Makalah Pengantar Ilmu Administrasi Nega

MAKALAH PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PELAYANAN PUBLIK TRANSPORTASI JAKARTA

Oleh:
Muhammad Raihan Imamnawi

1406569384

Ilmu Administrasi Negara
Departemen Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Depok, 2014

ABSTRAK
Penulisan ini dilatar belakangi dengan adanya kemacetan di Ibukota Jakarta. Kemacetan ini disebabkan
tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi
dibandingkan menggunakan kendaraan umum atau alat transportasi yang tersedia di Ibukota Jakarta. Jakarta
memiliki kepadatan penduduk terbanyak di Indonesia. Jakarta sebagai pusat perekonomian dan pusat
pemerintahan membuat penduduk di sekitar Jakarta mencari dan bekerja di Ibukota Indonesia ini.
Ketertarikan penduduk sekitar Jakarta membuat Jakarta menjadi kota yang berimage kemacetan dan

kepadatan. Penduduk sekitar Jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Perlu peran dari
pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan penggunaan kendaraan pribadi yang membuat Jakarta macet.
Salah satu peran pemerintah yaitu membangun pelayanan public berupa transportasi umum. Pembenahan
transportasi umum juga layak di lakukan.
Di sini, penulis membahas pelayanan public transportasi umum di Jakarta yaitu Angkot dan Busway
TransJakarta beserta permasalahannya dan solusi yang dapat penulis berikan untuk membuat pelayanan
transportasi Jakarta menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi penggunanya.
Kata Kunci: Angkot; Busway; Jakarta; Transportasi; Pelayanan.

BAB I
Pendahuluan

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan1. Transportasi di kota ataupun desa dibutuhkan untuk mengangkut sumber daya atapun
manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Jakarta, kota tempat para penglaju dari sekitar
Jakarta mencari nafkah. Mereka berbondong-bondong ke Jakarta dengan waktu yang relatif
sama. Hal ini dapat menyebabkan kemacetan pada jam-jam tertentu seperti jam 7 pagi dan
jam 5 sore. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan segala upaya untuk
mengentas kemacetan. Salah satu upaya tersebut adalah membuat transportasi umum yang
memiliki pelayanan optimal bagi penggunanya


A. LATAR BELAKANG
Jakarta sebagai ibukota Negara Indonesia menarik perhatian banyak penduduk kota lain
untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Seperti yang terlihat pada JobFair2014 2. Semakin banyak
para pencari kerja yang mendapatkan kerja di Jakarta berarti semakin banyak pula yang
dating ke Jakarta di hari kala hari kerja tiba. Saat hari kerja Jakarta akan mengalami
kemacetan di beberapa jalan bahkan hampir semua jalan di ibukota mengalami kemacetan.
Keadaan ini disebabkan oleh para penglaju yang bekerja di kota Jakarta tetapi tinggal di luar
Jakarta. Jumlah pengalju yang bergerak ke kota Jakarta pada pagi hari kerja pada tahun 2010
saja sudah mencapai 5,4 Juta Komuter3. Tidak terbayangkan bagaimana jumlah penglaju saat
ini dan bagaimana pula tingkat keparahan kemacetan di ibukota Jakarta. Di saat menjelang
sore hingga malam hari kota Jakarta mulai ditinggal para penglajunya. Tetapi walau
ditinggal, kota Jakarta masih saja banyak orang-orang yang menghidupi malamnya.
Perubahan jam kemacetan di Jakarta juga sudah terjadi selama satu tahun belakangan ini. Bila
1

Kajian Pustaka,Pengertian dan Fungsi Transportasi, http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-danfungsi-transportasi.html diakses pada 13 Desember 2014 pukul 19:00 WIB
2
DetikFinance, Pencari Kerja Padati Job Fair Di Kemayoran Pada Hari Kedua,
http://finance.detik.com/read/2014/09/06/112043/2683170/4/pencari-kerja-padati-job-fair-di-kemayoran-harikedua diakses pada 20 Oktober 2014 pukul 19:19 WIB

3
Forum Paguyuban Pulu Kadang, 5,4 Juta komuter serbu Jakarta setiap hari,
http://paguyubanpulukadang.forumotion.net/t1615-54-juta-komuter-serbu-dki-Jakarta-setiap-hari diakses pada
20 Oktober 2014 pukul 19:28 WIB

tahun lalu pukul 21.00 WIB sudah mencair, saat ini kemacetan terjadi hingga pukul 22.00
WIB. Untuk mengatasi ini, Pemprov Jakarta mengeluarkan pelayanan publik berupa
transportasi.

B. POKOK MASALAH
Seperti diketahui bersama bahwa penduduk Jakarta yang banyak serta ditambah dengan
penduduk daerah lain yang mencari nafkah di Jakarta membuat kota Jakarta semakin padat.
Para penglaju mulai memasuki Jakarta pada pagi hari dengan kendaraan pribadinya sehingga
membuat Jakarta mengalami kemacetan di pagi hari. Kemudian di sore hari, Jakarta kembali
macet dengan aktivitas pulangnya para pekerja yang bekerja di Jakarta.
Transportasi umum seharusnya menjadi andalan dalam mengatasi tingginya jumlah
penglaju yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk datang ke Ibukota
Jakarta. Tetapi sungguh sangat disayangkan transportasi Jakarta seperti angkot dan busway
belum mampu untuk menanggulangi kemacetan. Masih banyak masalah yang dialami oleh
transportasi umum sebagai layanan publik baik oleh angkot ataupun TransJakarta Busway.


C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengatasi masalah transportasi di Ibukota Jakarta
sebagai cara pelayanan publik yang Pemprov Jakarta khususnya Dinas Perhubungan berikan
untuk warga Jakarta dan sekitarnya. Jika masalah transportasi seperti masalah pada angkot
dan busway teratasi maka lambat laun kemacetan akan dapat dicegah dan ditanggulangi
sehingga masyarakat akan merasa nyaman untuk hidup di Jakarta.

BAB II
KERANGKA TEORI

Penulisan ini menggunakan teori tentang pelayanan publik yang terdapat dalam presentasi
kuliah oleh Mas Teguh Kurniawan pada kelas Pengantar Ilmu Administrasi Negara
Universitas Indonesia.
A. Pengertian
 Pelayanan Publik adalah suatu sistem atau proses penyerahan barang dan jasa yang
diatur, diberikan, disediakan, dibiayai oleh pemerintah dan diserahkan (di-delivery)
kepada masyarakat. (Teguh Kurniawan)
 Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. (UU 25/2009)
B. Jenis Pelayanan Publik
• Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik;
• Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang
yang digunakan oleh publik;
• Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan
oleh publik; dan
• Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat;
C. Service Quality Pelayanan Publik
1. Tangible
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. Empathy

BAB III

PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Masalah Transportasi Umum Angkot dan Busway
Seperti yang sudah dilakukan Jepang untuk mengatasi masalah kemacetan di kota –
kotanya yang salah satunya ialah memperbaiki kualitas angkutan umum menjadi lebih baik
dan lebih dicintai masyarakat harus di contoh oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta ataupun
pemerintah pusat untuk menerapkannya dalam mengatasi kemacetan kota Jakarta yang
semakin parah dari hari – ke hari.
Seperti yang sudah kita kenal, transportasi di kota Jakarta khususnya Angkot dan bus
sedang belum mencapai kriteria nyaman, aman, dan dicintai masyarakat Jakarta. Walaupun
banyak masyarakat Jakarta yang mengguanakan jasa transportasi ini, tetapi jumlah mereka
masih jauh dibawah jumlah pengguna kendaraan pribadi hanya sekitar 14% dari total
pengguna kendaraan di kota Jakarta.4
Pada tahun 2004, pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai membangun sarana dan prasarana
busway yang bernama TransJakarta. Ini adalah sebuah langkah untuk megurangi kemacetan
Busway merupakan sebuah sistem Bus Rapid Transit (BRT) atau sistem transportasi bus
cepat yang mulai resmi dioperasikan oleh pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 15 Januari
2004. Busway adalah sebuah solusi alternatif angkutan umum massal yang ditawarkan oleh
pemerintah di kota-kota besar agar warganya dapat menikmati jasa angkutan umum yang
cepat, nyaman, dan aman. Selain di Jakarta, busway juga telah diterapkan di kota-kota besar
lainnya di Indonesia, yaitu Yogyakarta (Trans Jogja), Bandung (Trans Metro Bandung),

Bogor (Trans Pakuan), Pekanbaru (Trans Metro Pekanbaru), dan Palembang (Trans Musi).
Selama 6 tahun ini, busway di DKI Jakarta telah melayani 8 koridor dengan armada bus
sebanyak 426 unit yang melewati total panjang lintasan 123,35 km (lintasan terpanjang di
dunia dalam sistem BRT) dan memiliki 141 halte. Meskipun sempat menimbulkan pro dan
kontra, nyatanya busway mulai jadi primadona dilihat dari jumlah penumpangnya yang kian
hari

kian

meningkat.

Busway tidak sekedar menjadi sarana transportasi angkutan massal semata, tetapi juga
berfungsi sebagai bus pariwisata kota karena melewati berbagai fasilitas pemerintah pusat,
4
Beritagar, Pengguna Kendaraan Umum di Jakarta Cuma 14%, http://beritagar.com/p/penggunakendaraan-umum-di-Jakarta-cuma-14 diakses pada 20 Oktober 2014 pukul 20:00 WIB

seperti Jalan M.H. Thamrin, Monumen Nasional (Monas), kantor pemerintah DKI Jakarta,
Gedung Kesenian Jakarta, Stasiun Gambir, dan lain sebagainya. Maka tak heran, berdasarkan
data dari situs resmi TransJakarta (www.transJakarta.co.id), busway di Jakarta hingga bulan
April 2010 telah mengangkut penumpang rata-rata 250.000 orang per hari. Pengoperasian

busway juga menjadi strategi pemerintah daerah untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan
utama di kota-kota besar, terutama ibu kota. Oleh karena itulah, busway dilengkapi dengan
sarana dan prasarana khusus, diantaranya shelter (halte khusus untuk busway), sistem tiket
elektronik, serta juga sengaja diberi jalur khusus yang (sebenarnya) tidak boleh dilewati oleh
kendaraan non busway seperti kendaraan pribadi, kendaraan umum lainya hingga truk.
Ada 4 alasan utama kenapa warga DKI memang lebih memilih menggunakan busway
dibandingkan kendaraan umum lainnya, yakni tarif murah, dapat menghubungkan berbagai
tempat di Jakarta dengan cepat, lebih nyaman dibandingkan dengan angkutan umum lainnya,
dan juga keamanan yang lebih terjamin. Tarif bus ber-AC (Air Conditioning) sebesar
Rp3.500,- per perjalanan ini dianggap warga cukup terjangkau, terutama untuk tujuan jarak
jauh karena penumpang yang pindah jalur maupun transit di halte busway manapun tidak
perlu membayar lagi, asalkan tidak keluar dari halte5.

Busway sampai saat ini masih

meninggalkan masalah – masalah yang harus di benahi. Seperti halte yang kurang nyaman
dan kendaraan busway itu sendiri yang kerap sekali ditemukan rusak ketika sedang
beroperasi mengantarkan para penumpangnya.
Di kota Jakarta, tidak hanya busway yang menjadi primadona kendaraan umum di Jakarta.
Terdapat jenis angkutan umum seperti Mikrolet yang berupa mobil pribadi yang disulap

untuk angkutan umum, Metromini dan Kopaja yang berupa bus sedang hingga Bajaj yang
berupa kendaraan roda tiga kecil untuk 3 orang penumpang. Fasilitas unutk angkutan umum
berupa prasarana sangat berbeda jauh dengan prasarana yang diberikan pemerintah kepada
TransJakarta Busway. Halte – halte untuk kendaraan umum ini kerap tidak terawat bahkan
hingga hancur tak terbentuk6. Banyak juga halte yang dijadikan lapak berdagang oleh
masyarakat. Untuk para supir angkutan umum pun jarang menggunakan halte untuk
menaikan dan menurunkan penumpang. Mereka lebih sering menaikan dan menurunkan
penumpang di sembarangan tempat. Jika ada orang yang ingin naik dan turun para supir
5

Kementrian Pekerjaan Umum, Busway, Primadona yang Mulai Memudar, ttp://pustaka.pu.go.id/new/

artikel-detail.asp?id=289 diakses pada 13 Oktober 2014 pukul 22:04 WIB
6

Tribunnews, Sejumlah Halte Di Jakarta Barat Rusak Dan Tak Terawat,
http://wartakota.tribunnews.com/2014/09/01/sejumlah-halte-di-Jakarta-barat-rusak-dan-tak-terawat diakses pada
20 Oktober 2014 pukul 20:00 WIB

tinggal memberhentikan kendaraan umumnya sembarangan bahkan tak jarang mereka

berhenti di tengah jalan sehingga menimbulkan kemcetan dan menghambat jalan untuk
kendaraan lain di belakangnya.
Fenomena ngetem atau berhenti menunggu penumpang di pinggir jalan atau di suatu tempat
dapat kita temukan pada kendaraan – kendaraan umum di Jakarta. Mereka berhenti hingga
kadang sangat lama di tempat – tempat yang menurut mereka strategis untuk mendapatkan
penumpang. Tempat – tempat seperti tikungan, pusat perbelanjaan dan wisata, stasiun kereta,
hingga persimpangan jalan menjadi tempat ideal untuk para supir angkutan umum ini
mencari penumpang. Fenomena ini menambah tingkat kemacetan di kota Jakarta. Banyak
jalan yang hanya berjumlah 2 ruas jalan tetapi badan jalan atau 1 ruas jalannya digunakkan
para supir angkot mengetem sehingga hal ini membuat kendaraan lain harus memindahkan
kendaraannya ke ruas yang kosong sehingga 2 ruas kendaraan harus berebut menjadi 1 ruas
kendaraan. Fenomena berebut ini bisa dikatakan sebagai Bottle-neck. Contoh fenomena ini
dapat kita lihat di dekat stasiun Tebet. Para mikrolet menunggu penumpang di tepi jalan yang
dekat dengan pintu keluar masuk para pengguna kereta api. Jalan depan stasiun hanya
terdapat 2 ruas jalan. Badan jalan sebelah kiri digunakan para suipr angkot mikrolet dan para
tukang ojek untuk mencari penumpang sehingga kendaraan lain harus menggunakan hanya 1
badan jalan. Ini sangat menimbulkan kemacetan jika di pagi hari dan berbahaya karena
berhenti di tengah perlintasan kereta saat terkena macet sangat riskan karena di pagi hari
kereta dari arah bogor akan meningkat interval trafiknya. Terkadang ada polisi yang
mengatur lalulintas dan menjaga bahu jalan yang dekat pintu keluar masuk stasiun Tebet dari

para supir angkot Mikrolet M44.
Fenomena ngetem atau berhenti lama untuk menunggu penumapang yang dilakukan supir
angkot dan berhenti sembarang tempat bukan berhenti di halte inilah yang membuat
masyarakat Jakarta merasa kesal jika mereka naik ataupun berada dekat kendaraan umum ini.
Fenomena ini sungguh berbeda dibandingkan dengan kendaraan umum TransJakarta Busway.
TransJakarta harus menaikkan dan menurunkan penumpang di halte – halte atau terminal
yang khusus di gunakan hanya untuk TransJakarta. Bus TransJakarta di desain menggunakan
pintu yang tinggi sehingga tidak bisa menurunkan dan menaikkan penumpang di sembarang
tempat di tepi jalan.
Fenomena lain yang dilakukan para supir angkot yaitu kebut – kebutan di jalan. Mereka
memacu kendaraan umumnya dan balapan dengan kendaraan umum . mereka balapan untuk
mencari dan berebut penumpang padahal mereka sering balapan dengan angkutan umum
yang satu trayek dan satu koperasi dengannya. Mereka balapan dengan angkutan umum yang

beda trayek dan beda jenis seperti Dian Mitra dengan Mikrolet kerap terjadi di Ibukota
Jakarta. Fenomena ini membuat penumpang di dalam kendaraan umum tersebut merasa
khawatir akan keselamatan jiwanya. Kerap terjadi kendaraan angkot ini mengalami
kecelakaan bahkan merenggut jiwa para penumpangnya 7. Kendaraan – kendaraan pribadi di
sekitar kendaraan angkot pun merasa khawatir dan was-was karena mereka menghindari
tabrakan dengan angkot. Kemacetan karena was – was ini juga bisa timbul. Fenomena
balapan mencari penumpang ini disebabkan karena para supir angkot tidak mempunyai gaji
yang tetap setiap bulannya. Mereka mendapatkan uang untuk kehidupan sehari – harinya
sesuai apa yang mereka dapatkan ketika membawa kendaraan umumnya mencari
penumpang. Tidak sebanyak itu yang mereka dapatkan. Mereka juga harus memberikan
setoran yang berkisar 200 ribu sampai 250 ribu perbulannya. Setoran itu diberikan kepada
pengurus koperasi tempat para supir angkot menyewa kendaraan untuk mencari nafkah di
Jakarta.
Fenomena balapan tidak pernah terjadi di kalangan bis TransJakarta. Mereka berjalan di
bawah satu organisasi, Badan Layanan Umum TransJakarta dan berjalan di satu jalur yang
sama yaitu jalur Busway. Berbeda dengan para supir angkot seperti supir mikrolet, mereka
berjalan di bawah koperasi yang berbeda-beda dan jalur atau trayek yang beda. Sehingga
rebutan penumpang kerap terjadi. Metromini dan Kopaja serta PPD mendapat masalah yang
serupa juga. Mereka harus memberikan uang setoran sekita 250 ribu rupiah per bulan
tergantung kebijaksanaan pengurus koperasi. Gaji yang pas – pasan hingga bisa mencapai 50
ribu rupiah perhari inilah yang membuat kesejahteraaan para supir angkot sangat rendah.
Banyak para suipr angkot harus mengutang makan di warung makan. Hal ini sungguh
berbeda dibanding supir transJakarta. Gaji mereka per bulan itu tetap.

Sejak

2011,

transJakarta mengubah struktur pembiayaan operasional bisnis untuk kontrak baru. Dalam
kontrak baru tersebut, para sopir (pramudi) bus tranJakarta, khususnya di koridor I, XI, dan
XII berhak atas gaji sebesar 3,5 kali upah minimum provinsi (UMP). Artinya, untuk kontrak
baru gajinya minimal Rp 7,7 juta dan kontrak lama masih satu kali UMP 8. Para supir
transJakarta pun mendapatkan makan siang dan makan sore gratis yang disediakan oleh
pengurus Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta. Sungguh sangat berbeda jauh
7
Detik, Karena Balapan, Angkot Berpenumpang Tabrak pohon di Kebayoran Lama,
http://news.detik.com/read/2013/11/12/000339/2410029/10/karena-balapan-angkot-berpenumpang-tabrakpohon-di-kebayoran-lama?hd772204btr diakses pada 20 Oktober 2014 pukul 20:12 WIB
8
Yiela, Kesenjangan Upah Sopir Transjakata Sulit Ditampik

,http://www.yiela.com/view/2979503/kesenjangan-upah-sopir-transJakarta-sulit-ditampik diakses pada 13
Oktober 2014 pukul 22:00 WIB

dibandingkan dengan supir angkot yang belum dapat gaji tetap dan harus mencari uang
makan sendiri.
Masalah lain yang timbul adalah umur sarana transportasi Jakarta yang banyak sudah
mencapai usia tidak layak pakai. Banya bis kota yang mencapai umur lebih dari 30 tahun.
Kasus ini terjadi pada beberapa bis PPD yang sudah beroperasi dari tahun 1980-an. Untuk
TransJakarta, umur yang relatif baru tidak menjamin bagus atau tidaknya armada tersebut.
Banyak bis TransJakarta yang kerap kali ditemukan mogok di tengah jalan ataupun terbakar.
Hal ini diakibatkan karena kualitas bis yang kurang baik dan perawatan bis yang tidak
memenuhi standar.

B. Pelayanan Terhadap Penumpang Angkot dan Busway
Pelayanan penumpang adalah suatu pelayanan dari penyelenggara angkutan umum seperti
angkot dan transJakarta. Mengukur tingkat pelayanan terdapat dua faktor besar yaitu faktor
tingkat pelayanan dan faktor kualitas pelayanan.
Faktor tingkat pelayanan terdiri dari kapasitas dan aksesbilitas dari angkutan umum
tersebut. Untuk kapasitas, angkot memiliki kapasitas penumpang yang lebih kecil yaitu 11
sampai 12 orang. Sedangkan busway non gandeng ( tunggal ) memiliki kapasitas 85 orang
dengan rincian 35 orang duduk dan 50 orang berdiri 9. Dari hal ini bisa dibandingkan bahwa
penumpang transJakarta lebih banyak dibanding angkot. Tetapi bila dibanding dengan bis
kota seperti PPD, jumlah ini hampir sama banyak dikarenakan ukuran angkutan yang
memiliki postur yang tak jauh berbeda.
Kemudian ditinjau dari aksesbilitas angkutan umum, transJakarta seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya memiliki aksesbilitas hanya di jalan raya besar ataupun protokol yang
hanya dekat dengan pusat perkantoran dan pusat kota. Sedangkan angkot seperti mikrolet dan
koperasi wahana kalpika (KWK) dapat ditemukan hingga jalan kecil yang menghubungkan
jalan raya dengan jalan raya lain atau pemukiman penduduk. Sehingga masyarakat lebih
mudah untuk menggunakan jasa transportasi angkot daripada menggunakan TransJakarta
walaupun tingkat pelayanan dan keselamatan penumpang masih belum terjamin dengan baik.
Faktor kedua yaitu kualitas pelayanan. Indikator yang pertama yaitu keselamatan.
Keselamatan menjadi indikator yang sangat penting karena menyangkut hak hidup dan jiwa
seseorang. Jika keselamatan diabaikan maka seseorang atau beberapa orang dapat kehilangan
nyawanya. Nyawa adalah hal yang tak dapat digantikan oleh apapun. Maka dari itu
9

Pemda Bekasi, Kapasitas Bus TransJakarta, 35 Penumpang Duduk, 50 Berdiri, Bekasi Kota Bekasi
Kota http://www.bekasikota.go.id/read/7188/kapasitas-bus-transJakarta-35-penumpang-duduk-50-berdiri
diakses pada 10 Oktober 2014 pukul 18:30 WIB

penyelenggara jasa transportasi di DKI Jakarta tetap harus memperhatikan tingkat
keselamatan para calon pengguna jasanya.
Angkot di Jakarta kurang memerhatikan keselamatan para penumpangnya. Seperti dalam
pembahasan sebelumnya terlihat bahwa para supir angkot terkadang mengendarai angkotnya
dengan ugal – ugalan. Mereka balapan dengan angkot lainnya dikarenakan beralasan kejar
setoran dan rebutan penumpang. Hal ini sangat bahaya. Jika terjadi kecelakaan maka bisa
berdampak terhadap kehilangan jiwa para penumpang ataupun supir angkot itu sendiri.
Kemudian para supir angkot juga memberhentikan angkotnya sembarang tempat terkadang
tidak menyalakan lampu isyarat berbelok. Sehingga jika kendaraan lain di belakang atau di
sampingnya tidak sadar bahwa angkot tersebut menepi, maka dapat dipastikan akan terjadi
tabrakan hingga kecelakaan yang berdampak buruk bagi keselamatan penumpang dan
supirnya. Terkadang juga para supir angkot memberhentikan kendaraannya disekitar stasiun
kereta untuk menarik calon penumpang. Tetapi banyak supir angkot yang memberhentikan
angkotnya di dekat rel kereta bahkan di atas rel kereta itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada
angkot Mikrolet 44 di stasiun Tebet. Sungguh sangat bahaya jika berhenti dekat rel atau tepat
di rel. Bagaimana jika ada kereta api yang lewat tiba – tiba? Memang ada penjaga
perlintasan. Tetapi penjaga perlintasan itu memiliki kewajiban untuk menjaga kelancaran dan
keselamatan kereta api bukan pengguna jasa jalan raya. Jika petugas palang lalai menutup
pintu maka dipastikan tabrakan hebat antara kereta api dengan mikrolet tak terhindarkan.
Dipastikan jika penumpang dan supir tidak sadar bahwa ada kereta yang lewat maka kereta
api tersebut merenggut nyawa penumpang dan supir angkot.
Berbeda dengan TransJakarta. TransJakarta memiliki pengemudi yang sudah terjamin
pendapatannya sehingga tidak perlu lagi kebut – kebutan dan balapan dengan sesama busway
lainnya. Busway pun memiliki jalur dan halte khusus untuknya sehingga tidak akan
terganggu dengan keselamatan penumpang. Walaupun masih banyak pengemudi di Jakarta
yang menerobos jalur Busway saat macet. Masalah dari TransJakarta terdapat pada bisnya
yang kurang terawat dan berkualitas buruk. Tak jarang kita melihat bis TransJakarta mogok
ditengah jalan bahkan hingga terbakar. Hal ini masih perlu mendapat tanggapan dari
Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan yang terbaik demi keselamatan pengguna busway.
Indikator selanjutnya yaitu keandalan. Busway bisa dikatakan dapat diandalkan karena
dapat terjamin sampai tujuan dengan keterlambatan yang seminimal mungkin dikarenakan
bebas macet di jalur busway sendiri. Sedangkan angkot, keandalan kurang terjamin karena
masih berbaur dengan kendaraan pribadi saat macet tiba. Terkadang angkot menurunkan
semua penumpangnya bukan di tujuan akhir trayek. Seperti M44 yang hanya sampai

Kampung Melayu bukan Jatinegara.

Mereka berniat untuk putar arah dan menjemput

penumpang lainnya. Jadi tidak ada jaminan bahwa angkot akan sampai di tujuan akhir trayek.
Indikator ketiga yaitu kenyamanan. Pada angkot, kenyamanan para penumpangya tidak
dapat dijaminkan. Banyak kendaraan yang sudah tua dan keropos hingga berkarat di
interiornya sehingga mengurangi tingkat kenyamanan dan keamanan. Tidak adanya fasilitas
AC juga membuat penumpang tak nyaman dengan panasnya kota Jakarta. Tidak ada larangan
merokok juga berdampak pada kenyamanan penumpang. Halte yang ada untuk angkot tidak
memadai. Atap berlubang hingga tempat duduk dan lantai yang rusak membuat kenyamanan
saat menunggu angkot terganggu. Sehingga banyak calon penumpang lebih memilih untuk
turun dan naik angkot sembarang tempat. Coba dibandingkan dengan Busway TransJakarta.
Bis TransJakarta memiliki halte yang tertutup sehingga terhindar dari panas dan hujan. Tetapi
bis TransJakarta beberapa masih menggangu kenyamanan. Keropos dan karat dapat
ditemukan di interiornya. Kenyamanan yang didapat dari busway yaitu memiliki AC dan
larangan merokok di dalam bis. Bahkan minum dan makan pun dilarang karena dapat
mengganggu kenyamanan penumpang lainnya. Di busway terdapat area khusus wanita10 yang
membuat nyaman pengguna busway wanita sehingga terhindar dari pelecehan seksual yang
kerap terjadi.
Indikator berikutnya yaitu kecepatan. Kecepatan ini berbanding terbalik dengan
kenyamanan dan keselamatan pada angkot. Mereka ugal – ugalan dan kebut – kebutan tidak
mengindahkan kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Memang hal ini dapat membuat
pengguna sampai tujuan lebih cepat walau mengorbankan kenyamanannya. Tetapi angkot
masih terkena dampak dari kemacetan yang disebabkan over kapasitas jalan raya. Sedangkan
busway memiliki kecepatan maksimum 50 km/jam. Kecepatan ini dianggap wajar karena
mereka mejunjung tingkat kenyamanan dan keselamatan penggunanya. Busway pun memiliki
jalur khusus busway sehingga di beberapa lokasi menjadikan perjalanan busway lancar tanpa
ada hambatan. Hambatan yang terjadi hanya jika ada gangguan pada bis ataupun lampu
merah di saat macet melanda.
Indikator yang terakhir yaitu dampak terhadap lingkungan sekitar. Angkot memiliki
dampak polusi yang besar untuk angkot yang berusia uzur seperti bis kota yang dimiliki PPD.
Untuk angkot seperti mikrolet, sudah banyak yang diremajakan sehingga memiliki tingkat
polusi yang rendah. Untuk Kopaja dan Metromini masih belum diremajakan. Asapnya
mengganggu penglihatan dan pernafasan para pengguna lainnya. Asap hitam yang tebal dan
10
Institut Transportasi, http://www.instran.org/index.php/en/news-room/home/25-front-page/2159-dibusway-sekarang-ada-area-khusus-wanita-lo diakses pada 13 Oktober 2014 pukul 10:00 WIB

pekat tersebut dikarenakan usia mesin bis Kopaja dan Metromini yang sudah tidak pantas
untuk digunakan sebagai alat transportasi. Dampak lainya yaitu kebisingan mesin angkot
yang sudah uzur. Tak jarang kita dengar suara mesin yang sangat mengganggu yang
dikeluarkan dari mesin angkot model lama. Sekarang kita melihat dampak yang dikeluarkan
dari bis TransJakarta Busway. Busway mempunyai armada yang relatif baru. Sehingga
tingkat polusi dan kebisingan dapat di redam seminimal mungkin. Tetapi sungguh sangat
disayangkan beberapa bis yang kurang terawat memiliki asap dan suara mesin yang
mengganggu walaupun tidak semengganngunya asap dan suara bising dari angkot uzur.
Pemerintah Provinsi Jakarta sudah membeli bis baru untuk menggantikan bis TransJakarta
yang berkualitas buruk11. Pembelian ini belum dalam jumlah besar karena mahalnya bis
TransJakarta yang berharga dua kali lipat dari bis TransJakarta buatan Tiongkok yang akan
digantikannya.

11

Liputan6.com, Ahok Uji Coba Bus TransJakarta Scania Euro 6 Buatan Swedia
http://news.liputan6.com/read/2131699/ahok-uji-coba-bus-transJakarta-scania-euro-6-buatan-swedia diakses
pada 13 Oktober 2014 pukul 13:00 WIB

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Masalah kemacetan menjadi salah satu biang dari ketidaknyamanan warga untuk tinggal di
Jakarta. Kemacetan berasal dari tingginya angka penggunaan kendaraan pribadi dan
rendahnya pilihan warga untuk menggunakan transportasi umum. Rendahnya pilihan warga
ini bukan tanpa alasan. Transportasi umum di Jakarta masih belum dianggap layak dan
memadai untuk membawa masyarakat. Banyak masalah yang masih di derita oleh
transportasi Jakarta. Pemprov DKI Jakarta berkewajiban untuk menyediakan pelayanan jasa
sebagai bagian dari pelayanan publik yang baik untuk warganya.
Penulis disini merekomendasikan beberapa hal yang dapat membantu Pemprov Jakarta
untuk mengatasi masalah transportasi umum di Jakarta khususnya angkot dan Busway.
Solusi yang pertama yaitu menerapkan gaji tetap kepada supir angkot. Gaji supir angkot
yang tetap dapat mengatasi budaya ngetem dan kebut-kebutan yang selama ini dilakukan para
supir angkot. Para supir tak perlu lagi kejar setoran untuk mencari uang untuk makan.
Solusi selanjutnya yaitu perbaikan sarana dan prasarana. Sarana seperti bis dan angkot perlu
memiliki kualitas yang baik. Tidak boleh lagi ada yang namanya mogok, terbakar dan
keropos pada angkot atapun busway. Pemerintah seharusnya membantu penyelenggara
angkot untuk meremajakan angkot miliknya. Kemudian pemerintah juga harus membeli
angkot dan bis busway yang memiliki kualitas baik walaupun dengan harga yang lebih
mahal. Hal ini baik karena merupakan salah satu inventasi jangka panjang dalam bidang
pelayanan jasa transportasi. Untuk masalah prasarana, Pemprov Jakarta sebaiknya lebih
memerhatikan halte kendaraan umum yang sudah tak layak guna dan merevitalisasikan sesuai
fungsinya. Sehingga calon penumpang nyaman berada disana. Hal ini perlu juga diikuti
dengan penegasan aturan untuk berhenti di halte. Supaya penumpang mengerti bahwa naik
dan turun kendaraan umum wajib di tempat yang telah ditentukan. Prasarana lain yaitu jalan
raya. Jalan raya perlu diperhatikan kualitasnya. Perbaikan kualitas seperti mengganti aspal
lama hingga penambalan lubang perlu dilakukan terutama di terminal angkot dan busway
untuk menunjang transportasi umum.

DAFTAR PUSTAKA
Beritagar, 2010, Pengguna Kendaraan Umum di Jakarta Cuma 14%,
http://beritagar.com/p/pengguna-kendaraan-umum-di-jakarta-cuma-14 [2014, 19 October]
Detik, 2013, Karena Balapan, Angkot Berpenumpang Tabrak pohon di Kebayoran Lama,
http://news.detik.com/read/2013/11/12/000339/2410029/10/karena-balapan-angkot-berpenumpangtabrak-pohon-di-kebayoran-lama?hd772204btr [2014, 19 October]

Detik Finance, 2014, Pencari Kerja Padati Job Fair Di Kemayoran Pada Hari Kedua, http://
finance.detik.com/read/2014/09/06/112043/2683170/4/pencari-kerja-padati-job-fair-dikemayoran-hari-kedua [2014, 19 October]
Forum Paguyuban Pulu Kadang, 2010, 5,4 Juta komuter serbu Jakarta setiap hari,
http://paguyubanpulukadang.forumotion.net/t1615-54-juta-komuter-serbu-dki-jakartasetiap-hari [2014, 19 October]
Institut Transportasi, 2011, Di Busway, Sekarang Ada Area Khusus Wanita Lho
http://www.instran.org/index.php/en/news-room/home/25-front-page/2159-di-busway-sekarangada-area-khusus-wanita-lo [2014, 13 December]
Kajian Pustaka, 2012, Pengertian dan Fungsi Transportasi,
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi-transportasi.html [2014, 19
October]
Kementrian Pekerjaan Umum, 2013, Busway, Primadona yang Mulai Memudar,
http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail.asp?id=289 [2014, 8 November]
Liputan 6, 2014, Ahok Uji Coba Bus Transjakarta Scania Euro 6 Buatan Swedia
http://news.liputan6.com/read/2131699/ahok-uji-coba-bus-transjakarta-scania-euro-6-buatanswedia [2014, 12 December]
Pemkot Bekasi, 2012, Kapasitas Bus Transjakarta 35 Penumpang Duduk dan 50 Berdiri.
http://www.bekasikota.go.id/read/7188/kapasitas-bus-transjakarta-35-penumpang-duduk-50berdiri [2014, 10 November]
Tribunnews, 2014, Sejumlah Halte Di Jakarta Barat Rusak Dan Tak Terawat,
http://wartakota.tribunnews.com/2014/09/01/sejumlah-halte-di-jakarta-barat-rusak-dan-tak-terawat
[2014, 20 October]
Yiela, 2013, Kesenjangan Upah Sopir Transjakata Sulit Ditampik,
http://www.yiela.com/view/2979503/kesenjangan-upah-sopir-transjakarta-sulit-ditampik [2014, 20
October]