FORMULASI SELAI LEMBARAN DARI CAMPURAN RUMPUT LAUT Kppaphycus alvarezii DAN BUAH NANAS (Ananas comosus)

2 Nikmawatisusanti Yusuf S.IK, M.Si,

2 Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

  dalamSulistijowati, 2009).

  Rumput laut K. Alvarezii di indonesia belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri karagenan dan agar-agar,namun rumput laut dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan pangan ,pakan maupun obat-obatan (Faqih dan Yahya, 1999). Di bidang

  namaEucheuma cottonii. Genus Eucheuma merupakan istilah popular di bidang niaga untuk jenis rumput laut penghasil karaginan. Nama ini resmi bagi spesies Eucheumacottonii yang ditentukan berdasarkan kajian filogenetis dan tipe karaginan yang terkandung di dalamnya sehingga berubah menjadiKappaphycus (Doty, 1986). Sama halnya dengan pernyataan Syamsuar (2007) bahwa Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena karagenan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa karagenan, sehingga secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii. Nama “Cottonii” umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia perdagangan Nasional maupun Internasional.

  alvarezii awalnya dikenal dengan

  Rumput laut jenis Kappaphycus

  Berdasarkankandungan pigmennya, rumput laut dapat dibedakan menjadi kelas algamerah (Rhodophyceae) yang memiliki pigmen dominan fikoeretrin(phycoerethrin) dan fikosianin (phycocyanin); alga coklat (Phaeophyceae)yang memiliki pigmen dominan fucoxantin; alga hijau (Chlorophyceae)yang memiliki pigmen dominan klorofil (Chlorophyl); dan alga biru

  Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah berupa thallus(batang) yang bercabang-cabang, dapat hidup di laut dan tambak dengankedalaman yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari. Rumput lauttermasuk kelompok tumbuhan algae yang berukuran besar yang dapatterlihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik atautumbuh melekat pada suatu substrat di perairan laut(Atmadja 2009

  

FORMULASI SELAI LEMBARAN DARI CAMPURAN RUMPUT LAUT Kppaphycus

alvarezii DAN BUAH NANAS (Ananas comosus)

  Kata Kunci:selai lembaran, K. alvarezii, nanas, organoleptik I. PENDAHULUAN

  Penelitian ini bertujuan untuk Memperoleh formula selai lembaran dari campuran rumput laut K. alvarezii dan buah nenas terbaik berdasarkan nilai organoleptik hedonik selai lembaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2014 di Desa Dunggala Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu, penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Hasil penelitian pendahuluan untuk lama pemasakan berdasarkan trial and error yaitu selama 60 menit sehingga selai dapat dibuat dalam bentuk lembaran. Hasil penelitian utama tentang karakteristik selai lembaran campuran antara bahan rumput laut dan buah nenas disimpulkan bahwa formula terpilih adalah selai lembaran dengan perbandingan bahan rumput laut dan buah nenas sebesar 1:2.

  

Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak

  

  2 Lukman Mile S.Pi, M.Si

  1,2 Gustin H. Ismail,

  • – hijau(Cyanophyceae)(Atmadja 2009 dalam Sulistijowati, 2009).

METODE PENELITIAN

  H

  C. Namun lama pemasakan dalam pembuatan selai lembaran tidak mengacu pada hasil penelitian mereka karena perbedaan komposisi kadar air pada bahan rumput laut dan buah nenas dengan

  o

  Penelitianpendahuluanmengenai bahan tambahan gula mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) yakni gula sebanyak 90%. Suhu pemasakan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) dan Putri et al. (2013) dengan kisaran suhu 90

  2.1.1 Tahap Formulasi Selai Lembaran 1. Penelitian pendahuluan

  2.1 Prosedur Penelitian

  , HCl, N- Heksana, aquades, petroleum eter, Enzim termamyl, pepsin, HCl, pankreatin, 2-propanol, butil hidroksi toluen, tetra butil amonium hidroksi, metanol, larutan standar vitamin C, etanol, dan ferri klorida.

  3

  HgO, NaOH, HNO

  2 SO 4,

  2 SO 4,

  kedokteran dan farmasi rumput merupakan salah satu bahan pangan yang juga telah banyak digunakan sebagai bahan pembuatan suplemen kesehatan. Rumput laut dapat ditambahkan dalam berbagai macam produk makanan. Contoh produk makanan yang menggunakan rumput laut sebagai bahan penambahnya adalah stick rumput laut, dodol rumput laut, selai rumput laut, keripik rumput laut dan masih banyak lagi,termasuk kerupuk rumput laut (Faqih dan Yahya,1999).

  Bahan baku dalam pembuatan selai lembaran rumput laut adalah rumput laut kering, gula, air tawar, daging buah nenas. Untuk uji kimia bahan yang digunakan adalah K

  lembaran ukuran 10 x 10 cm. Alat uji organoleptik yaitu score sheet hedonik dan mutu hedonik, untuk uji kimia yaitu timbangan digital, oven, deksikator, imbangan analitik, sendok sampel, cawan porselin, labu Kjeldahl, gelas ukur, pipet, kertas saring, labu lemak, pemanas listrik, Crucibe, kapas gegap (tang penjepit), wadah (plastik/gelas), tungku pengabuan dan saringan 0,3 mm.

  steel, baskom plastik, dan cetakan selai

  Alat yang digunakan dalam pembuatan selai lembaran campuran rumput lautdan nanas adalah blender, timbangan digital, kompor,blender,panci stainless steel, termometer, pengaduk kayu,pisau stainless

  Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2014 di Desa Dunggala Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo Propinsi Gorontalo. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo

  Gambar 1. Nanas (Ananas comosus (L) Merr) Sumber: Dokumentasi II.

  comosus (L) Merr) dapat dilihat pada Gambar 1.

  Bentuk morfologi nanas (Ananas

  Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan, dalam penelitian ini maka penulis melakukan formulasi tentang pembuatan selai rumput laut dalam bentuk lembaran dengan bahan tambahan buah nenas. Alasan penambahan buah nenas dilakukan karena selai pada umumnya dibuat dari buah-buahan sehingga konsumen lebih terbiasa mengkonsumsi produk selai dari buah-buahan. Penambahan nenas ini juga dimaksudkan agar selai lembaran yang dihasilkan memiliki cita rasa buah agar dapat diterima oleh konsumen, sedangkan pembuatan selai bentuk lembaran karena selai bentuk ini sangat praktis dalam penyajiannya dibanding dengan selai dalam bentuk oles. Sesuai pernyataan Yenrina dkk (2009), pembuatan selai dalam bentuk lembaran dimaksudkan untuk meningkatkan daya simpan dan nilai tambah produk karena sangat praktis dalam penyajiannya dibanding dengan selai dalam bentuk oles.

  • – 95

  B Bubur rumput laut

  al. (2013). Lama pemasakan yang digunakan

  pada penelitian pendahuluan ini berdasarkan trial and error yaitu selama 60 menit. Pemasakan selama 60 menit dapat menghasilkan produk selai yang diinginkan yaitu selai bentuk lembaran.

2. Penelitian utama

  Perbandingan komposisi bahan yang digunakan yakni bubur rumput laut dan bubur buah nenas serta gula yang digunakan dalam pembuatan selai lembaran pada penelitian utama dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Rumput Laut,Buah

  Nenas dan Gula Perlakuan Rumput Laut : Buah

  Nanas Gula

  A B C 1 : 2 1 : 1 2 : 1

  90%

  Penghancur an menggunak

  Gambar 2. Proses pembuatan bubur buah nanas, dan pembuatan bubur rumput laut.

  Bubur buah nanas Pencucian

  A Buah nanas matang Pengupasa

  komposisi kadar air pada bahan yang digunakan oleh Ramadhan (2011) dan Putri et

  Rumput Laut Kering Penirisan Penghancuran menggunakan blender (ditambah air 5 sendok teh)

  Perendaman dengan air bersih selama 3 hari dengan pergantian air setiap 12 jam

  • 90%
  • 90%
  • Penambahan gula sebanyak 90% dari jumlah rumput laut dan nanas

  ij

  = nilai dari alternatif ke-i padakriteria ke-j Kritj= Tingkat kepentingan (bobot)kriteria ke-j i = 1,2,3,….,n; n = jumlah alternatif j = 1,2,3,….,m; m= jumlah kriteria

  Adapun proses formulasi selai lembaran campuran rumput laut dan nanas disajikan sebagai berikut.

  = Total nilai akhir dari alternatif ke-i Nilai

  I

  = Keterangan: Total nilai

  Penentuan produk terpilih dengan menggunakan indeks kepentingan yaitu metode Bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk melakukan analisis dengan pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Pengambilan keputusan yang optimal tercapai bila mempertimbangkan berbagai kriteria (Marimin dalam Ramadhan, 2011). Persamaan metode Bayes yang digunakan yaitu sebagai berikut: Total nilai

  3. Penentuan Produk Selai Lembaran Rumput Laut Terpilih

  Alur pelaksanaan penelitian utama dilakukan berdasarkan desain penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2011) dengan sedikit perubahan (modifikasi) oleh penulis. Adapun desain penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap pembuatan bubur buah nanas dan bubur rumput laut (Gambar 2), dan tahap kedua adalah formulasi pembuatan selai.

  i

  4 = Kurang suka Bubur buah nanas Bubur rumput laut

  3 = Tidak suka 2 = Sangat tidak suka 1 = Amat sangat tidak suka

  Formulasi rumput laut dan nanas yaitu: A(100 g : 200 g), B(150 g : 150 g), C (200 g : 100 g), dengan penambahan gula masing-masing 270 g

  2.3 Analisis Data

  Analisis data meliputi analisis data

  Pemasakan pada suhu 90

  • – 95°C

  analisis data organoleptik hedonik selai

  (60 menit)

  lembaran rumput laut dan analisis data selai lembaran terpilih. Hasil penilaian panelis yang

  Pengepresan dalam pan

  diperoleh dari uji organoleptik hedonik dianalisis dengan menggunakan statistik non

  Pencetakan (ukuran 7 x

  parametrik dengan metode uji Kruskal-Wallis

  7 cm)

  (Walpole, 1993).Pengolahan data organoleptik

  Selai Lembaran

  dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Statistical Package For Social

  Formula Selai Uji Science 16 (SPSS 16). Jika hasil analisis

  Lembaran Organolepti

  diperoleh hasil yang berpengaruh nyata

  Terpilih k Hedonik

  dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji

  Duncan untuk mengetahui perlakuan mana

  Gambar 3. Formulasi pembuatan selai saja yang memberikan pengaruh yang lembaran campuran rumput berbeda nyata terhadap parameter yang laut dan nanas dianalisis. Keterangan:

  Persamaanuji Duncan adalah sebagai = Produk/bahan baku berikut.

  = Perlakuan = Proses = Pengujian/Analisis = Hasil

  Keterangan : SP = Galat baku rerata umum

  KTG = Kuadrat tengah galat (Error)

2.2 Prosedur Pengujian

  2.2.1 pengujian pada tahap formulasi r = Banyak ulangan

  Pengujian yang dilakukan pada tahap Data yang diperoleh dari uji kimia (kadar air, formulasi adalah Uji organoleptik kesukaan kadar abu, kadar protein, kadar serat, dan

  (hedonik) sesuai SNI 01-2729.1-2006. Uji vitamin C), organoleptik mutu hedonik, dan organoleptik kesukaan (hedonik) dilakukan mutu mikrobiologis (TPC) produk terpilih untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Analisis terhadap suatu produk melalui penilaian data ini dilakukan untuk mengetahui mutu terhadap beberapa atribut produk selai organoleptik hedonik, mutu kimiawi, dan mutu lembaran rumput laut.Skala penilaian mikrobiologis produk selai lembaran rumput organoleptik hedonik untuk produk pangan laut terpilih. yaitu 1-9 yaitu sebagai berikut:

  9 = Amat sangat suka

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN 8 = Sangat suka

  3.1 Organoleptik Selai Lembaran 7 = Suka

  a. Kenampakan 6 = Agak suka

  Histogram nilai organoleptik kenampakan selai

  5 = Netral lembaran dapat dilihat pada Gambar 4.

10 A (1:2) B (1:1) C (2:1)

  5

  A B C 1:2 1:1 2:1

  6,36 Nila i O rg a n o lep tik Formula

  5,96 a

  7,61 a

  10 A (1:2) B (1:1) C (2:1) b

  5

  6,36 Nila i O rg a n o lep tik Formula

  5,68 b

  c 7,18 a

  Gambar

  4. Histogram hasil uji organoleptik kenampakan selai lembaran. Nilai-nilai pada diagram yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Keterangan: A = rumput laut dan buah nanas 1:2 B = rumput laut dan buah nanas 1:1 C = rumput laut dan buah nanas 2:1

  c. Aroma

  Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa warna selai lembaran dari campuran rumput laut dan buah nanas pada ketiga formulasi menunjukan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Hasil uji lanjut dengan Duncan, warna selai lembaran formulasi A berbeda nyata dengan warna selai lembaran formulasi B dan C, sementara warna selai lembaran formulasi B tidak berbeda nyata dengan warna formulasi C. Hal tersebut disebabkan perbedaan jumlah komposisi bahan rumput laut dan daging buah nanas yang digunakan sehingga mempengaruhi warna selai lembaran. Semakin banyak jumlah bahan rumput laut yang digunakan, warna selai lembaran semakin kecokelatan. Sebaliknya semakin banyak bahan buah nenas yang digunakan, kenampakan selai lembaran semakin berwarna kekuningan.

  6. Histogram hasil uji organoleptik warna selai lembaran. Nilai-nilai pada diagram yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05) Keterangan: A = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 2 B = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 1 C = bahan rumput laut dan buah nanas 2 : 1

  Gambar

  Histogram nilai organoleptik warna selai lembaran dapat dilihat pada Gambar 6.

  b. Warna

  Gambar 5. Kenampakan selai lembaran dari 3 formulasi Keterangan: A = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 2 B = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 1 C = bahan rumput laut dan buah nanas 2 : 1

  C, dan kenampakan selai lembaran formulasi B berbeda nyata dengan kenampakan formulasi C. Hal tersebut disebabkan perbedaan jumlah komposisi bahan rumput laut dan daging buah nanas yang digunakan sehingga mempengaruhi kenampakan selai lembaran. Semakin banyak bahan rumput laut yang digunakan, kenampakan selai lembaran semakin gelap. Kenampakan selai lembaran ketiga hasil formulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. berikut.

  Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa kenampakan selai lembaran dari campuran rumput laut dan buah nanaspada ketiga formulasi menunjukan hasil yang berbeda nyata(p<0,05). Hasil uji lanjut dengan Duncan, kenampakan produk selai lembaran formulasi A berbeda nyata dengan kenampakan selai lembaran formulasi B dan

  Histogram nilai organoleptik aroma selai lembaran dapat dilihat pada Gambar 7 Gambar 7. Hasil uji organoleptik aroma selai lembaran. Nilai-nilai pada diagram yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Keterangan: A = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 2 B = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 1 C = bahan rumput laut dan buah nanas 2 : 1

  Hasil uji Kruskal-Wallis, menunjukkan bahwa aroma selai lembaran dari campuran rumput laut dan buah nanas pada ketiga formulasi menunjukan hasil yang berbeda nyata (p<0,05). Hasil uji lanjut dengan Duncan, aroma selai lembaran formulasi A berbeda nyata dengan aroma selai lembaran formulasi B dan C, sedangkan aroma selai lembaran formulasi B tidak berbeda nyata dengan aroma formulasi C.

  6,07 a

  6,86 N il a i Org a n o le p ti k Formula

  5,82 b

  7,04 a

  10 A (1:2) B (1:1) C (2:1) b

  6,89 Nila i O rg a n o lep tik Formula

  6,63 a

  7,54 a

  5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 A (1:2) B (1:1) C (2:1) b

  6,11 Nila i O rg a n o lep tik Formula

  6,96 a

  Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh komposisi bahan rumput laut dan daging buah nanas yang digunakan sehingga mempengaruhi aroma selai lembaran. Semakin banyak jumlah bahan rumput laut yang digunakan, selai lembaran yang dihasilkan beraroma rumput laut. Aroma rumput laut sebagian besar kurang disukai oleh panelis. Sebaliknya semakin banyak bahan buah nenas yang digunakan, selai lembaran yang dihasilkan beraroma nanas. Panelis umumnya lebih menyukai aroma nanas.

  A (1:2) B (1:1) C (2:1) b

  4,0 5,0 6,0 7,0

  Gambar 9. Hasil uji organoleptik tekstur selai lembaran. Nilai-nilai pada diagram yang diikuti huruf berbeda

  Histogram nilai organoleptik tekstur selai lembaran dapat dilihat pada Gambar 9.

  C, sedangkan rasa selai lembaran formulasi B tidak berbeda nyata dengan rasa selai formulasi C. Perbedaan tersebut disebabkan oleh jumlah bahan rumput laut dan daging buah nanas yang digunakan sehingga mempengaruhi rasa selai lembaran. Semakin banyak jumlah bahan rumput laut yang digunakan, rasa selai lembaran dipengaruhi oleh rumput laut. Selai lembaran yang berasa rumput laut sebagian besar cenderung tidak disukai oleh panelis, sementara semakin banyak jumlah daging buah nenas yang ditambahkan, selai lembaran yang dihasilkan berasa nanas dan panelis cenderung lebih menyukai aroma nanas.

  Hasil uji lanjut dengan Duncan, rasa selai lembaran formulasi A berbeda nyata dengan rasa selai lembaran formulasi B dan

  Keterangan: A = rumput laut dan buah nanas 1:2 B = rumput laut dan buah nanas 1:1 C = rumput laut dan buah nanas 2:1

  Gambar 8. Hasil uji organoleptik rasa selai lembaran. Nilai-nilai pada diagram yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil yang berbedanyata

d. Rasa

  Histogram nilai organoleptik rasa selai lembaran dapat dilihat pada Gambar 8.

  menunjukkan hasil yang berbeda Tabel 3, produk terpilih sesuai hasil perengkingan adalah formulasi A nyata (p<0

  (perbandingan penggunaan rumput laut dan Keterangan: buah nanas adalah 1:2). Berdasarkan hasil A = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 2 perangkingan tersebut dapat dikatakan bahwa B = bahan rumput laut dan buah nanas 1 : 1 selai lembaran formulasi A merupakan produk C = bahan rumput laut dan buah nanas 2 : 1 terpilih atau selai lembaran paling disukai oleh panelis. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa tekstur selai lembaran dari campuran

  IV. Simpulan

  rumput laut dan buah nanas pada ketiga Hasil penelitian tentang karakteristik formulasi menunjukan hasil yang berbeda selai lembaran campuran antara bahan rumput nyata (p<0,05). Hasil uji lanjut dengan laut dan buah nenas disimpulkan bahwa

  Duncan, tekstur selai lembaran formulasi A formula terpilih dalam pembuatan selai berbeda nyata dengan tekstur selai lembaran lembaran adalah perbandingan antara rumput formulasi B tetapi tidak berbeda nyata dengan laut dan buah nenas sebesar 1:2. tekstur selai lembaran formulasi C, dan tekstur selai lembaran formulasi B berbeda nyata

DAFTAR PUSTAKA

  dengan tekstur formulasi C. Tekstur selai Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. lembaran hasil formulasi dapat dipengaruhi Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. oleh komposisi bahan rumput laut dan daging buah nanas. Kedua jenis bahan tersebut dapat

  Anggadiredja,J.,Irawati dan Kusmiyati. 1996. mempengaruhi bentuk tekstur selai lembaran.

  Potensi dan Manfaat Rumput Laut Penggunaan bahan rumput laut dan daging

  Dalam Bidang Farmasi. Seminar buah nanas memiliki karakteristik yang hampir Nasional Industri Rumput Laut. sama. Walaupun selai lembaran yang memiliki BPPT.Jakarta. komposisi bahan rumput laut lebih banyak nilai organoleptiknya lebih tinggi, tidak jauh beda

  Astawan, M., S. Koswara, dan F. Herdiani. dengan nilai teksturnya selai lembaran yang

  2004. Pemanfaatan Rumput Laut didominasi oleh bahan buah nanas. (Eucheuma cottonii) untuk Meningkatkan Kadar Iodium dan

3.2 Penentuan Produk Terpilih Serat Pangan pada Selai dan Dodol.

  Adapun analisis dengan metode bayes Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. dapat dilihat pada Tabel 3.

  Vol XV. No. 1. Tabel 3. Hasil perangkingan nilai organoleptikdengan metode Bayes

  DeMan, J. 1997. Kimia Makanan.Institut Sampel Teknologi Bandung. Bandung. Parameter

  A (1:2) B (1:1) C (2:1) 0,530 0,265 0,795

  Tekstur Erawaty, WR. 2001. Pengaruh bahan

  0,795 0,265 0,530 Rasa pengikat, waktu penggorengan dan

  0,615 0,205 0,410 daya simpan terhadap sifat fisik dan Warna organoleptik produk nugget ikan

  0,477 0,159 0,318 Kenampakan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis)

  0,318 0,106 0,212 Aroma

  (Skripsi). Bogor: Jurusan Teknologi Total Nilai

  2,735 1,000 2,265

  Hasil Perikanan, Institut Pertanian Rangking

  1

  3

2 Bogor.

  Berdasarkan hasil perangkingan nilai organoleptik dari kelima parameter penilaian dengan menggunakan metode Bayes pada

  Fachruddin, L. 1997. Membuat Aneka Selai. www.damandiri.or.id/file/samsuaripbb Teknologi Tepat Guna. Kanisius. ab1.pdf. [22April 2014] Yogyakarta.

  Umami, C.R. 2013. Penambahan Rumput Laut Kochhar, S.P. 1993. Oxidative pathway to the Eucheuma cottonii Pada Beras Tiruan taints and off-flavours. Saxby (Ed.) Berbasis Tepung Kimpul

  Food Taints and Off-Flavours. Blackie (Xanthosoma sagittifolium) dan Academic & Prof., New York. Tepung Beras. Skripsi. Jurusan

  Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Nursanto, I. 2004. Pembuatan Minuman

  Teknologi Pertanian Universitas Sebagai Usaha Diversifikasi Rumput Brawijaya. Malang. Laut Eucheuma cottoni. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Winarno FG. 1992. Teknologi Pengolahan Kelautan Institut Pertanian Bogor. Rumput Laut. Pustaka SinarHarapan.

  Bogor. Jakarta Ramadhan, W. 2011.Pemanfaatan Agar-agar Wonggo, D. 2010. Penerimaan Konsumen

  Tepung Sebagai Texturizer Pada Terhadap Selai Rumput Laut Formulasi Selai Jambu Biji Merah (Kappaphycus alvarezii). Jurnal (Psidium guajava L.) Lembaran dan Perikanan dan Kelautan, IV(1): 51 - Pendugaan Umur Simpannya, 53. Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Yenrina R., N. Hamzah, dan R. Zilvia, 2009. Kelautan. IPB, Bogor.

  Mutu Selai Lembaran Campuran Soekarto, T.S. 1995. Penilaian Organoleptik Nenas (Ananas comusus) dengan

  Untuk Industri Pangan dan Hasil Jonjot Labu Kuning (Cucurbita Pertanian. Bhatara Karya Aksara. moschata).Jurnal Pendidikan dan Jakarta. Keluarga. Padang.

  Sudariastuty, Endang. 2011. Pengolahan Rumput Laut. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (PPKP).

  Jakarta. Sulistyowaty, D. 2009. Efek Diet Rumput Laut

  Kappaphycus alvarezii. Terhadap

  Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Disuntik Aloksan. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.

  Suprapti, M.L. 2001. Membuat Aneka Olahan Nanas. Puspa Swara. Jakarta. Syamsuar. 2007. Karakteristik Karagenan

  Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Pada Berbagai Umur Panen, Konsentrasi KOH dan Lama Ekstraksi.