ROLE OF NATURAL RESOURCES MANAGEMENT OF SUGAR PALM PLANT (SAGUER) ON COMMUNITY INCOME IN MURNATEN VILLAGE TANIWEL DISTRICT WEST SERAM REGENCY

  Volume 5. No. 1 Februari 2017

  25 PERAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM TANAMAN AREN (SAGERU) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI NEGERI MURNATEN KECAMATAN TANIWEL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT ROLE OF NATURAL RESOURCES MANAGEMENT OF SUGAR PALM PLANT (SAGUER) ON COMMUNITY INCOME

  IN MURNATEN VILLAGE TANIWEL DISTRICT WEST SERAM REGENCY Herlin M. Titabano, Marcus J. Pattinama, Stephen F. W. Thenu

  Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka - Ambon, Kode Pos 97233 E-mail: titabanoherlin123@gmail.com

  Maxpattinama@gmail.com Stevethenu@gmail.com

  Abstrak Keberhasilan suatu usaha di bidang produksi pada akhirnya akan dinilai dengan besarnya penerimaan dan pendapatan yang diperoleh oleh para petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pendapatan yang diterima petani pengolah aren. Penelitian ini dilakukan di Negeri Murnaten, Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus untuk 30 responden. Besar jumlah pendapatan yang diterima petani dan kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan analisis pendapatan dan BC

Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pengolahan sageru sebesar

Rp. 3.099.284,- dan pengolahan sopi sebesar Rp. 17.331.333,- bulan. Analisis BCR untuk pengolahan sageru sebesar 1,60 dan pengolahan sopi sebesar 1,43 yang artinya bahwa usaha aren tersebut layak untuk diusahakan.

  Kata kunci: Aren; kelayakan usaha; pengolahan aren; pendapatan Abstract

  The success of a busisness in the production will eventually judged by the amount of revenue and the income of farmers. This study was aimed to find out the income level received by sugar palm farmers. This research was conducted in the Murnaten village, Taniwel District, West Seram Regency. Sampling was taken by using census method to 30 sugar palm farmers. The results showed that the average income of saguer processing was IDR 3.099.284 and sopi processing was

  IDR 17.331.333 per month. BC ratio analysis for saguer and sopi processing was 1.60 and 1.43 respectively which means that the sugar palm business is feasible.

  26 Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan

Pendahuluan

  Usaha pertanian di Indonesia dicirikan oleh dua hal yaitu usaha pertanian skala besar yang lazimnya dikelola oleh perkebunan negara atau swasta dan skala kecil yang lazimnya disebut dengan usaha pertanian rakyat. Kedua macam usaha pertanian ini mempunyai ciri yang khas, sehingga keduanya relatif lebih mudah dibedakan Soekartawi, (1995). Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Itulah mengapa selain disebut sebagai sebagai negara maritim, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris.

  Tanaman aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan komoditas yang memiliki arti ekonomi, sosial, budaya dan politik bagi indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara, juga merupakan tumpuan sumber pendapatan bagi petani. Proses diversifikasi usaha dari pohon aren yang dilakukan adalah, batang pohon untuk pembuatan macam-macam peralatan dan bagunan, buah muda untuk pembuatan kolang kaling sebagai bahan pelengkap makanan atau minuman, ijuk untuk pembuatan peralatan rumah tangga, pati atau tepung dalam batang untuk pembuatan berbagai macam makanan dan minuman, air nira untuk pembuat gula, sageru, cuka dan tuak/sopi.

  Di Maluku, nira merupakan bahan dasar pembuatan gula aren (gula merah), cuka, bahan pengganti ragi dalam pembuatan kue (bruder sageru) dan sopi, serta diandalkan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat. Oleh sebab itu masyarakat masih lebih memilih pengolahan niranya saja dibandingkan pemanfaatan bagian lain dari tanaman ini. Pada daerah di luar Maluku, nira dari hasil sadapan aren selain diolah menjadi kebutuhan rumah tangga telah diolah pula menjadi bioethanol sebagai bahan bakar pengganti bensin yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Contoh diatas memberi gambaran bahwa aren berpotensi bukan hanya sebagai sumber pendapatan masyarakat di Maluku tetapi juga bagi pengembangan bioethanol kedepan.

  Desa Murnaten merupakan salah satu desa di Kecamatan Taniwel,

  Volume 5. No. 1 Februari 2017

  27

  tumbuh secara alami dan tidak dibudidayakan oleh masyarakat. Aren memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai salah satu sumber mata pencaharian guna meningkatkan sumber pendapatan keluarga.

  Rita M (2013), mengatakan manfaat aren secara ekonomi tidak hanya pada produknya yang bernilai tetapi juga pada penyerapan tenaga kerja dan tumbuhnya industri rumah tangga di tingkat petani. Dengan demikian pengelolaan tanaman sampai pada pemungutan hasil dan produk akhir aren dari waktu kewaktu masih dilakukan secara tradisional. Padahal sentuhan teknologi dan cara-cara baru dapat meningkatkan hasil panen petani dan adanya temuan produk akhir yang bernilai ekonomi lebih tinggi dapat meningkatkan pamor tanaman aren ini menjadi tanaman yang lebih berharga dengan demikian dapat meningkatkan variasi produk dan penghasilan petani tanaman aren.

  Dari segi ekonomi pertanian berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani. Mosher (1991), mengatakan bahwa petani harus benar-benar memperhitungkan pengeluaran dan penerimaan serta menjual hasil panennya dengan harga yang lebih tinggi dengan biaya prouksi dari hasil-hasil itu. Walaupun dari sebagian pihak hasil olahan nira menjadi minuman beralkohol rendah (tuak) menjadi pro dan kontra, namun dalam kenyataanya usaha aren penghasil nira (sageru) telah mampu menopang perekonomian sebagian masyarakat petani. Tanaman aren memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan keluarga petani pengolah.

  Berdasarkan pembahasan latar belakang ini maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Berapa besar pendapatan yang diterima petani dalam memproduksi aren ?, Apakah usaha pengelolah aren layak untuk dikembangkan ?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: Pendapatan yang diterima petani pengelolah aren dan kelayakan usaha pengelolah aren.

  28 Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan

Metode Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Murnaten Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan seluruh populasi, menggunakan kuisioner terhadap seluruh pengelola sageru (Metode Sensus) untuk 30 responden.

  Suratiyah (2006) merumuskan biaya penerimaan dan pendapatan usahatani sebagai berikut: TB = BT + BTT

  Keterangan: TB = Total biaya BT = Biaya tetap BTT = Biaya tidak tetap

  Penerimaan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: TR = PY x Y keterangan: TR = Total penerimaan PY = Harga persatuan Y = Total Produksi

  Pendapatan secara matematis dirumuskan sebagai berikut: B = TR – TC keterangan: B = Pendapatan TR = Total penerimaan TC = Total biaya

  Efisiensi ekonomi (RCR) dirumuskan sebagai berikut: R/C =

  Kelayakan usaha (B/C Ratio) B/C Ratio =

  Volume 5. No. 1 Februari 2017

  29 Hasil dan Pembahasan

  Usaha pengolahan nira (sageru) merupakan salah satu usaha yang dikelolah oleh masyarakat Murnaten sebagai salah satu sumber pendapatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan pengolahan tanaman aren yang dilakukan oleh masyarakat Murnaten, merupakan tanaman aren yang tumbuh secara liar (alami) di lahan atau dusun yang dimiliki oleh petani itu sendiri tanpa adanya sistem budidaya sehingga ketersediaan bahan baku nira (sageru) yang diproduksi oleh petani tidak memerlukan biaya yang begitu besar dalam pengolahannya.

  Pendapatan petani merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh petani yang diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya total yang telah dikeluarkan dalam usaha pengolahan aren. Menurut Kadariah (1983), pendapatan rumah tangga dapat di artikan sebagai jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, informal dan sub sistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang di peroleh melalui pekerjaan pokok dan pendapatan sub sistem adalah penghasilan yang di peroleh dari faktor produksi yang di nilai dengan uang. Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya mengenai komponen yang menentukan pendapatan petani di daerah penelitian akan diuraikan sebagai berikut:

  Biaya Produksi Pengolahan Tanaman Aren

  Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai (Daniel, 2002). Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengelolah pohon aren berdasarkan penelitian terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat pertanian. Alat-alat yang digunakan untuk usahatani aren yaitu parang, pisau, gen, saringan, cucuran, tali dan drom. Sedangkan biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja dan transportasi. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

30 Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan

  Tabel 1. Biaya produksi pengelolah aren (sageru)

  Total Biaya Produksi Rata-rata Biaya Presentase (%) Kategori Biaya Produksi Sageru Sopi Sageru Sopi Sageru Sopi Biaya Tetap (Rp.)

Penyusutan 1.413.820 218.500 52.364 72.833 2,53 0,60

Biaya Variabel (Rp.)

BiayaTenagaKerja 52.206.000 35.737.500 1.933.556 11.912.500 93,70 97,1

  

Transportasi 2.100.000 850.000 77.777,8 283.333 3,77 2,3

Total A+B 55.719.820 36.806.000 2.063.697,8 12.268.666 100 100

Penerimaan Pengolahan Tanaman Aren

  Penerimaan adalah perkiraan antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan didapat dari total produksi dikali dengan harga jual, dalam hal ini produksi yang dihasilkan oleh petani adalah berupa produksi sageru dan sopi, harga jual untuk sageru sebesar Rp. 4.000, per liter sedangkan untuk produksi sopi Rp. 20.000,- per botol. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 2. Total dan rata-rata penerimaan responden pengolahan aren

  Total Rata-rata Uraian Sageru Sopi Sageru Sopi Produksi (ltr) 34.120 4.440 1.264 1.480

  Penerimaan (Rp.) 136.480.000 88.800.000 5.054.815 29.600.000

  Tabel di atas menunjukkan bahwa produksi yang dihasilkan oleh ke 30 pengelolah untuk produk sageru sebesar 34.120 liter dengan rata-rata produksi sebesar 1.264 liter, untuk pengolah sopi total produksi 4.440 liter dengan rata-rata produksi 1.480 liter. Total keseluruhan penerimaan pengelolah sageru Rp.136.480.000,- dengan rata-rata penerimaan Rp. 5.054.815,-. Untuk pengolah sopi total penerimaan sebesar Rp. 88.800.000,- dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 29.600.000,- per produksi.

  Berdasarkan hasil penelitian penerimaan terendah petani pengelolah sageru sebesar Rp. 3.600.000 dan tertinggi sebesar Rp. 6.400.000,- untuk pengelolah sopi penerimaan terendah petani Rp. 28.800.000,- dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 31.200.000. Yanti Saleh (2014), mengatakan besar kecilnya penerimaan yang

  Volume 5. No. 1 Februari 2017

  31

  jumlah produksi yang diterima. Untuk meningkatkan penerimaan dari usaha aren tentunya pengelolah mengoptimalkan produksinya, yaitu dengan cara menambah biaya produksi.

  Pendapatan Pengolahan Tanaman Aren

  Keberhasilan suatu usaha dibidang produksi pada akhirnya akan dinilai dengan besarnya penerimaan dan pendapatan yang diperoleh. Hermanto (1989), besar kecilnya pendapatan petani dipengaruhi oleh luas lahan tingkat produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha, itensitas pengusahaan pertanaman, dan efesiensi tenaga kerja. Menurut Soekartawi (1995), total pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan total biaya dalam proses produksi. Sedangkan total penerimaan diperoleh dari produksi dikalikan dengan harga jual.

  Hasil penelitian menunjukan total penerimaan yang diperoleh petani dalam mengelolah aren, untuk produksi sageru sebesar Rp. 136.480.000,- dengan rata- rata sebesar Rp. 5.054.815,- dan penerimaan produksi sopi sebesar Rp. 88.800.000,- dengan rata-rata sebesar Rp. 29.600.000,- Dan total pendapatan dari produksi sageru sebesar Rp.83.680.680,- dengan rata-rata sebesar Rp. 3.099.284,- dan hasil pendapatan produksi sopi sebesar Rp. 51.294.000,- dengan rata-rata sebesar Rp. 17.331.333,-. Dari data ini menunjukan bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam mengusahakan aren berbeda-beda.

  Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Tanaman Aren

  Analisis Benefit Cost Ratio merupakan salah satu analisis finansial yang sering digunakan sebagai parameter dalam menilai kelayakan suatu usaha. Analisis ini untuk menghitung rasio pendapatan dan biaya produksi. Persyaratan B/C ratio yaitu jika ratio lebih besar atau sama dengan 1 maka usahatani layak untuk dijalankan. Selain BC Ratio, penilaian terhadap kelayakan usaha pengolahan aren di Negeri Murnaten juga di lakukan dengan menggunakan analisis R/C Ratio. Hasil analisis dapat ditampilkan pada tabel 3.

32 Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan

  Tabel 3. Rata-rata seta total serta penerimaan, biaya produksi, pendapatan, dan B/C Ratio pengolahan aren di Desa murnaten

  Total (Rp) Rata-rata (Rp) Uraian Sageru Sopi Sageru Sopi

  Penerimaan 136.480.000 88.800.000 5.054.815 29.600.000 BiayaProduksi 55.719.820 36.806.000 2.063.697,8 12.268.666 Pendapatan 83.680.680 51.994.000 3.099.284 17.331.333 R/C

  2,60 2,43 B/C

  1,60 1,43 Berdasakan hasil penelitian diketahui bahwa total nilai B/C ratio usaha pengolahan sageru sebesar 43,31 dengan rata-rata nilai B/C ratio sebesar 1,60 dan pengolahan sopi sebesar 1,43 ini berarti bahwa setiap penambahan satu satuan input akan memberikan kenaikan ouput sebesar 1,60 dan 1,43 bila ditinjau lebih jauh mengenai pendapatan, maka nilai B/C ratio yang di dapat menunjukan besar pendapatan yang diperoleh dengan pengeluaran satu rupiah.

  Nilai B/C ratio sebesar 1,60 dan 1,43 dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,- yang dikeluarkan dalam awal kegiatan usaha, dperoleh pendapatan sebesar 1,60 dan 1,43 pada akhir kegiatan usaha. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penolahan aren yang dilakukan oleh petani pengolah di Negeri Murnaten

  

profitable untuk terus dijalankan. Menurut soekartawi (1995), semakin besar

B/C ratio maka akan semakin besar pula keuntungan yang diterima petani.

  Berdasarkan hasil penelitian Benefit Cost Ratio (B/CR) lebih dari satu, maka dapat di katakan bahwa usaha pengolahan aren layak untuk diusahakan. Artinya dengan usaha pengolahan aren akan meningkatkan pendapatan dan taraf hidup.

  

Kesimpulan

  Total pendapatan dari produksi sageru sebesar Rp.83.680.680 dengan rata- rata sebesar Rp. 3.099284 dan hasil pendapatan produksi sopi sebesar Rp.51.294.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 17.331.333. Dengan nilai BCR dari pengolahan sageru sebesar 1,60 dan pengolahan sopi sebesar 1,43 ini berarti

  Volume 5. No. 1 Februari 2017

  33 Murnaten sebesar 1,60 dan 1,43 ini berarti usaha ini layak diusahakan namun

  belum optimal (misalnya : jumlah produksi yang masih sedikit, dan belum menghasilkan produk lain, karena sistem pengolahannya masih bersifat tradisional.

  Daftar pustaka Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.

  Hermanto, 1989. Ilmu Usahatani. Bandung : Alumni. Kadariah. 1983. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Monsher, A. T, 1991. Menggerakan dan Membagun Pertanian. Jakarta : CV.

  Yasaguna Rita M. 2013. Potensi produk dan Prospek Pengembangan Tanaman aren

  ( Arenga pinnata MERR) di Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR 12 (2):- Soekartawi, 1995.Pembagunan Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafinfo Persada, Yanti Saleh, 2014. Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren di Desa

  Tulo’a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bulango. Jurnal

  Perspektif Pembiayaan Pembagunan Daerah, 1 (4) : -

Dokumen yang terkait

EFEK PENAMBAHAN MINYAK KEDELAI TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN OMEGA-6 SUSU PASTEURISASI EFFECT OF ADDITION SOYBEAN OIL AT PASTEURIZED MILK FOR ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS AND OMEGA-6

0 0 10

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TEPUNG BERAS MERAH BERDASARKAN VARIASI LAMA PENGERINGAN PHYSICAL , CHEMICAL AND ORGANOLEPTIC CHARACTERISTICS OF BROWN RICE FLOUR BASED ON THE VARIATION OF DRYING TIME

0 0 8

PENGARUH LAMA FERMENTASI PADA PRODUKSI MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK EFFECT OF FERMENTATION TIME ON VIRGIN COCONUT OIL (VCO) FOR CHARACTER PHYSICAL, CHEMICAL, AND ORGANOLEPTIC

0 0 10

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KARAKTERISTIK KIMIA, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK SUSU KECAMBAH KEDELAI HITAM (Glycine Soja) BERDASARKAN VARIASI WAKTU PERKECAMBAHAN ANTIOXIDANT ACTIVITY, CHEMISTRY CHARACTERISTIC, AND ORGANOLEPTIC PROPERTIES OF SPROUTS MILK OF BLACK SOYB

0 0 8

EARNING MANAGEMENT DAN RELEVANSI INFOMASI AKUNTANSI: PENDEKATAN MOTIVASI SIGNALIG DAN OPORTUNISTIK.

0 0 28

A. PENDAHULUAN - PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMKN I DONOROJO

0 0 11

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT DAN INTELEKTUAL CAPITAL DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

0 0 17

LABOR CHARACTERISTICS OF TOUFU, TEMPEH SMALL INDUSTRY IN UD.SR RIJALI URBAN AREA SIRIMAU DISTRICT AMBON CITY

0 0 12

BO ULAN TAWEI SUAT : LOKAL WISDOM IN PRESERVING THE SUSTAINABILITY OF LOCAL FOOD SAGO IN MIDA VILLAGE GOROM ISLAND DISTRICT EAST SERAM REGENCY

0 1 12

THE CONTRIBUTION OF COPRA BUSINESS ON HOUSEHOLD INCOME OF FARMER IN WAENIBE FENA VILLAGE LEISELA DISTRICT BURU REGENCY

0 0 14