Struktur Bayesian Network untuk Penentuan Class Karakteristik Siswa pada Sistem Tutor Cerdas

  

Struktur Bayesian Network untuk Penentuan

Class Karakteristik Siswa pada Sistem Tutor

  (software) dalam bentuk media pembelajaran yang mengaplikasikan teknik-teknik kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) pada pengajaran (education). Perangkat lunak (software) ini bertindak sebagai tutor yang mengetahui apa yang diajarkan, siapa yang mereka ajar, bagaimana mengajarkan, dan mampu mengidentifikasi karakteristik kemampuan mahasiswa sehingga seolah-olah perangkat lunak atau program komputer ini cerdas (Intelligent).

  ITS mencoba meniru mimik manusia dalam mengajar dan memberikan tanya jawab ke pengguna[1]. ITS dapat menilai kemampuan pengguna dan memberikan materi sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki pengguna. ITS mirip pengajar (tutor) virtual yang berusaha mengadopsi pengajar yang asli[2].

  Sistem Tutor Cerdas atau Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan sebuah program komputer yang mempunyai kecerdasan dalam melakukan pembelajaran.

  Sistem Tutor Cerdas

  II. TINJAUAN PUSTAKA A.

  Tutoring System .

  Makalah ini difokuskan membahas bagaimana sebuah struktur Bayesian network pada penetuan karakteristik siswa yang ditentukan berdasarkan data training yang telah didapat sebelumnya. Pembahasan makalah ini merupakan bagian dari penelitian pengembangan media pembelajaran online (elearning) berbasis Intelligent

  Inferensi dalam sebuah Bayesian Network didapat dari hubungan setiap node yang ada pada struktur Bayesian tersebut. Untuk setiap perubahan yang terjadi dari sebuah node maka juga akan mempengaruhi nilai probabilitas dari node node yang lain, yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan node tersebut.

  Elearning yang berbasis ITS membutuhkan penentu karakteristik dari masing-masing siswa sehingga bisa di adaptasikan kebutuhan tiap siswa sesuai dengan kemampuan siswa tersebut. Hal ini menunjukkan dibutuhkan sebuah classifier yang mampu memberikan keputusan (inference) apakah siswa tersebut termasuk kategori easy. Intermediate atau hard.

  System yang dimaksud adalah suatu perangkat lunak

  

Cerdas

Ika Widiastuti

  Dalam rangka mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi, pada penelitian ini akan mengimplementasikan suatu media pembelajaran online (elearning) berbasis Intelligent Tutoring System sebagai salah satu alternatif media pembelajaran non konvensional. E- Learning withIntelligent Tutoring

  ENDAHULUAN

  I. P

  Keywords — Bayesian Network, Class, Sistem Tutor Cerdas.

  

Abstract

Sistem Tutor Cerdas atau Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan sebuah program komputer berbasis instruksional yang

dapat menyesuaikan konten pembelajaran sesuai dengan respon dari siswa (student). Agar sistem dapat merespon pengguna

dengan memberikan output yang sesuai, maka diperlukan suatu metode Bayesian Network untuk menentukan karakteristik

pengguna (user). Paper ini akan membahas mengenai bagaimana membangun struktur Bayesian network yang tepat untuk

penentuan kelas (class) karakteristik siswa pada sistem tutor cedas.

  ikajcm10@gmail.com 2 ratihayuninghemi@gmail.com

  #2 #

Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember

Jl. Mastrip Po Box 164 Jember

1

  #1 , Ratih Ayuninghemi

  Sistem Pembelajaran Cerdas (Intelligence Tutoring System, ITS) adalah suatu sistem yang memanfaatkan teknik tingkat lanjut dalam mendeskripsikan dan meningkatkanproses pengajaran. Walaupun demikian pemahaman sistem pembelajaran cerdas telah berkembang menjadi suatu sistem yang mampu “memahami” dan berlaku selayaknya pengajar. Sistem pembelajaran cerdas bahwa node “Kanker_paruparu” berhubungan secara memberikan fleksibilitas dalam mempresentasikan materi langsung dengan node “Tuberculosis”, dan node dan kemampuan memahami karakteristik siswa yang lebih

  “Tuberculosis” berhubungan juga dengan node besar. Kecerdasan sistem pembelajaran cerdas “Mengunjungi_Asia”. Dengan asumsi bahwa diwujudkan dalam kemampuan pedagogignya untuk Tuberculosis adalah salah satu penyebab kanker paru-paru menyampaikan materi sesuai karakteristik siswa yang dan mengunjungi Asia dapat meningkatkan peluang diajarnya, memberikan tugas, dan menilai kemampuan terkena Tuberculosis, maka saat nilai peluang true untuk siswa. node “Mengunjungi_Asia” semakin tinggi maka semakin

  ITS merupakan sistem pengajaran berbantuan tinggi pula nilai peluang true dari node “Kanker_paru- komputer yang mengandunginformasi mengenai pelajar, paru”[4]. dan berupaya menyesuaikan kandungan dan strategi pengajaran mengikuti kesesuaian pelajar. Tujuan utama

  ITS adalah untuk melaksanakan kaedah pengajaran secara satu ke satu di antara pengajar dengan pelajar. Untuk dapat melaksanakan pengajaran secara satu ke satu, sistem ITS harus mampu untuk mengenali pelajar tersebut dan membina suatu model mengenai tahap pengetahuan, kemahiran dan kehendak mereka. Sistem harus dapat memberi arahan atau bahan pengajaran secara individu kepada setiap pelajar. Ciri inilah yang membedakan antara sistem pengajaran dan pembelajaran berbantuan komputer dengan sistem tutorial cerdas. Gambar 1 menunjukkan modul-modul dalam ITS dan hubungannya dengan siswa

  Gambar 2. Contoh Bayesian netwok[4] yaitu Domain Pengetahuan, Modul Pedagogik, Modul Adaptasi, Modul Antarmuka, serta pemodelan siswa [3]

  1) Topologi Jaringan Bayesian Network: Dalam

  kaitannya dengan struktur jaringan yang terdapat pada Bayesian Network terdapat tiga jenis topologi atau tiga tipe koneksi yaitu koneksi serial, koneksi divergen dan koneksi convergen. Identifikasi topologi jaringan berguna untuk menentukan ketergantungan informsi diantara node-node yang terdapat pada Bayesian network [5].

   Koneksi Serial Gambar 3 merupakan ilustrasi dari tipe koneksi serial. Nilai Node A akan mempengaruhi probabilitas node B dan nilai node B akan mempengaruhi probabilitas node C, demikian juga sebaliknya node C akan mempengaruhi probabilitas B dan nilai node B akan mempengaruhi probabilitas

  A. Tetapi pada saat nilai B diketahui, maka jalur Gambar 1. Modul Program ITS [3] antara A dan C akan terputus sehingga A dan C menjadi independent (saling tidak mempengaruhi).

B. Bayesian Network

  Kondisi ini menyebabkan A d-separated dengan C Pemikiran Bayesian menyediakan sebuah pendekatan karena B diketahui nilainya. probabilistic untuk mendapatkan suatu inference atau kesimpulan . Inference dalam sebuah Bayesian Network didapat dari hubungan setiap node yang ada pada struktur A B C Bayesian tersebut. Untuk setiap perubahan yang terjadi dari sebuah node maka juga akan mempengaruhi nilai

  Gambar 3. Koneksi Serial probabilitas dari nodenode yang lain, yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan

   Koneksi Divergen node tersebut. Sebagai contoh perhatikan gambar 4 yang Koneksi Divergen seperti ditunjukkan pada gambar menggambarkan sebuah struktur Bayesian Network 4, informasi dapat mengalir pada semua jalur yang tentang penyakit dan penyebabnya. Gambar 4. Struktur ada dari A ke setiap node anaknya yakni B, C, D, E

  BN Penyakit pada Paru-paru Pada gambar 4, dapat dilihat dan F jika nilai dari A tidak diketahui. Namun ketika nilai A diketahui maka jalur-jalur yang berada pada yang merupakan bagian dari ka tegori “Constrain Based

  Algorithm

  node anak A akan terputus sehingga B, C,…, F akan ”. Contoh algoritma yang termasuk kategori ini menjadi saling tidak tergantung. Kondisi tersebut adalah TPDA (Three Phase Dependency Analysis) menyebabkan B, C,…, F d-separated karena nilai A diketahui.

  III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan

  A

  perangkat lunak yang dapat mengidentifikasi karakteristik siswa (user) menggunakan Bayesian Network. Penelitian ini mempelajari struktur Bayesian network yang tepat untuk mengidentifikasi karakteristik siswa berdasarkan data training yang diperoleh dari observasi terhadap 30

  B F rang mahasiswa.

  E C

  Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah output

  D

  penelitian yaitu perangkat lunak yang mengimplementasikan struktur Bayesian network dapat Gambar 4. Koneksi Divergen diterapkan pada media pembelajaran online (elearning)

   Koneksi Konvergen sehingga elearning yang dikembangkan tidak hanya Pada struktur dengan tipe koneksi konvergen seperti mengelola konten pembelajaran saja melainkan dapat yang diilustrasikan pada gambar 5, jika tidak ada menyajikan konten pembelajaran serta evaluasi sesuai informasi yang diketahui pada node A, maka dengan karakteristik siswa (student). informasi diantara node-node parent dari A yaitu B,

  C, ..,F akan independent, sehingga nilai yang berada pada node-node parent tersebut tidak akan METODE PENELITIAN

  IV. mempengaruhi probabilitas node-node lain. Tetapi

  Pada penelitian ini, Bayesian Network digunakan ketika nilai dari A diketahui maka node-node parent untuk modelling user, karena dapat menghasilkan akan mempengaruhi node parent yang lain. penilaian dengan memanfaatkan informasi pada pengguna serta secara eksplisit mengungkapkan prediksi

  D E ketidakpastian perilaku pengguna. Tugas utama yang C

  harus dilakukan ketika membangun model klasifikasi berdasarkan Bayesian Network yaitu pembelajaran dalam

  B F

  membangun struktur DAG (directed acyclic graph) dan pembelajaran untuk menghitung CPT (Conditional

  Probability Table ).

  A

  Ada dua pendekatan pembelajaran (learning) yang dapat dilakukan untuk membangun struktur Bayesian

  networks yaitu (1) Scored Based yaitu menggunakan

  Gambar 5. Koneksi Konvergen metode pencarian untuk mendapatkan struktur yang cocok dengan data, dimana proses konstruksi dilakukan secara

2) Algoritma untuk Membangun Struktur Bayesian

  iteratif, dimulai dari sebuah graf tanpa edge kemudian

  networks

  : Algoritma yang dapat digunakan dalam menggunakan metode pencarian untuk menambahkan membangun struktur Bayesian Network dapat dibagi sebuah edge pada graf dan berhenti ketika tidak ada menjadi dua kategori yaitu (1) Algoritma yang struktur baru yang lebih baik daripada struktur menggunakan suatu metode pencarian untuk membangun sebelumnya. (2) Constrain Based (Dependency Analysis) model dan mengevaluasi model tersebut berdasarkan yaitu mengidentifikasi/menganalisa hubungan bebas suatu nilai skor. Algoritma ini disebut juga dengan bersyarat (conditional independence CI) antar atribut “Scoring Based Algorithm”. (2) Algoritma yang dimana CI menjadi “constrain” dalam membangun membangun struktur Bayesian Network dengan struktur Bayesian Network. menganalisa hubungan ketergantungan yang terdapat

  Metodologi yang digunakan merupakan langkah diantara node-node/ variabel/ atribut data. Hubungan langkah penentuan sebuah struktur dari Bayesian network ketergantungan yang tersebut diukur dengan melakukan seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. pengujian bebas bersyarat. Algoritma ini membangun struktur Bayesian Network dengan mengidentifikasi hubungan bebas bersyarat yang terdapat diantara node- node. Algoritma ini disebut jug adengan “CI Algorithm

  Pengumpulan Data Pada tahap ini diawali dengan melakukan normalisasi (Data Training) data dengan cara menetukan threshold pada masing- masing nilai sehingga menjadi jelas batasan yang akan Penentuan Variabel dibuat sekaligus menjawab proses tahap kedua ini yaitu Atribut dan Goal penentuan variable. Hasil normalisasi sebagai berikut :

  a. Variabel Nilai Test dengan parameter Rendah (0- 50), sedang (51-75), Tinggi (76-100) Pembuatan Struktur

  b. Variabel Nilai Tugas dengan parameter Rajin atau Network (60-100) dan Tidak Rajin (0-59)

  c. Variabel Class yang menjad Goal terdiri dari Perhitungan parameter Easy , Intermediate dan High. Probabilitas antar Didapakan sebanyak 50 data set yang diambil dari proses Network penilaian.

  3) Pembuatan Struktur Bayesian

  Gambar 6. Kerangka Metodologi Penelitian

  R S T 1) Pengumpulan Data (Data Training)

  Data diperoleh dari aktivitas akademik yang telah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri jember dan sudah menghasilkan suatu

  E

  I nilai.

  H 2) Penentuan Variabel atribut dan Goal

  Merepresentasikan hubungan kausalitas diantara variabel- variabel yang terdapat pada struktur Bayesian network.

  3) Pembuatan Struktur atau Network

  Mengidentifikasi/menganalisa hubungan bebas bersyarat

  T R

  (conditional independence CI) antar atribut dimana CI

  R

  menjadi “constrain” dalam membangun struktur Bayesian Gambar 7. Struktur Bayesian ITS Network .

  4) Perhitungan Probabilitas antar Network

  Layer pertama menunjukan variable Nilai Test Menghitung nilai probabilitas yang ada pada struktur dengan parameter Rendah (R) , Sedang (S), Tinggi (T),

  Bayesian Network .

  layer kedua menunjukan Variabel Class (goal) dengan

  Bayesian Network

  adalah sebuah “directed acyclic parameter Easy(E), Intermediate (I), High (H), Variabel

  graph ” (DAG) dengan sebuah tabel probabilitas untuk

  Nilai Tugas pada layer ketiga yang terdiri dari parameter setiap node. Node yang terdapat pada Bayesian Network Tidak Rajin (TR) dan rajin (R). merupakan representasi variabel proporsional dalam suatu

  Struktur Bayesian pada gambar 7 merupakan contoh domain dan garis menunjukkan hubungan ketergantungan dari sebagian data training yang telah didapat yaitu diantara variabel-variabel. Dalam hal kaitannya dengan diambil sebanyak 8 kondisi yaitu : basisdata, pada Bayesian Network, node merupakan representasi dari atribut-atribut tabel yang ada pada basis

  Tabel 1. Contoh 7 dari 50 dataset data

  Nilai Test (NT) Tugas Kuliah (TK) Class (C)

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI V.

  Rendah Tidak Rajin Easy

  1) Pengumpulan data

  Rendah Rajin Easy Data yang diperoleh adalah data nilai test dan nilai tugas. Nilai test terdiri dari nilai UTS, nilai UTS, nilai Rendah Tidak Rajin Easy

  Ujian Praktikum dan Nilai Quiz, sedangkan nilai tugas Sedang Rajin High terdiri dari nilai tugas harian, tugas praktikum dan tugas proyek akhir matakuliah. Setiap data tersebut berupa data

  Sedang Tidak Rajin Intermediate numerical oleh karena kebutuhan penelitian ini Tinggi Rajin High membutuhkan data bertipe diskrit maka perlu dilakukan normalisasi dengan merubahnya menjadi data linguistic

  Tinggi Tidak Rajin Intermediate yang sekaligus akan dilakukan pada tahapan selanjutnya Tinggi Tidak Rajin Intermediate

  2) Penentuan Variabel

  Jika ingin membuat suatu uji coba dengan data yang lebih banyak dan bervariasi maka hasilnya akan berbeda Karena relasi antar node pada struktur Bayesian Network ditentukan berdasarkan kondisi atau aturan dalam dataset tersebut. Oleh karena itu struktur Bayesian sangat dipengarui oleh pola data yang diperoleh diawal. 4) Perhitungan Probabilitas

  Jember yang telah mendanai penelitian ini serta Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

  0.60 P(I|~TR)

  0.40 VI. K

  Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

  a. Sebuah struktur Bayesian dihasilkan dari sebuah data training yang antar variabelnya punya keteraitan atau sebuah relasi

  b. Struktur Bayesian sangat dipengarui oleh banyaknya dan variasi relasi data training.

  c. Banyaknya node pada struktur Bayesian didapat dari variasi antar variabel terhadap class atau goal d. Nilai bobot probabilitas dipengarui oleh struktur yag terbentuk pada struktur Bayesian. Saran untuk penelitian selanjutnya variasi dan banyaknya data lebih dibuat kompleks agar dapat menunjukan performas Bayesian network dalam melakukan clssifikasi.

  U CAPAN T ERIMA K ASIH Terima kasih disampaikan kepada Politeknik Negeri

  D

  0.33 P(E|~R)

  AFTAR

  P

  USTAKA [1] Jauhari J, Ibrahim M, Intelligent Tutoring System sebagai Upaya Inovatif dalam Pembelajaran untuk Pembelajaran Berbantuan Komputer , Jurnal GENERIC Vol.5 No.2 2010.

  [2] Samuelis L, The Component for Intelligent Tutoring Systems, Departement of Computer Science and Informatics, Technical University of Kosice Letne, Slovakia [3] Sumpeno S, Safrodin M, Hariadi M, Purnomo M H, Sistem Tutor Cerdas Menggunakan Jaringan Bayesian dan Perangkat Semantik,

  Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 7 No 2:221-229 2011. [4] Variq, Sumpeno S, Hariadi M, Purnomo M H, Sistem Tutor

  Cerdas Menggunakan Bayesian Network, Digital Library Institut Teknologi Sepuluh November 2010.

  [5] Zhang N L, Introduction to Bayesian Network, Department of Computer Science and Engineering, Hongkong University of Science and Technology 2008.

  0.67 P(I|TR)

  0.60 P(E|R)

  Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan bobot masing-masing probabilitas pada tiap node dan probabilitas semua variable. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Probabilitas dan Bobot

  0.00 P (I|S)

  Probabilitas Bobot P (R)

  0.38 P (S)

  0.25 P (T)

  0.38 P (TR)

  0.63 P (R)

  0.38 P (E|R)

  1.00 P (E| ~R)

  0.50 P (I|~S)

  0.40 P(E|~TR)

  0.50 P (I|T)

  0.67 P (I|~T)

  0.33 P (H|S)

  0.50 P (H~|S)

  0.50 P(H|T)

  0.33 P(H|~T)

  0.67 P(E|TR)

Dokumen yang terkait

View of Pengembangan Multimedia Interaktif Adobe Flash® pada Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Scientific Approach Subtema Keindahan Alam Negeriku

0 0 14

View of Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Rajin Membaca Dan Tidak Rajin Membaca Pada Mata Pelajaran PPkn Siswa Sekolah Dasar

0 0 5

View of Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup Melalui Masyarakat Pedesaan Sebagai Alternatif Menciptakan Kawasan Hijau Dengan Memanfaatkan Sampah Botol Plastik Sebagai Media Tanam Toga Dengan Sistem Vertikultur

0 0 6

Enny Listiawati Staf Pengajar Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI BANGKALAN Email: ennylistiawati83gmail.com Abstrak: Fokus masalah dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa SMP pada

0 0 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 1 TATURA PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI METODE KERJA KELOMPOK Arlina Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa

0 0 11

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENGKONSTRUKSI BUKTI MENGGUNAKAN INDUKSI MATEMATIKA BERDASARKANTEORI PEMEROSESAN INFORMASI BUADDIN HASAN E-mail: buaddin87gmail.com Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir

0 0 8

PROFIL PENALARAN DEDUKTIF SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER AHMAD AFANDI Email: a_afandi41yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil penalaran

2 3 14

F. Y. Rumlawang. - View of APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MEMPEROLEH JALUR OPTIMUM Studi Kasus : Penentuan Rute Optimum Ferry di Pulau Ambon, Pulau Seram, dan Pulau-Pulau Lease

0 0 8

Sistem Multi-Agent Cerdas Penguji Perangkat Lunak Secara Otomatis

0 2 6

Penggunaan Metode Fuzzy Dalam Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di Kabupaten Jember

0 0 7