KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEMERTAHANAN BAHA
KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA
Nani Sunarni
Universitas Padjadjaran
Abstrak
Sebuah nilai lebih bagi Indonesia yang memiliki berbagai suku
bangsa dengan berbagai bahasa daerah masing-masing. Keberagaman ini
harus dipertahankan karena sebagai identitas nusantara. Namun, dewasa
ini karena perubahan sosial, budaya, dan ekonomi baik di kota maupun
di desa penggunaan bahasa daerah sudah mulai ditinggalkan. Sangatlah
beruntung, setiap suku di Indonesia memiliki kearifan lokal yang di
dalamnya melekat bahasa –bahasa daerah. Contoh kearifan lokal dalam
budaya Sunda diwujudkan dengan bahasa Sunda, seperti dalam ungkapan,
penamaan kuliner khas Sunda, tata nama orang Sunda, penamaan motif
batik Sunda dan lain-lain.Oleh karena itu, perlu penelitian yang
mengungkap kearifan lokal budaya Sunda sebagai sumber bahasa Sunda.
Penelitian ini bermanfaat sebagai media untuk mempertahankan bahasa
Sunda.
Data yang digunakan dalam kajian ini berupa kearifan lokal
budaya Sunda. Data dianalisis berlandaskan pada teori etnolinguistik
menurut pandangan Riley (2008). Secara teoretis hasil penelitian ini
bermanfaat untuk menambah referensi kajian etnolinguistik. Selain itu,
secara praktis dapat digunakan untuk pembelajaran budaya dan bahasa
Sunda.
Kata kunci: Bahasa Sunda, identitas, kearifan lokal, pemertahanan
1.
Pendahuluan
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal…..( QS Al
Hujaraat: 13).
Dari ayat di atas terdapat tiga kata yang dapat digaris bawahi yaitu
kata berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan saling mengenal. Setiap
suku, setiap bangsa, antarsuku, dan antarbangsa pasti saling
mengenal dengan cara berkomunikasi dengan menggunakan alat
yang disebut bahasa. Bahasa yang pertama kali digunakan dalam
komunikasi seseorang khususnya antara anak dengan ibunya atau
keluarganya disebut bahasa ibu ( mother tangue). Di Indonesia
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 1
terdapat kurang lebih 365 bahasa yang digunakan. Salah satu bahasa
daerah yang digunakan di Indonesia yaitu bahasa Sunda. Kini jumlah
penutur bahasa Sunda kira-kira 42 juta orang dan merupakan bahasa
ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah bahasa
Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa
barat dan Banten serta sebagian wilayah perbatasan Jawa Barat dan
Jawa Tengah. Termasuk dituturkan pula oleh komunitas Sunda di
luar Jawa seperti di Kendari Sulawesi Tenggara. Masyarakat Sunda
di sana membuat asosiasi yang disebut komunitas Adat Sunda
(DATSUN) dan begitu pula komunitas Sunda di daerah lainnya.
Namun, walaupun masih banyak penutur bahasa Sunda, desakan
globalisasi, pernikahan multikultur dapat mengurangi intensitas
penggunaan bahasa Sunda. Termasuk masyarakat kota Bandung
sebagai kota multikultur dan multiras pun sebagian yang termasuk
generasi muda atau generasi milenium sudah menjadi penutur pasif
bahasa Sunda. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya penyelamatan
dan pemertahanan bahasa Sunda. Salah satu upaya tersebut yaitu
menjadikan dan mensosialisasikan kearifan lokal yang menggunakan
bahasa Sunda terhadap masyarakat Sunda. Selain itu, menjadikan
kearifan lokal menjadi materi pembelajaran dalam muatan lokal
mulai dari jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam kajian ini
adalah kearifan lokal berupa ungkapan, nama-nama kuliner
khas Sunda, leksikon “cara pengolahan”, nama-nama motif
batik priangan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi
lapangan dengan komunikasi langsung. Teknik komunikasi
langsung dilakukan secara acak dengan cara wawancara
terhadap akhli tentang kearifan lokal di sekitar kota Bandung.
Data yang telah terkoleksi dianalisis merujuk pada korelasi
bahasa dengan budaya.
3.Kearifan Lokal Sebagai Pemertahanan bahasa Sunda
Kearifan berasal dari kata arif atau bijaksana. Kearifan adalah
kebijaksanaan atau kecendikiaan ( KBBI, 1995: 56). Dan
budaya adalah pikiran atau akal budi ( KBBI, 1995: 149). Riley
(2008:30) menyebutkan bahwa bahasa merupakan salah satu
2 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
bentuk budaya. Dengan demikian kearifan lokal budaya Sunda
yaitu hal-hal yang arif yang berasal dari pikiran atau akal budi
orang Sunda. Kearifan lokal ini sudah menjadi kebiasaan dan
sulit berubah. Salah satu diantara kearifan lokal dalam budaya
Sunda yaitu bahasa. Bahasa sebagai kearifan lokal ini melekat
pada nama-nama kuliner khas Sunda, ungkapan, aktifitas
khususnya cara pengolahan, nama-nama motif batik dan lainlain. Berikut daftar kosakata yang merupakan kearifan lokal
budaya Sunda yang sulit untuk diterjemahkan karena tidak
memiliki padanan dalam bahasa Indonesia.
4.Ungkapan sebagai Pemertahanan Bahasa Sunda
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang
menyatakan makna khusus ( KBBI, 1995: 1105). Dalam bahasa
Sunda banyak terdapat ungkapan, salah satunya yaitu ungkapan
yang terkait dengan lingkungan seperti di bawah ini.
Tabel1: Ungkapan Berbahasa Sunda
gunung-iuhaneun
lamping/gawir –awianeun
darat- imahaneun
legok –balonganeun
lebak-sawahaneun
/u/- /
eu/
/i/-/
eu/
/a/-/
eu/
/o/-/
eu/
/a/-/
eu/
gunung tempat berteduh
lembah untuk ditanami bambu
daratan
untuk
dijadikan
perumahan
cekungan
untuk dijadikan
kolam
dataran rendah untuk
dijadikan pesawahan.
Penggunaan bahasa Sunda dalam ungkapan di atas, selain
memiliki makna, juga memiliki nilai rasa emosi yang sangat
dalam bagi penutur asli bahasa Sunda. Sebaliknya, ungkapan
tersebut kurang menimbulkan nilai rasa emosi bila
diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Mengapa demikian, mari
perhatikan. Pertama, dari tataran bunyi dari setiap baris
menunjukkan adanya keharmonian bunyi seperti guru lagu
(meminjam istilah dalam pupuh). Kedua, dari segi fungsi atau
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 3
manfaat yaitu fungsi gunung (gunung)sebagai paru-paru
wilayah yang dapat digunakan untuk berteduh dan menjadi
lumbung serapan air dan makhluk lainnya. Gawir (lembah)
dimanfaatkan sebagai tanaman bambu sebagai penjaga erosi.
Darat (daratan) difungsikan sebagai perumahan. Legok
(cekungan) difungsikan untuk dijadikan sumber resapan seperti
kolam. Lebak (dataran rendah) difungsikan untuk pesawahan.
Dengan demikian, penggunaan bahasa Sunda dalam ungkapan
tersebut selain sebagai pemertahanan bahasa Sunda, juga
menambah nilai rasa yang sangat tinggi bagi masyarakat Sunda
untuk memaknai bahkan dilanjutkan dengan menumbuhkan
minat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.Nama Kuliner Khas Sunda dan Nama Khas Orang Sunda
Kementerian Pariwisata menyebutkan bahwa Bandung
merupakan salah satu kota yang ditetapkan sebagai destinasi
wisata kuliner Indonesia. Bahkan kedepan, kota ini diharapkan
dapat masuk dalam situs warisan dunia Unesco sehingga
makin memberi dampak positif bagi negara. Sejak zaman
dahulu, masyarakat Sunda termasuk masyarakat yang kreatif
dalam menciptakan makanan. Sehingga, akhir-akhir ini
semakin banyak jenis makanan khas Sunda dengan berbagai
variasi. Namun, makan tradisional yang dinamai dengan
bahasa Sunda sudah menjadi ciri khas bahasa Sunda dan
masyarakat Sunda. Sehingga nama-nama kuliner berbahasa
Sunda tersebut menjadi identitas Sunda. Nama-nama kuliner
khas dalam bahasa Sunda diantaranya cilok, cireng, cibay,
batagor, bajigur, bandrek dll.Begitu pula nama khas orang
Sunda seperti Asep dan Euis. Secara etimologis “Asep” berasal
dari kata kasep (cakep) begitu pula kata “Euis” berasal dari
kata geulis (cantik). Bagi masyarakat Sunda nama ini tidak
hanya sekadar nama namun memiliki filosofis yang tinggi
terkait dengan konsep cageur (sehat), bageur(baik),
bener(benar), pinter(cerdas), jujur(jujur), akur(ramah),
singer(trampil), dan wanter(berani). Sehingga kedua nama
khas Sunda itu menjadi harapan bahwa anak tersebut memiliki
4 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
sifat-sifat seperti di atas.Dengan kata lain, nama khas Sunda
tersebut sebuah pengharapan agar manusia Sunda menjadi
manusia yang luhur elmuna (berilmu), pengkuh agamana (kuat
agamanya), rancage gawena ( trampil dalam bekerja), dan
leber wawanenna (pemberani).
6.Leksikon “Cara Pengolahan”
Masyarakat Sunda sangat dekat dengan alam tumbuhan. Secara
garis besar, tumbuhan terdiri atas akar, batang, ranting, daun,
buah, dan bunga. Dalam masing-masing bagian tersebut
terdapat saripati dan kandungan senyawa yang sangat
bermanfaat. Agar saripati dan kandungan senyawa yang
berkhasiat di dalam tanaman tersebut dapat dimanfaatkan,
maka bagian-bagian tumbuhan ini harus diolah terlebih
dahulu. Masyarakat Sunda mengolahnya dengan cara yang
khas. Hal ini, menjadi identitas bagi masyarakat Sunda sebagai
kearifan lokal. Cara –cara tersebut dinamai dengan bahasa
Sunda
berbentuk kata kerja (verba) dan tidak dapat
diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia. Seperti
dalam tabel berikut.
Tabel 2: Leksikon “Cara Pengolahan …” dalam Bahasa Sunda
No
1
2
3
4
5
6
Leksikon
Bahasa Indonesia
“Cara
Pengolahan…”
Dirameus
Dihaluskan dengan menggunakan lima jari
tangan posisi tangan menghadap ke bahan
(tanpa air atau dicampur dengan air).
Dibaheum
Dikunyah namun tidak ditelan. Setelah halus
dikeluarkan. Terus diusapkan kebagian yang
sakit.
Diracek
Dihaluskan dengan menggunakan lima jari
tangan.(Bisa ditambah air)
Dibura
Dikunyah terus dikeluarkan dengan cara
seperti ditiupkan.
Dipokokeun
Tanaman obat yang telah dihaluskan
ditempelkan ke bagian yang sakit.
Dirojeh
Ditumbuk dengan menggunakan alat
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 5
7
Dileumpeuh
8
9
Dirieus
Dibubuy
10
Dibalur
11
Digelang
12
Diseupah
13
14
Diceuceuh
Dibalur
penghalus bahan untuk makan sirih.
Dilemahkan supaya tidak keras dengan cara
dipanaskan atau didekatkan dengan perapian
(Sunda: hawu).
Dihaluskan dengan jari memutar setengah.
Bahan yang sudah dibungkus dengan daun
pisang dimasukkan ke abu panas perapian
dalam abu panas
Diseduh terus diusap-usap ke bagian tubuh
yang sakit .
Bahan dihaluskan diantara dua telapak
tangan dengan cara memutar sampai
berbusa.
Dikunyah sampai keluar saripati dari
makanan tersebut.
Dituangkan ke kepala bagian depan.
Diusapkan keseluruh bagian badan yang
sakit.
3.Nama-Nama
Motif
Batik
Priangan
Sebagai
Pemertahanan Bahasa Sunda
Unesco mengakui bahwa batik sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya nonbendawi (Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity). Sentra-sentra batik di Jawa
Barat menggunakan bahasa Sunda untuk menamai motif-motif
batiknya tersebut. Nama – nama tersebut mencerminkan
motif, filosofis dari batik. Sehingga bahasa Sunda yang
melekat dalam nama batik tersebut akan terus lestari dan tidak
akan berubah. Nama-nama motif batik berbahasa Sunda
tersebut dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 3: Nama –nama Motif Batik Priangan
No
1
2
3
Motif
peuteuy
Daun sampeu
suuk
Bahasa Indonesia
petai
Daun singkong
Kacang tanah
6 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
4
5
6
Siki (Bonteng)
Haur
areuy
7
sintung
8
9
10
11
12
cucuk
sireum
lancah
papatong
lampit
13
14
useup
(carang) ayakan
15
16
kolecer
(turih) oncom
Biji (mentimun)
Bambu haur
Bagian tumbuhan yang
merambat
Bagian pembungkus
(Sd.selakop) dari bunga
kelapa
duri
semut
Laba-laba
capung
Lantai rumah terbuat dari
rotan
kail
(bolong) saringan dari
bambu
Kincir angin
(potong) oncom
4.Simpulan
Bentuk-bentuk bahasa di atas merupakan sebagian dari kearifan lokal
yang sangat berkontribusi pada pemertahanan bahasa Sunda.
Bahkan, tidak hanya sekadar pemertahanan, terdapat nilai-nilai rasa,
nilai-nilai filosofis masyarakat Sunda yang terdapat dalam bahasa
tersebut. Sehingga dapat dijadikan rujukan bagi masyarakat Sunda
untuk lebih mencintai Sunda dan daerah Sunda yang bermartabat dan
memiliki identitas.
Daftar Pustaka
Riley, Phillip. 2000. Language, Cultur, and Identity. London:
Continuum.
Al-Qur’an dan Terjemahannya.Semarang: An Nur.
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 7
Daftar Kamus
Nataprawira, Patah dkk. (1969). Kamus Umum Basa Sunda.
Bandung: Tarate.
Wiyadi, Albertus dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2015/11/23/350975/
bandung-ditetapkan-sebagai-destinasi-wisata-kuliner-indonesia
Biodata Penulis
Nama
Afiliasi
: Nani Sunarni
: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Jatinagor, Jatinagor, Sumedang
Nomor Telepon : 081322521069
Pos-el
: [email protected]
8 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
Nani Sunarni
Universitas Padjadjaran
Abstrak
Sebuah nilai lebih bagi Indonesia yang memiliki berbagai suku
bangsa dengan berbagai bahasa daerah masing-masing. Keberagaman ini
harus dipertahankan karena sebagai identitas nusantara. Namun, dewasa
ini karena perubahan sosial, budaya, dan ekonomi baik di kota maupun
di desa penggunaan bahasa daerah sudah mulai ditinggalkan. Sangatlah
beruntung, setiap suku di Indonesia memiliki kearifan lokal yang di
dalamnya melekat bahasa –bahasa daerah. Contoh kearifan lokal dalam
budaya Sunda diwujudkan dengan bahasa Sunda, seperti dalam ungkapan,
penamaan kuliner khas Sunda, tata nama orang Sunda, penamaan motif
batik Sunda dan lain-lain.Oleh karena itu, perlu penelitian yang
mengungkap kearifan lokal budaya Sunda sebagai sumber bahasa Sunda.
Penelitian ini bermanfaat sebagai media untuk mempertahankan bahasa
Sunda.
Data yang digunakan dalam kajian ini berupa kearifan lokal
budaya Sunda. Data dianalisis berlandaskan pada teori etnolinguistik
menurut pandangan Riley (2008). Secara teoretis hasil penelitian ini
bermanfaat untuk menambah referensi kajian etnolinguistik. Selain itu,
secara praktis dapat digunakan untuk pembelajaran budaya dan bahasa
Sunda.
Kata kunci: Bahasa Sunda, identitas, kearifan lokal, pemertahanan
1.
Pendahuluan
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal…..( QS Al
Hujaraat: 13).
Dari ayat di atas terdapat tiga kata yang dapat digaris bawahi yaitu
kata berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan saling mengenal. Setiap
suku, setiap bangsa, antarsuku, dan antarbangsa pasti saling
mengenal dengan cara berkomunikasi dengan menggunakan alat
yang disebut bahasa. Bahasa yang pertama kali digunakan dalam
komunikasi seseorang khususnya antara anak dengan ibunya atau
keluarganya disebut bahasa ibu ( mother tangue). Di Indonesia
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 1
terdapat kurang lebih 365 bahasa yang digunakan. Salah satu bahasa
daerah yang digunakan di Indonesia yaitu bahasa Sunda. Kini jumlah
penutur bahasa Sunda kira-kira 42 juta orang dan merupakan bahasa
ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah bahasa
Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa
barat dan Banten serta sebagian wilayah perbatasan Jawa Barat dan
Jawa Tengah. Termasuk dituturkan pula oleh komunitas Sunda di
luar Jawa seperti di Kendari Sulawesi Tenggara. Masyarakat Sunda
di sana membuat asosiasi yang disebut komunitas Adat Sunda
(DATSUN) dan begitu pula komunitas Sunda di daerah lainnya.
Namun, walaupun masih banyak penutur bahasa Sunda, desakan
globalisasi, pernikahan multikultur dapat mengurangi intensitas
penggunaan bahasa Sunda. Termasuk masyarakat kota Bandung
sebagai kota multikultur dan multiras pun sebagian yang termasuk
generasi muda atau generasi milenium sudah menjadi penutur pasif
bahasa Sunda. Oleh karena itu, perlu ada upaya-upaya penyelamatan
dan pemertahanan bahasa Sunda. Salah satu upaya tersebut yaitu
menjadikan dan mensosialisasikan kearifan lokal yang menggunakan
bahasa Sunda terhadap masyarakat Sunda. Selain itu, menjadikan
kearifan lokal menjadi materi pembelajaran dalam muatan lokal
mulai dari jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam kajian ini
adalah kearifan lokal berupa ungkapan, nama-nama kuliner
khas Sunda, leksikon “cara pengolahan”, nama-nama motif
batik priangan. Data dikumpulkan melalui teknik observasi
lapangan dengan komunikasi langsung. Teknik komunikasi
langsung dilakukan secara acak dengan cara wawancara
terhadap akhli tentang kearifan lokal di sekitar kota Bandung.
Data yang telah terkoleksi dianalisis merujuk pada korelasi
bahasa dengan budaya.
3.Kearifan Lokal Sebagai Pemertahanan bahasa Sunda
Kearifan berasal dari kata arif atau bijaksana. Kearifan adalah
kebijaksanaan atau kecendikiaan ( KBBI, 1995: 56). Dan
budaya adalah pikiran atau akal budi ( KBBI, 1995: 149). Riley
(2008:30) menyebutkan bahwa bahasa merupakan salah satu
2 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
bentuk budaya. Dengan demikian kearifan lokal budaya Sunda
yaitu hal-hal yang arif yang berasal dari pikiran atau akal budi
orang Sunda. Kearifan lokal ini sudah menjadi kebiasaan dan
sulit berubah. Salah satu diantara kearifan lokal dalam budaya
Sunda yaitu bahasa. Bahasa sebagai kearifan lokal ini melekat
pada nama-nama kuliner khas Sunda, ungkapan, aktifitas
khususnya cara pengolahan, nama-nama motif batik dan lainlain. Berikut daftar kosakata yang merupakan kearifan lokal
budaya Sunda yang sulit untuk diterjemahkan karena tidak
memiliki padanan dalam bahasa Indonesia.
4.Ungkapan sebagai Pemertahanan Bahasa Sunda
Ungkapan adalah kelompok kata atau gabungan kata yang
menyatakan makna khusus ( KBBI, 1995: 1105). Dalam bahasa
Sunda banyak terdapat ungkapan, salah satunya yaitu ungkapan
yang terkait dengan lingkungan seperti di bawah ini.
Tabel1: Ungkapan Berbahasa Sunda
gunung-iuhaneun
lamping/gawir –awianeun
darat- imahaneun
legok –balonganeun
lebak-sawahaneun
/u/- /
eu/
/i/-/
eu/
/a/-/
eu/
/o/-/
eu/
/a/-/
eu/
gunung tempat berteduh
lembah untuk ditanami bambu
daratan
untuk
dijadikan
perumahan
cekungan
untuk dijadikan
kolam
dataran rendah untuk
dijadikan pesawahan.
Penggunaan bahasa Sunda dalam ungkapan di atas, selain
memiliki makna, juga memiliki nilai rasa emosi yang sangat
dalam bagi penutur asli bahasa Sunda. Sebaliknya, ungkapan
tersebut kurang menimbulkan nilai rasa emosi bila
diungkapkan dalam bahasa Indonesia. Mengapa demikian, mari
perhatikan. Pertama, dari tataran bunyi dari setiap baris
menunjukkan adanya keharmonian bunyi seperti guru lagu
(meminjam istilah dalam pupuh). Kedua, dari segi fungsi atau
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 3
manfaat yaitu fungsi gunung (gunung)sebagai paru-paru
wilayah yang dapat digunakan untuk berteduh dan menjadi
lumbung serapan air dan makhluk lainnya. Gawir (lembah)
dimanfaatkan sebagai tanaman bambu sebagai penjaga erosi.
Darat (daratan) difungsikan sebagai perumahan. Legok
(cekungan) difungsikan untuk dijadikan sumber resapan seperti
kolam. Lebak (dataran rendah) difungsikan untuk pesawahan.
Dengan demikian, penggunaan bahasa Sunda dalam ungkapan
tersebut selain sebagai pemertahanan bahasa Sunda, juga
menambah nilai rasa yang sangat tinggi bagi masyarakat Sunda
untuk memaknai bahkan dilanjutkan dengan menumbuhkan
minat untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.Nama Kuliner Khas Sunda dan Nama Khas Orang Sunda
Kementerian Pariwisata menyebutkan bahwa Bandung
merupakan salah satu kota yang ditetapkan sebagai destinasi
wisata kuliner Indonesia. Bahkan kedepan, kota ini diharapkan
dapat masuk dalam situs warisan dunia Unesco sehingga
makin memberi dampak positif bagi negara. Sejak zaman
dahulu, masyarakat Sunda termasuk masyarakat yang kreatif
dalam menciptakan makanan. Sehingga, akhir-akhir ini
semakin banyak jenis makanan khas Sunda dengan berbagai
variasi. Namun, makan tradisional yang dinamai dengan
bahasa Sunda sudah menjadi ciri khas bahasa Sunda dan
masyarakat Sunda. Sehingga nama-nama kuliner berbahasa
Sunda tersebut menjadi identitas Sunda. Nama-nama kuliner
khas dalam bahasa Sunda diantaranya cilok, cireng, cibay,
batagor, bajigur, bandrek dll.Begitu pula nama khas orang
Sunda seperti Asep dan Euis. Secara etimologis “Asep” berasal
dari kata kasep (cakep) begitu pula kata “Euis” berasal dari
kata geulis (cantik). Bagi masyarakat Sunda nama ini tidak
hanya sekadar nama namun memiliki filosofis yang tinggi
terkait dengan konsep cageur (sehat), bageur(baik),
bener(benar), pinter(cerdas), jujur(jujur), akur(ramah),
singer(trampil), dan wanter(berani). Sehingga kedua nama
khas Sunda itu menjadi harapan bahwa anak tersebut memiliki
4 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
sifat-sifat seperti di atas.Dengan kata lain, nama khas Sunda
tersebut sebuah pengharapan agar manusia Sunda menjadi
manusia yang luhur elmuna (berilmu), pengkuh agamana (kuat
agamanya), rancage gawena ( trampil dalam bekerja), dan
leber wawanenna (pemberani).
6.Leksikon “Cara Pengolahan”
Masyarakat Sunda sangat dekat dengan alam tumbuhan. Secara
garis besar, tumbuhan terdiri atas akar, batang, ranting, daun,
buah, dan bunga. Dalam masing-masing bagian tersebut
terdapat saripati dan kandungan senyawa yang sangat
bermanfaat. Agar saripati dan kandungan senyawa yang
berkhasiat di dalam tanaman tersebut dapat dimanfaatkan,
maka bagian-bagian tumbuhan ini harus diolah terlebih
dahulu. Masyarakat Sunda mengolahnya dengan cara yang
khas. Hal ini, menjadi identitas bagi masyarakat Sunda sebagai
kearifan lokal. Cara –cara tersebut dinamai dengan bahasa
Sunda
berbentuk kata kerja (verba) dan tidak dapat
diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia. Seperti
dalam tabel berikut.
Tabel 2: Leksikon “Cara Pengolahan …” dalam Bahasa Sunda
No
1
2
3
4
5
6
Leksikon
Bahasa Indonesia
“Cara
Pengolahan…”
Dirameus
Dihaluskan dengan menggunakan lima jari
tangan posisi tangan menghadap ke bahan
(tanpa air atau dicampur dengan air).
Dibaheum
Dikunyah namun tidak ditelan. Setelah halus
dikeluarkan. Terus diusapkan kebagian yang
sakit.
Diracek
Dihaluskan dengan menggunakan lima jari
tangan.(Bisa ditambah air)
Dibura
Dikunyah terus dikeluarkan dengan cara
seperti ditiupkan.
Dipokokeun
Tanaman obat yang telah dihaluskan
ditempelkan ke bagian yang sakit.
Dirojeh
Ditumbuk dengan menggunakan alat
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 5
7
Dileumpeuh
8
9
Dirieus
Dibubuy
10
Dibalur
11
Digelang
12
Diseupah
13
14
Diceuceuh
Dibalur
penghalus bahan untuk makan sirih.
Dilemahkan supaya tidak keras dengan cara
dipanaskan atau didekatkan dengan perapian
(Sunda: hawu).
Dihaluskan dengan jari memutar setengah.
Bahan yang sudah dibungkus dengan daun
pisang dimasukkan ke abu panas perapian
dalam abu panas
Diseduh terus diusap-usap ke bagian tubuh
yang sakit .
Bahan dihaluskan diantara dua telapak
tangan dengan cara memutar sampai
berbusa.
Dikunyah sampai keluar saripati dari
makanan tersebut.
Dituangkan ke kepala bagian depan.
Diusapkan keseluruh bagian badan yang
sakit.
3.Nama-Nama
Motif
Batik
Priangan
Sebagai
Pemertahanan Bahasa Sunda
Unesco mengakui bahwa batik sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya nonbendawi (Masterpieces of the Oral and
Intangible Heritage of Humanity). Sentra-sentra batik di Jawa
Barat menggunakan bahasa Sunda untuk menamai motif-motif
batiknya tersebut. Nama – nama tersebut mencerminkan
motif, filosofis dari batik. Sehingga bahasa Sunda yang
melekat dalam nama batik tersebut akan terus lestari dan tidak
akan berubah. Nama-nama motif batik berbahasa Sunda
tersebut dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 3: Nama –nama Motif Batik Priangan
No
1
2
3
Motif
peuteuy
Daun sampeu
suuk
Bahasa Indonesia
petai
Daun singkong
Kacang tanah
6 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …
4
5
6
Siki (Bonteng)
Haur
areuy
7
sintung
8
9
10
11
12
cucuk
sireum
lancah
papatong
lampit
13
14
useup
(carang) ayakan
15
16
kolecer
(turih) oncom
Biji (mentimun)
Bambu haur
Bagian tumbuhan yang
merambat
Bagian pembungkus
(Sd.selakop) dari bunga
kelapa
duri
semut
Laba-laba
capung
Lantai rumah terbuat dari
rotan
kail
(bolong) saringan dari
bambu
Kincir angin
(potong) oncom
4.Simpulan
Bentuk-bentuk bahasa di atas merupakan sebagian dari kearifan lokal
yang sangat berkontribusi pada pemertahanan bahasa Sunda.
Bahkan, tidak hanya sekadar pemertahanan, terdapat nilai-nilai rasa,
nilai-nilai filosofis masyarakat Sunda yang terdapat dalam bahasa
tersebut. Sehingga dapat dijadikan rujukan bagi masyarakat Sunda
untuk lebih mencintai Sunda dan daerah Sunda yang bermartabat dan
memiliki identitas.
Daftar Pustaka
Riley, Phillip. 2000. Language, Cultur, and Identity. London:
Continuum.
Al-Qur’an dan Terjemahannya.Semarang: An Nur.
Nama penulis: Judul makalah ( harus 1baris; jika berlebih hilangkan dengan tanda …) | 7
Daftar Kamus
Nataprawira, Patah dkk. (1969). Kamus Umum Basa Sunda.
Bandung: Tarate.
Wiyadi, Albertus dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2015/11/23/350975/
bandung-ditetapkan-sebagai-destinasi-wisata-kuliner-indonesia
Biodata Penulis
Nama
Afiliasi
: Nani Sunarni
: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Jatinagor, Jatinagor, Sumedang
Nomor Telepon : 081322521069
Pos-el
: [email protected]
8 | Keragaman Bahasa Ibu: Pesona Khazanah Budaya Bangsa …