Jurnal Kalimat dan Bagian Bagiannya

Kalimat dan Bagian- Bagiannya
Oleh : Yoga Kuncaraningsih

Abstrak
Mengingat kalimat merupakan penyusun dari bahasa, maka
sangat diharapkan masyarakat khususnya pelajar mengerti dan
memahami pembahasan dasar mengenai kalimat. Tanpa kalimat,
penutur tidak dapat mengungkapkan maksud pikiran, ide, dan gagasan
yang akan disampaikan. Kalimat terdiri dari unsur- unsur
pembentuknya. Kalimat juga dapat dibagi- bagi berdasarkan klausa,
makna komunikatifnya dan berdasarkan kelengkapan unsurnya.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P).
Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah
kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa
dengan kalimat. Kalimat juga mempunyai kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau
pembaca.

Kata kunci : Kalimat, Unsur Pembentuk, Pembagian, Kalimat efektif.


Latar Belakang
Tiap kita dapat dengan
mudah
menyaksikan
bahwa
percakapan manusia berlangsung
dalam kesatuan- kesatuan, yang
dengan jelas dapat dibedabedakan. Tiap- tiap kali si
pembicara mulai lagi dengan
ucapan
yang
tertentu,
dilanjutkannya hal itu sebentar atau
lebih
lama
dan
kemudian
diselesaikannya itu menurut Fokker
(Djonhar, 1980: 11).
Hal yang menyebabkan

kalimat menjadi bidang kajian

bahasa yang penting tidak lain
karena
melalui
kalimatlah
seseorang dapat menyampaikan
maksudnya dengan jelas. Satuan
bahasa yang sudah kita tahu
sebelum sampai tataran kalimat
adalah kata dan frasa atau
kelompok kata. Kedua bentuk itu,
kata dan frasa, tidak dapat
mengungkapkan suatu maksud
dengan jelas, kecuali jika keduanya
sedang berperan sebagai kalimat.
Untuk dapat berkalimat dengan
baik, perlu kita pahami terlebih
dahulu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang

mempunyai
struktur
minimal

1

subjek( S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian
ujaran itu sudah lengkap dengan
makna. Intonasi final kalimat
dalam bahasa tulis adalah berupa
tanda baca titik, tanda tanya,atau
tanda
seru.penetapan
struktur
minimal S dan P dalam hal ini
menunjukkan bahwa semata-mata
gabungan atau rangkaian kata
yang tidak mempunyai kesatuan
bentuk.

Pengertian Kalimat
Kalimat adalah bagian
terkecil ujaran atau teks (wacana)
yang mengungkapkan pikiran yang
utuh secara ketatabahasaan (Balai
Pustaka, 1988: 254).
Kalimat menurut Fokker
(Djonhar, 1980: 11), adalah ucapan
bahasa yang mempunyai arti penuh
dan
batas
keseluruhannya
ditentukan oleh turunnya suara.
Jadi kriterium yang akan dipakai
untuk menentukan apakah akan
dihadapkan dengan kalimat atau
tidak ialah yang dinamakan bunyi
kaliamat atau intonasi.
Kamus
Besar

Bahasa
Indonesia menjelaskan pengertian
kaliamat adalah 1 kesatuan ujar yg
mengungkapkan suatu konsep
pikiran dan perasaan; 2 perkataan;
3 Ling satuan bahasa yg secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai
pola intonasi final dan secara
aktual ataupun potensial terdiri atas
klausa.
Sedangkan menurut Dr. R.
Kunjana Rahardi dalam bukunya

(Kunjana, 2010: 76), kalimat dapat
dipahami sebagai satuan bahasa
terkecil yang dapat digunakan
untuk menyampaikan ide atau
gagasan. Dapat dikatakan sebagi
satuan bahasa terkecil karena
sesungguhnya di atas tataran

kalimat itu masih terdapat satuan
kebahasaan lain yang jauh lebih
besar. Pakar berbeda menyatakan
bahwa kalimat adalah satuan
bahasa yang secar relatif berdiri
sendiri, mempunyai intonasi akhir,
dan secara aktual dan potensial
terdiri atas klausa.
Jadi, tidak salah pula kalau
dikatakan bahwa sesungguhnya
sebuah kalimat membicarakan
hubungan antara klausa yang satu
dan yang lainnya. Secara umum
dapat disampaikan pula bahwa
satuan- satuan bahasa lebih besar
yang ada di atas tataran kalimat itu
adalah paragraf dan wacana.
Kalimat adalah kesatuan
ujar yang megungkapkan suatu
konsep pikiran dan perasaan

(Moeliono, 1999:434). Kaliamat
juga
mempunyai
pengertian
sebagai satuan bahasa terkecil yang
dapat mengungkapkan pikiran yang
utuh. Pikirang yang utuh itu dapat
diwujudkan dalam bentuk lisan
atau tulisan. Dalam bentuk lisan,
kalimata ditandai dengan alunan
titinada, keras lembutnya suara,
dan disela jeda, serta diakhiri
dengan nada selesai. Adapun dalam
bentuk tulisan, kalimat dimulai
dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda itik, tanda seeu, atau
tanda tanya (UNS Press, 2008: 83).

2


Kalimat adalah satuan
bahasa
terkecil
yang
mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun
tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan
ketika kita berbicara kepada
seseorang.Didalam kalimat itu
sendiri terdapat tata bahasa dan tata
cara pengucapanya.

perhatikan kalimat berikut ini.
(1) Ibuku sedang memasak.
(2)
Meja
belajar
kecil.
(3) Yang berbaju merah dosen
saya.

(4) Berjalan kaki menyehatkan
badan.
(5) Membangun gedung bertingkat
sangant mahal.

Unsur Kalimat

2.Predikat
Predikat (P) adalh bagian
kalimat yang memberi tahu
melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek
(pelaku, toko, atau benda di dalam
suatu kalimat). Selain memberi
tahu tindakan atau perbuata subjek,
predikat juga dapat menyatakan
sifat, situasi, status, ciri, atau jati
diri subjek. Termasuk juga sebagai
predikat dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu

yang dimiliki subjek. Predikat
dapat berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba atau
ajektiva,
tetapi
dapat
pula
numeralia, nomina atau frasa
nominal.

Unsur kalimat adalah fungsi
sintaksis yang lazim disebut
jabatan kata atau peran kata dalam
kalimat. Unsur kalimat tersebut
adalah subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. Seperti
disebutkan diatas bahwa kalimat
dalam bahasa Indonesia baku
sekurang- kurangnya terdiri atas
dua unsur yaitu subjek dan

predikat. Unsur- unsur yang lain
yaitu objek, pelengkap, dan
keterangan
kehadirannya
tergantung konteks. Untuk lebih
jelasnya, unsur- unsur kalimat
dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
1.Subjek
Subjek (S) adalah bagian
kalimat yang menunjukkan pelaku,
tokoh, sosok (benda), sesuatu hal,
atau suatu masalah yang menjadi
pokok pembicaraan. Subjek pada
umumnya diisi oleh jenis kata atau
frasa benda (nomina), klausa, atau
frasa verba. Dalam Kamus
Linguistik disebutkan bahwa subjek
adalah bagian dari klausa berwujud
nomina atau frasa nomina yang
menandai apa yang dikatakan oleh
pembicara (Kridalaksana, 1982:
159). Untuk lebih jelasnya,

3.Objek
Objek (O) adalh bagian
kalimat yang melengkapi P. Objek
pada umumnya diisi oleh nomina,
frasa nominal, atau klausa. Letak
objek selalu dibelakang predikat
yang berupa verba transitif, yaiyu
verba yang menuntut wajib
hadirnya objek.
4.Pelengkap
Pelengkap
(Pel)
atau
komplemen adalah bagian kalimat
yang melengkapi P. Letak Pel

3

umumnya dibelakang P yang
berupa verba. Posisi tersebut juga
di tempati O dan jenis kata yang
mengikuti Pel dan O juga sama,
yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun,
antara Pel dan O terdapat
perbedaan.
5.Keterangan
Keterangan (Ket) adalah
bagian
dari
kalimat
yang
menerangkan
berbagai
hal
mengenai bagian kalimat yang
lainnya. Unsur Ket ini dapat
menerangkan S, P, O dan Pel. Ket
ini memiliki posisi manasuka,
atrinya posisi Ket dapat berasa di
awal, di tengah atau di akhir
kalimat.Pengisi Ket adalah frasa
nominal,
frasa
preposional,
adverbia, atau klausa.
Jenis Kalimat
Kalimat dalam bahasa
Indonesia
dapat
digolongkan
menurut
jumlah
klausa
pembentuknya,
fungsi
isinya,
kelengkapan
unsurnya,
dan
susunan
subjek
predikatnya
(Finoza, 2002: 119). Lebih lanjut
dinyatakan
bahwa
sevcara
sistematis jenis- jenis kalimat
tersebut akan diurai dengan disertai
contoh agar lebih jelas.pembagian
jenis kalimat ini agar lebih
memudahkan
dalam
mengidentifikasi kalimat dalam
bahasa Indonesia.
Menurut
jenis
klausa,
kalimat dapat dibedakan menjadi
kaliamat tunggal dan kalimat
majemuka.

1.KalimatTunggal
Kalimat tunggal dapat
diartikan sebagai kalimat yang
terdiri dari satu klausa. Kalimat
tunggal ini hanya mengandung satu
unsur saja, yaitu S, P, O, Pel, dan
Ket. Kelima unsur tersebut tidak
harus muncul semuannya secara
bersamaan, akan tetapi unsur
minimal sebuah kalimat, yaitu S
dan P harus ada. Oleh karena unsur
pembentuk kalimatnya sebrba
tunggal maka dinamakan kalimat
tunggal.
Kalimat tunggal ini juga
masih
dapat
dibagi
lagi
berdasarkan jenis kata atau frasa
pengisi P-nya. Penamaan jenis
kalimat ini disesuaikan dengan Pnya. Contoh- contoh kalimat
tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Dia mahasiswa baru
(2) Baju bintan film itu sangat
indah.
(3) Anak- anak sedang bermain
(4) Rumah aktor senior itu ada tiga
Pada
kalimatkalimat
diatas dapat diidentifikasi bahwa
kalimat (1) merupakan kalimat
nomunal ditandai dengan frasa
nomina mahasiswa baru. Kalimat
(2) merupakan kalimat adjektival
dengan ditandai dengan frasa
adjektival sangat indah. Kalimat
(3) termasuk kalimat verba sedang
bermain. Kalimat (4) termasuk
kalimat numeral dengan ditandai
dengan frasa numeralia ada tiga.
Keterangan tunggala ada yang
dapat diperluas atau dilengkapi
dengan menambahkan unsur O,
Pel, dan Ket. Selain itu, unsur S
dan O dapat pula diperluas lagi

4

dengan
memberinya
berbagai
keterangan. Kalimat tunggal tidak
harus
kalimat
pendek.
2.KalimatMajemuk
Kalimat majemuk dapat
dikatakan sebagai perluasan dari
kalimat tunggal. Pada dasarnya
kalimat majemuk adalah kalimat
yang merupakan gabungan dari duu
atau lebih kalimat tunggal. Seperti
diketahui bahwa kalimat tunggal
hanya terdiri dari satu klausa,
berarti
kalimat
majemuk
mengandung lebih dari satu klausa.
Untuk lebih jelasnya perhatikan
contoh kalimat berikut ini.
(1) Seorang
penyunting
/harus
memiliki
/pengetahuan
yang
luas /dan / harus
mengetahui /kode etik
penyuntingan/.
(2) Mahasiswa /berdiskusi/
masalah itu/dihalaman
kampus /ketika /para
dosen /pergi /ke ruang
pimpinan/.
Apabila diamati dengan
cermat, kalimat tersubut di atas
yaitu kalimat (1) dan kalimat (2)
setidaknya mempunyai P lebih dari
satu, sedangkan S yang sebenarnya
ganda, dapat tidak tampak ganda
seperti pada kalimat (1) yankni
Seorang penyunting. Kaliamat (1)
adalah kalimat majemuk setara.
Penanda yang memisahkan kalimat
majemuk setara antara lain adalah
kata penghubung atau konjungsi
dan. Adapun kalimat (2) adalah
kalimat majemuk bertingkat karena
kalimat kedua merupakan hasil

perluasan
kalimat
pertama.
Penanda yang memisahkan kedua
klausa dalam kalimat majemuk tak
setara atau bertingkat antara lain
adalah kata penghubung ketika.
Kalimat majemuk setara
pada umumnya mempunyai ciri
yaitu kalimat tersebut dibentuk dari
dua atau lebih kalimat tunggal. Ciri
yang lain adalah kedudukan tiap
kalimat sejajar atau sederajat. Oleh
karena
kalimat
majemuk
merupakan gabungan kalimat, lebih
tepat rasanya jika kalimat- kalimat
yang disebut dengan konjungtor
yang
menghubungkan
klausa
dalam kalimat majemuk setara,
jumlahnya ada beberapa dan
menjalankan beberapa fungsi.
Kalimat
majemuk
bertingakat berbeda konstruksinya
dengan kalimat majemuk setara.
Perbedaan tersebut terletak pada
derajat klausa pembentuknya yang
tidak setara karena klausa kedua
merupakan perluasan dari klausa
pertama. Brkaitan dengan hal
tersebut, kata penghubung atau
konjungtor yang menghubungka
klausa kalimat majemuk bertingkat
juga berbeda dengan konjungtor
pada kalimat majemuk setara.
Kalimat berdasarkan funsi
isi atau makna komunikatifnya
dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu kalimat berita atau
deklaratif, kalimat perintah atau
imperatif, kalimat tanya atau
introgatif, dan kalimat seru atau
ekslamatif.
1. Kalimat Berita atau Deklaratif
Kalimat
berita
atau

5

deklaratif adalah kalimat yang
digunakan oleh seorang penutur
untuk menyatakan suatu berita
kepada mitra tuturnya. Kalimat
berita ini mempunyai bentuk yang
bebas, boleh inversi atau biasa,
aktif atau pasif, tunggalatau
majemuk, dan lain sebagainya. Hal
yang penting dari kalimat berita ini
adalah
isinya
merupakan
pemberitaan. Jika digunakan dalam
bahasa lisan kalimat ini berintonasi
menurun dan pada bahasa tulis
kalimat berita diakhiri tanda titik
(.).
2. Kalimat Perintah atau Imperatif
Kalimat
perintah
atau
imperatif adalah kalimat yang
digunakan apabila seorang penutur
ingin menyuruh, memerintah, atau
melarang seseorang untuk berbuat
sesuatu. Kalimat perintah atau
imperatif pada bahasa lisan
berintonasa akhir menurun dan
pada bahasa tulis kalimat perintah
diakhiri dengan tanda seru atau
tanda
titik.
3. Kalimat Tanya atau Interogatif
Kalimat
tanya
natau
interogatif adalah kalimat yang
digunakan oleh seorang penutur
untuk memperoleh informasi atau
reaksi berupa jawaban yang
diharapakan dari mitra tuturnya.
Kalimat tanya atau interogatif pada
bahasa lisan berintonasi naik dan
pada bahasa tulis kaimatnya
diakhiri dengan tanda tanya (?).
selain adanya tanda tanya, dalam
kalimat tanya sering muncul kata
tanya,
misalnya
apakah,
bagaimana, mengapa, yang mana,
di mana, siapa, dan lain- lain.

4. Kalimat Seru atau Eksklaminatif
Kalimat
seru
atau
eksklaminatif adalah kalimat yang
digunakan untuk megungkapkan
perasaan
emosi
yang
kuat,
termasuk peristiwa yang tiba- tiba
dan memerlukan reaksi spontan.
Kalimat seru atau eksklaminatif
pada bahasa lisan berintonasi naik,
dan pada bahasa tulis ditandai
dengan tanda seru di akhir
kalimatnya.
Jenis
kalimat
menurut
kelengkapan unsur dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu kalimat
lengkap atau kalimat mayor dan
kalimat tak lengkap atau kalimat
minor. Pengertian kalimat lengkap
adalah kalimat yang mempunyai
struktur minimal S dan P. Yang
perlu dijelaskan disini adalah
kalimat tak lengkap atau kalimat
minor. Kalimat dalam bahasa tulis
dan lisan sering sekali unsurnya
tidak lengkap. Hal tersebut terjadi
karena dalam wacana tuturan yang
konteksnya sudah diketahui oleh
para penutur dan mitra tuturnya.
Jadi kalimat yang tidak ber-S dan
ber-P disebut kalimat minor.
Sebagai ilustri berikut ini contoh
kalimat yang menggambarkan
fenomena di atas.
(1) Anak
kemana?
Ibu
Anak
Ibu

: Ibu akan pergi
:
Ke
pasar
: Adik boleh ikut
: Ya

Peristiwa tutur diatas (1)
merupakan tuturan yang terjadi
antara ibu dan anak. Pada tuturan
(1) terlihat ada bentuk ke pasar.

6

Bentuk tersebut sebenarnya sebuag
bagian dari kalimat ibu akan pergi
ke pasar dan adik boleh ikut ke
pasar. Akan tetapi dalam tuturan
tersebut tidak diucapkan secara
lengakap walaupun tidak lengkap
tuturannya tetapi anak tersebut
mengerti maksud apa yang
dituturkan oleh ibunya. Banyak
kalimat tak lengkap yang sering
muncul dalam tuturan sehari- hari
yang berupa petunjuk, slogan,
ucapan, slogan khas, dan grafiti.
Contoh kalimat tak lengkap
tersebut antara lain yaitu dilarang
masuk, awas, angkat tangan,
selamat pagi, selamat jalan, dan
lain- lain.
Kalimat juga dapat dibedakan
atas
susunan
subjek
dan
predikatnya. Berdasarkan susunan
subjek predikat, kalimat dibedakan
menjadi kalimat biasa dan kaliamat
inversi. Kalimat biasa adalah
kalimat yang strukturnya biasa,
yaitu unsur S kemudian diikuti oleh
unsur P. Adapun kalimat inversi
adalah kalimat yang unsur P-nya
mendahului unsur S. Struktur
tersebut digunakan untuk tujuan
penekanan atau penegasan makna.
Kata atau frasa yang muncul
pertama dalam peristiwa tutur
menjadi kunci yang mempengaruhi
makna dalam hal menimbulkan
kesan
tertentu
dibandingkan
apabila menempatkan pada urutan
kedua. Berikut ini contoh kalimat
biasa dan kalimat inversi.
(1) Adikku menangis karena jatuh
dari sepeda

(2) Menangis adikku karena jatuh
dari sepeda
Kalimat (1) merupakan contoh
kalimat biasa dan kalimat (2)
merupakan contoh kalimat inversi.
Dapat dirasakan bahwa kalimat (2)
memberi penekanan pada kata
menangis dan bukan pada adikku.
Jadi dapat dikatakan lagi bahwa
kalimat
inversi
bertujuan
memberikan tekanan pada kata
yang dituturkan pada awal kalimat
yang berkedudukan sebagai P
dalam kalima tersebut.
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat
yang
memperlihatkan
bahwa
proses penyampaian oleh pembicar
atau
penulis
dalam
proses
penerimaan oleh pendengar atau
pembaca
berlangsung
dengan
sempurna sehingga isi atau maksud
yang disampaikan oleh pembicara
atau penulis tergambar lengkap
dalam pikiran pendengar atau
pembaca. Pesan yang diterima oleh
pendengar atau pembaca relatif
sama dengan yang dikehendaki
oleh pembicara atau penulis (Alwi,
2001:
39).
Kalimat
efektif
merupakan kunci penentuyang
menjembatani efektivitas bahasa.
Secara umum kalimat efektif
adalah struktur hasil gabungan
kata- kata yang secara dasar
direncanakan mencapai tujuan
komunikasi
seprima
mungki
(Syamsudin, 1994: 99). Lebih
lanjut dijelaskan berkaitan dengan
bahasa tulis bahwa kalimat efektif
adalah komposisi kata- kata yang
maksud artinya diterima oleh

7

pembaca secara persis seperti yang
dimaksudkan oleh penulisnya.
Selain keunggulannya yang tepat
sasran itu, komposisinya benar
menutur gramatika sesuai kaidah
berbahasa yang benar dan baik,
akan tetapi juga menimbulkan daya
tarik bagi pembaca dan bahkan
bagi penulisnya sendiri.
Kalimat efektif mempunyai
ciri- ciri, yaitu (1) keutuhan, (2)
kesejajaran, (3) pemfokusan, dan
(4) penghematan. Berikut ini akan
dijelaskan masing- masing ciri
kalimat efektif tersebut di atas
dengan merujuk pendapat Finoca
(2002).
1.Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu
ide pokok dalam sebuah kalimat.
Dengan satu ide pokokboleh
panjang
atau
pendek,
menggabungkan lebih dari satu
kesatuan,
bahkan
dapat
mempertentangkan satu dengan
lainnya, asalkan ide atau gagasan
kalimatnya tunggal. Penutur tidak
boleh
menggabungkan
dua
kesatuan yang tidak mempunyai
hunbungan sama sekali kedalam
sebuah
kalimat.
2.Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang
padu
antara
unsurunsur
pembentuk kalimat yang termasuk
pembentuk kalimat adalah frasa,
klausa, serta tanda baca yang
mempentuk S-P-O-Pel.-Ket. Dalam
kalimat.
3.Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya
unsur- unsur yan sama derajatnya,
sama pola atau susunan kata dan

frasa yang dipakai di dalam
kalimat.
4.Pemfokusan
Pemfokusan ialah suatu perlakuan
khusus
menonjolkan
bagian
kalimat sehingga berpengaruh
terhadap makna kalimat secara
keseluruhan. Cara yang dipakai
untuk memberi perlakuan khusus
kepada kata- kata tertentu ada
beberapa, yaitu (1) dengan
meletakkan kata yang ditonjolkan
itu di awl kalimat, (2) dengan
melakukan
pengulangan
kata
(repetisi), (3) dengan melakukan
pengontrasan kata kunci, dan (4)
dengan menggunakan partikel/
penegas.
5.Penghematan
Penghematan adalah menghindari
penukaran kata yang tidak perlu.
Hemat
tidak
berarti
harus
menghilangkan kata- kata yang
dapat memperjelas arti kalimat.
Hemat berarti “ekonomis” tidak
memakai kata- kat mubazir tidak
mengulang- ulang subjek, tidak
menjamakkan kata yang memang
sudah berbentuk jamak. Dengan
hemat kata- kata diharapkan
kalimat menjadi padat berisi.
Kesimpulan
Kalimat adalah satuan
bahasa
terkecil
yang
mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun
tulisan.Kalimat selalu kita ucapkan
ketika kita berbicara kepada
seseorang.Didalam kalimat itu
sendiri terdapat tata bahasa dan tata
cara pengucapanya. Unsur dalam
kalimat adalah subjek (S), predikat

8

(P), objek (O), pelengkap (Pel.),
dan keterangan (Ket.). Kalimat
menurut jenis klausa dapat
dibedakan menjadi kalimat tunggal
dan kalimat majemuk. Kalimat
berdasarkan fungsi isi atau makna
komunikatifnya dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu
kalimat berita atau deklaratif,
kalimat perintah atau imperatif,
kalimat tanya atau interogatif, dan
kalimat seru atau eksklaminatif.
Jenis kalimat menurut kelengkapan
unsur dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu kalimat lengkap atau
kalimat mayor dan kalimat tak
lengkap atau kalimat minor.
Kalimat efektif adalah kalimat
yang mempunyai kemampuan
untuk
menimbulkan
kembali
gagasan- gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti
apa yang ada dalam pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat
efektif mempunyai ciri- ciri, yaitu
(1) keutuhan, (2) kesejajaran, (3)
pemfokusan, dan (4) penghematan.

Samsuri , dkk.1988. Tata Bahasa
Baku: Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.

Daftar Pustaka
Djonhar . 1980. Pengantar :
Sintaksis Indonesia. Jakarta :
Pradnya Paramita.
Muhammad Rohamdi, dkk.2008.
Teori dan Aplikasi: Bahasa
Indonesia di Perguruan
Tinggi. Surakarta: UNS press.
Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Erlangga.

9