ENGLISH LANGUAGE AND ECONOMY DEVELOPTMEN

ENGLISH LANGUAGE AND ECONOMY
DEVELOPTMENT
KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS DI BIDANG BISNIS

Oleh
Nama :Nurlaela
Nim :105731134016

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016

Kemampuan Bahasa Inggris di Bidang Bisnis
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia masih perlu terus ditingkatkan
kualitas dan efektivitasnya, mengingat di satu sisi kemampuan rata-rata berbahasa Inggris kita
belum memadai sedangkan di sisi lain, Bahasa Inggris adalah bahasa pergaulan dunia dan bahasa
ilmu pengetahuan, sehingga sudah selayaknya kita dapat berbahasa Inggris dengan lebih
baik.Kemampuan menulis Bahasa Inggris adalah salahsatu kemampuan berbahasa yang dianggap

paling kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif dan linguistik. Dalam konteks
pembelajaran bahasa asing/bahasa kedua, Gardner (2001) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran adalah salah satu dari tiga faktor paling penting yang menentukan keberhasilan
belajar, selain faktor motivasi dan bakat. Demikian pentingnya strategi pembelajaran, sehingga
dipandang perlu adanya suatu kajian tentang efektivitas strategi pembelajaran terhadap
kemampuan berbahasa.
Secara konvensional, pembelajaran menulis dilakukan dengan pendekatan proses dimana
mahasiswa mengembangkan karangan secara bertahap mulai dari penggalian ide hingga merevisi
karangan. Proses itu sendiri tidak terlalu jelas tahapannya, namun secara umum meliputi kegiatan
penggalian ide, penyusunan draf, dan perbaikan/revisi. Pengamatan perhadap pembelajaran
menulis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pemantauan yang pasti terhadap proses menulis,
dalam arti, proses yang dilakukan dengan susah payah tersebut hanya diakui melalui penilaian
terhadap produknya, yaitu draf terakhir atau hasil karangan. Padahal, optimalisasi proses belajar
sangat penting untuk (1) mendapat hasil yang diinginkan, (2) membentuk mahasiswa sebagai the
owner of learning, (3) menjadikan mahasiswa risk takers, (4) dengan demikian menjadikan
mereka autonomous learners. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran
yang bermakna, yaitu yang benar-benar membangun life skills. Dengan alasan itu, sangat penting
dilakukan pemantauan proses belajar secara terprogram.

Di zaman modern sekarang ini Bisnis merupakan pilihan utama dalam mencari atau menciptakan

usaha ,itu semua karena dunia bisnis merupakan dunia yang paling berpeluang untuk
mendapatkan keuntungan banyak.Dari pada menjadi pegawai negeri yang menerima gaji paspasan seorang pebisnis bisa menentukan sendiri gajinya .
Namun dalam berbisnis kita sangat membutuhkan komunikasi.Bahasa sebagai alat komunikasi
mempunyai peran tersendiri dalam bisnis..Sebagai warga Indonesia tentunya kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ,kita tahu bahwa bahasa Indonesia juga sudah
diajarkan dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.namun apa saja peran
bahasa i di bidang bisnis dalam makalah ini penulis berusaha menelaah masalah tersebut.
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di buat adalah:
1. Apa Pengertian dari Bahasa?
2. Manfaat penggunaan bahasa dalam kehidupan?
3. Apakah Evaluasi-Diri berpengaruh terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris?
4. Apa itu pengertian dari Bisnis?
5. Peran Bahasa di bidang bisnis?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan salah satu hal penting dalam berkomunikasi. Berikut ini adalah pengertian
dan definisi bahasa menurut para ahli:

1. Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks intersubjektif.
2. Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan
memiliki bentuk dan struktur yang logis.
3. Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok
sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
4. Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut.
5. Bloch & Trager

Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu
kelompok sosial bekerja sama.

6. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang
sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu

oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda,
peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
7. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya
kesalahpahaman.
8. Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi.
9. Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
10. William A. Havilland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan
arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas,
kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap
ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat
perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang

digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat atau pemakainya. Bahasa yang baik
berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.

Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
B.

Evaluasi Diri
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, utamanya dalam pembelajaran bahasa
asing/kedua, Bachman dan Palmer (1996) mengatakan bahwa kebermaknaan tugas-tugas
pembelajaran bahasa (meaningfulness of language learning tasks) dicirikan oleh pelibatan lima
unsur, yaitu pengetahuan tentang topik tugas, kemampuan bahasa, pelibatan atribut personal
seperti tingkat minat, skemata afektif yaitu interseksi antara tingkat kesulitan tugas dan
kemampuan yang dimiliki, dan strategi pemecahan masalah. Untuk optimalisasi pelibatan kelima
unsur tersebut, diperlukan suatu evaluasi diri.
Evaluasi diri adalah pelibatan pebelajar dalam menentukan standara dan/atau criteria untuk
menilai karyanya sendiri, sehingga dapat menentukan sejauhmana karyanya tersebut telah
mencapai standar atau kriteri yang ditetapkan (Boud 1991 dalam Brew 1999). Definisi ini
menunjukkan dua elemen yang ada pada setiap proses asesmen, yaitu penentuan standar terkait
dengan criteria tertentu, dan penilaian terhadap karya berdasarkan standard an criteria tersebut.
Brew lebih lanjut mengatakan, bahwa kemampuan untuk secara kritis menilai karya sendiri dapat
menjadi salahsatu tujuan di pendidikan tinggi. Hal ini dapat dipahami mengingat di perguruan
tinggi mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi dan kesadaran tentang
eksistensi dirinya. Jadi, evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri.

Melalui evaluasi diri pebelajar dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk
selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian,
pebelajar lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya.
Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi
evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika
mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan
yanglebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras
(effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya

prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti
pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti
‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’
Goals, effort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu untuk membentuk
kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua penulis menekankan bahwa
sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi dari komponen self-judgment dan self-reaction
dalam model di atas.
Penulis meyakini bahwa evaluasi diri dapat meningkatkan hasil belajar, karena kegiatan evaluasi
diri: a) dapat memusatkan perhatian pebelajar pada tujuan pembelajaran, b) memberikan
informasi pada guru mengenai hal-hal yang masih kurang atau belum tercapai dalam
pembelajaran, c) dapat lebih meningkatkan perhatian pebelajar pada asesmen, dan d)

meningkatkan motivasi pebelajar.
C. Menulis Bahasa Inggris
Kegiatan menulis, khususnya menulis Bahasa Inggris, adalah suatu proses kognitif dan kreatif
yang terjadi secara berulang-ulang tetapi tidak linier. Proses menulis adalah suatu kegiatan
kognitif. Sebagai suatu proses kognitif, menulis adalah suatu alat yang digunakan untuk
menuangkan buah pikiran. Secara kognitif, di dalam pikiran terdapat suatu skema yang
mengandung potensi makna. Potensi ini berkembang karena adanya stimulus dari luar dan akan
terjadi suatu transaksi antara potensi itu dengan pengaruh luar tersebut. Jadi untuk berkembang
dengaan optimal, diperlukan faktor mediasi (Confrey, 1995), yaitu suatu intervensi lingkungan
yang membangkitkan potensi yang ada dan menjadikannya suatu kemampuan.
Menulis juga suatu proses kreatif. Kreativitas dikaitkan dengan fungsi dasar manusia, yaitu
berpikir, merasa, menginderakan, dan intuisi (Semiawan, 1997). Kreativitas merupakan ekspresi
tertinggi dari sintesa atas semua fungsi dasar manusia tersebut. Kreativitas dalam proses menulis
tercermin dari topik yang dipilih, cara mengembangkan alur (plot) tulisan, serta pemilihan
kosakata dan pola-pola kalimat yang menunjukkan gaya (style) seorang penulis. Hasil transaksi
tersebut merupakan sesuatu yang baru dan unik. Karena peran unsur kreativitas ini, setiap karya
tulis tidak pernah ada yang persis sama satu sama lain. Keunikan suatu karya tulis mencerminkan

kreativitas penulisnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tulisan adalah refleksi dari
pikiran kreatif, dan karena ia merupakan hasil transaksi maka ia sekaligus juga mengembangkan

pikiran (menambah skema yang telah ada sebelumnya). Secara umum, ramuan kognitif dan
kreatif di atas dalam proses menulis dapat dilihat pada tiga tahap utama proses menulis, yaitu
pramenulis, menulis, dan merevisi.
Berdasarkan kajian teori di atas, kemampuan menulis merupakan suatu kemampuan yang
dihasilkan dari suatu proses menulis yang melibatkan faktor kognitif dan kreativitas dimana
potensi yang dimiliki dan pengaruh faktor lingkungan bertransaksi untuk membentuk
kemampuan menulis yang mencakup lima dimensi kemampuan yaitu kemampuan menemukan
ide (isi) tulisan, susunan/organisasi ide, struktur kalimat, kosakata dan gaya (style), dan mekanik.
D. Manfaat Bahasa dan Perkembanganya dalam Masyarakat
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami
oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia (berbisnis).
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berkelompok dan membentuk lingkungan
pergaulan yang tentunya mereka tinggal di dalamnya, bekerja dan mencari kebutuhan hidup.
Dari sinilah bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk bekerja sama satu sama lain.
3. Alat mengidentifikasi diri.
Dengan bahasa kita bisa mengidentifikasikan diri kita pada orang lain,tentang bagaimana
kita,perasaan,keinginan,dll.

Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa-bahasa itu berubah
seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Bahasa hidup
dan berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak

ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih
ada sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur
bahasa tersebut.
Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu
berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.Orang indonesia kini boleh jadi tidak mengerti
bahasa melayu yang digunakan di indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa indonesia saat ini
berasal dari bahasa melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan
bahasa melayu bermetamorfosis dalam bahasa indonesia. Kelak kalau bahasa indonesia makin
berkembang dan demikian pula bahasa melayu malaysia kemungkinan bahasa melayu akan
punah.
Karena pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap
bahasa indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal.Hal tersebut mengakibatkan bahasa Indonesia
sering dicampur dengan kata-kata yang tidak formal dan itu mengakibatkan banyak anak muda
Indonesia bahkan anak kecil tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
E. Pengertian Bisnis
Berikut ini adalah pengertian bisnis menurut para ahli :

1. Brown dan petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by people”Artinya
perusahaan atau bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat.Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembag bisnispun akan
meningkat pula perkembanganya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,sambil memperoleh laba.
2. Steinford (1978)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired
by people”.Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang atau jasa
yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan
yang memiliki badan hokum,perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang

tidak memiliki badan hokum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima,warung yang tidak
memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU)dan Surat izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha
informal lainya.
3. Allan Afuah (2004)
Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara
mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang
diinginkan konsumen.
Dari beberapa pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bisnis adalah bisnis
adalah suatu unit kegiatan komunikasi 2 orang atau lebih yang melakukan aktivitas pengolahan

faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat,
mendistribusikanya serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan
dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Dari pengertian tersebut kita dapat menguraikan lebih rinci tentang fungsi-fungsi perusahaan:
a. Menghasilkan barang dan jasa
Adanya kebutuhan yang harus dipenuhi mendorong perusahaan menciptakan barang dan jasa
pemuas kebutuhan. Barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan nantinya disalurkan kepada
pelaku ekonomi yang lain.
1. Rumah tangga. Penyaluran barang dan jasa hasil produksi kepada rumah tangga dapat
dilakukan secara langsung maupun melalui distributor.
2. Pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa hasil produksi untuk mendukung
jalannya kegiatan pemerintah dalam rangka melayani masyarakat. Penyaluran ini juga dapat
dilakukan secara langsung atau melalui pasar barang.
3. Perusahaan lain. Adakalanya barang dan jasa yang diproduksi suatu perusahaan
diperlukan oleh perusahaan lain sebagai bahan baku, bahan pembantu, bahan setengah

jadi, atau bahkan sebagai modal. Contohnya perusahaan kain akan memasok hasil
produksi pada perusahaan garmen.
4. Masyarakat luar negeri. Selain untuk produksi dalam negeri, barang dan jasa perusahaan juga
digunakan oleh masyarakat luar negeri. Pembelian dan pengiriman barang dan jasa akan
menimbulkan kegiatan ekspor.
b. Sebagai pengguna faktor produksi
Bagaimana perusahaan dapat menghasilkan barang dan jasa? Perusahaan harus mengolah faktor
produksi menjadi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut berupa tenaga kerja, sumber daya
alam, dan modal. Faktor produksi tersebut disediakan oleh rumah tangga. Untuk semua faktor
produksi yang telah disediakan, perusahaan akan memberikan balas jasa kepada rumah tangga.
Balas jasa tersebut berupa upah atau gaji, sewa, bunga, dan laba. Pembelian faktor produksi ini
kadang juga melibatkan masyarakat luar negeri, baik berupa tenaga ahli, pinjaman modal,
barang-barang modal, maupun bahan baku.
c. Mambayar pajak kepada pemerintah
Perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat umum. Dengan demikian, perusahaan ikut
memanfaatkan fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu pula,
perusahaan harus membayar pajak kepada pemerintah sebagai bukti partisipasinya terhadap
pembangunan.
d. Sebagai agen pembangunan ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan ternyata membawa pengaruh yang besar terhadap
pembangunan ekonomi. Dari kegiatannya perusahaan telah membantu pemerintah dalam hal
menyediakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan membangun berbagai
fasilitas ekonomi.
F. Peran Bahasa di Bidang Bisnis

Melihat fungsi bahasa yang ke 2 yaitu sebagai alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia
(berbisnis) tentu bahasa mempunyai peran penting dalam dunia bisnis.Bisnis sendiri memang
punya berbagai macam fungsi yang sangat penting baik itu bagi pengusaha itu
sendiri,masyarakat juga Negara.
Oleh karena itu bisnis yang baik harus ditunjang dengan bahasa yang baik pula.Di masa sekarang
ini bahasa sangat penting apalagi perilaku manusia tentu bisa dilihat dari bahasa yang mereka
ucapkan.Oleh karena itu banyak perusahaan di Indonesia menggunakan bahasa dalam prasyarat
bagi pelamar kerja.Bisa kita lihat juga dalam kurikulum pendidikan bahasa dimasukkan dalam
Ujian Nasional (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).oleh karena itu kita tidak bisa
meremehkan bahasa.
Di bidang bisnis biasanya bahasa digunakan sebagai alat promosi dan juga pemasaran.Contohnya
iklan suatu produk tanpa adanya bahasa yang baik dan menarik tentu masyarakat tidak akan
tertarik pada produk tersebut.dalam komunikasi antar pegawai dan bos tentu juga memerlukan
bahasa ,pegawai yang komunikatif serta sopan tentu akan lebih dihormati dan disegani baik oleh
pegawai lain maupun oleh atasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahasa adalah alat komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainya.
2.

Bisnis adalah suatu unit kegiatan komunikasi 2 orang atau lebih yang melakukan
aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa
bagi masyarakat, mendistribusikanya serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.

3. Evaluasi diri sebagai salahsatu jenis asesmen otentik terbukti dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya perkuliahan menulis.
4. Dengan penerapan teknik evaluasi diri secara optimal dalam pembelajaran menulis, dapat
ditingkatkan hasil belajar menulis siswa, efisiensi waktu pembelajaran di kelas karena
siswa dapat bekerja di luar kelas dengan pedoman ceklis evaluasi diri, dan dapat
mendidik siswa untuk merasakan ownership atas kinerja dan karyanya, dan belajar
mengambil resiko atas belajarnya (risk-taking) melalui kegiatan pembelajaran mandiri
berbantuan ceklis evaluasi diri. Semua ini dapat melahirkan autonomous learners, yang
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran.
5. Dalam implementasinya pada pembelajaran, kegiatan evaluasi diri ternyata tidak instanteffective. Hal ini disebabkan oleh paling tidak tiga hal. Pertama, faktor budaya
pendidikan kita yang hingga kini masih bersifat top-down, dimana siswa sangat
tergantung pada gurunya. Orientasi tradisional ini lebih lagi terlihat pada kegiatan
penilaian dimana siswa merasa tidak berhak menilai dirinya. Bagi mereka, satu-satunya
agen penilai adalah guru. Kedua, faktor psikologis, dimana siswa merasa tidak mampu

melakukan penilaian dan jika hal tersebut ditugaskan padanya akan menimbulkan rasa
cemas. Ketiga, dari kedua faktor di atas, menimbulkan masalah pengelolaan
pembelajaran (pedagogik), yaitu kesulitan dalam mengajar siswa melakukan evaluasi diri
karena mereka dihalangi oleh dua faktor di atas.Mengingat pentingnya evaluasi diri
dalam pembelajaran, dan besarnya tantangan dalam memulai mengimplementasikannya,
diperlukan suatu mekanisme bertahap dalam fase-fase.
DAFTAR PUSTAKA

Bachman, L. F. & Palmer, A. (1996). Language Testing in Practice. Oxford: Oxford University
Press.
Semiawan, C. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.
Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Gardner, R.C. (2001) Language Learning Motivation, the Student, the Teacher, and the
Researcher. Available at http://publish.uwo.ca/~gardner/
Marhaeni, A.A.I.N. (2005). Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi
terhadapKemampuan Menulis Bahasa Inggris. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
(laporan penelitian).