Analisis Kurikulum Program Pertukaran Ma
Tugas Tengah Semester
Kurikulum dan Silabus dalam Pengajaran Bahasa
Dosen:
Prof. Rahayu Surtiati Hidayat
Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya
(UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013
Oleh:
Fauziatul Husna
1206188553
Departemen Linguistik
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
2013
Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya
(UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013
Abstrak
Kurikulum memberikan gambaran umum bagaimana sebuah
program pendidikan dijalankan dan memungkinkan program
tersebut mencapai tujuan yang diinginkan. Penyusunan dan
penerapan kurikulum yang baik menjadi salah satu syarat utama
dari kesuksesan suatu proses pendidikan. Dalam konteks
pendidikan tinggi dimana peran pemerintah dalam evaluasi
kurikulum sangat minim, analisis kurikulum menjadi diperlukan.
Dalam makalah ini dipaparkan analisis kurikulum pemelajaran
Bahasa Inggris pada program pertukaran mahasiswa Malaya
University (UMSEP) tepatnya pada Fakultas Bahasa dan
Linguistik.
Pendahuluan
Dalam sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
aspek paling mendasar yang menentukan keberhasilan program tersebut. Hal ini
disebabkan oleh peran kurikulum sebagai jarak tempuh yang harus dilalui
pemelajar maupun pengajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum
yang baik akan mendukung proses yang dapat memfasilitasi usaha pencapaian
tujuan tersebut. Sebaliknya, kurikulum yang rancu dan tidak tepat sasaran akan
membuat proses tersebut menjadi tidak efektif sehingga tujuan program
pendidikan itu sendiri akan sulit tercapai. Kurikulum bersifat preskriptif. Jadi,
dalam merancang sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
hal paling awal yang harus disusun dengan cermat segera setelah pengelola
program mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai dan siapa target pemelajar dari
program tersebut.
Secara tradisional, kurikulum diartikan hanya sebagai susunan subjek atau
mata pelajaran yang akan dipelajari oleh pemelajar dalam suatu jangka waktu
tertentu. Akan tetapi golongan progresif mengusulkan definisi yang lebih
menyeluruh dengan menyatakan bahwa material tertulis tersebut hanya dapat
disebut kurikulum jika benar-benar diaktualisasikan oleh pemelajar. Jadi
kurikulum didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar individu
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
2
pemelajar dibawah bimbingan guru atau pengajar. Pandangan serupa juga
diberikan oleh ahli-ahli lain dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah Marsh
dan Willis (2007) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah keseluruhan
pengalaman di ruang kelas yang direncanakan dan dijalankan oleh guru dan
dipelajari oleh pemelajar.
Seiring dengan perkembangan penelitian terkait dalam bidang pendidikan,
kurikulum dibedakan menjadi berbagai jenis berdasarkan aspek yang bervariasi.
Akan tetapi jenis kurikulum yang paling sederhana berdasarkan cakupannya dan
cenderung disetujui oleh para peneliti dan ahli dalam bidang ini adalah kurikulum
eksplisit, kurikulum implisit (tersembunyi), dan kurikulum null.
Kurikulum eksplisit adalah apa yang tertera dalam dokumen tertulis dan
rencana pembelajaran guru.
Kurikulum implisit, sebaliknya, adalah kurikulum dalam kaitannya
dengan bagaimana asumsi terhadap proses belajar mengajar dipraktikkan
di dalam kelas. Hal ini mencakup bagaimana guru memandang perannya
sebagai pengajar. Guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah
mengajarkan dan guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah
membimbing pemelajar akan melaksanakan amanat kurikulum eksplisit
dengan metode yang berbeda.
Kurikulum null mengacu pada apa yang tidak diajarkan guru di dalam
kelas, baik karena pengaruh keyakinan pribadi ataupun karena tekanan
dari pihak lain seperti pemerintah. Contohnya saja topik mengenai sejarah
kelam orde pembentukan orde baru yang pada pemerintahan Soeharto
tidak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah di sekolah.
Peran kurikulum dalam proses pemelajaran dinilai sangat signifikan dan
vital sehingga di hampir semua negara di dunia, kurikulum pendidikan dasar
diatur dan dievaluasi oleh pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa setiap sekolah menjalankan kurikulum yang sesuai dengan kebijakan
pendidikan nasional. Untuk mengevaluasi proses pendidikan nasional ini pula lah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
3
setiap negara memiliki sistem evaluasi yang berskala nasional, seperti di
Indonesia yang melaksanakan ujian nasional untuk setiap jenjang pendidikan.
Dari proses evaluasi tersebut, pemerintah sebagai penanggung jawab program
dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan setiap aspek dalam pendidikan
termasuk kurikulum yang digunakan.
Dalam konteks pendidikan tinggi, kurikulum yang digunakan sangat
beragam karena setiap perguruan tinggi berhak untuk menyusun kurikulum
sendiri sesuai dengan visi dan misi institusinya. Perbedaan kurikulum yang
digunakan oleh setiap perguruan tinggi ini sering kali menjadi alasan mahasiswa
untuk memilih perguruan tinggi mana yang mereka inginkan. Hal ini menuntut
para pengelola perguruan tinggi untuk berlomba-lomba menawarkan kurikulum
yang lebih baik dan mengikuti perkembangan dalam masyarakat dan teknologi.
Kurikulum pendidikan tinggi tidak memiliki sistem evaluasi yang berlaku
general seperti halnya kurikulum sekolah. Oleh sebab itu upaya yang dapat
dilakukan dalam meneliti relevansi sebuah kurikulum perguruan tinggi adalah
dengan melaksanakan analisis kurikulum. Tujuan umum sebuah analisis
kurikulum adalah untuk melihat dengan seksama bagaimana suatu kurikulum
tertentu disusun, dijalankan dan bagaimana outcome yang dihasilkan. Tujuan
khusus analisis kurikulum berbeda tergantung pada siapa yang melakukan
analisis. Analisis seorang pengajar terhadap kurikulum di lembaganya sendiri
dapat bertujuan untuk meningkatkan mutu kurikulum tersebut untuk waktu yang
akan datang sedangkan analisis yang dilakukan oleh pihak luar dapat bertujuan
untuk menilai kualitas lembaga tersebut. Dalam hal ini, penulis melakukan
analisis kurikulum dengan tujuan pemelajaran; agar penulis dapat lebih
memahami dimensi-dimensi dalam kurikulum dengan melakukan sendiri analisis
kurikulum.
Dalam makalah ini, penulis akan menganalisis kurikulum yang digunakan
dalam program pertukaran mahasiswa Universitas Malaya (UMSEP) pada tahun
ajaran 2012/2013 di Fakultas Bahasa dan Linguistik. Penulis sengaja memilih
sebuah program di perguruan tinggi di Malaysia dengan tujuan melihat bagaimana
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
4
pemelajaran bahasa Inggris di Malaysia yang mengunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua. Pemaparan dalam makalah ini terdiri dari pendahuluan mengenai
peran kurikulum dalam pemelajaran Bahasa Inggris dan pengenalan program
UMSEP, dan setelahnya penulis akan memaparkan analisis terhadap kurikulum
UMSEP tersebut.
Kurikulum dalam Pemelajaran Bahasa Inggris
Seperti halnya kurikulum yang digunakan si bidang ilmu lain, kurikulum
yang digunakan dalam kurikulum pemelajaran bahasa dibuat berdasarkan ideologi
atau pandangan pembuat kurikulum tersebut mengenai apa itu pemelajaran bahasa
dan bagaimana seharusnya bahasa diajarkan. Oleh sebab itu, kurikulum yang
dibuat berdasarkan pandangan strukturalis akan berbeda dengan kurikulum yang
pembuatannta didasarkan pada pandangan komunikatif terhadap bahasa. Dengan
kata lain seorang analis bisa menyimpulkan pandangan bahasa sebuah lembaga
pendidikan dengan melakukan analisis kurikulum.
Dewasa ini, pandangan komunikatif merupakan yang paling banyak
digunakan dalam penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa, termasuk kurikulum
pemelajaran bahasa Inggris. Secara umum pandangan ini meyakini bahwa bahasa
harus diajarkan dengan tujuan membuat pemelajar menguasai kompetensi
komunikatif bahasa tersebut. Terkait dengan hal ini, CRDP (Center for
Educational Research and Development) mengusulkan beberapa prinsip
penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa yang komunikatif.
1. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi menggunakan bahasa
tersebut
2. Penggunaan bahasa bervariasi sesuai dengan konteks penggunaannya
3. Belajar suatu bahasa juga berarti mengakrabkan diri dengan kebudayaan
dimana bahasa tersebut digunakan
4. Pemelajaran bahasa akan labih efektif jika melalui proses yang interaktif
dan meaningful.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
5
5. Seluruh kemahiran berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis) saling terkait satu sama lain.
UMSEP
University of Malaya Students Exchange Program (UMSEP) adalah
program
Universitas
Malaya
dalam
rangka
ikut
serta
dalam
usaha
internasionalisasi pendidikan tinggi Malaysia. Program ini dirancang bagi
mahasiswa internasional yang ingin memiliki pengalaman hidup dan belajar di
Universitas Malaya melalui program semester pendek yang ditawarkan. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan rasa pengertian antar budaya dalam diri mahasiswa
dengan menciptakan kodisi belajar yang kondusif. Melalui program ini,
mahasiswa internasional dapat mengikuti kuliah baik dalam bidang akademik
maupun riset sesuai dengan minat atau bidang keilmuan masing-masing sekaligus
mendapatkan perspektif yang luas terhadap latar belakang budaya rekan sesama
mahasiswa internasional.
Berikut ini adalah beberapa hal teknis mengenai program UMSEP.
Program ini dibuka untuk seluruh mahasiswa S1 dari negara lain
Mahasiswa dapat memilih periode waktu pendidikan yang
diinginkan dengan periode minimal 1 semester dan maksimal 1
tahun ajaran (2 semester)
Bahasa pengantar yang digunakan adalah:
a. Fakultas berbasis seni menggunakan bahasa melayu
b. Fakutas berbasis sains menggunakan bahasa Inggris
c. Mahasiswa yang tidak menguasai bahasa melayu dapat
mengikuti perkuliahan disampaikan sepenuhnya dalam bahasa
Inggris (termasuk dalam program UMSEP ini)
Program UMSEP diadakan pada setiap fakultas di Universitas Malaya.
Program ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa internasional untuk memilih
sendiri fakultas yang ingin dipilih sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Oleh
sebab itu, mahasiswa tidak diwajibkan untuk memilih fakultas yang sesuai dengan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
6
jurusan yang sedang mereka ambil di universitas asal mereka. Hal ini dilakukan
untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin memperluas pengetahuan di luar
bidang keahlian yang mereka geluti.
Mahasiswa yang memilih untuk mengikuti program UMSEP di Fakultas
Bahasa dan Linguistik, khususnya, kebanyakan adalah mahasiswa dari fakultas
non-bahasa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka
melalui program ini. Oleh sebab itu, mata kuliah yang ditawarkan Fakultas
Bahasa dan Linguistik bagi mahasiswa UMSEP cenderung bersifat umum dan
dirancang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang keahlian yang berbeda.
Pada tahun ajaran 2012/2013, terdapat 36 SKS mata kuliah yang ditawarkan yang
terdiri dari 33 SKS mata kuliah dalam fakultas dan 3 SKS mata kuliah luar
fakultas.
Penjelasan mata kuliah yang ditawarkan:
a. Mata kuliah dalam fakultas
No
Nama mata
.
kuliah dan Kode
1
Penjelasan
Persyaratan
(@ 3SKS)
Profesional
Mata kuliah ini mengenalkan prinsip-
Intermediate
writing in English
prinsip dasar dalam menulis professional
MUET BAND 3
GTEE1103
dalam bahasa Inggris. Berbagai format,
IELTS BAND 4
proses adan model teks dalam penulisan
TOEIC 405
professional
TOEFL 440
diperkenalkan
kepada
mahasiswa seperti memo, email, surat
2
Effective
dan laporan.
Mata kuliah
presentation skills
mahasiswa mengembangkan kemahiran
MUET BAND 3
GTEE1104
presentasi yang dibutuhkan dalam bidang
IELTS BAND 4
masing-masing.
TOEIC 405
penjelasan
ini
akan
Mahasiswa
mengenai
membantu
diberikan
tahapan
dalam
Intermediate
TOEFL 440
presentasi mulai dari perencanaan hingga
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
7
menjawab pertanyaan dalam diskusi.
Mahasiswa
presentasi
3
diwajibkan
singkat
kelas
untuk
mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Low proficiency
English I
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
MUET BAND 1
GTEE1105
yang
IELTS BAND 1
rendah
dan
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 1)
4
di
melakukan
bertujuan
kemampuan
untuk
komunikasi
TOEFL 0-343
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa dalam level dasar
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Pre-elementary
English II
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
Lulus
GTEE1205
pre-elementary
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 2)
dan
bertujuan
kemampuan
untuk
komunikasi
dasar dengan penekanan pada kosakata
GTEE
1105
IELTS BAND 2
TOEFL 0-343
dan akurasi tata bahasa dan juga produksi
5
kalimat sederhana.
Communication in Mata kuliah ini
dirancang
untuk
Elementary
English III
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
MUET BAND 2
GTEE1107
elementary
untuk
IELTS BAND 3
komunikasi
TOEFL 347-433
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 1)
dan
bertujuan
kemampuan
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa. Mata kuliah ini
diharapkan membuat mahasiswa mampu
6
berbicara dan menulis dengan cukup baik
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Post-elementary
English IV
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
Lulus
GTEE1207
post-elementary dan bertujuan untuk
1107
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 2)
kemampuan
komunikasi
IELTS
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa. Mata kuliah ini
BAND
3.5
TOEFL 347-433
diharapkan membuat mahasiswa mampu
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
GTEE
8
berbicara dan menulis berbagai jenis
7
paragraf dengan baik.
Speaking skill in Mata kuliah ini fokus kepada berbagai
Intermediate
English
kemahiran
B.Inggris.
MUET BAND 3
GTEE1109
Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat
IELTS BAND 4
berkomunikasi dengan baik mengenai
TOEFL 437-510
berbagari isu terkini. Mahasiswa akan
TOEIC 405-600
bicara
dalam
belajar bagaimana berkomunikasi dengan
8
baik dalam berbagai konteks informal
Mata kuliah ini mengenalkan proses
Intermediate
English
dalam pengembangan paragraf dan ide
MUET BAND 3
GTEE1110
untuk menulis berbagai pola retoris.
IELTS BAND 4
Fokus dalam mata kuliah ini adalah
TOEFL 437-510
menunjukkan pola kalimat dan paragraf
TOEIC 405-600
Writing
skill
in
yang
baik.
mampu
Mahasiswa
memahami
diharapkan
hubungan
antar
paragraf dalam essai, mengedit teks
tulisan sendiri, dan menulis berbagai
9
Presentation skill
jenis essai.
Mata kuliah menekankan pada aspek- High intermediate
at the work place
aspek komunikasi untuk menyampaikan
IELTS BAND 6
GTEE1111
pidato impromptu, presentasi lisan dan
TOEFL
(550-
wawancara dalam presentasi. Mahasiswa
PBT/213-CPT/8
diberikan berbagai situasi kontekstual
0-IBT)
untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar
mahaiswa
menerapkan
A’
strategi
level
(University
komunikasi yang telah diajarkan.
of
Cambridge,
London)
10
Introduction
to Mata
kuliah
ini
bertujuan
MUET BAND 4
untuk High intermediate
critical reading in membangun kemahiran membaca kritis
IELTS BAND 6
English
TOEFL
yang
diperlukan
mahasiswa
karena
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
9
(550-
GTEE1112
tuntutan akademis. Mahasiswa dilibatkan
PBT/213-CPT/8
dalam
0-IBT)
berbagai
aktifitas
membaca
dengan material terpilih yang disertai
dengan
latihan-latihan.
mengenali
sudut
A’
Kemahiran
(University
penulis,
Cambridge,
pandang
hubungan antar ide dalam teks dan ide11
level
of
London)
Technical writing
ide pendukung dalam teks juga diajarkan.
MUET BAND 4
Dalam mata kuliah ini mahasiswa High intermediate
GTEE1113
dikenalkan
terhadap
pentingnya
IELTS BAND 6
kemampuan menulis teknis. Material
yang
disesuaikan
dengan
TOEFL
bidang
(550-
PBT/213-CPT/8
keilmuan mahasiswa digunakan dalam
0-IBT)
mengajarkan langkah menulis berbagai
A’
dokumen teknis. Mekanisme menulis
(University
teknis juga akan diajarkan.
Cambridge,
level
of
London)
MUET BAND 4
b. Mata kuliah luar fakultas
No.
Nama mata
Penjelasan
Persyaratan
kuliah dan Kode
1
(@ 3SKS)
Communication
Mata
for Employment
pengenalan teknis terhadap cara
IELTS BAND 6
TCEE1320
meriset pasar kerja, menulis CV
TOEFL (550-PBT/213-
kuliah
ini
merupakan High intermediate
dan menulis surat lamaran dalam
CPT/80-IBT)
berbagai konteks. Mahasiwa juga
A’ level (University of
akan diajarkan startegi dalam
Cambridge, London)
wawancara
akan
kerja.
Mahasiswa
berkesempatan
mendapatkan
MUET BAND 4
untuk
informasi-
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
10
informasi
actual
mengenai
komunikasi ketenagakerjaan.
Keterangan singkatan:
MUET
: Malaysian University English Test
IELTS
: International English Language Testing System
TOEFL
: Test of English as Foreign Language
TOEIC
: Test of English for International Communication
Pembahasan
Menurut Porter (2004), analisis kurikulum adalah proses sistematis dalam
memisahkan dan menganalisis fitur-fitur tertentu dalam sebuah kurikulum.
Analisis kurikulum identik dengan proses:
1. Menjelaskan dan memisahkan suatu konten tertentu dalam kurikulum
seperti konten matematika, bahasa atau sains.
2. Menganalisis hasil (performa) yang diharapkan atau tuntutan kognitif yang
diharapkan dari pemelajar
Dalam pembahasan ini penulis tidak memisahkan konten tertentu karena
kurikulum yang dianalisis merupakan content-specific sehingga hanya mencakup
satu konten yaitu konten bahasa Inggris. Akan tetapi, pemisahan akan dilakukan
berdasarkan kemahiran bahasa. Selanjutnya penulis menganalisis tuntutan kognitif
dari setiap mata kuliah yang ditawarkan dalam kurikulum ini dengan mengacu
pada penjelasan mata kuliah dan persyaratan yang dilampirkan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
11
Selain itu, dalam menyimpulkan analisis kurikulum ini, penulis akan
mengevaluasi mata kuliah-mata kuliah tersebut dengan menggunakan teori
kurikulum Richards (2001) sebagai pedoman. Richards menyatakan bahwa
kurikulum yang baik disusun dengan mempertimbangkan tiga hal yang
memengaruhinya, yaitu karakteristik bidang ilmu yang diajarkan, karakteristik
pemelajar, dan karakteristik masyarakat dimana kurikulum tersebut akan
diterapkan. Akan tetapi perlu diingat bahwa kurikulum yang dapat dianalisis
dalam konteks sederhana seperti dalam makalah ini hanyalah kurikulum eksplisit
yang dapat dilihat dalam bentuk dokumen tertulis. Analisis kurikulum yang
melibatkan juga kurikulum implisit dan kurikulum null tentunya membutuhkan
waktu yang panjang dan pengamatan menyeluruh terhadap setiap proses
pemelajaran selama sebuah progam berlangsung.
a. Kemahiran Bicara
Dari 12 mata kuliah yang ditawarkan dalam progam ini, terdapat 3
mata kuliah yang merupakan bagian dari kemahiran bicara. Dengan kata lain,
persentase mata kuliah terkait kemahiran bicara adalah 25% dari keseluruhan
mata kuliah di dua semester. Berikut adalah rincian ketiga mata kuliah yang
dimaksud:
7
Speaking skills in
Mata kuliah ini fokus kepada berbagai
English
kemahiran
GTEE1109
Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat
bicara
dalam
Intermediate
B.Inggris.
berkomunikasi dengan baik mengenai
berbagari isu terkini dan juga bagaimana
berkomunikasi
2
dengan
baik
dalam
Effective
berbagai konteks informal
Mata kuliah ini akan
presentation skills
mahasiswa mengembangkan kemahiran
GTEE1104
presentasi yang dibutuhkan dalam bidang
masing-masing.
penjelasan
Mahasiswa
mengenai
membantu
Intermediate
diberikan
tahapan
dalam
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
12
presentasi mulai dari perencanaan hingga
menjawab pertanyaan dalam diskusi.
Mahasiswa
presentasi
9
diwajibkan
singkat
di
melakukan
kelas
untuk
Presentation skill
mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Mata kuliah menekankan pada aspek- High intermediate
at the work place
aspek komunikasi untuk menyampaikan
GTEE1111
pidato impromptu, presentasi lisan dan
wawancara dalam presentasi. Mahasiswa
diberikan berbagai situasi kontekstual
untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar
mahasiswa
menerapkan
strategi
komunikasi yang telah diajarkan.
Seperti terlihat pada tabel di atas, mata kuliah kemahiran bicara dapat
dibedakan menjadi dua; mata kuliah murni kemahiran bicara (speaking skill in
English) dan mata kuliah terapan kemahiran bahasa (presentation). Mata kuliah
presentasi kemudian juga dibagi berdasarkan tingkat atau level mahasiswa yang
berhak mengambil mata kuliah tersebut. Mata kuliah effective presentation skill
dapat dipilih oleh setiap mahasiswa karena persyaratannya yang rendah. Di lain
pihak, mata kuliah presentation skill at the work place hanya diperuntukkan bagi
mereka dengan kemampuan bahasa Inggris yang tinggi.
Mata
kuliah-mata
kuliah
kemahiran
biacara
secara
umum
mengharapkan agar mahasiswa mahir berbicara menggunakan B. Inggris sebagai
bahasa target dalam berbagai konteks berbeda. Mata kuliah effective presentation
skill menuntut mahasiswa agar akhirnya mampu berkomunikasi dalam konteks
komunikasi informal, sedangkan dua mata kuliah presentasi menuntut mahasiswa
agar mampu meyampaikan presentasi dengan baik dalam konteks kelas maupun
dunia kerja.
Ditinjau dari sudut pandang komunikatif, berbagai prisip komunikatif
tampak telah diintegrasikan ke dalam mata kuliah kemahiran bicara ini. Hal ini
antara lain dapat dilihat dari sistem pemelajaran yang mencakup latihan-latihan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
13
dalam
konteks
sebenarnya
sehingga
mahasiswa
berkesempatan
untuk
mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya secara langsung. Hal ini sejalan
dengan prinsip pengajaran komunikatif yang menyebutkan bahwa pemelajaran
bahasa akan menghasilkan outcome terbaik jika dilaksanakan secara meaningful
dan kontekstual.
b. Kemahiran Membaca
Kemahiran membaca yang merupakan kemahiran receptive hanya
diajarkan melalui satu mata kuliah yang disebut Introduction to critical reading in
English. Dengan kata lain presentase pemelajaran kemahiran membaca hanyalah
8.3%, sebuah angka yang cukup kecil mengingat pentingnya kemahiran ini dalam
bidang akademis. Selain itu, seperti yang terlihat pada table di bawah ini,
persyaratan untuk memilih mata kuliah ini sangat tinggi sehingga hanya
mahasiswa dengan level kemampuang bahasa Inggris yang baik lah yang dapat
mengikuti mata kuliah ini. Menurut penulis sebaiknya dibuka satu lagi mata
kuliah kemahiran membaca dengan level yang lebih rendah agar mahasiswa
berkemampuan rendah tetap dapat mengikuti mata kuliah kemahiran membaca.
10
Introduction
to
Mata kuliah bertujuan untuk membangun High intermediate
critical reading in
kemahiran
English
diperlukan mahasiswa karenan tuntutan
GTEE1112
akademis. Mahasiswa dilibatkan dalam
berbagai
membaca
aktifitas
kritis
membaca
yang
dengan
material terpilih. Kemahiran mengenali
sudut pandang penulis, hubungan antar
ide dalam teks dan ide-ide pendukung
dalam teks juga diberikan.
Mata kuliah ini bertujuan untuk membentuk keterampilan membaca
kritis mahasiswa. Keterampilan ini menjadi semakin penting karena adanya
program internasionalisasi pendidikan tinggi di berbagai negara yang mendorong
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
14
perguruan tinggi untuk menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Dari sudut
pandang komunikatif, mata kuliah ini juga sangat krusial bagi sebuah program
pemelajaran bahasa asing. Alasannnya adalah karena membaca kritis dapat
membantu siswa memahami sebuah teks secara utuh hingga ke aspek-aspek
ekstrinsik yang memengaruhi makna teks tersebut termasuk kebudayaan. Hal ini
sejalan dengan prinsip pemelajaran komunikatif bahwa pemelajaran bahasa berarti
pendekatan terhadap budaya dimana bahasa tersebut digunakan.
c. Kemahiran Menulis
Bentuk dan presentase penyajian mata kuliah yang terkait dengan
kemahiran menulis hampir sama dengan penyajian mata kuliah kemahiran bicara
seperti yang diterangkan di atas. Dengan 3 mata kuliah dan total 9 SKS,
kemahiran menulis memiliki prsentase 25% dari keseluruhan mata kuliah yang
ditawarkan. Selain itu, sama seperti dalam kemahiran bicara, mata kuliah
kemahiran menulis juga dibedakan menjadi menulis murni, menulis dalam
konteks professional, serta menulis teknis. Persyaratan untuk mengikuti mata
kuliah ini pun juga bertingkat mulai dari level intermediate hingga high
intermediate.
8
Writing skills in Mengenalkan
proses
dalam
English
pengembangan paragraph dan ide untuk
GTEE1110
menulis berbagai pola retoris. Mahasiswa
Intermediate
diharapkan mampu memahami hubungan
antar paragraph dalam essai, mengedit
teks tulisan sendiri, dan menulis berbagai
1
jenis essai.
Profesional writing Mengenalkan prinsip-prinsip dasar dalam
in English
menulis
professional
dalam
GTEE1103
Inggris. Berbagai format, proses adan
Intermediate
bahasa
model teks dalam penulisan professional
11 Technical writing
diperlihatkan ke pada mahasiswa
Mahasiswa
diharapkan
menguasai High intermediate
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
15
GTEE1113
kemampuan menulis teknis. Material
yang
digunakan
disesuaikan
dengan
bidang keilmuan mahasiswa
Terkait dengan level yang beragam tersebut, hasil yang dituju dalam
setiap mata kuliah juga tidak sama. Dalam mata kuliah writing skill in English,
mahasiswa hanya diharapkan mampu memahami penulisan pada level kalimat dan
paragraf. Selanjutnya pada mata kuliah professional writing in English
tuntutannya dinaikkan menjadi kemampuan menulis teks-teks formal seperti
memo, surat dan laporan. Lalu pada mata kuliah technical writing mahasiswa
diharapkan untuk dapat menulis teknis yang memiliki tingkat kesulitan lebih
tinggi daripada menulis professional.
Ketiga mata kuliah yang berkaitan dengan kemahiran menulis ini dapat
dikatakan telah cukup komunikatif karena tujuan yang ingin dicapai adalah
kemampuan mahasiswa untuk menulis berbagai jenis teks dalam beragam konteks
secara berterima. Lebih jauh lagi mata kuliah ini juga sangat kontekstual dengan
disediakannya material atau bahan ajar yang terlah disesuaikan dengan bidang
ilmu mahasiswa sehingga mereka dapat benar-benar mempraktikkan kemahiran
menulis dalam bidang yang mereka galuti
d. Kemahiran Komunikasi (integrasi berbicara dan menulis)
Dalam kurikulum ini komunikasi didefinisikan sebagai gabungan
antara kemahiran bicara dan menulis. Mata kuliah komunikasi menempati posisi
teratas dalam hal presentase jumlah SKS yang mencapai 41.7 %. Selain itu
persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah ini juga
relatif rendah sehingga setiap mahasiswa dapat mengikutinya. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pentingnya kemampuan berkomunikasi secara umum dalam
kehidupan mahasiswa, baik dalam konteks akademis maupun kehidupan seharihari.
No.
1
Mata kuliah
Communication in English I
Level
Low proficiency
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
16
2
3
4
5
Communication in English II
Communication in English III
Communication in English IV
Communication for Employment
Pre-elementary
Elementary
Post-elementary
High proficiency
Hal lain yang menarik dari mata kuliah komunikasi adalah adanya
mata kulih bertingkat yang bersifat mandatory dan menuntut mahasiswa untuk
lulus dalam mata kuliah tingkat awal sebelum melanjutkan ke mata kuliah di level
di atasnya. Hal ini pada akhirnya juga membuat tuntutan kognitif yang bertingkat
dari setiap level mata kuliahnya. Pada Communication in English I mahasiswa
hanya diharapkan mampu menguasai kemampuan komunikasi pada level dasar.
Pada mata kuliah Communication for Employment, yang berada pada level
tertinggi
dalam
kemahiran
komunikasi,
mahasiswa
diharapkan
mampu
berkomunikasi dengan baik dalam konteks spesifik yaitu lapangan kerja. Hal ini
tentunya sejalan dengan prinsip komunikatif pemelajaran bahasa yang telah
dibahas sebelumnya.
Fakta bahwa Fakultas Bahasa dan Linguistik menyediakan satu mata
kuliah luar fakultas dalam bidang pekerjaan menunjukkan keinginan yang kuat
untuk menjadikan program UMSEP di fakultas tersebut sebuah program wholepackage yang lengkap. Dapat dilihat bahwa penyusun kurikulum bertekad untuk
membuat semua mahasiswa yang mengikuti proram pertukaran di fakultas bahasa
benar-benar kembali ke negaranya dengan kemampuan bahasa Inggris yang wellrounded.
Kesimpulan
Seperti
yang
telah
disinggung
di
bagian
pembahasan,
penulis
menyimpulkan analisis kurikulum terhadap kurikulum program UMSEP di
Fakultas Bahasa dan Linguistik dengan menggunakan prinsip penyusunan
kurikulum Richards sebagai tolak ukur.
Karakteristik bidang yang diajarkan
Sebagaimana disebutkan di bagian sebelumnya dalam makalah ini,
pemelajaran bahasa sebaiknya dilaksanakan secara komunikatif karena
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
17
karakteristik bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi.
Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa kurikulum ini telah cukup
berhasil menerapkan prinsip-prinsip komunikatif dalam setiap mata kuliah
kemahiran bahasa yang ditawarkan. Namun sayangnya kemahiran
receptive seperti meyimak dan membaca masih sedikit sekali mendapat
perhatian sehingga prinsip komunikatif yang menyebutkan bahwa
pemelajaran kemahiran bahasa harus terintegrasi belum dapat dijalankan
sepenuhnya.
Karakteristik mahasiswa
Sebagai sebuah program yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai latar
belakang budaya dan disiplin ilmu, kurikulum ini disusun secara spesifik
dan bersifat netral dalam hal nilai-nilai budaya yang diajarkan. Selain itu
program ini juga mencoba memberikan pemahaman antar budaya pada
mahasiswa dalam mata kuliah yang ditawarkan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa karakteristik mahasiswa telah dipertimbangkan dengan baik dalam
penyusunan kurikulum ini.
Karakteristik masyarakat
Dalam program ini masysrakat yang dapat diacu adalah masyarakat
Malaysia sebagai tuan rumah dari program ini. Dari proses analisis yang
telah dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kerakteristik
masyarakat belum begitu diintegrasikan dalam penyususnan kurikulum.
Penulis merekomendasikan agar budaya Malaysia yang khas dan bahasa
Inggrisnya yang juga sangat unik dimasukkan dalam kurikulum untuk
memberikan para mahasiswa internasional sebuah pengalaman dan
pengetahuan yang hanya bisa didapatkan dengan tinggal di Malaysia. Hal
ini juga sangat baik untuk menarik minat dari lebih banyak mahasiswa
internaisonal untuk ikut dalam proram UMSEP.
Referensi
English as Second Foreign Language Curriculum. Dari http://www.crdp.org/crdp/
all%20curriculum/English/English_Second%20language
%20curriculumn.htm
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
18
Marsh C. & Willis G. (2007). 4 th E. Curriculum: alternative approaches, ongoing
issues. Upper Saddle River, NJ: Pearson/Merril Prentice Hall
Nation, I.S.P & Macalister J. (2010). Language Curriculum Design. New York:
Routledge
Porter, A. (2004). Curriculum assessment. Complementary Methods for Research
in Education. J. Green, G. Camilli, & P. Elmore (Eds.) Washington DC:
AERA. pp. 141-159.
Richards, J.C. (2001). Curriculum Development in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
19
Kurikulum dan Silabus dalam Pengajaran Bahasa
Dosen:
Prof. Rahayu Surtiati Hidayat
Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya
(UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013
Oleh:
Fauziatul Husna
1206188553
Departemen Linguistik
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia
2013
Analisis Kurikulum Program Pertukaran Mahasiswa Universitas Malaya
(UMSEP) pada Fakultas Bahasa dan Linguistik Tahun Ajaran 2012/2013
Abstrak
Kurikulum memberikan gambaran umum bagaimana sebuah
program pendidikan dijalankan dan memungkinkan program
tersebut mencapai tujuan yang diinginkan. Penyusunan dan
penerapan kurikulum yang baik menjadi salah satu syarat utama
dari kesuksesan suatu proses pendidikan. Dalam konteks
pendidikan tinggi dimana peran pemerintah dalam evaluasi
kurikulum sangat minim, analisis kurikulum menjadi diperlukan.
Dalam makalah ini dipaparkan analisis kurikulum pemelajaran
Bahasa Inggris pada program pertukaran mahasiswa Malaya
University (UMSEP) tepatnya pada Fakultas Bahasa dan
Linguistik.
Pendahuluan
Dalam sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
aspek paling mendasar yang menentukan keberhasilan program tersebut. Hal ini
disebabkan oleh peran kurikulum sebagai jarak tempuh yang harus dilalui
pemelajar maupun pengajar dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum
yang baik akan mendukung proses yang dapat memfasilitasi usaha pencapaian
tujuan tersebut. Sebaliknya, kurikulum yang rancu dan tidak tepat sasaran akan
membuat proses tersebut menjadi tidak efektif sehingga tujuan program
pendidikan itu sendiri akan sulit tercapai. Kurikulum bersifat preskriptif. Jadi,
dalam merancang sebuah program pendidikan, kurikulum merupakan salah satu
hal paling awal yang harus disusun dengan cermat segera setelah pengelola
program mengetahui tujuan apa yang ingin dicapai dan siapa target pemelajar dari
program tersebut.
Secara tradisional, kurikulum diartikan hanya sebagai susunan subjek atau
mata pelajaran yang akan dipelajari oleh pemelajar dalam suatu jangka waktu
tertentu. Akan tetapi golongan progresif mengusulkan definisi yang lebih
menyeluruh dengan menyatakan bahwa material tertulis tersebut hanya dapat
disebut kurikulum jika benar-benar diaktualisasikan oleh pemelajar. Jadi
kurikulum didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar individu
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
2
pemelajar dibawah bimbingan guru atau pengajar. Pandangan serupa juga
diberikan oleh ahli-ahli lain dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah Marsh
dan Willis (2007) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah keseluruhan
pengalaman di ruang kelas yang direncanakan dan dijalankan oleh guru dan
dipelajari oleh pemelajar.
Seiring dengan perkembangan penelitian terkait dalam bidang pendidikan,
kurikulum dibedakan menjadi berbagai jenis berdasarkan aspek yang bervariasi.
Akan tetapi jenis kurikulum yang paling sederhana berdasarkan cakupannya dan
cenderung disetujui oleh para peneliti dan ahli dalam bidang ini adalah kurikulum
eksplisit, kurikulum implisit (tersembunyi), dan kurikulum null.
Kurikulum eksplisit adalah apa yang tertera dalam dokumen tertulis dan
rencana pembelajaran guru.
Kurikulum implisit, sebaliknya, adalah kurikulum dalam kaitannya
dengan bagaimana asumsi terhadap proses belajar mengajar dipraktikkan
di dalam kelas. Hal ini mencakup bagaimana guru memandang perannya
sebagai pengajar. Guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah
mengajarkan dan guru yang meyakini bahwa tugasnya adalah
membimbing pemelajar akan melaksanakan amanat kurikulum eksplisit
dengan metode yang berbeda.
Kurikulum null mengacu pada apa yang tidak diajarkan guru di dalam
kelas, baik karena pengaruh keyakinan pribadi ataupun karena tekanan
dari pihak lain seperti pemerintah. Contohnya saja topik mengenai sejarah
kelam orde pembentukan orde baru yang pada pemerintahan Soeharto
tidak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah di sekolah.
Peran kurikulum dalam proses pemelajaran dinilai sangat signifikan dan
vital sehingga di hampir semua negara di dunia, kurikulum pendidikan dasar
diatur dan dievaluasi oleh pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa setiap sekolah menjalankan kurikulum yang sesuai dengan kebijakan
pendidikan nasional. Untuk mengevaluasi proses pendidikan nasional ini pula lah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
3
setiap negara memiliki sistem evaluasi yang berskala nasional, seperti di
Indonesia yang melaksanakan ujian nasional untuk setiap jenjang pendidikan.
Dari proses evaluasi tersebut, pemerintah sebagai penanggung jawab program
dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan setiap aspek dalam pendidikan
termasuk kurikulum yang digunakan.
Dalam konteks pendidikan tinggi, kurikulum yang digunakan sangat
beragam karena setiap perguruan tinggi berhak untuk menyusun kurikulum
sendiri sesuai dengan visi dan misi institusinya. Perbedaan kurikulum yang
digunakan oleh setiap perguruan tinggi ini sering kali menjadi alasan mahasiswa
untuk memilih perguruan tinggi mana yang mereka inginkan. Hal ini menuntut
para pengelola perguruan tinggi untuk berlomba-lomba menawarkan kurikulum
yang lebih baik dan mengikuti perkembangan dalam masyarakat dan teknologi.
Kurikulum pendidikan tinggi tidak memiliki sistem evaluasi yang berlaku
general seperti halnya kurikulum sekolah. Oleh sebab itu upaya yang dapat
dilakukan dalam meneliti relevansi sebuah kurikulum perguruan tinggi adalah
dengan melaksanakan analisis kurikulum. Tujuan umum sebuah analisis
kurikulum adalah untuk melihat dengan seksama bagaimana suatu kurikulum
tertentu disusun, dijalankan dan bagaimana outcome yang dihasilkan. Tujuan
khusus analisis kurikulum berbeda tergantung pada siapa yang melakukan
analisis. Analisis seorang pengajar terhadap kurikulum di lembaganya sendiri
dapat bertujuan untuk meningkatkan mutu kurikulum tersebut untuk waktu yang
akan datang sedangkan analisis yang dilakukan oleh pihak luar dapat bertujuan
untuk menilai kualitas lembaga tersebut. Dalam hal ini, penulis melakukan
analisis kurikulum dengan tujuan pemelajaran; agar penulis dapat lebih
memahami dimensi-dimensi dalam kurikulum dengan melakukan sendiri analisis
kurikulum.
Dalam makalah ini, penulis akan menganalisis kurikulum yang digunakan
dalam program pertukaran mahasiswa Universitas Malaya (UMSEP) pada tahun
ajaran 2012/2013 di Fakultas Bahasa dan Linguistik. Penulis sengaja memilih
sebuah program di perguruan tinggi di Malaysia dengan tujuan melihat bagaimana
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
4
pemelajaran bahasa Inggris di Malaysia yang mengunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua. Pemaparan dalam makalah ini terdiri dari pendahuluan mengenai
peran kurikulum dalam pemelajaran Bahasa Inggris dan pengenalan program
UMSEP, dan setelahnya penulis akan memaparkan analisis terhadap kurikulum
UMSEP tersebut.
Kurikulum dalam Pemelajaran Bahasa Inggris
Seperti halnya kurikulum yang digunakan si bidang ilmu lain, kurikulum
yang digunakan dalam kurikulum pemelajaran bahasa dibuat berdasarkan ideologi
atau pandangan pembuat kurikulum tersebut mengenai apa itu pemelajaran bahasa
dan bagaimana seharusnya bahasa diajarkan. Oleh sebab itu, kurikulum yang
dibuat berdasarkan pandangan strukturalis akan berbeda dengan kurikulum yang
pembuatannta didasarkan pada pandangan komunikatif terhadap bahasa. Dengan
kata lain seorang analis bisa menyimpulkan pandangan bahasa sebuah lembaga
pendidikan dengan melakukan analisis kurikulum.
Dewasa ini, pandangan komunikatif merupakan yang paling banyak
digunakan dalam penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa, termasuk kurikulum
pemelajaran bahasa Inggris. Secara umum pandangan ini meyakini bahwa bahasa
harus diajarkan dengan tujuan membuat pemelajar menguasai kompetensi
komunikatif bahasa tersebut. Terkait dengan hal ini, CRDP (Center for
Educational Research and Development) mengusulkan beberapa prinsip
penyusunan kurikulum pemelajaran bahasa yang komunikatif.
1. Belajar bahasa berarti belajar berkomunikasi menggunakan bahasa
tersebut
2. Penggunaan bahasa bervariasi sesuai dengan konteks penggunaannya
3. Belajar suatu bahasa juga berarti mengakrabkan diri dengan kebudayaan
dimana bahasa tersebut digunakan
4. Pemelajaran bahasa akan labih efektif jika melalui proses yang interaktif
dan meaningful.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
5
5. Seluruh kemahiran berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis) saling terkait satu sama lain.
UMSEP
University of Malaya Students Exchange Program (UMSEP) adalah
program
Universitas
Malaya
dalam
rangka
ikut
serta
dalam
usaha
internasionalisasi pendidikan tinggi Malaysia. Program ini dirancang bagi
mahasiswa internasional yang ingin memiliki pengalaman hidup dan belajar di
Universitas Malaya melalui program semester pendek yang ditawarkan. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan rasa pengertian antar budaya dalam diri mahasiswa
dengan menciptakan kodisi belajar yang kondusif. Melalui program ini,
mahasiswa internasional dapat mengikuti kuliah baik dalam bidang akademik
maupun riset sesuai dengan minat atau bidang keilmuan masing-masing sekaligus
mendapatkan perspektif yang luas terhadap latar belakang budaya rekan sesama
mahasiswa internasional.
Berikut ini adalah beberapa hal teknis mengenai program UMSEP.
Program ini dibuka untuk seluruh mahasiswa S1 dari negara lain
Mahasiswa dapat memilih periode waktu pendidikan yang
diinginkan dengan periode minimal 1 semester dan maksimal 1
tahun ajaran (2 semester)
Bahasa pengantar yang digunakan adalah:
a. Fakultas berbasis seni menggunakan bahasa melayu
b. Fakutas berbasis sains menggunakan bahasa Inggris
c. Mahasiswa yang tidak menguasai bahasa melayu dapat
mengikuti perkuliahan disampaikan sepenuhnya dalam bahasa
Inggris (termasuk dalam program UMSEP ini)
Program UMSEP diadakan pada setiap fakultas di Universitas Malaya.
Program ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa internasional untuk memilih
sendiri fakultas yang ingin dipilih sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Oleh
sebab itu, mahasiswa tidak diwajibkan untuk memilih fakultas yang sesuai dengan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
6
jurusan yang sedang mereka ambil di universitas asal mereka. Hal ini dilakukan
untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin memperluas pengetahuan di luar
bidang keahlian yang mereka geluti.
Mahasiswa yang memilih untuk mengikuti program UMSEP di Fakultas
Bahasa dan Linguistik, khususnya, kebanyakan adalah mahasiswa dari fakultas
non-bahasa yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka
melalui program ini. Oleh sebab itu, mata kuliah yang ditawarkan Fakultas
Bahasa dan Linguistik bagi mahasiswa UMSEP cenderung bersifat umum dan
dirancang bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang keahlian yang berbeda.
Pada tahun ajaran 2012/2013, terdapat 36 SKS mata kuliah yang ditawarkan yang
terdiri dari 33 SKS mata kuliah dalam fakultas dan 3 SKS mata kuliah luar
fakultas.
Penjelasan mata kuliah yang ditawarkan:
a. Mata kuliah dalam fakultas
No
Nama mata
.
kuliah dan Kode
1
Penjelasan
Persyaratan
(@ 3SKS)
Profesional
Mata kuliah ini mengenalkan prinsip-
Intermediate
writing in English
prinsip dasar dalam menulis professional
MUET BAND 3
GTEE1103
dalam bahasa Inggris. Berbagai format,
IELTS BAND 4
proses adan model teks dalam penulisan
TOEIC 405
professional
TOEFL 440
diperkenalkan
kepada
mahasiswa seperti memo, email, surat
2
Effective
dan laporan.
Mata kuliah
presentation skills
mahasiswa mengembangkan kemahiran
MUET BAND 3
GTEE1104
presentasi yang dibutuhkan dalam bidang
IELTS BAND 4
masing-masing.
TOEIC 405
penjelasan
ini
akan
Mahasiswa
mengenai
membantu
diberikan
tahapan
dalam
Intermediate
TOEFL 440
presentasi mulai dari perencanaan hingga
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
7
menjawab pertanyaan dalam diskusi.
Mahasiswa
presentasi
3
diwajibkan
singkat
kelas
untuk
mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Low proficiency
English I
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
MUET BAND 1
GTEE1105
yang
IELTS BAND 1
rendah
dan
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 1)
4
di
melakukan
bertujuan
kemampuan
untuk
komunikasi
TOEFL 0-343
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa dalam level dasar
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Pre-elementary
English II
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
Lulus
GTEE1205
pre-elementary
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 2)
dan
bertujuan
kemampuan
untuk
komunikasi
dasar dengan penekanan pada kosakata
GTEE
1105
IELTS BAND 2
TOEFL 0-343
dan akurasi tata bahasa dan juga produksi
5
kalimat sederhana.
Communication in Mata kuliah ini
dirancang
untuk
Elementary
English III
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
MUET BAND 2
GTEE1107
elementary
untuk
IELTS BAND 3
komunikasi
TOEFL 347-433
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 1)
dan
bertujuan
kemampuan
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa. Mata kuliah ini
diharapkan membuat mahasiswa mampu
6
berbicara dan menulis dengan cukup baik
Communication in Mata kuliah ini dirancang untuk
Post-elementary
English IV
mahasiswa dengan kemampuan B.Inggris
Lulus
GTEE1207
post-elementary dan bertujuan untuk
1107
(hanya ditawarkan mengajarkan
di semester 2)
kemampuan
komunikasi
IELTS
dasar dengan penekanan pada kosakata
dan akurasi tata bahasa. Mata kuliah ini
BAND
3.5
TOEFL 347-433
diharapkan membuat mahasiswa mampu
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
GTEE
8
berbicara dan menulis berbagai jenis
7
paragraf dengan baik.
Speaking skill in Mata kuliah ini fokus kepada berbagai
Intermediate
English
kemahiran
B.Inggris.
MUET BAND 3
GTEE1109
Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat
IELTS BAND 4
berkomunikasi dengan baik mengenai
TOEFL 437-510
berbagari isu terkini. Mahasiswa akan
TOEIC 405-600
bicara
dalam
belajar bagaimana berkomunikasi dengan
8
baik dalam berbagai konteks informal
Mata kuliah ini mengenalkan proses
Intermediate
English
dalam pengembangan paragraf dan ide
MUET BAND 3
GTEE1110
untuk menulis berbagai pola retoris.
IELTS BAND 4
Fokus dalam mata kuliah ini adalah
TOEFL 437-510
menunjukkan pola kalimat dan paragraf
TOEIC 405-600
Writing
skill
in
yang
baik.
mampu
Mahasiswa
memahami
diharapkan
hubungan
antar
paragraf dalam essai, mengedit teks
tulisan sendiri, dan menulis berbagai
9
Presentation skill
jenis essai.
Mata kuliah menekankan pada aspek- High intermediate
at the work place
aspek komunikasi untuk menyampaikan
IELTS BAND 6
GTEE1111
pidato impromptu, presentasi lisan dan
TOEFL
(550-
wawancara dalam presentasi. Mahasiswa
PBT/213-CPT/8
diberikan berbagai situasi kontekstual
0-IBT)
untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar
mahaiswa
menerapkan
A’
strategi
level
(University
komunikasi yang telah diajarkan.
of
Cambridge,
London)
10
Introduction
to Mata
kuliah
ini
bertujuan
MUET BAND 4
untuk High intermediate
critical reading in membangun kemahiran membaca kritis
IELTS BAND 6
English
TOEFL
yang
diperlukan
mahasiswa
karena
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
9
(550-
GTEE1112
tuntutan akademis. Mahasiswa dilibatkan
PBT/213-CPT/8
dalam
0-IBT)
berbagai
aktifitas
membaca
dengan material terpilih yang disertai
dengan
latihan-latihan.
mengenali
sudut
A’
Kemahiran
(University
penulis,
Cambridge,
pandang
hubungan antar ide dalam teks dan ide11
level
of
London)
Technical writing
ide pendukung dalam teks juga diajarkan.
MUET BAND 4
Dalam mata kuliah ini mahasiswa High intermediate
GTEE1113
dikenalkan
terhadap
pentingnya
IELTS BAND 6
kemampuan menulis teknis. Material
yang
disesuaikan
dengan
TOEFL
bidang
(550-
PBT/213-CPT/8
keilmuan mahasiswa digunakan dalam
0-IBT)
mengajarkan langkah menulis berbagai
A’
dokumen teknis. Mekanisme menulis
(University
teknis juga akan diajarkan.
Cambridge,
level
of
London)
MUET BAND 4
b. Mata kuliah luar fakultas
No.
Nama mata
Penjelasan
Persyaratan
kuliah dan Kode
1
(@ 3SKS)
Communication
Mata
for Employment
pengenalan teknis terhadap cara
IELTS BAND 6
TCEE1320
meriset pasar kerja, menulis CV
TOEFL (550-PBT/213-
kuliah
ini
merupakan High intermediate
dan menulis surat lamaran dalam
CPT/80-IBT)
berbagai konteks. Mahasiwa juga
A’ level (University of
akan diajarkan startegi dalam
Cambridge, London)
wawancara
akan
kerja.
Mahasiswa
berkesempatan
mendapatkan
MUET BAND 4
untuk
informasi-
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
10
informasi
actual
mengenai
komunikasi ketenagakerjaan.
Keterangan singkatan:
MUET
: Malaysian University English Test
IELTS
: International English Language Testing System
TOEFL
: Test of English as Foreign Language
TOEIC
: Test of English for International Communication
Pembahasan
Menurut Porter (2004), analisis kurikulum adalah proses sistematis dalam
memisahkan dan menganalisis fitur-fitur tertentu dalam sebuah kurikulum.
Analisis kurikulum identik dengan proses:
1. Menjelaskan dan memisahkan suatu konten tertentu dalam kurikulum
seperti konten matematika, bahasa atau sains.
2. Menganalisis hasil (performa) yang diharapkan atau tuntutan kognitif yang
diharapkan dari pemelajar
Dalam pembahasan ini penulis tidak memisahkan konten tertentu karena
kurikulum yang dianalisis merupakan content-specific sehingga hanya mencakup
satu konten yaitu konten bahasa Inggris. Akan tetapi, pemisahan akan dilakukan
berdasarkan kemahiran bahasa. Selanjutnya penulis menganalisis tuntutan kognitif
dari setiap mata kuliah yang ditawarkan dalam kurikulum ini dengan mengacu
pada penjelasan mata kuliah dan persyaratan yang dilampirkan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
11
Selain itu, dalam menyimpulkan analisis kurikulum ini, penulis akan
mengevaluasi mata kuliah-mata kuliah tersebut dengan menggunakan teori
kurikulum Richards (2001) sebagai pedoman. Richards menyatakan bahwa
kurikulum yang baik disusun dengan mempertimbangkan tiga hal yang
memengaruhinya, yaitu karakteristik bidang ilmu yang diajarkan, karakteristik
pemelajar, dan karakteristik masyarakat dimana kurikulum tersebut akan
diterapkan. Akan tetapi perlu diingat bahwa kurikulum yang dapat dianalisis
dalam konteks sederhana seperti dalam makalah ini hanyalah kurikulum eksplisit
yang dapat dilihat dalam bentuk dokumen tertulis. Analisis kurikulum yang
melibatkan juga kurikulum implisit dan kurikulum null tentunya membutuhkan
waktu yang panjang dan pengamatan menyeluruh terhadap setiap proses
pemelajaran selama sebuah progam berlangsung.
a. Kemahiran Bicara
Dari 12 mata kuliah yang ditawarkan dalam progam ini, terdapat 3
mata kuliah yang merupakan bagian dari kemahiran bicara. Dengan kata lain,
persentase mata kuliah terkait kemahiran bicara adalah 25% dari keseluruhan
mata kuliah di dua semester. Berikut adalah rincian ketiga mata kuliah yang
dimaksud:
7
Speaking skills in
Mata kuliah ini fokus kepada berbagai
English
kemahiran
GTEE1109
Mahasiswa diajarkan strategi agar dapat
bicara
dalam
Intermediate
B.Inggris.
berkomunikasi dengan baik mengenai
berbagari isu terkini dan juga bagaimana
berkomunikasi
2
dengan
baik
dalam
Effective
berbagai konteks informal
Mata kuliah ini akan
presentation skills
mahasiswa mengembangkan kemahiran
GTEE1104
presentasi yang dibutuhkan dalam bidang
masing-masing.
penjelasan
Mahasiswa
mengenai
membantu
Intermediate
diberikan
tahapan
dalam
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
12
presentasi mulai dari perencanaan hingga
menjawab pertanyaan dalam diskusi.
Mahasiswa
presentasi
9
diwajibkan
singkat
di
melakukan
kelas
untuk
Presentation skill
mempraktikkan apa yang telah dipelajari.
Mata kuliah menekankan pada aspek- High intermediate
at the work place
aspek komunikasi untuk menyampaikan
GTEE1111
pidato impromptu, presentasi lisan dan
wawancara dalam presentasi. Mahasiswa
diberikan berbagai situasi kontekstual
untuk dianalisis, didiskusikan, dan agar
mahasiswa
menerapkan
strategi
komunikasi yang telah diajarkan.
Seperti terlihat pada tabel di atas, mata kuliah kemahiran bicara dapat
dibedakan menjadi dua; mata kuliah murni kemahiran bicara (speaking skill in
English) dan mata kuliah terapan kemahiran bahasa (presentation). Mata kuliah
presentasi kemudian juga dibagi berdasarkan tingkat atau level mahasiswa yang
berhak mengambil mata kuliah tersebut. Mata kuliah effective presentation skill
dapat dipilih oleh setiap mahasiswa karena persyaratannya yang rendah. Di lain
pihak, mata kuliah presentation skill at the work place hanya diperuntukkan bagi
mereka dengan kemampuan bahasa Inggris yang tinggi.
Mata
kuliah-mata
kuliah
kemahiran
biacara
secara
umum
mengharapkan agar mahasiswa mahir berbicara menggunakan B. Inggris sebagai
bahasa target dalam berbagai konteks berbeda. Mata kuliah effective presentation
skill menuntut mahasiswa agar akhirnya mampu berkomunikasi dalam konteks
komunikasi informal, sedangkan dua mata kuliah presentasi menuntut mahasiswa
agar mampu meyampaikan presentasi dengan baik dalam konteks kelas maupun
dunia kerja.
Ditinjau dari sudut pandang komunikatif, berbagai prisip komunikatif
tampak telah diintegrasikan ke dalam mata kuliah kemahiran bicara ini. Hal ini
antara lain dapat dilihat dari sistem pemelajaran yang mencakup latihan-latihan
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
13
dalam
konteks
sebenarnya
sehingga
mahasiswa
berkesempatan
untuk
mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya secara langsung. Hal ini sejalan
dengan prinsip pengajaran komunikatif yang menyebutkan bahwa pemelajaran
bahasa akan menghasilkan outcome terbaik jika dilaksanakan secara meaningful
dan kontekstual.
b. Kemahiran Membaca
Kemahiran membaca yang merupakan kemahiran receptive hanya
diajarkan melalui satu mata kuliah yang disebut Introduction to critical reading in
English. Dengan kata lain presentase pemelajaran kemahiran membaca hanyalah
8.3%, sebuah angka yang cukup kecil mengingat pentingnya kemahiran ini dalam
bidang akademis. Selain itu, seperti yang terlihat pada table di bawah ini,
persyaratan untuk memilih mata kuliah ini sangat tinggi sehingga hanya
mahasiswa dengan level kemampuang bahasa Inggris yang baik lah yang dapat
mengikuti mata kuliah ini. Menurut penulis sebaiknya dibuka satu lagi mata
kuliah kemahiran membaca dengan level yang lebih rendah agar mahasiswa
berkemampuan rendah tetap dapat mengikuti mata kuliah kemahiran membaca.
10
Introduction
to
Mata kuliah bertujuan untuk membangun High intermediate
critical reading in
kemahiran
English
diperlukan mahasiswa karenan tuntutan
GTEE1112
akademis. Mahasiswa dilibatkan dalam
berbagai
membaca
aktifitas
kritis
membaca
yang
dengan
material terpilih. Kemahiran mengenali
sudut pandang penulis, hubungan antar
ide dalam teks dan ide-ide pendukung
dalam teks juga diberikan.
Mata kuliah ini bertujuan untuk membentuk keterampilan membaca
kritis mahasiswa. Keterampilan ini menjadi semakin penting karena adanya
program internasionalisasi pendidikan tinggi di berbagai negara yang mendorong
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
14
perguruan tinggi untuk menggunakan buku teks berbahasa Inggris. Dari sudut
pandang komunikatif, mata kuliah ini juga sangat krusial bagi sebuah program
pemelajaran bahasa asing. Alasannnya adalah karena membaca kritis dapat
membantu siswa memahami sebuah teks secara utuh hingga ke aspek-aspek
ekstrinsik yang memengaruhi makna teks tersebut termasuk kebudayaan. Hal ini
sejalan dengan prinsip pemelajaran komunikatif bahwa pemelajaran bahasa berarti
pendekatan terhadap budaya dimana bahasa tersebut digunakan.
c. Kemahiran Menulis
Bentuk dan presentase penyajian mata kuliah yang terkait dengan
kemahiran menulis hampir sama dengan penyajian mata kuliah kemahiran bicara
seperti yang diterangkan di atas. Dengan 3 mata kuliah dan total 9 SKS,
kemahiran menulis memiliki prsentase 25% dari keseluruhan mata kuliah yang
ditawarkan. Selain itu, sama seperti dalam kemahiran bicara, mata kuliah
kemahiran menulis juga dibedakan menjadi menulis murni, menulis dalam
konteks professional, serta menulis teknis. Persyaratan untuk mengikuti mata
kuliah ini pun juga bertingkat mulai dari level intermediate hingga high
intermediate.
8
Writing skills in Mengenalkan
proses
dalam
English
pengembangan paragraph dan ide untuk
GTEE1110
menulis berbagai pola retoris. Mahasiswa
Intermediate
diharapkan mampu memahami hubungan
antar paragraph dalam essai, mengedit
teks tulisan sendiri, dan menulis berbagai
1
jenis essai.
Profesional writing Mengenalkan prinsip-prinsip dasar dalam
in English
menulis
professional
dalam
GTEE1103
Inggris. Berbagai format, proses adan
Intermediate
bahasa
model teks dalam penulisan professional
11 Technical writing
diperlihatkan ke pada mahasiswa
Mahasiswa
diharapkan
menguasai High intermediate
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
15
GTEE1113
kemampuan menulis teknis. Material
yang
digunakan
disesuaikan
dengan
bidang keilmuan mahasiswa
Terkait dengan level yang beragam tersebut, hasil yang dituju dalam
setiap mata kuliah juga tidak sama. Dalam mata kuliah writing skill in English,
mahasiswa hanya diharapkan mampu memahami penulisan pada level kalimat dan
paragraf. Selanjutnya pada mata kuliah professional writing in English
tuntutannya dinaikkan menjadi kemampuan menulis teks-teks formal seperti
memo, surat dan laporan. Lalu pada mata kuliah technical writing mahasiswa
diharapkan untuk dapat menulis teknis yang memiliki tingkat kesulitan lebih
tinggi daripada menulis professional.
Ketiga mata kuliah yang berkaitan dengan kemahiran menulis ini dapat
dikatakan telah cukup komunikatif karena tujuan yang ingin dicapai adalah
kemampuan mahasiswa untuk menulis berbagai jenis teks dalam beragam konteks
secara berterima. Lebih jauh lagi mata kuliah ini juga sangat kontekstual dengan
disediakannya material atau bahan ajar yang terlah disesuaikan dengan bidang
ilmu mahasiswa sehingga mereka dapat benar-benar mempraktikkan kemahiran
menulis dalam bidang yang mereka galuti
d. Kemahiran Komunikasi (integrasi berbicara dan menulis)
Dalam kurikulum ini komunikasi didefinisikan sebagai gabungan
antara kemahiran bicara dan menulis. Mata kuliah komunikasi menempati posisi
teratas dalam hal presentase jumlah SKS yang mencapai 41.7 %. Selain itu
persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah ini juga
relatif rendah sehingga setiap mahasiswa dapat mengikutinya. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pentingnya kemampuan berkomunikasi secara umum dalam
kehidupan mahasiswa, baik dalam konteks akademis maupun kehidupan seharihari.
No.
1
Mata kuliah
Communication in English I
Level
Low proficiency
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
16
2
3
4
5
Communication in English II
Communication in English III
Communication in English IV
Communication for Employment
Pre-elementary
Elementary
Post-elementary
High proficiency
Hal lain yang menarik dari mata kuliah komunikasi adalah adanya
mata kulih bertingkat yang bersifat mandatory dan menuntut mahasiswa untuk
lulus dalam mata kuliah tingkat awal sebelum melanjutkan ke mata kuliah di level
di atasnya. Hal ini pada akhirnya juga membuat tuntutan kognitif yang bertingkat
dari setiap level mata kuliahnya. Pada Communication in English I mahasiswa
hanya diharapkan mampu menguasai kemampuan komunikasi pada level dasar.
Pada mata kuliah Communication for Employment, yang berada pada level
tertinggi
dalam
kemahiran
komunikasi,
mahasiswa
diharapkan
mampu
berkomunikasi dengan baik dalam konteks spesifik yaitu lapangan kerja. Hal ini
tentunya sejalan dengan prinsip komunikatif pemelajaran bahasa yang telah
dibahas sebelumnya.
Fakta bahwa Fakultas Bahasa dan Linguistik menyediakan satu mata
kuliah luar fakultas dalam bidang pekerjaan menunjukkan keinginan yang kuat
untuk menjadikan program UMSEP di fakultas tersebut sebuah program wholepackage yang lengkap. Dapat dilihat bahwa penyusun kurikulum bertekad untuk
membuat semua mahasiswa yang mengikuti proram pertukaran di fakultas bahasa
benar-benar kembali ke negaranya dengan kemampuan bahasa Inggris yang wellrounded.
Kesimpulan
Seperti
yang
telah
disinggung
di
bagian
pembahasan,
penulis
menyimpulkan analisis kurikulum terhadap kurikulum program UMSEP di
Fakultas Bahasa dan Linguistik dengan menggunakan prinsip penyusunan
kurikulum Richards sebagai tolak ukur.
Karakteristik bidang yang diajarkan
Sebagaimana disebutkan di bagian sebelumnya dalam makalah ini,
pemelajaran bahasa sebaiknya dilaksanakan secara komunikatif karena
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
17
karakteristik bahasa yang berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi.
Dalam hal ini, penulis menyimpulkan bahwa kurikulum ini telah cukup
berhasil menerapkan prinsip-prinsip komunikatif dalam setiap mata kuliah
kemahiran bahasa yang ditawarkan. Namun sayangnya kemahiran
receptive seperti meyimak dan membaca masih sedikit sekali mendapat
perhatian sehingga prinsip komunikatif yang menyebutkan bahwa
pemelajaran kemahiran bahasa harus terintegrasi belum dapat dijalankan
sepenuhnya.
Karakteristik mahasiswa
Sebagai sebuah program yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai latar
belakang budaya dan disiplin ilmu, kurikulum ini disusun secara spesifik
dan bersifat netral dalam hal nilai-nilai budaya yang diajarkan. Selain itu
program ini juga mencoba memberikan pemahaman antar budaya pada
mahasiswa dalam mata kuliah yang ditawarkan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa karakteristik mahasiswa telah dipertimbangkan dengan baik dalam
penyusunan kurikulum ini.
Karakteristik masyarakat
Dalam program ini masysrakat yang dapat diacu adalah masyarakat
Malaysia sebagai tuan rumah dari program ini. Dari proses analisis yang
telah dilakukan penulis dapat menyimpulkan bahwa kerakteristik
masyarakat belum begitu diintegrasikan dalam penyususnan kurikulum.
Penulis merekomendasikan agar budaya Malaysia yang khas dan bahasa
Inggrisnya yang juga sangat unik dimasukkan dalam kurikulum untuk
memberikan para mahasiswa internasional sebuah pengalaman dan
pengetahuan yang hanya bisa didapatkan dengan tinggal di Malaysia. Hal
ini juga sangat baik untuk menarik minat dari lebih banyak mahasiswa
internaisonal untuk ikut dalam proram UMSEP.
Referensi
English as Second Foreign Language Curriculum. Dari http://www.crdp.org/crdp/
all%20curriculum/English/English_Second%20language
%20curriculumn.htm
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
18
Marsh C. & Willis G. (2007). 4 th E. Curriculum: alternative approaches, ongoing
issues. Upper Saddle River, NJ: Pearson/Merril Prentice Hall
Nation, I.S.P & Macalister J. (2010). Language Curriculum Design. New York:
Routledge
Porter, A. (2004). Curriculum assessment. Complementary Methods for Research
in Education. J. Green, G. Camilli, & P. Elmore (Eds.) Washington DC:
AERA. pp. 141-159.
Richards, J.C. (2001). Curriculum Development in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya . |Analisis Kuriukulum
19