Berdirinya Dinasti Dinasti Kecil Di Bara dan Dinasti safawi.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Serangan Mongol telah mengakibatkan runtuhnya khilafah Abbasiyah di
Baghdad. Secara drastis, Kekuatan politik Islam mengalami kemunduran, beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam serta pusat-pusat kekuasaan Islam pun
dihancurkan.
Kekuasaan politik Islam mulai mengalami kemajuan kembali setelah munculnya
tiga kerajaan besar yaitu Usmaniyah (kerajaan terbesar yang pertama berdiri dan paling
lama betahan) di Turki,1 dengan pusat kekuasaannya di konstantinopel (Istambul),
2

kerajaan Mughal di India dan Safawi di Persia (Iran). Kerajaan Safawi merupakan

kerajaan besar yang kedua dir, Kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yaitu
tarekat Safawiyah dengan pendirinya Syekh Safiuddin Ishaq (650 H/1252 M- 735 H/1335
M) pada tahun 1300-an di Ardabil.
Berawal dari Tarekat Safawiyah, maka lahirlah sebuah kerajaan besar di Persia
yaitu Kerajaan Safawi dengan pendirinya Syeh Isma’il I pada tahun 907 H/1501 M di
Tabriz, Iran.3 Kerajaan ini mempunyai pengaruh besar di Persia, karena kerajaan ini
sangat fanatik terhadap ajaran agama. Dengan berdirinya kerajaan ini maka akan

memudahkan mereka untuk memperluas ajaran mereka terhadap paham syi’ah.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini terdiri dari beberapa pembahasan yang sesuai dengan judul makalah
yaitu Kerajaan Safawi di Persia. Pembahasan makalah ini terdiri dari beberapa rumusan
masalah yaitu:
1. Sejarah berdirinya Kerajaan Safawi
2. Perkembangan dan kemajuan Kerajaan safawi
1
2
3

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2008. H. 129
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembanagan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana, 2007, h. 237
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Khilafah). Jakarta PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, tt. h. 263

1

3. Para penguasa Kerajaan Safawi
4. Sebab runtuhnya Kerajaan Safawi

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan
sejarah Islam di Persia (Iran) terutama pada masa Kerajaan Safawi dari berdiri,
berkembang dan runtuh.

2

BAB II
PEMBAHASAN
1. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA
A. Sejarah Kerajaan Safawi di Persia
Pada waktu keturunan Timurlenk masih berkuasa di negeri Ardabil sebuah kota
Azerbeijan, telah muncul sebuah gerakan tasawuf yang tekun dalam ajaran agama.
Tujuannya untuk memerangi orang yang ingkar dan memerangi golongan yang dinamai
dengan ahli bid’ah4, serta mengislamkan orang Mongol yang menganut agama
Budha.5 Gerakan tasawuf tersebut adalah sebuah Tarekat yaitu tarekat Safawiyah.
Kerajaan Safawi merupakan salah satu dari tiga kerajaan besar yang berkembang
pada abad pertengahan yaitu Usmaniyah, Safawiyah dan Mughol. Ketika kerajaan
Usmani sudah mulai mengembangkan sayapnya, kerajaan safawi mulai berdiri, Kerajaan
ini muncul di Persia pada abad ke 16-18. Dalam perkembangannya kerajaan ini sering

terjadi bentrok dengan Turki Usmani.
Kerajaan ini dapat dihubungkan dengan Syekh Ishaq Safiuddin yang merupakan
pendiri dari Tarekat Safawiyah di Persia Barat Laut. 6 Syekh Ishaq Safiuddin tidak hanya
sebagai guru tarekat saja, tetapi Ia juga seorang pedagang dan politisi. Ia sendiri adalah
orang sunni, kekuasaannya tidak hanya terbatas di Ardabil saja, tetapi juga terbentang
dari wilayah Oxus sampai Persia. Gerakan yang berusaha memerangi orang yang Ingkar
dan ahli Bid’ah ini semakin lama semakin besar dan meluas serta pengikutnya semakin
banyak.
Semakin berkembangnya zaman murid-murid tarekat safawiyah berubah dan
beralih menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaannya dan menentang siapa
saja yang tidak mengikuti kepercayaannya, semakin lama mereka semakin mengatur
kekuasaan dan disiplin, sehingga menimbulkan kecurigaan di pihak kerajaan yang

4
5
6

Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 58
Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007, h. 178
Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, cet. 2, ed. Revisi. Jakarta: Djambatan, h. 998


3

berkuasa.7 Akibatnya

menimbulkan

keinginan

ingin

berkuasa

dikalangan

para

pengikutnya.8
Berkat pengaruh kuat tarekat safawiyah dan setelah berjuang mengalahkan
berbagai suku bangsa yang berada di Persia terutama suku mongol yaitu Kara Koyunlu

dab Aga Koyunlu, Syaikh Isma’il Memproklamasikan dirinya sebagai raja yang pertama
pada tahun 1501 dan menetapkan mazhab Syi’ah sebagai mazhab tetap kerajaannya. 9
Kerajaan ini berusaha untuk memperluas paham Syi’ah di Iran dengan membentuk
sebuah dinasti, mengkonsolidasikan paham Syi’ah dua belas dan mendatangkan kedua
belas ulama syiah yang berasal dari Syiria, Bahrain, Arabia Utara dan Iraq bahkan
mendirikan madrasah Syi’ah pertama di Iran.10

B. Kemajuan Kerajaan Safawi
Ada beberapa kemajuan kerajaan safawi, baik dalam bidang politik, ilmu
pengetahuan, ekonomi dan dalam bidang industri.
a. Kemajuan dalam bidang politik
Para penguasa kerajaan safawi berhasil menyatukan wilayah-wilayah Persia,
karena sebelumnya wilayah-wilayah Persia terpecah dalam berbagai dinasti kecil yang
bertebaran dimana-dimana sehingga keberhasilan ini merupakan kebangkitan
nasionalisme persia.11
Pada masa Ismail I yang merupakan pendiri kerajaan Safawi, Ismail beserta
pasukannya menyiapkan pasukan dan kekuatan yang bermarkas di Gilan. Pasukan itu
disebut Qizilbash (baret merah). Pada tahun 1501 M, pasukan ini menyerang dan
mengalahkan AK Koyunlu (domba putih) di sharur dekat Nakh Chivan dibawah
pimpinan Ismail. Qizilbash berhasil menaklukkan dan menduduki Tabriz yang

merupakan ibu kota AK Koyunlu. Dan di kota inilah Ismail memproklamasikan
7

Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 60

8

Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007, h. 178

9

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, cet. 2, ed. Revisi. Jakarta: Djambatan, 2002, h. 998

10
11

Ira M lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Grapindo Persada, 1999, h. 456-457
Ibid, h. 180

4


dirinya sebagai raja pertama kerajaan Safawi. Ia disebut juga Ismail I yang berkuasa
kurang lebih 23 tahun antara 1501-1524 M. Pada sepuluh tahun pertama ia berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK
Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi Kaspia di Nazandaran, Baghdad
dan daerah Barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M) dan Khurasan. Hanya dalam
waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan
bagian timur Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) . 12 Ismail I berhasil
mempertahankan eksistensi kerajaannya dan wafat pada tahun 1524 M/930 H.
Dua raja yang memerintah kerajaan Safawi berikutnya adalah Syah Isma’il II dan
Syah Muhammad Khudabandah, tetapi kedua raja tersebut kurang mampu mengatasi
perselisihan antar kelompok dalam barisannya, sehingga kerajaan Safawi agak mundur
dan kekuasaannya berkurang
Selain Isma’il, ada juga sultan-sultan besar yaitu Tahmasp I dan Syah Abbas yang
juga berjasa dalam membawa kerajaan Safawi menuju puncak kemajuan dan kejayaan.
Syah Abaas memimndahkan Ibu kota kerajaan Qizwan ke Isfahan. Setelah Syeh
Abbas tidak ada lagi raja-raja Safawi yang kuat, sehingga terjadinya perebutan
kekuasaan dan kerajaan menjadi lemah.
b. Kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan
Persia terkenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa dalam

mengembangkan Ilmu pengetahuan, tidak heran jika pada masa kerajaan Safawi tradisi
keilmuan ini terus berkembang. Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di Istana yaitu
Baha Al-Din Al-Syaerazi generalis ilmu pengetahuan, Muhammad Baqir Ibnu
Muhammad Damad adalah seorang yang pernah melakukan observasi mengenai
kehidupan lebah-lebah, 13dan berkembangnya filsafat ketuhanan (al-hikmah al-ilahiyyah)
merupakan kemajuan dalam bidang tasawuf, ini dapat terlihat dengan tokoh terbesarnya
yaitu Mulla Sadra dengan sebutan filasafat pencerahan.14
c. Kemajuan dalam bidang Ekonomi
12

Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, cet. 4. 1997. h.196

13

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2008. H. 144

14

ibid
5


Setelah kepulauan Hurmuz dan pelabuhan Gumrun dikuasai dan diubah menjadi
bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini, maka salah satu jalur dagang laut antara
Timur dan Barat yang diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis sekarang
sepenuhnya menjadi milik kerajaan dan di daerah bulan sabit subur sektor pertanian
mengalami kemajuan.15
d. Kemajuan dalam bidang Industri
Dalam bidang industri berhasil membangun proyek-proyek mencusuar seperti
Istana, Masjid, jembatan besar, taman, dan lain-lain. Selain itu juga telah berhasil
memajukan industri permadani, brokad (kain sutera), porselein, seni lukis, dekorasi dan
seni arsitektur.16
C. Penguasa-penguasa Kerajaan Safawi
Di bawah ini merupakan penguasa-penguasa kerajaan Safawi di Persia
a) Syah Isma’il I (1501-1524 M). merupakan tokoh yang memprakarsai atau pendiri
kerajaan Safawi dan berkuasa selama 23 tahun.17
b) Tahmasp I (1524-1576 M). yang merupakan raja kedua kerajaan Safawi, beliau
cukup lama memerintah yaitu selama 52 tahun dan meninggal pada tanggal 14
Mei 1976.
c) Isma’il II (1576-1577 M), merupakan putera Tahmasp yang kedua, Ia pernah
memimpin peperangan melawan bangsa Turki Usmani.

d) Muhammad Khudabanda (1577-1587 M), merupakan putera tertua dari Tahmasp.
Pada awal pemerintahannya, Ia menangkap Ratu Peri Khan Hanim yang
dianggapnya mush besarnya yang menghalang-halangi kenaikan tahtanya.
e) Abbas I (1587-1628 M) , pada usianya yang ke-17 tahun, Ia naik tahta
kerajaan dan diberi gelar Abbas Syah yang agung. Pada saat kepemimpiannya, Ia
selalu mendaptkan serangan dari orang-orang Turki.

15

Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007, h. 180

16

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, cet. 2, ed. Revisi. Jakarta: Djambatan, 2002, h. 999
Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007, h. 178

17

6


f) Safi Mirza (1628-1642 M) merupakan Syah yang lemah dalam pemerintahan,
namun sangat kejam kepada musuh besarnya dan sangat pencemburu
g) Abbas II (1642-1667 M), Ia naik tahta pada usia 10 tahun. Pada masa
pemerintahannya kerajaan Iran kembali makmur dan bahagia.
h) Sulaiman (1667-1694 M), Syeh Sulaiman ini tidak mempunyai perhatian terhadap
masalah pemerintahan dan gemar minum Khamer dan wanita.
i) Husein I (1694-1722 M), merupakan seorang Raja yang baik hati, lemah lembut
dan religius.
j) Tahmasp II (1722-1732 M)
k) Abbas III (1732-1736 M)
D. Pemerintahan Kerajaan Safawi
Struktur organisasi pemerintahan kerajaan safawi secara administratife dapat
dibagi menjadi dua yaitu vertikal dan horizontal. Secara horizontal yaitu pembagian
organisasi pemerintahan berdasarkan garis kesukuan/kedaerahan. Sedangkan secara
vertikal terdiri dari dua jenis yaitu istana (dargah) dan secretariat Negara (divan atau
mamalik). Dari segi kesukuan, Qizilbasy telah menjelma sebagai kelompok bangsawan
dalam pemerintahan militer Kerajaan Safawi. Qizilbasy merupakan suku keturunana turki
yang dijadikan sebagai tulang punggung Kerajaan Safawi di Persia.18
Struktur pemerintahan Kerajaan Safawi terdiri dari tiga fase perkembangan yaitu:
a) Periode peralihan yaitu terjadinya banyak perubahan dan penyesuaian struktur
administrasi pemerintahan ini terjadi pada masa kekuasaan Syeh Isma’il sampai akhir
kekuasaan Muhammad Khudabanda (907 H/1501 M-996 H/1588 M). fase ini ditandai
dengan menonjolnya pertentangan kesukuan antara keturunan turki dan keturunan
Persia. Pada masa ini juga dibentuklah jabatan yang disebut denganvakil-I nafs-I nafis
humayu yaitu jabatan wakil Syah baik sebagai pemimpin politik(padishah), maupun
sebagai pemimpin spiritual (mursyid-i kamil).

18

Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Khilafah). Jakarta PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, tt. h. 270-272

7

b) Kekuasaan Syeh Abbas I (996 H/1588 M-1038 H/1629 M) dengan melakukan
penataan kembali sistem administrasi Safawi, seperti melakukan pemusatan kekuasaan
dengan pengambilan keputusan yang berada dibawah kekuasaanya.
c) Masa kemunduran pada masa pemerintahan Syeh Safi yang mengakibatkan jatuhnya
kerajaaan Safawi ketangan orang-orang Afghan (1038 H/1629 M-1135 H/1722 M), ini
dikarenakan tidak efektifnya system politik dan ekonomi. Pada fase ini jabatan
tertinggi disebut dengan mulla-basyi (ketua dewan/majelis ulama) dan wewenan social
politik keagamaan yang disebut dengan Sadr (sadarat) sudah berkurang dan hanya
mengurusi wakaf dan membantu hakim dalam pengadilan.19

E. Sebab-sebab Runtuhnya Kerajaan Safawi
Pada masa kepemimpinan Syah Syafi’i di kerajaan Safawi menggantikan
kakeknya Syah Abbas I yang tidak mampu lagi melanjutkan kerajaan Safawi, dengan
sikapnya yang kasar dan otoriter, membawa kerajaan safawi dalam kehancuran.
Pada saat turki usmani berhasil menjatuhkan Baghdad dan merebut Qandahar,
Delhi dan Georgis memberontak untuk melepaskan diri. Dan syah Abbas II berusaha
untuk mengembalikan kerajaan safawi dengan memerintah secara adil dan berusaha
membenahi militer, namun dampak negatif yang diahasilkan oleh ayahnya tidak dapat
diatasi.
Pada tahun 1667, Syah Abbas digantikan oleh Syah Sulaiman. Tetapi Syah
Sulaiman pun tidak mampu membawa kembali kejayaan kerajaan Safawi. Dan digantikan
oleh Syah Husain, namun dengan kelemahan Syah Husain, kerajaan Safawi dapat
ditaklukkan oleh pemberontak Afghanistan yang dipimpin oleh Mir Mahmud dan
akhirnya kerajaan Safawi lumpuh dan berakhirlah kerajaan Safawi.20
Adapun sebab-sebab runtuhnya kerajaan safawi diantaanya yaitu:
a) Adanya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, yang dikarenakan
perbedaan paham yang dipegang oleh kerajaan ini.

19
20

Ibid. 272-274
Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007, h. 178

8

b) Kurangnya perhatiannya raja terhadap persoalan social kemasyarakatan dan
kenegaraan.21
c) Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaaan Safawi
d) Pasukan ghulam (budak-budak) tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi,
karena lemahnya system pemerintahan dinasti Safawi yang diciptakan oleh Syeh
Abbas.22
e) Terjadinya konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan keluarga
istana.23
Selain hal tersebut di atas,pada abad 17 beberapa kalangan Ulama Syiah tidak lagi
mau mengakui bahwa Safawiyah telah mewakili pemerintahan sang imam tersembunyi.
Pertama, ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun
tersebut sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran islam Syiah. Kedua, selaras
dengan keyakinan Syi’ah, bahkan semenjak masa keghaiban besar tahun 941 sang imam
tersembunyi tidak lagi terwakili di muka bumi oleh Ulama.Selanjutnya Ulama
menegaskan bahwasannya Mujtahid menduduki otoritas keagamaan yang tertinggi.
Kehancuran rezim ini juga di sebabkan sejumlah perubahan yang luar biasa dalam hal
hubungan negara dan agama. Safawiyah semula merupakan sebuah gerakan, tetapi
setelah berkuasa rezim ini justru menekan bentuk bentuk Islam sufi yang cenderung
kepada pembentukan lembaga ulama negara.
Krisis abad 18 mengantarkan kepada berakhirnya sejarah Iran pramodern. Hampir
diseluruh wilayah muslim, periode pramodern yang berakhir dengan Interfensi,
penaklukan bangsa eropa, dan dengan pembentukan beberapa razim kolonial, maka
dalam hal ini konsolidasi ekonomi dan pengaruh politik bangsa eropa telah didahului
dengan kehancuran Inperium Safawiyah dan dengan liberalisasi ulama. Demikianlah,
Rezim safawiyah telah meninggalkan warisan kepada Iran modern berupa tradisi persia
perihal sistem kerajaan yang agung, yakni sebuah rezim yang dibangun berdasarkan

21

Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Khilafah). Jakarta PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, tt. h. 277
Ibid, h. 278
23
http://codegyzer.wordpress.com/category/kerajaan-safawi-di-persia/
22

9

kekuatan unsur kesukuan yang utama, dan mewariskan sebuah kewenangan keagamaan
syiah yang kohesif, monolitik dan mandiri.24

24

http://varysnico.wordpress.com/2011/01/30/3-kerajaan-besar-2/

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembahasan-pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada mulanya
kerajaan Safawi ini berasal dari gerakan Tarekat Safawiyah, dinamakan Safawiyah
karena pendirinya yang bernama Syekh Ishaq Safiuddin. Awalnya tarekat ini didirikan
untuk mengislamkan orang-orang mongaol yang beragama Budha, dengan semakin
berkembangnya tarekat ini, maka timbullah keinginan para pengikutnya untuk menjadi
penguasa, dan akhirnya mereka menjadi tentara yang teratur dan menentang mazhab yang
bukan Syi’ah.
Kerajaan Safawi mulai mengalami fase peralihan pada masa Isma’il I yang
merupakan pendiri pertama kerajaan Safawi dan berhasil mempersatukan kembali
wilyah-wilayah Persia yang terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Tidak hanya kemajuan
dalam bidang politik saja, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
berkembangnya filsafat ketuhanan Mulla Sadra, dalam bidang ekonomi dengan
dikuasainya pelabuhan Gumrun dan mengubahnya menjadi Bandar Abbas, dalam bidang
Industri dan seni dibangunnya proyek mencusuar dan seni lukis. Dengan para
penguasanya yaitu Isma’il I, Thamasp, Ismail II, Muhammad Khudabanda, Abbas II, Safi
dll.
Struktur pemerintahan kerajaan Safawi terdiri dari tiga fase yaitu fase peralihan,
fase pemusatan kekuasaan dan fase kemunduran. Adapun kemunduran kerajaan ini terdiri
dari beberapa sebab diantaranya konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani,
dekandensi moral para penguasa Kerajaan Safawi, pasukan budak-budak yang tidak
memiliki semangat perjuangan dan terjadinya konflik intern dalam memperebutkan
kekuasaan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Khilafah). Jakarta PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, tt.
Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, cet. 4. 1997.
Hamka, Sejarah Umat Islam Jilid III. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
http://codegyzer.wordpress.com/category/kerajaan-safawi-di-persia/
http://varysnico.wordpress.com/2011/01/30/3-kerajaan-besar-2/
lapidus, Ira M Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Grapindo Persada, 1999.
Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Indonesia. cet. 2, ed. Revisi. Jakarta: Djambatan. 2002
Saefudin, Didin. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, cet. 1, 2007.
Sunanto, Musyrifah. Sejarah Islam Klasik Perkembanagan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta:
Kencana, 2007.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2008.

12

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65