Manajemen Keuangan sub risiko risk (4)

Pengantar Manajemen
Keuangan Sekolah/Madrasah

Oleh : Kepler Debataraja,SPd,MM

Disajikan Pada Pelatihan Bantuan
Operasional sekolah (BOS)
Kabupaten Toba Samosir 2011

Sejak diluncurkannya Program
BOS pada tahun 2005, tugas
kepala sekolah tidak hanya
mencakup pelayanan pendidikan
kepada masyarakat tapi juga
termasuk pengelolaan
keuangannya

PENGERTIAN MANAJEMEN
KEUANGAN SEKOLAH
Secara umum Manajemen
keuangan merupakan

pengendalian atas fungsi-fungsi
keuangan di mana kemudian
fungsi-fungsi ini diterjemahkan
dalam
kegiatanperencanaan,pengangga
ran,
pemeriksaan,pengelolaan,penge
ndalian, pencarian dan

a. Perencanaan keuangan
meliputi kegiatan merencanakan
pemasukan dan pengeluaran
serta kegiatan-kegiatan lainnya
untuk periodetertentu.
b. Penganggaran keuangan
merupakan tindak lanjut dari
perencanaan keuangan dengan
membuat rincian pengeluaran
dan pemasukan yang akan
dilakukan/ diperoleh.


c. Pengelolaan keuangan
merupakan kegiatan penggunaan
dana organisasi untuk
memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
d. Pencarian keuangan merupakan
kegiatan mencari dan
mengeksploitasi sumber dana yang
ada untuk keperluan operasional
kegiatan organisasi.
e. Penyimpanan keuangan
merupakan kegiatan pengumpulan
dana perusahaan serta

f. Pengendalian keuangan
merupakan pelaksanaan evaluasi
serta perbaikan atas keuangan
dan sistem keuangan pada
perusahaan.

g. Pemeriksaan keuangan
merupakan pelaksanaan audit
internal atas keuangan
organisasi agar tidak terjadi
penyimpangan.

Pada dasarnya, manajemen
keuangan di tingkatsekolah tidak
berbeda dengan pengertian yang
berlaku secara umum.
Depdiknas (2000) mendefinisikan
manajemen keuangan sebagai
tindakan
pengurusan/ketatausahaan
keuangan yang meliputi
pencatatan, perencanaan,
pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan

Manajemen keuangan sekolah

merupakan rangkaian aktivitas
yang mengatur keuangan
sekolah mulai dari perencanaan,
pembukuan,
pembelanjaan,pengawasan dan
pertanggungjawaban keuangan
sekolah.

Tujuan
Manajemen keuangan merupakan
hal penting dalam pengelolaan
sekolah secara keseluruhan,
sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab sekolah dalam
mengelola secara langsung dana
penyelenggaraan pendidikan
melalui program BOS.

Tujuan manajemen keuangan di
tingkat sekolah adalah:

a. mengelola penggunaan dana
sekolah secara transparan dan
akuntabel,
b. meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan dana
sekolah
c. mendorong pemanfaatan dana
sekolah secara lebih ekonomis,
d. meminimalkan
penyalahgunaan anggaran

e. memupuk kreativitas
pencarian sumber pendanaan
sekolah
f. mendorong kompetensi
penanggungjawab keuangan
sekolah.

LANDASAN HUKUM
Pengelolaan maupun manajemen

keuangan daerah diselenggarakan
berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
2. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah
7. Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (direvisi melalui

8. Peraturan Pemerintah Nomor
48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan
9. Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.

PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
YANG BAIK
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Pasal 48 menyatakan
bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan pada
prinsip keadilan, efisiensi,

transparansi,dan akuntabilitas
publik.

UU 17 tahun 2003 Pasal 3 Ayat 1:
“Keuangan Negara dikelola secara
tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan,
efisien,ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
a. Ekonomis-- merupakan konsep
yang digunakan untuk memperoleh
input/ masukan pada tingkat kualitas
dan kuantitas tertentu pada tingkat
harga yang terendah.

b. Efisien-- terkait dengan kuantitas
dari suatu kegiatan.
Seringkali efisiensi digambarkan

sebagai perbandingan yang terbaik
antara masukan (input) dan keluaran
(out put) atau antara daya dan hasil.
Daya yang dimaksud meliputi tenaga,
pikiran, waktu, dan biaya.
Perbandingan dapat dilihat dari dua
sisi:
• Dari segi penggunaan input
(masukan) – tenaga, pikiran, waktu
dan biaya.

Kegiatan dapat dikatakan efisien
kalau penggunaan waktu, tenaga
dan biaya yang sekecilkecilnya dapat
mencapai hasil yang ditetapkan.
• Dilihat dari segi hasil (output).
Kegiatan dapat dikatakan efisien
kalau dengan
penggunaan waktu, tenaga dan biaya
tertentu memberikan hasil sebanyak

–banyaknya baik kuantitas maupun
kualitasnya.

c. Efektif-- merupakan perbandingan
antara outcome dengan output, atau
perbandingan tingkat pencapaian
hasil program dengan target yang
ditetapkan di awal. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi
prinsip efektivitas kalau kegiatan
yang dilakukan dapat mengatur
keuangan untuk membiayai aktivitas
dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan
kualitatif outcomes-nya sesuai
dengan rencana yang telah

Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan
kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan hasil
kerja sesuai dengan mandat
yang diterima kepada orang lain
(masyarakat, atasan, ataupun
pihak-pihak lain yang telah
ditetapkan)

Transparansi
Transparansi adalah adanya
keterbukaan informasi. UU
14/2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik mengatur
tentang akses terhadap
informasi yang dikuasai oleh
badan publik (termasuk sekolah)

Keadilan
Keadilan dalam manajemen
keuangan adalah adanya
kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pelayanan publik yang
berkualitas.

Integritas
Pengelolaan keuangan
dipercayakan kepada sumber
daya yang memiliki kemampuan
sesuai dengan bidang kerjanya
(integritas) dan kejujuran yang
tinggi sehingga peluang
terjadinya korupsi dapat
diminimalkan

TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS
DAN PARTISIPASI DI
SEKOLAH/MADRASAH
Transparansi, akuntabilitas dan
partisipasi merupakan bagian
dari pilar “good governance”dan
berkaitan erat dengan tata
kelola pendidikan (good
education governance).

Bentuk dari setiap pilar tersebut
dalam bidang pendidikan antara lain
berupa:
1. Partisipasi
a. adanya peraturan, kebijakan, dan
pedoman proses partisipasi yang
telah disusun.
b. adanya forum konsultasi dan temu
publik baik pada tahapan
perencanaan maupun pelaksanaan
rencana.
c. pelibatan stakeholder (para
pemangku kepentingan) dalam

2. Transparansi
a. adanya peraturan yang
menjamin akses terhadap
informasi (tepat waktu,
mudahdijangkau dan bebas
diperoleh)
b. adanya mekanisme
keterbukaan dan standarisasi
pelayanan publik

3. Akuntabilitas
a. adanya mekanisme penyampaian
keluhan dan tanggapan (complaint
and response),
b. adanya mekanisme
pertanggungjawaban/pelaporan,
c. adanya indikator kinerja,
pengukuran dan penilaian kinerja,
d. adanya mekanisme reward dan
punishment

Berdasarkan bentuk nyata setiap
pilar dalam tata-kelola pendidikan,
maka fungsi manajemen/pengelolaan
sekolah yang bersinggungan adalah
dalam:
1. tata-kelola dan fungsi perencanaan
dan penganggaran di sekolah
2. tata-kelola dan fungsi
implementasi program dan kegiatan
di sekolah
3. tata kelola dan fungsi monitoring
dan evaluasi
4. tata kelola dan fungsi pelaporan

Contoh nyata yang berkaitan erat
dengan ketiga pilar (transparansi,
akuntabilitas dan
partisipasi) adalah:
1. Rencana dan realisasi penggunaan
dana yang ditempel di papan
pengumuman sekolah/madrasah
2. Pengumuman penerimaan dana
sekolah/madrasah yang ditujukan
kepada masyarakat melalui papan
pengumuman.

TERIMA

KASIH