BIRO STABILITAS SISTEM KEUANGAN Analisis
WWW.BI.G O .ID
RESEARC
A na lisis Efisie nsi Ind ustri Pe rb a nka n
Ind o ne sia :
Pe ng g una a n Me to d e No np a ra m e trik
Da ta Enve lo p m e nt A na lysis (DEA )
PAPER
(Mulia m a n D Ha d a d , Wim b o h Sa nto so , Eug e nia
Ma rd a nug ra ha
Dha nie l Illya s)
5/ 7
2003
BIRO STABILITAS SISTEM KEUANG AN
DIREKTO RAT PENELITIAN DAN PENG ATURAN PERBANKAN
ANALISIS EFISIENSI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA :
PENGGUNAAN METODE NONPARAMETRIK
DAT A ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ?
1
2
3
Muliaman D. Hadad , Wimboh Sant oso , Dhaniel Ilyas ,
4
Eugenia Mardanugraha
Desember 2003
Abst raksi
Thi s r esear ch ut i l i ses t he non-par amet r i c f r ont i er appr oach, DEA, t o anal yse
bank ef f i ci ency i n Indonesi a’ s banki ng i ndust r y usi ng annual sampl e. Ef f i ci ency
anal ysi s i s conduct ed acr oss i ndi vi dual banks and
bank t ypes. Fol l owi ng
Al t unbas, Yener , et . al . (2001) wi t h f ew modi f i cat i on, we use pr i ce of l abor ,
pr i ce of f unds and pr i ce of physi cal capi t al as cont r ol l ed i nput var i abl e and
publ i c l oan, secur i t i es and ot her l oans as out put var i abl e. The r esul t i s al so
i nt ended f or mer ger anal ysi s. We f ound t hat pri vat e nat i onal bank wi t h f or ei gn
exchange di vi si on ar e t he most ef f i ci ent gr oup i n t he l ast t hr ee year s f r om 20012003. Mer ger i s not al ways yi el di ng a mor e ef f i ci ent behavi our at Banki ng
Indust r y i n Indonesi a, But most l y, t he act of mer ger i s pr omot i ng bet t er
ef f i ci enci es.
Keywor ds: Bank Ef f i ci ency, Mer ger
JEL Cl assi f i cat i on : G21, C34
?
Nama Bank dalam t ulisan ini dit ulis dalam bent uk No. ID dengan pert imbangan pert imbangan t ert ent u. Penulis j uga mengucap kan banyak t erima kasih kepada Roland
Maruit ua dan Desi Set iadest riat i yang t el ah membant u dal am dal am hal pengol ahan dat a
yang t erkait dalam t ulisan ini.
1
2
Penelit i Biro St abilit as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan Pengat uran
Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : muliaman@bi. go. id
Penelit i Bank Eksekut if Biro St abilit as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan
Pengat uran Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : wimboh@bi. go. id
3
Penelit i LPEM - Universit as Indonesia
4
Penelit i LPEM - Universit as Indonesia
1
I. PENDAHULUAN
Dengan menggunakan pendekat an par amet r i k maupun DEA, t uj uan dar i
penel it ian mengenai ef isiensi per bankan adal ah unt uk memper ol eh suat u f r ont i er
yang akurat . Namun demikian, kedua met ode menggunakan pendekat an yang
berbeda unt uk mencapai
t uj uan ini.
Pendekat an paramet rik menghasil kan
st ochast ic cost f r ont i er sedangkan pendekat an DEA menghasi l kan pr oduct i on
f r ont i er .
Ada keunt ungan dan kel ebihan dar i set iap prosedur. Prosedur paramet rik
unt uk mel ihat hubungan ant ara biaya diperl ukan inf ormasi yang akurat unt uk
harga i nput dan variabel exogen l ainnya. Penget ahuan mengenai bent uk f ungsi
yang t epat dari f r ont i er dan st rukt ur dari an on-sided error (j ika digunakan), dan
ukur an sampel yang cukup di but uhkan unt uk menghasi l kan kesi mpul an secar a
st at ist ika (st at ist ical inf erences). Pendekat an DEA approach t idak menggunakan
inf ormasi, sehingga, sedikit dat a yang dibut uhkan, l ebih sedikit asumsi yang
di per l ukan dan sampl e yang l ebih sedikit dapat dipergunakan. Namun demikian,
kesimpul an secara st at ist ika t idak dapat diambil j ika menggunakan met ode nonparamet rik.
Perbedaan ut ama l ainnya adal ah bahwa pendekat an paramet rik memasukkan
random error pada f r ont i er , sement ar a pendekat an DEA t i dak memasukkan
random
error.
Sebagai
konsekwensinya,
pendekat an
DEA
t idak
dapat
memperhit ungkan f akt or-f akt or sepert i perbedaan harga ant ar daerah,
perbedaan perat uran, peril aku baik buruknya dat a, observasi yang ekst rim, dan
l ain sebagainya sebagai f act or-f akt or ket idakef isienan. Dengan demikian,
pendekat an nonparamet rik dapat digunakan unt uk mengukur inef isiensi secara
l ebih umum. Kel emahan dari pendekat an DEA adal ah sat u out l ier dapat secara
signif ikan mempengaruhi perhit ungan dari ef isiensi dari set iap perusahaan.
Namun demikian, hal t ersebut t idak t erl al u merisaukan karena kedua
pendekat an akan menghasil kan hasil yang mirip. Hal ini akan t erj adi j ika sampel
yang dianal isis mer upakan unit yang sama dan menggunakan pr oses pr oduksi yang
sama. DEA mempunyai beberapa keunt ungan rel at if dibandingkan dengan t eknik
paramet rik. Dal am mengukur ef isiensi, DEA mengident if ikasi unit yang digunakan
sebagai ref erensi yang dapat membant u unt uk mencari penyebab dan j al an
keluar dari ket idakef isienan, yang merupakan keunt ungan ut ama dal am apl ikasi
manaj erial . (Epst ein and Henderson, 1989). Sel ain it u, DEA t idak memerl ukan
spesif ikasi yang l engkap dari bent uk f ungsi yang menunj ukkan hubungan produksi
dan dist ribusi dari observasi. Sel ain it u pendekat an paramet r i k sangat t er gant ung
pada asumsi mengenai dat a produksi dan dist ribusi.
2
Lebi h spesi f i k l agi , Banker (1993), Knei p et al . (1998), Gi j bel s et al . (1999)
dan Park, et al . (1997) t el ah menunj ukkan bahwa pendugaan DEA secara st at ist ik
konsi st en dengan strukt ur produksi dan dist ribusi. Sayangnya, DEA t idak dapat
memperkirakan adanya sampl e error yang t ak t erhingga, khususnya j ika
banyaknya variabel i nput dan out put rel at if l ebih banyak dibandingkan dengan
banyaknya observasi. Hal ini berl aku unt uk sebagian besar model DEA. Dal am
Penel it ian ini kit a memil ih unt uk menggunakan pendekat an DEA dal am
menganal isis ef isiensi perbankan di Indonesia.
II. TEORI DAN STUDI LITERATUR
Konsep-konsep yang digunakan dal am mendef inisikan hubungan i nput out put
dal am t i ngkah laku dari inst it usi f inansial pada met ode paramet rik maupun nonparamet rik adal ah, (i) Pendekat an produksi ( t he pr oduct i on appr oach), (i i )
Pendekat an int ermediasi ( t he i nt er medi at i on appr oach ), dan (iii) Pendekat an
asset ( t he asset appr oach ). Pendekat an pro duksi mel ihat inst it usi f inansial
sebagai produser dari akun deposit ( deposi t account s) and kredit pinj aman
( l oans); mendef inisikan out put sebagai j uml ah dari akun-akun t ersebut at au dari
t r ansaksi -t ransaksi yang t erkait . Input - i nput dal am kasus ini dihit ung sebagai
j uml ah dari t enaga kerj a, pengel uaran modal pada aset -aset t et ap (f i xed asset s)
and mat erial lainnya.
Pendekat an int ermediasi
memandang sebuah inst it usi
f inansial
sebagai
i nt er medi at or : Mer ubah dan ment r ansf er aset -aset f inansial dari unit - unit sur pl us
menj adi unit - unit def isit . Dal am hal ini i nput - i nput inst it usional sepert i biaya
t enaga kerj a dan modal dan pembayaran bunga pada deposit , dengan out out
yang diukur dal am bent uk kredit pinj aman ( l oans) dan i nvest asi f i nansi al
( f i nanci al i nvest ment s). Akhirnya, pendekat an aset ini mel ihat f ungsi primer
sebuah inst it usi f inansial sebagai pencipt a kredit pinj aman (l oans). Yang t erakhir
adal ah pendekat an asset yang memvisual isasikan f ungsi primer sebuah inst it usi
f inansial sebagai pencipt a kredit pinj aman (l oans); dekat sekal i dengan
pendekat an i nt er medi asi , di mana out put benar-benar di def i ni si kan dal am bent uk
aset -aset .
Memang t erdapat bermacam-macam def i ni si konsept ual i sasi pendekat an
dal am mendef inisikan i nput dan out put dal am membent uk sebuah model ef isiensi
yang t epat . Berger and Humphrey (1991) menawarkan t iga cara dal am
mendef inisikan out put - out put f inansial dari sebuah l embaga f inansial , yait u
pendekat an asset (out put nya adal ah kredit pinj aman yang dikel uarkan bank dan
aseet -asset l ainnya), Pend ekat an user cost ( out put yang mempunyai kont r i busi
3
t erhadap Pendapat an bersih), dan pendekat an val ue-added ( out put yang
mempunyai kont ribusi t erhadap val ue added ). Dengan menganggap hal l ainnya
t i dak ber ubah (cet er i s par i bus), dan dengan nilai margin t ert ent u dari t ingkat
bunga yang dibayarkan pada deposit dan aset at au kewaj iban f inansial l ai nnya,
sebuah gabungan kredit ya ng meningkat kan t ingkat deposit akan meningkat kan
produksi bersih nil ai t ambah dari l embaga f inansial t ersebut , dimana kekuat an
yang mer ubah ‘ pembel ian’ dana int er- bank akan mengurangi produksi bersih nil ai
t ambahnya.
Lit erat ur- l it erat ur yang ada memperl akukan bank sebagai sebuah ent it as
yang goi ng concer n, yang mengkombinasikan t enaga kerj a, modal , dan berbagai
macam i nput - i nput f i nansi al l ainnya unt uk memproduksi out put . Sal ah sat u
pendekat an, yang disebut sebagai pendekat an produksi, mengukur out put dengan
j uml ah deposit dan akun j asa pinj aman kr edit dar i sebuah bank. Pendekat an
int ermediasi yang l ebih umum mel ihat bank sebagai f i nanci al i nt er medi ar y ,
dengan out put yang di ukur dal am uni t Rupi ah dan dengan t enaga ker j a, modal ,
dan berbagai macam sumber pendanaan diperl akukan sebagai i nput .
Pendekat an int ermediasi mempunyai beberapa Varians. Berger and Humprey
(1991,
1992)
mengkl asif ikasik an
akt ivit as-akt ivit as
dimana
bank -bank
mencipt akan val ue added yang t inggi, sepert i kredit pinj aman (l oans), demand
deposi t , dan t i me and savi ngs deposi t s sebagai sebuah out put yang “ pent i ng” ,
dengan t enaga kerj a, modal , dan pembel ian dana dikl asif ikasikan sebagai input .
Secara al t ernat if Al y et al . , 1990; Hancock, 1991 dan Fixl er dan Zieschang, 1992
mengadopsi sebuah kerangka “ user -cost ”
di mana
dikl asif ikasikan sebagai sebuah out put j i ka r et ur n dari
sebuah bank asset
sebuah asset f inansial
di kl asi f i kasi kan sebagai sebuah out put j i ka r et ur n f inansial dari asset t ersebut
melebihi oppor t uni t y cost dar i i nvest asi , dan sebuah kewaj i ban ( l i abi l i t y )
dikl asif ikasikan sebagai sebuah out put j ika biaya f inansial dari kewaj iban
t ersebut l ebih kecil dari oppor t uni t y cost -nya. Meski pun det ai l mer eka ber beda,
pendekat an val ue added dan user - cost cenderung menyarankan sebuah kl asif ikasi
yang mirip pada pemil ihan variabel i nput dan ouput dari sebuah bank, dengan
perbedaan prinsipil pada kl asif ikasi dari demand deposi t sebagai sebuah out put
pada sebagi an besar st udi user -cost yang ada dan sebagai i nput maupun out put
ket ika pendekat an val ue added yang diambil .
Fr ei xas and Rochet (1997) j uga menyar ankan t i ga pendekat an dal am di skusi
l it erat ur t erkait dengan akt ivit as perbankan: Pendekat an produksi ( t he
pr oduct i on appr oach ), pendekat an i nt er medi asi (t he i nt er medi at i on appr oach )
dan pendekat an modern ( t he moder n appr oach ). Dua pendekat an pert ama
mengapl ikasikan t eori perusahaan mikroekonomi t radisional pada indust ri
4
per bankan dan berbeda hanya pada spesif ikasi dari akt ivit as banknya.
Pendekat an yang ket iga mel angkah l ebih j auh dan memasukkan beberapa
akt ivit as spesif ik dari bank kedal am t eori kl asik yang kemudian dimodif ikasi.
Dal am pendekat an pr oduksi , akt i vi t as bank di deskr i psi kan sebagai sebuah
produksi j asa bagi para deposit or dan peminj am kredit . Fakt or-f akt or pr oduksi
t radisional sepert i t anah, t enaga kerj a dan modal digunakan sebagai i nput unt uk
mempr oduksi out put - out put yang diinginkan. Meskipun pendekat an ini mengenal i
si f at mul t iproduk dari akt ivit as perbankan, st ud-st udi sebel umnya kurang
memperhat ikan aspek -apek dari produk perbankan t ersebut , sebagian besar
karena t eknik-t eknik yang berkait an dengan isu skal a (scal e ) dan sekup (scope)
bel um berkembang dengan baik. Pendekat an ini mempunyai kekurangan dasar
dalam hal pengukuran out put . Apakah kit a akan memakai j uml ah akun, j uml ah
operasi dal am akun-akun ini at au j uml ah nominal nya (dal am Rupiah)? Pendekat an
yang secara umum dit erima adal ah menggunakan j uml ah nominal karena
ket ersediaan dat anya. Pendekat an int ermediasi pada kenyat aannya bersif at
kompl emen t erhadap pendekat an produksi dan menerangkan akt ivit as perbankan
sebagai pent r ansf or masi an uang yang di pi nj amkan dar i deposi t or menj adi uang
yang dipinj amkan kepada para debit or. Akt ivit as pent ransf ormasian ini berasal
dar i kar akt er i st i k yang ber beda dar i ber bagai macam kar akt er i st i k deposi t dan
kredit pinj aman yang ada. Deposit biasanya dapat dibagi-bagi, l ikuid dan t idak
ber esiko, dimana pada sisi l ain kr edit pinj aman ber sif at kurang l ikuid dan
beresiko. Dal am pendekat an ini, i nput adal ah modal f inansial – deposit yang
di kumpul kan dan dana yang di pi nj am dar i pasar f i nansi al , dan out put - out put
diukur dal am vol ume pinj aman dan invest asi yang out st andi ng . Pendekat an
moder n mempunyai kel ebihan dal am mengint egr asikan r esiko manaj emen dan
proses inf ormasi kedal am t eori kl asik mengenai perusahaan. Adal ah sat u bagian
yang pal ing inovat if dari pendekat an ini adal ah pengenal an dari kual i t as aset
bank dan kemungkinan dari kegagal an bank dal am pengest imasian biaya mereka.
Dapat diargument asikan, bahwa pendekat an ini t erkait pada pendekat anpendekat an sebel umnya (Freixas and Rochet , 1997). Pendekat an ket iga ini,
mungkin, dapat dir epr esent asikan secar a t er baik mel al ui pendakat an CAMEL yang
berdasarkan rasio. Pada pendekat an ini, Capi t al adequacy (kecukupan modal ),
Asset qual i t y (kual it as aset ), Management (manaj emen), Ear ni ngs (pendapat an)
dan Li qui di t y (l i kui di t as) di t ur unkan dar i t abel-t abel f inansial bank dan digunakan
sebagai variabel-variabel dal am anal isis per f or mance (Mer can and Yol al an, 2000).
Bank di anal i sa sebagai sebuah uni t pr oduksi pada beber apa st udi sebel umnya
(Ferrier and Lovel l , 1990; Shaf f nit , Rosen and Paradi, 1997; Zenios, Zenios,
Agat hocl eous, Sot eriou, 1999; At hanassopou l os and Giokas, 2000), dimana yang
l ainnya menganggap mereka sebagai inst it usi yang bersif at i nt er medi ar y. (Bar r ,
5
Seif ord, and Siems, 1994; At hanassopoul os and Giokas, 2000).
Zenious and
Sot eriou
(1999)
mengembangkan
sebuah
kerangka
unt uk
mengkombinasikan benchmar k st r at egi s dan ef i si ensi dar i j asa yang di t awar kan
ol eh (cabang) bank. Pada dasarnya model inipun bisa dit erapkan pada bank
secara kesel uruhan, karena int i dari met ode non-paramet rik yang akan dipakai
adal ah unt uk mel ihat kinerj a ef isiensi dari sebuah Deci si on Maki ng Uni t (DMU),
baik it u sebuah bank, cabang bank, rumah sakit , perusahaan pert anian, dan
sebagainya.
Menurut mereka Sebuah benchmar k ef i si ensi di kembangkan dengan
berdasarkan ser vi ce-pr of i t chai ns ( r ant ai j asa-keunt ungan ) . Tiga model ya ng
didasarkan pada met ode non-paramet rik dari t eknik Dat a Envel opment Anal ysi s
(DEA) dikembangkan unt uk dit erapkan pada l at ar bal akang keprakt isan: (i)
sebuah model ef i si ensi oper asi onal (oper at i onal ef f i ci ency model ), (i i ) sebuah
model ef isiensi kual it as j asa (ser vi ce qual i t y ef f i ci ency model ), dan (iii) sebuah
model ef isiensi keunt ungan ( pr of i t abi l i t y ef f i ci ency model ). Penggunaan dar i
model-model ini pada kasus mereka diil ust rasikan menggunakan dat a cabangcabang dari bank komersial . Hasil empiris menghasi l kan t emuan-t emuan yang
superior j ika kit a dapat secara simul t an menggunakan ket iga model secara
bersamaan, yait u mel ihat desain operasional dengan kual it as yang dihasil kan ol eh
j asa dan keunt ungan yang dibandingkan dengan benchmar k masing-masi ng dar i
t iga di mensi t er sebut secar a t er pi sah. Hubungan yang bagus j uga t er dukung
secar a empi r i s di ant ar a ef i si ensi oper asi onal dan keunt ungan, dan di ant ar a
ef isiensi operasional dengan kual ias j asa yang dihasil kan.
Dal am t ul isannya, Zenious and Sot eriou (1999) menkait kan operasi, kual it as
j asa dan keunt ungan dal am sebuah benchmar k kerangka ef isiensi secara umum.
Kont ribusi dari kerangka ini adal ah bahwa model nya dapat sesuai dengan t epat
pada desain dari sist em operasi ke dal am konsep rant ai j asa-keunt ungan ser vi cepr of i t chai n, dan memberikan kemampuan unt uk membuat benchmar k desain
operasional secara gabungan, dengan ukuran int ernal (operasional ) dan ukuran
ekst ernal (kost umer), yang mengukur per f or mance dar i j asa yang di hasi kan
(seper t i kual it as) dan gar is dasar nya (seper t i keunt ungan). Dal am t ul i sannya
dikembangkan suat u met ode yang mengkait kan resiko yang mereka t anggung
dal am member i kan i mpr esi dar i kesel ur uhan ker angka benchmar k yang mer eka
bangun. Sebenarnya mereka membangun sebuah hubungan model yang kompl e ks
dan non l inier. Mereka menunj uk l it erat ur yang ber- benchmar k st r at egi s sebagai
j auh dar i kesan konkl usif . Jadi menur ut mer eka f akt or-f akt or yang mempengaruhi
per f or mance harus di - benchmar k secara simul t an. Menurut mereka t idak cukup
unt uk mengident if ikasi masi ng-masing kait an dari rant ai j asa-keunt ungan
6
( ser vi ce-pr of i t chai n ), at aupun mem- benchmar k sat u-sat u kait an t ersebut .
St udi mereka t erf okus pada j aringan dari cabang-cabang (bank). Tapi i ni
dikarenakan ket erbat asan dari dat a yang bisa mereka perol e h dan bukanl ah
merupakan karakt erist ik inheren yang dibut uhkan dal am pengambangan kerangka
yang mer eka kembangkan dan met odol ogi yang mer eka gunakan dal am
menganal isis dat a empirik. Art inya, met odol ogi ini bisa dit erapkan ke decision
making unit l ainnya dan dimodif ikasi sesuai kebut uhan. Cabang-cabang dari bank
t et ap menj adi kendaraan ut ama dari j aringan bank yang dit akdirkan unt uk
mempunyai pengaruh yang signif ikan t erhadap bank -bank secara kesel uruhan.
Efisiensi Perbankan dan Merger
Mer ger dan akui si si merupakan pil ihan agar perbankan di Indonesia bert idak
l ebih ef isien set el ah krisis ekonomi yang mel anda Indonesia pada t ahun 1997.
Mer ger dapat membuat bank dengan manaj emen yang l ebih baik mengambil al ih
manaj emen dari bank yang kurang baik unt uk peningkat an perf ormanya. Dengan
hasil mer ger ant ar bank t ersebut akan mempunyai manaj emen yang l ebih baik.
Mer ger j uga akan menurunkan biaya operasional dan menawarkan keunt ungan
kepada masyarakat secara kesel uruhan dal am bent uk kebebasan dal am memil ih
sumber daya yang digunakan.
Adanya kel ebihan kapasit as, dimana beberapa bank beroperasi di bawah
skal a ef isien, kombinasi dari produk yang t idak ef isien, at au berada di l uar
ef f i ci ent f r ont i er , membuat mer ger dan akuisisi harus dil akukan unt uk
menyel esaikan masal ah ini. Lebih j auh l agi, ada beberapa al asan unt uk
memperkirakan adanya pengaruh ef isiensi dari mer ger beber apa bank yang
dil akukan set el ah kr isis ekonomi t ahun 1997. Dimana per ubahan der egul asi
perbankan, inovasi t ekonol ogi dan peningkat an kompet isi mempengar uhi bank
unt uk mel akukan mer ger dan akui si si .
Mer ger dan akuisisi dapat meningkat kan skal a ekonomi dan scope ekonomi,
memperbaiki ef isiensi dari bank yang mer ger , membuat bank hasi l mer ger
memil iki mar ket power yang l ebih besar at au meningkat kan si ze dari
manaj emen. Sebagai konsekwensinya, mer ger dari bank mempengaruhi ef isiensi
biaya dan pr of i t , seper t i hal nya bunga dar i deposi t o dan pi nj aman. Mer ger
berpot ensi unt uk memberi keunt ungan kepada masyarakat dengan l ebih l uas j ika
ef isiensi biaya dan prof it akibat merger meningkat . Est imasi dari ef isiensi biaya
dan prof it memungkinkan pemisahan ant ara perbaikan ef isiensi dengan pengaruh
dari market power, sesuat u yang t idak dapat dil ihat hanya dari rasio cost dan
prof it .
7
Huizinga, et , al . (2001) menemukan bah wa ada perubahan yang si gni f i cant dar i
skal a ekonomi pada perbankan di Eropa, akibat mer ger dan akui si si . Dengan
membandi ngkan bank yang mer ger dengan bank yang t i dak mer ger , penel i t i an
t ersebut menemukan bahwa, akibat adanya mer ger , bank -bank yang kecil , prof it
ef isiensinya l ebih baik dibandingkan dengan bank -bank yang besar . Sedangkan
ef isiensi biaya dari bank -bank keci l maupun besar meni ngkat . Mer ger cenderung
unt uk menurukan ef isiensi prof it dari bank -bank yang besar, sedangkan ef isiensi
prof it dari bank-bank yang kecil meningkat . Penel it ian t ersebut j uga menemukan
bahwa t ingkat suku bunga deposit o cenderung meningkat akibat mer ger , yang
mengindikasikan bahwa bank -bank hasil mer ger t idak dapat memperol eh mar ket
power yang l ebih besar. Dal am t ul isan ini kit a j uga akan mel akukan anal isis
merger yang dil akukan ol eh bank -bank yang ada di Indonesi a unt uk mel i hat
t ingkat ef isiensi sebel um dan sesudah merger yang kemudian dibandingkan unt uk
di anal i si s.
III. METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN
Adal ah umum diket ahui bahwa pemil ihan variabel dal am st udi ef isiensi
secara signif ikan mempengaruhi hasil nya. Beberapa st udi t el ah memperl ihat kan
hasi l-hasil yang berbeda karena adanya sel eksi variabel yang berbeda. (Favero
and Pappi , 1995; Hunt er and Ti mme, 1995). Wal au bagai manapun j uga ada
beberapa ket erbat asan dal am penyel eksian variabel karena rel iabil it as dari dat a
yang kit a perol eh.
Sebagai cont oh, variabel dapat merepresent asikan inf ormasi yang berbedabeda, meskipun mereka membawa l abel yang sama. Variasi ini berakar da ri
kurangnya st andar pel aporan dal am indust ri perbankan. Pada sisi l ain,
penggunaan var i abel yang t i dak per l u membi askan anal i si s dan membuat menj adi
sul it unt uk diint erprest asikan dal am st udi paramet rik dan nonparamet rik. Beban
st udinya adal ah dengan memaksakan unt uk menj ust if ikasi proses sel eksi.
Penyel eksian variabel unt uk beberapa st udi bergant ung kebanyakan pada t eorit eori bank kl asik. Kompl ikasi l ain yang pent ing pada st udi ef isiensi bank yang
mempengaruhi penyel eksian variabel dan kemudian hasil nya adal ah def i ni si dar i
f ungsi bank. Ol eh karena it u sebel um mendiskusikan apl ikasi dan penyel eksian
variabel amat berguna unt uk memahami t erl ebih dahul u proses perbankan yang
ada, yang kemudian dapat mempert aj am pet unj uk yang baik dal am penyel eksian
variabel dan proses pengapl ikasian. Peran sebuah bank komersial secara umum
didef inisikan sebagai pengkol eksi t abungan dari rumah t angga dan agen-agen
l ainnya unt uk mendanai invest asi yang dibut uhkan perusahaan-perusahaan dan
konsumsi individual . Pent ingnya pendef inisian f ungsi perbankan adal ah j el as
8
dal am menent ukan variabel i nput dan out put yang akan dipakai unt uk st udi
ef isiensi. Meskipun sudah j el as bahwa bank membawa kedua f ungsi ini, sebuah
st udi kuant it at if harus dibuat dari pil ihan konf l ik yang ada pada pen def inisian
variabel.
Spesifikasi input dan out put
Dal am penel it ian ini digunakan asset appr oach (deposit o sebagai i nput )
dengan pert imbangan-pert imbangan sebagai berikut :
1.
Sebagi an besar
penel i t i an yang per nah di l akukan unt uk mengukur
ef isiensi perbank an adal ah dengan menggunakan asset appr oach. Dengan
menggunakan pendekat an ini, maka mudah unt uk dil akukan penel it ianpenel it ian sel anj ut nya yang berkait an dengan ef isiensi perbankan,
maupun membandingkan hasil penel it ian ini dengan penel it ian-penel i t i an
yang pernah dil akukan sebel umnnya.
2.
Per anan dar i bank di Indonesi a adal ah sebagai i nst i t usi f i nansi al yang
mengumpul kan
t abungan
(yang merupakan
surpl us unit )
dan
mengubahnya menj adi kredit yang merupakan def isit unit . At au dengan
perkat aan l ain, f ungsi int ermediaries dari bank pent ing unt uk dit el it i.
3.
Jika deposit o diperhit ungkan sebagai out put , Deposi t ser vi ces di kenakan
kepada nasabah bank dal am bent uk membayar t ingkat bunga di bawah
t ingkat bunga pasar (SBI) daripada mengenakannya dengan harga t ert ent u
sebagai f ee dari ser vi ce. Sehingga sul it dit ent ukan harga dari deposit o.
Variabel-variabel berdasarkan pendekat an Al t unbas, Yener, et . al . (2001)
unt uk menghit ung ef isiensi perbankan di Jerman dengan menggunakan
pendekat an asset appr oach adal ah:
9
Tabel. 3. 1. Variabel -variabel berdasarkan pendekat an
Alt unbas, Yener, et . al. (2001)
Variabel
Definisi
Variabel Harga Input :
P1 ( Pr i ce of l abor ) (USD mil)
Tot al per sonel expenses devi ded by t ot al asset
P2 ( Pr i ce of f unds) (%)
Tot al i nt er est expenses devi ded by t ot al f unds
P3 ( Pr i ce of physi cal capi t al )
(%)
Tot al depr eci at i on and ot her capi t al expenses
devi ded by t ot al f i xed asset s
Variabel Kuant it as Out put :
Q1 ( Mor t gage l oan) (USD mil )
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e mor t gage
l oans
Q2 ( Publ i c l oan)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e publ i c
l oans
Q3 ( Ot her l oan)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e ot her
l oans
Q4 ( Secur i t i es)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e secur i t i es
Sedangkan dengan menggunakan dat a yang t ersedia di Bank Indonesi a,
berdasarkan neraca keuangan bank dan l aporan l aba rugi bank, yang diperol eh
dari maka variabel yang memungkinkan unt uk digunakan dal am penel it ian ini
adal ah:
Tabel 3. 2. Variabel Yang Digunakan Dalam St udi Penelit ian
Symbol
Definisi
Sumber
Variabel Harga Input :
P1 ( Pr i ce of l abor )
Beban personal ia dibagi t ot al
akt i va
Laporan l aba rugi &
Neraca
P2 ( Pr i ce of f unds)
Beban bunga dibagi dengan
t ot al pasiva
Laporan l aba rugi &
Neraca
P3 ( Pr i ce of physi cal
capi t al )
Beban lainnya dibagi dengan
akt iva t et ap
Laporan l aba rugi &
Neraca
Kredit yang diberikan pihak
Neraca
Variabel Kuantitas
Out put :
Q1
t erkait dengan bank
Q2
Kredit yang diberikan pihak
Neraca
lainnya
Q3 ( Secur i t i es)
Surat berharga yang dimil iki
Neraca
10
Dalam penelit i an i ni , met odol ogi yang di gunakan adal ah met odol ogi non
paramet rik, dengan met odol ogi yang dikenal dengan ist il ah Dat a Envel opment
Anal i sys (DEA). DEA menghit ung ef isiensi t eknis unt uk sel uruh unit . Skor ef isiensi
unt uk set iap unit adalah relat if , t ergan t ung pada t ingkat ef isiensi dari unit -unit
l ainnya di dal am sampl e. Set iap unit dal am sampl e dianggap memil iki t ingkat
ef isiensi yang t idak negat if , dan nil ainya ant ara 0 hingga 1, dimana sat u
menunj ukkan ef isiensi yang sempurna. Kemudian unit -uni t yang memi l i ki ni l ai
sat u ini digunakan dal am membuat envel ope unt uk f r ont i er ef isiensi.
lainnya yang ada di dalam envel ope menunj ukkan t i ngkat i nef i si ensi .
Unit -unit
Hal ini dapat dil ihat dal am gambar 3. 1, dimana i nput di nor mal i sasi dengan
out put unt uk set iap unit . Unit A menggunakan i nput 1 yang l ebih besar dari
i nput 2, dan unit B menggunakan i nput dengan komposisi yang berl awanan.
Fr ont i er dapat digambarkan sebagai kombinasi l iner dari unit A dan B, dan
menyambungkan daerah di l uar A dan B yang mendekat i set i ap aksi s, t et api t i dak
pernah menyent uh. Unit C ada di ant ara f r ont i er , dengan t ingkat ef isiensinya
dihit ung sebagai rasio ant ara OC' t o OC. Ol eh karena it u, bil a kit a menarik garis
l urus dari C ke f r ont i er , akan didapat unit C' yang merupakan unit yang dapat
kit a perkirakan bil a unit C menggunakan t eknol ogi yang digunakan ol eh unit A
dan B (Sext on).
Gambar 3. 1
Front ier Efisiensi dengan Tiga Unit .
Input 2
Output
B
C
C'
A
0
Anal isis
non-par amet r ik
Input 1
Output
(Char nes,
Cooper s
and
Rhodes,
1978)
t idak
membut uhkan spesi f i kasi khusus dar i bent uk f ungsi t er t ent u unt uk mener angkan
dan membent uk bat asan ef isiensi at au permukaan f ungsi ‘ ampl op’ yang ada.
Fl eksibil it as dari t eknik nonparamet rik membol ehkan kit a unt uk membent uk
11
beberapa f ormul asi al t ernat if . Kit a dapat menganal isa dua versi dari sebuah
model DEA yang ber or i ent asi out put ber dasar kan dua asumsi r et ur n of scal e yang
ada: yait u const ant r et ur ns t o scal e (kit a singkat dengan DEAc) dan var i abl e
r et ur ns t o scal e (kit a singkat dengan DEAv). Kedua pendekat an penghi t ungan DEA
dengan asumsi yang berbeda ini dapat dil akukan dengan mengunakan sof t ware
FRONT IER.
Misal kan t erdapat sebuah set dari n Unit Pembuat an Keput usan (UPK).
Terdapat
mi nput -i nput dan s out put - out put dan set iap UPK mempunyai
karakt erist ik ol eh sebuah i nput out put (X, Y) vekt or. Unt uk menent ukan skor
ef isiensi dari t iap unit , UPK akan dibandingkan dal am sebuah grup t ert ent u yang
t erdiri dari kombinasi l inear dari ef isiensi UPK- UPK yang ada. Unt uk set iap unit
yang t idak t erl okasi di dal am bat asan ef isiensi didef inisikan sebagai vekt or
? ? ?? 1,..., ? n ?,
where each
? j merepresent asikan
bobot
dari
set iap UPK
didal am grup t ersebut . Perhit ungan DEA didesain unt uk memaksimumkan skor
ef isiensi rel at if dari set iap unit , dengan dibat asi ol eh kendal a bahwa bobot dal am
set yang di per ol eh dal am hal i ni unt uk set i ap UPK har us j uga f easi bl e unt uk UPKUPK l ainnya yang t ermasuk di dal am sampel. Bahwa skor ef isiensi dapat di hit u ng
dengan f ormul asi pemprograman mat emat ik 5 sepert i berikut dimana skor ef isiensi
t eknis akan dit ent ukan ol eh nil ai
?
yang opt imum . Pemf ormul asian const ant
r et ur n t o scal e (TEc) dan var i abl e r et ur ns t o scal e (TEv) dapat di j el askan sebagai
berikut :
TEC ? max ? ?
TEC ? max ? ?
0
s. t .
n
?
j ?1
n
?
j ?1
0
s. t .
? jYij ? ? Yi0
? jYrj ? X r0
n
i =1, …, m
?
j ?1
n
r=1, …, s
?
j ?1
? jYij ? ? Yi0
i =1, …, m
? j X rj ? X r0
r=1, …, s
n
?
j ?1
?j ?1
Tekni k oper at i on r esear ch biasanya digunakan menggunakan dual
dari
permasal ahan mat emat is di at as unt uk menghit ung skor ef isiensi. Formul asi dual
5
Lihat Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). Sebuah alternatif formulasi analisis yang lebih detail dapat ditemukan
Ali dan Seiford (1993), dan Coelli, Rao dan Battese (1998).
12
yang sepert i it u dapat diperol eh sebagai sebuah peminimuman dari rasio bobot
i nput - i nput dibanding dengan bobot out put - out put yang ada dengan kendal anya
r asi o yang sama unt uk set i ap UPK yang l ebi h besar at au sama dengan sat u. Unt uk
sebuah model yang berorient asi out put , f ormul asi dual nya adal ah
Minwr zi H 0
?
?
?
zi X i0
i
wrYr0
r
s. t .
?
?
z i X ij
i
wrYrj
?1
j =1, …, n
r
w r , zi > 0
r =1, …, s
I=1, …, m
Dimana w r dan zi adal ah bobot var i abel yang memecahkan per masal ahan
maksi mi sasi i ni dan Yr j dan Xi j out put dan i nput nya di kai t kan pada set i ap UPK.
Sebuah uni t akan ef i si en j i ka dan hanya j i ka r asi o i ni sama denan sat u, j i ka
sebal iknya maka akan dianggap sebagai ‘ secara rel at if ’ t idak ef isien.
DEA j uga dapat dipergunakan unt uk mengukur skal a ef isiensi. Tot al ef isiensi
t eknis didef inisikan dal am bent uk peningkat an proporsi yang sama dal am out put
bahwa per usahaan dapat pencapai annya dengan mengkonsumsi kuant i t as yang
sama dari i nput - i nput nya j ika dioperasikan dengan asumsi bent uk bat asan
produksi yang const ant r et ur ns t o scal e (CRS). Pengukur an ef i si ensi t ekni s mur ni
t erj adi pada peningkat an out put yang dapat dicapai perusahaaan j ika ia
menggunakan t eknol ogi yang bersif at var i abl e r et ur ns t o scal e (VRS). Akhirnya,
skal a ef isiensi dapat dihit ung sebagai rasio dari t ot al ef isiensi t eknis t erhadap
ef isiensi t eknis murni. Jika skal a ef isiensinya sama dengan sat u, maka perusahaan
beroperasi dengan asumsi CRS, sedangkan j ika sebal iknya perusahaan t ersebut
t er kar akt er i sasi dengan asumsi VRS.
Teknik evaluasi efisiensi bank set elah merger
Dal am mengeval uasi pengaruh merger pada ef isiensi sebuah bank, maka
dal am penel it ian ini akan dil ihat nil ai-nil ai dari ef isiensi suat u bank sesudah dan
sebel um merger dengan. menggunakan met ode non paramet rik. Anal isis yang
dihasil kan nant inya dapat menj awab pert anyaan mengenai peningkat an at au
penurunan ef isiensi hasil merger dari beberapa bank di Indonesia.
13
IV. HASIL DAN ANALISIS
DEA merupakan ukuran ef isiensi relat if , yang mengukur inef isisensi unit unit yang ada dibandingkan dengan unit l ain yang dianggap pal ing ef isien dal am
set dat a yang ada. Sehingga dal am anal isis DEA dimungkinkan beberapa unit
mempunyai t ingkat ef isiensi 100% yang art inya adal ah bahwa unit t er sebut
merupakan unit yang t eref isien dal am set dat a t ert ent u dan wakt u t ert ent u.
Keunt ungan l ainnya adal ah bahwa DEA dapat mel ihat sumber ket idakef isienan
dengan ukuran ‘ peningkat an pot ensial ’ (pot ent ial improvement ) dari masingmasing input . DEA j uga t idak dapat mel akukan penguj ian st at ist ik sepert i pada
ekonomet ri. Namun kedua pendekat an ini akan menghasil kan ukuran ef isisensi
yang mi r i p j i ka dat anya cukup l engkap dan akur at . Ji ka ekonomet r i amat
membut uhkan dat a yang banyak, maka kal au DEA i ni amat r ent an dengan adanya
angka nol , negat if dan angka kecil yang mendekat i nol . Karena DEA sebenarnya
menggunakan met ode l i near pr ogr ammi ng dengan pembobot an, maka adanya
angka kecil yang mendekat i nol dapat menyebabkan f l ukt uasi bobot menj adi
amat t inggi dan bisa t ak t erhingga. Sedangkan adanya angka negat if t idak
memungkinkan dij al ankannya anal isis DEA karena angka negat if mengimpl ikasikan
sebuah t it ik kombinasi yang t idak t erdapat di dal am ‘ cl osed set ’ . Di mana secar a
sederhana kit a j uga dapat mengat akan bahwa input dan out put t idak bol eh
negat if (at au behut ang) dal am anal isis DEA.
Dengan banyaknya dat a yang ‘ mi ssi ng ’ maka anal isis non paramet rik dengan
menggunakan DEA menj adi t erbat as. Unt uk anal isis yang t ahunan kit a hanya bisa
memakai sekit ar sembil an bel as sampai dua pul uh l ima dat a dat a. Anal isis yang
akan di l akukan di bat asi dengan per masal ahan-per masal ahan di at as dan amat
membut uhkan banyak masukan pendapat -pendapat ahl i perbankan unt uk
pembuat an model yang baik dengan t ingkat keakurat an anal isa yang l ebih t i nggi .
Efisiensi bank t ahunan
Anal isis t ahunan ini mempunyai kel ebihan dal am mel ihat ef isiensi bank -bank
dal am indust ri perbankan dal am kurun wakt u t ert ent u. Anal isis yang ada,
diharapkan dapat menghasil kan ‘ i nsi ght -i nsi ght ’ mengenai kondi si t i ngkat
ef isiensi perbankan di Indonesia dan membant u para pembuat kebij akan dal am
mengambil keput usan.
14
Tabel 4. 1
Bank-Bank Yang Paling Efisien Menurut Hasil Perhit ungan DEA
Tahun
DEA6
1995
N. A. *
1996
N. A. *
1997
ID-19, ID-1893, ID-33, ID-29
1998
ID-883, ID-19, ID-1983, ID 33
1999
ID-883, ID-19, ID-29
2000
N. A. *
2001
ID-5, ID-19
2002
ID-29, ID-147, ID-39, ID-5
2003
ID-39
Sumber : Hasil Pengol ahan
Pada anal i si s DEA bank yang pal i ng ef i si en dapat l ebi h dar i sat u bank dengan skor
ef i si ensi 100%. Hasil ini menunj ukkan bahwa bank -bank yang disebut kan pada
t abel diat as mempunyai t ingkat ef isiensi yang t erbaik pada t ahun- t ahun yang
bersangkut an.
Tabel 4. 2.
Pot ensi Pengembangan Indust ri Perbankan dilihat dari input at au out put
Tahun
Beban
Beban
Kredit pada pihak
Kredit pada
Surat
Personalia
Bunga
t erkait dengan bank
pihak lainnya
Berharga
1997
90. 29% 92. 18%
15457. 57%
115. 53%
9958. 30%
1998
82. 34% 87. 85%
18418. 74%
288. 56%
5249. 99%
1999
95. 16% 94. 87%
6618. 80%
25. 49%
936. 70%
2001
89. 95% 90. 53%
12681. 04%
104. 49%
1959. 46%
2002
72. 14% 71. 86%
1095. 45%
112. 79%
7262. 82%
2003
79. 82% 80. 08%
3690. 64%
138. 68%
8079. 83%
Total
85. 73% 87. 07%
10718. 38%
173. 44%
5595. 45%
Sumber : Hasil Pengol ahan
Pot ensi pengembangan input dil ihat secara negat if sedangkan unt uk out put
dil ihat secara posit if . Jika pada t ahun 1997 Beban personal ia mempunyai pot ensi
pengembangan
6
sebesar
90. 29%,
art inya
input
t ersebut
masih
kit a
dapat
Karena keterbatasan perangkat lunak yang digunakan, metode DEA tidak dapat menganalisa lebih
dari 75 observasi. Efisiensi 100% pada metode DEA bisa dihasilkan oleh beberapa unit sekaligus.
15
ef isienkan l ebih baik l agi dengan pengurangan sebesar 90. 29% dari nil ai rat a-r at a
beban personal ia ba nk per bul an pada t ahun t ersebut . Jadinya pot ensi input
t idak mungkin mel ebihi 100 %, sedangkan unt uk out put mungkin saj a, dimana j ika
angka pengembangan pot ensi out put t ersebut diat as 100% art inya out put t ersebut
masih dapat kit a gandakan t erus semakin besar. Dari dat a dapat kit a lihat bahwa
kredit yang t erkait dengan pihak bank mempunyai pot ensi pengambangan yang
sangat t inggi unt uk meningkat kan ef isiensi bank secara kesel uruhan. Surat
ber har ga j uga mempunyai t i ngkat pot ensi pengambangan yang t i nggi pul a. Yang
menarik adal ah bahwa pot ensi pengef isienan input yang dapat kit a l akukan j uga
cukup besar , sebesar 85. 73 % unt uk beban per sonal i a dan 87. 07% unt uk beban
bunga. Tapi anal isis ini adal ah dal am kurun wakt u 1997-2003 dimana banyak
sekal i var i abel yang mempengar uhi ef i si ensi per bankan t er sebut sel ai n var i abelvariabel yang kit a masukkan ke dal am model kit a.
Gambar 4. 1
Rata-rat a input at au Out put t ahun 1997 - 2 0 0 3
Rata rata Input atau Output tahun 1997-2003
12000,00%
10000,00%
8000,00%
6000,00%
4000,00%
2000,00%
0,00%
Beban
personalia
Beban bunga
Kredit pada
pihak terkait
dengan bank
Kredit pada
pihak lainnya
Surat berharga
Bil a kit a mengambil f l ukt uasi ef isiensi dari bank -bank yang ada per t ahun maka
kit a dapat membagi bank -bank t ersebut ke dal am t iga j enis, yait u bank -bank
yang berf l ukt uasi t inggi dal am ef isiensinya yang menengah dan yang st abil . Dar i
gambar ki t a bi sa mel i hat bahwa bank dengan no. Id 29 mer upakan bank dengan
volat ilit as f l ukt uasi ef i si ensi yang t i nggi . Ki t a dapat memper ki r akan bahwa bank
ini bisa saj a banyak mel akukan keput usan-keput usan yang beresiko dal am
menj al ani usahanya ( r i sk l over ). Sedangkan unt uk bank dengan no. ID 53
t ermasuk kat egori bank yang menengah dal am f l ukt uasinya, sehingga dapat
dikat akan bank j enis ini adal ah t ipe bank yang l ebih berhat i-hat i dal am
mel aksanakan bisnisnya dimana sesekal i mereka j uga dapat mel akukan t indakan16
t indakan yang ber esi ko (r i sk neut r al ). Sedangkan t erakhir bank dengan no. ID 53
mer upakan j eni s bank yang sangat ber hat i -hat i sekal i dal am menj al ankan
bisnisnya ( r i sk aver se). Anal i si s i ni j uga masi h har us di konf i r masi dengan keadaan
bank yang sebenarnya, dimana met ode kuant it at if hanyal ah sekedar al at bant u
unt uk memberikan inst ing-inst ing yang dapat dij adikan pert imbangan dal am
mel ihat kondisi suat u bank.
Gambar 4. 2
Konfigurasi Efisiensi Perbankan t ahun 1997- 2003 unt uk Bank Terpilih
Konfigurasi Efisiensi perbankan tahun 1997-2003
(Bank terpilih)
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
39
53
29
1997
1998
1999
2001
2002
2003
Tahun
EFISIENSI BANK MENURUT KATEGORI BANK
Pada bagian ini skor ef isiensi dicari dengan membandingkan ef isiensi bank bank yang t el ah dikel ompokkan sebel umnya. Sepert i yang t el ah dij el askan
sebelumnya, bank -bank ini kemudian dikel ompokkan kedal am l ima st at us bank,
yait u : Bank Per ser o, Bank Swast a Nasi onal (Devi sa), Bank Swast a Nasi onal (Non
Devisa), Bank Asing Campuran dan Bank Pemerit ah Daerah. Dengan
mengelompokkan bank -bank t ersebut kit a dapat semakin memperkaya anal isis
at as ef isiensi
relat if
bank -bank
di
Indonesia.
Hal
ini
disebabkan
karena
karakt erist ik yang t idak j auh berbeda pada sebuah kel ompok akan menghasi l kan
est imasi nil ai skor ef isiensi yang semakin baik, dimana nant inya kit a dapat
membandingkan bank -bank yang pal i ng ef i si en dal am set i ap kel ompok ke dal am
sebuah set bank t erpil ih.
Peni l ai an ef i si ensi akan di l akukan dengan membandingkan t er l ebih dahul u
ef isiensi bank -bank dari set iap kel ompok bank, sehingga diperol eh skor ef isiensi
set iap bank berdasarkan pembanding dal am sat u kel ompok. Set el ah it u, bank
yang pal ing ef isien dari set iap kel ompok bank akan dibandingkan sat u sama l ain,
17
sehingga dapat diket ahui bank dengan st at us apa yang merupakan bank yang
pal ing ef isien. Dengan menggunakan met ode nonparamet rik, kit a dapat
menghit ung skor ef isiensi per kat egori t ersebut . Akan dil akukan dua t ahap
penghit ungan. Pert ama-t ama akan di hi t ung skor -skor ef isiensi set iap kel ompok
dan kemudian bank -bank dengan ef isiensi yang t erbaik pada set iap kel ompok it u
akan dibandingkan l agi skor ef isiensinya unt uk mencari t ahu j enis kel ompok bank
yang pal ing ef isien.
Nil ai ef isiensi pada met od e nonparamet rik dapat menghasil kan beberapa
bank dengan skor ef i si ensi 100%. Bank dengan skor ef i si ensi 100%, ki t a anggap
sebagai bank yang mempunyai ef isiensi t erbaik pada set iap kel ompok bank dan
akan dibandingkan l agi dengan bank - bank pada kel ompok l ainnya.
Berdasar kan met ode nonpar amet r i k, bank yang ber t i ndak pal i ng ef i si en
menurut kel ompok bank adal ah bank - bank dengan nomor ID yang dapat di l i hat
pada t abel-t abel berikut ini. Terdapat pul a beberapa
menghasil kan skor ef isiensi karena adanya mi ssi ng dat a .
t ahun
yang t idak
Tabel 4. 3
Bank-Bank Persero, Swast a Nasional Devisa, Swast a Nasional Non Devisa yang
Paling Efisien Pada Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Tahun
Bank-Bank Persero
Bank-Bank Swast a
Bank-Bank Swast a
Nasional Devisa
Nasional Non Devisa
1996
ID-5, ID-13, ID-15, ID-19
ID-23, ID-29
n/ a
1997
ID-13, ID-19
ID-25, ID-29
ID-811, ID-883, ID-989
ID-11, ID-13, ID-19
ID-853, ID-883, IDID-23, ID-25, ID-51, ID-1471133
1999
ID-5, ID-401
ID-25, ID-29
ID-971
2000
ID-17, ID-19
ID-29, ID-39
n/ a
2001
ID-5, ID ! 7, ID-19
ID-23, ID-29, ID-39
ID-853, ID-883
ID-5, ID-17
ID-29, ID-39, ID-147, ID187
ID-853, ID-883
ID-5, ID-17, ID-19
ID-23, ID-29, ID-39, ID-337ID-853
1998
2002
2003
Sumber : Hasil Pengol ahan
18
Tabel 4. 4
Bank-Bank Asing Campuran dan Pembangunan Daerah yang Paling Efisien
Pada Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Tahun
1996
1997
1998
1999
Bank-bank Asing Campuran
n/ a
Bank-Bank Pembangunan
Daerah
n/ a
ID-61, ID-75, ID-85, ID-99, ID-105, ID-125,
ID-127, ID-129, ID-1891
ID-245
ID-63, ID-75, ID-85, ID-99, ID-105, ID-109 ID-221, ID-223, ID- 245
ID-63, ID-83, ID-95, ID-115, ID-117, ID129, ID 1891
ID-245
2000
n/ a
n/ a
2001
ID-63, ID-97, ID-105, ID-121, ID-127, ID135
ID-227, ID-229, ID-235
2002
ID-105, ID-121
ID-227, ID-229, ID-235, ID-259
2003
ID-121, ID-135
ID-227, ID-229, ID-235
Sumber : Hasil Pengol ahan
Ji ka di per hat i kan secar a seki l as ki t a dapat mel i hat bahwa skor 100%
paling banyak diraih oleh bank -bank yang t ermasuk kat egori bank -bank asing
campur an. Ber ar t i bank asing campur an j ika dibandingkan dengan bank asing
campuran l ainnya, banyak yang mencapai skor ef isiensi 100%. Tet api kit a perl u
analisis lebih lanj ut j ika bank -bank asing ini kit a bandingkan dengan bank -bank
dal am kel ompok l ainnya.
EFISIENSI BANK ANTAR KATEGORI BANK
Unt uk dapat menget ahui bank dari kat egori mana yang merupakan bank yang
pal ing ef isien, maka bank yang pal ing ef isien dari set iap kat egori bank akan
diambil unt uk mewakil i kat egori bank t ersebut , unt uk kemudian dibandingkan
unt uk diperol eh nil ai ef isiensinya.
Hasil anali sis ini membandingkan ef isiensi rel at if pada kel ompok masingmasing kat egori bank dan bukanl ah secara kesel uruhan. Art inya bank -bank
t ersebut merupakan bank yang mempunyai perf orma ef isiensi t erbaik pada kurun
wakt u 1997-2003 j ika dibandingkan dengan bank -bank kel ompok sej eni s.
Tabel 4. 5 berikut ini menyaj ikan kat egori bank yang pal ing ef isien dari t ahun
1995 sampai t ahun 2003, set el ah diol ah dat a yang membandingkan bank -bank
19
yang mempunyai ef isiensi 100% pada masing-masing kel ompok kat egorinya.
Tabel 4. 5
Kelompok Bank Paling Efisien Dari Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Berdasarkan Met ode DEA
Tahun
Berdasarkan DEA
1996
n/ a
1997
Asing Campuran
1998
Swast a Nasi onal Devi sa
1999
Swast a Nasi onal Devi sa
2000
n/ a
2001
Persero
2002
Persero
2003
Persero
Sumber : Hasil Pengol ahan
Dari hasil pengol ahan diat as, t ernyat a set el ah bank -bank dengan skor
ef isiensi 100% dari masing-masing kel ompok dibandingkan dengan bank -bank
l ainnya, kel ompok bank yang pal ing ef isien adal ah kel ompok Bank Persero,
Swast a Nasional Devisa dan Bank Asing Campuran. Hal ini bisa saj a dimungkinkan
karena set el ah krisis secara kesel uruhan bank persero dan swast a nasional devisa
berusaha meningkat kan ef isiensinya dan memperol eh hasil yang cukup signif ikan.
ANALISIS MERGER DAN EFISIENSI
Mer ger dan akui si si secar a t eor i dapat meni ngkat kan at au menur unkan
per f or ma dar i sebuah bank. Sehi ngga, ef i si ensi menj adi per t anyaan kr usi al dal am
isu merger dan akuisisi ini. Berdasarkan inf ormasi dari Bank Indonesia, bank yang
merger dal am periode 1995 sampai dengan 2003 dapat dil ihat pada t abe l 4. 6.
berikut ini.
20
Tabel 4. 6
ID Bank-Bank Yang Melakukan Merger
Sandi bank
Tanggal_Merger
Sandi bank
129
12 Desember 1999
23
137
24 Desember 1999
137
127
161
137
30 Juni 2000
23
313
23
1549
23
155
23
975
23
31
23
201
23
183
111
23
27 Maret 2001
91
99
91
07 Sept ember 2001
113
89
91
99
99
28 Sept ember 2001
97
125
97
97
97
27
28 Okt ober 2002
27
147
27
55
27
317
27
739
27
Sumber : Bank Indonesia
Met ode pengukuran ef isiensi membandingkan secara rel at if ant ara sat u bank
dengan bank l ainnya sehingga anal isis peningkat an at au penurunan ef isiensi dari
sebuah bank akibat merger harus dil akukan sat u-persat u.
21
Tabel 4. 7
Efisiensi Bank Sesudah Dan Sebelum Merger Berdasarkan Analisis Efisiensi
Tahunan dengan Met ode DEA
Sandi bank
Sandi bank
Sebelum merger
Sesudah merger
Perubahan
129
23
N/ A
37%
N/ A
137
137
N/ A
37%
N/ A
127
137
N/ A
37%
N/ A
161
23
N/ A
37%
N/ A
313
23
N/ A
37%
N/ A
1549
23
N/ A
37%
N/ A
155
23
N/ A
37%
N/ A
975
23
N/ A
37%
N/ A
31
23
N/ A
37%
N/ A
201
23
N/ A
37%
N/ A
183
23
N/ A
37%
N/ A
111
91
N/ A
37%
N/ A
91
91
N/ A
37%
N/ A
99
99
N/ A
N/ A
N/ A
113
99
N/ A
N/ A
N/ A
89
97
N/ A
N/ A
N/ A
125
97
N/ A
N/ A
N/ A
97
97
N/ A
N/ A
N/ A
27
27
5. 57%
56. 90%
51. 33%
147
27
11. 91%
56. 90%
44. 99%
55
27
0. 83
56. 90%
56. 07%
317
27
N/ A
56. 90%
N/ A
739
27
N/ A
56. 90%
N/ A
Ket erangan : Apabi l a ni l ai per ubahan adal ah posi t i f menunj ukkan bahwa bank
semakin ef isien set el ah merger.
Karena ket erbat asan dat a, maka hanya t iga bank yang dapat kit a anal isis
ef isiensi mergernya. Dari ket iga bank t ersebut semuanya menunj ukkan
peningkat an ef isiensi. Bank yang semakin ef isien t ersebut adal ah bank dengan
No. ID 27. 147, dan 55. Khusus unt uk bank dengan No. ID 55 yang mer ger menj adi
bank dengan ID 23 mengal ami pe ni ngkat an ef i si ensi t er besar sebesar 56. 07%.
Berart i hipot esa kit a bahwa bank -bank yang mel akukan mer ger akan l ebi h ef i si en
dibenarkan dengan met odol ogi DEA secara empiris wal aupun dengan
22
represent at if yang kecil . Unt uk menut upi kekurangan ini maka dapat kit a
bandingkan nant i nya dengan anal i si s par amet riknya.
Kit a j uga dapat menganal isis input manakah yang mempunyai kont ribusi
pal ing besar t erhadap peningkat an kenaikan ef isiensi ini. Berikut ini akan
disaj ikan kont ribusi input at au out put t erbesar pada bank dengan No. Id. 23
set el ah merger. Nant inya kit a bisa mel ihat input manakah yang berperan pent ing
dal am meningkat kan ef isiensi bank yang t el ah merger t ersebut .
Tabel 4. 8.
Kont ribusi input pada Bank No. Id. 23 Set elah Merger Tahun 2003
Variabel
Kontribusi Input
Out put 3 (Surat Berharga)
95. 36
Out put 2 (Kredit ke pihak l ain)
70. 94
Out put 1 (Kredit ke pihak Perbankan)
47. 14
Input 2 (Biaya Modal )
39. 19
Input 1 (Biaya Tenaga Kerj a)
74. 45
Sumber: Hasil Pengol ahan
Pada t abel t erl ihat bahwa kont ribusi ef isiensi t erbesar pada merger t erj adi
pada
out put surat berharga yang dihasil kan ol eh bank t ersebut . Hal ini
disebabkan meningkat nya kewaspadaan bank dal am membel i surat berharga,
agar
t idak
t erj adi
kemacet an
dal am
pembayaran
piut ang
t ersebut .
Dan
berikut nya kont ribusi t erpent ing adal ah pada input t enaga kerj a. Hal ini
disebabkan karena merger dari bank akan mel akukan ef isiensi t enaga kerj a yang
cukup drast is disebabkan kondisi pr ekonomian yang sul it . Sedangkan yang
berikut nya j uga t erj adi peningkat an out put kr edi t ke pi hak l ai n, yang
menyebabkan ef i si ensi bank dengan no. i d 27 set el ah mer ger i ni menj adi semaki n
baik.
23
Tabel 4. 9
Efisiensi Bank Sesudah Dan Sebelum Merger Berdasarkan Kelompok Bank
Dengan Met ode DEA
Sandi bank
Sandi bank
Sebelum merger
Sesudah merger
Perubahan
129
23
61. 73%
85. 95%
24. 22%
137
137
5. 44%
44. 84%
39. 40%
127
137
25. 48%
44. 84%
19. 36%
161
23
N/ A
85. 95%
N/ A
313
23
N/ A
85. 95%
N/ A
1549
23
N/ A
85. 95%
N/ A
155
23
0. 69
85. 95%
16. 95%
975
23
N/ A
85. 95%
N/ A
31
23
N/ A
85. 95%
N/ A
201
23
2. 14%
85. 95%
83. 81%
183
23
N/ A
85. 95%
N/ A
111
91
60. 04%
77. 36%
17. 32%
91
91
48. 41%
77. 36%
28. 95%
99
99
100. 00%
46. 79%
-53. 21%
113
99
41. 1%
46. 79%
5. 69%
89
97
11. 38%
81. 14%
69. 76%
125
97
100. 00%
81. 14%
-18. 86%
97
97
46. 69%
81. 1
RESEARC
A na lisis Efisie nsi Ind ustri Pe rb a nka n
Ind o ne sia :
Pe ng g una a n Me to d e No np a ra m e trik
Da ta Enve lo p m e nt A na lysis (DEA )
PAPER
(Mulia m a n D Ha d a d , Wim b o h Sa nto so , Eug e nia
Ma rd a nug ra ha
Dha nie l Illya s)
5/ 7
2003
BIRO STABILITAS SISTEM KEUANG AN
DIREKTO RAT PENELITIAN DAN PENG ATURAN PERBANKAN
ANALISIS EFISIENSI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA :
PENGGUNAAN METODE NONPARAMETRIK
DAT A ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ?
1
2
3
Muliaman D. Hadad , Wimboh Sant oso , Dhaniel Ilyas ,
4
Eugenia Mardanugraha
Desember 2003
Abst raksi
Thi s r esear ch ut i l i ses t he non-par amet r i c f r ont i er appr oach, DEA, t o anal yse
bank ef f i ci ency i n Indonesi a’ s banki ng i ndust r y usi ng annual sampl e. Ef f i ci ency
anal ysi s i s conduct ed acr oss i ndi vi dual banks and
bank t ypes. Fol l owi ng
Al t unbas, Yener , et . al . (2001) wi t h f ew modi f i cat i on, we use pr i ce of l abor ,
pr i ce of f unds and pr i ce of physi cal capi t al as cont r ol l ed i nput var i abl e and
publ i c l oan, secur i t i es and ot her l oans as out put var i abl e. The r esul t i s al so
i nt ended f or mer ger anal ysi s. We f ound t hat pri vat e nat i onal bank wi t h f or ei gn
exchange di vi si on ar e t he most ef f i ci ent gr oup i n t he l ast t hr ee year s f r om 20012003. Mer ger i s not al ways yi el di ng a mor e ef f i ci ent behavi our at Banki ng
Indust r y i n Indonesi a, But most l y, t he act of mer ger i s pr omot i ng bet t er
ef f i ci enci es.
Keywor ds: Bank Ef f i ci ency, Mer ger
JEL Cl assi f i cat i on : G21, C34
?
Nama Bank dalam t ulisan ini dit ulis dalam bent uk No. ID dengan pert imbangan pert imbangan t ert ent u. Penulis j uga mengucap kan banyak t erima kasih kepada Roland
Maruit ua dan Desi Set iadest riat i yang t el ah membant u dal am dal am hal pengol ahan dat a
yang t erkait dalam t ulisan ini.
1
2
Penelit i Biro St abilit as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan Pengat uran
Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : muliaman@bi. go. id
Penelit i Bank Eksekut if Biro St abilit as Sist em Keuangan – Direkt orat Penelit ian dan
Pengat uran Perbankan, Bank Indonesia ; e-mail address : wimboh@bi. go. id
3
Penelit i LPEM - Universit as Indonesia
4
Penelit i LPEM - Universit as Indonesia
1
I. PENDAHULUAN
Dengan menggunakan pendekat an par amet r i k maupun DEA, t uj uan dar i
penel it ian mengenai ef isiensi per bankan adal ah unt uk memper ol eh suat u f r ont i er
yang akurat . Namun demikian, kedua met ode menggunakan pendekat an yang
berbeda unt uk mencapai
t uj uan ini.
Pendekat an paramet rik menghasil kan
st ochast ic cost f r ont i er sedangkan pendekat an DEA menghasi l kan pr oduct i on
f r ont i er .
Ada keunt ungan dan kel ebihan dar i set iap prosedur. Prosedur paramet rik
unt uk mel ihat hubungan ant ara biaya diperl ukan inf ormasi yang akurat unt uk
harga i nput dan variabel exogen l ainnya. Penget ahuan mengenai bent uk f ungsi
yang t epat dari f r ont i er dan st rukt ur dari an on-sided error (j ika digunakan), dan
ukur an sampel yang cukup di but uhkan unt uk menghasi l kan kesi mpul an secar a
st at ist ika (st at ist ical inf erences). Pendekat an DEA approach t idak menggunakan
inf ormasi, sehingga, sedikit dat a yang dibut uhkan, l ebih sedikit asumsi yang
di per l ukan dan sampl e yang l ebih sedikit dapat dipergunakan. Namun demikian,
kesimpul an secara st at ist ika t idak dapat diambil j ika menggunakan met ode nonparamet rik.
Perbedaan ut ama l ainnya adal ah bahwa pendekat an paramet rik memasukkan
random error pada f r ont i er , sement ar a pendekat an DEA t i dak memasukkan
random
error.
Sebagai
konsekwensinya,
pendekat an
DEA
t idak
dapat
memperhit ungkan f akt or-f akt or sepert i perbedaan harga ant ar daerah,
perbedaan perat uran, peril aku baik buruknya dat a, observasi yang ekst rim, dan
l ain sebagainya sebagai f act or-f akt or ket idakef isienan. Dengan demikian,
pendekat an nonparamet rik dapat digunakan unt uk mengukur inef isiensi secara
l ebih umum. Kel emahan dari pendekat an DEA adal ah sat u out l ier dapat secara
signif ikan mempengaruhi perhit ungan dari ef isiensi dari set iap perusahaan.
Namun demikian, hal t ersebut t idak t erl al u merisaukan karena kedua
pendekat an akan menghasil kan hasil yang mirip. Hal ini akan t erj adi j ika sampel
yang dianal isis mer upakan unit yang sama dan menggunakan pr oses pr oduksi yang
sama. DEA mempunyai beberapa keunt ungan rel at if dibandingkan dengan t eknik
paramet rik. Dal am mengukur ef isiensi, DEA mengident if ikasi unit yang digunakan
sebagai ref erensi yang dapat membant u unt uk mencari penyebab dan j al an
keluar dari ket idakef isienan, yang merupakan keunt ungan ut ama dal am apl ikasi
manaj erial . (Epst ein and Henderson, 1989). Sel ain it u, DEA t idak memerl ukan
spesif ikasi yang l engkap dari bent uk f ungsi yang menunj ukkan hubungan produksi
dan dist ribusi dari observasi. Sel ain it u pendekat an paramet r i k sangat t er gant ung
pada asumsi mengenai dat a produksi dan dist ribusi.
2
Lebi h spesi f i k l agi , Banker (1993), Knei p et al . (1998), Gi j bel s et al . (1999)
dan Park, et al . (1997) t el ah menunj ukkan bahwa pendugaan DEA secara st at ist ik
konsi st en dengan strukt ur produksi dan dist ribusi. Sayangnya, DEA t idak dapat
memperkirakan adanya sampl e error yang t ak t erhingga, khususnya j ika
banyaknya variabel i nput dan out put rel at if l ebih banyak dibandingkan dengan
banyaknya observasi. Hal ini berl aku unt uk sebagian besar model DEA. Dal am
Penel it ian ini kit a memil ih unt uk menggunakan pendekat an DEA dal am
menganal isis ef isiensi perbankan di Indonesia.
II. TEORI DAN STUDI LITERATUR
Konsep-konsep yang digunakan dal am mendef inisikan hubungan i nput out put
dal am t i ngkah laku dari inst it usi f inansial pada met ode paramet rik maupun nonparamet rik adal ah, (i) Pendekat an produksi ( t he pr oduct i on appr oach), (i i )
Pendekat an int ermediasi ( t he i nt er medi at i on appr oach ), dan (iii) Pendekat an
asset ( t he asset appr oach ). Pendekat an pro duksi mel ihat inst it usi f inansial
sebagai produser dari akun deposit ( deposi t account s) and kredit pinj aman
( l oans); mendef inisikan out put sebagai j uml ah dari akun-akun t ersebut at au dari
t r ansaksi -t ransaksi yang t erkait . Input - i nput dal am kasus ini dihit ung sebagai
j uml ah dari t enaga kerj a, pengel uaran modal pada aset -aset t et ap (f i xed asset s)
and mat erial lainnya.
Pendekat an int ermediasi
memandang sebuah inst it usi
f inansial
sebagai
i nt er medi at or : Mer ubah dan ment r ansf er aset -aset f inansial dari unit - unit sur pl us
menj adi unit - unit def isit . Dal am hal ini i nput - i nput inst it usional sepert i biaya
t enaga kerj a dan modal dan pembayaran bunga pada deposit , dengan out out
yang diukur dal am bent uk kredit pinj aman ( l oans) dan i nvest asi f i nansi al
( f i nanci al i nvest ment s). Akhirnya, pendekat an aset ini mel ihat f ungsi primer
sebuah inst it usi f inansial sebagai pencipt a kredit pinj aman (l oans). Yang t erakhir
adal ah pendekat an asset yang memvisual isasikan f ungsi primer sebuah inst it usi
f inansial sebagai pencipt a kredit pinj aman (l oans); dekat sekal i dengan
pendekat an i nt er medi asi , di mana out put benar-benar di def i ni si kan dal am bent uk
aset -aset .
Memang t erdapat bermacam-macam def i ni si konsept ual i sasi pendekat an
dal am mendef inisikan i nput dan out put dal am membent uk sebuah model ef isiensi
yang t epat . Berger and Humphrey (1991) menawarkan t iga cara dal am
mendef inisikan out put - out put f inansial dari sebuah l embaga f inansial , yait u
pendekat an asset (out put nya adal ah kredit pinj aman yang dikel uarkan bank dan
aseet -asset l ainnya), Pend ekat an user cost ( out put yang mempunyai kont r i busi
3
t erhadap Pendapat an bersih), dan pendekat an val ue-added ( out put yang
mempunyai kont ribusi t erhadap val ue added ). Dengan menganggap hal l ainnya
t i dak ber ubah (cet er i s par i bus), dan dengan nilai margin t ert ent u dari t ingkat
bunga yang dibayarkan pada deposit dan aset at au kewaj iban f inansial l ai nnya,
sebuah gabungan kredit ya ng meningkat kan t ingkat deposit akan meningkat kan
produksi bersih nil ai t ambah dari l embaga f inansial t ersebut , dimana kekuat an
yang mer ubah ‘ pembel ian’ dana int er- bank akan mengurangi produksi bersih nil ai
t ambahnya.
Lit erat ur- l it erat ur yang ada memperl akukan bank sebagai sebuah ent it as
yang goi ng concer n, yang mengkombinasikan t enaga kerj a, modal , dan berbagai
macam i nput - i nput f i nansi al l ainnya unt uk memproduksi out put . Sal ah sat u
pendekat an, yang disebut sebagai pendekat an produksi, mengukur out put dengan
j uml ah deposit dan akun j asa pinj aman kr edit dar i sebuah bank. Pendekat an
int ermediasi yang l ebih umum mel ihat bank sebagai f i nanci al i nt er medi ar y ,
dengan out put yang di ukur dal am uni t Rupi ah dan dengan t enaga ker j a, modal ,
dan berbagai macam sumber pendanaan diperl akukan sebagai i nput .
Pendekat an int ermediasi mempunyai beberapa Varians. Berger and Humprey
(1991,
1992)
mengkl asif ikasik an
akt ivit as-akt ivit as
dimana
bank -bank
mencipt akan val ue added yang t inggi, sepert i kredit pinj aman (l oans), demand
deposi t , dan t i me and savi ngs deposi t s sebagai sebuah out put yang “ pent i ng” ,
dengan t enaga kerj a, modal , dan pembel ian dana dikl asif ikasikan sebagai input .
Secara al t ernat if Al y et al . , 1990; Hancock, 1991 dan Fixl er dan Zieschang, 1992
mengadopsi sebuah kerangka “ user -cost ”
di mana
dikl asif ikasikan sebagai sebuah out put j i ka r et ur n dari
sebuah bank asset
sebuah asset f inansial
di kl asi f i kasi kan sebagai sebuah out put j i ka r et ur n f inansial dari asset t ersebut
melebihi oppor t uni t y cost dar i i nvest asi , dan sebuah kewaj i ban ( l i abi l i t y )
dikl asif ikasikan sebagai sebuah out put j ika biaya f inansial dari kewaj iban
t ersebut l ebih kecil dari oppor t uni t y cost -nya. Meski pun det ai l mer eka ber beda,
pendekat an val ue added dan user - cost cenderung menyarankan sebuah kl asif ikasi
yang mirip pada pemil ihan variabel i nput dan ouput dari sebuah bank, dengan
perbedaan prinsipil pada kl asif ikasi dari demand deposi t sebagai sebuah out put
pada sebagi an besar st udi user -cost yang ada dan sebagai i nput maupun out put
ket ika pendekat an val ue added yang diambil .
Fr ei xas and Rochet (1997) j uga menyar ankan t i ga pendekat an dal am di skusi
l it erat ur t erkait dengan akt ivit as perbankan: Pendekat an produksi ( t he
pr oduct i on appr oach ), pendekat an i nt er medi asi (t he i nt er medi at i on appr oach )
dan pendekat an modern ( t he moder n appr oach ). Dua pendekat an pert ama
mengapl ikasikan t eori perusahaan mikroekonomi t radisional pada indust ri
4
per bankan dan berbeda hanya pada spesif ikasi dari akt ivit as banknya.
Pendekat an yang ket iga mel angkah l ebih j auh dan memasukkan beberapa
akt ivit as spesif ik dari bank kedal am t eori kl asik yang kemudian dimodif ikasi.
Dal am pendekat an pr oduksi , akt i vi t as bank di deskr i psi kan sebagai sebuah
produksi j asa bagi para deposit or dan peminj am kredit . Fakt or-f akt or pr oduksi
t radisional sepert i t anah, t enaga kerj a dan modal digunakan sebagai i nput unt uk
mempr oduksi out put - out put yang diinginkan. Meskipun pendekat an ini mengenal i
si f at mul t iproduk dari akt ivit as perbankan, st ud-st udi sebel umnya kurang
memperhat ikan aspek -apek dari produk perbankan t ersebut , sebagian besar
karena t eknik-t eknik yang berkait an dengan isu skal a (scal e ) dan sekup (scope)
bel um berkembang dengan baik. Pendekat an ini mempunyai kekurangan dasar
dalam hal pengukuran out put . Apakah kit a akan memakai j uml ah akun, j uml ah
operasi dal am akun-akun ini at au j uml ah nominal nya (dal am Rupiah)? Pendekat an
yang secara umum dit erima adal ah menggunakan j uml ah nominal karena
ket ersediaan dat anya. Pendekat an int ermediasi pada kenyat aannya bersif at
kompl emen t erhadap pendekat an produksi dan menerangkan akt ivit as perbankan
sebagai pent r ansf or masi an uang yang di pi nj amkan dar i deposi t or menj adi uang
yang dipinj amkan kepada para debit or. Akt ivit as pent ransf ormasian ini berasal
dar i kar akt er i st i k yang ber beda dar i ber bagai macam kar akt er i st i k deposi t dan
kredit pinj aman yang ada. Deposit biasanya dapat dibagi-bagi, l ikuid dan t idak
ber esiko, dimana pada sisi l ain kr edit pinj aman ber sif at kurang l ikuid dan
beresiko. Dal am pendekat an ini, i nput adal ah modal f inansial – deposit yang
di kumpul kan dan dana yang di pi nj am dar i pasar f i nansi al , dan out put - out put
diukur dal am vol ume pinj aman dan invest asi yang out st andi ng . Pendekat an
moder n mempunyai kel ebihan dal am mengint egr asikan r esiko manaj emen dan
proses inf ormasi kedal am t eori kl asik mengenai perusahaan. Adal ah sat u bagian
yang pal ing inovat if dari pendekat an ini adal ah pengenal an dari kual i t as aset
bank dan kemungkinan dari kegagal an bank dal am pengest imasian biaya mereka.
Dapat diargument asikan, bahwa pendekat an ini t erkait pada pendekat anpendekat an sebel umnya (Freixas and Rochet , 1997). Pendekat an ket iga ini,
mungkin, dapat dir epr esent asikan secar a t er baik mel al ui pendakat an CAMEL yang
berdasarkan rasio. Pada pendekat an ini, Capi t al adequacy (kecukupan modal ),
Asset qual i t y (kual it as aset ), Management (manaj emen), Ear ni ngs (pendapat an)
dan Li qui di t y (l i kui di t as) di t ur unkan dar i t abel-t abel f inansial bank dan digunakan
sebagai variabel-variabel dal am anal isis per f or mance (Mer can and Yol al an, 2000).
Bank di anal i sa sebagai sebuah uni t pr oduksi pada beber apa st udi sebel umnya
(Ferrier and Lovel l , 1990; Shaf f nit , Rosen and Paradi, 1997; Zenios, Zenios,
Agat hocl eous, Sot eriou, 1999; At hanassopou l os and Giokas, 2000), dimana yang
l ainnya menganggap mereka sebagai inst it usi yang bersif at i nt er medi ar y. (Bar r ,
5
Seif ord, and Siems, 1994; At hanassopoul os and Giokas, 2000).
Zenious and
Sot eriou
(1999)
mengembangkan
sebuah
kerangka
unt uk
mengkombinasikan benchmar k st r at egi s dan ef i si ensi dar i j asa yang di t awar kan
ol eh (cabang) bank. Pada dasarnya model inipun bisa dit erapkan pada bank
secara kesel uruhan, karena int i dari met ode non-paramet rik yang akan dipakai
adal ah unt uk mel ihat kinerj a ef isiensi dari sebuah Deci si on Maki ng Uni t (DMU),
baik it u sebuah bank, cabang bank, rumah sakit , perusahaan pert anian, dan
sebagainya.
Menurut mereka Sebuah benchmar k ef i si ensi di kembangkan dengan
berdasarkan ser vi ce-pr of i t chai ns ( r ant ai j asa-keunt ungan ) . Tiga model ya ng
didasarkan pada met ode non-paramet rik dari t eknik Dat a Envel opment Anal ysi s
(DEA) dikembangkan unt uk dit erapkan pada l at ar bal akang keprakt isan: (i)
sebuah model ef i si ensi oper asi onal (oper at i onal ef f i ci ency model ), (i i ) sebuah
model ef isiensi kual it as j asa (ser vi ce qual i t y ef f i ci ency model ), dan (iii) sebuah
model ef isiensi keunt ungan ( pr of i t abi l i t y ef f i ci ency model ). Penggunaan dar i
model-model ini pada kasus mereka diil ust rasikan menggunakan dat a cabangcabang dari bank komersial . Hasil empiris menghasi l kan t emuan-t emuan yang
superior j ika kit a dapat secara simul t an menggunakan ket iga model secara
bersamaan, yait u mel ihat desain operasional dengan kual it as yang dihasil kan ol eh
j asa dan keunt ungan yang dibandingkan dengan benchmar k masing-masi ng dar i
t iga di mensi t er sebut secar a t er pi sah. Hubungan yang bagus j uga t er dukung
secar a empi r i s di ant ar a ef i si ensi oper asi onal dan keunt ungan, dan di ant ar a
ef isiensi operasional dengan kual ias j asa yang dihasil kan.
Dal am t ul isannya, Zenious and Sot eriou (1999) menkait kan operasi, kual it as
j asa dan keunt ungan dal am sebuah benchmar k kerangka ef isiensi secara umum.
Kont ribusi dari kerangka ini adal ah bahwa model nya dapat sesuai dengan t epat
pada desain dari sist em operasi ke dal am konsep rant ai j asa-keunt ungan ser vi cepr of i t chai n, dan memberikan kemampuan unt uk membuat benchmar k desain
operasional secara gabungan, dengan ukuran int ernal (operasional ) dan ukuran
ekst ernal (kost umer), yang mengukur per f or mance dar i j asa yang di hasi kan
(seper t i kual it as) dan gar is dasar nya (seper t i keunt ungan). Dal am t ul i sannya
dikembangkan suat u met ode yang mengkait kan resiko yang mereka t anggung
dal am member i kan i mpr esi dar i kesel ur uhan ker angka benchmar k yang mer eka
bangun. Sebenarnya mereka membangun sebuah hubungan model yang kompl e ks
dan non l inier. Mereka menunj uk l it erat ur yang ber- benchmar k st r at egi s sebagai
j auh dar i kesan konkl usif . Jadi menur ut mer eka f akt or-f akt or yang mempengaruhi
per f or mance harus di - benchmar k secara simul t an. Menurut mereka t idak cukup
unt uk mengident if ikasi masi ng-masing kait an dari rant ai j asa-keunt ungan
6
( ser vi ce-pr of i t chai n ), at aupun mem- benchmar k sat u-sat u kait an t ersebut .
St udi mereka t erf okus pada j aringan dari cabang-cabang (bank). Tapi i ni
dikarenakan ket erbat asan dari dat a yang bisa mereka perol e h dan bukanl ah
merupakan karakt erist ik inheren yang dibut uhkan dal am pengambangan kerangka
yang mer eka kembangkan dan met odol ogi yang mer eka gunakan dal am
menganal isis dat a empirik. Art inya, met odol ogi ini bisa dit erapkan ke decision
making unit l ainnya dan dimodif ikasi sesuai kebut uhan. Cabang-cabang dari bank
t et ap menj adi kendaraan ut ama dari j aringan bank yang dit akdirkan unt uk
mempunyai pengaruh yang signif ikan t erhadap bank -bank secara kesel uruhan.
Efisiensi Perbankan dan Merger
Mer ger dan akui si si merupakan pil ihan agar perbankan di Indonesia bert idak
l ebih ef isien set el ah krisis ekonomi yang mel anda Indonesia pada t ahun 1997.
Mer ger dapat membuat bank dengan manaj emen yang l ebih baik mengambil al ih
manaj emen dari bank yang kurang baik unt uk peningkat an perf ormanya. Dengan
hasil mer ger ant ar bank t ersebut akan mempunyai manaj emen yang l ebih baik.
Mer ger j uga akan menurunkan biaya operasional dan menawarkan keunt ungan
kepada masyarakat secara kesel uruhan dal am bent uk kebebasan dal am memil ih
sumber daya yang digunakan.
Adanya kel ebihan kapasit as, dimana beberapa bank beroperasi di bawah
skal a ef isien, kombinasi dari produk yang t idak ef isien, at au berada di l uar
ef f i ci ent f r ont i er , membuat mer ger dan akuisisi harus dil akukan unt uk
menyel esaikan masal ah ini. Lebih j auh l agi, ada beberapa al asan unt uk
memperkirakan adanya pengaruh ef isiensi dari mer ger beber apa bank yang
dil akukan set el ah kr isis ekonomi t ahun 1997. Dimana per ubahan der egul asi
perbankan, inovasi t ekonol ogi dan peningkat an kompet isi mempengar uhi bank
unt uk mel akukan mer ger dan akui si si .
Mer ger dan akuisisi dapat meningkat kan skal a ekonomi dan scope ekonomi,
memperbaiki ef isiensi dari bank yang mer ger , membuat bank hasi l mer ger
memil iki mar ket power yang l ebih besar at au meningkat kan si ze dari
manaj emen. Sebagai konsekwensinya, mer ger dari bank mempengaruhi ef isiensi
biaya dan pr of i t , seper t i hal nya bunga dar i deposi t o dan pi nj aman. Mer ger
berpot ensi unt uk memberi keunt ungan kepada masyarakat dengan l ebih l uas j ika
ef isiensi biaya dan prof it akibat merger meningkat . Est imasi dari ef isiensi biaya
dan prof it memungkinkan pemisahan ant ara perbaikan ef isiensi dengan pengaruh
dari market power, sesuat u yang t idak dapat dil ihat hanya dari rasio cost dan
prof it .
7
Huizinga, et , al . (2001) menemukan bah wa ada perubahan yang si gni f i cant dar i
skal a ekonomi pada perbankan di Eropa, akibat mer ger dan akui si si . Dengan
membandi ngkan bank yang mer ger dengan bank yang t i dak mer ger , penel i t i an
t ersebut menemukan bahwa, akibat adanya mer ger , bank -bank yang kecil , prof it
ef isiensinya l ebih baik dibandingkan dengan bank -bank yang besar . Sedangkan
ef isiensi biaya dari bank -bank keci l maupun besar meni ngkat . Mer ger cenderung
unt uk menurukan ef isiensi prof it dari bank -bank yang besar, sedangkan ef isiensi
prof it dari bank-bank yang kecil meningkat . Penel it ian t ersebut j uga menemukan
bahwa t ingkat suku bunga deposit o cenderung meningkat akibat mer ger , yang
mengindikasikan bahwa bank -bank hasil mer ger t idak dapat memperol eh mar ket
power yang l ebih besar. Dal am t ul isan ini kit a j uga akan mel akukan anal isis
merger yang dil akukan ol eh bank -bank yang ada di Indonesi a unt uk mel i hat
t ingkat ef isiensi sebel um dan sesudah merger yang kemudian dibandingkan unt uk
di anal i si s.
III. METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN
Adal ah umum diket ahui bahwa pemil ihan variabel dal am st udi ef isiensi
secara signif ikan mempengaruhi hasil nya. Beberapa st udi t el ah memperl ihat kan
hasi l-hasil yang berbeda karena adanya sel eksi variabel yang berbeda. (Favero
and Pappi , 1995; Hunt er and Ti mme, 1995). Wal au bagai manapun j uga ada
beberapa ket erbat asan dal am penyel eksian variabel karena rel iabil it as dari dat a
yang kit a perol eh.
Sebagai cont oh, variabel dapat merepresent asikan inf ormasi yang berbedabeda, meskipun mereka membawa l abel yang sama. Variasi ini berakar da ri
kurangnya st andar pel aporan dal am indust ri perbankan. Pada sisi l ain,
penggunaan var i abel yang t i dak per l u membi askan anal i si s dan membuat menj adi
sul it unt uk diint erprest asikan dal am st udi paramet rik dan nonparamet rik. Beban
st udinya adal ah dengan memaksakan unt uk menj ust if ikasi proses sel eksi.
Penyel eksian variabel unt uk beberapa st udi bergant ung kebanyakan pada t eorit eori bank kl asik. Kompl ikasi l ain yang pent ing pada st udi ef isiensi bank yang
mempengaruhi penyel eksian variabel dan kemudian hasil nya adal ah def i ni si dar i
f ungsi bank. Ol eh karena it u sebel um mendiskusikan apl ikasi dan penyel eksian
variabel amat berguna unt uk memahami t erl ebih dahul u proses perbankan yang
ada, yang kemudian dapat mempert aj am pet unj uk yang baik dal am penyel eksian
variabel dan proses pengapl ikasian. Peran sebuah bank komersial secara umum
didef inisikan sebagai pengkol eksi t abungan dari rumah t angga dan agen-agen
l ainnya unt uk mendanai invest asi yang dibut uhkan perusahaan-perusahaan dan
konsumsi individual . Pent ingnya pendef inisian f ungsi perbankan adal ah j el as
8
dal am menent ukan variabel i nput dan out put yang akan dipakai unt uk st udi
ef isiensi. Meskipun sudah j el as bahwa bank membawa kedua f ungsi ini, sebuah
st udi kuant it at if harus dibuat dari pil ihan konf l ik yang ada pada pen def inisian
variabel.
Spesifikasi input dan out put
Dal am penel it ian ini digunakan asset appr oach (deposit o sebagai i nput )
dengan pert imbangan-pert imbangan sebagai berikut :
1.
Sebagi an besar
penel i t i an yang per nah di l akukan unt uk mengukur
ef isiensi perbank an adal ah dengan menggunakan asset appr oach. Dengan
menggunakan pendekat an ini, maka mudah unt uk dil akukan penel it ianpenel it ian sel anj ut nya yang berkait an dengan ef isiensi perbankan,
maupun membandingkan hasil penel it ian ini dengan penel it ian-penel i t i an
yang pernah dil akukan sebel umnnya.
2.
Per anan dar i bank di Indonesi a adal ah sebagai i nst i t usi f i nansi al yang
mengumpul kan
t abungan
(yang merupakan
surpl us unit )
dan
mengubahnya menj adi kredit yang merupakan def isit unit . At au dengan
perkat aan l ain, f ungsi int ermediaries dari bank pent ing unt uk dit el it i.
3.
Jika deposit o diperhit ungkan sebagai out put , Deposi t ser vi ces di kenakan
kepada nasabah bank dal am bent uk membayar t ingkat bunga di bawah
t ingkat bunga pasar (SBI) daripada mengenakannya dengan harga t ert ent u
sebagai f ee dari ser vi ce. Sehingga sul it dit ent ukan harga dari deposit o.
Variabel-variabel berdasarkan pendekat an Al t unbas, Yener, et . al . (2001)
unt uk menghit ung ef isiensi perbankan di Jerman dengan menggunakan
pendekat an asset appr oach adal ah:
9
Tabel. 3. 1. Variabel -variabel berdasarkan pendekat an
Alt unbas, Yener, et . al. (2001)
Variabel
Definisi
Variabel Harga Input :
P1 ( Pr i ce of l abor ) (USD mil)
Tot al per sonel expenses devi ded by t ot al asset
P2 ( Pr i ce of f unds) (%)
Tot al i nt er est expenses devi ded by t ot al f unds
P3 ( Pr i ce of physi cal capi t al )
(%)
Tot al depr eci at i on and ot her capi t al expenses
devi ded by t ot al f i xed asset s
Variabel Kuant it as Out put :
Q1 ( Mor t gage l oan) (USD mil )
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e mor t gage
l oans
Q2 ( Publ i c l oan)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e publ i c
l oans
Q3 ( Ot her l oan)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e ot her
l oans
Q4 ( Secur i t i es)
The dol l ar val ue of t ot al aggr egat e secur i t i es
Sedangkan dengan menggunakan dat a yang t ersedia di Bank Indonesi a,
berdasarkan neraca keuangan bank dan l aporan l aba rugi bank, yang diperol eh
dari maka variabel yang memungkinkan unt uk digunakan dal am penel it ian ini
adal ah:
Tabel 3. 2. Variabel Yang Digunakan Dalam St udi Penelit ian
Symbol
Definisi
Sumber
Variabel Harga Input :
P1 ( Pr i ce of l abor )
Beban personal ia dibagi t ot al
akt i va
Laporan l aba rugi &
Neraca
P2 ( Pr i ce of f unds)
Beban bunga dibagi dengan
t ot al pasiva
Laporan l aba rugi &
Neraca
P3 ( Pr i ce of physi cal
capi t al )
Beban lainnya dibagi dengan
akt iva t et ap
Laporan l aba rugi &
Neraca
Kredit yang diberikan pihak
Neraca
Variabel Kuantitas
Out put :
Q1
t erkait dengan bank
Q2
Kredit yang diberikan pihak
Neraca
lainnya
Q3 ( Secur i t i es)
Surat berharga yang dimil iki
Neraca
10
Dalam penelit i an i ni , met odol ogi yang di gunakan adal ah met odol ogi non
paramet rik, dengan met odol ogi yang dikenal dengan ist il ah Dat a Envel opment
Anal i sys (DEA). DEA menghit ung ef isiensi t eknis unt uk sel uruh unit . Skor ef isiensi
unt uk set iap unit adalah relat if , t ergan t ung pada t ingkat ef isiensi dari unit -unit
l ainnya di dal am sampl e. Set iap unit dal am sampl e dianggap memil iki t ingkat
ef isiensi yang t idak negat if , dan nil ainya ant ara 0 hingga 1, dimana sat u
menunj ukkan ef isiensi yang sempurna. Kemudian unit -uni t yang memi l i ki ni l ai
sat u ini digunakan dal am membuat envel ope unt uk f r ont i er ef isiensi.
lainnya yang ada di dalam envel ope menunj ukkan t i ngkat i nef i si ensi .
Unit -unit
Hal ini dapat dil ihat dal am gambar 3. 1, dimana i nput di nor mal i sasi dengan
out put unt uk set iap unit . Unit A menggunakan i nput 1 yang l ebih besar dari
i nput 2, dan unit B menggunakan i nput dengan komposisi yang berl awanan.
Fr ont i er dapat digambarkan sebagai kombinasi l iner dari unit A dan B, dan
menyambungkan daerah di l uar A dan B yang mendekat i set i ap aksi s, t et api t i dak
pernah menyent uh. Unit C ada di ant ara f r ont i er , dengan t ingkat ef isiensinya
dihit ung sebagai rasio ant ara OC' t o OC. Ol eh karena it u, bil a kit a menarik garis
l urus dari C ke f r ont i er , akan didapat unit C' yang merupakan unit yang dapat
kit a perkirakan bil a unit C menggunakan t eknol ogi yang digunakan ol eh unit A
dan B (Sext on).
Gambar 3. 1
Front ier Efisiensi dengan Tiga Unit .
Input 2
Output
B
C
C'
A
0
Anal isis
non-par amet r ik
Input 1
Output
(Char nes,
Cooper s
and
Rhodes,
1978)
t idak
membut uhkan spesi f i kasi khusus dar i bent uk f ungsi t er t ent u unt uk mener angkan
dan membent uk bat asan ef isiensi at au permukaan f ungsi ‘ ampl op’ yang ada.
Fl eksibil it as dari t eknik nonparamet rik membol ehkan kit a unt uk membent uk
11
beberapa f ormul asi al t ernat if . Kit a dapat menganal isa dua versi dari sebuah
model DEA yang ber or i ent asi out put ber dasar kan dua asumsi r et ur n of scal e yang
ada: yait u const ant r et ur ns t o scal e (kit a singkat dengan DEAc) dan var i abl e
r et ur ns t o scal e (kit a singkat dengan DEAv). Kedua pendekat an penghi t ungan DEA
dengan asumsi yang berbeda ini dapat dil akukan dengan mengunakan sof t ware
FRONT IER.
Misal kan t erdapat sebuah set dari n Unit Pembuat an Keput usan (UPK).
Terdapat
mi nput -i nput dan s out put - out put dan set iap UPK mempunyai
karakt erist ik ol eh sebuah i nput out put (X, Y) vekt or. Unt uk menent ukan skor
ef isiensi dari t iap unit , UPK akan dibandingkan dal am sebuah grup t ert ent u yang
t erdiri dari kombinasi l inear dari ef isiensi UPK- UPK yang ada. Unt uk set iap unit
yang t idak t erl okasi di dal am bat asan ef isiensi didef inisikan sebagai vekt or
? ? ?? 1,..., ? n ?,
where each
? j merepresent asikan
bobot
dari
set iap UPK
didal am grup t ersebut . Perhit ungan DEA didesain unt uk memaksimumkan skor
ef isiensi rel at if dari set iap unit , dengan dibat asi ol eh kendal a bahwa bobot dal am
set yang di per ol eh dal am hal i ni unt uk set i ap UPK har us j uga f easi bl e unt uk UPKUPK l ainnya yang t ermasuk di dal am sampel. Bahwa skor ef isiensi dapat di hit u ng
dengan f ormul asi pemprograman mat emat ik 5 sepert i berikut dimana skor ef isiensi
t eknis akan dit ent ukan ol eh nil ai
?
yang opt imum . Pemf ormul asian const ant
r et ur n t o scal e (TEc) dan var i abl e r et ur ns t o scal e (TEv) dapat di j el askan sebagai
berikut :
TEC ? max ? ?
TEC ? max ? ?
0
s. t .
n
?
j ?1
n
?
j ?1
0
s. t .
? jYij ? ? Yi0
? jYrj ? X r0
n
i =1, …, m
?
j ?1
n
r=1, …, s
?
j ?1
? jYij ? ? Yi0
i =1, …, m
? j X rj ? X r0
r=1, …, s
n
?
j ?1
?j ?1
Tekni k oper at i on r esear ch biasanya digunakan menggunakan dual
dari
permasal ahan mat emat is di at as unt uk menghit ung skor ef isiensi. Formul asi dual
5
Lihat Charnes, Cooper dan Rhodes (1978). Sebuah alternatif formulasi analisis yang lebih detail dapat ditemukan
Ali dan Seiford (1993), dan Coelli, Rao dan Battese (1998).
12
yang sepert i it u dapat diperol eh sebagai sebuah peminimuman dari rasio bobot
i nput - i nput dibanding dengan bobot out put - out put yang ada dengan kendal anya
r asi o yang sama unt uk set i ap UPK yang l ebi h besar at au sama dengan sat u. Unt uk
sebuah model yang berorient asi out put , f ormul asi dual nya adal ah
Minwr zi H 0
?
?
?
zi X i0
i
wrYr0
r
s. t .
?
?
z i X ij
i
wrYrj
?1
j =1, …, n
r
w r , zi > 0
r =1, …, s
I=1, …, m
Dimana w r dan zi adal ah bobot var i abel yang memecahkan per masal ahan
maksi mi sasi i ni dan Yr j dan Xi j out put dan i nput nya di kai t kan pada set i ap UPK.
Sebuah uni t akan ef i si en j i ka dan hanya j i ka r asi o i ni sama denan sat u, j i ka
sebal iknya maka akan dianggap sebagai ‘ secara rel at if ’ t idak ef isien.
DEA j uga dapat dipergunakan unt uk mengukur skal a ef isiensi. Tot al ef isiensi
t eknis didef inisikan dal am bent uk peningkat an proporsi yang sama dal am out put
bahwa per usahaan dapat pencapai annya dengan mengkonsumsi kuant i t as yang
sama dari i nput - i nput nya j ika dioperasikan dengan asumsi bent uk bat asan
produksi yang const ant r et ur ns t o scal e (CRS). Pengukur an ef i si ensi t ekni s mur ni
t erj adi pada peningkat an out put yang dapat dicapai perusahaaan j ika ia
menggunakan t eknol ogi yang bersif at var i abl e r et ur ns t o scal e (VRS). Akhirnya,
skal a ef isiensi dapat dihit ung sebagai rasio dari t ot al ef isiensi t eknis t erhadap
ef isiensi t eknis murni. Jika skal a ef isiensinya sama dengan sat u, maka perusahaan
beroperasi dengan asumsi CRS, sedangkan j ika sebal iknya perusahaan t ersebut
t er kar akt er i sasi dengan asumsi VRS.
Teknik evaluasi efisiensi bank set elah merger
Dal am mengeval uasi pengaruh merger pada ef isiensi sebuah bank, maka
dal am penel it ian ini akan dil ihat nil ai-nil ai dari ef isiensi suat u bank sesudah dan
sebel um merger dengan. menggunakan met ode non paramet rik. Anal isis yang
dihasil kan nant inya dapat menj awab pert anyaan mengenai peningkat an at au
penurunan ef isiensi hasil merger dari beberapa bank di Indonesia.
13
IV. HASIL DAN ANALISIS
DEA merupakan ukuran ef isiensi relat if , yang mengukur inef isisensi unit unit yang ada dibandingkan dengan unit l ain yang dianggap pal ing ef isien dal am
set dat a yang ada. Sehingga dal am anal isis DEA dimungkinkan beberapa unit
mempunyai t ingkat ef isiensi 100% yang art inya adal ah bahwa unit t er sebut
merupakan unit yang t eref isien dal am set dat a t ert ent u dan wakt u t ert ent u.
Keunt ungan l ainnya adal ah bahwa DEA dapat mel ihat sumber ket idakef isienan
dengan ukuran ‘ peningkat an pot ensial ’ (pot ent ial improvement ) dari masingmasing input . DEA j uga t idak dapat mel akukan penguj ian st at ist ik sepert i pada
ekonomet ri. Namun kedua pendekat an ini akan menghasil kan ukuran ef isisensi
yang mi r i p j i ka dat anya cukup l engkap dan akur at . Ji ka ekonomet r i amat
membut uhkan dat a yang banyak, maka kal au DEA i ni amat r ent an dengan adanya
angka nol , negat if dan angka kecil yang mendekat i nol . Karena DEA sebenarnya
menggunakan met ode l i near pr ogr ammi ng dengan pembobot an, maka adanya
angka kecil yang mendekat i nol dapat menyebabkan f l ukt uasi bobot menj adi
amat t inggi dan bisa t ak t erhingga. Sedangkan adanya angka negat if t idak
memungkinkan dij al ankannya anal isis DEA karena angka negat if mengimpl ikasikan
sebuah t it ik kombinasi yang t idak t erdapat di dal am ‘ cl osed set ’ . Di mana secar a
sederhana kit a j uga dapat mengat akan bahwa input dan out put t idak bol eh
negat if (at au behut ang) dal am anal isis DEA.
Dengan banyaknya dat a yang ‘ mi ssi ng ’ maka anal isis non paramet rik dengan
menggunakan DEA menj adi t erbat as. Unt uk anal isis yang t ahunan kit a hanya bisa
memakai sekit ar sembil an bel as sampai dua pul uh l ima dat a dat a. Anal isis yang
akan di l akukan di bat asi dengan per masal ahan-per masal ahan di at as dan amat
membut uhkan banyak masukan pendapat -pendapat ahl i perbankan unt uk
pembuat an model yang baik dengan t ingkat keakurat an anal isa yang l ebih t i nggi .
Efisiensi bank t ahunan
Anal isis t ahunan ini mempunyai kel ebihan dal am mel ihat ef isiensi bank -bank
dal am indust ri perbankan dal am kurun wakt u t ert ent u. Anal isis yang ada,
diharapkan dapat menghasil kan ‘ i nsi ght -i nsi ght ’ mengenai kondi si t i ngkat
ef isiensi perbankan di Indonesia dan membant u para pembuat kebij akan dal am
mengambil keput usan.
14
Tabel 4. 1
Bank-Bank Yang Paling Efisien Menurut Hasil Perhit ungan DEA
Tahun
DEA6
1995
N. A. *
1996
N. A. *
1997
ID-19, ID-1893, ID-33, ID-29
1998
ID-883, ID-19, ID-1983, ID 33
1999
ID-883, ID-19, ID-29
2000
N. A. *
2001
ID-5, ID-19
2002
ID-29, ID-147, ID-39, ID-5
2003
ID-39
Sumber : Hasil Pengol ahan
Pada anal i si s DEA bank yang pal i ng ef i si en dapat l ebi h dar i sat u bank dengan skor
ef i si ensi 100%. Hasil ini menunj ukkan bahwa bank -bank yang disebut kan pada
t abel diat as mempunyai t ingkat ef isiensi yang t erbaik pada t ahun- t ahun yang
bersangkut an.
Tabel 4. 2.
Pot ensi Pengembangan Indust ri Perbankan dilihat dari input at au out put
Tahun
Beban
Beban
Kredit pada pihak
Kredit pada
Surat
Personalia
Bunga
t erkait dengan bank
pihak lainnya
Berharga
1997
90. 29% 92. 18%
15457. 57%
115. 53%
9958. 30%
1998
82. 34% 87. 85%
18418. 74%
288. 56%
5249. 99%
1999
95. 16% 94. 87%
6618. 80%
25. 49%
936. 70%
2001
89. 95% 90. 53%
12681. 04%
104. 49%
1959. 46%
2002
72. 14% 71. 86%
1095. 45%
112. 79%
7262. 82%
2003
79. 82% 80. 08%
3690. 64%
138. 68%
8079. 83%
Total
85. 73% 87. 07%
10718. 38%
173. 44%
5595. 45%
Sumber : Hasil Pengol ahan
Pot ensi pengembangan input dil ihat secara negat if sedangkan unt uk out put
dil ihat secara posit if . Jika pada t ahun 1997 Beban personal ia mempunyai pot ensi
pengembangan
6
sebesar
90. 29%,
art inya
input
t ersebut
masih
kit a
dapat
Karena keterbatasan perangkat lunak yang digunakan, metode DEA tidak dapat menganalisa lebih
dari 75 observasi. Efisiensi 100% pada metode DEA bisa dihasilkan oleh beberapa unit sekaligus.
15
ef isienkan l ebih baik l agi dengan pengurangan sebesar 90. 29% dari nil ai rat a-r at a
beban personal ia ba nk per bul an pada t ahun t ersebut . Jadinya pot ensi input
t idak mungkin mel ebihi 100 %, sedangkan unt uk out put mungkin saj a, dimana j ika
angka pengembangan pot ensi out put t ersebut diat as 100% art inya out put t ersebut
masih dapat kit a gandakan t erus semakin besar. Dari dat a dapat kit a lihat bahwa
kredit yang t erkait dengan pihak bank mempunyai pot ensi pengambangan yang
sangat t inggi unt uk meningkat kan ef isiensi bank secara kesel uruhan. Surat
ber har ga j uga mempunyai t i ngkat pot ensi pengambangan yang t i nggi pul a. Yang
menarik adal ah bahwa pot ensi pengef isienan input yang dapat kit a l akukan j uga
cukup besar , sebesar 85. 73 % unt uk beban per sonal i a dan 87. 07% unt uk beban
bunga. Tapi anal isis ini adal ah dal am kurun wakt u 1997-2003 dimana banyak
sekal i var i abel yang mempengar uhi ef i si ensi per bankan t er sebut sel ai n var i abelvariabel yang kit a masukkan ke dal am model kit a.
Gambar 4. 1
Rata-rat a input at au Out put t ahun 1997 - 2 0 0 3
Rata rata Input atau Output tahun 1997-2003
12000,00%
10000,00%
8000,00%
6000,00%
4000,00%
2000,00%
0,00%
Beban
personalia
Beban bunga
Kredit pada
pihak terkait
dengan bank
Kredit pada
pihak lainnya
Surat berharga
Bil a kit a mengambil f l ukt uasi ef isiensi dari bank -bank yang ada per t ahun maka
kit a dapat membagi bank -bank t ersebut ke dal am t iga j enis, yait u bank -bank
yang berf l ukt uasi t inggi dal am ef isiensinya yang menengah dan yang st abil . Dar i
gambar ki t a bi sa mel i hat bahwa bank dengan no. Id 29 mer upakan bank dengan
volat ilit as f l ukt uasi ef i si ensi yang t i nggi . Ki t a dapat memper ki r akan bahwa bank
ini bisa saj a banyak mel akukan keput usan-keput usan yang beresiko dal am
menj al ani usahanya ( r i sk l over ). Sedangkan unt uk bank dengan no. ID 53
t ermasuk kat egori bank yang menengah dal am f l ukt uasinya, sehingga dapat
dikat akan bank j enis ini adal ah t ipe bank yang l ebih berhat i-hat i dal am
mel aksanakan bisnisnya dimana sesekal i mereka j uga dapat mel akukan t indakan16
t indakan yang ber esi ko (r i sk neut r al ). Sedangkan t erakhir bank dengan no. ID 53
mer upakan j eni s bank yang sangat ber hat i -hat i sekal i dal am menj al ankan
bisnisnya ( r i sk aver se). Anal i si s i ni j uga masi h har us di konf i r masi dengan keadaan
bank yang sebenarnya, dimana met ode kuant it at if hanyal ah sekedar al at bant u
unt uk memberikan inst ing-inst ing yang dapat dij adikan pert imbangan dal am
mel ihat kondisi suat u bank.
Gambar 4. 2
Konfigurasi Efisiensi Perbankan t ahun 1997- 2003 unt uk Bank Terpilih
Konfigurasi Efisiensi perbankan tahun 1997-2003
(Bank terpilih)
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
39
53
29
1997
1998
1999
2001
2002
2003
Tahun
EFISIENSI BANK MENURUT KATEGORI BANK
Pada bagian ini skor ef isiensi dicari dengan membandingkan ef isiensi bank bank yang t el ah dikel ompokkan sebel umnya. Sepert i yang t el ah dij el askan
sebelumnya, bank -bank ini kemudian dikel ompokkan kedal am l ima st at us bank,
yait u : Bank Per ser o, Bank Swast a Nasi onal (Devi sa), Bank Swast a Nasi onal (Non
Devisa), Bank Asing Campuran dan Bank Pemerit ah Daerah. Dengan
mengelompokkan bank -bank t ersebut kit a dapat semakin memperkaya anal isis
at as ef isiensi
relat if
bank -bank
di
Indonesia.
Hal
ini
disebabkan
karena
karakt erist ik yang t idak j auh berbeda pada sebuah kel ompok akan menghasi l kan
est imasi nil ai skor ef isiensi yang semakin baik, dimana nant inya kit a dapat
membandingkan bank -bank yang pal i ng ef i si en dal am set i ap kel ompok ke dal am
sebuah set bank t erpil ih.
Peni l ai an ef i si ensi akan di l akukan dengan membandingkan t er l ebih dahul u
ef isiensi bank -bank dari set iap kel ompok bank, sehingga diperol eh skor ef isiensi
set iap bank berdasarkan pembanding dal am sat u kel ompok. Set el ah it u, bank
yang pal ing ef isien dari set iap kel ompok bank akan dibandingkan sat u sama l ain,
17
sehingga dapat diket ahui bank dengan st at us apa yang merupakan bank yang
pal ing ef isien. Dengan menggunakan met ode nonparamet rik, kit a dapat
menghit ung skor ef isiensi per kat egori t ersebut . Akan dil akukan dua t ahap
penghit ungan. Pert ama-t ama akan di hi t ung skor -skor ef isiensi set iap kel ompok
dan kemudian bank -bank dengan ef isiensi yang t erbaik pada set iap kel ompok it u
akan dibandingkan l agi skor ef isiensinya unt uk mencari t ahu j enis kel ompok bank
yang pal ing ef isien.
Nil ai ef isiensi pada met od e nonparamet rik dapat menghasil kan beberapa
bank dengan skor ef i si ensi 100%. Bank dengan skor ef i si ensi 100%, ki t a anggap
sebagai bank yang mempunyai ef isiensi t erbaik pada set iap kel ompok bank dan
akan dibandingkan l agi dengan bank - bank pada kel ompok l ainnya.
Berdasar kan met ode nonpar amet r i k, bank yang ber t i ndak pal i ng ef i si en
menurut kel ompok bank adal ah bank - bank dengan nomor ID yang dapat di l i hat
pada t abel-t abel berikut ini. Terdapat pul a beberapa
menghasil kan skor ef isiensi karena adanya mi ssi ng dat a .
t ahun
yang t idak
Tabel 4. 3
Bank-Bank Persero, Swast a Nasional Devisa, Swast a Nasional Non Devisa yang
Paling Efisien Pada Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Tahun
Bank-Bank Persero
Bank-Bank Swast a
Bank-Bank Swast a
Nasional Devisa
Nasional Non Devisa
1996
ID-5, ID-13, ID-15, ID-19
ID-23, ID-29
n/ a
1997
ID-13, ID-19
ID-25, ID-29
ID-811, ID-883, ID-989
ID-11, ID-13, ID-19
ID-853, ID-883, IDID-23, ID-25, ID-51, ID-1471133
1999
ID-5, ID-401
ID-25, ID-29
ID-971
2000
ID-17, ID-19
ID-29, ID-39
n/ a
2001
ID-5, ID ! 7, ID-19
ID-23, ID-29, ID-39
ID-853, ID-883
ID-5, ID-17
ID-29, ID-39, ID-147, ID187
ID-853, ID-883
ID-5, ID-17, ID-19
ID-23, ID-29, ID-39, ID-337ID-853
1998
2002
2003
Sumber : Hasil Pengol ahan
18
Tabel 4. 4
Bank-Bank Asing Campuran dan Pembangunan Daerah yang Paling Efisien
Pada Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Tahun
1996
1997
1998
1999
Bank-bank Asing Campuran
n/ a
Bank-Bank Pembangunan
Daerah
n/ a
ID-61, ID-75, ID-85, ID-99, ID-105, ID-125,
ID-127, ID-129, ID-1891
ID-245
ID-63, ID-75, ID-85, ID-99, ID-105, ID-109 ID-221, ID-223, ID- 245
ID-63, ID-83, ID-95, ID-115, ID-117, ID129, ID 1891
ID-245
2000
n/ a
n/ a
2001
ID-63, ID-97, ID-105, ID-121, ID-127, ID135
ID-227, ID-229, ID-235
2002
ID-105, ID-121
ID-227, ID-229, ID-235, ID-259
2003
ID-121, ID-135
ID-227, ID-229, ID-235
Sumber : Hasil Pengol ahan
Ji ka di per hat i kan secar a seki l as ki t a dapat mel i hat bahwa skor 100%
paling banyak diraih oleh bank -bank yang t ermasuk kat egori bank -bank asing
campur an. Ber ar t i bank asing campur an j ika dibandingkan dengan bank asing
campuran l ainnya, banyak yang mencapai skor ef isiensi 100%. Tet api kit a perl u
analisis lebih lanj ut j ika bank -bank asing ini kit a bandingkan dengan bank -bank
dal am kel ompok l ainnya.
EFISIENSI BANK ANTAR KATEGORI BANK
Unt uk dapat menget ahui bank dari kat egori mana yang merupakan bank yang
pal ing ef isien, maka bank yang pal ing ef isien dari set iap kat egori bank akan
diambil unt uk mewakil i kat egori bank t ersebut , unt uk kemudian dibandingkan
unt uk diperol eh nil ai ef isiensinya.
Hasil anali sis ini membandingkan ef isiensi rel at if pada kel ompok masingmasing kat egori bank dan bukanl ah secara kesel uruhan. Art inya bank -bank
t ersebut merupakan bank yang mempunyai perf orma ef isiensi t erbaik pada kurun
wakt u 1997-2003 j ika dibandingkan dengan bank -bank kel ompok sej eni s.
Tabel 4. 5 berikut ini menyaj ikan kat egori bank yang pal ing ef isien dari t ahun
1995 sampai t ahun 2003, set el ah diol ah dat a yang membandingkan bank -bank
19
yang mempunyai ef isiensi 100% pada masing-masing kel ompok kat egorinya.
Tabel 4. 5
Kelompok Bank Paling Efisien Dari Tahun 1996 Sampai Tahun 2003
Berdasarkan Met ode DEA
Tahun
Berdasarkan DEA
1996
n/ a
1997
Asing Campuran
1998
Swast a Nasi onal Devi sa
1999
Swast a Nasi onal Devi sa
2000
n/ a
2001
Persero
2002
Persero
2003
Persero
Sumber : Hasil Pengol ahan
Dari hasil pengol ahan diat as, t ernyat a set el ah bank -bank dengan skor
ef isiensi 100% dari masing-masing kel ompok dibandingkan dengan bank -bank
l ainnya, kel ompok bank yang pal ing ef isien adal ah kel ompok Bank Persero,
Swast a Nasional Devisa dan Bank Asing Campuran. Hal ini bisa saj a dimungkinkan
karena set el ah krisis secara kesel uruhan bank persero dan swast a nasional devisa
berusaha meningkat kan ef isiensinya dan memperol eh hasil yang cukup signif ikan.
ANALISIS MERGER DAN EFISIENSI
Mer ger dan akui si si secar a t eor i dapat meni ngkat kan at au menur unkan
per f or ma dar i sebuah bank. Sehi ngga, ef i si ensi menj adi per t anyaan kr usi al dal am
isu merger dan akuisisi ini. Berdasarkan inf ormasi dari Bank Indonesia, bank yang
merger dal am periode 1995 sampai dengan 2003 dapat dil ihat pada t abe l 4. 6.
berikut ini.
20
Tabel 4. 6
ID Bank-Bank Yang Melakukan Merger
Sandi bank
Tanggal_Merger
Sandi bank
129
12 Desember 1999
23
137
24 Desember 1999
137
127
161
137
30 Juni 2000
23
313
23
1549
23
155
23
975
23
31
23
201
23
183
111
23
27 Maret 2001
91
99
91
07 Sept ember 2001
113
89
91
99
99
28 Sept ember 2001
97
125
97
97
97
27
28 Okt ober 2002
27
147
27
55
27
317
27
739
27
Sumber : Bank Indonesia
Met ode pengukuran ef isiensi membandingkan secara rel at if ant ara sat u bank
dengan bank l ainnya sehingga anal isis peningkat an at au penurunan ef isiensi dari
sebuah bank akibat merger harus dil akukan sat u-persat u.
21
Tabel 4. 7
Efisiensi Bank Sesudah Dan Sebelum Merger Berdasarkan Analisis Efisiensi
Tahunan dengan Met ode DEA
Sandi bank
Sandi bank
Sebelum merger
Sesudah merger
Perubahan
129
23
N/ A
37%
N/ A
137
137
N/ A
37%
N/ A
127
137
N/ A
37%
N/ A
161
23
N/ A
37%
N/ A
313
23
N/ A
37%
N/ A
1549
23
N/ A
37%
N/ A
155
23
N/ A
37%
N/ A
975
23
N/ A
37%
N/ A
31
23
N/ A
37%
N/ A
201
23
N/ A
37%
N/ A
183
23
N/ A
37%
N/ A
111
91
N/ A
37%
N/ A
91
91
N/ A
37%
N/ A
99
99
N/ A
N/ A
N/ A
113
99
N/ A
N/ A
N/ A
89
97
N/ A
N/ A
N/ A
125
97
N/ A
N/ A
N/ A
97
97
N/ A
N/ A
N/ A
27
27
5. 57%
56. 90%
51. 33%
147
27
11. 91%
56. 90%
44. 99%
55
27
0. 83
56. 90%
56. 07%
317
27
N/ A
56. 90%
N/ A
739
27
N/ A
56. 90%
N/ A
Ket erangan : Apabi l a ni l ai per ubahan adal ah posi t i f menunj ukkan bahwa bank
semakin ef isien set el ah merger.
Karena ket erbat asan dat a, maka hanya t iga bank yang dapat kit a anal isis
ef isiensi mergernya. Dari ket iga bank t ersebut semuanya menunj ukkan
peningkat an ef isiensi. Bank yang semakin ef isien t ersebut adal ah bank dengan
No. ID 27. 147, dan 55. Khusus unt uk bank dengan No. ID 55 yang mer ger menj adi
bank dengan ID 23 mengal ami pe ni ngkat an ef i si ensi t er besar sebesar 56. 07%.
Berart i hipot esa kit a bahwa bank -bank yang mel akukan mer ger akan l ebi h ef i si en
dibenarkan dengan met odol ogi DEA secara empiris wal aupun dengan
22
represent at if yang kecil . Unt uk menut upi kekurangan ini maka dapat kit a
bandingkan nant i nya dengan anal i si s par amet riknya.
Kit a j uga dapat menganal isis input manakah yang mempunyai kont ribusi
pal ing besar t erhadap peningkat an kenaikan ef isiensi ini. Berikut ini akan
disaj ikan kont ribusi input at au out put t erbesar pada bank dengan No. Id. 23
set el ah merger. Nant inya kit a bisa mel ihat input manakah yang berperan pent ing
dal am meningkat kan ef isiensi bank yang t el ah merger t ersebut .
Tabel 4. 8.
Kont ribusi input pada Bank No. Id. 23 Set elah Merger Tahun 2003
Variabel
Kontribusi Input
Out put 3 (Surat Berharga)
95. 36
Out put 2 (Kredit ke pihak l ain)
70. 94
Out put 1 (Kredit ke pihak Perbankan)
47. 14
Input 2 (Biaya Modal )
39. 19
Input 1 (Biaya Tenaga Kerj a)
74. 45
Sumber: Hasil Pengol ahan
Pada t abel t erl ihat bahwa kont ribusi ef isiensi t erbesar pada merger t erj adi
pada
out put surat berharga yang dihasil kan ol eh bank t ersebut . Hal ini
disebabkan meningkat nya kewaspadaan bank dal am membel i surat berharga,
agar
t idak
t erj adi
kemacet an
dal am
pembayaran
piut ang
t ersebut .
Dan
berikut nya kont ribusi t erpent ing adal ah pada input t enaga kerj a. Hal ini
disebabkan karena merger dari bank akan mel akukan ef isiensi t enaga kerj a yang
cukup drast is disebabkan kondisi pr ekonomian yang sul it . Sedangkan yang
berikut nya j uga t erj adi peningkat an out put kr edi t ke pi hak l ai n, yang
menyebabkan ef i si ensi bank dengan no. i d 27 set el ah mer ger i ni menj adi semaki n
baik.
23
Tabel 4. 9
Efisiensi Bank Sesudah Dan Sebelum Merger Berdasarkan Kelompok Bank
Dengan Met ode DEA
Sandi bank
Sandi bank
Sebelum merger
Sesudah merger
Perubahan
129
23
61. 73%
85. 95%
24. 22%
137
137
5. 44%
44. 84%
39. 40%
127
137
25. 48%
44. 84%
19. 36%
161
23
N/ A
85. 95%
N/ A
313
23
N/ A
85. 95%
N/ A
1549
23
N/ A
85. 95%
N/ A
155
23
0. 69
85. 95%
16. 95%
975
23
N/ A
85. 95%
N/ A
31
23
N/ A
85. 95%
N/ A
201
23
2. 14%
85. 95%
83. 81%
183
23
N/ A
85. 95%
N/ A
111
91
60. 04%
77. 36%
17. 32%
91
91
48. 41%
77. 36%
28. 95%
99
99
100. 00%
46. 79%
-53. 21%
113
99
41. 1%
46. 79%
5. 69%
89
97
11. 38%
81. 14%
69. 76%
125
97
100. 00%
81. 14%
-18. 86%
97
97
46. 69%
81. 1