Almia Sari Blog Contoh Skripsi Manajemen

Almia Sari Blog
Minggu, 19 Januari 2014
Contoh Skripsi Manajemen Pemasaran [BAB I II III]
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK “SARI ROTI”, DI KEC. TAMPAN, PEKANBARU

PROPOSAL

OLEH

ALMIA SARI
11071202973

JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU
1434 H / 2013 M
Judul : PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK “SARI ROTI”, DI KEC. TAMPAN, PEKANBARU.”


1.1

Latar Belakang
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di
pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk sebelum
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal inilah yang
menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan.
Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen.
Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan dapat menarik
konsumen untuk mencoba dan kemudian mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran karena dengan promosi, konsumen yang semula tidak tertarik terhadap produk
dapat berubah fikiran untuk membeli produk.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau
membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif
menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan
promosi tersebut diharapkan konsumen mau membeli produk tersebut dan mendorong
konsumen yang telah membeli agar membeli produk lebih sering lagi, sehingga akan terjadi

pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.
Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu
perusahaan agar konsumen bersedia menjadi langganan. Mereka terlebih dahulu harus dapat
mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka

tidak akan melakukan hal tersebut, jika kurang yakin terhadap barang tersebut. Disinilah
perlu mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh
positif terhadao meningkatnya penjualan (Sugiyono, Endar 2004:17)
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan terhadap beberapa hal yang mempengaruhi
keputusan pembelian oleh konsumen dalam membeli roti dengan merk SARI ROTI,
diantaranya yaitu konsumen melihat apakah produk tersebut berkualitas dan apakah baik
untuk dikonsumsi karena banyaknya roti yang menggunakan bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi tubuh. Dan kenyataannya adalah roti tersebut sangat terjaga kualitasnya,
sangat lezat, roti yang empuk dan aman untuk dikonsumsi, karena roti tersebut langsung
dibuat dipabriknya dan langsung dijual oleh penjual dari pabrik tersebut. Roti ini tidak dijual
di supermarket atau di warung-warung, dikarenakan produk ini sangat dijaga kualitasnya,
yaitu jangka waktu roti yang dijual tidak lama karena perusahaan ingin konsumen
mendapatkan roti yang segar atau lezat untuk dikonsumsi.
Setelah beberapa waktu diteliti dilapangan secara langsung dengan menanyakan
pendapat dari konsumen juga penjual dari pabrik, diketahui bahwa roti ini sangat diminati

dan setiap konsumen yang mengetahui tentang kualitas juga rasa roti ini konsumen tersebut
kembali membeli lagi dan lagi.
Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen dengan
konsumen. Dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat memperoleh konsumen
baru dan mempertahankan konsumen lama. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini
berjudul
“PENGARUH

KUALITAS

PRODUK

DAN

PROMOSI

TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK “SARI ROTI”, DI KEC. TAMPAN,
PEKANBARU.”


1.2

Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk “Sari Roti”, di Kec.
Tampan, Pekanbaru.
2. Adakah pengaruh promosi terhadap keputusan pembelia produk “Sari Roti”, di Kec.Tampan,
Pekanbaru.
3. Adakah pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian produk “Sari
Roti “, di Kec. Tampan, Pekanbaru.

1.3

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Adakah tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
produk “Sari Roti”,di Kec. Tampan, Pekanbaru.

b.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk
“Sari Roti”,di Kec. Tampan, Pekanbaru.

1.3.2 Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah :

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Secara besar penelitian ini berguna bagi :
a.

Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang penulis dapatkan selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

Suska Riau.

b.

Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai bahan evaluasi
terhadap efektifitas dan efisiensi dalam menerapakan strategi pemasaran yang efektif.

c.

Bagi pihak lain
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang penulis terutama dibidang
pemasaran tentang faktor poduk dan promosi terhadap keputusan pembelian.

1.3.3 Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan penelitian ini, penulis membaginya
kedalam enam bab. Dimana dalam setiap babnya hanya difokuskan untuk membahas satu
permasalahan saja. Adapun pokok-pokok yang dibahas pada masing-masing bab tersebut,
dikemukakan sebagai berikut :
BAB I :


PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung pemecahan masalah penelitian
sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis dan variabel-variabel penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan dan di uraikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
populasi dan sampel, teknik dan metode pengumpulan data serta analisis data. Dengan
demikian dapat diketahui berapa jumlah sampel yang dapat penulis ambil, teknik dan metode
serta analisa apa saja yang tepat untuk digunakan.
BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis memuat sejarah singkat berdirinya perusahaan, kegiatan, aktivitas dan
pertumbuhan perusahaan serta stuktur organisasi perusahaan.
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan mengenai analisis dari hasil penelitian yang di lakukan.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan tentang rangkuman pembahasan dari bab-bab sebelumnya dalam
suatu kesimpulan penelitian dan berisikan saran-saran yang kiranya bisa bermanfaat bagi
pihak terikat (perusahaan).
2.1

Landasan Teori.

2.1.1

Produk

2.1.1.1

Pengertian Produk.
Pengertian Produk Pengertian produk ( product ) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler & Armstrong. 2001 : 346).
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta

daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen
dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

2.1.1.2

Atribut Produk.
Ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut
produk) adalah (Kotler & Amstrong 2001:354)

a.

Merek (branding).
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
semua ini yang dimaksudkan untuk mengindetifikasi produk atau jasa dari satu atau
kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan
masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta
dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah
keberhasilan yang besar pada produk (Kotler&Amstrong, 2001:360).


2.1.1.3
a.

Kualitas Produk (Product Quality).
Pengertian Kualitas.
Kualitas ditinjau secara subyektif adalah sesuatu yang cocok dengan selera (Fitnes
For Use) jadi suatu produk bisa dikatakan berkualitas apabila produk tersebut mempunyai
kecocokan penggunaan bagi dirinya. Ditinjau dari sudut pandang produsen, kualitas dapat
diartikan sebagai kesesuaian

dengan

spesifikasinya, baik sesuai dengan fisiknya,

produsennya juga sesuai dengan persuaratannya.
Ada beberapa para ahli berpendapat yang mendefinisikan kualitas secara berbeda :
Menurut American Society For Quality Control, Kualitas adalah keseluruhan cirri serta
sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan produk atau
pelayanan tersebut untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan (tersirat). Definisi
tersebut berpusat pada pelanggan. Kita dapat menyatakan bahwa perusahaan memberikan


kualitas apabila produk atau pelayanan mereka memenuhi atau melebihi harapan pembeli
(Kotler, Philip. 2000 : 49).
Pendapat lain dari salah satu pakar kualitas mengatakan bahwa kualitas adalah
“Perfomance to the standart expected by the costumer”. Sedangkan, menurut pendapat yang
lain “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan” (Tjiptono, Fandy.
2000 : 51).
Dari pengerian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas yang baik itu harus
berorientasi pada pelanggan, dalam hal ini kualitas dimulai dengan kebutuhan pelanggan
dan diakhiri dengan kepuasan pelanggan. Kualitas ini bersifat kompleks, yaitu mencakup
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan sebagai usaha untuk memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan sehingga mereka merasa puas bahkan sangat puas setelah membeli produk
tersebut. Selain itu kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah, apa yang harus
dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang.
Oleh sebab itu, perusahaan selaku produsen harus dapat memberikan, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produknya kepada konsumen. Jika kualitas yang baik tetap dijaga atau
bahkan ditingkatkan, maka konsumen akan merasa puas sehingga permintaan bertambah
banyak yang mengakibatkan volume penjualan naik dan pada akhirnya keuntungan
perusahaan dapat diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

b.

Pengertian Kualitas Produk.
Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk guna menciptakan suatu
pembeda atas produk perusahaan dibandingkan produk-produk lain yang sejenis meskipun
memiliki atribut produk yang sama.
Definisi kualitas produk itu sendiri sangat beragam sehingga tidak ada definisi yang

ada, terdapat pokok-pokok yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep kualitas tersebut,
yaitu:
1.

Kualitas meliputi usaha mewujudkan harapan konsumen.

2.

Kualitas suatu produk akan mencakup produk itu sendiri, pelayanan yang diberikan manusia
yang terlibat proses dan lingkungannya.

3.

Kualitas merupakan skondisi yang selalu berubah dimana sesuatu yang dianggap berkualitas
dimasa yang akan datang (Tjiptono, Fandy. 2000:3).

Kualitas produk (Product

Quality) adalah

kemampuan suatu produk untuk

melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketetapan kemudahan operasi dan
perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan
dapat menerapkan program “Total Quality Manajemen (TQM)”. Selain mengurangi
kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
Dalam penelitian ini yang menjadi kualitas produk adalah perusahaan yang sangat
memperhatikan jangka waktu roti yang baik untuk dikonsumsi, varian rasa, roti yang lezat
dan empuk.

2.1.1.4

Tingkatan Produk.
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:

a.

Produk Inti (Core Product).

Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen
ketika mereka membeli produk atau jasa. Manfaat inti dari dari roti (sati roti) ini adalah aman
dikonsumsi karena kualitas dari roti ini dijaga oleh perusahaan, seperti tidak menggunakan
bahan-bahan kimia berbahaya, roti yang dijual oleh penjual dari perusahaan hanya untuk satu
hari saja. Kelebihan dari roti (sari roti) ini adalah roti yang empuk, rasa roti yang lezat,
banyak varian rasa, dijaga kebaikannya untuk konsumen, cocok dimakan sendiri dan bersama
keluarga.

b.

Produk Aktual (Actual Product).
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product) disekitar
produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama merek,
kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti. Produk
aktual dari kerupuk rambak yaitu, kemasan yang awet, kualitas yang terjamin, pemilihan
merek yang pas untuk mendukung produk agar lebih disukai konsumen.

c.

Produk Tambahan.
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan
untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim dari
konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai masalah atau
pertanyaan (Kotler&Amstrong, 2001:349).

2.1.1.5

Klasifikasi Produk.
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan
berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu

barang dan jasa (Tjiptono, Fandy, 2000:98). Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua
macam barang, yaitu:
a.

Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan makanan
ringan, kapur tulis, gula dan garam. Dalam hal ini roti “SARI ROTI” termasuk convinience
goods.

b.

Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer.
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan
kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer’s goods) dan
barang industri (industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan
bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

a)

Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi
pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan
usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya
sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.

b)

Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya
dibandingkan

oleh

konsumen

diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria

perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya
alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.
c)

Specially Goods
Specially Goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi
merek yang uni di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.

d)

Unsought Goods.
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalau sudah
diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi
jiwa, batu, nisan, tanah kuburan (Tjiptono, Fandy, 2000:99-100).

 Kualitas Produk dalam Perspektif Islam.
Dalam Al Quran yang behubungan dengan hal konsumsi yaitu, gunakanlah barangbarang yang baik dan bermanfaat untuk memenuhi keinginan dan kebuthan kita. Karena
dengan barang-barang yang bermanfaat dan baik akan membawa kita ke perbuatab yang baik
pula. Barang-barang yang bermanfaat dan baik disini yaitu yang memiliki kualitas baik.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 168 :

yg•ƒr'¯»tƒ

â¨$¨Z9$#

Wx»n=ym

$Y7Íh‹sÛ

(#qè=ä.
Ÿwur

$£JÏB

’Îû

ÇÚö‘F{$#$

(#qãèÎ6®Ks?

ÏNºuqäÜäz

Ç`»sÜø‹¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNä3s9 Ar߉tã îûüÎ7•B ÇÊÏÑÈ
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu (Al-Baqarah:168)”
Kualitas merupakan hal yang terpenting dalam memproduksi suatu produk. Karena
dengan kualitas yang tinggi akan membuat konsumen atau masyarakat lebih berminat untuk

membeli. Kualitas produk merupakan prioritas utama dalam sebuah produk. Dimana
produk jika tidak mempunyai kualitas yang tinggi akan mengakibatkan kehancuran atau
keterbelakangan dibanding produk pesaingnya.
Islam memprioritaskan kebaikan dan kualitas untuk segala sesuatu terutama barangbarang produksi yang akan dikonsumsi yang mana nantinya akan memberikan kepuasan pada
penggunaanya.
Dalam hadist mendorong untuk memperbagus produk dan meningkatkan kualitasnya,
seperti hadist di bawah ini : “Sesungguhnya Allah mewajibkan kebaikan pada segala hal”
(HR Muslim:3615)
Jadi di sini dijelaskan jangan sembarangan dalam memproduksi suatu barang, tetapi
harusnya kita memproduksi barang yang bagus dan berkualitas sehingga dapat kokoh
bersaing dipasaran. Dan juga kita jangan memproduksi barang yang hanya mementingkan
larisnya saja tanpa memperhatikan apakah barang itu membawa mudharat baik itu didunia
atau di akhirat. Dalam Islam memprioritaskan kebaikan dan juga kualitas dalam
memproduksi atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Karena dengan adanya kebaikan
dan kualitas yang tinggi akan menjadikan harapan dan impian konsumen akan suatu barang
terhadap kebutuhannya akan tercapai (Qardhawi, Hal:320)
Oleh karena itu, kita wajib memproduksi barang yang membawa manfaat bagi manusia
dan tidak berbahaya bagi mereka. Walaupun manfaatnya kecil kita wajib memilahnya.
Maka dari itu, di dalam masyarakat muslim tidak diperbolehkan memproduksi minuman
keras dan barang-barang memabukkan atas hal-hal yang membuat polusi lingkungan atau
berbahaya bagi kehidupan manusia dan kesehatannya.

2.1.2

Promosi.

2.1.2.1

Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi adalah semua
jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Sedangkan
pengertian lain promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran (Swasta, Basu dan Handoko, Hani, T, 2000 : 315).
Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda. Definisi
pertama lebih menitik beratkan pada pendorongan permintaan. Sedangkan definisi kedua
lebih menitik beratkan pada penciptaan pertukaran. Pertukaran akan terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran, dengan adanya permintaan akan mendorong terciptanya
pertukaran. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen
pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Dengan promosi menyebabkan
orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan
mencoba produk sehingga konsumen melakukan pembelian.
Jenis promosi atau promosional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjulan (Swasta, Basu dan Handoko,
Hani, T, 2000 : 349). Definisi tersebut tidak menyebutkan secara jelas beberapa variabel
promotion mix selain periklanan dan personal selling

2.1.2.2

Variabel-variabel Promosi.
Menurut Kotler dan Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix
ada lima, yaitu:

a.

Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non
pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.

b.

Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan
dan membangun hubungan dengan pelanggan.

c.

Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu produk atau jasa.

d.

Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk

memperoleh dukungan,

membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita
dan peristiwa yang dapat merugikan.
e.

Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan
dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

2.1.2.3

Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi.
Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap, antara lain Swasta, Basu dan
Handoko, Hani, T, 2000 : 359-361). :

a.

Menentukan Tujuan

Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan
beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana
yang hendak dicapai lebih dulu.
b.

Mengidentifikasi Pasar yang Dituju.
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi
secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri
atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode yang
bersangkutan.

c.

Menyusun Anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari
manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam
mencapai tujuan tersebut.

d.

Memilih Berita
Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju
tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu
produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi
produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih
cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.

e.

Menentukan Promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing
kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan
kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan
untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang
menawarkannya.

f.

Memilih Media Mix

Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk
alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar,
majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang
(baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of
purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan
pada kelompok sasaran produk perusahaan.
g.

Mengukur Efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai
pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan
sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.

h.

Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana
promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran
promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus
memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan
yang sama di masa mendatang.

 Promosi Dalam Perspektif Islam.
Islam sebagai “Din” merupakan ajaran yang mengatur sesame aspek kehidupan
manusia, tidak terkecuali bidang ekonomi. Dalam kegiatan mu’amalah ini terdapat ketentuanketentuan dasar yaitu hallal dan thayib, sehingga kegiatan yang dilakukan tidak menimbulkan
ketidakadilan, kebohongan, yang akhirnya berdampak pada saling merugikan satu sama lain.
Kegiatan perdagangan telah dilakukan oleh Rasululloh SAW, yang sejak kecil
hingga dewasa harus berusaha sendiri mencari nafkah untuk keperluan hidupnya. Beliau
menjual barang-barang dagangan milik Siti Khadijah. Penjual yang dilakukan membawa

hasil yang luar biasa karena didasari dengan sifat belau yang jujur dan dapat dipercaya.
Dalam melakukan kegiatan perdagangan tersebut, tentunya beliau juga telah menggunakan
system komunikasi pemasaran yang tentunyaberbeda dengan komunikasi pemasaran pada
saat ini. Komunikasi yang beliau lakukan mengandung moralitas yang tinggi dan sama
sekali tidak merugikan pihak lain.
Pada saat ini, kegiatan promosi (periklanan) lebih mengutamakan keuntungan bagi
perusahaan, karena banyak produk-produk yang diiklankan terlalu melebih-lebihkan kualitas
produk, bahkan ada yang mengandung unsure penipuan. Padahal citra positif akan tercipta
apabila iklan yang ditampilakan sesuai dengan keadaan produk (mengandung unsure
kejujuran), dengan demikian konsumen akan mendapatkan kepuasa dan tidak merasa
dirugikan.
Menurut Amir Dalam islam terdapat beberapa etika dalam melakukan komunikasi
pemasaran yang meliputi: fairness (kejujuran, keadilan, kewajaran) (Amir, 1999:55)

a.

Kejujuran Komunikasi.
Aspek kejujuran atau objektifitas dalam komunikasi merupakan etika yang didasarkan
kepada data dan fakta, tidak memutar balikkan kenyataan yang ada dan informasi yang
disampaikan dapat diakui integritas dan kredibilitasnya. Unsur kejujuran merupakan sifat
terpenting bagi pedagang dan merupakan faktor penyebab keberkahan pedagang dan pembeli.
Menurut Amir kejujuran dapat diistilahkan dengan:
a.

Amanah (percaya) yaitu memelihara kepercayaan konsumen terhadap produk yang telah
dihasilkan (QS. An-Nisa’: 58)

b.

Shidiq (jujur) yaitu informasi yang disampaikan dari berbagai media advertising harus
mengandung unsure kejujuran (QS. As-Syu’ara’).

c.

Izh-Har Al-Haq atau berasaskan kepada kebenaran.(QS. Yunus : 82)

d.

Lahw al-Hadist yaitu tudak terdapatsifat suka memilih cerita fiktif ataum omong kosong
demi keuntungan material (QS. Luqman : 6).

e.

Ifk atau mengada-ada (QS. An-Nur : 11-12)

f.

Ghoir Al-kidzb (kebohongan) yaitu tidak ada unsure kebohongan (penipuan), karena hal
tersebut dapat menyesatkan kkonsumen dan juga merugikan mereka (QS. An-Nahl : 116)

b.

Adil, tidak memihak
Keadilan menggambarkan keseimbangan, perbandingan, dan keharmonisan. Dalam hal
ini bagi pembuat informasi, seharusnya tidak memihak kepada salah satu pihak (harus
seimbang), mempertimbangkan dampaknya terhadap pihak lain yang kemungkinan merasa
dirugikan dengan informasi tersebut, dengan demikian keharmonisan selalu terjaga.
Demikian juga dengan kegiatan periklanan, seharusnya tidak mementingkan pihak
perusahaan saja dalam mngejar keuntungan, kepentingan konsumen harus diperhatikan.
Karena sebenarnya, citra yang baik akan tercipta dengan sendirinya, apabila perusahaan
memperhatikan kebenaran dalam penyampaian infomasi.

c.

Kewajaran dan kepatutan
Dalam menyampaikan sebuah informasi (dalam hal ini biro iklan) harus
mempertimbangkan patut atau tidaknya iklan yang ditampilakan pada sebuah media. Dalam
Al quran terdapat tuntunan yang bagus dalam etika komunikasi yaitu (Amir, 1999 : 85) :

a.

Qawlan ma’rufan yaitu perkataan atau ungkapan yang pantas sehingga tidak menyakiti
pihak lain (QS. Al-Baqoroh : 263).

b.

Qawlan kariman yaitu harus memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat atau
merendahkan (QS. Al-Isra’ : 23)

c.

Qawlan masyuran yaitu penyajian tulisan atau bahasa yang mudah dimengerti oleh
penerima berita (iklan) (QS. Al-Isra : 28).

d.

Qawlan balighan yaitu penyampaian informasi menggunakan perkataan yang mengena
(komunikasi efektif) (QS. An-Nisa :63).

e.

Qawlan layyinan yaitu komunikasi yang dilakukan harus dengan perkataan yang lemah
lembut (QS. Thaha : 44)

2.1.3 Perilaku Konsumen.
a.

Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu (Engel, James. F, Roger. D.
Blackwell dan Miniard, Paul. W, 1999 : 3)
Pengertian lain perilaku konsumen sebagai perilaku yan diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang
mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Swasta, Basu dan Irwan, 1990 : 25).
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa ekonomis
termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakantindakan tersebut (AA. Mangkunegara, Anwar. P, 2002 : 3).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut

pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah
melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi.

b.

Model-model Perilaku Konsumen.
Memahami perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat komplek, kompleksitas
permasalahan disebabkan banyaknya variabel yang saling mempengaruhi dan kecenderungan
untuk saling berinteraksi.

c.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.
Ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu, budaya, sosial,
pribadi dan psikologis. Faktor-faktor ini memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap
konsumen dalam memilih produk yang akan dibelinya (Kotler, Philip dan Susanto AB.
1999 : 177-178)

a.

Faktor Budaya.
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku,
mencakup budaya (kultur, sub budaya, dan kelas sosial). Budaya adalah susunan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari
keluarga dan institusi penting lainnya.
Setiap perilaku konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem nilai dan norma budaya
yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan harus tahu produknya itu dipasarkan
pada daerah yang memiliki kebudayaan seperti apa.

b.

Faktor Sosial.
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan adalah kelompok

yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perilaku seseorang.
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan
anggota keluarga sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Sedangkan peran status seseorang
yang berpartisipasi diberbagai kelompok akan membawa pada posisi tertentu. Setiap orang
akan menjalankan peran tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya sehingga
dimungkinkan adanya perilaku yang berbeda dalam setiap peran.Setiap peran membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang sering
kali memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam masyarakat.
c.

Faktor pribadi.
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur
pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian.
Usia berhubungan erat dengan perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya usia
seseorang diikuti pula dengan berubahnya selera terhadap produk begitu juga dengan faktor
pekerjaan dan keadaan ekonominya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan

sedangkan kepribadian merupakan

karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang.
d.

Faktor Psikologis.
Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan serta keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong
seseorang untuk bertindak, sedangkan persepsi adalah proses bagaimana seseorang memilih,
mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang
berarti. Pengetahuan atau pembelajaran diartikan sebagai perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran diskriptif yang dianut
seseorang tentang suatu hal, sedangkan sikap diartikan sebagai evaluasi, perasaan, emosional,
dan tindakan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan.

2.1.4 Keputusan Pembelian


Pengertia Keputusan.
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang yang ditawarkan (Kotler&Amstrong, 2001 : 226).



Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian.
Para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap
tersebut tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak

memerlukan

keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap
dan urutannya tidak sesuai.


Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari
suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya.
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari
luar.Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga
mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan
pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu
dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu.



Pencarian Informasi.
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan
dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat
lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh
informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi.

Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari
keputusan situasi pemecahan

masalah

yang

terbatas kepemecahan

masalah

yang

maksimal.


Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masingmasing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi
yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan
untuk membeli.



Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam
menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus
dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli.



Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka
pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif,
bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat
kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang
tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak
senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen
menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang
diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

2.1.5 Penelitian Terdahulu.


Dalam penelitian ini dilakukan oleh Anna Nur’aidah pada tahun 2002 dangan judul “

Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian”. Dengan variabel yang diteliti meliputi :
Harga (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat
analisisnya menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil hepotesisnya yaitu variabel harga diskon merupakan variabel yang
dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen dari variabel lainnya.


Selanjutnya peneliti yang kedua oleh Indah Mitayani pada tahun 2005 yang berjudul “
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Pada House Of Mr Pink “.
Dengan variabel yang diteliti meliput: Kuailtas Produk (X) dan Keputusan Pembelian (Y)
serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi linier
berganda.
Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Kualitas Produk yaitu Durability ( daya tahan )
mempunyai pengaruh paling besar dari variabel lainnya.



Selanjutnya peneliti yang keempat dilakukan oleh Haryani 2006 dengan judul:”Pengaruh
Harga,Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Deterjen “Daia” Konsumen Ibu
Tangga. Dengan variabel diteliti meliputi: Harga (X1), Produk (X2),Promosi (X3), dan
Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya
menggunakan regresi berganda.
Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Ada pengaruh yang signifikan anatara harga, produk dan
promosi terhadap keputusan pembelia deterjen Daia konsumen ibu rumah tangga adalah
64,8% dengan sumbangan secara parsial variabel produk (39,7%), promosi (16,2%) dan
harga (12,4%).



Penelitian yang kelima oleh Noo Maesa Merdiana pada tahun 2008 dengan judul
“Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. Dengan variabel yang diteliti
meliputi: Promosi Penjualan (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan metode
kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Promosi Penjualan (19,45%) Mempunyai
pengaruh paling besar dari Keputusan Pembelian(19,45%), dan sisanya dipengaruhi faktor
lain sebesar (80,55%).
2.1.6 Hipotesis.
Hipotesis ini mengambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat
yaitu pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian “Sari Roti”. Suatu
keputusan pembelian dapat terjadi karena adanya produk unggul dan adanya promosi yang
baik.
Keunggulan produk yang dapat diwujudkan dalam merek yang sudah dikenal,
pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain keunggulan produk juga
didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui penjualan perseorangan (personal selling),
promosi penjualan (sales promosion), hubungan masyarakat (public relation).
Dengan adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka diharapkan
konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga melakukan pembelian ulang. Dari
uraian diatas jelas bahwa kualitas produk dan promosi akan mempengaruhi keputusan
pembelian. Hubungan ini dapat dilihat dalam bagan berikut.

Gambar 1.1

Model Hipotesis
PRODUK (X1)

(Kotler & Philip, 2000)








Merk
KEPUTUSAN
Pengemasan
Kualitas
Rasa
Pilihan Produk
Penentuan saat pembelian

PEMBELIAN
(Kotler&Philip,2000)

Loyalitas


pelanggan

PROMOSI (X2)
(Kotler & Amstrong, 2001)

Penjualan Personal
 Promosi Penjualan
 Hubungan masyarakat

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat semntara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, Suharsimi, 2002:64).
Berdasarkan landasan teori diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha :
β≠0
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas dapat diambil rumusan hipotesis sebagai
berikut : “Diduga ada pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan
pembelian produk “Sari Roti”, di Kec. Tampan, Pekanbaru”

2.1.7 Variabel Penelitian.
Variabel penelitian ini adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi. 2002 : 96). Dalam penelitian ini terdapat 2 ( dua )
variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ).
1.

Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Produk (X1) (Kualitas Produk)
Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat ditawarkan
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan indikatornya meliputi merek,
pengemasan, kualitas dan rasa dari produk.
b. Promosi (X2) (Promosi)
Yaitu harus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran dengan
indikatornya yaitu, penjualan perseorangan, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat

2.

Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y) (Keputusan Pembelian)
Variabel terikat Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi
variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian
produk “Sari roti”.

3.1

Metode Penelitian.

3.1.1

Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di PT. Nippon Indosari Corpindo, Pekanbaru. Penelitian ini
dimulai sejak bulan Maret 2013 hingga bulan Juni 2013.

3.1.2

Jenis dan Sumber Data
Untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis
data sebagai berikut :
1. Data Primer
Yaitu data yang langsung penulis peroleh dari jawaban responden terhadap kuisioner
yang dibagikan kepada para konsumen tentang keadaan penjualan, promosi yang dilakukan,
harga yang ditetapkan dan pelayanan yang diberikan.
2. Data Sekunder
Yaitu data atau informasi yang telah diolah dan disiapkan dari bahan-bahan laporan, jadi
yang penulis peroleh dari PT. Nippon Indosari Corpindo, Pekanbaru seperti data lokasi
perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi serta pembagian tugas.

3.1.3

Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara
sebagai berikut :
1. Interview
Mengadakan wawancara langsung tentang variabel-variabel yang dibahas didalam
penelitian dengan pimpinan perusahaan maupun dengan karyawan perusahaan.
2. Observasi
Dengan mengadakan suatu pengamatan atau peninjauan langsung mengenai operasional
perusahaan untuk memperoleh gambaran yang sebenanrnya.
3. Kuisioner

Yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan daftar pertanyaan yang menjadi objek
pembahasan dengan beberapa aspek yang terkait di dalamnya yang ditujukan kepada
konsumen PT. Nippon Indosari Corpindo, Pekanbaru.

3.1.4

Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2009 : 115).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen PT. Nippon Indosari Corpindo,
Pekanbaru yang berada di wilayah Kecamatan Tampan dalam satu tahun terakhir yaitu 2012
berjumlah 560 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 85 orang konsumen PT. Nippon Indosari
Corpindo, Pekanbaru satu tahun terakhir. Jumlah sampel ini diketahui dengan menggunakan
rumus slovin (Umar, 2013:146).

Dimana :
n :

ukuran sampel

N : Jumlah populasi, yang diambil pada tahun 2012 sebesar 560 orang
e :

Persentase kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan. Pengambilan sampel yang

masih dapat ditoleril atau diinginkan dalam penelitian ini sebesar 10%

Dibulatkan menjadi 85
Jadi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 85 responden. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling,
yaituteknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsuratau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel,adapun cara penentuan
sampel dengan menggunakan metode aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan penelitian dapat digunakan
sebagai sampel,bila di pandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono, 2009:122)
3.1.5

Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier berganda, yaitu suatu
metode statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan
terikat. Analisa regresi linear berganda memberikan kemudahan bagi pengguna untuk
mamasukkan lebih dari satu variabel, ditujukan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X 1 + b2X2
Dimana :
Y

:

Penjualan (Keputusan Pembelian Produk)

a

:

Konstanta

b1, b2,

:

koefisien regresi

X1

:

Produk

X2

:

Promosi

Dalam menganalisis data yang yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif
kuantatif, yaitu suatu cara yang dapat menjelaskan hasil penelitian yang ada dengan teori
yang ada, kemudian ditarik kesimpulan.
Pengukuran variabel-varibel yang terdapat pada dalam model analisis penelitian ini
yang bersumber dari jawaban atas pertanyaan yang terdapat dalam angket. Karena semua
jawaban tersebut bersifat deskriptif, sehingga diberi nilai agar menjadi data kuantitatif.
Penentuan nilai jawaban untuk setiap pertanyaan menggunakan metode skala Likert dengan
pembobotan setiap pertanyaan sebagai berikut ::
1.

Jika memilih jawaban Sangat Setuju (SS), maka diberi nilai 4

2.

Jika memilih jawaban Setuju (S), maka diberi nilai 4

3.

Jika memilih jawaban Netral (N), maka diberi nilai 3

4.

Jika memilih jawaban Tidak Setuju (TS), maka diberi nilai 2

5.

Jika memilih jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), maka diberi nilai 1

3.1.6

Uji Kualitas Data
Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai
dalam penelitian tersebut. Kualitas data penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data untuk menghasilkan data yang berkualitas (Haryanto, 2003:20)
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari kuisioner dari
responden benar-benar cocok untuk digunakan dalam penelitian ini atau tidak. Adapun
kriteria pengambilan keputusan uji validitas untuk setiap pertanyaan adalah nilai Corected
Item to Total Corelation atau nilai r hitung harus berada di atas 0.3. Hal ini dikarenakan jika r

hitung

lebih kecil dari 0.3, berarti item tersebut memiliki hubungan yang lebih rendah dengan

item-item pertanyaan lainnya dari pada variabel yang diteliti, sehingga item tersebut
dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2007:48)

2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuisioner
oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Instrumen
yang rialibel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.
Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah dengan melihat
nilai Cronbach Alpha ( α ) untuk menghasilkan variabel. Dimana suatu variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.06.
3. Uji normalitas Data
Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak . Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pegujian dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada Sumbu diagonal dari grafik scatter plot,dasar
pengambilan keputusannya adalah jika data meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh
dari refresi atau tidak mengikuti arus garis diagonal, maka modal regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
3.1.7

Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik adalah untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi
yang dilakukan terbebas dari bisa yang mengakibatkan hasil regresi yang tidak valid dan

akhirnya hasil regresi tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menguji
hipotensis dan penarikan kesimpulan. Tiga asumsi klasik yang perlu diperhatikan:
1. Uji multikolonieritas.
Tujuan utama pengujian Multikolonieritas adalah untuk menguji apakah pada modal
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen digunakan untuk mendeteksi
ada tindaknya multikolonieritas dalam penelitian adalah dengan menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF) yang merupakan kebalikan dari toleransi sehingga formulanya adalah

sebagai berikut :

dimana R² merupakan koefisien determinasi. Bila

korelasi kecil artinya menunjukan nilai VIF akan besar lainnya. Sebaliknya VIF < 10 maka
dianggap tidak terdapat multikolonieritas.
2. Uji Autokorelasi
Autukorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari
serangkai pengamatan yang tersusun dalam times series pada waktu yang berbeda. Uji
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi lincar ada kolerasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t. Jika ada,,berarti terdapat autokorelasi. Dalam
penelitian ini keberadaan Autokorelasi diuji dengan Durbin Watson dengan rumus sebagai
berikut:

Keterangan :
1)

Jika angka angka D – W dibawah -2 berarti terdapat Autokorelasi positif.

2)

Jika angka D – W diantara -2 sampai 2 berarti tidak terdapat Autokorelasi.

3)

Jika D – W diatas 2 berarti terdapat Autokorelasi negatif.

Untuk menentukan batas tidak terjadinya Autokorelasi dalam model regresi tersebut
adalah du < d < 2 dimana du adalah batas atas dari nilai d Durbin Watson yang terdapat pada
tabel uji Durbin Watson. Sedangkan d merupakan nilai d Durbin Watson dari hasil
perhitungan yang dilakukan. Model r