleep, dan menyalakan 4 LED), modul berhasil melakukan
Gambar 18. Hasil Pengujian Arus pada saat
pengukuran tegangan dan arus. Tingkat akurasi
Perangkat Embedded Mode Sleep
modul dalam mengukur tegangan dan arus dibandingkan dengan pengukuran tegangan dan arus menggunakan multimeter sebesar 89,27%.
3.2 Pengujian Pengukuran Kapasitas Baterai
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besar kapasitas baterai yang tersisa saat digunakan oleh perangkat embedded bekerja. Prosedur yang dilakukan pada pengujian ini adalah dengan engubah nilai arus (mA) menjadi mili ampere hour (mAH), kemudian menghitung besar kapasitas baterai dengan perhitungan
Gambar 19 Hasil Pengujian Arus pada saat
baterai life time. Setelah itu menampikan
perangkat Embedded menyalakan 4 LED
kapasitas baterai pada LCD. Mengukur akurasi modul dalam mengukur kapasitas baterai dengan Hasil pengujian tingkat akurasi modul menjalankan modul selama beberapa waktu dalam mengukur tegangan dan arus terdapat dengan perangkat embedded yang diukur dalam pada Tabel 1. Pada tabel besar tegangan yang kondisi 3 state, active mode, sleep mode, dan diukur oleh modul merupakan nilai rata-rata dari menyalakan 4 LED. Waktu pengujian dihitung 10 data tegangan yang ditampilkan pada seriap berdasarkan waktu penurunan baterai sebesai monitor untuk setiap kali pengujiannya.
0,1% dan 0,5%. Lama waktu uji ini diperoleh dari perhitungan baterai life. Baterry life adalah lama baterai dapat hidup ketika digunakan oleh suatu beban. Dengan menggunakan besar arus rata-rata yang telah diukur pada pengujian sebelumnya perangkat embedded dalam active mode sebesar 0,06mA ditambah 40mA sebagai arus pada modul, maka diperoleh nilai battery life dalam mode active sebagai berikut :
Battery Life Time = Kapasitas Total Baterai / Konsumsi Daya = 3200 mAH / 40,06 mA = 79,8801797 Hour
2 Implementasi modul untuk mengukur kapasitas baterai pada perangkat embedded dilakukan dengan mengubah nilai arus (mA) yang telah dihitung menjadi nilai mili ampere hour (mAH). Nilai mAH yang telah diperoleh akan dibandingkan dengan kapasitas baterai total yang kemudian digunakan untuk mengukur besar presentase kapasitas baterai.
Energi Berbasis IoT . Retrieved
AutomationIndo. (2016, June 15). Efisiensi
Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis Arduino dan Android. ELECTRANS, VOL.13 , 1-10.
from Arduino: https://www.arduino.cc/ Ai Fitri Silvia, E. H. (2014). Rancang Bangun
5. DAFTAR PUSTAKA Arduino . (2017). Retrieved january 8, 2018,
2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan real capacity baterai yang digunakan
1. Disarankan monitoring kapasitas baterai ini dapat dikirim kepada pengguna menggunakan internet agar dapat dipantau dari jarak jauh.
3 Berdasarkan hasil pengujian, tingkat akurasi modul dalam melakukan pengukuran kapasitas baterai sebesar 94,56%. Dari penelitian ini terdapat saran untuk pengembangan yang lebih lanjut
1 Implementasi modul untuk mengukur besar arus yang mengalir dilakukan dengan mengambil nilai tegangan drop pada kaki resistor melalui analog pin arduino. Nilai arus dihitung dengan menggunakan hukum ohm dengan tegangan berupa hasil pengukuran pada pin analog serta nilai hambatan berupa besar ohm resistor shunt.
(5) Untuk menghitung waktu penurunan baterai dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Berdasarkan perancangan, implementasi, pengujian, dan analisis yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan:
4. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian pada Tabel 6.2 diatas, modul memiliki tingat akurasi 94.56% dalam pengukuran kapasitas baterai. Dengan nilai akurasi tersebut, dapat di analisa bahwa modul memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dan dapat dimanfaatkan sebagai pengukur kapasitas baterai yang cukup akurat.
8. Mode sleep 0,5% 1.438,56 1424 98,99% 9. Menyalakan 10. 4 LED 0,1% 286,7811 270 94,15% Menyalakan 4 LED 0,1% 286,7811 274 9,54% 11. Menyalakan 12. 4 LED 0,5% 1433,9 1424 99,31% Menyalakan 4 LED 0,5% 1433,9 1424 99,31% Akurasi (Rata-rata) 94,56%
Tabel 2. Pengujian Akurasi Kapasitas Baterai No State Perangkat Embedded Penurunan Presentase Kapasitas Baterai Hasil Perhitung- an Manual (Detik) Hasil Pengukur- an Modul (Detik) Akurasi 1. Mode active 0,1% 287,64 272 94,56% 2. Mode active 0,1% 287,64 270 93,87% 3. Mode active 0,5% 1.438,2 1424 99,01% 4. Mode active 0,5% 1.438,2 1424 99,01% 5. Mode sleep 0,1% 287,712 272 94,54% 6. Mode sleep 0,1% 287,712 272 94,54% 7. Mode sleep 0,5% 1.438,56 1424 98,98%
Hasil pengujian pengukuran kapasitas baterai perangkat embedded oleh modul dan pengukuran akurasinya terdapat pada Tabel 6.2.
(6) Untuk pengukuran battery life dan penurunan baterai sebesar 0,5% dilakukan seperti persamaan (5) dan (6), dengan arus pada mode sleep sebesar 0,04mA dan ketika menyalakan LED sebesar 0,17mA ditambah 40mA sebagai arus yang digunakan oleh modul.
Time (Baterai turun 0,1%) =(Battery Life Time)/1000 =79,8801797/1000 = 0,798801797 = 287,56 Second
September 5, 2017, from Automation Indo: http://www.automationindo.com/article
Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan . Shunt Resistor . (n.d.). Retrieved january 8, 2018,
/307/eifsiensi-energi-internet-of-things- iot#.Wa4o06CCy00 Herlambang. (2012, January 28). Shunt Resistor
- – The brief introduction. Retrieved
November 23, 2017, from nubie lab: http://www.nubielab.com/elektronika/s hunt-resistor-the-brief-introduction IoT WSN and the Problem of Short Battery Life .
Silvio Ziegler, R. C.-C. (APRIL 2009). Current Sensing Techniques: A Review. IEEE
January 8, 2018, from Zona Elektro: http://zonaelektro.net/mengenal-jenis- dan-fungsi-pada-multimeter/
Dan Fungsi Pada Multimeter . Retrieved
ZonaElektro. (2014, August 6). Mengenal Jenis
Retrieved January 8, 2018, from Wireless Sensor Networks Magazine: http://www.wsnmagazine.com/iot- wireless-sensors-and-the-problem-of- short-battery-life/
WSN-Magazine. (2015, July 7). IoT WSN and the Problem of Short Battery Life .
Retrieved january 8, 2018, from Amazon: https://www.amazon.in/Alphanumeric- Display-JHD162A-Arduino- Yellow/dp/B00XT53RI0
TechnoLabs, S. (n.d.). LCD 16x2 Aplhanumeric.
Research Journal of Engineering Sciences , 10-15.
, 354. Srividyadevi P., P. D. (2013). Measurement of Power and Energy Using Arduino .
from Resistor Guide: http://www.resistorguide.com/shunt- resistor/
(2015, July 7). Retrieved January 8, 2018, from Wireless Sensor Networks Magazine: http://www.wsnmagazine.com/iot- wireless-sensors-and-the-problem-of- short-battery-life/
SENSORS JOURNAL, VOL. 9, NO. 4,
- rumus-bunyi-hukum-ohm/ Matthias Spang, N. H. (2017). Evaluation of
- – Theory and Design Methodology (p. 3). Makkah: InTech.
S.N.M.P. Simamora, D. R. (2012). Teknik Embedded-system dalam Terapannya untuk membangun Sistem Deteksi.
Retrieved January 5, 2018, from IoT Agenda: http://internetofthingsagenda.techtarget. com/definition/microcontroller
Rouse, M. (2017, June). microcontroller.
Nahas, A. M. (2012). Ways for Implementing Highly-Predictable. In A. M. Mouaaz Nahas, Embedded Systems
Current Measurement Accuracy for a Power Module. ISBN 978-3-8007-4424- 4 , 438.
. Retrieved january 8, 2018, from Teknik Elektronika: http://teknikelektronika.com/pengertian
Hukum Ohm
Kho, D. (2017). Pengertian, Rumus dan Bunyi