View of Pengembangan Multimedia Interaktif Adobe Flash® pada Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Scientific Approach Subtema Keindahan Alam Negeriku
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
Pengembangan Multimedia Interaktif Adobe Flash®
pada Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Scientific Approach
Subtema Keindahan Alam Negeriku
Rintis Rizkia Pangestika
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo
rintistizkia@gmail.com
Abstract
This research aims to: (1) develop Adobe Flash® -based interactive multimedia forscientific approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of
“Keindahan Alam Negeriku” for grade-IV students of SD Negeri Serayu, and (2)
determine the effectiveness of the Adobe Flash® -based interactive multimedia for
scientific approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of
“Keindahan Alam Negeriku” for grade-IV students of SD Negeri Serayu. This research
and development employed steps developed by Borg & Gall. They included: (1)
researching and collecting data; (2) planning; (3) developing a draft product; (4)
conducting the initial field trial; (5) revising the results of the field trial; (6) conducting
the field trial; (7) revising the product resulted from the field trial; (8) trying out the field
implementation; (9) conducting final product revision; and (10) Disemination. The
findings suggest that the Adobe Flash® -based interactive multimedia for scientific
approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of “Keindahan AlamNegeriku” for grade-IV students of SD Negeri Serayu fall under the „proper for use‟ and
„effective‟ categories.Keywords: interactive multimedia, integrated thematic, scientific approach
Abstrak
Penelitian ini bertujuan: (1) menghasilkan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku yang layak pada kelas IV SD Negeri Serayu, dan (2) mengetahui keefektifan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu. Penelitian pengembangan ini mengacu pada langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangannya meliputi: (1) penelitian dan pengumpulan data; (2) perencanaan; (3) pengembangan draf produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) merevisi hasil uji coba; (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan; (9) penyempurnaan produk akhir; (10) Diseminasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis
scientific approach subtema Keindahan Alam Negerikuy pada kelas IV SD Negeri
Serayu adalah layak dan efektif.Kata kunci: multimedia interaktif, tematik integratif, scientific approach
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak) I.
Pendahuluan
Perubahan kurikulum merupakan suatu hal yang biasa terjadi di Indonesia sejak dahulu. Salah satunya adalah perubahan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang sedang diterapkan saat ini. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pada Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum SD, disebutkan bahwa penyempurnaan pada pola pikir yang dikembangkan. Semua penyempurnaan pola pemikiran yang telah disebutkan menitikberatkan pada perubahan dalam proses pembelajaran. Perubahan yang sangat mendasar pada proses pembelajaran adalah pembelajaran mata pelajaran menjadi pembelajaran tematik integratif dengan scientific approach dan penggunaan media tunggal menjadi multimedia.
Webb & Pearson, 2012, p.17) mengemukakan bahwa pendekatan tematik merupakan pendekatan yang menekankan pada tema yang mengintegrasikan beberapa topik pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif wajib menggunakan
scientific approach . Scientific approach adalah pembelajaran yang melibatkan
keterampilan proses yang meliputi, mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar/mengasosiasi (associating) dan mengkomunikasikan (communicating) (Permendikbud Nomor 103, 2014).
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari semua komponen yang ada dalam pembelajaran. Adapun komponen-komponen pembelajaran meliputi tujuan, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat dan sumber, serta evaluasi Djamarah & Zain, 2010, p.41. Sebagai suatu sistem, komponen pembelajaran tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan dalam sebuah pembelajaran pasti ada proses interaksi antara guru, peserta didik, dan bahan pembelajaran. Disinilah guru membutuhkan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik sebagai perantara dalam pembelajaran. Disamping itu, sifat anak usia SD yang cepat merasa bosan dan lelah dengan penyampaian materi secara verbal mengakibatkan materi yang dijelaskan oleh guru sulit diterima dan dipahami. Oleh karena itu, media pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian peserta didik. Selain itu, gurupun sangat terbantu dengan adanya media yang menunjang pembelajarannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mendesain media sebaiknya memperhatikan karakteristik materi pembelajaran, karakteristik peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah.
Kendala yang dialami oleh guru antara lain, peserta didik belum dapat beradaptasi dalam pembelajaran tematik integratif. Hal tersebut merupakan masalah yang umum terjadi di sekolah-sekolah. Peserta didik yang belum dapat beradaptasi dikarenakan pola pikir peserta didik yang masih terkotak-kotak untuk setiap mata pelajaran, sehingga guru merasa kesulitan dalam mengarahkan peserta didik ke pembelajaran tematik integratif. Kesulitan guru dalam mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran juga terjadi pada saat guru mengajak peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran seperti, berdiskusi dan mengungkapkan ide atau gagasan. Kendala ini disebabkan karena peserta didik tidak dibiasakan untuk aktif berdiskusi dan mengungkapkan ide dan gagasan dalam
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga terbiasa hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menjadi kesulitan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran mengaktifkan peserta didik. Kemudian, guru mengalami kesulitan menyampaikan materi Tema Indahnya Negeriku Subtema Keindahan Alam Negeriku yang ada pada semester II. Pada subtema Keindahan Alam Negeriku memuat informasi- informasi yang sulit jika secara langsung diamati, karena secara garis besar isinya adalah mempelajari Keindahan Alam Negeriku dan SDM di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya visualiasasi pada subtansi materi di Subtema Keindahan Alam Negeriku. Substansi materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku yang relatif banyak tentu membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang relatif banyak jika semua tempat wisata dikunjungi oleh peserta didik. Karakteristik peserta didik yang masih pada tahap operasional konkret menuntut pembelajaran yang lebih bermakna, supaya segala sesuatu yang dipelajari dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika pembelajaran hanya dengan berbantuan buku pegangan, hal tersebut kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Materi-materi yang termuat dalam buku pegangan banyak yang membutuhkan visualisasi yang lebih nyata, bukan hanya dengan teks dan gambar. Oleh karena itu, perlu alat bantu untuk mendukung proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif, menarik dan menyenangkan. Salah satu alat pendukung pembelajarannya yaitu media pembelajaran, khususnya multimedia interaktif. Karena multimedia interaktif merupakan media yang memuat lebih dari satu jenis media dan dapat mengaktifkan peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik sendiri yang mengoperasikan multimedia interaktif. Kemajuan teknologi dan informatika sekarang ini telah berkembang pesat dan merambah ke bidang pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan membutuhkan sumber daya manusia khususnya guru yang berkemampuan kompetitif, adaptif, dan mandiri dalam menghadapi perubahan zaman. Multimedia interaktif kini telah menjadi pilihan tepat untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, guru dituntut dapat menyiapkan, mengoperasikan, dan mempergunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran. Guru merasa kesulitan dalam menciptakan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif. Hal ini dikarenakan kemampuan, waktu, dan tenaga guru dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif juga masih terbatas. Selain itu, pembuatan multimedia interaktif khususnya untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang cukup lama. Keterbatasan kemampuan, waktu, dan kesibukan guru dalam mengerjakan administrasi sekolah sangat tidak memungkinkan untuk guru dalam berkreativitas menciptakan multimedia interaktif.
Berdasarkan permasalahan yang ada, guru kelas IV sangat membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibutuhkan khususnya adalah multimedia interaktif untuk subtema Keindahan Alam Negeriku. Melalui multimedia interaktif, materi-materi yang dianggap sulit disampaikan atau tidak terjangkau oleh guru dapat divisualisasikan sehingga lebih menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya membayangkan segala sesuatu yang sedang dipelajarinya, namun dapat mengamati bentuk aslinya dari materi yang dipelajari. Multimedia interaktif tersebut dipakai guru untuk mempermudah penyampaian materi
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
dalam pembelajaran tematik interaktif yang berbasis scientific approach. Media pembelajaran dalam hal ini adalah multimedia interaktif memang tidak dapat dipisahkan dari sistem pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif berdampak positif dalam memberikan pembelajaran yang bermakna. Karena dengan adanya multimedia interaktif, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman yang terorganisir. Pengalaman teroganisir dimulai dari pengalaman langsung yang memungkinakan pengetahuan semakin konkret sampai pengalaman yang abstrak. Sebagai implikasinya, dengan lahirnya teknologi diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Multimedia interaktif adalah sebuah sistem yang merupakan kombinasi dari dua unsur yaitu multimedia dan interaktivitas. Multimedia menyajikan informasi melalui berbagai media, seperti musik, video, dan animasi. Kemudian, interaktivitas memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dan mengontrol informasi (Andrade & Reynoso, 2009, pp.11-12). Kehadiran multimedia interaktif dalam proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik lebih memusatkan perhatiannya pada materi yang sedang dipelajari. Menarik bagi peserta didik sama halnya dengan menyenangkan bagi peserta didik. Suatu hal yang menyenangkan pasti nantinya peserta didik akan menjadi lebih mempunyai rasa ingin tahu yang lebih terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi lebih aktif, menyenangkan, dan bermakna.
Sesuai dengan penelitian dari Milovanović, Obradović, dan Milajić, 2013 p.19 menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran matematika lebih menyenangkan bagi peserta didik dibandingkan yang tidak menggunakan multimedia interaktif. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa multimedia interaktif sangat membantu dalam mengembangkan pemikiran abstrak peserta didik dalam belajar matematika. Hal itu adalah penting, karena untuk menghubungkan konsep yang sudah ada pada peserta didik memiliki persyaratan tertentu untuk mengembangkan konsep mereka lebih jauh dan untuk memungkinkan peserta didik untuk menerima pengetahuan lebih lanjut. Geometri adalah cabang dari matematika dimana visualisasi adalah salah satu elemen paling penting untuk pemahaman yang disajikan dalam definisi dan teorema, serta untuk menyelesaikan pemecahan masalah. Pada kondisi dilapangan, menunjukkan bahwa peserta didik sulit untuk membayangkan masalah tertentu yang masih bersifat abstrak dan peserta didik akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas jika materi yang disajikan secara kontekstual dan visual. Selain itu, jika kita menggunakan multimedia interaktif, pemecahan masalah akan jauh lebih mudah dan lebih menarik. Dengan demikian, hal tersebut juga penting bagi seorang guru untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran, untuk menawarkan kegiatan yang menggali pemahaman peserta didik, dan untuk menganalisis hasil karya peserta didik.
Dengan demikian, maka perlu dikembangkan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik intergratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku kelas IV SD Negeri Serayu. Multimedia interaktif ini digunakan pada pembelajaran tematik integratif dan dapat dijadikan sebagai alat bantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Diharapkan multimedia interaktif ini dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif, menarik, dan menyenangkan.
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
Berdasarkan uraian di atas, penelitian dan pengembangan ini memiliki tujuan yaitu: (1) menghasilkan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku yang layak untuk kelas IV SD Negeri Serayu.; (2) mengetahui keefektifan multimedia interaktif
Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema
Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu.Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan manfaat teroretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian dan pengembangan ini yaitu hasil penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan kontribusi pada pengembang ilmu tentang masalah pengembangan multimedia interaktif pada pembelajaran tematik integratif berbasis
Selanjutnya, manfaat praktis hasil penelitian dan pengembangan ini scientific approach. bagi sekolah yaitu dapat dijadikan sebagai tambahan media pembelajaran tematik integratif yang lebih bervariatif, kreatif, dan inovatif yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan kemudahan kepada para guru sekolah dasar dalam menciptakan media pembelajaran tematik integratif. Bagi peserta didik, hasil penelitian pengembagan ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam belajar konsep-konsep yang terdapat dalam setiap tema. Bagi peneliti, penelitian pengembangan ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran tematik integratif di sekolah dasar.
Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional dari penelitian dan pengembangan ini yaitu: (1) multimedia interaktif Adobe Flash® adalah suatu produk
software yang dibuat menggunakan bantuan Adobe Flash® yang isinya memuat beberapa
jenis media yang saling berkaitan membentuk suatu konsep untuk memperjelas materi yang memiliki kemenarikan opening, komposisi warna, keterbacaan teks, kualitas gambar, kualitas animasi, kualitas video, kualitas audio, ketepatan feedback jawaban, kejelasan petunjuk penggunaan, dan kejelasan tombol navigasi; (2) Pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema yang memiliki kesesuaian materi dan soal, kesesuaian jenis media (gambar, animasi, video, musik) dengan karakteristik anak SD, keterkaitan antar materi dan soal, kejelasan isi (materi, contoh, petunjuk, dan soal), kecukupan materi dan soal, keterbacaan isi (materi, contoh, petunjuk, dan soal), kemutakhiran materi dan soal, keakuratan materi dan jawaban soal; (3) Peserta didik kelas IV SD Negeri Serayu merupakan subjek uji coba lapangan dalam penelitian dan pengembangan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan ditinjau dari: (a) Aktivitas peserta didik dalam menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach adalah seberapa besar aktivitas peserta didik yang ditunjukkan melalui ketertarikan peserta didik terhadap multimedia interaktif Adobe Flash®, interaksi peserta didik dalam menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®, interaksi peserta didik dengan peserta didik lain, dan interaksi peserta didik dengan guru. (b) Prestasi peserta didik adalah skor tes yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dengan kriteria adanya peningkatan skor yang diperoleh oleh peserta didik.
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
Keterbatasan penelitian pengembangan media pembelajaran tematik integratif yaitu, (1) multimedia interaktif ini hanya memuat materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) multimedia interaktif tidak menggunakan penilaian yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu authentic assessment.
II. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Reasearch &
Development). Penelitian dan pengembangan (Research & Development) merupakan suatu
proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada baik produk yang berupa perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak
(software) dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2013, p.164).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari
- – Maret 2015 di SD Negeri Serayu, Kota Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian dan pengembangan ini adalah peserta didik kelas
IV SD Negeri Serayu. Uji coba lapangan awal dilaksanakan dengan 3 orang peserta didik kelas IV SD dan satu orang guru kelas IV SD sebagai observer. Uji coba lapangan, dengan 10 orang peserta didik kelas IV SD N Serayu dan satu orang guru kelas IV SD. Uji coba pelaksanaan lapangan dengan dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol kelas IV SD N Serayu masing- masing berjumlah 27 peserta didik dan satu orang guru kelas sebagai observer.
D. Prosedur
Prosedur penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D) ini mengacu pada tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall, 1983, p.775) yang meliputi sepuluh langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangannya yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data; (2) perencanaan; (3) pengembangan draf produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) merevisi hasil uji coba; (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan; (9) penyempurnaan produk akhir; (10) Diseminasi.
E. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif diperoleh pada analisis kebutuhan dan data kuantitayif diperoleh pada saat validasi produk dan uji coba produk di lapangan. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa, pedoman wawancara, lembar penilaian produk, angket respon guru, lembar pengamatan aktivitas peserta didik, angket respon peserta didik, dan soal pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan teknik wawancara, angket, pengamatan, dan tes.
F. Teknik Analisis Data Data awal pelaksanaan penelitian dalam bentuk hasil wawancara dan pengamatan.
Hasil tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, kemudian dilakukan pengembangan produk guna memenuhi kebutuhan yaitu multimedia interaktif Adobe Flash®. Selanjutnya, data kedua yaitu data
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
kelayakan produk multimedia interaktif Adobe Flash® yang dihasilkan dari expert dan respon guru kemudian dianalisis. Setelah produk multimedia interaktif
judgement
Adobe Flash® dikatakan layak kemudia dilakukan uji coba produk di lapangan untuk
mengetahui keefektifan produk tersebut.
Langkah-langkah dalam menganalisis data expert judgement, respon guru, aktivitas peserta didik, dan respon peserta didik adalah menggunakan konversi skor sebagai berikut.
Tabel 1. Konversi Skor (Sukardjo, 2006, p.53)
Nilai Interval skor Kategori A X > X + 1,8 SB Sangat Baik i i B
X + 0,6 SB + 1,8 SB Baik i i < X ≤ X i i C X + 0,6 SB Cukup Baik i – 0,6 SB i < X ≤ X i i D
X Kurang Baik i – 1,8 SB i < X ≤ X i – 0,6 SB i E Sangat Kurang Baik X ≤ X i – 1,8 SB i
Kemudian, dalam menganalisis hasil data pre-test dan post-test untuk mengetahui keefektifan produk, teknis analisis data yang digunakan adalah menggunakan uji t menggunakan Gain Score.
Hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bentuk parameter pengujian sebagai berikut. H o : µ
1 = µ
2 H 1 : µ
1
2
≠ µ H : tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai evaluasi peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® dengan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®. H a :ada perbedaan yang signifikan nilai evaluasi peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® dengan pembelajaran yang menggunakan tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®.
Kriteria penerimaan atau penolakan H pada taraf signifikansi 5% dengan menggunakan signifikansi, yaitu apabila signifikansi > 0,05 maka H diterima, demikian sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka H ditolak. Setelah itu dilakukan uji lanjut menggunakan Gain Score untuk mengetahui tingkat signifikan kedua kelompok tersebut.
III. Hasil dan Pembahasan
Produk awal multimedia interaktif untuk pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach pada subtema Keindahan Alam merupakan pengembangan berdasarkan penelitian dan pengumpulsn data atau studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu: a) Studi Literatur dan b) Analisis Kebutuhan.
Berdasarkan analisis kebutuhan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan multimedia interaktif yang digunakan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach. Multimedia interaktif ini disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah.
“KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar” Halaman 93-106
Data Hasil Respon Guru
68,03 68,03 68,03
83,5 86,5 91Skor Skor Minimal Skor yang Diperoleh
90 100
Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan
Uji Coba Produk80
70
60
50
40
30
20
10
Gambar 1. Hasil Kelayakan Multimedia Interaktif Adobe Flash® dari Expert Judgement Kemudian, data hasil respon guru dapat diketahui bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dikatakan layak menurut guru. Informasi tentang hasil respon guru dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini.
ISSN 12345x-678 (Online)
90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 Materi Media Hasil Penilaian Oleh Ahli Skor Skor Minimal Skor I Skor II
80
70
60
50
40
30
20
10
ISSN 12345x-789 (Cetak) Kelayakan Multimedia Interaktif 136,04 136,04 130 121 167 169
Gambar 2. Data Hasil Respon Guru Selanjutnya, data hasil pengamatan aktivitas peserta didik dapat dilihat bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dikatakan efektif berdasarkan aktivitas peserta didik. Informasi tentang hasil pengamatan aktivitas peserta didik dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak) 20 25 30 18,33
Skor Aktivitas Pe se rta Didik
19,4 19,74 Skor 10 15 5 Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan13 \
13
13 Uji Coba Produk Skor Minimal Skor yang Dipe role hGambar 3. Data Hasil Aktivitas Peserta Didik Data hasil respon peserta didik dapat diketahui bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan adalah efektif di lapangan. Informasi tentang hasil respon peserta didik dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini.
S kor Data Respon Peserta Didik
15 15 14,5 14 13 12 13,33 Skor 10 11 3 4 5 6 7 8 9
10
10
10 1
2 Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan
Uji Coba Produk Skor Minimal Skor yang Dipe role h
Gambar 4. Data Hasil Respon Peserta Didik . Berikut ini adalah hasil uji normalitas dan homogenitas data pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Kelompok Nilai Sig. (p) > 0,05 Keterangan Pre-test 0,097 Data berdistribusi normal
Eksperimen Post-test 0,066 Data berdistribusi normal Pre-test 0,129 Data berdistribusi normal
Kontrol Post-test 0,200 Data berdistribusi normal
Selanjutnya, untuk uji homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan untuk menguji homogenitas data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas mempunyai asumsi bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Kriteria pengujian homogenitasnya yaitu jika signifikansi < 0,05, maka varian kelompok data tidak
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
sama atau tidak homogen. Sebaliknya, jika signifikansi > 0,05, maka varian kelompok data adalah sama atau homogen. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
df1 df2 sig.(p) Keterangan
1 52 1,000 Homogen
Selanjutnya, dilakukan uji t independen. Uji T independen ini digunakan untuk menguji dua rata-rata pada dua kelompok data yang independen. Pengujiannya menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Pada hal ini, pengujiannya adalah untuk menguji nilai post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Berikut ini adalah hasil uji t indpenden data nilai post-test kedua kelompok.
Tabel 4. Hasil Uji T Independen
Kelompok Rerata Skor N t t Df Sig. (2-tailed)
hitung tabel Eksperimen 85,3327 3,680 2,060 52 0,001 Kontrol 78,67
27 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai t adalah 3,583. Kemudian untuk t
hitung tabel
hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,060. Setelah itu untuk kriteria pengujiannya adala jika tabel hitung tabel , maka H diterima dan jika hitung < -t atau t hitung > t tabel ,
- –t ≤ t ≤ t –t maka H ditolak. Sedangkan berdasarkan signifikansi, kriterianya yaitu jika signifikansi > 0,05, maka H diterima dan jika signifikansi < 0,05, maka H ditolak.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai t adalah 3,680 lebih besar
hitung
dari t tabel yang memiliki nilai 2,060 (3,680 > 2,060) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001), maka H ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai post-
test antara kelompok eksperimen (menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®) dan
kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®). Selanjutnya, untuk mengetahui perubahan antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan menggunakan teknik Gain Score. Berikut ini adalah hasil statistic Gain Score kedua kelompok.
Tabel 5. Hasil Statistik Gain Score
Kelompok N Mean Std. Deviation
Eksperimen 27 24,89 4,484 Kontrol27 17,93 4,883
Berdasarkan tabel 5 di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai mean pada kelompok eksperimen yaitu 24,89 dan nilai mean pada kelompok kontrol yaitu 17,93. Hal ini berarti bahwa kelompok eksperimen memiliki perubahan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Selanjutnya, untuk mengetahui perubahan antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat ditunjukkan pada tabel 6 berikut ini.
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
Tabel 6. Hasil Uji T Independen pada Gain Score
Rerata Gain N t Sig. (2-tailed) hitung Gain
24,89
27
5,458 0,001 17,89
27
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwakelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif dikatakan berhasil .
Setelah produk multimedia interaktif selesai pada tahap penyempurnaan, kemudian dilakukan diseminasi atau penyebarluasan produk multimedia interaktif kepada guru-guru di SD Negeri Serayu. Pelaksanaannya yaitu peneliti mengumpulkan guru-guru SD Negeri Serayu untuk diberikan penjelasan mengenai produk multimedia interaktif Adobe Flash® yang telah selesai dikembangkan. Peneliti memberikan penjelasan tentang hasil kajian teori yang melandasi produk tersebut, konsep awal produk, isi produk, dan cara penggunaan produk.
Pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach merupakan suatu hal yang baru bagi para guru dan peserta didik. Kegiatan-kegiatan dalam scientific
approach ini yang menjadi kendala dalam membelajarkan peserta didik, karena peserta
didik harus lebih aktif dibanding dengan gurunya. Oleh karena itu, butuh waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan kurikulum baru tersebut. Untuk membantu guru dan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific
approach , maka perlu adanya media untuk sarana memfasilitasi guru dan peserta didik
dalam memahami materi tanpa harus meninggalkan proses pembelajaran yang telah ditentukan oleh pemerintah. Produk multimedia interaktif yang dikembangkan pada penelitian dan pengembangan ini merupakan alat bantu bagi peserta didik dalam proses pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach.
Sebelum diujicobakan di lapangan, produk multimedia interaktif harus dinilai kelayakannya oleh para ahli, yaitu ahli materi dan media. Setelah dua kali penilaian pada produk multimedia interaktif dengan beberapa revisi yang perlu diperbaiki, maka produk multimedia interaktif subtema Keindahan Alam Negeriku yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach. Dengan demikian, produk multimedia interaktif dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu menguji keefektifannya di lapangan.
Pada proses pengujian produk multimedia interaktif Adobe Flash® di lapangan dilakukan tiga uji coba produk, yaitu uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. Selama pelaksanaan uji coba produk, skor respon guru, aktivitas peserta didik, respon peserta didik, dan nilai evaluasi yang diperoleh peserta didik semakin meningkat. Selain itu, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif), kelompok eksperimen memiliki rata-rata nilai post-test yang lebih
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
tinggi. Karena belajar yang efektif dapat diperoleh dari belajar yang menyenangkan, menarik, dan bermakna. Penggunaan multimedia interaktif Adobe Flash® ® sangat menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor aktivitas peserta didik dan respon peserta didik yang diperoleh berkategori “sangat baik”. Selain itu, dengan adanya gambar, animasi, dan video dapat menambah informasi untuk peserta didik terhadap sesuatu yang tidak bisa divisualisasikan di dalam buku. Adanya pilihan musik juga dapat memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih jenis musik yang dapat memberikan konsentrasi yang lebih untuk belajar dalam memahami materi yang dipelajari. Kemudian, adanya kemampuan multimedia interaktif dalam
scientific approach juga dapat memfasilitasi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam scientific approach yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.
Setelah produk multimedia interaktif selesai pada tahap penyempurnaan, kemudian dilakukan diseminasi atau penyebarluasan produk multimedia interaktif kepada guru-guru di SD Negeri Serayu. Para guru untuk diberikan penjelasan mengenai produk multimedia interaktif Adobe Flash® yang telah selesai dikembangkan. Diseminasi ini dilakukan untuk dijadikan supaya produk multimedia interaktif Adobe Flash® yang telah teruji kelayakan dan keefektifannya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekkolah. Selain itu, penggunaan multimedia interaktif Adobe Flash® dapat diperluas lagi untuk materi yang lain atau kelas yang lain.
Berdasarkan penilaian expert judgment atau dosen ahli dan penialaian dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif Adobe Flash® memberikan alternatif dalam pembelajaran dan menambah kelengkapan media yang ada di sekolah. Multimedia interaktif Adobe Flash® dengan aspek-aspek yang dikembangkan melalui penilaian ahli materi dan media serta dari hasil uji coba telah berhasil menjadi: (1) Media alternatif dalam pembelajaran di sekolah dasar khususnya kelas IV subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) Media yang mudah digunakan oleh peserta didik, tidak membahayakan, dan menarik perhatian; (3) Media yang dapat memvisualisasikan materi-materi yang sulit dijangkau dalam kehidupan sehari-hari; (4) Media yang layak digunakan dalam pembelajaran karena memiliki penilaian pada kategori baik dan sangat baik pada semua aspek penialaian yang diperoleh dari hasil validasi dan uji coba; (5) Media yang efektif digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik; (6) Strategi pembelajaran dalam upaya mengatasi penguasaan konsep pada peserta didik dengan cara lebih menarik, menyenangkan, dan menambah semangat dalam belajar.
Keberhasilan tersebut ditunjukkan melalui hal-hal yang ditemukan pada proses pelaksanaan uji coba produk multimedia interaktif Adobe Flash® di lapangan. Berikut ini adalah temuan dalam uji coba lapangan yaitu: (1) Respon guru terhadap produk multimedia interaktif Adobe Flash® sangat baik karena sesuai dengan kebutuhan; (2) Peserta didik memperoleh pemahaman materi yang terdapat dalam subtema Keindahan Alam Negeriku; (3) Peserta didik senang ketika belajar menggunakan multimedia interakitf; (4) Adanya rasa ingin tahu yang muncul pada saat menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®; (5) Adanya perbedaan nilai evaluasi peserta didik antara kelompok yang menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® dan yang tidak
Halaman 93-106 “KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar”
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®. Nilai evaluasi pada kelompok yang menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® lebih tinggi dibandingkan nilai evaluasi kelompok yang tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash®.
Penelitian dan pengembangan ini masih jauh dari sempurna, karena setiap produk yang dikembangkan pasti ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Berikut adalah keterbatasan dari produk multimedia interaktif Adobe Flash®, yaitu: (1) Produk multimedia interaktif Adobe Flash® dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini hanya terbatas pada subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) Tidak semua materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku dapat dikemas dalam multimedia interaktif Adobe
Flash®, terutama materi yang memerlukan praktik langsung dengan benda yang
sesungguhnya; (3) Tidak semua materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku dapat menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash® dan scientific approach dalam penyajian materinya: (4) Sistem penilaian belum menggunakan prinsip yang ada di Kurikulum 2013; (5) Keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya sehingga penelitian ini masih belum dapat disamakan dengan penelitian dan pengembangan yang sudah profesional seperti yang ada di suatu perusahaan dimana seorang peneliti diberikan kebebasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya sesuai dengan kesepakatan yang dibuat yang dibuat antara peneliti, pengembang, dan perusahaan yang membutuhkan atau yang mendanai penelitian tersebut; (6) Penelitian ini masih terbatas pada SD Negeri Serayu Yogyakarta. Untuk dapat dikatakan produk ini efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran subtema Keindahan Alam Negeriku secara umum, masih perlu diujicobakan ke skala yang lebih luas yang melibatkan beberapa provinsi yang memiliki kemampuan rata-rata peserta didik pada kelompok atas, tengah, dan bawah. Pada tahap berikutnya perlu juga produk tersebut dibandingkan produk-produk lain yang sejenis untuk mendapatkan suatu standar kelayakan dan keefektifan kualitas minimal yang sudah ditentukan.
IV. Kesimpulan
Multimedia interaktif Adobe Flash® yang dikembangkan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu adalah layak digunakan. Kelayakan tersebut dilihat dari aspek materi dengan skor total 167 dengan nilai B dan berkateg ori “baik”, aspek media dengan skor 169 dengan nilai A dan kategori “sangat baik” dan respon guru dengan skor 91 dengan nilai A dan kategori “sangat baik”. Multimedia interaktif Adobe Flash® yang dikembangkan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu adalah efektif. Keefektifan tersebut dilihat dari aktivitas peserta didik dan respon peserta didik terhadap multimedia interaktif yang memperoleh nilai A dengan kategori “sangat baik” dan masing-masing skor yang diperoleh adalah 15 dan 19,74. Selanjutnya, dilihat dari nilai post-test peserta didik, multimedia interaktif dapat menuntaskan nilai semua peserta didik pada kelompok eksperimen yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh di atas nilai KKM yaitu 72 Selain itu, ada perbedaan nilai post-test antara kelompok eksperimen (menggunakan multimedia interaktif) dan kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif) yaitu ditunjukkan dengan hasil uji t pada uji pelaksanaan lapangan yaitu diperoleh nilai t hitung adalah 3,680 lebih besar dari t tabel yang memiliki nilai 2,060 (3,680 > 2,060) dan
“KEGURU: JurnalIlmuPendidikanDasar” Halaman 93-106
ISSN 12345x-678 (Online)
ISSN 12345x-789 (Cetak)
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan efektif untuk digunakan di lapangan.
Daftar Pustaka
Andrade, E.L.M. & Reynoso, J.M.G. (2009). Improve teaching and learning: comparison between
web pages and multimedia-interactive systems. Communications of the IMMA, 9, 11-12 Brog, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational research: an introduction (4 th ed) . New York & London: Longman Inc.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Milovanović, M., Obradović, M.J., & Milajić, A. (2013). Application of interactive multimedia