Bentuk Negara dan Bentuk KeNegaraan

Bentuk Negara dan Bentuk KeNegaraan
Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah Negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh
daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya,
baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya
dapat dijalankan secara langsung. Dalam Negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
Negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan,
yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan.
Ciri utama Negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang
berdaulat.
 Bentuk Negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar.
Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah Negara.
Terdapat satu kepala Negara atau pemerintahan.
Terdapat satu badan perwakilan rakyat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
 Sentralisasi
Dalam Negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah
pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah

tangganya sendiri.
Walaupun demikian Sistem Sentralisasi memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang antara
lain :
Keuntungan Sentralisasi
Kerugian Sentralisasi
 Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan
 Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat,
di seluruh wilayah Negara;
sehingga sering menghambat kelancaran
jalannya pemerintahan;
 Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya
ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya
 Penghasilan daerah dapat digunakan untuk
kepentingan seluruh wilayah Negara

 Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak
sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah;

 Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya

ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya

 Rakyat di daerah kurang mendapatkan
kesempatan untuk memikirkan dan
bertanggung jawab tentang daerahnya;

 Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu
perintah dari pusat sehingga melemahkan
sendi-sendi pemerintahan demokratis karena
kurangnya inisiatif dari rakyat;

 Keputusan-keputusan pemerintah pusat
sering terlambat.

 Desentralisasi.
Dalam Negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri (otonomi, swatantra)/setiap daerah ada perwakilan pemerintahaanya. Untuk
menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah
pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Walaupun demikian Sistem Sentralisasi memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang antara
lain :
Keuntungan Desentralisasi
 Pembangunan daerah akan berkembang sesuai
dengan ciri khas daerah itu sendiri
 Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri.

Kerugian Desentralisasi



Adalah ketidakseragaman peraturan dan
kebijakan serta kemajuan pembangunan.

 Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat
terhadap daerahnya akan meningkat
 Penghematan biaya, karena sebagian
ditanggung sendiri oleh daerah.

 Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah
pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah Negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa Negara bagian yang
masing-masing tidak berdaulat. Kendati Negara-Negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri,
kepala Negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam Negara serikat
adalah gabungan Negara-Negara bagian yang disebut Negara federal. Setiap Negara bagian bebas
melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar
(hubungan dengan Negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri Negara
serikat/ federal antara lain :
1. Tiap Negara bagian memiliki kepala Negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi
kepentingan Negara bagian.
2. Tiap Negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan
konstitusi Negara serikat.
3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui Negara bagian, kecuali
dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah
federal.
Dalam praktik keNegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala Negara bagian (lazimnya
disebut gubernur Negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan Negara

bagian ditentukan oleh Negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal
keNegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan Negara-Negara bagian kepada pemerintah
federal meliputi:
1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan Negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya:
a) Masalah Daerar
b) KewargaNegaraan
c) Perwakilan Diplomatik
2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan Negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang
dan damai
3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum
maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya:
a) Mengenai masalah uji material konstitusi Negara bagian
4. Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya:
a) Hal Pajak
b) Bea Cukai
c) Monopolis
d) Mata Uang (Moneter)
5. Hal-hal tentang kepentingan bersama antarNegara bagian, misalnya: masalah pos,

telekomunikasi, statistik.
a) Masalah Pos
b) Telekomunikasi
c) Statistik
Menurut C.F. Strong, yang membedakan Negara serikat yang satu dengan yang lain adalah:
1) Cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah Negara bagian.
2) Badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah
federal dengan pemerintah Negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam Negara serikat, antara lain:
 Negara Serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan
kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah Negara bagian.
Contoh Negara serikat semacam itu antara lain:
1) Amerika Serikat,
2) Australia,
3) RIS (1949)
 Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah Negara
bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.
Contoh Negara Serikat semacam itu antara lain :
1) Kanada dan
2) India


 Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam
menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah Negara bagian.
Contoh Negara Serikat semacam itu adalah antara lain:
1) Amerika Serikat dan
2) Australia
 Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah Negara bagian.
Contoh Negara Serikat semacam itu adalah antara lain :
1) Swiss.
Persamaan antara Negara serikat dan Negara kesatuan bersistem desentralisasi:
1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah:
1) Mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga itu sendiri. Pada Negara bagian, hak otonomi
itu merupakan hak aslinya,
2) Sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Bentuk KeNegaraan
Selain Negara serikat, ada pula yang disebut serikat Negara (konfederasi). Tiap Negara yang

menjadi anggota perserikatan itu ada yang berdaulat penuh, ada pula yang tidak. Perserikatan pada
umumnya timbul karena adanya perjanjian berdasarkan kesamaan politik, hubungan luar negeri,
pertahanan dan keamanan atau kepentingan bersama lainnya.
1. Perserikatan Negara
Perserikatan Negara pada hakikatnya bukanlah Negara, melainkan suatu perserikatan yang
beranggotakan Negara-Negara yang masing-masing berdaulat. Dalam menjalankan kerjasama di
antara para anggotanya, dibentuklah alat perlengkapan atau badan yang di dalamnya duduk para
wakil dari Negara anggota.
Contoh Perserikatan Negara yang pernah ada:
I. Perserikatan Amerika Utara (1776-1787).
II. Negara Belanda (1579-1798).
III. Jerman (1815-1866)

Perbedaan antara Negara serikat dan perserikatan Negara:
Negara Serikat
 Dalam Negara serikat, keputusan yang

Serikat Negara
 Sedangkan dalam serikat Negara keputusan


diambil oleh pemerintah Negara serikat

yang diambil oleh serikat itu tidak dapat

dapat langsung mengikat warga Negara

langsung mengikat warga Negara dari

bagian

Negara anggota.

 Dalam Negara serikat, Negara-Negara
bagian tidak boleh memisahkan diri dari
Negara serikat itu;

 Sedangkan dalam serikat Negara, NegaraNegara anggota boleh memisahkan diri dari
gabungan itu.

 Negara bagian hanya berdaulat ke dalam


 Negara-Negara anggota tetap berdaulat ke
dalam maupun ke luar.

2. Koloni atau Jajahan
Negara koloni atau jajahan adalah suatu daerah yang dijajah oleh bangsa lain. Koloni biasanya
merupakan bagian dari wilayah Negara penjajah. Hampir semua soal penting Negara koloni diatur
oleh pemerintah Negara penjajah. Karena terjajah, daerah/ Negara jajahan tidak berhak menentukan
nasibnya sendiri.
3. Trustee (Perwalian)
Negara Perwalian adalah suatu Negara yang sesudah Perang Dunia II diurus oleh beberapa
Negara di bawah Dewan Perwalian dari PBB. Konsep perwalian ditekankan kepada Negara-Negara
pelaksana administrasi.
Menurut Piagam PBB, pembentukan sistem perwalian internasional dimaksudkan untuk
mengawasi wilayah-wilayah perwalian yang ditempatkan di bawah PBB melalui perjanjianperjanjian tersendiri dengan Negara-Negara yang melaksanakan perwalian tersebut. Perwalian
berlaku terhadap:


wilayah-wilayah yang sebelumnya ditempatkan di bawah mandat oleh Liga Bangsa-Bangsa
setelah Perang Dunia I;




wilayah-wilayah yang dipisahkan dari Negara-Negara yang dikalahkan dalam Perang Dunia
II;



wilayah-wilayah yang ditempatkan secara sukarela di bawah Negara-Negara yang
bertanggung jawab tentang urusan pemerintahannya.

Tujuan pokok sistem perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan wilayah perwalian menuju
pemerintahan sendiri. Mikronesia merupakan Negara trustee terakhir yang dilepas Dewan Perwalian
PBB pada tahun 1994.

4. Dominion
Bentuk keNegaraan ini hanya terdapat di dalam lingkungan Kerajaan Inggris. Negara
dominion semula adalah Negara jajahan Inggris yang setelah merdeka dan berdaulat tetap
mengakui Raja/ Ratu Inggris sebagai lambang persatuan mereka. Negara-Negara itu tergabung
dalam suatu perserikatan bernama “The British Commonwealth of Nations” (Negara-Negara
Persemakmuran).
Tidak semua bekas jajahan Inggris tergabung dalam Commonwealth karena
keanggotaannya bersifat sukarela. Ikatan Commonwealth didasarkan pada perkembangan sejarah
dan azas kerja sama antaranggota dalam bidang ekonomi, perdagangan (dan pada Negara-Negara
tertentu juga dalam bidang keuangan). India dan Kanada adalah Negara bekas jajahan Inggris yang
semula berstatus dominion, namun karena mengubah bentuk pemerintahannya menjadi republik/
kerajaan dengan kepala Negara sendiri, maka Negara-Negara itu kehilangan bentuk dominionnya.
Oleh karena itu persemakmuran itu kini dikenal dengan nama “Commonwealth of Nations”.
Anggota-anggota persemakmuran itu antara lain: Inggris, Afrika Selatan, Kanada, Australia,
Selandia Baru, India, Malaysia, etc. Di sebagian dari Negara-Negara itu Raja/ Ratu Inggris
diwakili oleh seorang Gubernur Jenderal, sedangkan di ibukota Inggris, sejak tahun 1965 NegaraNegara itu diwakili oleh High Commissioner.
5. Uni
Bentuk keNegaraan Uni adalah gabungan dari dua Negara atau lebih yang merdeka dan
berdaulat penuh, memiliki seorang kepala Negara yang sama. Pada umumnya Uni dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1) Uni Riil (Uni Nyata)
Yaitu suatu uni yang terjadi apabila Negara-Negara anggotanya memiliki alat perlengkapan
Negara bersama yang telah ditentukan terlebih dulu. Perlengkapan Negara itu dibentuk untuk
mengurus kepentingan bersama. Uni sengaja dibentuk guna mewujudkan persatuan yang nyata
di antara Negara-Negara anggotanya.
Contoh: Uni Austria – Hungaria (1867-1918), Uni Swedia – Norwegia (1815-1905), Indonesia
– Belanda (1949).
2) Uni Personil
Yaitu suatu uni yang memiliki seorang kepala Negara, sedangkan segala urusan dalam
negeri maupun luar negeri diurus sendiri oleh Negara-Negara anggota.
Contoh: Uni Belanda – Luxemburg (1839-1890), Swedia – Norwegia (1814-1905), Inggris –
Skotlandia (1603-1707;

3)

Uni Zui Generalis
Merupakan gabungan dua Negara atau lebih yang mempunyai kelengkapan bersama untuk
mengurus kepentingan luar negeri, setelah ada kesepakan lewat perjanjian.
Contoh : Uni Indonesia-Belanda tahun 1949-1956 setalah KMB

6. Protektorat
Sesuai namanya, Negara protektorat adalah suatu Negara yang ada di bawah perlindungan
Negara lain yang lebih kuat. Negara protektorat tidak dianggap sebagai Negara merdeka karena
tidak memiliki hak penuh untuk menggunakan hukum nasionalnya. Contoh: Monaco sebagai
protektorat Prancis. Negara protektorat dibedakan menjadi dua (2) macam, yaitu:
a) Protektorat Kolonial, jika urusan hubungan luar negeri, pertahanan dan sebagian
besar urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada Negara pelindung. Negara
protektorat semacam ini tidak menjadi subyek hukum internasional.
Contoh: Brunei Darussalam sebelum merdeka adalah Negara protektorat Inggris.
b) Protektorat Internasional, jika Negara itu merupakan subyek hukum internasional.
Contoh: Mesir sebagai Negara protektorat Turki (1917), Zanzibar sebagai Negara
protektorat Inggris (1890) dan Albania sebagai Negara protektorat Italia (1936).
7. Mandat
Negara Mandat adalah suatu Negara yang semula merupakan jajahan dari Negara yang
kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu Negara yang menang
perang dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan
perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina
(Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat C).