Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Dewi Arianti

NIM 1110018200039

PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

Nama : Dewi Arianti

NIM : 1110018200039

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Alamat : Permata Pamulang Kavling Pilihan Blok D No.5 TangSel.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di

MAN Insan Cendekia Serpong adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Masyhuri, AM.,M.Pd.

NIP : 19500518 198703 1002

Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 17 September 2014 Yang Menyatakan


(3)

CENDEKIA SERPONG Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Manajemen

Pendidikan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh Dewi Arianti 1110018200039 Di bawah Bimbingan

Dosen Pembimbing

Masyhuri, AM.,M.Pd NIP. 19500518 198703 1002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(4)

Cendekia Serpong disusun oleh DEWI ARIANTI Nomor Induk Mahasiswa 1110018200039, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 17 September 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, September 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal TandaTangan

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd.

NIP. 19661009 199303 1 004 …………. ………

Penguji I

Umiyati, SEI., M.Si.

NIP. .…………. ………

Penguji II

Tri Hajarwati, M.Si.

NIDN. 2014118001 ………….. ………

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D


(5)

Serpong” yang disusun oleh Dewi Arianti NIM 1110018200039 Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 5 September 2014.

Jakarta, 5 September 2014

Dosen Pembimbing

Masyhuri, AM.,M.Pd. NIP. 19500518 198703 1002


(6)

ABSTRAK

Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pertanggungjawaban keuangan pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Agustus 2014 di MAN Insan Cendekia Serpong.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sumber informasi pada penelitian ini adalah kepala madrasah, bendahara madrasah, kepala tata usaha, dan staf bendahara madrasah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong dilaksanakan dengan sangat baik. Proses manajemen diawali pada proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Proses perencanaan tertuang dalam rapat kerja, dilakukan oleh semua stakeholder dan proses penyusunan keuangan melibatkan unsur pimpinan dan bendahara madrasah yang menghasilkan DIPA yang tertuang dalam bentuk RKA-KL dan POK. Pelaksanaan keuangan terbagi atas sisi penerimaan dan pengeluaran dengan mengikuti standar operasional yang berlaku. Penerimaan keuangan dilakukan dengan proses pengajuan kepada KPPN, dan KPPN melakukan pencairan dana sesuai dengan penanggung

jawab kegiatan dan rekanan yang telah bekerjasama. Evaluasi dan

pertanggungjawaban keuangan dilakukan rutin secara lisan dan tertulis, melalui raker, rapat koordinasi, dan laporan melalui aplikasi yang terhubung secara online. Seluruh laporan penggunaan dana dipertanggungjawabkan kepada pemerintah melalui Kementerian Keuangan.


(7)

ABSTRACT

Dewi Arianti, NIM : (1110018200039). The Implementation of Financial Management Education in MAN Insan Cendekia Serpong.

The purpose of this study is to describe the implementation of financial management education in all aspects of planning, implementation, evaluation and financial accountability of education in MAN Insan Cendekia Serpong. This study conducted on April-August 2014 at MAN Insan Cendekia Serpong.

The method used in this study is a qualitative method of analysis descriptive approach, research that describes what is happening in a scene, a field or a particular region. The data collection techniques using observation, interviews, and documentation studies. Sources information in this study was headmaster, treasurer of the school, the head of administration and treasurer school staff.

The results showed that financial management education in MAN Insan Cendekia Serpong is done very well. Management process begins in the planning, implementation, evaluation, and accountability. The planning process set out in the working meeting, conducted by all stakeholders and financial preparation process involving an element leader and treasurer school that produced DIPA contained in the form of RKA-KL, and POK. Financial implementation consists of the receipts and expenditures with the following applicable operational standards. Acceptance shall be effected by the filing of the Treasury Office, and Treasury Office make disbursements in accordance with the charge of activities and partners that have collaborated. Evaluation and financial accountability is done routinely verbally and in writing, through the meeting, coordination meetings and reports through the online application connected. The entire report on the use of funds accountable to the government through the Ministry of Finance.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat, dan kepada setiap pengikutnya.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN

Insan Cendekia Serpong” disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian skripsi ini bukanlah hasil usaha penulis semata, melainkan banyak pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, petunjuk, motivasi, dan arahan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

2. Bapak Dr. Hasyim Asy’Ari, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

3. Bapak Masyhuri, AM.M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Fathi Ismail, Dr.MM. Dosen penasehat akademik yang senantiasa


(9)

5. Seluruh dosen program studi Manajemen Pendidikan yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama perkuliahan berlangsung.

6. Pimpinan dan Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyediakan dan meminjamkan buku-buku yang diperlukan.

7. Bapak Dr. Suwardi, M.Pd. Kepala MAN Insan Cendekia Serpong yang telah

memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Seluruh staf dan jajaran MAN Insan Cendekia Serpong yang telah

memberikan dan meluangkan waktunya kepada penulis untuk memberikan segala informasi sehingga terselesikannya skripsi ini.

9. Kedua Orangtuaku, Bapak Suwondo dan Ibu Sarti. Terima kasih atas

segalanya, yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan baik moril dan

materil yang tak terhingga, serta nasihat dan bimbingannya kepada penulis untuk mencapai cita-cita.

10.Hendra Purwanto terimakasih selalu memberikan bantuan, dan motivasinya

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabatku Luci Oktaviani dan Monica Bramel Ari Azizah yang telah

memberikan dukungannya.

12.Seluruh teman seperjuangan Manajemen Pendidikan kelas A angkatan 2010

yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

13.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian semua.

Tentunya kesalahan tidak luput dari penulisan ini, semoga kritik dan saran dapat menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Akhir kata dengan penuh rasa


(10)

hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin.

Jakarta, September 2014


(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR ISTILAH ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Pembatasan Masalah ... D. Perumusan Masalah ... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ... 1 8 9 9 10 10 BAB II KAJIAN TEORI ... 11

A. Hakikat Manajemen ... 1. Pengertian Manajemen ... 2. Fungsi Manajemen ... 3. Proses Manajemen ... B. Hakikat Pendidikan ...

1. Pengertian Pendidikan ... 2. Fungsi Pendidikan ...

11 11 14 20 22 22 25


(12)

3. Tujuan Pendidikan ...

C. Manajemen Keuangan Pendidikan ...

1. Pengertian Keuangan ...

2. Pengertian Manajemen Keuangan ...

3. Fungsi Manajemen Keuangan ...

4. Proses Manajemen Keuangan ...

5. Tujuan Manajemen Keuangan ...

6. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan ...

D. Kerangka Berfikir ... E. Penelitian yang Relevan ...

25 26 26 27 30 35 66 67 72 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu Penelitian ... B. Metode Penelitian ...

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...

D. Kisi-Kisi Instrumen Pengumpulan Data ...

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...

F. Pemeriksaan Keabsahan Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN ...

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...

B. Pembahasan Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan ...

1. Perencanaan Keuangan ... 2. Pelaksanaan Keuangan ...

3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan ...

BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ...

77 77 77 78 80 86 87 91 91 92 92 100 111 119 119


(13)

B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

119 120


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ... 72

Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan ... 74

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ... 77

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Pengumpulan Data ... 80

Tabel 3.3 Instrumen Pedoman Wawancara ... 81


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Alur Penyusunan DIPA ...

94

Gambar 4.3 Alur Pencairan Dana ...

102

Gambar 4.4 Alur Pengajuan ...

105


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran – 1 Instrumen Pedoman Wawancara

2. Lampiran – 2 Hasil Wawancara

3. Lampiran – 3 Lembar pengamatan

4. Lampiran – 4 Profil Sekolah

5. Lampiran – 5 Data Tenaga Pendidik MAN Insan Cendekia Serpong

6. Lampiran – 6 Data Tenaga Kependidikan MAN Insan Cendekia Serpong

7. Lampiran – 7 Struktur Organisasi MAN Insan Cendekia Serpong

8. Lampiran – 8 Alur Pencairan Dana

9. Lampiran – 9 Surat Perintah Membayar (SPM)

10.Lampiran – 10 Rencana Anggaran Belanja (RAB)

11.Lampiran – 11 Contoh Form Bukti Kas Uang Muka

12.Lampiran – 12 Contoh Form Surat Setoran Pajak

13.Lampiran – 13 Contoh Form Faktur Pajak

14.Lampiran – 14 Permohonan Surat Bimbingan Skripsi

15.Lampiran – 15 Surat Permohonan Izin Penelitian

16.Lampiran – 16 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian

17.Lampiran – 17 Daftar Uji Referensi


(17)

DAFTAR ISTILAH

1. DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

Anggaran atau Kuasa Penggunan Anggaran.

2. KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari pengguna anggaran untuk

melaksankan sebagian kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan.

3. KPPN adalah kantor vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada

di bawah Kementerian Keuangan

4. LAKIP adalah sebuah laporan yang berisikan akuntabilitas dan kinerja dari

suatu instansi pemerintah.

5. PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian

Negara/Lembaga.

6. POK adalah dokumen yang dibuat kepala satker yang berisi petunjuk teknis

pelaksanaan kegiatan dalam DIPA sebagai pengendali operasional kegiatan.

7. PPK adalah salah satu pihak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah yang

peranannya sangat penting dalam kesuksesan pelaksanaan pengadaan barang jasa.

8. RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi

program dan kegiatan suatu Kementerian Negara dan Lembaga yang merupakan penjabaran dari rencana kerja pemerintah dan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta memuat anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

9. SAI adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi

mulai dari pengumpulan data, pencatatan, dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.


(18)

10.SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang terselenggara secara manual atau komputerisasi yang dirancang dan ditetapkan untuk tujuan pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, baik secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif.

11.SAKPA adalah aplikasi keuangan untuk satker, yang menghasilkan sebuah

laporan keuangan seperti laporan realisasi belanja, realisasi pendapatan, dan realisasi-realisasi lain yang berhubungan dengan keuangan.

12.Satker adalah bagian dari unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga

yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu organisasi yang membebani dana APBN.

13.SIMAKBMN adalah Aplikasi yang digunakan untuk mencatat dan

mengorganisir barang milik negara mulai dari pembelian, transfer masuk-keluar antar instansi sampai penghapusan dan pemusnahan barang milik negara.

14.SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa

Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.

15.SPM adalah dokumen yang diterbitkan/digunakan oleh PA/KPA atau pejabat

lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran atau dokumen lain yang dipersamakan.


(19)

DAFTAR SINGKATAN

1.

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

2. BKU : Buku Kas Umum

3. BKUM : Bukti Kas Uang Muka

4. BMN : Barang Milik Negara

5. BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

6. BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

7. BUN : Bendahara Umum Negara

8. DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

9. DIPA-S : DIPA Sementara

10.IMTAK : Iman dan Takwa

11.IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

12.Irjen : Inspektorat Jenderal

13.Kanwil : Kantor Wilayah

14.Karwas : Kartu Pengawas

15.KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

16.KEMENAG : Kementerian Agama

17.KEMENKEU : Kementerian Keuangan

18.KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

19.KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

20.LAKIP : Laporan Administrasi Keuangan

21.LS : Langsung

22.MAFIKIB : Matematika Fisika Kimia Biologi

23.MAN IC : Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia

24.MPA : Manajemen Profesional Association

25.MTs : Madrasah Tsanawiyah


(20)

27.PA : Pengguna Anggaran

28.Perdirjen : Peraturan Direktorat Jenderal

29.PMA : Peraturan Menteri Agama

30.PMK : Peraturan Menteri Keuangan

31.POK : Petunjuk Operasional Kegiatan

32.PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

33.RAB : Rincian Anggaran Belanja

34.Raker : Rapat Kerja

35.Rek. : Rekening

36.Renstra : Rencana Strategis

37.RKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga

38.SAI : Sistem Akuntansi Instansi

39.SAKPA : Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran

40.Satker : Satuan Kerja

41.SILABI : Sistem Laporan Bendahara Instansi

42.SIMAK : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi

43.SIMAK BMN : Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik

Negara

44.SK : Surat Keputusan

45.SMU : Sekolah Menengah Umum

46.SOP : Standar Operasional

47.SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana Langsung

48.SPM- LS : Surat Perintah Membayar Langsung

49.SPP : Surat Permintaan Pembayaran

50.TU : Tata Usaha

51.UP : Uang Persediaan


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan sebuah bangsa dalam mewujudkan cita-cita untuk kelangsungan kehidupan berbangsa. Pendidikan juga berperan menjadi pondasi keberhasilan seseorang sebagai manusia.

Pendidikan adalah kata kunci dalam setiap usaha peningkatan kualitas kehidupan manusia yang berperan dan bertujuan memanusiakan manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah sebuah proses pematangan kualitas hidup, melalui proses tersebut manusia diharapkan dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan

kehidupan secara benar.1

Setiap manusia pasti dihadapkan pada proses pendidikan, menjadi hak dan kewajiban bagi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan yang layak dan bermutu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5

yang menerangkan bahwa “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama

untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.2

Pendidikan menjadi sebuah kebutuhan dasar manusia yang menekankan pada proses pembelajaran dengan harapan manusia dapat menjadi manusia seutuhnya setelah dibekali oleh berbagai pengetahuan dan keilmuan yang berefek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran, dan perilaku kearah yang lebih baik. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

1

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,

2013), h. 1.

2

Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), bab IV Pasal 5.


(22)

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3

Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai oleh seseorang untuk menjadi pribadi yang baik, berwawasan luas, dan cerdas sesuai dengan zaman globalisasi. Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945

dalam pembukaan alinea keempat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”

yang dalam hal ini adalah membentuk manusia yang beriman dan berakhlak mulia, serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Peran pemerintah dalam membantu penyelenggaraan pendidikan tercermin dalam Undang-Undang dasar 1945 pasal 31 ayat (3) amandemen

keempat menyatakan bahwa, “Negara memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi

kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional”. Berdasarkan ketetapan

undang-undang tersebut maka pemerintah bertanggung jawab dalam membiayai penyelenggaraan pendidikan nasional.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal 2 yaitu pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut maka keberlangsungan

pendidikan perlu adanya sumber keuangan yang memadai agar proses

3

Undang-Undang RI.No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), bab II Pasal 3.


(23)

kegiatan belajar bersama dengan kelengkapan sarana dan sumber belajar dapat berjalan dengan baik dan efektif.

Penerapan otonomi daerah dengan dasar desentralisasi didasari keinginan menciptakan demokrasi, pemerataan, dan efisiensi. Termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan pemerintah memberikan kewenangan yang luas kepada sekolah dalam melakukan manajemen sekolah secara mandiri berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah. Dalam wujud pemberdayaan sekolah yang diyakini dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Desentralisasi pendidikan meliputi suatu proses pemberian

kewenangan yang lebih luas di bidang kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah local dan pada saat yang

bersamaan kewenangan yang lebih besar juga diberikan pada tingkat sekolah.4

Dengan diberlakukannya sistem desentralisasi sekolah, sekolah dapat secara mandiri menggali, memanfaatkan dan menggunakan potensi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas sekolah.

Otonomi diberikan agar sekolah secara leluasa mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Termasuk dalam hal manajemen keuangan sekolah, sekolah memiliki kewenangan yang luas dalam menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah secara bijaksana, transparan dan akuntabel. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 48 ayat (1) mengenai prinsip pengelolaan dana satuan pendidikan harus berprinsip pada keadilan, efisiensi, transparansi

dan akuntabilitas publik.5

4

Hermino, op.cit., h. 141.

5

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


(24)

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, komponen keuangan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan- kegiatan proses

belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain.6

Manajemen keuangan adalah kebutuhan primer bagi sekolah untuk keberlangsungan pendidikan karena pada dasarnya pendidikan membutuhkan sumber-sumber keuangan untuk menopang segala kebutuhan-kebutuhan sekolah, kaitannya dalam hal kelengkapan sarana prasarana sekolah, gaji para tenaga pendidik serta untuk kelengkapan sumber dan media pembelajaran.

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan (mengelola keuangan), mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak

terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.7 Disatu sisi lembaga

pendidikan perlu dikelola dengan tata pamong yang baik, sehingga menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai malpraktik

pendidikan yang merugikan pendidikan.8

Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum secara efektif melaksanakan manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan prinsip dan pengelolaan yang telah ditetapkan dikarenakan berbagai sebab yang berujung pada rendahnya kualitas sekolah. Permasalahan yang terjadi di dalam lembaga terkait dengan manajemen keuangan pendidikan diantaranya

6

E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h. 47.

7

Mulyasa, Ibid., h. 47.

8

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen


(25)

sumber dana yang terbatas, penerapan manajemen keuangan yang belum optimal, pembiayaan program yang serampangan, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam rencana strategis lembaga pendidikan.

Seperti data yang terkumpul dari ICW (Indonesia Corruption Watch)

menunjukan bahwa selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142 kasus korupsi di sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp. 243,3

miliar.9 Kebocoran anggaran ataupun dalam bentuk paling parah seperti

korupsi pendidikan, menyebabkan berkurangnya anggaran dan dana pendidikan, merusak mental birokrasi pendidikan, meningkatkan beban biaya yang harus ditanggung masyarakat, dan turunnya kualitas layanan pendidikan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, dinas pendidikan paling sedikit telah melakukan 151 praktik korupsi dengan kerugian negara mencapai Rp. 356,5 miliar. Ada 106 kasus dengan kerugian negara Rp. 248,5 miliar pada penggelapan. Sementara ada 59 kasus dengan kerugian negara Rp. 195,8

miliar.10 Semestinya anggaran pendidikan yang semakin besar diikuti pula

dengan keterbukaan informasi dan perbaikan layanan kepada masyarakat. Namun, yang terjadi saat ini malah sebaliknya yakni semakin banyak anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang dilakukan.

Data tersebut menunjukan bahwa anggaran pendidikan menjadi sasaran empuk oleh oknum tertentu untuk dilakukan penyalahgunaan. Selain itu anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya. Manajemen keuangan yang dilakukan dengan tidak transparan menimbulkan banyak kecurigaan yang berakibat pada keberlangsungan sekolah. Kurangnya partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mengawasi manajemen keuangan sekolah dapat

9www.edukasi.kompas.com.

korupsi.dana.pendidikan.dari.dinas.hingga.sekolah”, 19

September 2014, Pukul 15.35.

10

Neneng Zubaidah, www.nasional.sindonews.com., “


(26)

menimbulkan tindakan penyelewengan anggaran. Manipulasi laporan keuangan juga menjadi salah satu masalah dalam persoalan manajemen keuangan sekolah.

Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar dan krusial di sekolah, karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana prasarana, dan sumber belajar. Banyak sekolah- sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan baik untuk menggaji guru maupun mengadakan sarana pembelajaran.

Dalam penyelenggaraan pendidikan membutuhkan tidak sedikit sumber keuangan, sekolah yang sudah merancang atau mendesain progam sekolah sebaik mungkin untuk pengembangan peserta didik hanya menjadi sebuah mimpi bila tidak diwujudkan dan ditunjang dengan keuangan sekolah yang mencukupi.

Sesuai dengan berjalannya manajemen berbasis sekolah yang diharapkan sekolah dapat lebih mandiri memberdayakan dan mengembangkan progam-progam sekolah disertai dengan partisipasi atau keterlibatan warga sekolah secara aktif dalam penyelenggaraan sekolah. Sekolah dapat mencari dan memanfaatkan sumber dana sesuai dengan kebutuhan sekolah, karena pada dasarnya untuk mencapai keberhasilan sekolah yang berkualitas tidak terlepas dari sumber keuangan.

Masalah pendidikan tidak dipungkiri selalu berhadapan dengan masalah keterbatasan dana yang berakibat secara langsung terhadap pengembangan sekolah. Kegiatan manajemen keuangan sekolah juga tidak terlepas dari kendala atau hambatan yang dialami selama proses pendidikan berlangsung di sekolah baik kendala yang disebabkan oleh internal maupun eksternal sekolah. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen keuangan dalam


(27)

pelaksanaan sekolah agar keberlangsungan proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diamanatkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

E. Mulyasa berpendapat bahwa agar keuangan sekolah dapat menunjang kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah salah satunya adalah peran kepala sekolah itu sendiri yang dituntut memilki kemampuan mengelola keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan, evaluasi dan pertanggung jawabannya secara efektif dan transparan.

Manajemen keuangan merupakan dasar bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan sekolah, manajemen keuangan diawali dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi dan pertanggungjawaban. Apabila tahapan tersebut dilaksanakan secara terarah dan sesuai dengan pedoman RAPBS maka tidak dipungkiri kebutuhan sekolah melalui progam-progam yang dicanangkan agar terwujud secara efektif.

MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah dibawah pembinaan Kemenag RI, saat ini keberadaan MAN Insan Cendekia Serpong memberikan kontribusi yang sangat besar dan berpengaruh dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Tapi perlu diperhatikan saat ini, mulai berdiri lembaga pendidikan jenjang SMP atau SMA yang menggunakan nama Insan Cendekia. Agar tidak salah tertukar Insan Cendekia yang dicetuskan oleh Pak Habibie,

berkoordinasi dengan BPPT dan mendapat support atau dukungan dari

Kementerian Agama sehingga biaya sekolahnya gratis tidak dipungut biaya apapun. Madrasah tersebut yaitu MAN Insan Cendekia Serpong, MAN Insan Cendekia Gorontalo, dan MAN Insan Cendekia Jambi.

Hal yang perlu dikenali adalah bahwasannya saat ini banyak lembaga pendidikan yang menggunakan nama Insan Cendekia juga dan perlu diperhatikan selain Insan Cendekia yang di bawah koordinasi Kementerian Agama, tidak ada yang Insan Cendekia lain yang gratis. Sekolah Insan Cendekia lain yang bukan dibawah naungan Kementerian Agama memungut


(28)

biaya sampai puluhan juta. Karena hal tersebut banyak terjadi salah persepsi di kalangan masyarakat mengenai Insan Cendekia sehingga asumsi masyarakat mengarah kepada menyekolahkan anak ke Insan Cendekia

menelan biaya yang cukup mahal.11

Permasalahan tersebut mendorong penulis melakukan penelitian yang

berfokus pada penerapan manajemen keuangan dengan judul: “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan diMAN Insan Cendekia Serpong”.

Adapun yang menjadi alasan penulis melakukan penelitian pada fokus tersebut dikarenakan, penulis tertarik dengan permasalahan penelitian tersebut karena selama ini problema manajemen keuangan sekolah menjadi masalah yang cukup krusial di sebuah lembaga pendidikan, berbagai masalah menyeruak di masyarakat dan media masa dimulai dari adanya penyalahgunaan anggaran sekolah sampai pada manajemen keuangan yang masih tertutup. Alasan lain penulis mengambil fokus masalah tersebut agar dapat membantu mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan dan membuktikan proses manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong berbeda dari Insan Cendekia lain yang memungut biaya. Selain itu sepanjang pengetahuan peneliti, di MAN Insan Cendekia Serpong belum ada yang mengambil permasalahan penelitian yang berfokus pada penerapan manajemen keuangan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sumber dana keuangan pendidikan yang terbatas;

2. Pembiayaan program yang serampangan;

11


(29)

3. Belum dilaksanakannya manajemen keuangan pendidikan sesuai dengan prinsip dan pengelolaan yang telah ditetapkan;

4. Tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana tertulis didalam

rencana strategis lembaga pendidikan;

5. Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum optimal;

6. Semakin banyak anggaran semakin tinggi pula penyimpangan yang

dilakukan;

7. Manajemen keuangan yang dilakukan tidak transparan menimbulkan

banyak kecurigaan;

8. Kurangnya partisipasi masyarakat dan orang tua dalam mengawasi

manajemen keuangan sekolah;

9. Manipulasi laporan keuangan sekolah;

10.Kebocoran anggaran dalam bentuk paling parah seperti korupsi

pendidikan;

11.Anggaran pendidikan yang dialokasikan ke seluruh sekolah perlu diawasi

dan dilakukan monitoring dalam penggunaannya.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penelitian

ini akan dibatasi pada “Penerapan manajemen keuangan sekolah yang belum

optimal”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah

penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penerapan manjemen keuangan

pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan


(30)

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: Untuk mendeskripsikan penerapan manajemen keuangan pendidikan pada aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pertanggungjawaban keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

kepustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan progam studi manajemen pendidikan untuk penelitian terkait atau sebagai contoh penelitian dimasa yang akan datang, khususnya mengenai penerapan manajemen keuangan pada tingkat sekolah.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengelola pendidikan, baik kepala sekolah ataupun instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan penerapan manajemen keuangan yang efektif pada tingkat sekolah.

3. Bagi penulis hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan

menambah pengetahuan mengenai penerapan manajemen keuangan sekolah.


(31)

A. Hakikat Manajemen 1. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu dari

kata kerja yaitu to manage yang disinonimkan dengan to hand yang

berarti mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila

dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian atau pembimbing. Manajemen merupakan sebuah kegiatan, pelaksanaanya

disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer.1 Kata

manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang

berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung

menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere

diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to

manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang

melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Pada mulanya manajemen belum dapat dikatakan sebagai teori karena teori harus terdiri atas konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang terjadi dan membuktikan ramalan itu berdasarkan penelitian. Setelah beberapa zaman dipelajari, manajemen telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang luas secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerjasama. Menurut Gulick, manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori tersebut masih terlalu umum dan subjektif. Manajemen menjadi suatu

1


(32)

ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakannya.

Henry M. Botiger, mengemukakan manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan

komunikasi. Ketiga unsure tersebut terkandung dalam manajemen. 2

Stoner mendefiniskan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Manajemen menurut Encyclopedia of the social sciences

management may be defined as the process by which the execution of a given purpose is put into operation and supervised. Maksud dari pengertian tersebut manajemen dapat didefinisikan sebagai proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang dimasukkan ke dalam operasi dan diawasi.

Sementara itu, Rue dan Byars management is a process that

invalesguiding or directional group of people toward organizational goals or objectivitas. Maksud dari pengertian tersebut manajemen adalah sebuah proses yang membimbing arah kelompok terhadap tujuan organisasi.Terry

management is getting things done through the effort of other people.

Menurut pendapat tersebut Terry mendefinisikan manajemen yaitu untuk mendapatkan sesuatu melalui upaya orang lain.

Rohiat dalam bukunya manajemen sekolah mengemukakan manajemen dilihat dari suatu sistem, manajemen memiliki komponen-komponen yang menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sistem. Manajemen merupakan suatu proses, sedangkan manajer dikaitkan dengan

2

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.11, h.3


(33)

aspek organisasi (orang, struktur, tugas-tugas, teknologi) dan bagaimana mengaitkan aspek yang satu dengan aspek yang lain serta bagaimana

mengaturnya sehingga tercapai tujuan sistem.3

Menurut Ricky W. Griffin manajemen adalah seperangkat aktivitas yang meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumber daya organisasi (manusia, uang, benda-benda fisik, dan informasi). Manajemen adalah aktivitas yang prinsip untuk membuat suatu perbedaan dalam hal bagaimana organisasi lebih baik melayani orang yang telah dipengaruhi oleh mereka, sebagai bentuk tanggung jawab social yang memuaskan, maka hal itu tergantung kepada keluasan tingkat

manajemen.4

Nanang Fattah memberikan pengertian manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Sedangkan menurut Sudjana manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaanya memilki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas untuk melaksanakan kegaiatan tersebut.

Setiap ahli memberi pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaanya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan

3

Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh Rencana

Strategis dan Rencana Operasional, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet.1, h.2.

4

Maisah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group), 2013), Cet.1, h.1.


(34)

kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain. Dengan demikian terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu:

a. Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya

menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada ketrampilan dan

kemampuan manajerial yang diklasifikasikan menjadi

kemampuan/ketrampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.

b. Manajemen sebagai proses yaitu dengan menentukan langkah yang

sistematis dan terpadu sebagai aktivitas manajemen.

c. Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style)

seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk

mencapai tujuan.5

Dari uraian pengertian manajemen menurut para ahli diatas, penulis mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses pelaksanaan pekerjaan yang diawali dari perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dalam suatu organisasi yang saling berkaitan dengan memberdayakan sumber daya dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Manajemen

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, Nanang Fattah menjabarkan

fungsi-fungsi manajemen yaitu: perencanaan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), pemimpinan (Leading), dan pengawasan

(Controlling).

5

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen


(35)

a. Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan progam. Semua itu dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.

b. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan

struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang.

c. Fungsi pemimpin menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan

dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksankan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama.

d. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan

mengukur penampilan/pelaksanaan terhadap standard an memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas

manajemen dapat diukur.6 Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi

manajemen, yaitu:

a. Planning (perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Actuating (pelaksanaan);

d. Controlling (pengawasan).

Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi:

a. Planning (perencanaan);

6


(36)

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Commanding (pengaturan);

d. Coordinating (pengkoordinasian);

e. Controlling (pengawasan).

Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’Donnel mengemukakan lima

fungsi manajemen, mencakup:

a. Planning (Perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Staffing (penentuan staf);

d. Directing (pengarahan);

f. Controlling (pengawasan).

Selanjutnya, L. Gullick mengemukakan tujuh fungsi manajemen, yaitu:

a. Planning (Perencanaan);

b. Organizing (pengorganisasian);

c. Staffing (penentuan staf);

d. Directing (pengarahan);

e. Coordinating (pengkoordinasian);

f. Repoting (pelaporan);

g. Budgeting (penganggaran).7

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan fungsi- fungsi

pokok manajemen meliputi, perencanaan (Planning), Pengorganisasian

(Organizing), Kepemimpinan (Leading), dan Pengawasan (Controlling). Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman serta menentukan strategi, kebijakan, taktik, dan progam. Semua ini dilakukan berdasarkan proses

7

Daryanto & Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet.1, h. 160.


(37)

pengambilan keputusan secara ilmiah. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan, dan struktur. Fungsi terdiri atas tugas-tugas yang diberikan ke dalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang, sedangkan strukturnya dapat bersifat horizontal dan vertical. Hal tersebut dapat memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi yang tepat untuk mengimplementasikan rencana.

Fungsi memimpin menggambarkan bagaimana manajer

mengarahkan dan mempengaruhi bawahan dan bagimana orang lain melaksanakan tugas yang essential dalam menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama. Fungsi Pengawasan meliputi penentuan standar, supervise, dan pengukuran pelaksanaan, terhadap standar serta memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan karena melalui

pengawasan, efektivitas manajemen dapat diukur.8

Menurut tim dosen administrasi Universitas Pendidikan Indonesia fungsi manajemen meliputi beberapa fungsi yaitu:

1) Fungsi perencanaan

Fungsi prencanaan yaitu keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secra matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam pengertian yang lain Ngalim Purwanto mengartikan perencanaan sebagai kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegaitan manajemen itu berlangsung. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajemen.

8


(38)

Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegaitan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan berfungsi memberi arah mengenai bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut, perencanan juga berfungsi memberikan pegangan dan arah dalam pelaksanaan.

2) Fungsi pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan

membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan pengorganisasian

sebagai proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan

bermacam-macam aktivitas yang iperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relative didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

(3) Fungsi pemotivasian

Menurut Siagian, mengartikan motivasi sebagai daya pendorong yang melibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menyerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegaitan yang menjadi tanggungjawabnya dan menuanaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.


(39)

(4) Fungsi pengawasan

Adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan didalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau progam yang telah

ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.9

Mengadaptasi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara

umum adalah melaksankan fungsi planning, organizing, staffing,

coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating),

reporting, controlling. Institusi pendidikan lebih menekankan pada

fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling.10

Berdasarkan uraian mengenai beberapa fungsi manajemen menurut para ahli di bidangnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi manajemen merupakan serangkaian proses yang harus dilakukan oleh

seorang manajer, proses tersebut diawali dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi- fungsi manajemen tersebut merupakan rangkaian proses pelaksanaan manajemen yang saling berkaitan dilakukan oleh sumber daya manusia agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Didalam sebuah organisasi atau lembaga dapat dipastikan terdiri atas berbagai sumber daya manusia yang mengatur segala pelaksanaan pekerjaan, fungsi manajemen bermanfaat sebagai alat perencanaan yang menentukan berhasil atau tidaknya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

9

M.Sobry.Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga

Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet.2, h.13.

10


(40)

3. Proses Manajemen

Beberapa definisi menunjukan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang sistematis dalam melakukan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses manajemen secara umum

mengikuti langkah-langkah merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan.

a. Merencanakan

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menentapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin ( Roger A.Kauffman,1972).

Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan anatara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai; (2) pemilihan progam untuk mencapai tujuan itu; (3) identifikasi dan pengerahan sumber

yang jumlahnya selalu terbatas.11

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang dipilih

11


(41)

untuk digunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya.

b. Mengorganisasikan

Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.

Mengorganisasikan berarti:

1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi.

2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi

orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan

3) Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu

tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu

4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan

dengan keleluwasaan melaksankan tugas.

c. Memimpin

Memimpin institusi pendidikan lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Memimpin menurut Stoner adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi.

d. Mengendalikan

Mengendalikan institusi pendidikan adalah membuat institusi berjalan sesuai dengan jalur yang telah ditetapkan dan sampai kepada tujuan efektif dan efisien. Perjalanan menuju tujuan dimonitor, diawasi


(42)

dan dinilai supaya tidak melenceng atau keluar jalur. Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2) mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi

penyimpangan.12

Proses manajemen adalah serangkaian langkah yang harus ditempuh oleh sebuah organisasi dalam merumuskan strategi tujuan organisasi. Proses manajemen dilaksanakan dalam beberapa tahap diantaranya diawali dari proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengawasi atau mengendalikan. Organisasi tidak terlepas dari proses manajemen, proses manajemen yang sistematis dan terarah akan memudahkan organisasi berjalan menuju tujuan dan sasaran organisasi.

B. Hakikat Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan

Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan

dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.13

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan

12

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 93-95.

13

Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.1, h.2.


(43)

atau pedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan sengaja

oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.14

Dalam arti luas, pendidikan adalah berusaha membangun seseorang untuk lebih dewasa. Pendidikan adalah suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Lebih jelasnya pendidikan adalah setiap proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan, mengembangkan kemampuan/keterampilan sikap atau

mengubah sikap.15

John Stuart Mill (filsuf Inggris, 1806-1873 M) mengemukakan bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain utuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan.

Menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelekstual dan emosional kea rah alam dan sesame manusia. J.J. Rousseau memberikan pengertian pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa

kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.16

Plato menjelaskan bahwa pendidikan itu membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan. Sementara itu Edgar Dalle menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat

14

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009), Edisi Revisi, h.1.

15

Daryanto, op.cit., h. 33.

16


(44)

untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.17

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1) memberikan definisi pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.18

Ki hajar Dewantara memandang, “Pendidikan umumnya berarti

daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin),

pikiran (intellect), dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan

masyarakat.

Pendidikan adalah proses terus menerus yang menghantarkan manusia muda kea rah kedewasaan, yaitu dalam arti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ketrampilan (skill developments), mengubah sikap (attitude of change), serta kemampuan mengarahkan diri sendiri, baik di bidang pengetahuan, ketrampilan, serta dalam memaknai proses pendewasaan itu

sendiri, dan kemampuan menilai.19

Dari pendapat diatas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang terencana berlangsung terus menerus untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh seorang individu agar menjadi manusia yang berakhlak dan bepengetahuan luas dan mampu menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan zaman.

17

Mulyasana, op.cit., h.4.

18

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat (1)

19

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,


(45)

2. Fungsi Pendidikan

Secara garis besar, pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individual. Fungsi sosialnya adalah untuk membantu setiap individu menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif dengan memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan masa kini. Fungsi individualnya adalah untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan dan lebih produktif dengan menyiapkannya untuk

menghadapi masa depan (pengalaman baru).20

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.21

Pendidikan berfungsi untuk bekal masa depan seorang individu, agar mampu bersaing dan mempertahankan kehidupan sesuai dengan

zamannya. Melalui pendidikan seorang individu secara sadar

meningkatkan derajatnya menjadi manusia seutuhnya dengan berbagai pengetahuan.

3. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai hal yang ingin dicapai oleh seseorang untuk menjadi pribadi baik, berwawasan luas, dan cerdas sesuai dengan zaman globalisasi. Jessup menegaskan bahwa pendidikan ditujukan untuk terciptanya perubahan prilaku, sikap dan kecerdasan yang lebih baik pada diri seorang anak dan terus berlanjut hingga ia menjadi

20

Daryanto, op.cit., h. 33.

21

Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1.


(46)

seorang pribadi yang dewasa sesuai dengan pertambanhan usianya dan

perkembangan zaman.22

Tujuan pendidikan dapat dikembangkan sebagai berikut:

a. Berkembangnya potensi keimanan dan ketakwaan.

b. Terbentuknya akhlak mulia di kalangan peserta didik

c. Membentuk peserta didik yang sehat

d. Mencetak peserta didik yang berilmu

e. Mencetak peserta didik yang cakap

f. Pembentukan jiwa mandiri dikalangan para peserta didik.23

Pendidikan bertujuan membentuk pribadi yang cakap dan berakhlak mulia selama masa kehidupannya agar mampu mengubah perilaku manusia dan mampu bermasyarakat.

C. Manajemen Keuangan Pendidikan 1. Pengertian Keuangan

Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan istrumen yang terlibat dalam transfer uang, diantara individu maupun antara bisnis dan

pemerintah.24

Keuangan adalah seni untuk mendapatkan alat pembayaran. Oleh karena itu, untuk lembaga pendidikan, masalah keuangan tidak saja mencakup uang pembayaran yang sah, akan tetapi juga kredit bank, yang

dapat membantu proses kelancaran dari pendidikan.25

22

Hermino, op.cit., h. 15.

23

Mulyasana, op.cit., h.47

24

Ridwan S.Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan Satu, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2003), Edisi 5, Cet.2, h.42.

25


(47)

Dari pengertian tersebut penulis mendefinisikan keuangan sebagai proses kegiatan mengatur segala pemasukan dan pengeluaran uang. Dalam proses keuangan juga terdapat manajemen dimana segala kegiatan keuangannya mencakup proses penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan.

2. Pengertian Manajemen Keuangan

Sebelum menjelaskan mengenai hakikat manajemen keuangan pendidikan, akan dibahas terlebih dulu mengenai kaitan antara kualitas pendidikan dengan manajemen keuangan. Sejumlah penelitian telah mengungkapkan bahwa antara pendidikan yang berkualitas dengan aspek pembiayaan mempunyai korelasi yang positif. Hubungan antara pembiayaan dengan kualitas pendidikan jelas saling terkait. Dalam pelaksanaanya, pembiayaan harus didasarkan pada tingkat kualitas tertentu. Banyak faktor yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Jadi biaya bukanlah salah satu jawaban yang harus ditentukan lebih awal. Namun biaya menjadi penyempurnaan syarat yang harus dipenuhi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal perlu diupayakan oleh para pengelola pendidikan untuk menunjukan langkah efisiensi yang dilakukan serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Sebab tanpa didukung langkah efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana, berapa pun dana yang dikeluarkan, aktivitas yang dilakukan lembaga tidak akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,

pengelola pendidikan dituntut untuk melakukan efisiensi dan

akuntabilitas.26

Keuangan atau dana adalah salah satu sumber daya yang memiliki peran sangat vital dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan-satuan

26


(48)

pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Mengingat peran vitalnya, dana harus dikelola sebaik mungkin dengan pola-pola manajemen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan dan standar akuntansi.

Menurut Arikunto dan Yuliana manajemen keuangan dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga hal, yakni

budgeting atau penyusunan anggaran, accounting atau pembukuan, dan

auditing atau pemeriksaan.

Sementara itu, Wijaya mengartikan manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh

mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.27

Maisyaroh mengemukakan manajemen keuangan berarti suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran

sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan.28

Bafadal (2004) mendefinisikan manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara tertib, efisein, dan dapat dipertanggungjawabkan untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Merujuk pada definisi yang diberikan Bafadal, ada empat hal yang harus ditekankan dalam manajemen keuangan sekolah:

a. Manajemen keuangan merupakan keseluruhan proses upaya

memperoleh serta mendayagunakan seluruh dana;

b. Mencari sebanyak mungkin sumber-sumber keuangan serta berusaha

semaksimal mungkin untuk mendapatkan dana dari sumber-sumber keuangan tersebut;

27

Hermino, op.cit., h. 181-183.

28


(49)

c. Menggunakan seluruh dana yang tersedia atau diperoleh semata-mata untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah;

d. Penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan secara efektif dan

efisien. Selain itu, penggunaan seluruh dana sekolah harus dilakukan dengan tertib dan mudah dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang terkait.

Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang tertentu.

Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana, (Suad Husnan, 1992:4). Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting) dan tahap pelaksanaan (akunting) dan tahap penilaian atau

auditing, (Thomas.H.Jones, 1985:22).29

Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan

pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,

perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan

(Depdiknas Ditjen Dikdasmen, 2000). Manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari

perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan, dan

pertanggungjawaban keuangan sekolah.30

Kegiatan manajemen keuangan antara lain memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana (Lipham,

29

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h. 256-257.

30 Jamal Ma’mur Asmani,

Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012),


(50)

1985; Keith, 1991), pelaporan, pemeriksaan, dan pertanggungjawaban. Didalam terdiri dari perencanaan progam sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan progam, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah.

Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, pelaksanaan,

dan evaluasi. Jones mengemukakan financial planning is called

budgeting merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

terjadi efek samping yang merugikan. Implementation involves

accounting atau pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan. Komponen utama manajemen keuangan meliputi prosedur anggaran, akuntansi keuangan, pembelajaran, pergudangan, pendistribusian,

investasi, dan pemeriksaan.31

Dari uraian berbagai pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa manajemen keuangan adalah keseluruhan proses dalam mencari dana, mendayagunakan dana dan memanfaatkan dana untuk kepentingan organisasi (sekolah), yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara efisien melalui proses mengatur lalu lintas pendanaan. Proses mengatur tersebut diawali dari perencanaan keuangan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.

3. Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan

Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan akan menimbulkan berbagai manfaat, diantaranya:

31

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h.171.


(51)

1) Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien dan efektif;

2) Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga

pendidikan sebagai salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (lebih utama lagi bagi lembaga pendidikan swasta);

3) Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun

penyimpangan dana dari rencana semula;

4) Penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan

berjalan baik sesuai yang diharapkan.32

Manajemen keuangan sekolah memiliki beberapa fungsi. Menurut Bafadal ada enam fungsi manajemen keuangan: (1) perencanaan anggaran tahunan, (2) pengadaan anggaran, (3) pendistribusian anggaran, (4) pelaksanaan anggaran, (5) pembukuan keuangan, dan (6) pengawasan dan

pertanggungjawaban.33

Secara luas, manajemen keuangan memiliki peran dan fungsi menyediakan berbagai informasi kuantitatif yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan sesuai perannya masing-masing. Pemangku kepentingan yang dimaksud adalah

a. Kepala sekolah

Data dari manajemen keuangan sekolah bisa dijadikan landasan untuk menyusun rencana sekolah, mengevaluasi kemajuan dalam usaha mencapai tujuan sekolah, serta melakukan tindakan korektif yang diperlukan.

b. Guru dan karyawan sekolah

32

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h.182.

33

Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,


(52)

Guru dan karyawan sekolah adalah kelompok yang tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di sekolahnya. Data dan informasi dari manajemen keuangan bisa mereka jadikan cermin untuk menilai kemampuan sekolah dalam memberikan imbal jasa, manfaat pension, dan peluang kerja.

c. Kreditur

Kreditur bisa menjadikan data dan informasi mengenai kesehatan keuangan sekolah sebagai salah satu dasar untuk mengetahui apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Orangtua siswa

Orangtua adalah pihak yang tertarik dengan informasi mengenai kelangsungan hidup sekolah, terutama perjanjian jangka panjang sekolah serta tingkat ketergantungan sekolah.

e. Pemerintah, termasuk lembaga- lembaga yang berada di bawah

otoritasnya

Mereka tertarik dengan informasi mengenai alokasi sumber daya serta aktivitas sekolah. Informasi tersebut dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah dan menetapkan anggaran untuk tahun berikutnya.

f. Masyarakat

Sekolah dapat mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara. Laporan keuangan sekolah dapat membantu masyarakat dengan

cara menyediakan informasi mengenai kecenderungan dan

perkembangan terakhir terkait pengelolaan keuangan sekolah beserta

rangkaian aktivitasnya.34

Manajemen keuangan tidak terlepas pula dari fungsi penganggaran, anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam

34


(53)

mengarahkan suatu organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah, (Nanang Fattah,2000:49). Sementara menurut Deddy Nordiawan fungsi anggaran (2006:48-49) adalah sebagai berikut:

1) Anggaran sebagai alat perencanaan

Dengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan dibuat.

2) Anggaran sebagai alat pengendalian

Dengan adanya anggaran organisasi sector public dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).

3) Anggaran sebagai alat kebijakan

Dengan adanya anggaran organisasi sector public dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.

4) Anggaran sebagai alat politik

Dengan adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan progam-progam yang telah dijanjikan.

5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Dengan dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh masing-masing bagian atau unit kerja lainnya.

6) Anggaran sebagai alat penilaian kerja

Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian/unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksanya aktivitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.

7) Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika


(54)

memenuhi sifat menantang tetapi masih mungkin dicapai. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah

dicapai.35

Menurut Nanang Fattah, bahwa fungsi anggaran mencakup hal-hal berikut:

1. Sebagai alat penaksir

2. Sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, dan

3. Sebagai alat efisiensi.36

Bennett, Hall, and Berg (2006) suggest that in its optimal form a budget has four major functions:

1. It is a policy document that reflects the philosophy of the school board, administration, and education community. As such, it

expresses the district’s philosophy in terms of recources.

2. It is a financial plan describing what has been done in the past and what is proposed for the future. It shows what was spent in previous years for each function and has the potential to estimate future expenditures as well.

3. It is an operations guide for administrative decisions, providing a guideline for fiscal, program, and personnel accountability.

4. It is a communication tool to share the strengths and challenges of the instructional program with the community by showing how educational dollars are spent and identifying the district’s programs priorities.37

35

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, op.cit., h.258-264.

36

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT.Refika Aditama, 2010), Cet.1, h.265.

37

Allan R.Odden & Lawrence O.Picus, School Finance A policy Perspective, (United States: The McGraw Hill Companies, 2007), Fourth Edition, p.235.


(55)

Maksud pendapat diatas menyatakan bahwa anggaran memiliki empat fungsi utama yaitu:

1. Anggaran berfungsi sebagai dokumen kebijakan yang

mencerminkan filosofi unsur sekolah seperti administrasi yang dilakukan dan seluruh stakeholder.

2. Anggaran berfungsi sebagai rencana keuangan yang

menggambarkan apa yang telah dilakukan di masa lalu dan apa yang diusulkan untuk masa depan. Ini menunjukkan dihabiskan di tahun-tahun sebelumnya untuk masing-masing fungsi dan memiliki potensi untuk memperkirakan pengeluaran masa depan juga.

3. Anggaran berfungsi sebagai panduan operasi untuk keputusan

administratif, memberikan pedoman untuk fiskal, program dan akuntabilitas personel.

4. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi untuk berbagi

kekuatan dan tantangan dari program instruksional dengan masyarakat dengan menunjukkan bagaimana dana pendidikan dibelanjakan dan mengidentifikasi program prioritas.

4. Proses Manajemen Keuangan

Komponen keuangan pada tingkat satuan pendidikan merupakan komponen produksi yang mementukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik disadari maupun tidak. Komponen keuangan perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Pengelolaan keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan serta mengawasi pelaksanaan dana, baik


(56)

biaya operasional maupun biaya capital, disertai bukti-bukti secara

administrative dan fisik (material) sesuai dengan dana yang dikeluarkan.38

Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, pelaksanaan,

evaluasi. Jones mengemukakan financial planning is called budgeting

merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi

efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting atau

pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluasi

merupakan proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.39

Proses pengelolaan keuangan menurut Agustinus Hermino dalam

bukunya Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan Tinjauan Perilaku

Organisasi Menuju Comprehensive Multilevel Planning meliputi:

a. Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu memiliki tempat khusus

penyimpanan, memiliki alat hitung, dan memilki buku-buku yang dibutuhkan.

b. RAPBS, yaitu memiliki RAPBS yang telah disahkan oleh yang

berwenang, serta memilki progam penjabarannya.

c. Pengadministrasian keuangan, yaitu memilki catatan logistic (uang

dan barang) sesuai anggaran dan sumber dana.40

Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa (2000: 175) memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan , pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan berapa lama akan dilaksankan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan

38

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),h.153.

39

E. Mulyasa. Loc.cit.

40


(57)

pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing bertanggungjawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan

terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah. Proses

pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:

1) Perencanaan anggaran

2) Strategi mencari sumber dana sekolah

3) Penggunaan keuangan sekolah

4) Pengawasan dan evaluasi anggaran

5) Pertanggungjawaban.41

Menurut E.Mulyasa proses manajemen keuangan sekolah terbagi atas beberapa tahap mulai dari perencanaan keuangan sekolah, pelaksanaan keuangan sekolah, evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.

(1) Perencanaan Keuangan Sekolah

Dalam bukunya E.Mulyasa yang berjudul Manajemen Berbasis Sekolah perencanaan dalam manajemen keuangan ialah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan berhubungan dengan anggaran atau budget , sebagai penjabaran suatu rencana ke dalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan.

Dalam pelaksanaanya, manajemen keuangan ini menganut asas

pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan

41


(58)

bendaharawan. Otorisator adalah pejabat berwenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Sementara bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat

dinilai dengan uang serta membuat perhitungan dan

pertanggungjawaban.42

Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran belanja sekolah (RAPBS).

(a) Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah

Sebelum membicarakan mengenai penyusunan anggran akan

dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian anggaran Hartman

(1988,P. 2) defines a budget as “a document which specifies the planned expenditures and anticipated revenues of a school district in a given fiscal year, along with other data and information relating the fiscal elements to the educational philosophy, programs, and needs of the district.”

There are three major components of a budget, which can be depicted as a triangle. These elements are (1) the educational program of the school district, (2) revenue that would support those programs, and (3) actual expenditures on those programs that occur over the school year.43

42

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), Cet.1, h.161.

43


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Dewi Arianti, NIM 1110018200039, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penulis lahir di Tangerang 20 Mei 1992. Bertempat Tinggal di Permata Pamulang Kavling Pilihan Blok D no.5 Tangerang Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Orang tua penulis ialah Bapak Suwondo dan Ibu Sarti.

Riwayat pendidikan di SDN Babakan IV tahun 1998 - 2004, SMPN 7 Tangerang Selatan tahun 2004 - 2007 dan SMAN 7 Tangerang Selatan tahun 2007-2010. Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010-2014.

Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu UKM Koperasi Mahasiswa UIN Jakarta sebagai anggota dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Manajemen Pendidikan. Alamat email ariantidewi35@yahoo.com.