Kespro dan KB Strategi Pendekatan Damp
RANGKUMAN
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA
“CARA PENANGGULANGAN AKSEPTOR
BERMASALAH : AKDR”
Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana
Dosen Pembimbing
:
Ibu Luluk Susiloningtyas, S.SiT, M.Kes
Oleh
Fepy Sisiliay
:
(16.14.02.011)
AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG PARE
JL. SOEKARNO HATTA NO 15 BENDO PARE KEDIRI
Telp.(0354) 393102 – FAX (0354) 395480
TAHUN 2017/2018
PEMBAHASAN
A. Efek Samping atau Masalah AKDR
1. Efek samping menurut Komalasari (2010) yang biasanya terjadi apabila
menggunakan AKDR, yaitu :
a. Bercak darah, perdarahan, hemoragi, anemia (memburuk pada
penggunaan AKDR tembaga, berkurang pada pengunaan AKDR
progesteron). Membaik setelah 3 bulan. Tindak lanjuti wanita yang
perdarahannya hebat dengan melakukan pengukuran hematokrit
tahunan, dan anjurkan pengunaan suplemen besi.
Speroff et al
menganjurkan pengunaan inhibitor sintetase prostaglandin selama
haid untuk mengurangi perdarahan yang disebabkan AKDR.
b. Dismenore membaik setelah 3 bulan. Singkirkan kehamilan ektopik,
PRP, abortus spontan, AKDR yang tidak terlipat dengan benar, dan
sebagian AKDR keluar.
c. AKDR terlepas keluar. Gejalanya adalah perdarahan, nyeri, atau
dispareuni pada wanita atau pasangannya.
d. Benang AKDR hilang.
e. Pasangan teriritasi benang.
f. Sulit dikeluarkan.
g. Kegagalan kontrasepsi yang menyebabkan aborsi septik yang di
indikasikan dengan adanya gejala seperti flu.
h. Angka perforasinya adalah 1 dalam 1000 wanita-tahunan. Gejalanya
meliputi nyeri, perdarahan, tidak ada benang, kehamilan, atau tidak
ada gejala. Perforasi disebabkan oleh fungsi keterampilan klinisi dan
konfigurasi uterus.
i. PRP: lepas AKDR jika dicurigai ada PRP. Risiko wanita untuk
terkena PID terutama dikaitkan dengan pajanan infeksi menular
seksual. Wanita yang berisiko rendah terkena infeksi menular seksual
memiliki risiko jangka panjang untuk terkena PRP akibat pengunaan
AKDR. (Komalasari Renata, 2010: 691)
j. Jika dibandingkan dengan wanita yang tidak mengunakan kontrasepsi,
angka kehamilan ektopik meningkat sedikit pada penggunaan
progestasert (jumlah mutlak sangat rendah) dan menurun pada
penggunaan levonor-gestrel yang terkandung dalam AKDR. Pada
penggunaan AKDR tembaga jumlah kehamilan ektopik setengahnya.
(Komalasari Renata, 2010: 691)
2. Efek samping menurut Sulistyawati (2014) yang biasanya terjadi apabila
menggunakan AKDR, yaitu :
PERDARAHAN
1. Bentuk gejala / keluhan.
a. Perdarahan haid yang lebih lama dari biasanya.
b. Perdarahan di luar haid.
c. Perdarahan.
2. Penyebab gejala / keluhan.
a.
Dinperkirakan karena kerja enzim yang terkonsentrasi di jaringan
selaput lendir rahim. Enzim ini bersifat menghancurkan fibrin.
b.
Faktor mekanik, yaitu perlukaan selaput lendir rahim karena
kontrasepsi di sebabkan karena adanyaketidak serasian antara
besarnya AKDR dan rongga rahim.
3. Penanggulangan dan pengobatan
KIE
a. Menjelaskan penyebab terjadinya.
b. Gangguan haid berlebih memang akan terjadi tiga bulan pertama
pemakaian AKDR.
c. Untuk menoragia segera hubungi petugas kesehatan untuk
pemeriksaan lanjut.
d. Pada AKDR tembaga biasanya tidak menimbulkan perdarahan
lama atau banyak
Tindakan medis
a. Memberikan vitamin, koaugulasia, zat besi dan lain-lain.
Dalam hal ini bisa di beri obat sebagai berikut.
Vitamin K: 3 x 1 tablet sehari.
Vitamin C: 3 x 1 tablet sehari.
Adona : 3 x 1 tablet sehari.
b. Pengantian AKDR
c. Apabila tindakan dengan cara (a) dan (b) belum menolong,
lakukan pencabutan AKDR dan di ganti dengan cara kontrasepsi
lainnya.
4. Catatan khusus
Normalnya perdarahan haid 35 cc, pada pemakaian AKDR
bertambah 20-50 cc. (Sulistyawati,ari.2014:172)
INFEKSI
1. Bentuk gejala/keluhan
a. Nyeri di daerah perut bawah.
b. Keputihan berbau.
c. Demam.
d. Nyeri pada waktu berhubungan seksual.
2. Penyebab gejala/keluhan
a. Peradangan akan terjadi jika pemasangan tidak steril.
b. Peradangan dapat terjadi pada waktu pemasangan saja atau setiap
saat selama mengunakan AKDR.
3. Penangulangan dan pengobatan.
KIE
a. Penjelasan penyebab terjadinya.
b. Segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Tindakan medis
a. Pengobatan dengan atibiotik :
Penisilin 3 x 500 mg 3 -5 hari.
Teramisin 3 x 500 mg 3 - 5 hari.
Eritromisin 3 x 500 mg 3 – 5 hari.
Atau
Penisilin injeksi 800.000 per 3 – 5 hari.
Teramisin injeksi 500 mg 3 – 5 hari.
Eritromisin 80 mg 3 – 5 hari.
b. Apabila telah melakukan pengobatan
5-7 hari tidak berhasil.
AKDR di cabut dan di gantikan dengan kontraspsi yang lain.
4. Catatan khusus
Infeksi dapat berupa hal sebagai berikut.
a. Radang liang vagina.
b. Radang leher rahim.
c. Radang selaput lendir rahim.
d. Radang selaput sel telur.
e. Randang panggul.
f. Abses. (slistyawati,ari.2014:173)
KEPUTIHAN
1. Bentuk gejala / keluhan
a. Dapat timbul setelah pemasangan AKDR.
b. Keluar cairan berwarna putih dari vagina.
2. Penyebab gejala/keluhan
a. Reaksi dari endromertium karena ada benda asing.
b. Adanya infeksi yang terbawa saat pemasangan AKDR.
3. Penangulangan dan pengobatan. (slistyawati,ari.2014:173)
a. Keputihan bening tidak berbau tidak berbahaya, akan berkurang
setelah 3 bulan.
b. Jika ada bau, keruh, dan kekuningan harus di periksa kepada
dokter.
Tindakan medis
a. Periksa dalam.
b. Apabila keputihan banyak, berikan obat vagina yang tersedia
misal albotil.
c. Di lihat apakah ada erosi portio jika ada obati dengan albotil.
d. Apabila dengan pengobatan tidak menolong AKDR di cabut dan
di ganti dengan yang lain.
4. Catatan khusus
a. Infeksi panggul.
b. Infeksi jamur candida.
c. Infeksi jamur tikomonas.
d. Infeksi liang vagina.
e. Gonore
Dalam
hal
ini
di
berikan
pengobatan
infeksi.
(slistyawati,ari.2014:174)
EKPULASI AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan.
a. Apabila AKDR terapa dalam vagina.
b. Dapat terjadi sewaktu waktu
biasanya waktu haid berikutnya
setelah pemasangan.
c. Dapat terjadi pada bulan pertama pemasangan.
2. Penyebab gajala/keluhan.
a. Karena bentuk AKDR terlalu kecil.
b. Karena telak AKDR tidak sempurna di dalam rahim.
3. Penangulangan dan pengobatan
KIE
Pengamatan kembali pengunaan AKDR.
Tindakan medis.
a. AKDR di keluarkan dan di ganti AKDR yang baru.
b. Apabila AKDR terlalu kecil ganti ke ukuran yang lebih besar.
4. Catatan khusus
a. Semakin elastis bahan yang di gunakan makin besar terjadinya
ekpulasi.
b. Pada wanita muda dengan palitas rendak sering terjadi ekpulasi.
(slistyawati,ari.2014:174)
PERFORASI
1. Bentuk Gejala/Keluhan.
a. Tanpa gejala.
b. Biasanya di sertai rasa nyeri dan perdarahan.
c. Benang tidak du temukan.
d. Benang di temukan dalam rahim.
Perforasi terjadi hanya pada 1% penguna AKDR.
2. Penyebab gejala/ keluhan.
a. Karena tindakan terlalu kasar saat pamasangan.
b. Melakukan pemasangan dengan paksaan.
c. Mendorong insertor ke dalam rongga rahim ke arah yang salah.
3. Penangulangan dan pengobatan.
KIE
a.
Apabila AKDR tembaga atau AKDR tertutup dan berforasi
sebaiknya segara angkat karena dapat menimbulkan perlekatan
sampai ileus. (slistyawati,ari.2014:175)
Tindakan medis
a.
Memastikan terjadinya perforasi dengan sonde.
b.
Merujuk ke RS untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
c.
Mengangkat
AKDR
dengan
cara
laparstomi.
(slistyawati,ari.2014:176)
4. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR
a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).
b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui ( sampai dapat
dievaluasi).
c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita
PRP atau abortus septik.
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
f. Penyakit trofoblas yang ganas.
g. Diketahui menderita TBC pelvik.
h. Kanker alat genital.
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm. (Affandi, Biran, dkk.
2015: MK-83)
NYERI SAAT HAID
1. Bentuk gejala/keluhan.
Dismenore ( nyeri saat haid)
2. Penyebab gejala/ keluhan.
a. Psikologi
b.
Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim ( AKDR yang terlalu besar)
c. Kemungkinan lain disebabkan infeksi menaruh pada alat
kandungan.
3. Penanggulangan dan pengobatan.
KIE
a. Pemantapan agar tetap menggunakan IUD
b. Memastikan penyebabnya dengan pemeriksaan dala.
Tindakan medis
a. Pengobatan simtomatis ( analgesic : anti nyeri dan atau
spasmolitik) apabila tidak berhasil, maka pengobatan dilanjutkan
sebagai berikut.
b. Mengganti AKDR yang baru dan cocok
c. Pemberian antibiotic.
NYERI WAKTU MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL
1. Bentuk gejala/ keluhan.
Nyeri waktu melakukan hubungan seksual ( dispareunia)
2. Penanggulangan dan pengobatan.
KIE
Penjelasan bahwa ada kemungkinan terjadi hal tersebut, tetapi sering
bersifat sementara dan tidak pada semua wanita. Kejadian ini biasanya
bersifat psikis atau kejiwaan.
Tindakan medis
a. Apabila benang terlalu panjang, dipotong atau dilipat.
b. Pengobatan dengan antibiotic kalau memang ditemukan infeksi.
(Sulistyawati Ari.2014:177)
MULAS-MULAS ATAU RASA NYERI
1. Bentuk gejala/keluhan
Rasa mual diperut. Sesudah pemasangan dapat timbul rasa nyeri
seperti mulas, kadang-kadang dapat menjadi rasa nyeri atau sakit
pinggang terutama pada hari-hari pertama pemasangan.
2. Penyebab gejala/ keluhan
a. Psikologis.
b. Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim.
3. Penanggulangan dan pengobatan
KIE
a. Pemantapan agar tetap menggunakan AKDR.
b. Memastikan penyebabnya dengan pemeriksaan dalam.
Tindakan medis
a. Jika ringan diberi analgesic ( obat anti nyeri), spasmolitik ( obat
anti mulas) atau kombinasi keduanya.
b. Jika berat, dilihat apakah AKDR masih ada di dalam rahim
( sebaiknya dilakukan oleh dokter). Apabila AKDR terlihat sedikit
yang berarti sebagian sudah keluar, maka keluarkanlah AKDR
dang anti AKDR yang baru.(:177)
4. Keluhan suami
a.
Kadang-kadang suami mengeluh dengan adanya benang
b.
Jika benangnya panjang maka dapat dilipat kedalam, namun
apabila tidak mungkin benangnya dipotong sedikit.
(Sulistyawati Ari.2014:178)
KEGAGALAN PEMASANGAN AKDR
1. Bentuk gejala.
a. Terjadi kehamilan
b. Frekuensi kehamilan pada pemakaian AKDR 2-5%. Makin lama
AKDR terpasang makin berkurang kemungkinan terjadi kehamilan.
c. Pemasangan AKDR yang dililiti tembaga akan mengurangi
kegagalan ini.
2. Penanggulangan
KIE
Dianjurkan segera menghubungi dokter untuk penanggulangan dan
penjelasan tindakan selanjutnya.
Tindakan medis
a. Apabila
benang
dapat
dilihat,
lakukan
pengakatan
AKDR( sebaiknya oleh dokter) dengan menarik benangnya
perlahan-lahan, sambil menjelaskan kepada pasien bahwa 25%
kemungkinan keguguran spontan.
b. Apabila pengangkatan sukar dilakukan, AKDR dibiarkan di dalam
rahim selama kehamilan, AKDR berada diluar selaput ketuban,
sedangkan bayi berada di dalam selaput ketuban, oleh karena itu
AKDR dan bayi tidak pernah bersinggungan selama kehamilan
berlangsung, sehingga tidak perlu dikhawatirkan terjadinya
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
c. Pada waktu persalinan, AKDR akan keluar bersamaan dengan
plasenta.
d. Dilaporkan bahwa kehamilan dengan AKDR di dalam rahim, kirakira 50% akan mengalami keguguran spontan, kemungkinan hamil
ektopik 5% dan 26% tetap berlangsung cukup bulan.
e. Apabila benang tidak terlihat, jangan coba untuk diangkat,
sebaiknya pasien dirujuk ke RS.
f. Untuk AKDR yang dililiti tembaga yaitu tipe COPPER-T dan
MULTI LOAD ( ML) harus diangkat pada triwulan pertama
kehamilan.
(Sulistyawati Ari.2014:178)
KEHAMILAN DI LUAR KANDUNGAN (EKTOPIK)
Frekuensi kehamilan ektopik memang lebih besar pada keamilan
AKDR d ibandingkan dengan kehamilan tanpa AKDR. Frekuensi adalah
1 dari 30 kehamilan dengan AKDR, sedangkan dengan kehamilan bisa
perbandinganya 1 dari 250. Sebabnya adalah AKDR memang tidak
mencegah kehamilan diluar rahim, dan kemungkinan lain adalah
penyempitan akibat infeksi yang lalu. (Sulistyawati Ari.2014:179)
Penjelasan tentang efek samping semu oleh AKDR
1. AKDR tidak menyebabkan kanker.
Sampai saat ini belum ada suatu penyelidikan ilmiah yang dapat
membuktikan kebenaran bahwa AKDR dapat mengakibatkan kanker,
baik berupa kanker mulut rahim maupun kanker rahim.
2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan
AKDR
sama sekali bukanlah alat untuk menggugurkan
kandungan, melainkan alat untuk mencegah terjadinya kehamilan,
karena AKDR dipasang dalam rahim dengan sebelumnya dipastikan
tidak terdapat kehamilan. AKDR dipasang bebrapa hari setelah hari
pertama haid, jadi akseptor jelas tidak dalam keadaan sedang hamil.
3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat.
Walaupun setelah AKDR dipasang ternyata peserta mengalami
kehamilan, AKDR tidak akan menyebabkan janin menjadi cacat, baik
cacat pada mata, kepala maupun pada anggota tubuh lainnya. Apabila
terjadi kehamilan, maka AKDR yang dipasang tetap berada diluar
selaput ketuban, jadi AKDR sama sekali tidak bersentuhan dengan
tubuh bayi. Oleh karenanya AKDR tidak akan mengakibatkan
terjadinya kecacatan pada janin yang dikandung. Pada saat persalinan
AKDR akan keluar bersama plasenta.
(Sulistyawati Ari.2014:179)
4. AKDR tidak berjalan-jalan didalam tubuh.
AKDR tidak mungkin berjalan-jalan di dalam tubuh, apalagi
sampai masuk ke jantung yang bisa mengakibatkan kematian sepeti
isu yang beredar. AKDR yang terpasang baik dalam rahim, akan tetapi
berada ditempatnya semula untuk selamanya, dan tidak akan bisa
menembus rahim. Oleh karena itu tidak perlu dikhawatirkan bahwa
AKDR akan berjalan sampai ke jantung sehingga bisa menyebabkan
seksual.
5. AKDR tidak merintangi hubungan seksual.
AKDR tidak akan merintangi hubungan seksual. Pesrta akan tetap
mempunyai
gairah yang sama seperti sebelum dipasang AKDR,
bahkan bisa bertambah karena tidak ada lagi perasaan khawatir akan
terjadi kehamilan yang tidak direncanakan.
6. AKDR tidak menyebabkan penurunan BB
Tidak benar jika pemasangan AKDR akan menyebabkan turunya
berat badan bahkan dapat terjadi sebaliknya. Karena tidak lagi merasa
khawatir akan terjadinya kehamilan yang tidak di rencanakan, maka
ibu merasa tentram dan hal ini tentu saja merupakan salah satu
penyebab semakin bertambah berat badan.
PENGELUARAN DAN PENGANGKATAN AKDR
AKDR dikeluarkan karena alasan sebagai berikut
1. Atas permintaan sendiri.
a. Ingin hamil lagi
b. Ingin ganti cara kontrasepsi.
2. Karena alasan medis
a. Erosi yang berat
b. Perdrahan banyak
c. Rasa nyeri berlebih, yang tidak teratasi dngan pengobatan , pada
keadaan ini dapat dipertimbangkan penggantian dengan AKDR
yang lebih cocok.
d. Infeksi berat yang tidak teratasi dengan pengobatan antibiotic.
e. Kehamilan dengan AKDR yang benangnya dapat dilihat sehingga
pengangkatan AKDR mudah dilakukan.
f. Keputihan dengan jumlah banyak yang tidak teratasi dengan
pengobatan.
3. Cara pengangkatan
a. Dapat dilakukan setiap saat, akan tetapi lebih mudah dilakukan
pada waktu haid.
b. Apabila benag da[at dilihat, pengangkatan dilakukan dengan
menarik benang tersebut, namun perlu diperhatikan untuk tidak
menarik benangnya terlalu kuat. Penarikan benang harus dilakukan
perlahan-lahan dan terus-menerus. Apabila dengan cara itu AKDR
tidak berhasil diangkat, lalukan sondage untuk melebarkan kanalis
servikalis. Apabila tidak berhasil juga, kanalis servikalis lebih
dilebarkan lagi dengan hegar dilator dalam anestesi lokal pada
serviks ( sebaiknya dilakukan oleh dokter). Dilatasi serviks secara
pelan-pelan dapat dilakukan dengan batang laminaria. Apabila
benang AKDR tidak terlihat, mungkin terapat di dalam kanalis
servikasis, carilah dengan cunam tampon ( sebaiknya dilakukan
oleh dokter). Jika benangnya tidak ditemukan AKDR dikeluarkan
langsung dengan cunam buaya, pengait dari logam atau mikrokuret
dalam anestesi lokal pada serviks (Sulistyawati Ari.2014:180)
B. Penilaian Efek Samping AKDR
Berikut pertanyaan yang sering diajukan mengenai AKDR/IUD dan
jawaban yang dianjurkan untuk menilai efek samping AKDR menurut
Sulistyawati (2014 : 159-160).
1. Tanya : Apabila terjadi kehamilan sementara AKDR masih ada dalam
rahim, apakah kehamilan atau bayi akan terganggu
Jawab : kehamilan akan berlangsung penuh dan bayinya tidak akan
terganggu AKDR akan keluar bersama dengan plasenta.
2. Tanya : Apabila terjadi kehamilan, dapatkah AKDR dikeluarkan?
Jawab : Ya, dengan hati-hati sebelum kehamilan mencapai 3 bulan, tetapi
ini tidak merupakan keharusan. Pengeluaran pada waktu ini dapat
menimbulkan perdarahan.
3. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan keguguran?
Jawab : AKDR tidak akan mengeluarkan mudigah (embrio) yang telah
tertanam.
4. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan kanker?
Jawab : Tidak
5. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan infeksi?
Jawab : Tidak
6. Tanya : Apakah kegunaan benang pada ekor spiral?
Jawab : Memperlihatkan bahwa spiral masih ada di dalam rahim.
7. Tanya : Apakah benang nilon ini akan mengganggu suami?
Jawab : Tidak, jarang sekali benang ini akan menjadi gumpalan pada
mulut serviks. Pada pemeriksaan panggul, benang ini dapat diluruskan
lagi. Suami dapat merasakan adanya benang, tetapi tidak akan merasa
sakit.
8. Tanya : Apakah pengaruh AKDR terhadap haid yang normal?
Jawab : Pada wanita yang biasanya haid dengan perdarahan banyak,
sering perdarahannya bertambah banyak.
9. Tanya : Sampai berapa lamakah AKDR dapat ditinggalkan di dalam
rahim?
Jawab : dibiarkan tanpa batas waktu, apabila tidak ada gejala-gejala yang
memerlukan perhatian.
10. Tanya : Apakah AKDR dapat menembus rahim?
Jawab : Apabila pemasangannya secara hati-hati dan tepat, maka rahim
tidak akan tertembus.
11. Tanya : Apakah penggunaan AKDR memengaruhi produksi susu ibu yang
sedang menyusui?
Jawab : Tidak
12. Tanya : Apakah AKDR akan memengaruhi menopause?
Jawab : Tidak
13. Tanya : Apakah AKDR memengaruhi kemungkinan untuk hamil lagi
setelah dilepaskan?
Jawab : Tidak, Kemungkinan untuk dapat hamil akan tetap sama seperti
sebelum menggunakan.
C. Penanganan Efek Samping AKDR
Efek samping/
Penanganan
permasalahan
Amenorea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab
amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan
dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila
benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang
hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR, jelaskan adanya risiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul
dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi
penyebabnya
apabila
ditemukan.
Apabila
tidak
ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan
metode kontrasepsi yang lain.
Perdarahan
vagina
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan
yang kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,
hebat dan tidak perdarahan
teratur
berkelanjutan
serta
perdarahan
hebat,
lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800
mg, 3 x sehari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3
bulan dan diketahui menderita anemi (Hb
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA
BERENCANA
“CARA PENANGGULANGAN AKSEPTOR
BERMASALAH : AKDR”
Disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana
Dosen Pembimbing
:
Ibu Luluk Susiloningtyas, S.SiT, M.Kes
Oleh
Fepy Sisiliay
:
(16.14.02.011)
AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG PARE
JL. SOEKARNO HATTA NO 15 BENDO PARE KEDIRI
Telp.(0354) 393102 – FAX (0354) 395480
TAHUN 2017/2018
PEMBAHASAN
A. Efek Samping atau Masalah AKDR
1. Efek samping menurut Komalasari (2010) yang biasanya terjadi apabila
menggunakan AKDR, yaitu :
a. Bercak darah, perdarahan, hemoragi, anemia (memburuk pada
penggunaan AKDR tembaga, berkurang pada pengunaan AKDR
progesteron). Membaik setelah 3 bulan. Tindak lanjuti wanita yang
perdarahannya hebat dengan melakukan pengukuran hematokrit
tahunan, dan anjurkan pengunaan suplemen besi.
Speroff et al
menganjurkan pengunaan inhibitor sintetase prostaglandin selama
haid untuk mengurangi perdarahan yang disebabkan AKDR.
b. Dismenore membaik setelah 3 bulan. Singkirkan kehamilan ektopik,
PRP, abortus spontan, AKDR yang tidak terlipat dengan benar, dan
sebagian AKDR keluar.
c. AKDR terlepas keluar. Gejalanya adalah perdarahan, nyeri, atau
dispareuni pada wanita atau pasangannya.
d. Benang AKDR hilang.
e. Pasangan teriritasi benang.
f. Sulit dikeluarkan.
g. Kegagalan kontrasepsi yang menyebabkan aborsi septik yang di
indikasikan dengan adanya gejala seperti flu.
h. Angka perforasinya adalah 1 dalam 1000 wanita-tahunan. Gejalanya
meliputi nyeri, perdarahan, tidak ada benang, kehamilan, atau tidak
ada gejala. Perforasi disebabkan oleh fungsi keterampilan klinisi dan
konfigurasi uterus.
i. PRP: lepas AKDR jika dicurigai ada PRP. Risiko wanita untuk
terkena PID terutama dikaitkan dengan pajanan infeksi menular
seksual. Wanita yang berisiko rendah terkena infeksi menular seksual
memiliki risiko jangka panjang untuk terkena PRP akibat pengunaan
AKDR. (Komalasari Renata, 2010: 691)
j. Jika dibandingkan dengan wanita yang tidak mengunakan kontrasepsi,
angka kehamilan ektopik meningkat sedikit pada penggunaan
progestasert (jumlah mutlak sangat rendah) dan menurun pada
penggunaan levonor-gestrel yang terkandung dalam AKDR. Pada
penggunaan AKDR tembaga jumlah kehamilan ektopik setengahnya.
(Komalasari Renata, 2010: 691)
2. Efek samping menurut Sulistyawati (2014) yang biasanya terjadi apabila
menggunakan AKDR, yaitu :
PERDARAHAN
1. Bentuk gejala / keluhan.
a. Perdarahan haid yang lebih lama dari biasanya.
b. Perdarahan di luar haid.
c. Perdarahan.
2. Penyebab gejala / keluhan.
a.
Dinperkirakan karena kerja enzim yang terkonsentrasi di jaringan
selaput lendir rahim. Enzim ini bersifat menghancurkan fibrin.
b.
Faktor mekanik, yaitu perlukaan selaput lendir rahim karena
kontrasepsi di sebabkan karena adanyaketidak serasian antara
besarnya AKDR dan rongga rahim.
3. Penanggulangan dan pengobatan
KIE
a. Menjelaskan penyebab terjadinya.
b. Gangguan haid berlebih memang akan terjadi tiga bulan pertama
pemakaian AKDR.
c. Untuk menoragia segera hubungi petugas kesehatan untuk
pemeriksaan lanjut.
d. Pada AKDR tembaga biasanya tidak menimbulkan perdarahan
lama atau banyak
Tindakan medis
a. Memberikan vitamin, koaugulasia, zat besi dan lain-lain.
Dalam hal ini bisa di beri obat sebagai berikut.
Vitamin K: 3 x 1 tablet sehari.
Vitamin C: 3 x 1 tablet sehari.
Adona : 3 x 1 tablet sehari.
b. Pengantian AKDR
c. Apabila tindakan dengan cara (a) dan (b) belum menolong,
lakukan pencabutan AKDR dan di ganti dengan cara kontrasepsi
lainnya.
4. Catatan khusus
Normalnya perdarahan haid 35 cc, pada pemakaian AKDR
bertambah 20-50 cc. (Sulistyawati,ari.2014:172)
INFEKSI
1. Bentuk gejala/keluhan
a. Nyeri di daerah perut bawah.
b. Keputihan berbau.
c. Demam.
d. Nyeri pada waktu berhubungan seksual.
2. Penyebab gejala/keluhan
a. Peradangan akan terjadi jika pemasangan tidak steril.
b. Peradangan dapat terjadi pada waktu pemasangan saja atau setiap
saat selama mengunakan AKDR.
3. Penangulangan dan pengobatan.
KIE
a. Penjelasan penyebab terjadinya.
b. Segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Tindakan medis
a. Pengobatan dengan atibiotik :
Penisilin 3 x 500 mg 3 -5 hari.
Teramisin 3 x 500 mg 3 - 5 hari.
Eritromisin 3 x 500 mg 3 – 5 hari.
Atau
Penisilin injeksi 800.000 per 3 – 5 hari.
Teramisin injeksi 500 mg 3 – 5 hari.
Eritromisin 80 mg 3 – 5 hari.
b. Apabila telah melakukan pengobatan
5-7 hari tidak berhasil.
AKDR di cabut dan di gantikan dengan kontraspsi yang lain.
4. Catatan khusus
Infeksi dapat berupa hal sebagai berikut.
a. Radang liang vagina.
b. Radang leher rahim.
c. Radang selaput lendir rahim.
d. Radang selaput sel telur.
e. Randang panggul.
f. Abses. (slistyawati,ari.2014:173)
KEPUTIHAN
1. Bentuk gejala / keluhan
a. Dapat timbul setelah pemasangan AKDR.
b. Keluar cairan berwarna putih dari vagina.
2. Penyebab gejala/keluhan
a. Reaksi dari endromertium karena ada benda asing.
b. Adanya infeksi yang terbawa saat pemasangan AKDR.
3. Penangulangan dan pengobatan. (slistyawati,ari.2014:173)
a. Keputihan bening tidak berbau tidak berbahaya, akan berkurang
setelah 3 bulan.
b. Jika ada bau, keruh, dan kekuningan harus di periksa kepada
dokter.
Tindakan medis
a. Periksa dalam.
b. Apabila keputihan banyak, berikan obat vagina yang tersedia
misal albotil.
c. Di lihat apakah ada erosi portio jika ada obati dengan albotil.
d. Apabila dengan pengobatan tidak menolong AKDR di cabut dan
di ganti dengan yang lain.
4. Catatan khusus
a. Infeksi panggul.
b. Infeksi jamur candida.
c. Infeksi jamur tikomonas.
d. Infeksi liang vagina.
e. Gonore
Dalam
hal
ini
di
berikan
pengobatan
infeksi.
(slistyawati,ari.2014:174)
EKPULASI AKDR
1. Bentuk gejala/keluhan.
a. Apabila AKDR terapa dalam vagina.
b. Dapat terjadi sewaktu waktu
biasanya waktu haid berikutnya
setelah pemasangan.
c. Dapat terjadi pada bulan pertama pemasangan.
2. Penyebab gajala/keluhan.
a. Karena bentuk AKDR terlalu kecil.
b. Karena telak AKDR tidak sempurna di dalam rahim.
3. Penangulangan dan pengobatan
KIE
Pengamatan kembali pengunaan AKDR.
Tindakan medis.
a. AKDR di keluarkan dan di ganti AKDR yang baru.
b. Apabila AKDR terlalu kecil ganti ke ukuran yang lebih besar.
4. Catatan khusus
a. Semakin elastis bahan yang di gunakan makin besar terjadinya
ekpulasi.
b. Pada wanita muda dengan palitas rendak sering terjadi ekpulasi.
(slistyawati,ari.2014:174)
PERFORASI
1. Bentuk Gejala/Keluhan.
a. Tanpa gejala.
b. Biasanya di sertai rasa nyeri dan perdarahan.
c. Benang tidak du temukan.
d. Benang di temukan dalam rahim.
Perforasi terjadi hanya pada 1% penguna AKDR.
2. Penyebab gejala/ keluhan.
a. Karena tindakan terlalu kasar saat pamasangan.
b. Melakukan pemasangan dengan paksaan.
c. Mendorong insertor ke dalam rongga rahim ke arah yang salah.
3. Penangulangan dan pengobatan.
KIE
a.
Apabila AKDR tembaga atau AKDR tertutup dan berforasi
sebaiknya segara angkat karena dapat menimbulkan perlekatan
sampai ileus. (slistyawati,ari.2014:175)
Tindakan medis
a.
Memastikan terjadinya perforasi dengan sonde.
b.
Merujuk ke RS untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
c.
Mengangkat
AKDR
dengan
cara
laparstomi.
(slistyawati,ari.2014:176)
4. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR
a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).
b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui ( sampai dapat
dievaluasi).
c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita
PRP atau abortus septik.
e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
f. Penyakit trofoblas yang ganas.
g. Diketahui menderita TBC pelvik.
h. Kanker alat genital.
i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm. (Affandi, Biran, dkk.
2015: MK-83)
NYERI SAAT HAID
1. Bentuk gejala/keluhan.
Dismenore ( nyeri saat haid)
2. Penyebab gejala/ keluhan.
a. Psikologi
b.
Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim ( AKDR yang terlalu besar)
c. Kemungkinan lain disebabkan infeksi menaruh pada alat
kandungan.
3. Penanggulangan dan pengobatan.
KIE
a. Pemantapan agar tetap menggunakan IUD
b. Memastikan penyebabnya dengan pemeriksaan dala.
Tindakan medis
a. Pengobatan simtomatis ( analgesic : anti nyeri dan atau
spasmolitik) apabila tidak berhasil, maka pengobatan dilanjutkan
sebagai berikut.
b. Mengganti AKDR yang baru dan cocok
c. Pemberian antibiotic.
NYERI WAKTU MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL
1. Bentuk gejala/ keluhan.
Nyeri waktu melakukan hubungan seksual ( dispareunia)
2. Penanggulangan dan pengobatan.
KIE
Penjelasan bahwa ada kemungkinan terjadi hal tersebut, tetapi sering
bersifat sementara dan tidak pada semua wanita. Kejadian ini biasanya
bersifat psikis atau kejiwaan.
Tindakan medis
a. Apabila benang terlalu panjang, dipotong atau dilipat.
b. Pengobatan dengan antibiotic kalau memang ditemukan infeksi.
(Sulistyawati Ari.2014:177)
MULAS-MULAS ATAU RASA NYERI
1. Bentuk gejala/keluhan
Rasa mual diperut. Sesudah pemasangan dapat timbul rasa nyeri
seperti mulas, kadang-kadang dapat menjadi rasa nyeri atau sakit
pinggang terutama pada hari-hari pertama pemasangan.
2. Penyebab gejala/ keluhan
a. Psikologis.
b. Mungkin disebabkan letak AKDR yang salah atau AKDR tidak
sesuai dengan rongga rahim.
3. Penanggulangan dan pengobatan
KIE
a. Pemantapan agar tetap menggunakan AKDR.
b. Memastikan penyebabnya dengan pemeriksaan dalam.
Tindakan medis
a. Jika ringan diberi analgesic ( obat anti nyeri), spasmolitik ( obat
anti mulas) atau kombinasi keduanya.
b. Jika berat, dilihat apakah AKDR masih ada di dalam rahim
( sebaiknya dilakukan oleh dokter). Apabila AKDR terlihat sedikit
yang berarti sebagian sudah keluar, maka keluarkanlah AKDR
dang anti AKDR yang baru.(:177)
4. Keluhan suami
a.
Kadang-kadang suami mengeluh dengan adanya benang
b.
Jika benangnya panjang maka dapat dilipat kedalam, namun
apabila tidak mungkin benangnya dipotong sedikit.
(Sulistyawati Ari.2014:178)
KEGAGALAN PEMASANGAN AKDR
1. Bentuk gejala.
a. Terjadi kehamilan
b. Frekuensi kehamilan pada pemakaian AKDR 2-5%. Makin lama
AKDR terpasang makin berkurang kemungkinan terjadi kehamilan.
c. Pemasangan AKDR yang dililiti tembaga akan mengurangi
kegagalan ini.
2. Penanggulangan
KIE
Dianjurkan segera menghubungi dokter untuk penanggulangan dan
penjelasan tindakan selanjutnya.
Tindakan medis
a. Apabila
benang
dapat
dilihat,
lakukan
pengakatan
AKDR( sebaiknya oleh dokter) dengan menarik benangnya
perlahan-lahan, sambil menjelaskan kepada pasien bahwa 25%
kemungkinan keguguran spontan.
b. Apabila pengangkatan sukar dilakukan, AKDR dibiarkan di dalam
rahim selama kehamilan, AKDR berada diluar selaput ketuban,
sedangkan bayi berada di dalam selaput ketuban, oleh karena itu
AKDR dan bayi tidak pernah bersinggungan selama kehamilan
berlangsung, sehingga tidak perlu dikhawatirkan terjadinya
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
c. Pada waktu persalinan, AKDR akan keluar bersamaan dengan
plasenta.
d. Dilaporkan bahwa kehamilan dengan AKDR di dalam rahim, kirakira 50% akan mengalami keguguran spontan, kemungkinan hamil
ektopik 5% dan 26% tetap berlangsung cukup bulan.
e. Apabila benang tidak terlihat, jangan coba untuk diangkat,
sebaiknya pasien dirujuk ke RS.
f. Untuk AKDR yang dililiti tembaga yaitu tipe COPPER-T dan
MULTI LOAD ( ML) harus diangkat pada triwulan pertama
kehamilan.
(Sulistyawati Ari.2014:178)
KEHAMILAN DI LUAR KANDUNGAN (EKTOPIK)
Frekuensi kehamilan ektopik memang lebih besar pada keamilan
AKDR d ibandingkan dengan kehamilan tanpa AKDR. Frekuensi adalah
1 dari 30 kehamilan dengan AKDR, sedangkan dengan kehamilan bisa
perbandinganya 1 dari 250. Sebabnya adalah AKDR memang tidak
mencegah kehamilan diluar rahim, dan kemungkinan lain adalah
penyempitan akibat infeksi yang lalu. (Sulistyawati Ari.2014:179)
Penjelasan tentang efek samping semu oleh AKDR
1. AKDR tidak menyebabkan kanker.
Sampai saat ini belum ada suatu penyelidikan ilmiah yang dapat
membuktikan kebenaran bahwa AKDR dapat mengakibatkan kanker,
baik berupa kanker mulut rahim maupun kanker rahim.
2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan
AKDR
sama sekali bukanlah alat untuk menggugurkan
kandungan, melainkan alat untuk mencegah terjadinya kehamilan,
karena AKDR dipasang dalam rahim dengan sebelumnya dipastikan
tidak terdapat kehamilan. AKDR dipasang bebrapa hari setelah hari
pertama haid, jadi akseptor jelas tidak dalam keadaan sedang hamil.
3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat.
Walaupun setelah AKDR dipasang ternyata peserta mengalami
kehamilan, AKDR tidak akan menyebabkan janin menjadi cacat, baik
cacat pada mata, kepala maupun pada anggota tubuh lainnya. Apabila
terjadi kehamilan, maka AKDR yang dipasang tetap berada diluar
selaput ketuban, jadi AKDR sama sekali tidak bersentuhan dengan
tubuh bayi. Oleh karenanya AKDR tidak akan mengakibatkan
terjadinya kecacatan pada janin yang dikandung. Pada saat persalinan
AKDR akan keluar bersama plasenta.
(Sulistyawati Ari.2014:179)
4. AKDR tidak berjalan-jalan didalam tubuh.
AKDR tidak mungkin berjalan-jalan di dalam tubuh, apalagi
sampai masuk ke jantung yang bisa mengakibatkan kematian sepeti
isu yang beredar. AKDR yang terpasang baik dalam rahim, akan tetapi
berada ditempatnya semula untuk selamanya, dan tidak akan bisa
menembus rahim. Oleh karena itu tidak perlu dikhawatirkan bahwa
AKDR akan berjalan sampai ke jantung sehingga bisa menyebabkan
seksual.
5. AKDR tidak merintangi hubungan seksual.
AKDR tidak akan merintangi hubungan seksual. Pesrta akan tetap
mempunyai
gairah yang sama seperti sebelum dipasang AKDR,
bahkan bisa bertambah karena tidak ada lagi perasaan khawatir akan
terjadi kehamilan yang tidak direncanakan.
6. AKDR tidak menyebabkan penurunan BB
Tidak benar jika pemasangan AKDR akan menyebabkan turunya
berat badan bahkan dapat terjadi sebaliknya. Karena tidak lagi merasa
khawatir akan terjadinya kehamilan yang tidak di rencanakan, maka
ibu merasa tentram dan hal ini tentu saja merupakan salah satu
penyebab semakin bertambah berat badan.
PENGELUARAN DAN PENGANGKATAN AKDR
AKDR dikeluarkan karena alasan sebagai berikut
1. Atas permintaan sendiri.
a. Ingin hamil lagi
b. Ingin ganti cara kontrasepsi.
2. Karena alasan medis
a. Erosi yang berat
b. Perdrahan banyak
c. Rasa nyeri berlebih, yang tidak teratasi dngan pengobatan , pada
keadaan ini dapat dipertimbangkan penggantian dengan AKDR
yang lebih cocok.
d. Infeksi berat yang tidak teratasi dengan pengobatan antibiotic.
e. Kehamilan dengan AKDR yang benangnya dapat dilihat sehingga
pengangkatan AKDR mudah dilakukan.
f. Keputihan dengan jumlah banyak yang tidak teratasi dengan
pengobatan.
3. Cara pengangkatan
a. Dapat dilakukan setiap saat, akan tetapi lebih mudah dilakukan
pada waktu haid.
b. Apabila benag da[at dilihat, pengangkatan dilakukan dengan
menarik benang tersebut, namun perlu diperhatikan untuk tidak
menarik benangnya terlalu kuat. Penarikan benang harus dilakukan
perlahan-lahan dan terus-menerus. Apabila dengan cara itu AKDR
tidak berhasil diangkat, lalukan sondage untuk melebarkan kanalis
servikalis. Apabila tidak berhasil juga, kanalis servikalis lebih
dilebarkan lagi dengan hegar dilator dalam anestesi lokal pada
serviks ( sebaiknya dilakukan oleh dokter). Dilatasi serviks secara
pelan-pelan dapat dilakukan dengan batang laminaria. Apabila
benang AKDR tidak terlihat, mungkin terapat di dalam kanalis
servikasis, carilah dengan cunam tampon ( sebaiknya dilakukan
oleh dokter). Jika benangnya tidak ditemukan AKDR dikeluarkan
langsung dengan cunam buaya, pengait dari logam atau mikrokuret
dalam anestesi lokal pada serviks (Sulistyawati Ari.2014:180)
B. Penilaian Efek Samping AKDR
Berikut pertanyaan yang sering diajukan mengenai AKDR/IUD dan
jawaban yang dianjurkan untuk menilai efek samping AKDR menurut
Sulistyawati (2014 : 159-160).
1. Tanya : Apabila terjadi kehamilan sementara AKDR masih ada dalam
rahim, apakah kehamilan atau bayi akan terganggu
Jawab : kehamilan akan berlangsung penuh dan bayinya tidak akan
terganggu AKDR akan keluar bersama dengan plasenta.
2. Tanya : Apabila terjadi kehamilan, dapatkah AKDR dikeluarkan?
Jawab : Ya, dengan hati-hati sebelum kehamilan mencapai 3 bulan, tetapi
ini tidak merupakan keharusan. Pengeluaran pada waktu ini dapat
menimbulkan perdarahan.
3. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan keguguran?
Jawab : AKDR tidak akan mengeluarkan mudigah (embrio) yang telah
tertanam.
4. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan kanker?
Jawab : Tidak
5. Tanya : Apakah AKDR menyebabkan infeksi?
Jawab : Tidak
6. Tanya : Apakah kegunaan benang pada ekor spiral?
Jawab : Memperlihatkan bahwa spiral masih ada di dalam rahim.
7. Tanya : Apakah benang nilon ini akan mengganggu suami?
Jawab : Tidak, jarang sekali benang ini akan menjadi gumpalan pada
mulut serviks. Pada pemeriksaan panggul, benang ini dapat diluruskan
lagi. Suami dapat merasakan adanya benang, tetapi tidak akan merasa
sakit.
8. Tanya : Apakah pengaruh AKDR terhadap haid yang normal?
Jawab : Pada wanita yang biasanya haid dengan perdarahan banyak,
sering perdarahannya bertambah banyak.
9. Tanya : Sampai berapa lamakah AKDR dapat ditinggalkan di dalam
rahim?
Jawab : dibiarkan tanpa batas waktu, apabila tidak ada gejala-gejala yang
memerlukan perhatian.
10. Tanya : Apakah AKDR dapat menembus rahim?
Jawab : Apabila pemasangannya secara hati-hati dan tepat, maka rahim
tidak akan tertembus.
11. Tanya : Apakah penggunaan AKDR memengaruhi produksi susu ibu yang
sedang menyusui?
Jawab : Tidak
12. Tanya : Apakah AKDR akan memengaruhi menopause?
Jawab : Tidak
13. Tanya : Apakah AKDR memengaruhi kemungkinan untuk hamil lagi
setelah dilepaskan?
Jawab : Tidak, Kemungkinan untuk dapat hamil akan tetap sama seperti
sebelum menggunakan.
C. Penanganan Efek Samping AKDR
Efek samping/
Penanganan
permasalahan
Amenorea
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab
amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan
dan sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila
benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang
hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
melepas AKDR, jelaskan adanya risiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul
dan penyebab lain dari kekejangan. Tanggulangi
penyebabnya
apabila
ditemukan.
Apabila
tidak
ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan
metode kontrasepsi yang lain.
Perdarahan
vagina
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan
yang kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,
hebat dan tidak perdarahan
teratur
berkelanjutan
serta
perdarahan
hebat,
lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibuprofen (800
mg, 3 x sehari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR
memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki.
Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3
bulan dan diketahui menderita anemi (Hb