BAB II dan BAB III
BAB II
PEMBAHASAN
1. Model Pembelajaran
Model
pembelajaran diartikan
sebagai
prosedur
sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Istilah “model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu
model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir
dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting
eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya
dikembangkan oleh Bruce dan koleganya.
Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan
‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut
Ismail
(2003)
menyatakan
istilah
model
pembelajaran
mempunyai ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu
yaitu :
a.
Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
b.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
c.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Model Pembelajaran.
a.
Example Non Example
1
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut
example and non-example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
b.
Model Pembelajaran Picture And Picture
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah
Model Pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and
Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
c.
Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
Pembelajaran tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
d.
Model Pembelajaran Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari.
e.
Model Pembelajaran STAD (Student Teams- Achievement Divisions)
Model Pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang
menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
f.
Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran
orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
kepada kelompoknya.
g.
Model Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
2
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
h.
Model Pembelajaran Mind Mapping
Model
Pembelajaran
Mind
Mapping
merupakan
cara
untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar
otak.
i.
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
j.
Model Pembelajaran Make A Match
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa
dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi.
k.
Model Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share)
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagai adalah
merupakan
jenis
pembelajaran
kooperatif
yang
dirancang
untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa.
l. Model pembelajaran Discovery Learning
Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
m. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( PJBL )
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata.
3
n. Model Pembelajaran Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.
Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang diterapkan dalam
sistem persekolahan pada sekolah-sekolah yang tersebar dipenjuru dunia.
3. Model Pembelajaran Yang Tepat Diterapkan Dalam sistem Persekolahan
Dalam sistem persekolahan banyak macam model pembelajaran yang
diterapkan sesuai dengan kebijakan dari sekolah atau dari dinas kependidikan
yang ada didaerah persekolahan itu sendiri. Beberapa model pembelajaran yang
menurut saya tepat diterapkan dalam sistem persekolahan dan sering diterapkan
dalam sistem persekolahan adalah :
1. Model Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.
Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori
Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik
berpusat pada siswa,
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep hukum atau prinsip
dan melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa serta
4
dapat mengembangkan karakter siswa. Proses pembelajaran dengan pembelajaran
saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
a. mengamati
b. menanya
c. mengumpulkan informasi
d. mengasosiasi
e. mengkomunikasikan
Contoh penerapan pada model pembelajaran saintifik ialah seorang siswa yang bertanya
dengan apa yang ia lihat dan perhatikan serta siswa yang dianjurkan untuk
mengumpulkan data dengan cara mencari informasi dan melakukan kunjungan atau
observasi.
2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
a. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Dalam situasi PBL,
peserta
didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
PBL
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
b. Sistem Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
5
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill) dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan
penilaian terhadap sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam
tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga
aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta
didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena
terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah
yang
muncul.
Setelah itu tugas guru adalah merangsang peserta didik untuk berpikir
kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
Contoh penerapannya ialah memanfaatkan lingkungan peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain
di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas.
Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang
apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas
belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai
penguasaan
standar
kompetensi,
kemampuan
pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL)
6
dasar
dan
materi
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PJBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada
saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang sedang dikajinya. PJBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan
Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan
untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta
didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja
pada bidang masing-masing.
Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik
berikut ini, yaitu :
1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik;
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan;
7
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan;
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki kelebihan dan
kelemahan.
1. Beberapa kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya :
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
dan mereka perlu untuk dihargai.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
- Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
2. Beberapa kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya :
- Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
-
Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
Penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus
diakukan
secara
menyeluruh
terhadap
Sikap,
Pengetahuan
dan
Keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis
proyek.
Penilaian
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian
8
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian
proyek atau penilaian produk.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk
memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model pembelajaran
sangat beragam macamnya dan dengan karakteristik, lingkungan, kelebihan,
kelemahan serta sistem penilaiannya yang juga berbeda-beda. Namun, tetap
satu tujuannya yaitu agar peserta didik merasa nyaman dalam menjalankan
proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam masing-masing sekolah pasti
berbeda, tergantung bagaimana kebijakan serta sistem pelajaran yang berlaku
disekolah atau dinas pendidikan yang ada didaerah sekolah tersebut.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, saya sebagai penulis menyadari bahwa
dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi
maupun contoh dari setiap materi yang dibahas. Saya menyarankan kepada
guru maupun calon guru untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan dan sesuai dengan keadaan siswa.
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat saya butuhkan dalam memperbaiki makalah
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dadan.
2014. Pengertian
Tersedia
Pendekatan.
[online].
:http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/pengertiandefnisii
pendekatanisaintifk.html 13.48. (20 April 2015)
Djaelani.
2014.
Defnisi
model
pembelajaran.
[online].
Tersedia
:
http://djaelanicilukba.blogspot.com/2014/01/defnisiimodeli
pembelajaranimenurut.html 13.45. (20 april 2015)
Eka.
Tersedia
2014. Model
Pembelajaran. [online].
:http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaranimodeli
discoveryilearning.html 13.53. (20 April 2015)
Tim Pengembangan MKDP.2011. Kurikulum Pembelajaran. Bandung :
Rajawali Pers
Purtadi. 2013. Perbedaan problem base learning dan projek. [online].
Tersedia
:http://purtadi.blogspot.com/2013/05/perbedaan-problem-based-
learning-dan.html 15.55. (20 april 2015)
11
PEMBAHASAN
1. Model Pembelajaran
Model
pembelajaran diartikan
sebagai
prosedur
sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Istilah “model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu
model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir
dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting
eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya
dikembangkan oleh Bruce dan koleganya.
Menurut Toeti Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan
‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Menurut
Ismail
(2003)
menyatakan
istilah
model
pembelajaran
mempunyai ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu
yaitu :
a.
Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,
b.
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
c.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan secara berhasil dan lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Model Pembelajaran.
a.
Example Non Example
1
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut
example and non-example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.
b.
Model Pembelajaran Picture And Picture
Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah
Model Pembelajaran Picture and Picture. Model pembelajaran Picture and
Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
c.
Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
Pembelajaran tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik.
d.
Model Pembelajaran Cooperative Script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja
berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi
yang dipelajari.
e.
Model Pembelajaran STAD (Student Teams- Achievement Divisions)
Model Pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang
menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara 4-5
orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen).
f.
Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran
orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut
kepada kelompoknya.
g.
Model Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
2
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
h.
Model Pembelajaran Mind Mapping
Model
Pembelajaran
Mind
Mapping
merupakan
cara
untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar
otak.
i.
Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
j.
Model Pembelajaran Make A Match
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa
dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi.
k.
Model Pembelajaran Tipe TPS (Think Pair Share)
Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagai adalah
merupakan
jenis
pembelajaran
kooperatif
yang
dirancang
untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa.
l. Model pembelajaran Discovery Learning
Model Discovery Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
m. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ( PJBL )
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata.
3
n. Model Pembelajaran Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.
Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang diterapkan dalam
sistem persekolahan pada sekolah-sekolah yang tersebar dipenjuru dunia.
3. Model Pembelajaran Yang Tepat Diterapkan Dalam sistem Persekolahan
Dalam sistem persekolahan banyak macam model pembelajaran yang
diterapkan sesuai dengan kebijakan dari sekolah atau dari dinas kependidikan
yang ada didaerah persekolahan itu sendiri. Beberapa model pembelajaran yang
menurut saya tepat diterapkan dalam sistem persekolahan dan sering diterapkan
dalam sistem persekolahan adalah :
1. Model Pembelajaran Saintifik
Pembelajaran saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi
menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh
karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi dan bukan hanya diberi tahu. Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan.
Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan
semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori
Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky.
Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik
berpusat pada siswa,
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep hukum atau prinsip
dan melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelektual khususnya keterampilan berfikir tingkat tinggi siswa serta
4
dapat mengembangkan karakter siswa. Proses pembelajaran dengan pembelajaran
saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
a. mengamati
b. menanya
c. mengumpulkan informasi
d. mengasosiasi
e. mengkomunikasikan
Contoh penerapan pada model pembelajaran saintifik ialah seorang siswa yang bertanya
dengan apa yang ia lihat dan perhatikan serta siswa yang dianjurkan untuk
mengumpulkan data dengan cara mencari informasi dan melakukan kunjungan atau
observasi.
2. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
a. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka
mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Dalam situasi PBL,
peserta
didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan
ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
PBL
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar dan dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
b. Sistem Penilaian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
5
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill) dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software,
hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan
penilaian terhadap sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam
tim dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga
aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
c. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta
didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena
terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalahmasalah
yang
muncul.
Setelah itu tugas guru adalah merangsang peserta didik untuk berpikir
kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah
mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
Contoh penerapannya ialah memanfaatkan lingkungan peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang
dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain
di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas.
Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang
apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas
belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai
penguasaan
standar
kompetensi,
kemampuan
pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL)
6
dasar
dan
materi
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PJBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif
yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada
saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat
berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin
yang sedang dikajinya. PJBL merupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek
memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten
(materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya
dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis
Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep “Pendidikan
Berbasis Produksi” yang dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). SMK sebagai institusi yang berfungsi untuk menyiapkan lulusan
untuk bekerja di dunia usaha dan industri harus dapat membekali peserta
didiknya dengan “kompetensi terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja
pada bidang masing-masing.
Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik
berikut ini, yaitu :
1. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;
2. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik;
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan;
7
4. Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan;
5. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah dijalankan;
7. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif; dan
8. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Pada Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki kelebihan dan
kelemahan.
1. Beberapa kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya :
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,
dan mereka perlu untuk dihargai.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan
problem-problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
- Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
2. Beberapa kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek, diantaranya :
- Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
- Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
- Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
-
Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
Penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus
diakukan
secara
menyeluruh
terhadap
Sikap,
Pengetahuan
dan
Keterampilan yang diperoleh siswa dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis
proyek.
Penilaian
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian
8
Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian
proyek atau penilaian produk.
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan
kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:
makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk
memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar
yang lebih baik. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Model pembelajaran
sangat beragam macamnya dan dengan karakteristik, lingkungan, kelebihan,
kelemahan serta sistem penilaiannya yang juga berbeda-beda. Namun, tetap
satu tujuannya yaitu agar peserta didik merasa nyaman dalam menjalankan
proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam masing-masing sekolah pasti
berbeda, tergantung bagaimana kebijakan serta sistem pelajaran yang berlaku
disekolah atau dinas pendidikan yang ada didaerah sekolah tersebut.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, saya sebagai penulis menyadari bahwa
dalam pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi
maupun contoh dari setiap materi yang dibahas. Saya menyarankan kepada
guru maupun calon guru untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan dan sesuai dengan keadaan siswa.
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat saya butuhkan dalam memperbaiki makalah
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dadan.
2014. Pengertian
Tersedia
Pendekatan.
[online].
:http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/pengertiandefnisii
pendekatanisaintifk.html 13.48. (20 April 2015)
Djaelani.
2014.
Defnisi
model
pembelajaran.
[online].
Tersedia
:
http://djaelanicilukba.blogspot.com/2014/01/defnisiimodeli
pembelajaranimenurut.html 13.45. (20 april 2015)
Eka.
Tersedia
2014. Model
Pembelajaran. [online].
:http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaranimodeli
discoveryilearning.html 13.53. (20 April 2015)
Tim Pengembangan MKDP.2011. Kurikulum Pembelajaran. Bandung :
Rajawali Pers
Purtadi. 2013. Perbedaan problem base learning dan projek. [online].
Tersedia
:http://purtadi.blogspot.com/2013/05/perbedaan-problem-based-
learning-dan.html 15.55. (20 april 2015)
11