Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kurs N

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KURS NIGERIA
(NAIRA/US$) 2006-2012
(Studi Kasus Data Kurs Nigeria 2006M1 – 2012M12)

Dinar Ayu Hajar Meiasri/11.6621/3SE3

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
2014

1 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

ABSTRAKSI
Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat membuat negara menjadi saling
terkait dan meningkatkan kerjasama perdagangan serta modal antar negara. Kegiatan
perdagangan internasional menyangkut lebih dari dua negara, sehingga memerlukan nilai
tukar mata uang. Nilai tukar Nigeria berfluktuasi sejak tahun 2006-2012 dan depresiasi
terparah sepanjang 2008 karena krisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
cadangan devisa, harga minyak mentah, tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar (M2)
signifikan mempengaruhi kurs. Dengan menggunakan metode ECM (Eror Correction
Mechanism) dan menghasilkan persamaan jangka panjang dan jangka pendek. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa baik jangka panjang maupun jangka pendek, variabel
cadangan devisa dan harga minyak berpengaruh negatif terhadap kurs. Sedangkan suku
bunga deposito dan jumlah uang beredar (M2) berpengaruh positif terhadap kurs.

Keyword

: Kurs, cadangan devisa, harga minyak mentah, suku bunga deposito,
jumlah uang beredar, ECM

2 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang Masalah
Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak ada batas antar negara di
dunia sehingga setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau aktivitas ekonomi pun
sekarang juga telah menjadi satu kesatuan yang global (globally unfied). Perubahan yang
terjadi pada ekonomi suatu negara secara cepat mempengaruhi ekonomi negara lain terutama
negara-negara yang menjad ipatner ekonomi atau mempunya hubungan ekonomi yang sangat
erat. (Ansori, 2010)

Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat membuat negara menjadi
saling terkait dan meningkatkan kerjasama perdagangan serta modal antar negara. Kegiatan
perdagangan

internasional menyangkut lebih dari dua negara, sehingga dalam sistem

pembayarannya bersifat sangat komplek, untuk itulah diperlukan nilai tukar mata uang. Kurs
memainkan peranan sentral dalam perdagangan internasional, karena kurs memungkinkan
kita untuk membandingkan harga-harga barang dan jasa yang dihasilkan berbagai negara
Tingkat nilai tukar yang sesuai di sebuah negara yang sedang berkembang menjadi
salah satu tantangan tersendiri yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan makroekonomi
hari ini. (Omojimite, 2011). Fluktuasi kurs valuta asing yang terlalu ekstrim dapat
mengganggu perekonomian suatu negara, untuk itu sangat diperlukan keahlian dalam
mengelola keuangan suatu lembaga, baik lembaga swasta maupun pemerintah. Terlebih pada
saat ini pelaku ekonomi lebih menyukai investasi dalam bentuk valuta asing (Jannah, 2003).
Pada awal 1980 nasib baik perekonomian dari negar-negara sub-Sahara Afrika
termasuk Nigeria mengalami apresiasi yang terlalu tinggi. Kenaikan yang ekstrem ini sering
mengakibatkan penurunan keuntungan pada sektor perdagangan, menurunkan investasi
merugikan negara perdagangan yang kemungkinan besar akan menyebabkan terjadinya
krisis. (Xiaopu, 2002 dalam Omojimite, 2011).

Kelemahan ini kemudian membuat IMF menerapkan kebijakan Structural Adjusment
Programme (SAP) di Nigeria pada tahun 1986. Namun kebijakan ini tidak mencapai hasil
yang diinginkan, yaitu berupa kestabilan nilai tukar. Naira, mata uang Nigeria justru
terdepresiasi.
3 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

Mengingat kurs adalah harga-harga relatif dari berbagai mata uang nasional, maka
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran dan permintaan terhadap uang dari
suatu negara merupakan faktor penentu yang paling penting atas kurs uang tersebut terhadap
mata uang lainnya. Dengan demikian bisa dilakukan peramalan, sehingga bisa mengantisipasi
fluktuasi krus yang ekstrem.
Hal ini melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai kurs di Nigeria
dan faktor yang mempengaruhi pada tahun 2006-2012. Penulis berharap, setelah mengetahui
faktor yang mempengaruhi kurs di Nigeria, pemerintah bisa melakukan forecasting sehingga
bisa mengambil kebijakan yang tepat. Penelitian ini berjudul : Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Kurs di Nigeria (data bulanan tahun 2006-2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah cadangan devisa, harga minyak mentah dunia, jumlah uang beredar (M2) dan

tingkat bunga deposito mempengaruhi Kurs di Nigeria tahun … ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah variabel cadangan devisa, harga minyak mentah, jumlah
uang beredar (M2) dan tingkat bunga deposito mempengaruhi Kurs di Nigeria tahun
2007-2012.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi para akademisi, tulisan ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk
penelitian terkait selanjutnya.
2. Bagi para pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi
dasar dalam pengambilan kebijakan nilai tukar sehingga mampu mendapatkan
tingkat nilai tukar yang diharapkan.

4 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kurs
Pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lainnya disebut traksaksi valas, foreign
exchange transaction. Sedangkan yang dimaksud dengan kurs atau nilai tukar mata uang
adlaah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Kurs valuta asing akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran
valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan untuk melakukan pembayaran ke luar negeri
(impor). Kurs antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara
untuk saling melakukan perdagangan (Mankiw, 2000).
kurs antara mata uang domestik dan mata uang asing diartikan sebagai jumlah mata
uang domestik yang diperlukan untuk membeli mata uang asing. Bila kurs meningkat berarti
mata

uang domestik mengalami depresiasi dan mata uang asing mengalami apresiasi.

Sebaliknya penurunan kurs mencerminkan terjadinya apresiasi mata uang domestik dan
depresiasi mata uang asing (Kuncoro, 1996).
Perubahan-perubahan kurs disebut dengan depresiasi dan apresiasi. Depresiasi adalah
kenaikan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik. Depresiasi mata uang suatu
negara membuat harga-harga barang domestik menjadi lebih murah bagi pihak luar negeri.
Sedangkan apresiasi adalah penurunan harga valuta asing dalam satuan mata uang domestik.

Apresiasi mata uang suatu negara membuat harga-harga barang domestik menjadi lebih
mahal bagi pihak luar negeri.
Ditinjau dari lamanya waktu yang dibutuhkan dalam penyerahan valuta asing setelah
terjadi transaksi, kurs dapat diklasifikasikan dalam kurs spot dan kurs forward. Kurs spot
yaitu suatu transaksi valuta asing yang berlangsung seketika, dimana kedua belah pihak
sepakat untuk saling membayar paling lambat dua hari setelah terjadinya transaksi.
Sedangkan kurs forward merupakan kurs berjangka yang waktunya lebih dari dua hari,
biasanya berjangka 30 hari, 90 har, atau 180 hari. Kurs spot dan kurs forward tidak sama,
tetapi biasanya fluktuasinya seiring.
Menurut Colby dan Myers (1988:12), secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai tukar disebabkan oleh faktor-faktor seperti neraca perdagangan, suku bunga, tingkat
pengangguran, gross national product, money supply dan tingkat inflasi
Terdapat dua cara untuk menyatakan kurs, yaitu :
5 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

a. Model Eropa yang sering disebut dengan Inderect Quote. Model ini merupakan cara yang
paling umum dipakai dalam perdagangan valuta asing atau antar bank diseluruh dunia.
Penetapan kursnya dilakukan berdasarka beberapa unit mata uang asing dalam negeri.

b. Model Amerika yang sering disebut Direct Quote. Model ini disebut sebagai harga satu

unit mata uang asing dalam mata uang domestik

Ada beberapa teori yang berkaitam dengan kurs, yaitu :
a.) Balance of Payment Approach
Pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa nilai tukar valuta ditentukan oleh
kekuatan penawaran dan permintaan terhadap valuta tersebut. Adapun alat yang
digunakan untuk mengukur kekuatan penawaran dan permintaan tersebut adalah Balance
of Payment.
Apabila Balance of Payment suatu negara mengalami defisit dapat diartikan
bahwa penghasilan (arus uang masuk) lebih kecil daripada pengeluaran (arus uang
keluar), maka permintaan akan valuta asing akan bertambah guna membayar defisit
tersebut, nilai tukarnya akan cenderung mengalami penurunan dan sebaliknya.
b.) Teori Purchasing Power Parity

Teori ini berusaha untuk menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta
tersebut terhadap barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan apa yang disebut Law
of One Price sebagai dasar. Dalam Law of One Price disebutkan bahwa dengan
asumsi tertentu, dua barang yang identik (sama dalam segala hal) harusnya
mempunyai harga yang sama.
c.) Fisher Effect

Teori ini diperkenalkan oleh Irving Fisher. Fisher Effect menyatakan bahwa
tingkat suku bunga nominal di satu negara akan sama dengan tingkat suku bunga riil
ditambah tingkat inflasi di negara itu. Pernyataan tersebut dapat digambarkan dengan
persamaan sebagai berikut:
Suku Bunga Nominal = Suku Bunga Riil + Tingkat Inflasi
Dengan kata lain, tingkat suku bunga nominal di dua negara dapat berbeda karena
tingkat inflasi mereka berbeda.
d.)

Internasional Fisher Effect
Pendapat ini didasari oleh Fisher Effect, bahwa pergerakan nilai mata uang suatu
negara di banding negara lain (pergerakan kurs) disebabkan oleh perbedaan suku bunga
nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasi dari International Fisher Effect

6 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

adalah bahwa orang tidak bisa menikmati keuntungan yang lebih tinggi hanya dengan
menanamkan dana mereka ke negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena
nilai mata uang negara yang suku bunganya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun
nilainya) sebesar selisih bunga nominal dengan negara yang mempunyai suku bunga

nominal lebih rendah.

2.2 Faktor yang mempengaruhi Kurs
1. Cadangan devisa
Devisa adalah alat pembayaran luar negeri yang antara lain berupa emas, uang
kertas asing dan tagihan lainnya dalam caluta asing kepada pihak luar negeri. Cadangan
defisa didefinisikan sebagai sejulah valuta asing yang dicadangkan bank sentral untuk
keperluan pembiayaan permbangunan dan kewajiban luar negeri yang antara lain
meliputi pembiayaan impor dan pembiayaan lainnya kepad pihak asing. Cadangan devisa
merupakan posisi aktiva luar negeri pemerintah dan bank-bank devisa yang harus
diperlihara untuk keperluan transaksi internasional. Laju ekspor yang tinggi akan
menghasilkan hard currency yang dapat memperkuat cadangan devisa.
Menurut Bank Dunia, peranan cadangan devisa adalah:
a. Untuk melindungi negara dari guncangan eksternal. Krisis keuangan pada akhir 1990 an
membuat para pembuat kebijakan memperbaiki pandangannya atas nilai dari cadangan
devisa sebagai proteksi dalam melindungi dari krisis mata uang.

b. Tingkat cadangan devisa merupakan faktor penting dalam penilaian kelayakan kredit
dan kredibilitas kebijakan secara umum, sehingga negara dengan tingkat cadangan
devisa yang cukup dapat memberi pinjaman dengan kondisi yang lebih nyaman.


c. Kebutuhan likuiditas untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar.
Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila
mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidaknya tiga bulan. Jika cadangan
devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk tiga bulan impor, maka hal itu
dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan
kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Kurs mata uang di pasar valuta asing
akan mengalami depresiasi apabila posisi cadangan devisa terus menitipis, hingga dapat
terjadi “serbuan” (rush) terdapat valuta sing dalam negeri.

7 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

2. Jumlah uang beredar
Money atau jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uang dalam artian sempit (M1) atau sama dengan uang kartal ditambah uang giral yang
beredar di suatu negara. Money dinyatakan dalam bentuk % (% perubahan dari tahun
sebelumnya).
Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah atay bank sentral
dalam bentuk uang kertaas atau uang logam. Uang kartal adalah uang kertas dan uang
logam yang digunakan untuk transaksi sehari-hari yang umumnya untuk transaksi yang tidak

terlalu besar. Jika transaksi yang dilakukan terlalu besar maka pihak yang bertransaksi
umumnya akan menggunakan giro untuk pembayaran. Penyediaan uang kertas dan uang
logam merupakan pertimbangan atas pemenuhan salah satu syarat uang, yaitu dapat
dipecahpecah menjadi nilai nominal yang lebih kecil.
Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum. .Terdiri
dari rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan dalam rupiah yang telah
jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan milik penduduk dalam rupiah dalam sistem
moneter.
JUB dalam arti luas (M2) merupakan M1 ditambahkan dengan uang kuasi yang di
Indonesia merupakan deposito berjangka. Uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka dan
tabungan penduduk pada bank umum baik dalam rupiah maupun valas. Perkembangan M2
tidak terlepas dari kemajuan tingkat perekonomian suatu negara. dengan meningkatnya M2
secara langsung maupun tidak langsung telah mencerminkan perekonomian yang semakin
makmur. Hal ini disebabkan karena masyarakat hanya dapat menyimpan uangnya dalam
bentuk deposito berjangka disaat pendapatannya lebih besar dari tingkat konsumsinya.

3. Harga Minyak Mentah
Kebutuhan energi suatu negara erat kaitannya dengan jumlah penduduk dan
tingkat perkembangan terutama perkembangan industri. Cadangan minyak dunia hanya
dimiliki oleh beberapa negara seperti Saudi Arabia, Irak, Iran, Kuwait dan beberapa
negara lain. Diantara persediaan tersebit lebih dari 25% dimiliki oleh Saudi Arabia.
Banyak negara yang masih bergantung pada negara lain pdalam pemenuan suplai minyak
tersebut. Sehingga sangat mungkin, negara penghasil minyak dunia untuk mendominasi
harga minyak di pasar.
Omojimite (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa harga minyak dan
keterbukaan ekonomi signifikan mempengaruhi tingkat kurs di Nigeria. Studi tersebut
8 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

juga

menyimpulkan

bahwa

harga

minya

terkointegrasi

dengan

kurs

yang

mengindikasikan bahwa harga minya menjadi sumber utama ketidakstabilan kurs di
Nigeria semenjak program SAP pada tahun 1986.
Harga minyak dunia sempat turun di tahun 2009 hingga menyentuk harga
US$68/barel. Hal ini bersamaan dengan menguatnya nilai dolar Amerika, seperti yang
dilansir oleh Viva News. Menguatnya nilai dolar Amerika akan berdampak pada
pergerakan nilai tukar lain yang didasarkan pada dollar Amerika.

4. Suku Bunga Deposito
Deposit rate merupakan suku bunga yang ditawarkan perbankan kepada
masyarakat yang menyimpan uang dalam jenis deposito. Tingkat suku bunga yang
digunakan adalah tingkat suku bunga berjangka 3 bulan yang merupakan rata-rata
tertimbang dan dinyatakan dalam bentuk % per tahun. Perubahan tingkat suku bunga
deposito baik meningkat ataupun menurun akan mempengaruhi perubahan kurs atau
perubahan perbandingan harga mata uang domestik terhadap mata uang asing. Apabila
suku bunga mengalami kenaikan maka para investor cenderung menginvestasikan
dananya ke bank sehingga jumlah mata uang yang beredar cenderung berkurang dan
pada akhirnya kurs domestik mengalami penurunan.

2.3 Kerangka Pikir
Dari hasil pembahasan, kerangka pikir dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Cadangan Devisa
Jumlah Uang Beredar
(M2)

Suku Bunga Deposito

Kurs Nigeria
(Niara/US$)

Harga Minyak Mentah
(US$/barel)

9 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

2.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pikir yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Variabel cadangan devisa, suku bunga deposito, jumlah uang beredar dan harga minyak
mentah secara simultan mempengaruhi kurs Nigeria.
2. Variabel cadangan devisa berpengaruh signifikan dan positif terhadap kurs Nigeria.
3. Variabel suku bunga deposito signifikan berpengaruh dan negatif terhadap kurs
Nigeria.
4. Jumlah uang beredar (M2) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kurs Nigeria.
5. Harga minyak mentah dunia berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kurs Nigeria.

10 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

BAB III
METODOLOGI
3.1 Jenis Dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu (series) selama
kurun Januari tahun 2006 hingga bulan Desember 2012 yang melalui proses smoothing.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurs/nilai tukar Nigeria (Naira/US$),
harga minyak mentah (US$/barrel), cadangan devisa (Milyar US$), suku bunga (%) dan
jumlah uang beredar (M2) (Milyar Naira).
Data yang digunakan dalam peneltian ini bersumber dari IFS (International Financial
Statistics) untuk negara Nigeria dan data yang dirilis di website OPEC (Organization of
Petroleum Exporting Countries).

3.2 Metode Penelitian
Error Correction Mechanism (ECM) merupakan analisis data time series yang
digunakan untuk variabel-variabel yang memilki ketergantungan yang sering disebut
dengan kointegrasi. Metode ECM digunakan menyeimbangkan hubungan ekonomi jangka
pendek variabel-variabel yang telah memiliki keseimbangan/hubungan ekonomi jangka
panjang. ECM sering juga disebut sebagai model koreksi kesalahan.
Istilah Error Correction Mechanism (ECM) sudah diperkenalkan sejak tahun
1950an oleh beberapa pakar ekonometrik. Metode ini pertama kali digunakan oleh Prof.
Dennis Sargan dalam penelitiannya tentang upah dan harga di UK. Dalam perkembangannya,
metode ini kemudian dipopulerkan oleh Engle-Granger
Error Correction Mechanism (ECM) membagi persamaan varabel-variabel yang
saling berkointegrasi menjadi 2 persamaan yaitu persamaan jangka panjang dan jangka
pendek. Keadaan konteegrasi dalam model ECM dilihat pada stasioneritas residualnya. Hal
ini kemudian mengharuskan variabel-variabel dependennya tidak ada yang stasioner pada
level dan residual/error (e) persamaan regresi variabel-variabel tersebut stasioner pada level.
Keuntungan penggunaan ECM sebagai model dinamik dalam analisis data time
series antara lain; ECM dapat melakukan spesifikasi model atas bentuk umumnya, selain itu
ECM dapat menjelaskan informasi jangka panjang dan jangka pendek dari data serta dapat
diketaui konsisiten tidaknya model empirik dengan teori ekonomi. ECM sebagai salah satu

11 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

model dinamik untuk mencari penyelesaian data time series yang tidak stasioner serta mampu
mencari penyelesaian masalah multikolinearitas dan regresi lancung.
a. Persamaan jangka panjang
Dalam permodelan ECM terdapat dua persamaan, yaitu persamaan jangka
panjang dan persamaan jangka pendek. Model estimasi jangka panjang ECM adalah
sebagai berikut:
Yt = β0 + β1X1t + εt
Dimana :
Yt : variabel dependen dalam penelitian
Xt : variabel penjelas/variabel independen
εt : eror pada data ke-t
Pada persamaan jangka panjang ECM hanya bisa dilakukan analisis
mengenai arah masing-masing variabel independen mempengaruhi variabel
dependennya. Koefisien regresi persamaan jangka panjang hanya menjelaskan
berpengaruh positif atau negatif variabel independen terhadap variabel dependennya.

b. Uji kointegrasi
Langkah selanjutnya dalam estimasi ECM adalah uji kointegrasi untuk
menguji apakah residual regresi yang dihasilkan stationer atau tidak (Engel dan
Granger, 1987). Uji kointegrasi digunakan agar seluruh variabel terintegrasi pada orde
yang sama. Jika ada dua variabel yang terintegrasi pada orde yang berbeda, maka
kedua variabel ini tidak mungkin berkointegrasi (Enders, 1995:358-360).
Suatu set series dikatakan berkointegrasi apabila masing-masing series
tersebut tidak terintegrasi pada orde yang sama. Menurut Enders (2004), kointegrasi
mengacu pada kombinasi linier dari variabel-variabel yang nonstasioner.
Pengecekan kointegrasi pada ECM dilakukan dengan menguji residual dari
persamaan jangka panjangnya, apakah stasioner atau tidak. Uji unit root untuk melihat
adanya kointegrasi dilakukan pada data level. Sehingga, jika residualnya stationer di
tingkat level, terdapat kointegrasi.

c. Model Jangka Pendek

12 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

Keberadaan pengujian kointegrasi sangatlah penting dalam pengembangan
model dinamis, khususnya model koreksi kesalahan (ECM), untuk selanjutnya kedua
pendekatan tadi disingkat menjadi EG-ECM (Eangle-Granger Error Correction
Model). Model ini disebut sebagai model koreksi kesalahan (jangka pendek) yang
dikaitkan dengan pendekatan kointegrasi (jangka panjang). Ide utama EG-ECM
adalah berasal dari Granger Representation Theorem (Nugroho, 2010)
Model jangka pendek ECM dituliskan sebagai berikut :

Dimana:

∆Yt = 𝛽0 + 𝛽0 ∆X t + γεt−1 + vt

ΔYt : variabel y yang di-difference-kan pada orde pertama

ΔXt : variabel x yang di-difference-kan pada orde pertama
et-1 : residual/error persamaan jangka panjang pada periode t-1
vt : kesalahan/error pada persamaan jangka pendek
Berbeda dengan persaman jangka panjang yang hanya bisa diinterpretasikan arah
pengaruhnya saja, untuk persamaan jangka pendek ECM bebas diinterpretasikan.
Namun hal itu bisa dilakukan setelah persamaan tersebut telah uji asumsi kalsiknya,
seperti uji autokorelasi, uji homoskedasitas dan uji normalitas.

d. Uji asumsi klasik
Apabila persamaan jangka pendeknya telah diregresikan, maka sebelum melakukan
analisis jangka pendek maupun jangka panjang, kita perlu melakukan pengujian untuk
melihat apakah ada masalah autokorelasi, heteroskedasitas dan ketidaknormalan
residual data.
1. Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dasar dalam penghitungan regresi dengan OLS adalah regresi
tersbut tidak boleh mengandung autokorelai. Autokorelasi adalah hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Bila estimator
mennandung autokorelasi, maka estimator tersebut tidak akan bersifat BLUE
(best, linearm unbiased estimator).
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya uji
autokorelasi adalah dengan melakukan uji Breusch-Godfret serial correlation LM
Test atau uji Lagrange-Multiplier (uji LM), dengan hipotesi sebagai beriku:
H0 : tidak ada autokorelasi
13 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

H1 : terdapat autokorelasi
Untuk mengambil kesimpulan, dilihat dari nilai Obs*R-squared dibandingkan
dengan nilai kritis chi-square dengan tingkat kepercayaan tertentu. Jika nilai
Obs*R-squared lebih besar dari nilai kritis chi-square makan tolak H0 atau terdapat
autokorelasi.
2. Uji Heteroskedasitas
Pengujian ada tidaknya heteroskedastas dapat dilakukan dengan menggunakan uji
White. Hipotesis pada uji homoskedasitas adalah:
H0 : tidak terdapat heteroskedasitas
H1 : terdapat heteroskedasitas
Akan disimpulkan tidak terdapat heteroskedasitas apabila nilai probabilitas dari
Obs*R-squared lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah residual data berdistribusi normal
atau tidak. Model dikatakan baik jika residualnya berditribusi normal. Histogram
residual mempunyai kecenderungan membentuk pola lonceng (bell shape). Selain
itu, untuk menguji normalitas hipotesis dapat digunakan uji hipotesis, salah
satunya dengan menggunakan uji Jarque-Bera. Hipotesis dari uji Jarque-Bera
adalah:
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residual tidak berdistribusi normal
H0 akan ditolak apabial peluang dari Jarque-Bera > tingkat signifikansi.
Setelah langkah-langkah pengujian tersebut selesai dan persamaan yang dihasilkan
telah memenuhi semua asumsi yang disyaratkan, baru persamaan bisa dianalisis. Selain
mengalaisis koefisien dari variabel yang menggambarkan arah hubungannya, ECM juga
memiliki alasisi mengenai speed of adjusment. Penjelasan mengenai speed of adjustment
akan dibahas di BAB IV bersamaan dengan persamaan.

14 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012
160
155
150
145
140
135
130

KURS (NAIRA/US$)

125

2006M1
2006M4
2006M7
2006M10
2007M1
2007M4
2007M7
2009M2
2009M5
2009M8
2009M11
2010M2
2010M5
2010M8
2010M11
2011M2
2011M5
2011M9
2011M12
2012M3
2012M6
2012M9
2012M12

120

Gambar 1. Plot Data Kurs Nigeria (Naira/US$)
Sumber : IFS (diolah)

Dari hasil plot data nilai tukar Nigeria dari tahun 2006 hingga 2012, terjadi fluktuasi di setiap
bulannya. Depresiasi terparah dialami Nigeria pada tahun 2008 akibat krisis dan berdampak
pada nilai tukar periode-periode selanjutnya dimana nilai tukarnya bertahan diatas
N145/US$. Sebelum krisis, nilai tukar bertahan di kisaran N130/US$ hingga N125/US$.

4.2 Analisis Time Series
4.2.1 Uji Stasioneritas Data
Stasioneritas data merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam permodelan time
series. Pengujian stasioneritas data dapat dilakukan dengan beberapa uji unit root
yang tersedia pada software EVIEWS, yaitu uji Augmented Dicky-Fuller, PhillipPerron dan Dicky-Fuller test.
Model ECM mensyaratkan data tidak harus tidak stasioner di level untuk semua
variabel baik dependen maupun independen dan stasioner pada difference yang
sama. Pengujian menggunakan Uji Augmented Dicky-Fuller Test.
H0 : terdapat unit root data (data tidak stationer)
H1 : tidak terdapat unit root pada data (data stationer)
15 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

α = 5% ; Ho akan ditolak apabila prob < α

Gambar 2. Uji Unit Root Data Level

Dari hasil uji unit root, semua variabel memiliki peluang > 0,05. Variabel yang diajukan tidak
signifikan di tingkat level. Kesimpulannya, semua variabel tidak stasioner di tingkat level.
Hal ini sesuai yang diharapkan untuk dapat menggunakan model ECM.
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji unit root data pada difference pertama.
H0 : terdapat unit root data (data tidak stationer)
H1 : tidak terdapat unit root pada data (data stationer)
α = 5% ; Ho akan ditolak apabila prob < α

Gambar 3. Hasil Uji Unit Root Data pada difference pertama
Dari hasil uji unit root, semua variabel signifikan pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini
menyebabkan H0 ditolak, sehingga disimpukan bahwa semua variabel stasioner pada
difference pertama.
16 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

4.2.2 Estimasi Persamaan Jangka Panjang
Persamaan jangka panjang untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
KURSt = β0 + β1 DEVt + β2 MINYAKt + β3 RATEt + β4 M2t
Dimana :
KURSt

: nilai kurs Nigeria pada periode ke-t

DEVt

: cadangan devisa Nigeria pada periode ke-t

MINYAKt : harga minya mentah dunia pada periode ke-t
RATEt

: tingkat suku bungan deposito Nigeria pada periode ke-t

M2t

: jumlah uang beredar di Nigeria secara luas pada periode ke-t

Berikut ini disajikan output EVIEWS untuk estimasi jangka panjang.

Gambar 4. Hasil estimasi persamaan jangka panjang
Pada jangka panjang, secara simultan maupun parsial semua variabel signifikan
mempengaruhi tingkat kurs Nigeria. Namun, analisis uji lanjutan harus dilakukan terlebih
dahulu untuk melihat apakah ada kointegrasi dan asumsi klasiknya dapat terpenuhi. Karena
jika tidak, maka estimasi di atas tidak bisa digunakan. Dari output yang dihasilkan,
didapatkan persamaan jangka pendek sebagai berikut:
KURSt = 139,45 − 0,0006DEVt − 0.1124MINYAKt + 1,013RATEt + 3.54(E − 06)M2t

17 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

4.2.3 Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi dilakukan dengan menguji residual dari persamaan jangka
panjang apakah stasioner di tingkat level atau tidak. Berikut ini output hasil
pengujian residual persamaan jangka panjang.

Gambar 5. Output Uji Kointegrasi
Hasil output diatas, probabiliti dari t-Statisticnya kurang dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kointegrasi pada variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini. karena syarat kointegrasi sudah terpenuhi,
maka bisa dilanjutkan dengan menurunkan estimasi persamaan jangka
pendeknya.

4.2.4 Estimasi Persamaan Jangka Pendek

Gambar 6. Estimasi Persamaan Jangka Pendek
Dalam persamaan estimasi pendek, yang menjadi perhatian adalah koefisien
variabel ECT-nya. Atau dalam output diatas adalah koefisien dari variabel
residualnya. Koefisien ECT diharuskan bernilai negatif dan signifikan. Jika tidak
18 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

demikian, maka persamaan jangka pendeknya tidak dapat digunakan. Dari hasil
estimasi, koefisien ECT bernilai negatif dan signifikan (prob < 0,05).
𝐃 𝐊𝐔𝐑𝐒𝐭 = −𝟎. 𝟎𝟖𝟐𝟗 − 𝟎. 𝟎𝟎𝟎𝟓𝐃 𝐃𝐄𝐕𝐭 − 𝟎. 𝟎𝟕𝟏𝟔𝐃 𝐌𝐈𝐍𝐘𝐀𝐊 𝐭

+ 𝟎. 𝟖𝟑𝟐𝟓𝐃 𝐑𝐀𝐓𝐄𝐭 + 𝟑. 𝟒𝟑 𝐄 − 𝟎. 𝟔 𝐃 𝐌𝟐𝐭 − 𝟎. 𝟐𝟐𝟕𝟗𝛆𝐭−𝟏

Dimana :
D(KURSt)

: perubahan nilai kurs Nigeria pada periode ke-t

D(DEVt )

: perubahan cadangan devisa Nigeria pada periode ke-t

D(MINYAKt)

: perubahan harga minya mentah dunia pada periode ke-t

D(RATEt)

: tingkat suku bungan deposito Nigeria pada periode ke-t

D(M2t)

: jumlah uang beredar di Nigeria secara luas pada periode ke-t

εt-1

: error correction term

4.2.5 Uji Asumsi Klasik
4.2.5.1 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi pada data, digunakan uji BreuschGodfret serial correlation LM Test. Hipotesis sebagai berikut:
H0 : tidak ada autokorelasi
H1 : terdapat autokorelasi
H0 akan ditolak apabila prob < tingkat signifikansi yang ditetapkan. Dalam
penelitian ini digunakan α = 0,05.

Gambar 7. Hasil Uji Autokorelasi
Yang menjadi perhatian kita adalah peluang dari Obs*R-squared yaitu 0,143. Peluang hasil
pengujian ini lebih besar daripada tingkat signifikansi yang sudah ditentukan. Diputuskan
bahwa tidak tolak H0. Sehingga kesimpulannya, tidak terdapat autokorelasi.

19 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

4.2.5.2 Uji Heteroskedasitas
Untuk menguji apakah terdapat gejala heteroskedasitas, digunakan uji white.
Hipotesis dari uji heteroskedasitas adalah :
H0 : tidak terdapat heteroskedasitas
H1 : terdapat heteroskedasitas

Gambar 8. Hasil output dari uji White
Obs*R-squared yang dihasilkan dari Uji White menunjukkan probabilitas sebesar
0.5223. H0 akan ditolak apabila peluangnya < tingkat signifikansi, yaitu 0.05.
Dengan demikian, karena Prob > α, diputuskan bahwa tidak tolak H0.
Kesimpulannya, tidak terdapat gejala heteroskedasitas pada data yang digunakan.

4.2.5.3 Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas dari residual data digunakan uji Jarque-Bera. Hipotesis dari
uji Jarque-Bera adalah:
H0 : data residual berdistribusi normal
H1 : data residual tidak berdistribusi normal
H0 akan ditolak apabial peluang dari Jarque-Bera > tingkat signifikansi. Berikut ini
adalah hasil uji Jarque-Bera:

Gambar 9. Output hasil uji Jarque Bera
Probabiliti yang dihasilkan dari hasil uji Jarque Bera sebesar 0.115. probabiliti ini
lebih besar daripada tingkat signifikansi yaitu 0.05. Diputuskan, karena Prob < α,
20 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

tidak tolak H0. Disimpulkan bahwa residual data yang digunakan berdistribusi
normal.

4.3 Analisis Persamaan Jangka Panjang
Pada persamaan jangka panjang, dapat dianalisis pengaruh variavel-variabel
yang mempengaruhi kurs baik secara simultan maupun secara parsial. Secara simultan,
dengan probablitia F-statistic = 0.0000 dapat diputuskan bahwa secara bersama-sama
variabel DEV, MINYAK, M2 dan RATE mempengaruhi KURS. Secara parsial,
masing-masing varibel juga sangat singifikan mempengaruhi KURS. Terlihat dari nilai
probabiliti masing-masing variabel yang mendekati nol.
Nilai R-squared sebesar 98% variabel KURS dipengaruhi oleh variabel-variabel
yang didefinisikan sebelumnya. Sedangkan sekitar 2% lainnya dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak terdapat di dalam model.

4.4 Analisis Persamaan Jangka Pendek
Pada jangka pendek, variabel pertumbuhan DEV, MINYAK, RATE dan M2
terbukti signifikan mempengaruhi KURS. Baik secara simultan maupun secara parsial.
Koefisien RES(-1) atau variabel ECT disebut dengan speed of adjustment, merupakan
kecepatan suatu model untuk mengeliminasi eror pada persamaan jangka pendeknya
untuk mencapai kestabilan pada jangka panjang. Dari output di atas, speed of
adjustment sebesar 22,79%. Artinya, 22,79% kesalahan pada persamaan jangka pendek
akan dieliminasi dalam satu periode waktu. Sehingga membutuhkan sekitar 4-5 periode
untuk mencapai keseimbangan jangka panjang.

Jumlah Uang yang Beredar (M2)
Pada jangka panjang maupun jangka pendek, variabel jumlah uang beredar (M2) terbukti
signifikan mempengaruhi KURS di Nigeria. Setiap kenaikan jumlah uang beredar di Nigeria
sebesar 1 Milyar akan menyebabkan Kurs terapresiasi. Namun apresiasi ini sangat kecil
nilainya, bahkan hampir mendekati nol. Jika terdapat kenaikan jumlah uang beredar akan
mengapresiasi KURS sebesar 3,54E-06 poin pada jangka panjang. Dan pada jangka pendek,
perubahan jumlah uang beredar sebesar 1 Milyar akan menyebabkan KURS terapresiasi
sebesar 3,43E-06 Naira/US$.

21 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

Harga Minyak Mentah (MINYAK)
Variabel harga minyak mentah terbukti signifikan mempengaruhi KURS Nigeria pada selang
waktu 2006 hingga 2012 baik pada persamaan jangka panjang maupun jangka pendeknya.
Variabel harga minyak mentah terhadap KURS berhubungan negatif. dimana kenaikan salah
satu variabel akan menyebabkan variabel lain justru menurun. Dari hasil pengujian
persamaan jangka panjang, setiap kenaikan harga minya sebesar 1US$/barel akan
menyebabkan KURS Nigeria terdepresiasi sebesar 0.112 Naira. Sedangkan untuk jangka
pendek, perubahan harga minyak mentah sebesar 1 US$/barel akan menyebabkan kurs
terdepresiasi sebesar 0.007 Naira/US$.

Suku Bunga Deposito (RATE)
Suku bunga deposito terbukti signifikan mempengaruhi variasi KURS Nigeria baik pada
jangka panjang maupun jangka pendek. Suku bunga deposito berpengaruh positif. Dimana
setiap kenaikan 1% bunga, akan menyebabkan kurs terapresiasi hingga 1Naira/US$ pada
jangka panjangnya. Hal ini dikarenakan, jika bunga bank tinggi orang akan lebih suka
menyimpan uangnya ke bank dan menyebabkan uang beredar di pasar sedikit. Hal
menyebabkan nilai mata uang negara tersebut menjadi terapresiasi atau menguat. Sedangkan
pada jangka pendek, setiap perubahan suku bunga sebesar 1% akan menyebabkan KURS
terdepresiasi sebesar 0.832 Naira/US$.

Cadangan Devisa (DEV)
Cadangan devisa terbukti signifikan mempengaruhi KURS Nigeria baik jangka panjang
maupuan jangka pendek. Cadangan devisa berpengaruh negatif terhadap KURS. Dimana
setiap kenaikan cadangan devisa sebesar 1 Milyar akan menyebabkan KURS terdepresiasi
sebesar -.0006 Naira/US$ untuk jangka panjang. Untuk jangka pendek, setiap perubahan
cadangan devisa sebesar 1 Milyar akan menyebabkan KURS terdepresiasi sebesar -0.000538
Naira/US$.

22 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :
a. Menstabilkan tingkat kurs merupakan salah satu tantangan bagi negara berkembang
seperti Nigeria.
b. Kurs di Nigeria berfluktuasi dari tahun 2006 hingga tahun 2012. Dan sempat
mengalami depreasi saat terjadi krisis di tahun 2008.
c. Pada jangka panjang maupun jangka pendek, variabel cadangan devisa, harga minyak
mentah, tingkat bunga deposito, jumlah uang beredar (M2) signifikan mempengaruhi
kurs di Nigeria pada tahun 2006-2008.
d. Speed of adjustment sebesar 22,79%, menunjukkan bahwa dalam satu periode 22,79
eror akibat perbedaan antara niali aktual dan yang diharapkan akan dieliminasi untuk
mendapatkan keseimbangan jangka panjang.

5.2 Saran
Saran berdasarkan hasil dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
a. Pembuat kebijakan diharapkan mampu mengantisipasi perubahan kurs baik
terapresiasi maupun terdepresiasi yang ekstrem. Karena jika fluktuasi kurs tidak
dapat dikendalikan akan berpeluang menimbulkan krisis.
b. Dengan mengambil kebijakan yang tepat, diharapkan kurs di Nigeria akan stabil
sehingga kegiatan ekonominya bisa berjalan dengan stabil.

23 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

DAFTAR PUSTAKA
Bayo, Fatukasi. (2011). “Determinants of Inflation: An Empirical Analysis”. International
Journal of Humanities and Social Science. 1(8), 262-271.
Janah, Siti Nur. (2003). “Analisis Pengaruh Perubahan Consumer Price, Deposit Rate, dan
Money Terhadap Kurs”. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret..
Kuncoro, Mudrajad. 1996. Manajemen Keuangan internasional. Edisi pertama. Yogyakarta:
BPFE UGM
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta : Erlangga
Misbahun, Dede. (2008). “Analisi faktor yang Mempengaruhi Kurs Rupiah Sebelum dan
Setelah diterapkannya Free Floating Exchange Rate System”. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Omojimite, Ben U. (2011). “The Price of Oil and Exchange Rate Determinant in Nigeria”.
International Journal of Humanities and Social Science. 1(21), 232-239.
VivaNews. (2009). ”Harga Minyak Stabil di Atas US$68/barel; Investor Melakukan Langkah
Aman

dengan

Berinvestasi

di

Produk

Komoditas,

Seperti

Minyak”.

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/63231harga_minyak_stabil_di_atas_us_68_barel. (Diakses pada Minggu, 20 Juli 2012)

24 | ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS NIGERIA (NAIRA/US$) 2006-2012

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121