PROPOSAL SKRIPSI RARAY dan Sistem Akuntansi Keuang

SEMINAR MASALAH HI

“ANALISA KEBIJAKAN KANADA MENARIK DIRI DARI
PROTOKOL KYOTO PADA TAHUN 2011”
Dosen pembimbing bu Lia Nihlah Nadjwa

Disusun Oleh :
RAYHANA SAHIDAH AKISA
105120401111036
B.HI.6
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

ii

DAFTAR ISI
Cover
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...............................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Studi Terdahulu....................................................................5
2.2. Level Of Analysis.................................................................6
2.3. Kerangka Konseptual.........................................................6
2.4. Hipotesis...............................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian....................................................................10
3.2. Teknik Pengumpulan Data.................................................10
3.3. Ruang Lingkup....................................................................11

iii

3.4. Teknik Analisa Data..............................................................11
3.5. Sistematika Penulisan............................................................11
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Kebijakan Kanada ...............................................................13

4.2. Emisi Kanada........................................................................14
4.3 Faktor Kanada keluar dari Protokol Kyoto.......................17
4.3.1 .Faktor Internal......................................................18
4.3.2. Faktor Eksternal...................................................21
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan..............................................................24
5.2. Saran........................................................................25
Daftar Pustaka

iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Dewasa ini lingkungan hidup telah menjadi permasalahan yang menjadi

perhatian dunia. Permasalahan lingkungan hidup mendapat perhatian yang besar
hampir dari semua negara. Permasalahan lingkungan hidup mulai muncul ketika

negara-negara mulai menyadari efek yang mereka berikan sebagai akibat dari
perkembangan kegiatan ekonomi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan.
Sebut saja permasalahan lingkungan yang sampai saat ini masih diperbincangkan
adalah pemanasan global. Tidak hanya negara maju yang terkena dampak dari
pemanasan global namun dapat dirasakan juga oleh negara-negara yang sedang
berkembang. Berbagai upaya tingkat global pun dilakukan dalam skema
perlindungan dan pelestarian lingkungan. Upaya tersebut bervariasi dari mulai
usahapenanaman pohon yang lebih banyak, usaha daur ulang barang-barang yang sudah
terpakaihingga perjuangan-perjuangan NGO. Salah satu upaya nyata dunia
internasional dalammelestarikan lingkungan adalah melalui hukum lingkungan
internasional, salah satunya adalah pembentukam protokol Kyoto. Protokol Kyoto
adalah protokol kepada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim
(UNFCCC, yang diadopsi pada Pertemuan Bumi di Rio de Janeiro pada 1992).
Semua pihak dalam UNFCCC dapat menanda tangani atau meratifikasi Protokol
Kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan. Protokol Kyoto diadopsi pada
sesi ketiga Konferensi Pihak Konvensi UNFCCC pada 1997 di Kyoto, Jepang.
Protocol Kyoto adalah perjanjian internasional yang terkait dengan konvensi

1


kerangka kerja PBB mengenai perubahan iklim. Fitur Utama dari protokol Kyoto
adalah penetapan target yang mengikat untuk 37 negara –negara industri dan
masyarakat Eropa untuk mengurangi emisi gas rumah kaca1.
Kanada sendiri aktif dalam negosiasi dan memimpin protokol kyoto pada
tahun 1997. Perdebatan seputar pelaksanaan Kyoto di Kanada diinformasikan oleh
sifat hubungan antara provinsi, wilayah, dan kota. Pemerintah federal Kanada
dapat menegosiasikan perjanjian multilateral dan memberlakukan undang-undang
mereka guna untuk memenuhi dan menghormati ketentuan-ketentuan di dalam
protokol kyoto.
Menarik disini ketika melihat sikap Kanada dalam protokol Kyoto itu sendiri.
Dimana Kanada sebagai founding father dari pembuatan Kebijakan Protokol
Kyoto

itu

sendiri,

pada

akhirnya


mengubah

sikap

dengan

menolak

mengimplementasikan esensi isi Protokol Kyoto di negaranya. Kanada lebih
memilih menarik diri dari protokol kyoto pada tanggal 12 Desember 20112. Dalam
konferensi iklim Durban telah dicapai keputusan mengenai perpanjangan
komitmen Protokol Kyoto dan membentuk Green Climate Fund. Negara-negara
Barat termasuk Uni Eropa menganggap hal itu sebagai terobosan historis yang
dicapai dalam menghadapi perubahan iklim. Akan tetapi, begitu Konferensi
Durban

berakhir,

Menteri


Lingkungan

Kanada

segera

mengumumkan

pengunduran diri Kanada dari Protokol Kyoto. Ini tidak saja mendatangkan
bayangan gelap terhadap hasil perundingan iklim dunia, tetapi juga menghambat
upaya untuk menanggapi perubahan iklim.
1

United Nation, “Framework Convention of Climate Change: Protocol Kyoto
diakses pada tanggal 25 November 2012
2
Yunus, Sapto. Kanada Keluar dari Protokol Kyoto,
,
diakses pada tanggal 26 November 2012


2

Adapula tabel yang menjelaskan bagaimana Kanada memilih bersikap
realistis dengan menarik diri dari Protokol Kyoto karena beggitu besarnya emisi
gas buang yang dihasilakn oleh negara tersebut3.

Berdasarkan hal tersebut, maka kepentingan Kanada untuk keluar dari
Protokol Kyoto sangatlah penting untuk diteliti. Hal ini dikarenakan Kanada
sebagai salah satu pencetus Protokol Kyoto justru keluar dan menarik keikut
sertaannya karena ketidakmampuannya mengurangi emisi gas buang dan
membayar denda atas tindakan gagalnya dalam mereduksi emisi gas buang. Serta
adakah implikasi dibalik keluarnya Kanada dari Protokol Kyoto terhadap upaya
dunia internasional untuk menekan emisi gas buang dunia.
1.2.

RUMUSAN MASALAH
a. Kanada pada awalnya merupakan negara founding father pembuat

kebijakan penyelamatan lingkungan dunia melalui Protokol Kyoto. Namun

mengapa Kanada pada akhirnya menarik diri dari Protokol Kyoto tersebut?
1.3.TUJUAN

3

Disesalkan Kanada Keluar dari Protokol Kyoto,
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/e242_141211_IDI_Disesalkan
%20Kanada%20Keluar%20dari%20PRotokol%20Kyoto.pdf, diakses pada tanggal 1 Desember
2012

3

Tujuan dari penelitian ini adalah:
a.

Untuk mengetahui motif dibalik keluarnya Kanada dalam kebijakan

Protokol Kyoto yang cenderung menekan negara anggotanya untuk membatasi
emisi gas buang di negaranya tersebut.
1.4. MANFAAT

a. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan , khusunya dalam bidang ilmu sosial dan politik.
b.Manfaat Praktis
Bagi penulis sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mahasiswa dan juga
untuk mendapatkan pengetahuan mengenai topik yang diteliti kemudian dapat
mengembangkan dan melatih untuk membuat suatu karya penelitian skripsi.
Selanjutny bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan terstruktur
mengenai pokok permasalahan yang sedang diteliti.

BAB II

4

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Studi Terdahulu
Penelitian yang berjudul “ Ketidakefektifan Protokol Kyoto (ditinjau dari
sektor Kehutanan) yang ditulis oleh Nurita Efri Diana dari Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta didalamnya berisi tentang
implementasi Protokol Kyoto dalam sektor kehutanan yang kurang efektif. Hal ini

diukur dari adanya beberapa kebijakan yang menjadi fokus dari penelitian tersebut
yaitu salah satunya adalah upaya mitigasi dan upaya adaptasi. Upaya mitigasi
disini merupakan tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan untuk
meningkatkan penyimpanan karbon dalam rangka mengatasi perubahan iklim4.
Upaya mitigasi ini dianjurkan dan termuat di dalam Protokol Kyoto. Akan tetapi
dalam pengimplementasiannya, Indonesia bisa dikatakan gagal melaksanakan
upaya mitigasi tersebut, terbukti dengan banyaknya kebakaran hutang,
penebangan kayu secara ilegal seperti yang dikemukakan oleh penulis dalam
penelitiannya. Kemudian selanjutnya adalah upaya adaptasi dimana upaya ini
merupakan kelanjutan dari mitigasi. Upaya adaptasi ini merupakan tindakan
penyesuaian oleh sistem alam untuk mengurangi kerusakan terhadap dampak yang
ditimbulkan oleh perubahan iklim. Kedua kebijakan tersebut dikeluarkan sebagai
lanjutan dari adanya kebijakan Indonesia dalam meratifikasi protokol Kyoto.
Namun pada kenyataannya kedua implementasi tersebut belum mampu
menyelesaikan permasalahan perubahan iklim global di Indonesia.
Di dalam penelitian yang ditulis oleh penulis, terdapat kesamaan
didalamnya berupa jenis penelitian yang akan diteliti yang sama-sama bersifat
4

Nurita Efri Diana,” Ketidakefektifan Protokol Kyoto di Indonesia”,(skripsi, Universitas

Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta,2011), hal 14.

5

eksplanatif dan juga sama membahas mengenai Protokol Kyoto. Sedangkan
perbedaannya adalah terletak pada aktor yang bermain didalamnya, pada
penelitian terdahulu ini aktor yang menjadi obyek di dalamnya adalah Indonesia
sedangkan pada penelitian kali ini aktor yang terlibat adalah Kanada.
2.2. Level Of Analysis
Pada penelitian ini, penulis menggunakan Level Of Analysis pada tingkat
“state” dimana negara disini sebagai obyek yang dikaji. Negara yang dimaksud
disini adalah Kanada. Variabel indenpenden berada pada titik motif Kanada atau
alasan Kanada mengeluarkan kebijakan. Sedangkan variabel dependen disini
adalah kebijakan yang diambil Kanada untuk memundurkan diri dari Protokol
Kyoto. Kedua variabel ini saling membentuk suatu korelasi pada unit eksplanasi.
Perilaku negara dalam penelitian ini ditandai dengan adanya motif Kanada dalam
mengambil kebijakan untuk menarik diri dari Protokol Kyoto. Berdasarkan
pemaparan konsep kepentingan nasional di atas penulis memfokuskan pada aspek
kepentingan nasional di bidang ekonomi terutama aspek peningkatan produksi.
Karena sebagai aktor yang rasional Kanada akan lebih mengutamakan pengejaran
atau pemenuhan kepentingan nasionalnya.
2.3. Operasionalisasi Konsep
National interest merupakan kepentingan yang ingin dicapai suatu negara
melalui kebijakan yang dibuatnya. Kepentingan nasional sering dijadikan tolak
ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan (decision makers)
masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan.
Bahkan setiap langkah kebijakan luar negri yang diambil pun itu berdasar kepada

6

tujuan untuk memenuhi kepentingan nasionalnya. Dalam hal ini kepentingan
nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara/bangsa adalah
keamanan (mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah)
serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu keamanan (Security) dari
kesejahteraan (Prosperity). Kepentingan nasional diidentikkan dengan dengan
“tujuan nasional”. Contohnya kepentingan pembangunan ekonomi, kepentingan
pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) atau
kepentingan mengundang investasi asing untuk mempercepat laju industrialisasi.
Lebih jauh menurut H.J.Morgenthau, esensi kepentingan nasional adalah
sebagai berikut:
”Kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk
melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur dari
gangguan negara lain. Dari tinjauan ini para pemimpin negara menurunkan
kebijakan spesifik terhadap negara lain yang sifatnya kerjasama atau konflik”.5
Artinya disini apa yang dilakukan oleh suatu negara sejatinya berasal dari
tujuan yang ingin dicapai oleh negara ersebut, dimana tujuan tersebut merupakan
sebuah kebutuhan dari negara tesebut untuk mensejahterahkan masyaraaktnya dan
meningkatkan kapbiliitas negara tersebut dalam dinamika sistem internasional.
Dalam penelitian ini tentunya ada motif kepentingan mengapa Kanada
memilih memundurkan diri dari protokol Kyoto.

5

KANADA MENARIK DIRI DARI
PROTOKOL KYOTO

Peter, J. What is in the national interest.”www.jmu.edu/.../National%20Interest.pdf”, diaksess
pada 8 Desember 2010

7

National Interest

Faktor Internal

Ekonomi
Politik

Faktor eksternal

Persaingan
internasional

Didalam dinamika internasional menurut konsep national interest yang
digunakan, dengan memberikan 2 indikator akan mempermudah tingkat analisa
kebijakan yang dikeluarkan oleh Kanada. Indikator faktor internal dapat melihat
bagaimana motif Kanada dalam tingkat analisa pada sisi kepentingan domestik
ekonomi dan politik sedangkan pada indikator faktor internal dapat dilihat
bagaimana motif pengaruh dari luar negara tersebut mempengaruhi kebijakan
yang dibuat oleh Kanada pada tahun 2011.
2.4. Hipotesis
Ada pertimbangan yang diambil oleh Kanada ketika dia keluar dari
Protokol Kyoto. Yang pertama dlihat faktor internal dari aspek ekonomi, Kanada
merupakan negara yang perindustriannya cukup besar dimana ketika Kanada
menarik diri dari protokol Kyoto, maka secara tidak langsung akan dapat
meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya akan berdampak pada kapabilitas
ekonomi Kanada. Kapabilitas ekonomi Kanada cenderung akan meningkat

8

berhubungan dengan tidak adanya pengaturan mengenai pembuangan gas.
Kemudian jika dilihat dari aspek politik, Jika Kanada menarik diri dari Protokol
Kyoto maka posisi Kanada dalam pembuatan kebijakan akan bersifat indenpenden
dalam artian tidak terpengaruh pada pihak eksternal. Kemudian faktor eksternal
dimana atas dasar tuntutan dari kelompok kepentingan yang ada yang mendesak
kanada agar segera keluar dari protokol Kyoto.

BAB III
METODE PENELITIAN

9

3.1. Jenis Penelitian
Penulis disini menggunakan jenis penelitian yang bersifat eksplanatif
dimana nantinya penulis akan menjelaskam secara mendetail dan menerangkan
hubungan sebab-akibat dari fenomena yang akan diteliti6. Melalui penelitian
eksplanatori ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel
baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya. Pada penelitian ini
“ AnalisisKebijakan Kanada Menarik Diri dari Protokol Kyoto pada Tahun 2011”
penulis berusaha memaparkan alasan dibalik kebijakan yang dikeluarkan oleh
Kanada dalam sebuah rezim mengenai lingkungan. Melalui hubungan sebab
akibat akan dicari atau dianalisis apa faktor-faktor penyebab Kanada
memundurkan diri dari Protokol Kyoto. Adanya korelasi pada unit analisa
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang terjadi antara analisa motif
yang terjadi dan kebijakan Kanada itu sendiri. Tipe penjelasannya adalah Causal
explanations yang merupakan penjelasan tentang apa penyebab dari beberapa
peristiwa atau fenomena. Penjelasan kausal merupakan tipe yang sangat umum
dari penjelasan yang digunakan jika ubungan adalah satu tentang sebab dan
akibat.
3.2. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan data
sekunder berupa studi pustaka dan dokumen. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi ini penulis menggunakan buku, jurnal, catatan ataupun data melalui
via internet.

6

Gulo, W. 2000. “Metodelogi Penelitian” , Jakarta:Grasindo. Hal.19

10

3.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Penelitian ini difokuskan kepada analisa penyebabpenyebab Kanada keluar dari kesepakatan Protokol Kyoto. Penelitian ini
memfokuskan waktu ketika Kanada mulai menandatangani Protokol Kyoto pada
tahun 1997 sampai dengan Kanada mengeluarkan kebijakan memundurkan diri
dari Protokol Kyoto pada tahun 2011. Jadi secara keseluruhan difokuskan pada
rentang waktu 1997-2011.
3.4. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari studi literatur dan dokumen ini kemudian di
analisis menggunakan teori dan konsep yang saling berkaitan satu sama lain
dengan obyek yang akan diteliti. Teori yang berkaitan dengan perilaku Kanada
dalam membuat kebijakan.
3.5. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan meliputi :
 BAB I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah atau permasalahan yang akan diteliti, serta tujuan dan
manfaat penelitian.
 BAB II berisi tentang kerangka konseptual yang terdiri dari studi
terdahulu, Level Of Analysis, operasionalisai konsep yang akan digunakan,
kemudian selanjutnya adalah hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan.

11

 BAB III berisi tentang Metode Penelitian yang terdiri dari Jenis
Penelitian, teknik pengumpulan data, ruang lingkup penelitian, teknik analisa data
serta sistematika penulisan.
 BAB IV berisi tentang Obyek penelitian yang berisikan tentang
data-data yang mewakili obyek yang diteliti
 BAB V berisikan tentang pembahasan dari penelitian yang dibuat

12

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Kebijakan Kanada dalam Protocol Kyoto
1980

Perdana Menteri Pierre rudeau memperkenalkan kebijakan energi

2000

yang kontroversial, Program Energi Nasional (NEP)
Pemerintah Federal Kanada memperkenalkan Rencana Aksi 2000

2001

tentang perubahan iklim .7
Amerika Serikat tidak ikut serta meratifikasi protocol kyoto dan
meninggalkan Kanada sebagai satu-satunya negara di Amerika

17

dengan kewajiban pengurangan emisi yang mengikat
Kanada secara resmi meratifikasi Kyoto Accord dibawah

Desember

pemerintahan Liberal Perdana Mentri Jean Chretien. Pada tahun

2002
2006

2004 Pemerintah federal Kanada meluncurkan One Ton Challenge8.
2006 Pemerintah konservatif Herper mengambil kekuasaan.
Perdana Mentri Herper meninggalkan kewajiban Kyoto dalam
mendukung “ Made in Canada”, Pada tahun pertama emisi GRK

2007

naik ke posisi tertinggi sepanjang masa dari 748 Mt.9
pemerintah federal Kanada memperkenalkan Clean Air Act10

03-15

Konferensi Perubahan Iklim di Bali, Menteri Lingkungan Hidup

Desember

Indonesia, John Baird mengatakan bahwa Kanada tidak akan

7

Protocol Kyoto ,http://publications.gc.ca/collections/Collection/M22-1352000E diakses tanggal 20 Maret 2013
8

"Evaluation of the One-Tonne Challenge Program". Environment
Canada. August 17, 2006. Retrieved January 9, 2013.
9

"Harper's letter dismisses Kyoto as 'socialist scheme'". CBC News. January
30, 2007.diakses tanggal 25 Maret 2013
10
"Canada and Kyoto: A history of the country's involvement and its
greenhouse gas emissions". CBC News. December 13, 2011. Retrieved
December 20, 2011.

13

2007

berusahauntuk mencapai target yang telah diatur pada Protokol

Februari

Kyoto karena itu tidak mungkin untuk dijangkau11
The CED didirikan antara Kanada dan AS untuk meningkatkan

2009

kerjasama pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
energi bersih untuk mengurangi gas rumah kaca dan memerangi

2009

perubahan iklim
Kanada menandatangani

Conpenhagen

Accord.

Ini

adalah

kesepakatan yang tidak mengikat dimana Kanada sepakat untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 17% dari tahun 2015
12
Desember

sampai 2020 menjadi 607 megaton (Mt)
Kanada menjadi negara pertama

yang

menandatangani

pengumuman pengunduran diri dari protocol kyoto.

2011

4.2. Data Emisi dan sektor-sektor Kanada

Kanada merupakan salah satu penghasil emisi perkapita tertinggi di OECD
dan memiliki intensitas energi yang lebih tinggi, hal ini disesuaikan dengan
paritas daya beli dari negara IEA. Sebaliknya sektor listrik Kanada memproduks

11

"Canada to move toward Kyoto". Reuters. March 17, 2007. Diakses 25 Maret
2013

14

lebih dari tiga perempat listrik dari sumber energi terbarukan dan energi nuklir
gabungan. Emisi gas rumah kaca Kanada meningkat dari tahun 1997 sampai tahun
2001, kemudian meningkat lagi pada tahun 2002 dan menurun pada tahun
2005. Berikut data emisi Kanada secara singkat12
 1990 (461 Mt) (GC 1994)
 1997 (671 Mt)
 1998 (677 Mt)
 2000 (716 Mt)
 2001 (709 Mt)
 2002 (715 Mt)
 2003 (738 Mt)
 2004 (742 Mt)
 2005 (747 Mt) 33% lebih besar dari target Kyoto
 2006 (719 Mt)
 2007 (74 Mt)
 2008 (732 Mt)
 2009 (690 Mt)
 Berikut merupakan data distribusi emisi gas rumah kaca Kanada pada
tahun 2010 sebagai berikut :13
12

Fritzsche, Jef (2008). Canadian industry's expenditures to reduce
greenhouse gas emissions (Report). Statistics Canada."Much of the increase in
emissions is a result of the extraction, processing, refnement and
transportation of oil and gas."
13
Environment Canada, “greenhouse Gas Emmisions Data”,
http://www.ec.gc.ca/indicateurs-indicators/default.asp?lang=en&n=BFB1B3981 diakses pada tanggal 1 April 2013

15

Sector

2010 Green House gas

Percent of total

Emissions ( megatonnes of

emissions

carbon dioxide equivalent)
Transportation

166

24

Oil and gas

154

22

Electricity

99

14

Buildings

79

11

Emmissions Intensive

75

11

Agriculture

69

10

Waste and Others

50

7

and Trade-Expose

 Presentase Keseluruhan gas (GHG) emisi gas rumah kaca Kanada
adalah14 :
 Carbon dioxide (CO2) (78.1%)
 Methane (CH4) (13.4%)
 Nitrous oxide (N2O) (7.1%)
 Hydrofluorocarbons (HFCs), perfluorocarbons (PFCs) and sulphur
hexafluoride (SF6) (1.4%)
 Presentasi Kesluruhan gas (GHG) emisi gas rumah kaca Kanada oleh
sektor ekonomi 15:

14

UNFCCC (April 21, 2011) (PDF). Report of the individual review of the annual
submission of Canada submitted in 2010 (Report). United Nations Framework
Convention on Climate Change. Retrieved December 19, 2011.
15
ibid

16

 Energy sector (81.3%)
o Transportation
o Stationary Combustion Sources
o Fugitive Sources
 Agriculture sector (8.5%)
 Industrial processes sector (7.2%)
 Waste sector (2.9 per cent)
 Solvent and other product use sector (0.04%)
 Land-Use Change and Forestry Secto

4.3. Faktor Keluarnya Kanada dari Protokol Kyoto
Sejauh ini, perekonomian Kanada masih cukup kuat bila dibandingkan
dengan negara lainnya. Kenyataan ini menjamin bahwa Kanada masih tetap
mempunyai pengaruh atas kekuatan politik dan ekonomi untuk beberapa dekade
mendatang. Dalam hal ini, termasuk melamjutkan kemajuannya di berbagai
bidang seperti teknologi, industri, dll yang efisien serta orientasi kepada ekonomi
pasar bebas. Perdagangan merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing

17

Kanada dimasa depan, Kanada harus siap terikat dalam ekonomi global dan tetap
terjaga posisinya sebagai pemimpin untuk mendapatkan keuntungan dari
datangnya abad baru yang penuh dengan persaingan. Kanada dalam hal tanggung
jawab dalam mengatasi tantangan atas perubahan global khususnya berupaya
untuk melanjutkan dampak pertumbuhan lingkungan hidup dunia. Untuk
mengatasi masalah ini perlu pengorbanan yang mungkin akan mengganggu daya
saing perdagangan dan kesejahteraan masyarakat Kanada. Keadaan ini telah
menimbulkan perdebatan dan diskusi panjang dalam Protokol Kyoto. Dalam
menilai kebaikan Protokol Kyoto, Kanada berusaha memahaminya sebagai
langkah awal dan kerangka kerja bagi tindakan masa depan untuk menghadapi
tantangan yang datang.
Protokol Kyoto diadopsi pertama kali tahun 1997 di Kyoto, Jepang dan
mewajibkan 37 negara maju mengurangi emisi GRK hingga rata-rata 5 persen
dibandingkan level emisi tahun 1990. Kanada merupakan founding father dari
berdirinya protokol kyoto dan ikut meratifikasinya pada tahun 1997. Akan tetapi
pada keputusannya Kanada menarik diri dari Protokol Kyoto pada senin ,12
Desember 201116. Terdapat beberapa analisa yang dapat dijelaskan mengenai
alasan Kanada menarik diri dari protokol Kyoto yang penulis klasifikasikan
menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terdiri dari dua faktor ekonomi dan politik.
4.3.1. Faktor Internal
Hubungan ekonomi internasional tidak dapat dipisahkan dari kepentingan
politik suatu negara. Perdagangan menjadi penting ketika suatu negara tidak
16

www.tempo.co.id

18

memiliki sumber daya alam atau negara bagian ekonomi lainnya atau ketika
negara mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Setiap
negara saat itu cenderung ntuk berpacu dalam meningkatkan pembangunan
ekonominya karena muncul persaingan antar negara dalam perekonomian global.
Oleh karena itu dalam penelitian ini mengungkapkan analisis dari alasan Kanada
menarik diri dari Protokol Kyoto
Kanada merupakan negara yang memiliki cadangan minyak terbesar
ketiga didunia setelah Arab dan Venezuela, lebih dari 170 miliar barel. Produksi
harian Kanada mencapai 1,5 juta barel oil sands dan diperkirakan akan meningkat
menjadi 3,7 juta pada tahun 2025.17 Akan tetapi jumlah energi dan air yang
dibutuhkan untuk proses ekstraksi akan meningkatkan emisi gas rumah kaca. Oleh
karena itu ini menjadi beban berat bagi Kanada untuk mengurangi tingkat emisi
gas yang dihasilkan. Kanada menilai bahwasanya apa yang dicanangkan oleh
UNFCCC akan mematikan perekonomian negara-negara industri. Mau tidak mau,
beberapa industri yang dinilai melanggar peraturan akan mengurangi bahkan
menghentikan operasinya. Hal itu mengakibatkan turunnya pendapatan negara,
banyak pengangguran dan dampak lainnya. Kanada memiliki hak untuk
memutuskan mundur dari Protokol Kyoto dan berpendapat ada jalan lain selain
cara-cara yang dibahs di Protokol Kyoto.
Perhatikan tabel berikut:18

17

Canada pulls out of Kyoto protocol, http://www.thejournal.ie/canada-pullsout-of-kyoto-protocol-303644-Dec2011/ diakses pada tanggal 2 April 2013
18

IPCC, Third Assessment Report of Working group I, 2001, Summary for Policy Makers [SPM], pg. 14,18

19

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa target yang harus dicapai dalam
protokol kyoto berbeda jauh dengan projected emissions Kanada. Selain itu
Kanada berkomitmen untuk mengurangi emisi rumah kaca sampai pada 6% pada
tahun 1990, namun pada tahun 2009 emisi rumah kaca Kanada meningkat
menjadi 17% lebih tinggi dari tahun 1990. Oleh karena itu Kanada mendapatkan
hukuman denda keuangan yang sangat besar. Hal ini sangatlah merugikan
Kanadadalam hal ekonomi. Penambahan emisi Kanada dari tahun ketahun
diakibatkan oleh penambahan penduduk Kanada yang hampir mencapai satu
persen pertahun serta perkembangan ekonomi dimana Produk Domestik Bruto
Kanada meningkat sekitar 3 persen pada tahun 1998. Setiap fasilitas yang
dibangun sepert rumah, mobil, dan fasilitas lainnya menambah emisi Kanada.
Faktor lainnya adalah volume gas alam yang diekspor ke Amerika Serikat
berkembang pesat, dan juga hasil produksi dan transportasi dalam emisi metana
serta gas-gas lainnya. Sementara itu Kanada harus mengekspor bahan bakar bersi
kepada Amerika Serikat dan emisi yang dihasilkan dari produksi itu terjadi di
20

Kanada. Dengan mengurangi emisi gas rumah kaca maka hal itu akan memakan
biaya yang tinggi. Sebuah survei yang dilakukan dari model makro ekonomi oleh
Conference Board of Canada yang menyimpulkan bahwa target Kyoto akan
menghambat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3%-2,3% pada tahun 2010. Angka
tersebut merujuk kerugian sebesar $18-28$ miliar dolar terhadap perekonomian di
Kanada.19
Kemudian melalui data yang diberikan diatas mewakili alasan Kanada
dimana dia memiliki banyak sekali industri dan sektor-sektor didalamnya
sehingga sulit sekali untuk mencapai target yang harus dipenuhi didalam protokol
kyoto. Sebagai contoh lagi pada tahun 2005 emisi gas buangan Kanada mencapai
747 Mt, 33% melebihi target yang telah ditentukan Kyoto. Hal ini tentunya
membuat Kanada harus membayar denda yang cukup besar dan mengalami
kerugian. Perbandingan sektor-sektor energi dan industri yang ada disana tidak
mampu mewadahi atau mengurangi emisi gas buang Kanada. Jika Kanada terus
menerus mengurangi emisinya maka sama halnya dengan Kanada harus
merelakan beberapa sektor tidak bekerja, karena bukan hal yang tidak mungkin
setiap perusahaan disana mengeluarkan emisi gas buang.
Kanada memiliki kewajiban terhadap protokol kyoto dan harus
mengeluarkan dana sebesar US $13,6 miliar dapat dikatakan bahwa US$1.600
dari setiap kepala keluarga di sana. Biaya ini tentunya sangat memberatkan bagi
Kanada, karena hal ini dianggap sebuah ketidakmampuan pemerintahan Liberal
Kanada dalam menangani Protokol Kyoto.

19

Ibid hal 8

21

Kemudian Dengan keluarnya Kanada dari protokol Kyoto, negara ini
dapat menghemat US$ 14 juta dari denda yang akan dijatuhkan jika tak mencapat
target dalam ketentuan protokol kyoto. Dalam pencapaian target ketika masih
dalam naungan protokol kyoto pada tahun 2012 sama halnya dengan Kanada
harus menutup semua sektor pertanian serta memangkas temperatur di setiap
rumah, kantor, pabrik dll.

Dalam hubungan internasional, Kanada mencoba

menerapkan Balance of Power. Dibanding memilih Protokol Kyoto yang
dianggap tidak memberikan solusi tepat khususnya bagi negara-negara Annex I,
Kanada lebih mementingkan kepentingan vital nasional, yaitu economic wellbeing. Bila ditinjau dari sisi hubungan internasional, apa yang dilakukan Kanada
tersebut sah untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, diplomasi dan hubungan luar
negeri dilakukan dengan meninjau pada kepentingan nasional.
4.3.2. Faktor eksternal
Menganalisis hubungan antara kebijakan lingkungan hidup dan daya saing
internasional adalah suatu hal yang sulit. Kebijakan lingkungan hidup dapat
mempunyai dampak positif dan negatif terhadap daya saing. Daya saing sering
kali dipandang sebagai sumber potensial bagi konflik antara lingkungan hidup dan
kebijakan perdagangan. Langkah Kanada memundurkan diri dari protokol Kyoto
ini disebabkan karena Protokol Kyoto yang tidak mencakup tiga emitor terbesar
dunia seperti Cina, India dan Amerika Serika tidak meratifikasinya. Kedua negara
besar tersebut mempengaruhi tindakan Kanada untuk memilih keluar dari
protokol Kyoto. Menurut data yang kami dapat. Diluar dari biaya yang telah
disebutkan oleh Kanada, yang menjadikan alasan Kanada keluar dari protokol

22

Kyoto adalah emisi gas kaca yang akan terus meningkat karena AS dan Cina tidak
tercakup oleh kesepakatan Kyoto. Hal ini tentunya menjadi saingan berat bagi
Kanada untuk pencapaian ekonominya ketika ketiga negara besar ini tidak
menandatangani protokol kyoto.

Gambar diatas menunjukkan persaingan ekonomi Kanada terhadap negaranegara besar lainnya khususnya adalah Amerika.
Selanjutnya Pembuatan kebijakan lingkungan hidup Kanada ditandai oleh
adanya persaingan hebat antara lobi lingkungan hidup dengan kelompok bisnis
dan industri. Ketika lobi lingkungan hidup kekurangan power, kebijakan biasanya
mengekspresikan kepentingan kelompok bisnis dan industri. Kelompok bisnis dan
industri Kanada telah melakukan lobi yang sangat efektif melawan penggunaan
emisi gas rumah kaca. Kelompok kepentingan menggunakan beragam teknik
untuk mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh birokrasi federal, antara lain
melobi secara langsung atau mempengaruhi birokrasi dengan mempengaruhi

23

kongres atau anggota kongres.20 Kelompok bisnis dan industri serta kelompok
masyarakat (kelompok konsumen/lingkungan hidup) adalah peserta efektif dalam
proses pembngunan, kelompok bisnis lebih efektif secara umum. Pada kasus ini
kelompok kepentingan sebagai contoh perusahaan perusahaan di Kanada yang
mendesak Kanada untuk keluar dari protokol Kyoto .

BAB V
PENUTUP
5.1. Keseimpulan

20

Democracy History” , dalam Http : //www.whitehouse.gov/news/relese/2003.html diakses 27 Maret
2013

24

Protokol Kyoto merupakan salah satu kajian ilmu hubungan internasional
karena merupakan bentuk hubungan global berupa kesepakatan negara-negara
dunia dalam mengkaji suatu fenomena internasional, yaitu climate change. Hal ini
dianggap sebagai suatu pencegahan agar tidak terjadi dampak yang lebih besar
dari perkembangan zaman. Protokol Kyoto memaksa kepada setiap anggotanya
untuk mengurangi emisi. Memaksa indutri di negara anggota untuk turut
mengikuti peraturan ini demi keselamatan bumi. Protokol Kyoto diadopsi pertama
kali tahun 1997 di Kyoto, Jepang dan mewajibkan 37 negara maju mengurangi
emisi GRK hingga rata-rata 5 persen dibandingkan level emisi tahun 1990.
Kanada merupakan founding father dari berdirinya protokol kyoto dan ikut
meratifikasinya pada tahun 1997. Akan tetapi pada keputusannya Kanada menarik
diri dari Protokol Kyoto pada senin ,12 Desember 2011. Keputusan Kanada ini
tentunya menimbulkan banyak tanda tanya dikalangan dunia. Alasan yang
melatarbelakangi keluarnya Kanada dari protokol kyoto adalah kareana ada dua
faktor uang sifatnya internal dan eksternal. Faktor internal lebih mengarah kepada
keadaan domestik Kanada terutama dalam hal ekonomi atas dasar industri, denda
dari pengeluaran emisi yang sangat merugikan Kanada. Kemudian dalam hal
faktoe eksternl yaitu lebih kepada pengaruh 2 emitir besar dunia seperti Amerika
Serikat dan Cina yang tidak ikut meratifikasi Protokol Kyoto. Keputusan Kanada
ini didasarkan atas persaingan ekonomi tentunya. Kemudian adalah mengenai lobi
yang dilakukan oleh industri-industri di Kanada yang menginginkan Kanada
keluar dari Protokol Kyoto.
5.2. Saran

25

Keputusan Kanada keluar dari Protokol Kyoto membawa keuntungan
tersendiri bagi Kanada. Tindakan Kanada ini murni dilakukan untuk kepentingan
nasional negaranya. Namun jika dilihat melalui etika internasional, tindakan
Kanada ini bisa dikatakan tidak sesuai dengan komitmen internasional untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA
United Nation, “Framework Convention of Climate Change: Protocol Kyoto
diakses pada tanggal 25
November 2012

26

Gulo, W. 2000. “Metodelogi Penelitian” , Jakarta:Grasindo. Hal.19
Yunus, Sapto. 2011. Tempo [online]. Kanada Keluar dari Protokol Kyoto.
Didapat dari
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/13/116371366/Kanada-Keluar-dariProtokol-Kyoto> [diakses pada tanggal 26 November 2012]
Peter, J. What is in the national Interest. ”www.jmu.edu/.../National
%20Interest.pdf”, diaksess pada 8 Desember 2010
Disesalkan Kanada Keluar dari Protokol Kyoto,
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/e242_141211_IDI_D
isesalkan%20Kanada%20Keluar%20dari%20PRotokol%20Kyoto.pdf,
diakses pada tanggal 1 Desember 2012
Nurita Efri Diana,” Ketidakefektifan Protokol Kyoto di Indonesia”,(skripsi,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta,2011), hal 14.
Democracy History” , dalam Http : //www.whitehouse.gov/news/relese/2003.html
diakses 27 Maret 2013

Protocol Kyoto ,http://publications.gc.ca/collections/Collection/M22-135-2000E
diakses tanggal 20 Maret 2013"Evaluation of the One-Tonne Challenge
Program". Environment Canada. August 17, 2006. Retrieved January 9,
2013.
"Harper's letter dismisses Kyoto as 'socialist scheme'". CBC News. January 30,
2007.

27

"Canada and Kyoto: A history of the country's involvement and its greenhouse
gas emissions". CBC News. December 13, 2011. Retrieved
December 20, 2011.
"Canada to move toward Kyoto". Reuters. March 17, 2007.
Diakses 25 Maret 2013
Canada pulls out of Kyoto protocol, http://www.thejournal.ie/canada-pulls-out-ofkyoto-protocol-303644-Dec2011/ diakses pada tanggal 2 April 2013

Fritzsche, Jeff (2008). Canadian industry's expenditures to reduce greenhouse gas
emissions (Report). Statistics Canada."Much of the increase in emissions is
a result of the extraction, processing, refinement and transportation of oil
and gas."
IPCC, Third Assessment Report of Working group I, 2001, Summary for Policy
Makers [SPM], pg. 14,18
Environment

Canada,

“greenhouse

Gas

Emmisions

Data”,

http://www.ec.gc.ca/indicateurs-indicators/default.asp?
lang=en&n=BFB1B398-1 diakses pada tanggal 1 April 2013

28