PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK MAROLIS DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN (BBI) PROVINSI GORONTALO

  PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK MAROLIS DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN (BBI) 1 PROVINSI GORONTALO 2 2 Haris Abdullah, Rully, dan Mulis

  Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

  ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik marolis dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) sebanyak 45 ekor. Penelitian ini menggunakan 9 ember plastik sebagai wadah penelitian, masing-masng ember berkapasitas 15 liter air, di pelihara selama 4 minggu. Pakan yang digunakan adalah pakan pellet F-999. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari. Tingkat pemberian dosis pakan perlakuan B 1.0 ml/kg pakan, menghasilkan peretumbuhan benih yang optimal dengan panjang mutlak 2.8 cm dan berat mutlak 2.57 gram, kemudian disusul perlakuan A dosis 0.5 ml/kg pakan, panjang mutlak 2.7 cm berat mutlak 2.25 gram, dan terendah ditunjukan pada perlakuan C 1.5 ml/kg pakan, panjang mutlak 2.1, cm berat mutlak 1.96 gram. Kata Kunci: Benih Lele Sangkuriang, Pertumbuhan, Probiotik.

  I PENDAHULUAN

  Budidaya perikanan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan pada masa kini dan mendatang. Sampai saat ini usaha budidaya perikanan sudah menunjukan perkembangan yang pesat, baik usaha perikanan air tawar maupun usaha perikanan air payau dan laut. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam usaha budidaya ikan adalah untuk memperoleh ikan yang berukuran tertentu dalam jumlah yang banyak dengan biaya sekecil mungkin.

  Pemerintah Indonesia tahun 2005, merancang Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Hal ini ditindak lanjuti oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, dengan menetapkan 120 komoditas ungulan karena mempuyai potensi besar untuk ekspor salah satu komoditas unggulan tersebut, yaitu ikan lele. Program ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi, perolehan devisa, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan pembudidaya (Irianto, 2007).

  Selanjutnya data statistik perikanan Indonesia tahun 2007, menunjukan bahwa ikan lele (catfish), menduduki peringkat nomor tiga produksi budidaya ikan air tawar di Indonesia setelah ikan mas dan nila, tingkat konsumsi lele nasional pada tahun 2003 meningkat dari 24.991 ton/tahun, menjadi 57.740 ton/tahun (Gunawan, 2009).

  Untuk pemberian yang dicampurkan pada pakan, campuran probiotik dan tetes tebu ditambah dengan air diaduk rata ke dalam pakan atau bisa memakai sprayer dan disemprotkan ke pakan/pellet hingga merata. Dosis probiotik dan tetes tebu yang dipakai harus di sesuaikan dengan bobot atau umur ikan yang dipelihara. Sebagai catatan dosis yang diberikan juga sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan probiotik yang di pakai,karena kandungan bakteri tiap merek berbeda. Namun sebagai acuan awal 2 tutup botol probiotik, dicampur dengan 2 tutup botol tetes tebu kemudian diaduk merata pada 500 ml air baru di campurkan dalam 3-5 kg pakan, baru kemudian diberikan padaikan dibudidayakan (Mujiyono, 2013). Salah satu probiotik yang digunakan saat ini adalah marolis. Probiotik marolis merupakan mikrobiologi aktivitas tinggi yang mampu merombak semua bahan organik dalam tempo sangat cepat, serta mampu mengurai residu kimia dan mengandung berbagai macam mikroba menguntungkan. Probiotik marolis juga digunakan sebagai peningkat pakan berprotein rendah menjadi protein berkualitas. Probiotik marolis dapat digunakan pada ikan lele dengan perbadingan 10.000 ekor ikan per 1000 ml probiotik marolis (Widianto, 2008).

  II METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada Bulan Oktober sampai November 2013, bertempat di Balai Benih Ikan (BBI) Provinsi Gorontalo.

  Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ember, Penggaris, Timbangan AnalitiIk, pH Meter, DO Meter, Thermometer, Alat Tulis, Blower, Kamera, Selang Aerasi. Bahan yang digunakan selama penelitian ini adalah benih ikan lele sangkuriang sebanyak 45 ekor pakan yang digunakan adalah F-999 dan air tawar sebanyak 10 liter/wadah.

  2.1 Pertumbuhan Mutlak

  Perhitungan pertumbuhan panjang mutlak menurut Cholik, dkk, (2005) : t o

  • – L L = L

  Keterangan : t L = Panjang akhir penelitian waktu minggu ke – t o L = Panjang awal

  Perhitungan pertumbuhan berat mutlak menurut Cholik, dkk, (2005) : t o

  • – W W = W

  Keterangan : t W = Berat akhir penelitian waktu minggu ke – t o W =Berat awal

  2.2 Pertumbuhan Harian (ADG)

  Perhitungan Pertambahan Berat Harian Rata-rata atau Average Daily Growth (ADG) menurut Cholik (2005):

  ADG =

  Keterangan: Wt = Berat akhir (g) Wo = Berat awal (g) H = Lama pemeliharaan (hari)

  ADG =

  Keterangan: Lt = Panjang akhir (cm) Lo = Panjang awal (cm) H = Lama pemeliharaan (hari)

  2.4 Kelangsungan Hidup Kelangsungan hidup adalah presentase jumlah biota yang hidup pada akhir waktu tertentu (Cholik, dkk., 2005).

  Perhitungan pertumbuhan harian menggunakan rumus :

  SR= x 100 %

  Keterangan t

  N = Jumlah benih akhir penelitian waktu ke – t o N = Jumlah awal benih ikan lele sangkuriang

  2.5 Konversi Pakan

  Perhitungan Konversi Pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) menurut Sunyoto (1994): F

  FCR= Wt −W0

  Keterangan: FCR = Konversi pakan Wt = Biomassa hewan uji pada akhir penelitian (g) Wo = Biomassa hewan uji awal penelitian (g) F = Jumlah pakan yang diberikan selama penelitian (g)

III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pertumbuhan Panjang Mutlak

  Pengaruh pemberian probiotik marolis melalui pakan terhadap pertumbuhan panjang mutlak dapat di lihat pada Gambar 1. Pertumbuhan panjang mutlak yang terbaik ditunjukan oleh perlakuan B sebesar 2.8 cm kemudian perlakuan A 2.7 cm disusul oleh C sebesar 2.1 cm. Grafik pertumbuhan panjang mutlak benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

  (cm) 2,5 3 k 2

  2,8 a 2,7 tl 1,5

  2,1 u M 1 g n 0,5 ja n a P

  A B C Dosis 0.5 ml Dosis 1.0 ml Dosis 1.5 ml Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Panjang Mutlak Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus).

  Pakan yang ditambahkan probiotik dengan dosis optimum dapat memberikan hasil yang maksimal dalam suatu budidaya. Hal ini diduga karena jumlah bakteri yang masuk ke dalam saluran pencernaan ikan dan hidup didalamnya meningkat sejalan dengan dosis probiotik yang diberikan. Selanjutnya bakteri tersebut di dalam saluran pencernaan ikan mensekresikan enzim-enzim pencernaan seperti protease dan amilase (Irianto, 2003). Selanjutnya Gatesoupe, (1999) yang menyatakan bahwa enzim yang disekresikan ini jumlahnya meningkat juga sesuai dengan jumlah dosis probiotik yang diberikan pada gilirannya jumlah pakan yang dicerna juga meningkat. Peningkatan daya cerna bermakna pula pada semakin tingginya nutrient yang tersedia untuk diserap tubuh, sehingga protein tubuh dan pertumbuhan meningkat. Menurunya tingkat efesiensi pakan pada campuran probiotik dengan dosis yang berlebihan diduga akibat terlalu tingginya populasi bakteri sehingga menimbulkan persaingan bakteri yang terkandung dalam probiotik tersebut dalam pengambilan nutrizi atau subtrat yang pada akhirnya menghambat aktifitas bakteri didalam saluran pencernaan ikan sehingga sekresi enzim pun menurun.

  Hasil analisis ragam pertumbuhan panjang mutlak benih lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menunjukan bahwa pada pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda memberikan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing–masing perlakuan dilanjutkan denga uji beda nyata terkecil (BNT) diperoleh bahwa pertumbuhan panjang benih ikan lele sangkuring (Clarias gariepinus) pada setiap perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata.

3.2 Pertumbuhan Berat Mutlak

  Pengaruh pemberian probiotik marolis melalui pakan terhadap pertumbuhan berat mutlak dapat di lihat pada gambar 2. Pertumbuhan berat mutlak yang terbaik ditunjukan oleh perlakuan B sebesar 2.57 gram kemudian perlakuan A sebesar 2.25 gram disusul perlakuan C sebesar 1.96 gram. Grafik pertumbuhan berat mutlak benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dapat di lihat pada Gambar 2 berikut: (gram) k la

  3 ut

2,57

M

  2 rat 2,25 B e7 1,96

1 A B C

  Dosis 1.5 ml Pertumbuhan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) terjadi karena adanya pasokan energi yang terkandung dalam pakan. Energi dalam pakan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan energi yang di butuhkan untuk pemeliharaan tubuh dan aktifitas tubuh lainya, sehingga kelebihan energi tersebut dimanfaatkan untuk pertumbuhan terjadi karena adanya kelebihan energi yang berasal dari pakan setelah dikurangi oleh energi hasil metabolisme dan energi yang terkandung dalam fases.

  Hasil analisis ragam pertumbuhan berat mutlak benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menunjukan bahwa pada pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan berat benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing–masing perlakuan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) diperoleh bahwa pertumbuhan berat benih ikan lele sangkuring (Clarias gariepinus) pada setiap perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata.

3.3 Pertumbuhan Harian

  Pertumbuhan harian panjang dan berat benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Selama 28 hari dengan menggunakan empat perlakuan yakni perlakuan A (Dosis Probiotik 0.5 ml), perlakuan B (Dosis Probiotik 1.0 ml), dan C (Dosis Probiotik 1.5 ml) dapat di lihat pada Tabel 1 berikut:

  Tabel 1. Pertumbuhan Rata - Rata Harian Benih Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Rata-rata Perlakuan Panjang (cm) Berat (gram) A (Dosis Probiotik 0.5 ml)

  0.09

  0.08 B (Dosis Probiotik 1.0 ml)

  0.1

  0.09 C (Dosis Probiotik 1.5 ml)

  0.07

  0.07 Pertumbuhan harian benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), selama 28 hari sesuai Pengaruh

  pemberian probiotik dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang (Clarias

  gariepinus). Menunjukkan pertumbuhan rata – rata pertumbuhan harian yang berbeda, dapat di lihat pada Tabel

1. Pertumbuhan harian panjang benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) tertinggi pada perlakuan B

  (Dosis Probiotik 1.0 ml) sebesar 0.1 cm, dilanjutkan dengan perlakuan A (Dosis Probiotik 0.5 ml) sebesar 0.09 cm, selanjutya yang terendah perlakuan C (Dosis 1.5 ml) yakni 0.07 cm. Sedangkan laju pertumbuhan berat harian benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan B (Dosis Probiotik 1.0 ml) sebesar 0.09 gram, selanjutnya perlakuan A (Dosis Proboitik 0.5 ml) sebesar 0.08 gram dan perlakuan C (Dosis Probiotik 1.5 ml) yakni 0.07 gram. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pemberian pakan yang terlalu tinggi akan menyebabkan air sebagai media hidup benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) menjadi kotor. Sehingga benih ikan yang dipelihara pertumbuhan panjang dan berat tidak optimal.

3.4 Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)

  Kelansungan hidup benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), selama penelitian adalah 100%, pada setiap perlakuan. Hal ini disebabkan mikroba yang ada dalam probiotik marolis merupakan mikroba yang aman dan relatif menguntungkan dalam saluran pencernaan ikan. Grafik kelangsungan hidup benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dapat dilihat pada Gambar 3 berikut:

  (%) 100 p

  100 100 100 idu nH

  50 unga angs el K

  

A B C

Dosis 1.0 ml Dosis 0.5 ml Dosis 1.5 ml Gambar 3. Kelangsungan Hidup Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus)

  Mikroba menghasilkan zat yang tidak berbahaya bagi ikan tetapi justru menghancurkan mikroba patogen pengganggu sistem pencernaan, sehingga kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang (Clarias

  gariepinus) tetap optimal.

  Mikroba probiotik merupakan mikroba yang aman dan relatif menguntungkan dalam saluran pencernaan. Mikroba ini menghasilkan zat yang tidak berbahaya bagi kultivasi tetapi justru menghancurkan mikroba patogen pengganggu sistem pencernaan. Selanjutnya Tahapari dkk., (2009), menyatakan bakteri tersebut dapat mendominasi di saluran pencernaan ikan dan bakteri–bakteri patogen akan berkurang keberadaannya sehingga ikan akan memanfaatkan bakteri baik tersebut untuk tumbuh dan ikan menjadi sehat.

  3.5 Konversi Pakan

  Pada penelitian ini, kebutuhan pakan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) dihitung berdasarkan hasil penimbangan berat benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) per satu minggu. Persentase pakan yang diberikan selama penelitian sesuai dengan dosis probiotik marolis masing-masing perlakuan. Untuk perlakuan A (Dosis 0.5 ml), perlakuan B (Dosis 1.0 ml) dan perlakuan C (Dosis 1.5 ml). Jumlah pakan yang dihabiskan selama 28 hari pemeliharaan pada penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

  NO Perlakuan Total Pakan (gram)

  1 A (Dosis 0.5 ml)

  1.29

  2 B (Dosis 1.0 ml)

  1.20

  3 C (Dosis 1.5 ml)

  1.39 Tabel . Konversi Pakan (FCR)

  Pemberian dosis probiotik marolis pada pakan pellet FF–999 untuk benih ikan lele sangkuriang (Clarias

  gariepinus) menunjukan tingkat pemberian pakan yang tertinggi pada perlakuan C 1.39 gram, kemudian yang

  kedua ditunjukan pada perlakuan A yaitu sebesar 1.29 gram, dan pemberian pakan yang terendah ditunjukan perlakuan B yaitu sebesar 1.20 gram. Barrows dan Hardy (2001), dalam Setiawati E, J, dkk (2013), menjelaskan bahwa nilai rasio konversi pakan dipengaruhi oleh protein pakan, protein pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan mengakibatkan pemberian pakan lebih efisien. Selain itu dipengaruhi oleh jumlah pakan yang diberikan, dengan semakin sedikit pakan yang diberikan pemberian pakan semakin efisien.

  3.6 Kualitas Air

  Parameter kualitas air yang diamati selama penelitian meliputi suhu, pH, dan oksigen terlarut (DO). Pada saat penelitian kisaran parameter kualitas air masih dalam kondisi normal dan layak untuk pemeliharaan benih

  No Parameter Hasil Pengukuran

  1 Suhu 24 – 26 C

  2 Ph 6.8–7.2

  3 DO 2.9 – 3.2 mg/l

  Table 3. Parameter Kualitas Air

  Berdasakan Tabel di atas, hasil pengukuran suhu selama penelitian berkisar antara 24 – 26 C suhu tersebut optimal bagi pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), hal ini sesuai dengan pernyataan (Cahyono, 2009) suhu yang optimal untuk pertumbuhan benih ikan lele berkisar antara 20 – 30 C. Sementara nilai pH selama penelitian berkisar antara 6.8 – 7.2, kisaran pH yang baik untuk pertumbuhan benih ikan lele sebesar 6.5 – 8.0. Oksigen terlarut DO berkisar antara 2.9 – 3.2 mg/l, hal ini sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI, 2000). Bahwa oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus), adalah oksigen terlarut diatas dari 1 mg/l.

IV KESIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka, disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pemberian probiotik marolis dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus)

  2. Pertumbuhan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan B (Dosis 1.0 ml).

UCAPAN TERIMA KASIH

  Sebagai penghargaan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Endro Saleh, SSTPI, MM selaku kepala balai, dan beserta seluruh staf Balai Ikan (BBI) Provinsi Gorontalo, atas bantuan kepada penulis telah memberikan motivasi dan izin penelitian, sehingga penelitian saya berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

  Barrows, F.T and R. W. Hardy. 2001. Nutrition and Feeding. In: Wedemeyer, G (Eds). Fish Hatchery Management.Second Edition.American FisheriesSociety. Bethesda. Maryland Cahyono, B. 2009. Budidaya lele dan Betutu (ikan langka bernilai tinggi). Pustaka Mina. Jakarta.

  Cholik, F., Ateng G.J., R. P. Purnomo dan Ahmad, Z. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan.

  Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar Gatesaupe, F. J. 1999. The use of probiotics in aquaculture. Aquaculture.

  Gunawan, 2009. Panduan Lengkap Agrobisnis Lele. Jakarta: Penebar Swadaya. Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Irianto, A. 2007. Potensi Mikroorganisma : Di Atas Langit Ada Langit. Ringkasan Orasi Ilmiah di FakultasBiologi Univ ersitas Jenderal Sudirman.

  Mujiyono, 2013. Manfaat Probiotik dalam Budidaya Ikan. Materi Penyuluhan Spesifik Lokasi. Salatiga.

  Nizar, S. 2006. Pengaruh Pemberian Probiotik Dengan Dosis Yang Berbeda Pada Pakan Buatan Terhadap Laju

  Standar Nasional Indonesia (SNI). 2000. Produksi Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Kelas Benih Sebar. 01-6484.4. Setiawati., Adiputra., Hudaidah. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan Dengan Dosis Berbeda

  Terhadap Pertumbuhan, Kelulus hidupan, Efisiensi Widianto, Y, C. 2008. Probiotik Marolis. Laboraturium Mikrobiologi Fakultas Pertanian. Universitas Gajah Mada

  .Yogyakarta